desain penelitian

21
19 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Menurut Parsons (dalam Nazir, 2005, p. 13), penelitian adalah pencarian atas sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Penelitian menurut Woody (dalam Nazir, 2005, p.13) adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang hati-hati atas semua kesimpulan menguji hipotesis. Dari definisi penelitian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian adalah suatu proses mencari sesuatu secara sistematis dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan–aturan yang berlaku. Untuk menerapkan metode ilmiah dalam transkrip penelitian, maka diperlukan suatu desain penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan penelitian yang akan dikerjakan. Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian. Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian, mengenai pengumpulan, analisis data, dan sebagainya. (Nazir, 2005, p. 84). Jenis penelitian yang menjadi pilihan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif. Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2008) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

description

metode penelitian

Transcript of desain penelitian

Page 1: desain penelitian

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Menurut Parsons (dalam Nazir, 2005, p. 13), penelitian adalah pencarian atas

sesuatu secara sistematis dengan penekanan bahwa pencarian ini dilakukan

terhadap masalah-masalah yang dapat dipecahkan. Penelitian menurut Woody

(dalam Nazir, 2005, p.13) adalah sebuah metode untuk menemukan kebenaran

yang juga merupakan sebuah pemikiran kritis. Penelitian meliputi pemberian definisi

dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau jawaban

sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian

yang hati-hati atas semua kesimpulan menguji hipotesis. Dari definisi penelitian di

atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian adalah suatu proses mencari

sesuatu secara sistematis dalam waktu yang lama dengan menggunakan metode

ilmiah serta aturan–aturan yang berlaku.

Untuk menerapkan metode ilmiah dalam transkrip penelitian, maka diperlukan

suatu desain penelitian, yang sesuai dengan kondisi, seimbang dengan penelitian

yang akan dikerjakan. Desain penelitian harus mengikuti metode penelitian. Desain

penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian, mengenai pengumpulan, analisis data, dan sebagainya.

(Nazir, 2005, p. 84).

Jenis penelitian yang menjadi pilihan peneliti adalah jenis penelitian kuantitatif.

Seniati, Yulianto, dan Setiadi (2008) mengatakan bahwa penelitian kuantitatif adalah

Page 2: desain penelitian

20

penelitian yang datanya diperoleh berupa angka yang kemudian akan dianalisis

secara statistik.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-

bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Tujuan penelitian kuantitatif

adalah mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori dan

atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah

bagian yang sentral dalam penelitian kuantitatif karena hal ini memberikan hubungan

yang fundamental antara pengamatan empiris dan ekspresi matematis dari

hubungan-hubungan kuantitatif .

Penelitian ini termasuk dalam penelitian korelasional, yaitu penelitian yang

bertujuan menentukan apakah terdapat asosiasi atau hubungan antara dua variable

atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada di antara variabel yang diteliti

(Kuncoro, 2003).

Selain itu, penelitian ini adalah penelitian non-experimental atau Ex Post Facto

dikarenakan tidak adanya manipulasi variabel. Peneliti menggunakan metode

kuantitatif korelasional dan non-experimental atau Ex Post Facto dikarenakan ingin

mengetahui apakah terdapat hubungan antara aktivitas facebook terhadap

kecemburuan dalam percintaan pada mahasiswa/ i Universitas “X” di Jakarta.

3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian

3.2.1 Definisi Operasional

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah tingkat keaktifan

responden di Facebook dan tingkat kecemburuan dalam percintaan mahasiswa/ i

Universitas “X” di Jakarta. Facebook adalah salah satu situs jejaring sosial. Tingkat

keaktifan diperoleh berdasarkan data olahan kuesioner, yaitu dengan menanyakan

Page 3: desain penelitian

21

frekuensi berapa hari responden mengakses Facebook dalam seminggu, frekuensi

berapa jam responden mengakses Facebook dalam sehari, dan aktivitas apa saja

yang dilakukan responden tersebut. Aktivitas Facebook ini meliputi dari mulai log in

nya pengguna Facebook, pengecekan notifikasi miliknya, melihat beranda (home),

merespon penambahan teman baru, turut aktif dalam berkomentar di akun sendiri

atau temannya, memperbaharui status, mengunggah foto, dan aktivitas lainnya

yang bisa dilakukan.

