Desember 2017 -...

48
Desember 2017 1

Transcript of Desember 2017 -...

Page 1: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 1

Page 2: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

2 Desember 2017

Page 3: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 3

Page 4: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

4 Desember 2017

Pelindung : RD Rochadi Widagdo

Pemimpin Redaksi : RD Angga Sri Prasetyo

Redaktur Pelaksana : Rully Larasati

Sekretaris Redaksi : Margaretha Umi Shella

Editor : Rully Larasati

Staf Redaksi : Fani Natalia, Ignatius Dimas, Inigo A.Bawono,

Margaretha Nurmalasari, Paskalia Yosefin ,

Wahyu Haryo.

Fotografer : Alexander Hendrito, Dani Alyandu

Layout : Hilarion Anggoro, Pricilia Genea,

Richard Paneson

Iklan : Stella Intan (0813 8183 0985)

Sirkulasi : Theodorus Egep Henakin (0856 9366 1808)

Alamat Redaksi

Sekretariat Paroki St.Yohanes Maria Vianney Jl. Bambu Wulung No.60,

Bambu Apus, Jakarta Timur. Telp: 021-8444893 / 021-84307905

Tema Bulan

Januari 2018 :

“Kita Bhinneka,

Kita Indonesia”

Redaksi menerima kiriman foto (beserta kete rangan), berita dan artikel

dari umat disertai identitas pengirim dan nomor telpon / HP yang dapat

dihubungi, Kirim ke [email protected]. Redaksi berhak menyunting

semua kiriman berita dan tulisan yang masuk.

Bulan Desember adalah bulan yang selalu dinanti-

nantikan oleh seluruh umat Kristiani, dimana pada

tanggal 25 Desember kita merayakan kelahiran Sang Juru

Selamat Raja Damai.

Betapa Kasih Allah tercermin melalui Yesus, yang

kehadiranNya di palungan yang sederhana memberikan

kedamaian yang membebaskan. Allah mau memberikan

damai lewat tindakan nyataNya dengan menjelma

menjadi anak manusia.

Pada edisi kali ini, umat diajak untuk merefleksikan

kehadiran Yesus Kristus pada perayaan Natal ini dengan

menjadi duta damai kepada sesama. Damai yang

diberikan Allah melalui kelahiran Yesus kepada kita

hendaknya kita bagikan juga pada sesama kita. Lewat

doa “jadikanlah aku pembawa damai,” St. Fransiskus

mengajak kita untuk dapat menjadi anak-anak Allah

yang dapat menghadirkan damai di tengah banyaknya

perbedaan dan perselisihan yang marak terjadi dalam

situasi kehidupan sosial saat ini. Selamat merayakan Natal

2017 dan Tahun Baru 2018.

Cover :

Jadikanlah Aku Pembawa

Damai

Desain Cover :

Hilarion

*Menjadi duta damai bagi

sesama dalam semangat kasih

dan kesederhanaan.

Dikelola oleh:

Redaksi & Tim Majalah INRI

Page 5: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 5

Daftar Isi

6

9

19

28

10

20

30

12

26

31

18

27

32

16 22 24Sajian Utama Inspirasi Ziarah Di Balik Layar

Historia

Renungan Iman

TIPS

Suara Umat

Santo/Santa

BIA

Kabar

Parenting

Seni Kreasi

Katekese

Kesehatan

Tunas

Kita Adalah

Pembawa Damai

Tiga Orang Majus

Jadikanlah Aku

Pembawa Damai

Menjaga Kebugaran

Tubuh Saat Musim

Hujan

Ku Bawa Damai

Bagimu

Santo Ambrosius

Kisah 4 Lilin

Paroki Cilangkap

Peduli Korban

Bencana di

Yogyakarta

Jadikanlah Aku

Pembawa Damai

Ayo Bermain Labirin

Pohon Natal

Desember,

Datangnya Natal

Dan Damai

Kiat Sederhana Hidup

Sehat Dan Bahagia

Menemukan Passion

Dalam Bermusik

Berbagi Rahmat Ilahi

Kepada Semua

Katedral Santo Petrus

Bandung

Dua Srikandi

Pengelola Keuangan

Paroki

Page 6: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

6 Desember 2017

edamaian memberikan semangat

dan energi positif bagi manusia untuk secara terus menerus

bertumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang sempurna. Kedamaian perlu dihadirkan pertama-tama melalui diri sendiri, yang kemudian diwujudnyatakan dalam tindakan konkret dalam kehidupan sosial di dalam gereja dan masyarakat.Sebagai pengikut Kristus kitamengamini bahwa Allah adalah kasih (Deus Caritas Est),

dan kasih Allah hadir melalui Yesus Kristus yang memberikan kedamaian bagi umat manusia.Kedamaian itu adalah kedamaian yang membebaskan manusia dari dosa dan belenggu kejahatan sehingga menjadikan manusia sebagai anak-anak Allah. Oleh karena itu, panggilan dan perutusan kita sebagai orang kristiani adalah menjadi pembawa damai bagi dunia dengan mewujudkan kasih Allah bagi sesama.

