DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSI …
Transcript of DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSI …
DESAIN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
(STUDI KASUS SUPERMARKET PURNAMA DI YOGYAKARTA)
Oleh:
Muhammad Subkhan Syaukani Albahaj
Dosen Pembimbing:
Dr. Zaki Baridwan., SE., MSI., Ak., CA., CPA., CLI
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan mendesain ulang sistem informasi sumber
daya manusia yang ada di supermarket Purnama Yogayakarta. Jenis penelitian ini
adalah penelitian kualititaf dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Jenis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dengan
metode pengumpulan data observasi dan wawancara. Penelitian ini menemukan
permasalahan pada desain sistem informasi sumber daya manusia yang ada di
supermarket Purnama sebagai objek penelitian, yaitu struktur organisasi, perekrutan
sumber daya manusia, tata tertib operasional, dan kebijakan-kebijakan operasional
perusahaan. Usulan desain dari hasil evaluasi berbasis benchmark antara desain
sistem informasi sumber daya manajemen supermarket Alfamart dan supermarket
Maga. Sehingga dari hasil benchmark dapat menutupi kekurangan dan kelemahan
pada desain sistem informasi sumber daya manusia yang disesuaikan dengan
karakteristik objek penelitian.
Kata Kunci: Struktur organisasi, perekrutan sumber daya manusia, tata tertib
operasional, kebijakan-kebijakan operasional perusahaan.
ABSTRACT
DESIGN INFORMATION SYSTEMS MANAGEMENT HUMAN RESOURCES
(CASE STUDY SUPERMARKET PURNAMA AT YOGYAKARTA)
The research aims to evaluate and redesign the existing human resource information
system in Purnama Supermarket in Yogyakarta. This is a qualitative research by
using a descriptive approach. The type of data used in this study is primary data
obtained by data collection method of observation and interview. This study finds
problems in the design of human resource information system in supermarkets
Purnama as the research object, namely organizational structure, human resources
recruitment, operational order, and operational policies of the company. Proposed
design of benchmark-based evaluation results between the design of information
systems management resources supermarket Alfamart and supermarkets Maga. So
from the benchmark results can cover the shortcomings and weaknesses in the design
of human resource information systems adjusting the characteristics of research
objects.
Keywords: Organizational structure, human resources recruitment, operational
rules, company operational policies
PENDAHULUAN
Persaingan di dunia bisnis semakin berkembang di era globalisasi. Perusahaan
dituntut dapat meningkatkan kinerja dengan efektif dan efisien dalam menyelesaikan
kerja ataupun memecahkan persoalan yang ada di perusahaan, sehingga dapat
bersaing dengan perusahaan lain. Faktor utama yang dapat meningkatkan kinerja
perusahaan adalah sumber daya, sumber daya yang ada diperusahaan seperti sumber
daya financial, sumber daya manusia, dan kemampuan teknologi dan sistem
(Simamora, 1995). Oleh karena jumlah sumber daya yang ada di perusahaan
terbatas,untuk itu perlu dilakukannya pemberdayaan dan pengoptimalisasi
penggunaannya agar dapat mempertahankan kelangsungan perusahaan. Salah satu
aset terpenting dari sumber daya yaitu sumber daya manusia.
Sistem yang menyediakan informasi tentang sumber daya manusia perusahaan
merupakan sistem informasi sumber daya manusia atau HRIS ( Human resource
information system), yaitu sistem yang mendukung aktivitas-aktivitas manajemen di
fungsi sumber daya manusia. Fungsi sumber daya manusia ini dikenal dengan
departemen personalia, yang sekarang berganti menjadi fungsi sumber daya manusia,
sehingga menunjukan bahwa manusia didalam organisasi merupakan sumber daya
ekonomis yang penting, dimana akan mengembangkan sumber daya melalui
pelaksanaan perekrutan, pelatihan, pendidikan yang berkelanjutan, konseling, dan
melakukan evaluasi lingkungan kinerja ( Hall, 2007 : 20). Chairul (2014) sistem
informasi manajemen sumber daya manusia dibentuk untuk mendukung proses yang
ada di dalam organisasi ataupun perusahaan, yang ruang lingkupnya mencangkup
proses perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian yang menggambarkan
kondisi sebenarnya di lapangan.
Penelitian serupa dilakukan oleh Yeni Carolina (2015) yang melakukan penelitian
tentang pengaruh kinerja individu terhadap kualitas sistem informasi akuntansi pada
bank-bank di kota bandung. Hasil penelitian tersebut adanya pengaruh yang kuat dan
searah antara kinerja individu dengan kualitas sistem informasi. Salah satu hasil dari
sistem informasi yaitu sistem informasi sumber daya manusia, sehingga akan
meningkatkan pula kinerja organisasi, dengan efisiensi dan efektivitas perusahaan
akan tercapai, dari pengoptimalan sistem informasi.
Dengan omzet ratusan milyar pertahun yang dicapai oleh supermarket Purnama,
akan tetapi pesaing akan terus berkembang agar tetap bertahan dipasar walaupun
keadaan pasar sedang lesu yang dicerminkan dari banyak gerai retail yang tutup.
Dengan pencapaian supermarket Purnama terbilang bagus, tetapi manajemen merasa
tidak mencapai kinerja yang optimal, jika dilihat dari kinerja sumber daya manusia
yang sekarang dibandingkan dengan pesaing dari supermarket lainnya, sehingga
manajemen merasa masih dapat meningkatkan potensi kinerja dari sumber daya
manusia. Disisi lain banyak supermarket baru bermunculan dengan pelayanan dan
sumber daya manusia yang profesional, sehingga semakin ketatnya persaingan dalam
usaha ini.
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
Mengevaluasi sistem informasi sumber daya manusia yang ada di supermarket
Purnama Yogyakarta dan mengkonsep dan mendesain dari evaluasi sistem informasi
sumber daya manusia yang ada di supermarket Purnama Yogyakarta.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dari skripsi ini adalah penelitian kualitatif, Creswell (2009)
menjelaskan bahwa penelitian kualitatif memahami data atau kejadian yang di alami
oleh subjek penelitian secara mendalam. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
deskripsi, yaitu penelitian dimana berupaya untuk menuturkan pemecahan masalah
yang sedang dihadapi berdasarkan data-data berupa kalimat tertulis atau lisan dari
individu dan perilaku yang dapat diamati (Creswell,2009). Alasan peneliti mengambil
penelitian kualitatif adalah guna mengetahui subjek yang diteliti secara keseluruhan
seperti kegiatan antara karyawan dengan karyawan, karyawan dengan pelanggan.
Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Data primer
didapatkan dengan melakukan wawancara dan observasi. Dalam wawancara
penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur, dimana merupakan wawancara
yang pewawancaranya menetapkan secara pribadi baik masalah dan pertanyaan yang
akan disampaikan. Wawancara dilakukan kepada dua supermarket untuk melakukan
benchmark. Pertama wawancara dilakukan dengan pemilik supermarket Maga yang
berada dikota Yogyakarta. Supermarket Maga dipilih karena sudah berdiri lebih dari
15 tahun serta mempunyai omzet hingga puluhan milyar perbulannya dan secara
sejarah perkembangannya, supermarket Maga sama dengan supermarket Purnama
yang dimulai dari supermarket belum terorganisir atau manajemennya hanya
dilakukan oleh pemilik tanpa adanya standarisasi ataupun struktur jabatan di
supermarket.