Kecemburuan yang dimaksud yaitu kecemburuan romatis adalah fenomena

kompleks yang dapat didefinisikan sebagai persepsi ancaman akan kehilangan nilai-

nilai dalam suatu hubungan yang disebabkan saingan nyata ataupun imajinasi yang

meliputi afektif, kognitif, dan perilaku (Mullen dalam Marizitti, 2010, p. 53).

Menurut Marazzitti, dkk (2010) membagi kecemburuan dalam 5 dimensi, yaitu:

1. Kecemburuan yang obsesif (obsessionality), ditandai dengan perasaan

cemburu tanpa sadar yang mana individu itu pada akhirnya menyadari

rasa tersebut terlalu berlebihan dan tidak realistis tetapi tetap

diperjuangkan dengan banyak penekanan terhadap pasangannya.

2. Kecemburuan yang depresif (self-esteem), ditandai dengan rasa

ketidakcukupan dan rendah diri dibandingkan dengan pasangannya

sehingga ia tidak mempercayai kesetiaan pasangannya dan akhirnya

pasangannya berpotensi menjalin hubungan jarak jauh dengan

saingannya.

3. Kecemburuan perpisahan atau takut kehilangan (separation anxiety-

related jealousy/ fear of loss), ditandai dengan tidak mampu menerima

kehilangan pasangan di masa datang, sehingga membuat hubungan

Page 4: desain penelitian

22

menjadi ketergantungan, dan individu selalu ingin didekat pasangan dan

menunjukan tanda-tanda tertekan jika berpisah.

4. Kecemburuan paranoid (suspisciousness), ditandai dengan kecurigaan

ekstrim, seperti menginterpretasikan dan mengendalikan tingkah laku

pasangan. Tidak memberikan kepercayaan terhadap pasangan meskipun

pasangannya ini setia.

5. Kecemburuan sensitivitas (interpersonal sensitivity), ditandai dengan

sensitivitas yang berlebihan terhadap pasangan dengan stimulus dan

situasi eksternal, segalanya dianggap berpotensi agresif terhadap dirinya

baik orang atau sesuatu yang tidak dikenal.

3.2.2 Uji Reliabilitas Alat Ukur

Reliabilitas merujuk pada konsistensi skor yang dicapai oleh orang yang sama

ketika mereka diuji-ulang dengan tes yang sama pada kesempatan berbeda, atau

dengan seperangkat butir-butir ekuivalen yang berbeda, atau dalam kondisi

pengujian yang berbeda (Anastasi & Urbina, 2007, p 94).

Teknik yang digunakan dalam pengukuran reliabilitas adalah dengan Cronbach’s

Alpha . Teknik ini merupakan salah satu formula untuk menghitung koefisien

reliabilitas alpha diperoleh lewat penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya

satu sekali saja pada sekelompok responden (single trial administration). Dengan

menyajikan satu skala hanya satu kali, maka problem yang mungkin timbul pada

pendekatan reliabilitas ulang dapat dihindari. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien

reliabilitas (rxx) dan angkanya dalam rentang 0 sampai dengan 1,000. Semakin

tinggi koefisien reliabilitasnya mendekati angka 1,000 berarti semakin tinggi

reliabilitasnya. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati angka 0 maka