Hidup penuh dengan kedamaian adalah harapan setiap pribadi manusia, bahkan sejak dalam kandungan seorang ibu akan berusaha sedemikian rupa memberikan rasa damai kepada si calon bayi.

Foto : KOMSOS / Rio

Page 7: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 7

Mari kita belajar menjadi duta pembawa damai melalui beberapa hal berikut:

Ensiklik Pacem In TerrisSalah satu ensiklik penting yang

dikeluarkan oleh Paus Yohanes XXIII untuk Gereja adalah: PACEM IN TERRIS. Ensiklik ini dikeluarkan pada 11 april 1963 dan melalui ensiklik ini Gereja memberikan perhatian yang besar dalam menegakkan perdamaian yang

universal berdasarkan kebenaran, keadilan, kemurahan, dan kebebasan. Gereja memahami bahwa kedamaian sungguh-sungguh dirindukan oleh semua orang dari segala zaman dan kedamaian dapat terwujud apabila umat manusia menempatkan seluruh aspek kehidupannya dalam kesetiaan pada perintah Allah. Hal ini tampak jelas dalam kalimat pembukaan ensiklik ini yang berbunyi: pacem in terris quam homines universi cupidissime quovis tempore appetiverunt, condi confirmarique non posse constat, nisi ordine, quem Deus constituit, sancte servato.”(Damai di bumi, yang paling dirindukan oleh semua orang dari segala zaman, dapat ditegakkan dengan kuat, hanya apabila perintah yang ditetapkan oleh Allah dapat ditaati dengan setia). Satu hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah menghargai pribadi lain yang berbeda dengan kita

dan memperlakukan mereka yang lemah secara adil. Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka (Mat 7:12).

St. Fransiskus Assisi: “Saudara Damai”

St. Fransiskus dari Assisi adalah salah seorang kudus dalam gereja, yang meninggalkan kemapanan hidup bisnis ayahnya dengan memilih hidup miskin dalam pelayananya kepada

sesama. Ia menjadi duta damai melalui cara hidupnya yang memperhatikan orang-orang yang lemah dan hina. Keistimewaan St. Fransiskus dari Assisi dalam mewujudkan damai adalah dengan menjadikan setiap ciptaan Tuhan sebagai“saudara”, sebuah sebutan yang mengungkapkan relasi yang dekat secara emosional dan mau menjadi bagian dari sesama ciptaan. Menjadi pembawa damai menurut St. Fransiskus dari Assisi berarti mau menjadi pembawa cinta kasih dimana ada kebencian, mau mengampuni saat terjadi penghinaan, mewujudkan hidup rukun saat ada perselisihan, membawa pengharapan saat kecemasan melanda, dan selalu membawa harapan ketika kesedihan sedang dialami oleh sesama.

kedamaian dapat terwujud

apabila umat manusia

menempatkan seluruh aspek

kehidupannya dalam kesetiaan pada perintah Allah.

Page 8: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

8 Desember 2017

Sekolah PedongkelanKedamaian tidak semata hadir

karena adanya kesamaan, sebaliknya kedamaian perlu dihadirkan dalam perbedaan. Perbedaan akan menjadi indah, jika setiap pribadi didalam masyarakat mampu melihat perbedaan dalam sudut pandang positif. Sekolah pedongkelan adalah sekolah non formal yang dijalankan oleh Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) yang anggotanya berasal dari beberapa paroki di Keuskupan Agung Jakarta. Sekolah pedongkelan hadir bagi anak-anak yang tinggal di sekitar pedongkelan. Tujuan sekolah ini pertama-tama adalah untuk mengurangi waktu anak-anak pedongkelan di jalanan yang penuh dengan kekerasan, dan mengisi waktu anak-anak dengan hal-hal yang positif. Tindak kekerasan yang biasa dihadapi oleh anak-anak pedongkelan yaitu: kekerasan fisik, intimidasi, paksaan untuk mengamen, paksaan untuk mengemis, dan keterlibatan dalam kelompok kriminal. Waktu mereka yang biasa dihabiskan di jalanan kini telah diganti dengan kegiatan-kegiatan positif, seperti turut serta dalam membagikan makanan

sehat dan gratis yang diadakan rutin setiap bulan.

Sekolah Pedongkelan mengajarkan tentang membangun kedamaian di mulai sejak anak-anak: bahwa kedamaian dapat hadir dengan melakukan kegiatan-kegiatan yang positif dan berguna bagi banyak orang. KKIT dan beberapa kelompok sosial lain hadir dipedongkelan dengan cara sederhana untuk membangun hidup sosial yang baik dan kehadiran mereka merupakan bentuk hidup damai yang mampu memadukan perbedaan yang ada menjadi kekuatan positif yang membangun.