Peneliti juga mewawancarai salah satu karyawan supermarket Alfamart, karena
supermarket Alfamart sudah mempunya ribuan gerai di Indonesia dengan omzet
hingga ratusan milyar perbulan. Bahkan, disaat tahun 2016 ekonomi mengalami
penurunan supermarket Alfamart mampu membuka 93 gerai dibandikan pesaingnya
Indomaret yang menutup 72 gerainya. Selain itu, Alfamart menjadi objek benchmark
dikarenakan mempunyai standarisasi dalam pelayanan sehingga menjadikan ciri khas
bagi pelayanan supermarket Alfamart. Objek utama penelitian, mewawancarai
supermarket Purnama di Yogyakarta sebagai objek dalam penerapan benchmark dari
hasil wawancara supermarket Maga dan Alfamart, dikarenakan supermarket Purnama
masih terbilang tradisional tetapi omzet yang diraup hingga milyaran tiap bulan.
Di dalam penelitian ini juga melakukan observasi untuk membantu hasil
penelitian. Menurut Sugiyono (2007) yang menjelaskan bahwa observasi merupakan
metode pengumpulan data dimana penyelidik mengadakan pengamatan secara
langsung dilapangan terhadap suatu objek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini,
observasi akan dilakukan dengan cara berpura-pura menjadi pelanggan dari
supermarket Purnama. Sehingga dapat mengamati dan merasakan secara langsung
pelayanan dari pegawai atau karyawan secara operasional yang ada di supermarket
tersebut. Peneliti melakukan observasi dengan menjadi pelanggan dan melakukan
pengamatan pada karyawan dan pelanggan, mulai dari pelanggan masuk ke
supermarket, membeli barang, bertanya kepada karyawan, membayar barang yang
dibeli, hingga keluar dari supermarket.
Tabel 3.1
Informan
Nama
Supermarket Informan Alamat
Purnama
Erma Lutfhiani (owner)
Jalan Godean nomor 2,
Ngestiharjo, Kasihan,
Bantul, Yogyakarta.
Ditha Pertiwi (Kepala Manajer)
Supriyadi (Pramuniaga)
Fitrawan Renaldi (Pelanggan)
Maga
Indra (Manajer HRD) Jalan Panembahan
Mangkuratan nomor 26,
Panembahan, Kraton,
Yogyakarta. Risang Bagus (Pelanggan)
Alfamart
Suryo Pambudi (Manajer
supermarket) Jalan Hayam Wuruk nomor
74 RT 18 RW 5,
Bausasran, Danurejan, Husnul Syifa(Kasir)
Rizki Adiarsa (Pelanggan) Yogyakarta
Peneliti melakukan benchmark dari dua supermarket yaitu Maga dan Alfamart.
Supermarket Maga merupakan gambaran dari supermarket yang memulai toko kecil
berbasis tradisional hingga sekarang menjadi supermarket yang mempunyai omzet
pada tahun 2016 sekitar 109 milyar yang bertahan sudah 15 tahun di kota
Yogyakarta. Sedangkan supermarket Alfamart dari PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
merupakan gambaran bagi supermarket yang sukses membuka gerainya hingga
seluruh Indonesia yang sudah bertahan hingga 17 tahun di Indonesia dan
mendapatkan Top Brand Award pada tahun 2015 dan hingga bulan maret 2017 sudah
mempunyai 13.900an gerai di seluruh Indonesia (Nielsen Ritel Audit: 2017). Peneliti
akan melakukan benchmark di dua supermarket tersebut, dimana dari kedua desain
sistem informasi supermarket Maga dan Alfamart, nantinya akan dikembangkan
sebuah desain baru yang lebih efektif dan efisien atau lebih unggul dan sesuai untuk
diuji dan diterapkan di supermaket purnama
Penelitian ini dilakukan dengan lebih banyak penguraian dari hasil wawancara
dan observasi, dimana hasil data yang diperoleh akan diuraikan dalam bentuk
deskriptif. Komponen-komponen analisis data pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a) Fakta desain sistem informasi sumber daya manusia
Proses ini merupakan penyajian fakta desain sumber daya manusia yang ada
pada supermarket Purnama. Desain sumber daya manusia masih ada
kekurangan untuk diteliti.
b) Evaluasi kelemahan desain supermarket Purnama
Proses ini merupakan pemahaman terhadap proses bisnis berkaitan dengan
desain sistem informasi sumber daya manusia pada supermarket Purnama
yang diharapkan dapat menemukan penyebab kelemahan, seperti terjadinya
perputaran karyawan tinggi dan omzet yang jarang mencapai target.
c) Melakukan benchmark dari beberapa supermarket
Proses ini melakukan perbandingan desain sistem informasi sumber daya
manusia antara dua atau lebih objek yang akan diambil keunggulan dari
desain sistem informasi sumber daya manusia. Peneliti melakukan benchmark
pada supermarket Maga dan Alfamart.
d) Solusi desain sistem informasi manajemen sumber daya manusia
Peneliti akan menghasilkan suatu desain sistem informasi manajemen sumber
daya manusia yang baru dari benchmark dua supermarket baik Maga dan
Alfamart, dimana desain unggulan serta sesuai dengan supermarket Purnama
yang akan diterapkan sebagai solusi dikelemahan sistem supermarket
Purnama.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Fakta Kekurangan Desain Supermarket Purnama
Supermarket Purnama yang berdiri pada 14 Agustus 2007 yang didirikan oleh
Erma Lutfhiani S.E lulusan S1 Universitas Gajah Mada, berlokasi di jalan Godean
nomor 2, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Awalnya
supermarket ini hanya menjual kebutuhan pokok, lalu berkembang hingga kebutuhan
harian dan kebutuhan primer pun ada. Supermarket Purnama dalam
perkembangannya sekarang sudah mempunyai empat cabang di provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, dengan tiap cabangnya terdiri dari 53 orang. Supermarket
Purnama ditahun 2016 berhasil meraup omzet hingga sekitar 87 milyar. Berikut
merupakan struktur yang ada di supermarket Purnama, yaitu:
Gambar 4.1
Struktur supermarket Purnama
Supermarket Purnama mempunyai pembagian pekerjaan berdasarkan dari struktur
organisasi. sebagai berikut:
1. Pemilik supermarket
Pemilik supermarket bertindak sebagai penentuan hubungan dari pihak luar
ataupun dalam supermarket, sebagai berikut: menentukan produk yang masuk
ke supermarket dan mencari vendor untuk supply produk, menentukan target
omzet, melakukan pembayar gaji seluruh karyawan, memantau perkembangan
supermarket
2. Kepala supermarket
Kepala supermarket bertanggung jawab kepada pemilik supermarket dengan
semua kegiatan operasional yang ada didalam supermarket, sebagai berikut:
melaksanakan perekrutan, mentraining, karyawan baru, mengevaluasian
kinerja karyawan supermarket, melakukan pemesanan pembelian barang,
bernegosiasi atas harga barang, dan mengontrol persediaan barang,
menentukan harga jual barang di supermarket, melakukan penyesuaian harga
barang yang di supermarket jika dibutuhkan, menjaga keadaan yang kondusif
di supermarket.
