DESAIN PENELITIAN

14
BAB VI DESAIN PENELITIAN : PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN DESKRIPTIF Pendahuluan Pembahasan pada bab ini adalah mengenai penelitian kualitatif dan penelitian deskriptif sebagai payung besar metodologi penelitian. Dalam literatur penelitian, kualitatif dan deskriptif mengacu pada berbagai istilah seperti ‘etnografi’, ‘observasi dengan dan tanpa partisipan’ (Long, 1983), ‘etnografi holistik’, ‘kognitif antropologi’, ‘komunikasi etnografi’, dan ‘ interaksi simbolik’ (Jacob, 1987). Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar antara peran landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data , dan berakhir pada penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”. Penelitian harus mempertimbangkan secara matang pendekatan yang tepat baik sintektik maupun analitik, dan tujuan dari penelitian tersebut apakah bersifat heuristik maupun deduktif. Peneliti dapat menggabungkan pendekatan-pendekatan ini. Sebagai contoh, hipotesis yang diturunkan dari penelitian sintektik-heuristik kemudian dapat dipilih menjadi dasar penelitian dengan menggunakan desain analitik-deduktif. Perbedaan yang paling mendasar terletak pada sifat intrinsik subjek penelitian, peran peneliti, dan apakah kebenaran diperoleh melalui fakta

description

m

Transcript of DESAIN PENELITIAN

Page 1: DESAIN PENELITIAN

BAB VI

DESAIN PENELITIAN :

PENELITIAN KUALITATIF DAN PENELITIAN DESKRIPTIF

 

Pendahuluan

Pembahasan pada bab ini adalah mengenai penelitian kualitatif dan penelitian

deskriptif sebagai payung besar metodologi penelitian. Dalam literatur penelitian,

kualitatif dan deskriptif mengacu pada berbagai istilah seperti ‘etnografi’, ‘observasi

dengan dan tanpa partisipan’ (Long, 1983), ‘etnografi holistik’, ‘kognitif antropologi’,

‘komunikasi etnografi’, dan ‘ interaksi simbolik’ (Jacob, 1987).

 

Desain Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif

Penelitian kualitatif adalah riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan

analisis dengan pendekatan induktif. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih

ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Terdapat perbedaan mendasar antara peran

landasan teori dalam penelitian kuantitatif dengan penelitian kualitatif. Dalam

penelitian kuantitatif, penelitian berangkat dari teori menuju data, dan berakhir pada

penerimaan atau penolakan terhadap teori yang digunakan; sedangkan dalam

penelitian kualitatif peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai

bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu “teori”.

Penelitian harus mempertimbangkan secara matang pendekatan yang tepat baik

sintektik maupun analitik, dan tujuan dari penelitian tersebut apakah bersifat heuristik

maupun deduktif. Peneliti dapat menggabungkan pendekatan-pendekatan ini. Sebagai

contoh, hipotesis yang diturunkan dari penelitian sintektik-heuristik kemudian dapat

dipilih menjadi dasar penelitian dengan menggunakan desain analitik-deduktif.

Perbedaan yang paling mendasar terletak pada sifat intrinsik subjek penelitian, peran

peneliti, dan apakah kebenaran diperoleh melalui fakta yang objektif atau persepsi

subjektif. Hasil yang ditunjukkan oleh perbaikan verbal pembelajar bahasa sebagai

strategi pemerolehan berbeda dengan hasil yang ditunjukkan oleh nilai kuantitatif

pada judgment test yang dikontrol dalam penelitian eksperimental.

Page 2: DESAIN PENELITIAN

Perbedaan Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

 (Menurut Fraenkel dan Wallen, 1993)

No Penelitian Kuantitatif Penelitian Kualitatif

1 Menekankan hipotesis jadi yang

dirumuskan sebelumnya.

Menekankan hipotesis yang

berkembang dalam pelaksanaan

penelitian.

2 Menekankan definisi operasional

yang dirumuskan sebelumnya.

Menekankan definisi dalam konteks

atau perkembangan penelitian.

3 Data diubah menjadi skor numerik. Menekankan deskripsi naratif.

4 Menekankan pengukuran dan

penyempurnaan keajegan skor yang

diperoleh dari instrumen.