Menjadi Pembawa DamaiSebagai umat paroki St. Yohanes

Maria Vianney, kita pun diutus untuk menjadi duta damai bagi masyarakat sekitar, yang dimulai dari diri sendiri dan di dalam keluarga. Di tengah kehidupan kota Jakarta yang saat ini sedang marak dengan isu-isu sara, kita ditantang untuk menghadirkan damai. Dengan menimba inspirasi dari ensiklik Pacem in Terris, atau gaya hidup St. Fransiskus Assisi, atau belajar dari lembaga seperti KKIT,kita bisa menjadi duta damai bagi sesama dengan menghadirkan suasanadamai melalui ucapan dan tindakan sederhana, misalnya tidak memperkeruh suasana tetapi berpartisipasi menyelesaikan persoalan.

St. Yohanes Maria Vianney, pelindung paroki kita, telah menunjukkan cara hidup sederhana dengan menjadi imam yang saleh di desa yang terpencil. Dia menjadi besar karena kesederhanaan dan kesalehan hidupnya yang mengundang orang dari kota dan tempat yang jauh untuk mendapatkan kedamaian. Kemegahan dan keindahan gedung gereja paroki hendaknya juga menunjukkan kemegahan dan keindahan hati umat yang mampu menghadirkan damai ditengah situasi kehidupan sosial masyarakat yang penuh dengan dengan nuansa sara. Kita memulai damai itu dari dalam diri kita, melalui keluarga kita, melalui komunitas lingkungan basis kita, dan melalui kehidupan menggereja kita. Dengan tidak melupakan peran Roh Kudus yang hadir, kita mampu menjadi duta damai bagi sesama, menjadikan setiap ciptaan Tuhan sebagai saudara dan saudari dalam kehidupan sehari-hari kita. Menjadi duta damai dimulai dari sekarang dan dari diri sendiri.

(Chiko Namang)

Page 9: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 9

Orang Kristiani sudah tidak asing lagi dengan tiga orang Majus yang mengunjugi kanak-kanak

Yesus dengan petunjuk bintang yang mereka lihat dari Timur. Lalu siapakah para majus ini?

Kata “majus” sendiri berasal dari kata “magos/ magio” (bahasa Yunani), dikenakan pada sekelompok imam yang dikenal sebagai ahli - ahli perbintangan dan pada orang - orang bijak di kalangan suku bangsa Medes dan Persia. Peran para majus ini bisa dibilang sangat penting. Kedatangan mereka ke Bethlehem, membuktikan bahwa kehadiran Yesus, Sang Juru Selamat memang sudah tertulis dalam kitab para Nabi sebelumnya. Para majus datang kepada Yesus dengan membawa persembahan berupa persembahan emas, kemenyan dan mur.

Karakter ketiga orang majus yang dikenal di Gereja Katolik Roma berasal

dari tradisi yang diperoleh sejak abad 7, tentang adanya tiga orang majus dengan nama Melchior, Caspar dan Balthasar. St. Bede (735) menulis tentang hal ini dalam Excerpta et Collectanea. Tertulis dalam surat itu, bahwa orang pertama bernama Melchior, seorang yang tua dengan rambut putih dan jenggot yang panjang yang mempersembahkan emas kepada Tuhan sebagai Raja. Yang kedua bernama Caspar, muda dan tidak berjenggot, ber-bintik-bintik kemerahan dengan persembahan kemenyan, persembahan yang ditujukan kepada Sang Ilahi. Ketiga, berkulit hitam dan berjenggot lebat, bernama Balthasar, dengan persembahan mur yang menandai bahwa Anak Manusia itu yang akan wafat.”

Kisah tiga majus ini diperingati setiap tanggal 6 Januari, yaitu Hari Penampakan Tuhan, satu minggu sebelum masa Natal berakhir. (Sefin)

Ilustrasi : www.thecultureconcept.com

“Sesudah Yesus dilahirkan di

Betlehem di tanah Yudea pada

zaman raja Herodes, datanglah orang-orang majus dari Timur ke Yerusalem… “ (Matius 2:1-12).

Page 10: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 201710

Page 11: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 11

Page 12: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

12 Desember 2017

Hujan deras yang mengguyur wilayah DI Yogyakarta selama tiga hari berturut-turut, Rabu-Jumat (27-29/11), mengakibatkan sejumlah sungai meluap dan membanjiri sebagian kawasan Kabupaten Gunung Kidul, Bantul, dan Kulon Progo.

Rumah-rumah terendam banjir hingga warga terpaksa mengungsi. Selain banjir, bencana tanah

longsor juga melanda sebagian wilayah Gunung Kidul dan Kulon Progo.

Keprihatinan akan bencana ini menggerakkan Yossi Septavian (25) dan teman-temannya di komunitas Askal Club Ndalu (ACN) dan Hitam Putih untuk membantu korban bencana. Komunitas ini merupakan gabungan orang muda Katolik (OMK) Paroki Wonosari, Paroki Bandung, Paroki Kelor, dan Paroki

Jenengan, serta anak muda non Katolik dari Kabupaten Gunung Kidul.