Page 5: desain penelitian

23

semakin rendah pula reliabilitasnya. Menurut Guilford (dalam Paramita, 2004),

penggolongan reliabilitas adalah sebagai berikut:

a. Jika 0,00-0,19 hubungan sangat kecil dan bisa diabaikan

b. Jika 0,20-0,39 hubungan kecil (reliabilitas rendah)

c. Jika 0,40-0,69 hubungan cukup erat (reliabilitas sedang)

d. Jika 0,70-0,89 hubungan erat (reliabilitas tinggi)

e. Jika 0,900-1.00 hubungan sangat erat (reliabilitas tinggi sekali)

Dalam menguji reliabilitas alat ukur, peneliti menggunakan bantuan komputer

yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0 for windows dan dari

hasil perhitungan reliabilitas alat ukur, didapatkan koefisien alpha untuk keseluruhan

item sebesar 0,912 atau 91,2 % (reliabilitas tinggi sekali). Menurut Nunnally (dalam

Widhiarso, 2010), koefisien tersebut dapat diaplikasikan ke dalam penelitian. Berikut

reliabilitas setiap dimensi kecemburuan:

a. Reliabilitas dimensi kecemburuan obsesif (K.O)

Tabel 3.1 Reliability Statistics K.O

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.790 .775 12 Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.1, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 12 item yang

dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan obsesif dengan

metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,790 atau 79 %. Dengan demikian,

menunjukkan bahwa item-item kecemburuan obsesif memiliki reliabilitas yang tinggi.

Page 6: desain penelitian

24

b. Reliabilitas dimensi kecemburuan depresif (K.D)

Tabel 3.2 Reliability Statistics K.D

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.645 .643 7 Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.2, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 7 item yang dianalisis

diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan depresif dengan metode

Cronbach’s Alpha sebesar 0,645 atau 64,5%. Dengan demikian, menunjukkan

bahwa item-item kecemburuan depresif memiliki reliabilitas yang sedang.

c. Reliabilitas dimensi kecemburuan takut kehilangan (K.TK)

Tabel 3.3 Reliability Statistics K.TK

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.637 .690 10 Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.3, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 10 item yang

dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan takut kehilangan

dengan metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,637 atau 63,7 %. Dengan demikian,

menunjukkan bahwa item-item kecemburuan takut kehilangan memiliki reliabilitas

yang sedang.

Page 7: desain penelitian

25

d. Reliabilitas dimensi kecemburuan paranoid (K.P)

Tabel 3.4 Reliability Statistics K.P

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.741 .750 12 Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.4, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 12 item yang

dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan paranoid dengan

metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,741 atau 74,1 %. Dengan demikian,

menunjukkan bahwa item-item kecemburuan paranoid memiliki reliabilitas yang

tinggi.

e. Reliabilitas dimensi kecemburuan sensitivitas (K.S)

Tabel 3.5 Reliability Statistics K.S

Cronbach's

Alpha

Cronbach's

Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.630 .571 10 Sumber: Hasil perhitungan program SPSS 16.0

Berdasarkan tabel 3.5, dapat peneliti simpulkan bahwa dari 10 item yang

dianalisis diperoleh estimasi reliabilitas untuk item kecemburuan sensitivitas dengan

metode Cronbach’s Alpha sebesar 0,630 atau 63 %. Dengan demikian,

menunjukkan bahwa item-item kecemburuan sensitivitas memiliki reliabilitas yang

sedang.

Hasil lengkap olahan reliabilitas oleh SPSS bisa dilihat di lampiran L1.

Page 8: desain penelitian

26

3.2.3 Uji Validitas Alat Ukur

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar–benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen menurut Riduwan & Kuncoro (2008,

p 216) menjelaskan bahwa validitas adalah suatu alat ukuran yang menunjukan

tingkat keandalan suatu alat ukur. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki

validitas rendah. Untuk mengukur validitas alat ukur, terlebih dahulu dicari nilai

korelasi antara bagian–bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan cara

mengkorelasikan setiap butir alat ukur dengan total skor yang merupakan jumlah

skor tiap butir

Validitas alat ukur ini bersifat validitas konstruk, yaitu alat ukur yang digunakan

adalah skala yang disusun berdasarkan teori. Dalam pengujian validitas alat ukur,

peneliti menggunakan SPSS 16.0.