Menekankan pada asumsi bahwa

keajegan inferensi cukup kuat.

5 Pengukuran validitas melalui

rangkaian perhitungan statistik.

Pengukuran validitas melalui cek silang

dari sumber informasi.

6 Menekankan teknik acak untuk

mendapatkan sampel representatif.

Menekankan informasi ekspert untuk

mendapatkan sampel purposif.

7 Menekankan prosedur penelitian

yang baku.

Menekankan prosedur penelitian

deskriptif naratif.

8 Menekankan desain untuk

pengontrolan variabel ekstranus.

Menekankan analisis logis dalam

pengontrolan variabel ekstranus.

9 Menekankan desain untuk

pengontrolan khusus untuk menjaga

bias dalam prosedur penelitian.

Menekankan kejujuran peneliti dalam

pengontrolan prosedur bias.

10 Menekankan rangkuman statistik

dalam hasil penelitian.

Menekankan rangkuman naratif dalam

hasil penelitian.

11 Menekankan penguraian fenomena. Menekankan deskripsi holistik.

 

Metodologi-metodologi Penelitian : Persamaan dan Perbedaan

Berikut ini adalah gambar jenis-jenis desain dan parameter penelitian untuk melihat

persamaan dan perbedaan di dalam metodologi penelitian.

     Kualitatif       Deskriptif       Eksperimental

Page 3: DESAIN PENELITIAN

1. Sintetik/ holistik                                                 Analitik/konstituen

2. Heuristik                                                            Deduktif

3. Kontrol (lemah)                                                  Kontrol (kuat)

 

 

 

 

 

Gambar. Jenis-jenis Desain dan Parameter Penelitian

Beberapa Perbedaan Dalam Penelitian Kualitatif, Deskriptif, dan

Eksperimental

1. a.      Penelitian Kualitatif dan Deskriptif

Baik penelitian kualitatif maupun deskriptif, keduanya mendeskripsikan fenomena

yang terjadi secara alami tanpa adanya interferensi dari sebuah eksperimen atau suatu

perlakuan tertentu yang direncanakan. Keduanya berkaitan dengan pendeskripsian,

tetapi pendekatan penelitian berasal dari perspektif yang berbeda.

Penelitian kualitatif adalah heuristik, bukan deduktif. Hal tersebut dikarenakan

terdapat  pertanyaan penelitian atau data yang dibuat sebelum penelitian dimulai.

Wilayah penelitian dan pertanyaan menggunakan perspektif sintektik/ holistik dalam

rangka memperoleh informasi sebanyak-banyaknya, dan menghindari manipulasi atau

interferensi di dalam konteks penelitian. Terdapat istilah ‘organic development’ yang

maknanya adalah penelitian ini menyempitkan fokus sesuai perkembangan penelitian

dan tidak didikte oleh hipotesis.

Penelitian deskriptif dapat bersifat heuristik atau deduktif. Tipe atau kategori

penelitian ini mengacu pada penelitian yang menggunakan data-data yang telah ada

atau sebagai penelitian non-eksperimen dengan hipotesis yang telah dibentuk

sebelumnya. Studi deskriptif dapat menjelaskan aspek pemerolehan bahasa kedua dari

Page 4: DESAIN PENELITIAN

sudut pandang yang lebih sintektik atau dapat berfokus pada deskripsi mengenai

sebuah konstituen tertentu di dalam proses, contohnya pemerolehan struktur bahasa

tertentu atau perilaku tertentu terhadap pembelajaran bahasa yang berbeda dengan

lainnya. Studi deskriptif beranjak dari sebuah pertanyaan umum mengenai sebuah

fenomena yang sedang dikaji atau dengan menggunakan pertanyaan dan fokus yang

lebih spesifik.