Mereka mendata kebutuhan korban bencana, menggalang donasi, serta menyalurkan bantuan ke pengungsian. Donasi yang dikumpulkan berupa uang hingga pakaian layak pakai. Donasi berupa uang dibelanjakan barang-barang kebutuhan pengungsi seperti selimut, tikar, pakaian dalam, popok bayi dan orang dewasa, serta obat-obatan.

Komunitas ini memprioritaskan

Paroki CilangkapPeduli Korban Bencanadi YogyakartaFoto : Dok. KOMSOS

Page 13: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 13

penyaluran bantuan ke Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunung Kidul yang dilanda banjir paling parah, yakni setinggi 3 meter dengan luasan hingga 30 hektar. Rumah-rumah di daerah itu terendam banjir hingga tinggal terlihat bagian atapnya. Bantuan diberikan kepada 41 keluarga, terdiri atas 16 keluarga di Dusun Kwangen Lor, 21 keluarga di Kwangen Kidul, serta 4 keluarga di sekitar Pasar Pacarejo. Kecamatan lain yang mendapatkan bantuan, yakni Kecamatan Gedangsari.

Perwakilan Seksi Komunikasi Sosial Paroki St Yohanes Maria Vianney Cilangkap dan Redaksi INRI memberikan bantuan uang kepada korban banjir, melalui komunitas ini. Tim dari Komsos ini juga turut membantu mengemas barang-barang yang dikumpulkan di posko bantuan di Kecamatan Wonosari, Gunung Kidul, serta menyalurkan langsung ke warga yang menjadi korban banjir.

Sementara itu, Seksi PSE dan WKRI Paroki Cilangkap juga menghimpun bantuan dari umat berupa uang dan barang. Bantuan yang terkumpul berupa uang Rp 8,4 juta, serta pakaian layak

pakai dan perlengkapan mandi. Bantuan itu juga disalurkan melalui komunitas ACN dan Hitam Putih. (Shella&Stella)

Tim Komsos Cilangkap berkoordinasi dengan

Romo Sapto di Paroki Wonosari sebelum menuju

ke posko bantuan.

barang-barang kebutuhan seperti selimut, tikar, pakaian dalam, popok bayi dan orang dewasa, serta obat-obatan yang siap di distribusikan.

Tim Komsos Cilangkap bersama dengan komunitas ACN dan Hitam Putih melakukan pendistribusian bantuan yang dilaksanakan di Desa Pacarejo, Dusun Kwangen, Wonosari.

Page 14: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

14 Desember 2017

Seminar Kesehatan yang diadakan pada hari Minggu, 10 desember 2017 di basement Gereja Anak Domba, St. Yohanes Maria Vianney, Paroki Cilangkap dihadiri oleh para lansia.

Sakramen Pembaptisan Bayi yang diadakan pada hari Minggu, 10 desember 2017 di Gereja Anak Domba, St. Yohanes Maria Vianney, Paroki Cilangkap dipimpin oleh RD Angga Sri Prasetyo.

Foto: KOMSOS / Dani

Foto: KOMSOS / Dani

Sakramen Baptis

Seminar Kesehatan

Page 15: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 15

OMK Wilayah V membuat kandang Natal pada hari Sabtu, 23 Desember 2017 yang akan diletakkan di samping Altar sebagai salah satu dekorasi perayaan Natal di Gereja Anak Domba.

Kunjungan Warga Jerman ke Gereja Anak Domba, St. Yohanes Maria Vianney, Paroki Cilangkap pada hari Minggu, 10 desember 2017 dilakukan dengan perayaan ekaristi.

Foto: KOMSOS / Dani

Foto: Komsos / Stella

Misa Dalam Bahasa Jerman

Kandang Natal

Page 16: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

16 Desember 2017

Pria kelahiran 1978 yang akrab disapa Lukas ini giat menggerakkan komunitas-

komunitas di tempat ia tinggal untuk berkarya dalam bidang seni, budaya, dan sosial. Selalu ada agenda rutin tiap tahunnya untuk mengadakan kegiatan seni seperti teater, keroncong, dan juga kegiatan sosial lainnya. Beberapa kegiatan sosial yang sering dilakukan adalah bakti sosial ke panti asuhan, menggelar pengobatan gratis, dan

seperti yang baru saja dilakukan, yaitu menolong korban bencana alam banjir dan tanah longsor di Wonosari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Berawal dari perkumpulan orang muda Katolik (OMK) wilayah di tempatnya tinggal, Lukas mengajak mereka untuk berani bergerak keluar. Berkarya pada sesama tanpa terbelenggu sekat “Gereja”.

Lukas mengajak OMK yang berkumpul di tempatnya untuk belajar kehidupan

Tak terhitung rahmat Ilahi yang kita terima melalui Gereja, mulai dari Ekaristi kudus sampai pada rahmat kehidupan. Namun, apakah rahmat melimpah yang kita terima cukup berhenti pada diri sendiri? Beranikah kita membagikan berkat dan kasih Allah tersebut pada semua orang hingga keluar “tembok” Gereja? Lukas Priyo Arintoko menjawab gamblang pertanyaan tersebut.