3. Kepala Keuangan
Kepala Keuangan bertanggung jawab kepada pemilik supermarket tentang
keuangan yang ada di supermarket,sebagai berikut: mengontrol keuangan
yang di gunakan untuk penentuan biaya pemasaran, pengeluaran pembelian
persediaan, pengeluaran kas kecil, bond karyawan, melakukan penagihan
kepada pelanggan dan pembayaran kepada pemasok.
4. Koordinator Pramuniaga
Koordinator pramuniaga bertanggung jawab kepada kepala supermarket.
Adapun tanggung jawab koordinator pramuniaga adalah sebagai berikut:
mengevaluasi kinerja pramuniaga, memelihara fasilitas yang ada di
supermarket, menangani keluhan pelanggan jika tidak dapat ditangani oleh
karyawan, menantau agar lorong-lorong supermarket tetap rapi dan bersih,
memantau agar persediaan di rak selalu terisi, mengganti harga jika ada
penyesuaiaan, menerima dan mencatat barang yang masuk ataupun keluar dari
gudang, menyimpan barang sesuai dengan kelompok barang di gudang,
mengirim barang ke supermarket
5. Staff Akuntansi
Staff akuntansi bertanggung jawab kepada kepala keuangan tentang
pencatatan dan pelaporan keuangan, Adapun tanggung jawab staff keuangn
adalah sebagai berikut: menerima bukti dari keuangan dan gudang untuk di
arsipkan, penginput penjualan ataupun pembelian, membuat laporan bulanan.
6. Kasir
Kasir bertanggung jawab kepada kepala keuangan. Adapun tanggung jawab
kasir adalah sebagai berikut: menerima pembayaran dari pelanggan
supermarket, membuat laporan sesuai dengan penjualan di supermarket.
Supermarket Purnama tidak mempunyai kriteria khusus dalam perekrutan
karyawan karena perputaran karyawan yang dirasa cukup besar sehingga untuk
mempermudah dalam perekrutan, menurut manajer tidak diperlukan membentuk
kriteria khusus, hanya kriteria minimal SMA saja. Supermarket Purnama juga belum
mempunyai prosedur untuk pemberhentian karyawan sehingga tidak jarang jika
karyawan mengambil cuti lalu berhenti bekerja. Supermarket Purnama juga belum
mempunyai daftar kinerja karyawan sehingga kurang dapat mengatur karyawan yang
kurang dalam bekerja.
Tata tertib yang diterapkan pada supermarket Purnama tidak ada yang khusus,
hanya sekedar peraturan biasa yang diawal melamar di informasikan saja kepada
karyawan, seperti tidak datang terlambat, memakai baju yang dijadwalkan, dilarang
mencuri, dan standar etika lainnya. Walaupun demikian, supermarket Purnama hanya
dapat memperingati atau mengeluarkan karyawan karena tidak ada kebijakan yang
dapat membangun kinerja pada sumber daya manusia supermarket Purnama.
Supermarket Purnama melakukan pengawasan dalam hal tata tertib hanya dilakukan
oleh pemilik supermarket dan kepala cabang karena kabanyakan karyawan hanya
mematuhi mereka, yang disebabkan kurang adanya kepembentukan struktur tanggung
jawab.
Di supermarket Purnama belum ada kebijakan-kebijakan khusus dalam mengatur
sumber daya manusia dalam melayani konsumen. Karyawan supermarket Purnama
hanya melaksanakan tugas yang diberikan oleh manajer, sehingga belum terbiasa atau
terkesan terlalu kaku dalam melayani konsumen. Karyawan di supermarket Purnama
kurang adanya motivasi atau dorongan untuk melakukan pekerjaan diluar
pekerjaannya atau membantu pekerjaan lain. Peneliti mengelompokkan menjadi
empat bagian pembahasan yang akan dibahas, yaitu Struktur organisasi, Perekrutan
sumber daya manusia, Tata tertib operasional. Kebijakan-kebijakan operasional perusahaan.
Desain Usulan Supermarket Purnama Berbasis Tolok Ukur (Benchmark)
Dari hasil analisis benchmark dari dua supermarket serta menyesuaikan karakter
supermarket purnama, yang dilakukan benchmarking dari sistem supermarket Maga
dan supermarket Alfamart maka menghasilkan suatu desain usulan untuk
supermarket Purnama. Berikut desain sistem informasi sumber daya manusia:
Struktur Perusahaan
Supermarket Purnama dengan desain struktur baru diharapkan supermarket Maga
mempunyai pembagian pekerjaan yang mempermudah sumber daya manusia dan
lebih bertanggung jawab. Pembagian kerja di supermarket Purnama sebagai berikut:
Gambar 4.3
Struktur baru supermarket Purnama
1. Pemilik supermarket
Pemilik supermarket bertindak sebagai penentuan hubungan dari pihak luar
ataupun dalam supermarket, sebagai berikut: menentukan produk yang masuk ke
supermarket dan mencari vendor untuk supply produk, menentukan target omzet,
memantau perkembangan supermarket. Dalam pembagian kerja, diharapkan pemilik
hanya melakukan pengawasan serta perencanaan garis besar pada supermarket,
sehingga tidak perlu setiap waktu berada di supermarket sehingga dapat memudahkan
pekerjaan pemilik.
2. Kepala Cabang
Dalam hal ini kepala cabang, berfungsi sebagai manajemen strategis, adapun tugas
dari kepala cabang adalah sebagai berikut : mengembangkan semua strategi retail,
mengindentifikasi target pasar, membuat daftar gaji karyawan., menentukan format
retail yang akan dijalankan, mendisain struktur organisasi, melakukan perekrutan
karyawan, mengkoordinasi seluruh aktivitas binis retail, memberikan motivasi dan
evaluasi kepada seluruh karyawan di cabang tersebut. Kepala cabang lebih
difokuskan dalam pengembangan strategi serta jembatan antara pemilik dengan
karyawan supermarket, sehingga keadaan bisnis dikoordinasikan kepada kepala
cabang sebagai pengganti dari owner, pembagian kerja beberapa diadopsi dari
struktur Maga.