Menurut kriteria Guilford (dalam Paramita, 2004), terdapat 5 penggolongan

validitas berdasarkan nilai korelasi antara item dengan total skor, yaitu:

a. Jika 0,00-0.19, item dibuang (tidak valid)

b. Jika 0,20-0,39, item direvisi (korelasi rendah)

c. Jika 0,40-0,69, item dipakai (korelasi sedang)

d. Jika 0,70-0,89, item dipakai (korelasi tinggi)

e. Jika 0,90-1,00, item dipakai (korelasi tinggi sekali)

Berikut hasil pengujian validitas setelah diuji coba pada 41 responden:

Page 9: desain penelitian

27

a. Domain Kecemburuan Obsesif (Domain 1)

Tabel 3.6 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 1

Korelasi Antara Item X dengan Total

Nilai Korelasi (Pearson

Corellation)

Probabilitas Korelasi

[sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.1 0,722 0,000 Valid Item No.2 0,457 0,003 Valid Item No.3 0,622 0,000 Valid Item No.4 0,716 0,000 Valid Item No.5 0,686 0,000 Valid Item No.6 0,272 0,085 Direvisi Item No.7 0,684 0,000 Valid Item No.8 0,227 0,154 Direvisi Item No.9 0,587 0,000 Valid Item No.10 0,653 0,000 Valid Item No.11 0,230 0,147 Direvisi Item No.12 0,552 0,000 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 12 item pada

domain 1, hanya 9 nomor yang dinyatakan valid atau bisa dipakai pada uji field,

yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, dan 12, sedangkan 3 item, yaitu no.6, 8,

dan 11 harus direvisi terlebih dahulu untuk menaikkan korelasi antar item

dengan total skor.

b. Domain Kecemburuan Depresif (Domain 2)

Tabel 3.7 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 2

Korelasi Antara Item X dengan Total

Nilai Korelasi (Pearson

Corellation)

Probabilitas Korelasi

[sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.13 0,178 0,265 Tidak Valid Item No.14 0,686 0,000 Valid Item No.15 0,415 0,007 Valid

Page 10: desain penelitian

28

Item No.16 0,542 0,000 Valid Item No.17 0,439 0,004 Valid Item No.18 -0,093 0,562 Tidak Valid Item No.19 0,118 0,462 Tidak Valid Item No.20 0,296 0,060 Direvisi Item No.21 0,670 0,000 Valid Item No.22 0,592 0,000 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada

domain 2, hanya 6 nomor yang dinyatakan valid, yaitu 14, 15, 16, 17, 21, dan

22, 1 item harus direvisi, dan 3 item harus dibuang karena tidak valid.

c. Domain Kecemburuan Takut Kehilangan ( Domain 3)

Tabel 3.8 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 3

Korelasi Antara Item X dengan Total

Nilai Korelasi (Pearson

Corellation)

Probabilitas Korelasi

[sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.23 0,667 0,000 Valid Item No.24 0,703 0,000 Valid Item No.25 0,688 0,000 Valid Item No.26 0,290 0,066 Direvisi Item No.27 0,631 0,000 Valid Item No.28 0,209 0,189 Direvisi Item No.29 0,493 0,001 Valid Item No.30 0,335 0,032 Direvisi Item No.31 0,528 0,000 Valid Item No.32 0,529 0,000 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada

domain 3, hanya 7 item yang dinyatakan valid, yaitu nomor 23, 24, 25, 27, 29,

31,dan 32, sedangkan 3 item lain harus direvisi terlebih dahulu.