Foto : KOMSOS / Shella

Page 17: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 17

dan menghargai hidup serta saling bantu pada orang lain.

Ajakan Lukas menemukan bentuknya pada komunitas yang ada saat ini. Sebut saja komunitas Hitam Putih dan ACN (Askal Club Ndalu). Bila komunitas Hitam Putih punya perhatian pada misi seni dan budaya pada umumnya, maka ACN punya fokus berkarya lewat keroncong setiap malam.

Ya, setiap malam! Di kediaman bapak AY Tugino, “markas” Lukas dan kawan-kawan . Tepatnya di dusun Rejosari, desa baleharjo, Wonosari, Gunung Kidul, DIY.

Walaupun berawal dari OMK yang notabene komunitas Gereja, namun saat ini anggota komunitas Hitam Putih dan ACN berasal dari latar belakang yang beragam, termasuk dalam hal keyakinan. Keputusan untuk “bertualang” di luar Gereja dimulai ketika Lukas dan kawan-kawan merasa bahwa mereka butuh karya yang lebih bervariasi.

“Ketika kami sudah mentok, dalam arti kami sudah tidak dapat berbuat apa-apa di dalam Gereja karena sudah terlalu penuh, sampai bingung mau berbuat apa. Ketika kami sudah berpikir untuk berbuat untuk masyarakat yang lebih luas tidak hanya lingkup Gereja,” kata pria berambut panjang ini pada INRI.

“Kami lantas keluar dan membentuk komunitas Hitam Putih. Siapapun boleh ikut,” imbuhnya. Hitam Putih Mengusung tag line komunitas budaya dan sosial.

Rahmat yang diterima dari Gereja dalam bentuk ilmu dan pengalaman dibagi tanpa merasa takut dirugikan. Lukas punya latar pendidikan seminari dan seni theater di ISI Yogyakarta, tidak segan berbagi ilmu. Begitu juga yang

lain menyumbang ilmu dalam hal musik keroncong.

Ada satu acara rutin yang tidak pernah terlewatkan oleh komunitas ini, yaitu napak tilas ke taman makam pahlawan. Dimulai pada tahun 2008, acara ini sudah mau memasuki tahun ke-10.

Kegiatan ini juga menjadi hal yang berkesan baginya. Ketika ia sedang mengerjakan satu proyek di Palembang, ia berhalangan ikut napak tilas. Tapi kawan-kawannya di Wonosari tetap setia menjalankan “ritual” tersebut. Ia merasa terharu dan terkesan dengan inisiatif dan kesadaran kawan-kawan seperjuangannya itu.

Akhirnya, Lukas menitipkan harapannya pada OMK dan penggiat Gereja lainnya. Ia berharap, mereka mau bergerak keluar ketika sudah waktunya. Selain supaya terjadi regenerasi yang sehat di Gereja, gerakan keluar tentu akan menjadi bukti bahwa kasih Kristus yang diterima di Gereja mampu kita bagikan dan menjadi berkat bagi semua orang tanpa terkecuali.

“Keluarlah dan bergeraklah di masyarakat, sebarkanlah apa yang sudah kita peroleh dalam Gereja keluar, supaya kasih Yesus yang kita pelajari dan kita terima dalam Gereja itu bisa diterima banyak orang,” kata nya.

Menurut dia tantangan pasti ada, terutama masalah dana yang tidak lagi disokong Gereja. Namun, bila tantangan itu dijalani, maka ini akan menempa pelakunya menjadi pribadi yang lebih kuat dan matang.

“Jadi, kalau di luar (Gereja) otomatis nanti dana dan sebagainya tidak ada yang men-support. Tapi kalau kita mau bergerak, ayo bergerak bareng, maka kita jadi lebih kreatif, lebih bertanggung jawab,” pungkasnya. (Igo)

Page 18: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

18 Desember 2017

Oleh: Hiasintus Sin

Desember adalah bulan yangpenuh hiruk pikuk. Penghujung tahun dan

semua seperti dikejar-kejar waktu. Tutup buku, laporan akhir tahun, laporan pertanggungjawaban yang belum selesai, penyerapan anggaran yang tidak sesuai target, lalu natal dan tahun baru yang di depan mata.

Bagi sebagian orang maka

Desember adalah surga keuntungan, karena Desember

bisa berarti natal yang siap dibisniskan. Maka wajar, Desember pun telah penuh dengan ornamen dan ucapan natal dimana-mana, di jalan-jalan, di pertokoan, di mall yang terkadang membuat Desember menjadi natal sejak awalnya. Sehingga semua ingin agar tak tertinggal dan kala Desember tiba, maka natal telah tiba pula.

Beruntung bagi kita orang Katolik, adven datang bersama Desember yang sibuk. Adven menahan gejolak natal tak meledak meski telah ditebar sejak awal. Walaupun Desember lalu seakan penuh sesak berdesak-desakan dengan adven yang selalu datang di awal Desember. Tapi adven bukan tanpa arti, karena pesan istimewa selalu diantar oleh pengantar yang istimewa pula. Dan adven adalah pengantar istimewa itu.