Beberapa ahli metode penelitian menyatakan bahwa penelitian deskriptif berbeda

dengan penelitian kualitatif dilihat dari data analisisnya. Data pada penelitian

deskriptif adalah kuantitatif. Tetapi faktanya, pendapat mengenai perbedaan tersebut

tidak selamanya benar. Pada penelitian kualitatif mengenai pemerolehan bahasa,

elemen-elemen baik kualitatif maupun kuantitatif dapat digunakan. Data pada

penelitian kualitatif menjadi data kuantitatif setelah data-data tersebut dikumpulkan

dan dikategorikan. Brown memberikan contoh mengenai hal tersebut. Prosedur khas

yang banyak ditemukan pada penelitian kualitatif antara lain; observasi, perekaman,

dan transkripsi manual. Pertama, data-data tersebut akan dianalisa secara kualitatif,

kemudian dianalisa secara kuantitatif dalam hal urutan frekuensi dan rata-rata

panjang ungkapan. Contoh yang dikemukakan oleh Brown tersebut merupakan studi

Brown mengenai pemerolehan morfem gramatika oleh orang dewasa dan pembelajar

anak bahasa kedua. Penelitian deskriptif studi kasus memberikan sebuah analisis 

linguistik yang mendalam mengenai aspek kemampuan gramatika pembelajar bahasa

kedua, sedangkan studi etnografi menyediakan analisis kuantitatif dalam bentuk

frekuensi kejadian fenomena dalam bahasa kedua.

 

 

1. b.      Penelitian Deskriptif dan eksperimental

Penelitian deskriptif dapat berupa sintektik maupun analitik dalam pendekatannya

terhadap fenomena bahasa kedua yang dikaji, sedangkan penelitian eksperimen harus

analitik. Hal tersebut merupakan perbedaan yang mendasar. Penelitian deskriptif

dapat dilakukan dengan alasan-alasan heuristik. Contohnya untuk menyelidiki

fenomena tertentu bahasa kedua secara mendalam atau untuk menguji sebuah

hipotesis a priori. Kedua penelitian ini dapat berangkat dari hipotesis di mana peneliti

memulainya dengan sebuah teori atau pertanyaan penelitian.

Page 5: DESAIN PENELITIAN

Perbedaan dari kedua penelitian ini yang sama pentingnya adalah dalam penelitian

deskriptif, tidak ada manipulasi pada fenomena kebahasaan yang berlangsung,

sedangkan dalam penelitian eksperimental, manipulasi dan kontrol merupakan

parameter penting untuk validitas internal dan eksternal.

 

Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami

makna yang  oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari

masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-

upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur,

mengumpulkan data yangspesifik dari para partisipan, menganalisis data secara

induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan

makna data. Laporan akhir untuk penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang

fleksibel (Creswell, 2010 : 5).

Metode penelitian kualitatif pada mulanya dikembangkan oleh para ahli antropologi

dan sosiologi yang mengkaji perilaku manusia dalam konteks bahwa peran peneliti

tidak akan mengubah perilaku alami subjek penelitian. Tidak seperti penelitian

deskriptif, penelitian kualitiatif menghindari pembentukan pertanyaan-pertanyaan

penelitian, hipotesis, identifikasi, a priori, dan variabel-variabel yang akan menjadi

fokus penelitian.

Sebagaimana yang telah dibahas pada bab 2, penelitian kualitatif adalah sintetik atau

holistik (Parameter 1), heuristik (Parameter 2), dengan sedikit atau tanpa manipulasi

(Parameter 3) terhadap lingkungan penelitian, dan menggunakan prosedur

pengumpulan data dengan tingkat ketegasan yang rendah (Parameter 4). Penelitian

kualitatif akan menghindari kesulitan atau permasalahan yang dirasakan akan muncul

pada penelitian bahasa dengan desain eksperimental.

Tujuan akhir dari penelitian kualitatif adalah untuk menemukan fenomena seperti pola

perilaku bahasa kedua yang belum pernah dijelaskan sebelumnya dan untuk

memahami fenomena-fenomena tersebut menurut perpektif aktivitas peserta atau

pembelajar. Peneliti juga dapat sekaligus berperan sebagaiparticipant

observer (partisipan pengamat) dengan kegiatan seperti mencatat, merekam dan

mengamati tanpa adanya kontrol atau pedoman dari kuesioner atau instrumen lainnya.

Page 6: DESAIN PENELITIAN

Tujuan dari observasi non partisipan adalah untuk menyusun kembali bagaimana

pengalaman yang dialami oleh para subjek seakurat mungkin. Pada pemerolehan

bahasa kedua, penelitian kualitatif mencoba untuk memahami fenomena bahasa kedua

dari perspektif para pembelajar bahasa kedua, bukan dari perspektif peneliti.