3. Manajer Satu Supermarket
Manajer satu supermarket bertindak sebagai penanggung jawab terhadap
supermarket secara keseluruhan beserta karyawan supermarket pada pada shift 1
(satu) yaitu pukul 07.00 hingga 15.00 WIB. Manajer satu supermarket
bertanggungjawab kepada kepala cabang. Berikut diskripsi kerja Manajer satu
supermarket : Mengevaluasi kinerja toko dan kinerja karyawan, memelihara fasilitas
yang ada di dalam took, menangani komplain dari pelanggan jika sudah tidak bisa
ditangani oleh karyawan toko, melakukan Stock Opname secara fisik jika diperlukan,
menjaga dan mencegah agar tidak terjadi pencurian, melakukan pengawasan terhadap
toko dan karyawan juga para pelanggan sebagai back up dari karyawan, menjaga
kenyamanan dan keamanan took, memilih, bernegosiasi, dan mengevaluasi vendor
yang akan dijual di took, memilih barang yang akan dijual, melakukan pemesanan
barang, mengontrol persediaan barang, melakukan review barang yang dijual dan
posisi persediaan, memberikan harga jual, menentukan harga pertama suatu barang,
melakukan penyesuaian harga jika dibutuhkan, mengembangkan dan mengkoordinasi
pendisplayan dalam toko dan jendela toko, menerima pelaporan keuangan dari kasir
dari penjualan toko setiap harinya, mengeluarkan uang untuk pembiayaan dari kas
kecil, menerima pemasukan uang dari penjualan kemudian melaporkan dan
menyerahkannya kepada kepala cabang.
4. Manajer Dua Supermarket
Manajer dua supermarket bertindak sebagai penanggung jawab terhadap
supermarket secara keseluruhan beserta karyawan supermarket shift 2 yaitu pukul
14.00 hingga 22.00 WIB. Manajer dua supermarket bertanggungjawab kepada kepala
cabang. Berikut diskripsi kerja Koordinator dua supermarket: membuat skedul kerja
untuk karyawan toko, mengevaluasi kinerja toko dan kinerja karyawan, memelihara
fasilitas yang ada di dalam toko, menangani komplain dari pelanggan jika sudah tidak
bisa ditangani oleh karyawan toko, menjaga dan mencegah agar tidak terjadi
pencurian, melakukan pengawasan terhadap toko dan karyawan juga para pelanggan
sebagai back up dari karyawan, menjaga kenyamanan dan keamanan toko, menerima
pemasukan uang dari penjualan kemudian melaporkan dan menyerahkannya kepada
kepala cabang.
Di supermarket Purnama membagi menjadi dua jam kerja atau shift sehingga
diperlukan agar lebih efisien dan efektif dalam melakukan pemantauan kegiatan
operasional supermarket. Supermarket membagi menjadi dua shift agar memudahkan
pula penilaian kinerja karyawan,agar penilaian tidak hanya dilakukan oleh manajer.
Aktivitas ini di adopsi dari Maga yang menunjuk satu koordinator setelah manajer
operasional selesai pada jam kerja, untuk bertanggung jawab.
5. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan bertindak sebagai pengontrol keuangan perusahaan
bertanggungjawab langsung kepada kepala cabang,serta mempunyai fungsi
sebagai berikut: mengawasi serta menganggarkan keuangan yang di gunakan
untuk penentuan biaya pemasaran, pengeluaran pembelian persediaan,
pengeluaran kas kecil, melakukan penagihan kepada pelanggan dan pembayaran
kepada pemasok, membuat serta mencetak tagihan agar terkirim kepada
pelanggan dengan benar dan tepat waktu, memberikan motivasi setiap akan
memulai kerja kepada bawahan. Manajer Keuangan akan memudahkan pemilik
dalam mengatur kegiatan keuangan perusahaan, sehingga tidak perlu melakukan
aktivitas keuangan sendiri. Manajer keuangan perlu dibentuk untuk mengatur arus
kas perusahaan, serta pengawasan terhadap pembukuan sehingga memudahkan
pemilik supermarket dalam memantau keuangan supermarket.
6. Staff Akuntansi
Staff Akuntansi bertanggung jawab kepada manajer keuangan, mempunyai
fungsi sebagai berikut: menerima bukti akuntansi dari bagian lain dan mengarsip,
menginput data penjualan dan penerimaan kas setiap harinya pada database, membuat
laporan keuangan harian atau bulanan atau tahunan, menyediakan informasi
keuangan secara teratur kepada manajemen. Staff akuntansi diperlukan dalam
membuat pembukuan supermarket yang dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan,
sehingga dapat mengecek secara jelas pemasukan dan pengeluaran yang terjadi, dan
mempermudah jika ingin melakukan pinjaman kepihak ketiga.
7. Staff Keuangan
Staff Keuangan bertanggung jawab kepada manajer keuangan mempunyai
fungsi sebagai berikut: menerima bukti transaksi dari kas kecil, merubah harga
pada sistem kasir sekaligus merubah harga yang akan diletakkan di display ,
melakukan pengecekan harga kasir dan harga yang tertera di display. Staff
keuangan diperlukan untuk mengerjakan urusan administrasi ataupun dalam
melakukan pembayaran-pembayaran oleh vendor, Staff keuangan diperlukan juga
untuk mengupdate jika ada kenaikan atau kekurangan. Bagian keuangan ini di
adopsi dari supermarket Maga , dimana perlu membentuk divisi keuangan agar
pemilik dapat dengan mudah mengecek serta melakukan kegiatan keuangan di
setiap cabang yang ada.
8. Kasir
Kasir bertanggung jawab kepada manajer satu dan manajer dua. Adapun
tanggung jawab kasir adalah sebagai berikut: menerima pembayaran dari pelanggan
toko, membuat laporan sales setiap hari yang selanjutnya dilaporkan ke manajer satu
ataupun manajer dua sesuai dengan shift, menawarkan barang yang sedang promo di
toko.
9. Pramuniaga
Pramuniaga bertanggung jawab kepada manajer satu dan manajer dua. Adapun
tanggung jawab Pramuniaga adalah sebagai berikut: memelihara fasilitas yang ada di
dalam toko, menjual barang kepada pelanggan, mengalokasikan dan mendisplay
barang yang ada di dalam toko, membantu pelanggan jika ada pelanggan yang
membutuhkan bantuan ketika berbelanja, menempelkan harga barang yang di display
yang disesuaikan dengan barang.
10. Pergudang
Bagian pergudang bertanggungjawab kepada manajer satu dan manajer dua sesuai
dengan shift. Tugas bagian pergudang adalah sebagai berikut: menerima barang yang
masuk ke gudang. mencatat barang yang masuk ke gudang dan keluar dari gudang,
menyimpan barang, mengirimkan barang ke toko, melakukan pengajuan pembelian
barang ke Koordinator Shift 1 jika stok telah habis di gudang, melakukan stok
opname bersama manajer toko jika dibutuhkan.
Perlu ditambahkan staff pergudangan agar mudah dalam melakukan kegiatan
operasional di gudang, karena sebelumnya mengeluhkan harus menunjuk pramuniaga
untuk mengurus pergudangan, sehingga membentuk staff pergudangan lebih efektif
dalam melakukan pekerjaan, serta lebih mudah dalam koordinasi ataupun
pertanggung jawaban dibagian gudang.