“Dia dinamakan Penasihat Ajaib, Allah Maha Perkasa, Bapa Kekal, Pangeran Perdamaian” (bdk. Yes 9:5), itu kata Yesaya tentang siapa yang diantar adven kepada kita. Dia yang datang itu membawa satu situasi yang dengan indah dikatakan Yesaya: “Serigala akan

tinggal bersama domba, macan tutul akan berbaring di samping kambing. Anak lembu dan anak singa akan makan rumput bersama-sama dan seorang anak kecil akan menggiring mereka” (bdk .Yes 11:6). Damai. Itu yang tersirat dari Yesaya. Damai dibawa oleh pembawa damai.

Tapi Desember dan adven kali ini datang bersama Donald Trump yang mengejutkan. Trump tidak ingin serigala tinggal bersama domba, tidak ingin macan tutul berbaring di samping kambing. Trump dan mungkin juga kita sering tidak mampu mengerti Yesaya. Miris, tapi memperjelas maksud Yesaya bahwa pribadi yang tidak damai tidak mampu membawa damai.

Santo Fransiskus dari Asisi meninggalkan jejak indah bagi perayaan natal kini. Ia yang membawa natal pada kesyahduan dan keindahan kandang natal dengan lembu dan keledai yang menemani, tahu dengan baik paradoks Yesaya. Perjumpaan dengan damai itu menjadikannya bijak meminta: “Jadikanlah Aku Pembawa Damai”, dan itu menegaskan Yesaya.

(Sintang, 17 Desember 2017)

Page 19: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 19

Oleh: RD Rochadi Widagdo

Yesus mengembalikan kerajaan Allah, damai sejahtera, menebus dan menyelamatkan manusia dari

dosa dan kuasa kegelapan. Penebusan Tuhan Yesus menyeluruh dan total hingga kita dibebaskan dari dosa asal. Penebusan sampai ke akar kedosaan yang bermula sejak Adam. Maka Yesus juga disebut Adam baru yang memulihkan hidup Ilahi yang rusak karena dosa Adam.

Kehadiran Yesus sejak kelahiran hingga kebangkitan-Nya untuk menyelamatkan kita dan membebaskan

kita dari dosa dan kuasa kegelapan serta memberikan damai dan hidup kekal. (Bdk Filipi 2:1-11)

Fransiskus Assisi mengalami perjuangan panjang untuk mengenal cinta kasih Kristus. Dia hidup dalam pesta pora, kemabukan dan hawa nafsu namun tidak menemukan kedamaian. Semuanya berakhir dengan kehampaan; kelimpahan yang dinikmati adalah kekosongan. Hingga berjumpa dengan seorang kusta yang memohon belaskasih; kemudian diberikan hartanya dan diciumnya sikusta itu dan hatinya mengalami damai.

Fransiskus Assisi membuka hati pada

kehadiran Tuhan dalam diri seorang miskin dan kusta. Hati Fransiskus terbuka kepada Tuhan yang terus membimbingnya. Dia meningggalkan segala kemewahan dunia mengikuti suara: “Pergilah dan beritakanlah: Kerajaan Sorga sudah dekat” (Matius 10:7).

Dia hidup miskin, menolak harta warisan orang tua dan hidup dengan mengandalkan belaskasih Tuhan. Dia bersama dengan para pengikut mendirikan ordo Saudara Dina.

“Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga” (Matius 5:3).

Damai adalah buah dari pelayanan,pelayanan adalah buah dari kasih, kasih adalah buah dari iman, iman adalah buah dari doa dan Doa buah dari keheningan yang bersumber dari kekosongan; menghampakan diri.

Marilah menjadi Pembawa Damai bagi Allah dan ciptaan-Nya; dengan kerendahan hati, kemiskinan dan pengosongan diri Yohanes Pembaptis dan St. Fransiskus Assisi. Hanya pada Tuhan Yesus kita menyembah, percaya, berharap dan mengasihi; karena Dia adalah Raja Damai.

Damai mulai dari dalam hati kita. Yesus datang ke dunia untuk menjadikan dunia damai sejahtera. Penyebab rusaknya dunia adalah dosa yang bersumber dari kuasa kegelapan, sijahat, setan.

Page 20: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 201720

Page 21: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 21

Page 22: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

22 Desember 2017

Page 23: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 23

Page 24: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

24 Desember 2017

Begitu pula di Paroki St. Yohanes Maria Vianney, terdapat tim keuangan yang terdiri dari dua

orang wanita yang menjalankan tugas tersebut sehingga dapat bermanfaat dengan baik bagi karya pelayanan

gereja. Dalam struktur organisasi Dewan Pleno Harian, keduanya bertanggung jawab sebagai Bendahara Paroki.