Page 11: desain penelitian

29

d. Domain Kecemburuan Paranoid (Domain 4)

Tabel 3.9 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 4

Korelasi Antara Item X dengan Total

Nilai Korelasi (Pearson

Corellation)

Probabilitas Korelasi

[sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.33 0,497 0,001 Valid Item No.34 0,324 0,039 Direvisi Item No.35 0,488 0,001 Valid Item No.36 0,583 0,000 Valid Item No.37 0,769 0,000 Valid Item No.38 0,403 0,009 Valid Item No.39 0,699 0,000 Valid Item No.40 0,548 0,000 Valid Item No.41 0,516 0,001 Valid Item No.42 0,610 0,000 Valid Item No.43 0,267 0,091 Direvisi Item No.44 0,474 0,002 Valid Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 12 item pada

domain 4, hanya 10 item yang dinyatakan valid, yaitu 33, 35, 36, 37, 38, 39, 40,

41, 42, dan 44, sedangkan 2 item harus direvisi terlebih dahulu.

e. Domain Kecemburuan Sensitivitas (Domain 5)

Tabel 3.10 Tabel Hasil Uji Validitas Domain 5

Korelasi Antara Item X dengan Total

Nilai Korelasi (Pearson

Corellation)

Probabilitas Korelasi

[sig.(2-tailed)] Kesimpulan

Item No.45 0,337 0,031 Direvisi Item No.46 0,433 0,005 Valid Item No.47 0,597 0,007 Valid Item No.48 0,692 0,000 Valid Item No.49 0,536 0,004 Valid Item No.50 0,341 0,029 Direvisi

Page 12: desain penelitian

30

Item No.51 0,236 0,137 Direvisi Item No.52 0,808 0,060 Valid Item No.53 0,492 0,001 Valid Item No.54 0,307 0,051 Direvisi Sumber: Hasil Pengolahan Data

Dari hasil pengujian validitas dapat disimpulkan bahwa dari 10 item pada

domain 5, hanya 6 item yang dinyatakan valid, yaitu 46, 47, 48, 49, 52, dan 53,

sedangkan 4 item harus direvisi terlebih dahulu.

Jadi, kesimpulan keseluruhan dari pengujian validitas dari 54 item yang diuji-

cobakan pada 41 orang responden, 3 item dinyatakan tidak valid atau harus

dibuang, 13 item dinyatakan harus direvisi terlebih dahulu, dan 38 item dinyatakan

valid. Item yang valid dan item yang sudah direvisi akan digunakan pada sampel

sebenarnya. Hasil lengkap olahan validitas oleh SPSS dapat dilihat pada lampiran

L2.

3.3 Uji Hipotesis

Kountur (2005, pp 109-111) mengatakan bahwa hipotesis pada umumnya

dinyatakan dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif.

Hipotesis nol atau dikenal pula dengan istilah null hypothesis yang diberi simbol

Ho adalah penyataan hipotesis yang menunjukan tidak adanya perubahan

sedangkan hipotesis alternatif atau dikenal pula dengan istilah alternative hypothesis

yang diberi simbol Ha adalah penyataan hipotesis yang menunjukan hasil yang

diharapkan. Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diharapkan peneliti

dinyatakan dalam bentuk hipotesis alternatif. Itu sebabnya, hipotesis alternatif

kadang – kadang disebut pula research hypothesis yang diberi simbol H1.

Page 13: desain penelitian

31

Kegunaan dari hipotesis itu perlu dinyatakan dalam dua bentuk sekaligus, yaitu

dalam bentuk hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Yang akan diuji oleh statistik

adalah hipotesis nol sedangkan yang diharapkan oleh peneliti adalah hipotesis

alternatif. Itu sebabnya keduanya harus dinyatakan.

Hipotesis diuji dengan teknik statistik, apabila hasil pengujian statistik

menunjukan bahwa hipotesis ditolak, maka yang dimaksud ditolak disini adalah

hipotesis nolnya. Jika hipotesis nol ditolak, berarti hipotesis alternatif secara otomatis

diterima dan sebaliknya. Jika hipotesis nol diterima maka hipotesis alternatif ditolak.