Perekrutan SDM
Supermarket Purnama di usulkan dalam perekruitan mempunyai persyaratan
dalam merekrut pegawai, agar tidak seperti sebelumnya yang mempunyai perputaran
pegawai yang besar, berikut usulan desain untuk supermarket Purnama: Ketentuan
Administrasi sepert :Perekrutan minimal lulusan SMU untuk kasir dan pramuniaga
dan S1 untuk kepala cabang dan manajer. Muslim. Umur minimal 17 – 40 tahun.
Dapat bekerja dalam tim. Kebijakan Tambahan seperti : Toko menerima pekerja
paruh waktu (part time) hanya pada bulan tertentu saja misalnya Hari Raya. Kontrak
Part time selama 2 bulan. Evaluasi kontrak dilakukan 3 bulan dan evaluasi dilakukan
setiap setahun. Supermarket menerima anak magang dan mendapatkan fasilitas
makan. Tes yang dilakukan dengan cara dilakukan dalam 1 hari pada jam kerja.
Dilakukan dalam 1 Tahap yaitu Wawancara dan tes cara membaca Al-Quran.
Pelatihan dilakukan dengan tahapan: Pengenalan tentang profil toko, struktur
organisasi serta pengenalan nama-nama yang menempati jabatan tersebut. Pengenalan
tentang produk, karyawan dilatih untuk mengetahui seluruh barang yang ada di toko.
Pelayanan kepada pelanggan, meliputi cara berbicara kepada pelanggan, salam yang
digunakan, budaya dalam toko tersebut, cara handling complain, ucapan salam dan
terima kasih sebelum konsumen keluar, cara menghadapi konsumen yang
kebingungan saat memilih barang, serta saat ada barang datang. Grooming meliputi
standar berpakaian saat bekerja (seragam). Setiap hari diwajibkan memakai seragam
yang telah ditentukan. Pemberitahuan berperilaku saat bekerja baik dengan teman
sekantor ataupun dengan pihak luar. Pengenalan tentang tata cara mendisplay produk
yang ada di toko. Dalam perekruitan mempunyai ketentuan administrasi, agar
mempunyai keahlian dasar untuk bagian front office, sehingga lebih mudah untuk
dilatih dalam melakukan pekerjaannya. Serta karyawan juga diharapkan mengerjakan
kewajibannya dalam beragama karena minimal dapat membaca Al-quran, sehingga
diharapkan mendatangkan kebaikan kebaikan bagi supermarket. Dan pelatihan
karyawan dilakukan untuk memudahkan karyawan dalam bekerja baik dalam segi
penampilan, tata tertib yang harus ditaati, pengenalan struktur organisasi untuk
mempermudah dalam melakukan koordinasi, juga pekerjaan yang harus dilakukan
selama bekerja di supermarket.
Tata Tertib
Supermarket Purnama harus memberikan standarisasi dalam kegiatan operasional
pada bagian yang melayani konsumen secara langsung, agar supermarket mudah
dikenali atau “melekat” pada konsumen. agar karyawan dapat meningkatkan
pelayanan kinerja karyawan dalam melakukan menghidupkan suasana konsumen di
supermarket. Untuk itu, supermarket perlu membentuk tata terib yang wajib di taati
oleh semua karyawan dan tanpa kecuali. Berikut usulan tata tertib operasional pada
front office untuk supermarket Purnama:
1. Saat Awal Buka Supermarket
a. Briefing, dalam briefing dilakukan oleh manajer satu atau dua sesuai dengan
shift, serta shift satu diawali dengan absen sholat dhuha bagi yang tidak
berhalangan.
b. Berdoa bersama 5-10 menit setiap hari (doa distandarkan oleh pemilik),
pengecekan kerapihan seragam dan absen. Doa yang distandarkan: Allahuma
Inkaana Rizqii Fissamma-I Fa Anzilhu, Wa Inkaana Fil Ardhi Fa-Akhrijhu,
Wa Inkaana Mu’siron Fayassirhu, Wainkaana Harooman Fa Thohhirhu, Wa
Inkaana Ba’idan Fa Qoribhu. Artinya: “Ya Allah, jika rezeki kami masih di
atas langit maka turunkanlah, jika ada di dalam bumi maka keluarkanlah, jika
sulit maka mudahkanlah, apabila itu haram maka sucikanlah, jika jauh maka
dekatkanlah”. Mengecek apakah ada karyawan yang terlambat (akan ada
sanksi, terlambat 1 menit Rp.500). Segera melaporkan jika ada sarana dan
prasarana yang kurang atau rusak. Menyampaikan informasi terkini, ketika
ada masalah atau ada yang ingin disampaikan dari karyawan atau dari pemilik
ke karyawan. Selanjutnya setiap selesai dilakukan brifing akan ada berita
acara. Mengingatkan dilarang menggunakan handphone selama waktu
bekerja, Mengingatkan dilarang makan atau minum di area sales atau kasir,
Mengecek penampilan karyawan apakah sesuai dengan standar supermarket,
Mengingatkan untuk melayani konsumen sesuai dengan standar personil toko.
Mengevaluasi dan memperingatkan absensi pada jam masuk dan jam pulang.
Mengingatkan bersikap sopan, menghormati, dan menghargai orang lain serta
bersikap ramah dan siap membantu, yang dilanjutkan melakukan pembersihan
area toko. Merawat seluruh sarana dan prasarana yang disediakan,
pembersihan dapat dilakukan satu kali sehari pada akhir shift malam. Yang
bertanggungjawab adalah koordinator shift. Dikecualikan jika ada susu
tumpah atau kejadian yang mengharuskan untuk dibersihkan area toko saat itu
juga, pada saat pergantian shift (shift siang) diadakan berdoa bersama
dikoordinasikan oleh koordinator shift.
2. Saat Operasional Konsumen Masuk : Ucapkan salam “Selamat datang di
Purnama, selamat berbelanja” dengan smiling voice atau sambil tersenyum,
ucapkan salam dengan artikulasi yang jelas, Pastikan menggunakan intonasi
yang alami, tidak dibuat-buat, Atur kecepatan pengucapan, jangan terlalu
cepat dan jangan terlalu lambat dengan volume yang tidak terlalu keras.
3. Saat Konsumen memilih barang : Ketika ada kesulitan mencari tangan,
mengucapkan salam bantuan ”Selamat Pagi/Siang/Malam, saya
(menyebutkan nama pramuniaga). Ada yang bisa saya bantu?”, dengan
smiling voice atau sambil tersenyum, posisi badan terhadap konsumen,
pertahankan posisi tegak, tidak bermalas- malasan dan juga tidak tegang.
4. Saat Konsumen Serahkan Barang Ke Kasir : “Selamat pagi/siang/malam.
Dengan saya (sebutkan nama). ada tambahan lain
Ibu/Bapak/Mba/Mas..” Pertanyaan ada member, jika ada promosi kasir
diminta untuk menyebutkan barang yang dipromosikan, menanyakan
cara pembayaran. Menyarankan barang tambahan yang mungkin dibutuhkan
pelanggan. Bertanya kembali kepada pelanggan tentang barang yang akan
dibeli. Dilakukan dengan senyuman dan perilaku yang bersahabat serta
berterima kasih
5. Konsumen Membayar : Ucapankan total pembayarannya, mengkonfirmasi
uang yang diberikan dari pelanggan ketika menerima uangnya “Saya terima
uangnya (menyebut nominal) ribu rupiah”.