Bendahara pertama bernama Anastasia Mirna Florita yang selalu kita

jumpai di antara petugas yang sibuk menghitung hasil kolekte mingguan. Dengan penuh kesabaran dan ketelitian yang tinggi, ciri khas dari seorang akuntan, Ibu Mirna membuat catatan keuangan dengan sangat rapi dan detail. Di balik kesabaran dan ketelitian itu selalu ada senyum tersungging untuk setiap orang yang menyapa. Ibu Mirna menjadi Bendahara Paroki sejak maret 2016.

Pada setiap institusi maupun organisasi formal maupun informal, pasti tidak pernah terlepas dari peranserta pengelola keuangan. Mereka bertugas dalam menyusun rencana anggaran serta mengatur keluar masuknya uang.

Foto : KOMSOS / Rio

Anastasia Mirna Florita & Fransiska Lina Verawati

Page 25: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 25

“Dengan aktif di Paroki saya mendapat kesempatan mengenal

dan berinteraksi dengan banyak

saudara seiman”, ungkap istri dari Heribertus Yanuar Eko Susanto,tentang kegembiraannya sebagai Bendahara Paroki, walaupun kadang kala ia harus kehilangan waktu bersama keluarga. Namun, pelayanan ini dipandangnya sebagai kesempatan untuk mengembangkan dan menyumbangkan kembali talenta yang telah diberikan Allah kepadanya, yaitu pendidikan dan keahliannya dalam bidang keuangan.

Ibu Mirna tidak sendirian. Ada juga Ibu Fransiska Lina Verawati yang bertugas sebagai Bendahara Dua Paroki, ia selalu menjadi partner setia sehingga pekerjaan mengawal keuangan umat ini tetap terlaksana dengan baik. “Ibu Siska merupakan partner kerja cocok bagi saya. Kami bisa saling berbagi dan mengisi dalam menjalankan tugas sebagai bendahara paroki. Komitmen kami sama, yaitu mengelola keuangan atau harta benda gereja yang merupakan milik umat secara transparan dan akuntabel,” ungkap Ibu Mirna tentang rekan se-pelayanannya tersebut.

Demikian pula bagi Ibu Siska, bekerja bersama dengan Mirna membawa banyak pengalaman yang berharga. Tentu bukanlah pekerjaan yang mudah mengelola keuangan paroki untuk berbagai aktivitas kegiatan umat dan untuk proses pengembangan dan perawatan gedung gereja. Bagi bunda dari Sebastian Dipo Septian dan Anastasia Nuki Matilda ini kesempatan menjadi bendahara paroki memberikan kesempatan baginya untuk bisa melakukan pelayanan yang konkrit bagi

sesama umat seiman. Sama seperti Ibu Mirna, sebagai ibu rumah tangga tentu aktivitas ini cukup menyita waktunya bersama keluarga. “Apalagi kami juga sama-sama masih aktif bekerja jadi harus bisa mengatur waktu untuk keluarga,”papar Ibu Siska yang juga umat dari lingkungan Maria Asumpta.

Dengan memahami kondisi masing-masing, Ibu Mirna dan Ibu Siska selalu berkoordinasi dengan baik sehingga pelayanan mereka dalam mengawal

keuangan umat paroki Cilangkap tetap bisa dilaksanakan sesuai target. Menyambut perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, kedua srikandi ini mengucapkan selamat hari Natal dan Tahun Baru. Mereka berharap agar kita bersyuku rmemiliki hati yang diperbarui dan menyambut kedatangan Mesias dengan sukacita dan damai. Mereka berpesan bahwa semoga kita semua juga menjadi pembawa terang, damai dan sukacita bagi sesama. (FV.Djangoen)

Salah satu kesibukan Ibu Mirna dan Ibu Siska, melayani penghitungan pemasukan dan

pengeluaran dana di sekretariat “Gereja Anak

Domba” St Yohanes Maria Vianney.

Page 26: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

26 Desember 2017

Melalui doa “Jadikanlah Aku Pembawa Damai”, Santo Fransiskus mengajarkan agar

kita dapat menghayati pola hidup berdampingan dan dapat menerima

perbedaan juga saat kita menjumpai situasi yang tidak nyaman dalam kehidupan bersama dengan orang lain. Doa yang amat bagus untuk kita tekuni bersama dalam kehidupan keluarga...

“Tuhan, jadikanlah aku pembawa damai, bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih, bila terjadi penghinaan jadikanlah aku pembawa pengampunan, bila terjadi perselisihan jadikanlah aku pembawa kerukunan, bila terjadi kesesatan jadikanlah aku pembawa kebenaran..” (P.S 221).