Tentu yang diharapkan peneliti adalah supaya hipotesis nol ditolak, dengan

demikian hipotesis alternatif yang merupakan dugaan peneliti bisa diterima. Namun,

tidak harus dipaksakan hipotesis nol ditolak. Jika memang setelah diuji dengan

statistik ternyata harus diterima, maka hipotesis nolnya harus diterima.

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook

dengan tingkat kecemburuan.

Ha: Ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan

tingkat kecemburuan.

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook

dengan jenis kelamin.

Ha: Ada hubungan antara tingkat keaktifan responden di Facebook dengan jenis

kelamin.

• Ho: Tidak ada hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin.

Ha: Ada hubungan antara tingkat kecemburuan dengan jenis kelamin.

Page 14: desain penelitian

32

3.4 Jenis dan Sumber Data Penelitian

Menurut Indriantoro & Supomo (2002, pp 145-146) membagi 3 jenis data, yaitu:

a. Data subyek: jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman,

atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi

subyek penelitian (responden). Data subyek ini dilaporkan sendiri oleh

respondennya (self-report data). Bentuk respon dari data ini adalah lisan,

tulisan, atau ekspresi. Respon lisan didapat dari tanggapan yang diajukan

peneliti. Respon tertulis dari tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuesioner),

sedangkan ekspresi dari proses observasi.

b. Data fisik: jenis data penelitian yang berupa obyek atau benda fisik. Data fisik

merupakan benda berwujud yang menjadi bukti suatu keberadaan atau

kejadian pada masa lalu.

c. Data dokumenter: data ini memuat apa dan kapan suatu kejadian, serta

siapa yang teribat di suatu kejadian. Data dokumenter ini dapat dijadikan

bahan analisis data yang kompleks yang dikumpulkan melalui metode

observasi dan analisis dokumen yang dikenal dengan content anlysis.

Sumber data terbagi 2 kategori (Indriantoro & Supomo, 2002, pp 146-147), yaitu:

a. Data primer: sumber data penelitian yang diperoleh langsung dari sumber

asli (tidak melalui media perantara). Data primer secara khusus dikumpulkan

oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan penelitian. Ada 2 metode dalam

mengumpulkan data primer ini, yaitu: (1) metode survei dan (2) metode

obeservasi.

b. Data sekunder: data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

(melalui perantara). Umumnya berupa bukti, catatan, atau laporan historis

Page 15: desain penelitian

33

yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang tidak

dipublikasikan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis data subyek dalam bentuk

tulisan dari penilaian sendiri dari kuesioner yang diberikan dan sumber data yang

digunakan adalah data primer dengan metode survei.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner

atau angket. Kuesioner atau angket adalah suatu metode untuk mendapatkan data,

dengan data yang berisi sejumlah pertanyan secara tertulis yang dibagikan kepada

subyek atau sampel yang kita teliti dengan tujuan untuk mengungkapkan kondisi

dalam diri subyek yang ingin diketahui (Sutrisno, 2000, p 25). Data diperoleh dengan

menggunakan uji kuesioner yang diberikan kepada responden yang memiliki kriteria

sebagai berikut:

1. Mahasiswa yang tergolong dewasa muda 20-22 tahun di Universitas “X”

di Jakarta.

2. Memiliki akun aktif di Facebook.

3. Berstatus sedang menjalin hubungan percintaan minimal 1 tahun.

Pada penelitian ini, jenis kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup

atau kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang sudah disediakan

jawabannya. Jawaban kuesioner disusun untuk mengetahui kecocokan responden

dengan indikator-indikator yang sudah disusun (skala Likert). Kuisioner ini terdiri

dari 4 pilihan jawaban yang masing-masing diberi skor. Item kuesioner ada yang

bersifat positif (favourable) dan negatif (unfavourable). Item positif artinya

Page 16: desain penelitian

34

mendukung teori sedangkan item negatif tidak mendukung teori. Adapaun

pemberian skor jika item favourable maupun unfavourable:

Tabel 3.11 Tabel Skor Pernyataan Favourable dan Unfavourable

Pernyataan Favourable Unfavourable

SS ( Sangat Sesuai) 4 1

S (Sesuai) 3 2

KS (Kurang Sesuai) 2 3

TS (Tidak Sesuai) 1 4

Sebelumnya kuesioner diuji-cobakan (try out) kepada 41 responden yang memenuhi

kriteria sampel. Uji try out ini dilakukan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari

kuesioner. Setelah diuji validitas dan reliabilitasnya, maka akan diketahui pernyataan

yang valid, harus direvisi, dan tidak valid. Pernyataan valid akan digunakan untuk uji

ke lapangan (field) sedangkan yang tidak valid akan dibuang. Rincian kisi-kisi

kuesioner sebanyak 54 nomor yang digunakan pada uji try out bisa dilihat pada

lampiran L3.

Hasil dari pengujian try out ini dari 41 responden didapatkan bahwa 54 item yang

diuji-cobakan pada 41 orang responden, 3 item dinyatakan tidak valid atau harus

dibuang, 13 item dinyatakan harus direvisi terlebih dahulu, dan 38 item dinyatakan

valid. Item yang valid dan item yang sudah direvisi akan digunakan pada sampel

sebenarnya. Berikut rincian kisi-kisi kuesioner yang akan diujikan ke field:

Page 17: desain penelitian

35

Tabel 3.12 Tabel kisi-kisi alat ukur kecemburuan untuk field

Domain Indikator Favourable Unfavourable Total

Kecemburuan

Obsesif

mempunyai keinginan

yang tidak realistis

terhadap pacar 1, 6, 16 11

4

bersikap terlalu berlebihan terhadap pacarnya

21, 26, 36 31 4

banyak tuntutan 40,48, 50 44 4

Kecemburuan

Depresif

merasa rendah diri atas kelebihan pacar

2, 7, 12, 17 - 4

tidak percaya

kesetiaan pasangan

22, 27,32 - 3

Kecemburuan

Takut Kehilangan

terlalu bergantung dengan pasangan

3, 8, 13, 23 18 5

selalu ingin

berdekatan dengan

pacar

28, 33, 41, 45 37 5

Kecemburuan

Paranoid

mengendalikan

tingkah laku pacar 4, 9 14 3

tidak memberikan

kepercayaan kepada

pacar

24, 29 19 3

curiga ekstrim

terhadap perilaku

pacar

34, 42 38 3

mengambil kesimpulan sendiri tentang perilaku pacar

46, 51 49 3

Page 18: desain penelitian

36

Pada pengujian kuesioner ke field akan digunakan 51 item yang dinyatakan valid

dan telah direvisi sebelumnya.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel

Kumar (1999, p 148) menjelaskan pengambilan sampel adalah sebuah proses

menyeleksi sebagian kecil contoh dari kelompok besar untuk mengestimasi atau

memprediksi fakta, situasi, atau sesuatu berdasarkan kelompok besar tersebut.

Masih menurut Kumar (1999, p 148) sampel adalah sub kelompok dari populasi

yang ingin diteliti.

Dalam penelitian ini, peneliti mengambil teknik pengambilan sampel jenis

judgemental atau purposive sampling, yaitu pengambilan sampel hanya kepada

responden dikehendaki berdasarkan kriteria peneliti. Responden yang diteliti adalah

mahasiswa di Universitas “X” di Jakarta dengan lingkup usia 20-22 tahun, yaitu

umumnya semester 5 sampai semester 7 dengan total populasi 10.903 mahasiswa

(data diperoleh dari Universitas “X” per 1 September 2010). Karena tidak diketahui