 

Permasalahan-permasalahan observasi non-partisipan di dalam bahasa kedua

Pada dasarnya, bahasa itu sendiri dapat menjadi sebuah variabel. Penelitian tipe ini

adalah untuk menjelaskan apa yang terjadi dan bagaimana maknanya menjadi pelaku

di dalam aktivitas pemerolehan bahasa. Bukanlah sesederhana seperti menanyakan

pendapat pembelajar, dikarenakan pembelajar dan peneliti biasanya menggunakan

bahasa yang berbeda. Bahasa yang digunakan oleh pembelajar untuk menggambarkan

pengalaman mereka juga belum sempurna. Para peneliti harus menduga, menarik

kesimpulan atau memperhitungkan hal-hal yang lebih luas lagi agar dapat

menghasilkan sebuah deskripsi yang akurat.

Penelitian kualitatif lebih sesuai untuk mendeskripsikan konteks sosial bahasa kedua,

seperti interaksi tuturan (siapa berkata apa, kepada siapa, dan kapan), frekuensi, dan

deskripsi tindak tutur dalam konteks penggunaan bahasa, seperti deskripsi perihal

bahasa yang digunakan antara guru dan siswa.

 

Prosedur Melakukan Penelitian Kualitatif

Jenis penelitian kualitatif tidak memiliki desain atau prosedur standar sebagaimana

yanga ada di dalam penelitian eksperimen. Prosedur penelitian kualitatif dapat

diilustrasikan sebagai sebuah corong atau piramida terbalik, yang bermakna bahwa

perkembangan penelitian dari hal yang umum ke hal yang spesifik. Ilustrasi lainnya

adalah spiral yang juga menggambarkan penelitian kualitatif berangkat dari hal umum

ke pengumpulan data secara lebih spesifik, selain itu spiral menunjukkan siklus

perulangan observasi dan analisis.

Berikut adalah proses pelaksanaan penelitian kualitatif :

1. Menentukan fenomena yang akan dikaji/ dijelaskan.

Page 7: DESAIN PENELITIAN

Dikarenakan penelitian kualitatif bersifat sintetik dalam pendekatannya, maka pada

tahap tertentu perlu mempersempit fokus observasi. Digunakan unit dan sub-set dalam

hirarki penelitian.

1.  Menggunakan metode kualitatif untuk memperoleh data.

Penelitian kualitatif menggunakan berbagai alat/ cara untuk mengumpulkan data.

Dalam rangka memperoleh gambaran kegiatan atau kejadian secara lengkap, sering

kali digunakan metode-metode yang berbeda sekaligus di dalam satu penelitian. Tidak

seperti penelitian eksperimen yang bergantung pada satu pendekatan. Cara-cara

memperoleh data kualitatif antara lain : observasi, perekaman, kuesioner,

wawancara, case history, catatan lapangan, dan sebagainya.

1.   Mencari pola-pola dalam data.

Data pada penelitian kualitatif merupakan data mentah yang belum pernah

dikumpulkan sebelumnya. Begitu data dikumpulkan, maka peneliti harus menyaring

data.

1.  Validasi kesimpulan-kesimpulan awal dengan mengulang data atau

mengumpulkan lebih banyak data

Ketika pola-pola telah teridentifikasi di dalam data, peneliti akan menvalidasi

penemuannya. Peneliti menvalidasi penemuan melalui triangulasi karena penggunaan

metode yang beragam dalam pengumpulan data.

1.  Mendaur ulang (recycle) melalui proses atau data.

Setelah melakukan tahap awal analisis data, perlu menetapkan kembali wilayah

penelitian dan menyempitkan fokus. Proses ini dilustrasikan seperti sebuah corong.

 

Kegunaan Penelitian Kualitatif

Penelitian kualitatif berguna bagi peneliti untuk menemukan dan menjelaskan

fenomena bahasa kedua di dalam konteks alaminya. Penelitian kualitatif digunakan

sebagai pendekatan oleh peneliti untuk berhubungan dengan penemuan atau

penggambaran kemahiran bahasa kedua dalam suatu konteks alami di mana tidak ada

asumsi tentang aktivitas  atau peran dalam kemahiran bahasa kedua tersebut.