6. Saat Kasir menyerahkan Barang dan Struck Belanjaan dan Menerima
Kembalian : Ucapkan salam dan sikap tangan yang menyatu di dada
“silahkan uangnya ..... ribu rupiah, terima kasih, saya (sebutkan nama),
selamat datang kembali”, dengan ketentuan seperti Greeting masuk toko.
7. Saat Ganti Shift : Saat pergantian Shift. Penerimaan dan modal kasir di setor
ke bagian manajer satu atau dua pada saat shift tersebut. dan manajer
selanjutnya menyerahkan ke kepala cabang yang disertakan rekap bukti, serta
kertas debet/ kredit yang digunakan pada shift tersebut dan jika ada kertas
retur barang.
8. Saat Tutup Shift Akhir : Saat shift dua kasir uang yang ada ada dikasir
diberikan ke kepala manajer melalui manajer dua. Besok harinya akan
disetorkan ke Bank.
9. Saat Pengecekan Sampling Terjadi Selisih : Saat pengecekan sampling dan
terjadi selisih akan ditanggung oleh karyawan secara merata. Serta
menemukan permasalahan dimana kerugian ini muncul, baik dari karyawan
toko maupun dari akuntansinya. Dapat diketahui dari Stock Opname ataupun
penelusuran antara bukti dan data sistem, ataupun pencatatan yang dilakukan.
10. Menangani keluhan : Supermarket Purnama mempunyai cara untuk
menangani keluhan konsumen dengan mengawali dengan permohonan maaf
dengan sikap menjaga kontak mata dengan konsumen, badan berdiri tegak,
selanjutnya dikonfirmasi kesalahan dan diberikan solusi, dan tidak lupa
mengucapkan terima kasih. Keluhan pelanggan bisa diadukan dengan
memberikan nomor aduan, baik diterima melalui sms, telfon ataupun sosial
media yang disediakan.
Standarisasi baik dari greeting di adopsi dari supermarket Alfamart yang
mempunyai ciri khusus yaitu sambutan yang hangat kepada konsumen saat
berada di supermarket, dimana greeting disesuaikan dengan supermarket
Purnama. Serta supermarket Purnama memulai kegiatan dengan doa yang
terstandarisasi juga untuk di seiap shift. Kegiatan yang terstandarisasi serta
kesantunan dalam berhadapan langsung dengan konsumen, membuat konsumen
lebih mudah mengingat supermarket Purnama untuk tempat berbelanja. Serta
karyawan diharapkan lebih menjaga perilaku saat di supermarket, terutama
bagian front office sehingga membentuk karakter yang lebih profesional dalam
bekerja.
Kebijakan Operasional
Kebijakan-kebijakan operasional diperlukan dalam mengatur karyawan dalam
melakukan pekerjaan mereka. Kebijakan operasional perlu dibentuk sebagai salah
satu indikator penilaian kinerja karyawan. Berikut usulan kebijakan supermarket
Purnama:
1. Ketentuan Penampilan seperti karyawan perempuan : Jilbab menutupi dada,
menggunakan bros yang sudah distandarkan supermarket. Seragam harus
rapi dan sesuai dengan hari yang sudah ditentukan dan bawahan celana kain
berwarna hitam polos. Selalu mengenakan ID card. Sepatu pantofel. Kaos
kaki putih polos. Make up yang di gunakan natural, seperti bedak, eyes
shaow, perona pipi, lipstick, dan parfum. Karyawan laki-laki : Rambut harus
berwarna hitam, dengan potongan rapi, serta bersih. Wajah tampak bersih,
tanpa kumis,dan jika ada jenggot dirapikan. ID card selalu digunakan.
Aksesoris hanya diperbolehkan jam tangan. Baju dimasukan ke dalam
celana, celana bahan kain hitam polos serta diusahakan diatas mata kaki dan
ikat pinggang polos. Sepatu menggunakan model pantofel.
Dengan supermarket membuat ketentuan berseragam, diharapkan dapat
memudahkan konsumen dalam mengenali karyawan jika butuh bantuan. kerapian
karyawan dalam berseragam akan meningkatkan citra supermarket dimata
konsumen. Dan memudahkan konsumen ataupun atasan dalam membuat
penilaian kinerja kepada karyawan. Ketentuan ini di adopsi dari supermarket
Alfamart yang membentuk ketentuan dalam berseragam.
2. Ketentuan libur atau cuti pegawai, seperti sebulan tiga (3) hari dan bebas
diambil dihari apa saja. Karyawan tidak boleh mengambil cuti dalam masa
kerja satu tahun pertama. Diberikan fasilitas tunjangan makan satu kali sehari
dan fasilitas kamar tidur (mess) karyawan. Tidak berlaku bagi anggota
keluarga. Perusahaan tidak memberikan cuti kecuali kepada yang menikah
dan melahirkan. Bagi yang menikah cuti diberikan selama 10 hari. Bagi yang
melahirkan diberikan cuti selama 2 bulan (60 hari). Cuti khusus diberikan 1
hari apabila ada anggota keluarga yang meninggal dunia. Keluarga dalam
konteks ini adalah ibu kandung, ayah kandung, suami/istri, anak kandung, dan
saudara kandung (kakak/adik). Jika yang meninggal diluar ketentuan diatas
maka cuti dipotongkan pada hak libur/bulan.
Dalam ketentuan cuti diperlukan agar karyawan tidak sembarangan dalam
melakukan cuti, yang berakibat kerugian kepada supermarket. Oleh karena itu aturan
cuti perlu dibentuk agar dapat menilai kinerja karyawan yang tertib ataupun tidak
tertib. Dan membentuk karyawan agar disiplin dalam bekerja. Ketentuan ini diadopsi
dari supermarket Maga yang memberlakukan cuti dan disesuaikan dengan keadaan
yang ada di supermarket Purnama.
3. Ketentuan dalam pelanggaran karyawan, dilarang berperilaku seperti
Menggunakan handphone saat dalam waktu bekerja. Menggaruk-garuk kepala
ketika sedang melayani pelanggan. Mengobrol dengan karyawan lain saat ada
pelanggan. Dilarang makan atau minum di area sales atau kasir. Dilarang
menggunakan telunjuk saat menunjukkan arah. Karyawan saat menunjukkan
arah dengan menggunakan jempol atau dengan 5 (lima) tangan. Jika
Karyawan diketahui melakukan tindakan pencurian maka akan langsung
dilakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan tetap akan dilakukan proses
kepolisian. Surat Peringatan terhadap pelanggaran kinerja karyawan maksimal
diberikan sebanyak 3 kali (Surat Peringatan 3x). jika Karyawan telah
mendapatkan peringatan 3x, maka akan dilakukan pemutusan hubungan kerja
(PHK). Yang dimaksud dengan 3x Surat Peringatan (SP) adalah selama masa
kerja.