Bulan Desember yang diliputi suasana hangat saat kita berkumpul dengan keluarga, menjadi saat yang baik jika kita mengajak kembali anak-anak kita untuk menjadi pembawa damai dalam kehidupan mereka. Dasar yang kuat dari sebuah keluarga akan membuat seorang anak memiliki karakter yang baik di

tengah masyarakat nantinya.Mengajarkan anak tentang arti

kedamaian dapat dilakukan secara rutin dan konsisten sebagai situasi

pengondisian/pembiasaan positif dengan cara:1. Mendoakan Doa Jadikan Aku Pembawa

Damai secara rutin dalam Doa harian keluarga

2. Menghadirkan situasi yang harmonis dalam keluarga dengan mengunakan

cara positif saat menghadapi situasi konflik (beda pendapat)

3. Mengajak anak dirumah untuk dapat menceritakan pengalaman apa yang mereka rasakan setiap hari dan membantu mereka menemukan solusi terbaik

Ketiga pengalaman tersebut dapat menjadi hal penting dalam rangka membiasakan anak terbuka dengan kedua orangtuanya karena orangtua merupakan orang terdekat yang paling mengetahui kelebihan dan kekurangan anaknya juga tempat bagi anak untuk mengungkapkan semua yang mereka rasakan.Anak perlu mengalami perasaan bahwa lebih baik menceritakan apa yang mereka rasakan kepada orangtuanya sendiri daripada ke temannya atau ke orang lain yang tidak mengetahui mereka secara keseluruhan. (Nino)

Natal menjadi momen yang ditunggu oleh setiap umat Kristiani di seluruh dunia, ada rasa damai yang terasa di tengah hangatnya keluarga dalam suasana Natal seperti sekarang ini.

Foto : bibleask.org

Page 27: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 27

Page 28: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 201728

Foto : KOMSOS / Rio

Page 29: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 29

Page 30: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 201730

Page 31: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 31

Page 32: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 201732

Profesi organis saat ini termasuk langka bila dibandingkan dengan peran liturgi lain

seperti misdinar, lektor, penyanyi paduan suara. Gereja pun belum banyak yang menyelenggarakan pembelajaran musik gereja secara khusus serta minat umat

untuk mempelajari musik gereja kecil karena dianggap kurang menarik dan sulit.

Tapi hal itu tidak menghalangi Catharina Sita Ristya atau biasa dipanggil Risty untuk menekuni

profesi sebagai organis. Ia mulai mempelajari organ sejak usia 15 tahun. ”Waktu kecil belum terpikir untuk belajar musik, barulah saat remaja muncul keinginan untuk belajar dan orangtua mendukung. Melayani di gereja juga bukan paksaan orangtua, tetapi keinginan sendiri untuk menggunakan talenta atau hasil belajar yang sudah dicapai”, ungkap umat Stasi Santo Agustinus, Paroki Santo Antonius Padua Bidaracina.

Selama studi di Universitas Katolik Atma Jaya Fakultas Ekonomi, ia bergabung dengan PSGSJ yang membuatnya makin mencintai dunia musik. Ia pun dipercaya menjadi asisten pelatih paduan suara, Lucia Kusumawardhani Tirta Pratiwi, hal ini yang membuatnya menemukan passion di dunia pendidikan musik.

Bersama PSGSJ, ia menorehkan berbagai prestasi diantaranya terakhir menjadi Absolute Winner di ajang kompetisi paduan suara internasional dan Grand Prix Pattaya 2016 di Thailand. Selain aktif menyanyi, ia juga aktif menulis di KOMSOS paroki St.Yohanes Maria Vianney, Cilangkap.

Saat ini, Risty sibuk mengiringi misa

diberbagai gereja seperti di Paroki Kristus Raja Pejompongan, Paroki St.Fransiskus Asisi Tebet, dan Paroki St.Stefanus Cilandak, serta mengajar anak-anak yang memiliki keinginan untuk belajar piano/organ, khususnya musik gereja. “Saya menyukai sistem belajar privat karena saya bebas membuat kurikulum yang disesuaikan dengan kemampuan anak. Karena setiap anak memiliki kemampuan dan minat yang

berbeda-beda.” Sebelum menutup sesi wawancara, wanita kelahiran 15 Juli 1991 ini menambahkan untuk menjadi organis gereja haruslah memiliki atau menguasai banyak

keterampilan baik

praktek maupun teori. Organis harus selalu siap mengiringi walau terkadang minim

persiapan atau tanpa persiapan

sama sekali.(Theo)

Page 33: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 33

Page 34: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

34 Desember 2017

Page 35: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 35

Page 36: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

36 Desember 2017

Page 37: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 37

Page 38: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

38 Desember 2017

Page 39: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 39

Page 40: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

40 Desember 2017

Page 41: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 41

Page 42: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

42 Desember 2017

Page 43: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 43

Page 44: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

44 Desember 2017

Page 45: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 45

Page 46: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

46 Desember 2017

“Marilah menjadi Pembawa Damai bagi Allah dan ciptaan-Nya; dengan kerendahan hati, kemiskinan dan pengosongan diri Yohanes Pembaptis dan St. Fransiskus Assisi. Hanya pada Tuhan Yesus kita menyembah, percaya, berharap dan mengasihi; karena Dia adalah Raja Damai”.

Page 47: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

Desember 2017 47

Page 48: Desember 2017 - parokivianney.orgparokivianney.org/wp-content/uploads/2018/02/INRI-Desember-2017.pdf · Renungan Iman TIPS Suara Umat Santo/Santa BIA Kabar Parenting Seni Kreasi Katekese

48 Desember 2017