Page 8: DESAIN PENELITIAN

Kesimpulan-kesimpulan yang diperoleh pada penelitian kualitatif diperoleh secara

induktif. Penelitian kualitatif dapat disebut hypothesis generating karena pertanyaan-

pertanyaan penelitian diajukan oleh pola-pola yang muncul dari data itu sendiri.

 

 

Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif dapat dilakukan secara kualitatif maupun kuantitatif.  Persamaan

penelitian deskriptif dengan penelitian kualitatif ialah berhubungan dengan fenomena

yang terjadi secara alamiah, menggunakan data yang diambil secara langsung atau

dari peneliti lain.  Sedangkan perbedaan dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

ini lebih bersifat deduktif daripada heuristik, dan berawal dari investigasi pada

cakupan yang sempit.

Penelitian deskriptif digunakan untuk membangun fenomena yang ada dengan

memberi gambaran secara eksplisit.  Sebagai contoh, penelitian ini dapat menguji

gambaran keadaan strategi belajar tertentu dengan menggunakan uji hipotesis. 

Penelitian deskriptif dapat juga dipakai untuk  mengukur frekuensi, contohnya,

mengukur frekuensi munculnya bentuk sintaktik tertentu dalam ujaran bahasa kedua

pada beberapa tahap pengembangan.  Sangat penting ditekankan agar ketika jenis

penelitian ini dimulai dengan sebuah pertanyaan atau hipotesis, maka fenomena yang

digambarkannya tidak dapat dimanipulasi atau dipalsukan dalam hal apapun.

Ada dua macam penelitian deskriptif yang dapat digunakan untuk meneliti

pemerolehan bahasa kedua:

1. Studi kasus (Case studies)

Pendekatan ini digunakan pada saat peneliti tertarik untuk menggambarkan beberapa

aspek dari penggunaan  bahasa kedua atau perkembangan dari satu atau lebih subjek

secara individual, karena diyakini bahwa pelaksanaan secara individual akan lebih

terlihat daripada meneliti subjek yang terdiri dari sebuah kelompok yang besar. 

Sebagai contoh, jika kita tertarik untuk mengusut lebih detail lagi tentang

perkembangan dari sebuah bentuk linguistik pada seorang pelajar, maka pendekatan

studi kasus ini akan lebih menjelaskan sebuah gambaran yang mendalam tentang

bagaimnana bentuk-bentuk tersebut dibangun secara individual.  Karena kita tahu

Page 9: DESAIN PENELITIAN

bahwa setiap individu memiliki cara yang berbeda-beda dalam mengembangkan

kompetensi berbahasanya sendiri.   Studi kasus juga mampu menunjukkan bagaimana

perkembangan pemerolehan bahasa individu bisa berbeda dengan yang digambarkan

untuk sebuah kelompok.

1. Studi kelompok (Group studies)

Studi kelompok ialah studi yang mendayagunakan kelompok sebagai subjek, dan dapat

digunakan baik dalam penelitian deskriptif maupun eksperimental.  Perbedaan yang

penting adalah dalam deskriptif, kelompok ini sudah dibentuk atau sudah ada dalam

konteks natural. Sementara pada penelitian experimental kelompok yang digunakan

sudah terstruktur dan dipilih sehingga dapat dikatakan bahwa populasi umum dari

pelajar bahasa kedua itu sudah terwakili.

Untuk mengambil contoh dari kegunaan studi kelompok dalam penelitian deskriptif,

seorang peneliti dapat menggambarkan jenis-jenis motivasi yang berhubungan dengan

prestasi dalam kelompok belajar bahasa kedua.  Teknik pengumpulan data dalam studi

ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti:  survey, kuesioner, wawancara,

dsb.   Karena penelitian ini dimulai dengan fokus atau hipotesis tertentu, maka

banyaknya data yang akan dikumpulkan terbatas.  Dipihak lain, dalam penelitian

kualitatif, jenis pengumpulan data akan lebih kurang terfokus karena tujuan dari

penelitian kurang dijabarkan.

Metode Pengumpulan Data pada Penelitian Deskriptif

Metode-metode yang akan dibahas kali ini dibatasi pada beberapa jenis prosedur yang

berhubungan dengan desain pertanyaan dalam penelitian deskriptif.