4. Sistem Penghargaan
Manajemen akan memberikan reward terhadap karyawan. Reward diberikan
berdasarkan pada beberapa ukuran kinerja, yaitu sebagai berikut: Omzet secara tim:
diukur dengan tercapainya jumlah omzet yang didapat tiap bulan.Besar omzet
ditentukan kemudian oleh manajemen. Reward ini akan di bagikan secara tim (total
karyawan) sesuai dengan kebijakan manajemen. Senyum, salam, sapa, handling
complain : diukur dengan ketentuan yang sudah ditetapkan sesuai dengan tata tertib
karyawan yang mengukur/menentukan adalah koordinator shift dan penilaian dari
pelanggan ( dengan kuisoner atau pengaduan) Kehadiran (sebulan 100%, tidak
terlambat, dan sesuai dengan jadwal kecuali diizinkan): diukur dari absensi
kehadiran 100%, Tidak pernah terlambat serta mengikuti jadwal shif yang sudah
diatur, kecuali ada izin dari manajemen secara tertulis. Masa kerja: diukur dari
lamanya masa kerja di supermarket. Lembur: diukur dari jam kerja yang melebihi
ketentuan ( 8 jam ). Tunjangan jabatan: diukur dari jabatan/status yang dipegang di
supermarket.
5. Sanksi Pelanggaran
Manajemen akan memberikan sanksi kepada karyawan. Dalam memberikan
sanksi pelanggaran didasarkan pada beberapa unsur pelanggaran sebagai berikut :
Keterlambatan: diukur dari keterlambatan masuk kerja walaupun hanya 1 (satu)
detik, terhitung dari absen. Penggunaan handphone pada saat jam kerja: diukur
dari pelanggaran penggunaan handphone saat jam kerja. Tidak menggunakan id
card: diukur ketika karyawan tidak menggunakan ID Card. Kedisplinan seragam :
diukur ketika karyawan tidak memakai seragam sesuai dengan hari yang telah
ditentukan sebelumnya. Tidak memakai aroma badan dengan ciri aroma khas
Purnama : diukur ketika karyawan tidak menggunakan wangi yang sudah
distandartkan perusahaan. Kondisi supermarket: diukur dari bersih atau kotornya
supermarket, sanksi tersebut akan ditanggung oleh tim.
6. Kebijakan Tambahan :
Keamanan di dalam supermarket akan menjadi tanggungjawab manajer
supermarket yang bertugas. Sekaligus berfungsi sebagai pengawas dalam shift
tersebut. Supermarket akan menyediakan nomer telepon darurat yang bisa dihubungi
jika ada kebutuhan darurat dari keluarga. Karena itu karyawan dilarang untuk
menggunakan handphone pada jam kerja. Untuk pengukuran kinerja akan dinilai oleh
manajer supermarket, selain dinilai oleh manajer supermarket juga dinilai oleh
pelanggan. Dengan melakukan survei yang akan diisi oleh pelanggan. Pengisian
survei dapat dilakukan pada saat pelanggan akan menukarkan poin atau dengan cara
lain yang dipandang efektif oleh manajemen. Akan disediakan nomor telepon yang
dapat digunakan untuk memfasilitasi komplain pelanggan. Akan ada pembuatan ID
Card dan ada sanksi (pelanggaran) ketika tidak menggunakan. Pengunduran diri
dilakukan sebulan sebelumnya. Jika tidak, tidak akan diberikan jamsostek dan
tunjangan tahunan yang jumlahnya sesuai dengan ketentuan perusahaan.
Usulan kepada supermarket Purnama dalam membentuk kebijakan pelanggaran,
penghargaan, dan kebijakan tambahan merupakan bentuk win-win solution dari
supermarket kepada karyawan, dimana supermarket mengharapkan karyawan kerja
dengan baik sehingga meningkatkan omzet supermarket dan supermarket
memberikan penghargaan berupa penambahan gaji dan pemotongan gaji yang diukur
dari ketaatan kepada ketentuan-ketentuan dan kebijakan yang diberikan oleh
supermarket dan di nilai baik oleh atasan ataupun dari konsumen, sehingga
menciptakan keadilan untuk pihak supermarket ataupun karyawan.
Solusi Kelemahan dari Usulan Desain Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Berbasis Benchmark
Pada desain awal supermarket Purnama terdapat kelemahan-kelemahan desain
sumber daya manusia, dimana menjadi bahan peneliti untuk disempurnakan. Peneliti
melakukan benchmark sebagai dasar usulan desain sistem informasi sumber daya
manusia, sehingga memperbaiki kelemahan-kelemahan yang ada di desain awal
supermarket Purnama. Berikut solusi dari usulan desain sistem informasi sumber
daya berbasis benchmark atas kelemahan-kelemahan desain pada supermarket
Purnama.
Desain sumber daya manusia Supermarket Purnama pada struktur organisasi
mempunyai kelemahan seperti pembagian kerja masih belum tertata karena
tergantung dari pemilik supermarket sehingga koordinator untuk pertanggung
jawaban belum jelas dan ketidakefisien manajer dalam memantau supermarket yang
diharuskan pulang-pergi, dimana dapat diperbaiki dengan membentuk struktur baru
dimana manajer menjadi dua orang sehingga memudahkan pekerjaan serta pembagian
kerja yang jelas. Kelemahan lain pada strukur organisasi yaitu karyawan yang kurang
patuh terhadap atasan atau kepala supermarket mengharuskan pemilik supermarket
harus berada setiap hari di supermarket, sehingga atasan karyawan diberikan hak
untuk menilai kinerja bawahannya yang akan berpengaruh pada pendapatan mereka.
Sebelumnya supermarket Purnama tidak mempunyai kriteria khusus dalam
perekrutan karyawannya, kriteria minimal SMA saja. supermarket Purnama juga
belum mempunyai prosedur untuk pemberhentian karyawan sehingga tidak jarang
jika karyawan mengambil cuti lalu berhenti bekerja, serta kebijakan dimana harus
izin sebulan sebelum mengundurkan diri agar dapat mengajari pengganti, dengan
menahan beberapa persen gaji selama setahun. Untuk itu, pada desain usulan
diberikan kriteria tambahan dan kontrak kerja diawal waktu.
Supermarket Purnama belum mempunyai standarisasi sebagai bentuk perhatian
kepada pelanggan, dimana karyawan cenderung bersifat acuh kepada pelanggan, serta
larangan-larangan yang tidak boleh dilakukan didepan pelanggan, dan standarisasi
sambutan ataupun pakaian harus dilakukan, untuk itu pada desain sistem informasi
sumber daya memberikan karakteristik atau standarisasi pelayanan yang wajib
dilaksanakan oleh karyawan dengan pengendalian dilakukan dengan persetujuan
kontrak diawal masuk bagi pekerja baru dan penilaian kinerja sebagai penghargaan
atas pelaksanaan.