jumlah populasi mahasiswa yang sedang berpacaran minimal 1 tahun dan memiliki

akun aktif FB, maka peneliti melakukan asumsi dasar untuk mendapatkan

persentase dari jumlah populasi tersebut, yaitu dengan cara mendata 100

Kecemburuan

Sensitivitas

Memiliki sensitivitas berlebihan terhadap pacar dan stimulus dari luar dirinya

5, 10, 15, 20

25 5

Menganggap pacar atau orang lain akan bertindak agresif terhadap dirinya

30, 39, 43, 47 35 5

Page 19: desain penelitian

37

mahasiswa semester 5 dan 7 yang dipilih secara acak. Mahasiswa tersebut didata

berdasarkan usianya, status percintaanya (lajang atau sedang berpacaran), berapa

usia hubungan tersebut, dan apakah memiliki akun aktif di FB (dalam seminggu

minimal 3 hari Log in).

Dari hasil pendataan awal tersebut, didapatkan bahwa 48 orang lajang, 31

orang sedang berpacaran kurang dari 1 tahun, 2 orang sedang berpacaran lebih dari

1 tahun, dan tidak memiliki akun aktif FB, dan hanya 19 orang yang sedang

berpacaran lebih dari 1 tahun dan memiliki akun aktif FB. Dari hasil tersebut

didapatkan persentase kriteria populasi yang akan ditarik lagi sebagai sampel

adalah sebanyak 19% dari total mahasiswa Universitas “X” semester 5 dan 7, yaitu

10.903 mahasiswa adalah 2072 orang.

Menurut Riduwan & Kuncoro (2008, p 44), apabila jumlah populasinya sudah

diketahui, maka salah satu cara menentukan ukuran sampel yang dapat dilakukan

dengan rumus Taro Yamane.

Rumus Taro Yamane:

1

Dimana: n = jumlah sampel N = jumlah populasi d = derajat kebebasan Pada penelitian ini, digunakan tingkat ketepatan 90% atau persentase

kesalahan yang diterima sebesar 10%, sehingga jumlah sampel yang perlu diambil

adalah:

n = 2072

2072(0,1) 2 +1

Page 20: desain penelitian

38

= 95,39 ≈ 96 orang

Berdasarkan perhitungan di atas, jumlah sampel minimal adalah 96 orang. Jadi,

sampel yang akan diambil untuk penelitian ini berjumlah 100 orang mahasiswa

semester 5 dan 7 Universitas ‘X’ di Jakarta yang diambil secara purposive sampling.

3.7 Teknik Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari pengisian kuesioner berupa bilangan ordinal yang

dapat digunakan untuk membedakan karakteristik. Data yang didapat dari penelitian

ini akan diolah dengan menggunakan tabulasi silang, chi square, dan uji analisis

korelasi Spearman rank.

Tabulasi silang digunakan untuk data nominal atau ordinal. Pembuatan tabulasi

silang disertai dengan perhitungan tingkat keeratan hubungan antar variabel dalam

tabulasi silang. Alat statistik yang sering digunakan untuk mengukur hubungan pada

tabulasi silang adalah chi square. Chi square digunakan untuk menguji ada tidaknya

hubungan antara baris dan kolom dari tabulasi silang.

Korelasi Spearman rank bisa digunakan untuk pengukuran korelasi pada

statistik non-parametrik dan data berskala pengukuran ordinal.

Korelasi Spearman dilambangkan dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari

harga (-1 ≤ r ≤ 1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatif sempurna; r=0

artinya tidak ada korelasi; dan r=1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti

harga r akan dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Page 21: desain penelitian

39

Tabel 3.13 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Sumber: Riduwan & Kuncoro (2008, p 62) Selain itu, informasi mengenai profil responden dipaparkan dalam bentuk

distribusi frekuensi. Dalam penelitian ini pengolahan data diolah menggunakan

program SPSS 16.0.

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,0000,60 - 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat KuatKuat

Cukup Kuat Rendah

Sangat Rendah