Supermarket Purnama belum di dukung dengan adanya kebijakan-kebijakan
operasional ataupun aturan-aturan yang mengikat agar pekerjaan berjalan sesuai
dengan keinginan saat pelaksanaannya. Untuk itu, pada usulan desain sistem
informasi sumber daya diberikan beberapa kebijakan agar sesuai dengan karakteristik
supermarket dan kebijakan cuti ataupun pergantian shift sehingga karyawan disiplin
dan tidak melakukan tindakan semaunya sendiri, seperti pergantian shift tanpa izin,
keluar supermarket tanpa izin, dimana akan membuat susah manajemen supermarket.
KESIMPULAN
Penelitian sistem informasi manajemen sumber daya manusia pada supermarket
Purnama, dimana terdapat beberapa kelemahan seperti struktur organisasi, perekrutan
sumber daya manusia, tata tertib operasional, kebijakan-kebijakan operasional
perusahaan. Untuk menutupi kekurangan itu, maka dilakukan benchmark pada
supermarket Alfamart dan Maga, yang menghasilkan desain sistem informasi
manajemen sumber daya manusia. Desain telah menutup kekurangan atau lebih
sempurna dengan lebih memperhatikan karakteristik supermarket Purnama.
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti mempunyai keterbatasan masalah
dalam penelitian, yaitu pertama, saat melakukan benchmark, peneliti tidak dapat
sepenuhnya mendapatkan informasi dari sumber-sumber yang diteliti. Peneliti hanya
mengolah informasi yang didapat disampaikan dari informan. Kedua, usulan desain
sistem informasi sumber daya manusia belum dapat diukur tingkat efektifitasnya,
dikarenakan tahapan implementasi sistem belum dapat dilakukan dikarenakan
membutuhkan waktu yang cukup panjang. Saran bagi penelitian selanjutnya diharapkan mempunyai akses pada semua supermarket yang ingin menjadi objek benchmark, agar informasi yang didapat bisa secara mendetail diperoleh untuk lebih menyempurnakan hasil usulan desain yang dihasilkan.
Daftar Pustaka
Afifudin & Beni Ahmad Saebani. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung :
Pustaka Setia.
Agyapong, Gloria K. Q. 2011. The Effect of Service Quality on Customer Satisfaction
in the Utility Industry – A Case of Vodafone (Ghana). International Journal
of Business and Management. Vol. 6, No. 5. Hlm. 203-210. ISSN 1833-
3850. E-ISSN 1833-8119.
Alfamart. 17 Juli 2017. Profil Alfamart-PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk
(http://www.bds.ac.id/kerjasama/) Diakses pada 4 November 2017 pukul
19.44.
Arikunto, S. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Avison D & Elliot S. 2006. Scoping the discipline of information systems. In: J King
& K Lyytinen (Eds.), Information Systems: The state of the field, Chichester.
UK: John Wiley and Sons, Ltd: 3–18.
Bandur, Agustinus. 2016. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Mitra Wacana Media.
Byars, L I. dan Leslie W. Rue. 2006. Human Resource Management 8th
Edition.
McGraw-hill.
Carolina, Yeni. 2012. “Pengaruh Penerapan Total Quality Management (TQM) dan
Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Perusahaan dengan Budaya
Organisasi Sebagai Variabel Moderasi (Survei padaPerusahaan Manufaktur
di Jawa Barat yang Listing di BEI)”, Jurnal Akuntansi 4 (November): hal.
150-159.
Cresswell, J. W. 2009. Reseacrh Design: Qualitative, quantitative, and mixed
methods approaches. Los Angeles, CA : Sage Publication.
Darmawan, D. 2013. Sistem Informasi Manajemen. Bandung : Rosda.
Dessler, Gary. 1997. Management Sumber Daya Manusia. Terjemahan. Benyamin
Molan. Edisi Bahasa Indonesia. PT Prenhallind : Jakarta.
Gomes, Faustino Cardoso. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan
Keempat. Yogyakarta : Andi .
Hartono, Bambang. 2013. Sistem Informasi Manajemen Berbasis Komputer. Jakarta:
Rineka Cipta.
Ida, B.D. & Istri, W. F. K. 2013. Pengaruh Kinerja Individual Karyawan Terhadap
Efektivitas Penggunaan Sistem Informasi Akuntansi. Vol. 5 No. 3. Hlm 690-
701. ISSN: 2302-8556.
James, A. Hall. 2007. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Ketiga, Terjemahan Amir
Abadi Yusuf. Jakarta : Salemba Empat.
Jogiyanto. H M. 1990. Analisis & Disain Sitem Informasi. Yogyakarta : Andi Offset.
Kavanagh MJ, Gueutal HG & Tannenbaum SI. 1990. Human Resource Information
Systems: Development and Applications. Boston: PWS-KENT Publishing
Company.
Kovach KA & Cathcart Jr. CE. 1999. Human Resource Information Systems (HRIS):
Providing Business with Rapid Data Access, Information Exchange and
Strategic Advantage. Public Personnel Management 28(2): 275–282.
Laudon, K. C & Laudon J. P. 2007. Sistem Informasi Manajemen (Management
Information Systems, Managing the Digital Firm). Terjemahan Philippus
Erwin. Edisi 10. Yogyakarta : Andi.
Lofland dan Lofland dikutip oleh Dr.Lexy J Moleong. 2006. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung : Rosdakarya.
Malayu, S.P Hasibuan. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Gunung
Agung.
Mangkunegara, Prabu Anwar. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung : Rosda.
Mathis, dan Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi pertama,
Cetakan Pertama, Yogyakarta : Salemba Empat.
McLeod Jr, Raymod dan George P Schell. 2008. Sistem Informasi Manajemen Edisi
10. Jakarta : Salemba Empat.
Mondy R Wayne. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga.
O’Brien & Marakas, 2014. Management System Information (terjemahan), edisi ke9.
New York : McGraw Hill.
Poutanen, Hilkka. 2010. Developing The Role of Human Resource Information
Systems for The Activities of Good Leadership. Academic dissertation,
University of Oulu.
Pawitra, Teddy. 2001. Perilaku Konsumen dan Komunikasi Pemasaran. Bandung:
Rosda.
Raymond A. Noe. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia Mencapai Keunggulan
Bersaing. Jakarta : Salemba Empat.
Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia
untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Raja Grafindo.
Sofyan, Herman. 2013. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : Graha
Ilmu.
Usman, Husaini. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta : Bumi Aksara.
Walker AJ. 1982. HRIS Development: A Project Team Guide to Building an Effective
Personnel Information System. New York: Van Nostrfand Reinhold.
Wilkinson, Joseph, W. 1993. Sistem Akunting dan Informasi, Di Indonesiakan oleh
Amir Abadi Yusuf, Edisi Pertama. Salemba Empat : Jakarta.
Wira, Danu Pangestu. 2007. Teori Dasar Sistem Informasi Manajemen.
(http://IlmuKomputer.org/wp.contont/uploads//2008/08/sim.pdf.) Diakses
tanggal 24 Oktober 2017.