Tes

Tes-tes bahasa digunakan dalam penelitian deskriptif melalui berbagai cara.  Bisa

berupa tes bahasa formal atau aktifitas-aktifitas sejenis tes, seperti, tugas menulis atau

aktifitas komunikatif, yang dilakukan di kelas bahasa secara normal dan kemudian

menjadi sumber data penelitian.

 

Survei dan kuesioner

Page 10: DESAIN PENELITIAN

Survey dan kuesioner berguna untuk mengumpulkan data dari kelompok yang

berjumlah besar.  Item-item pada survey dan kuesioner dapat berbeda tingkat

ketegasannya.  Item-itemnya dapat terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau stimuli

yang respon atau jawabannya dibatasi.

Wawancara dan self report

Instrument-instrumen ini digunakan seiring dengan meningkatnya frekuensi penelitian

terhadap bahasa kedua, khususnya saat tujuan penelitian adalah untuk

menggambarkan keadaan pelajar sementara aktifitas pembelajaran bahasa diadakan.

Observasi

Data deskriptif dapat dikumpulkan dengan cara mengobservasi aktifitas atau tingkah

laku pemerolehan bahasa target dan hanya mencatat aspek-aspek kejadian yang

menarik untuk diteliti.  Tergantung pada instrument observasi yang digunakan,

observasi bisa merekam secara sempit misalnya tindak ujar yang spesifik atau bentuk

bahasa tertentu, atau jenis aktifitas pembelajaran bahasa yang umum dalam sebuah

kelas bahasa.

 

Prosedur penelitian deskriptif

1. Menentukan pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.

2. Memilih populasi

3. Memutuskan pemilihan teknik pengumpulan data yang tepat

4. Mengumpulkan data

5. Mengatur dan menganalisis data

 

Kegunaan penelitian deskriptif

Penelitian deskriptif berguna dalam menunjukkan gambaran faktor-faktor  yang

berhubungan dengan perkembangan pemerolehan bahasa kedua.  Gambaran-

gambaran ini dapat membentuk garis dasar dari data untuk penelitian yang lebih

terkontrol, atau sebagai dasar untuk menarik kesimpulan tentang bahasa kedua.

Page 11: DESAIN PENELITIAN

Contoh: studi kasus yang bersifat deskriptif dari dua orang pembelajar bahasa dapat

dijadikan patokan pemerolehan bahasa kedua pada populasi yang lebih luas yang

memiliki kesamaan latar belakang bahasa, usia, atau tingkat pendidikan

Penelitian Multivariat dan Korelasi

Penelitian multivariate dan korelasi merupakan jenis metode analisis data dan bukan

merupakan jenis metodologi/desain penelitian sebagaimana kualitatif, deskriptif, dan

eksperimen.  Hal ini perlu dibahas karena keduanya dianggap sebagai bentuk dari

penelitian deskriptif, yang dalam hal ini, keduanya lebih tepat dianggap sebagai

metode untuk menganalisa data daripada sebagai metode penelitian.  Penelitian

multivariat dan korelasi ini dapat menggunakan data dari semua metode penelitian. 

Keduanya dapat digunakan dalam konteks deskriptif dan experimental.

Dalam penelitian ini, peneliti mengkaji hubungan yang mungkin antar variabel. 

Sebagaimana pada penelitian deskriptif, data dapat dikumpulkan sebagai bagian studi

atau peneliti dapat menggunakan data yang sudah ada.

Penelitian multivariat menjadi sangat populer dalam kajian bahasa kedua.  Contohnya:

sebuah penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara kemampuan melafalkan

(pronounce) bahasa kedua dan variabel lain seperti IQ, attitude terhadap bahasa

kedua, jenis motivasi, jenis kelamin, kondisi sosial-ekonomi, pekerjaan, pendidikan,

pengalaman bahasa kedua, lama tinggal pada masyarakat penutur bahasa kedua, jenis

metode pembelajaran yang digunakan, status pernikahan, penggunaan bahasa kedua

di rumah dan lingkungan kerja, jumlah acara TV berbahasa kedua yang ditonton, dll.

Contoh perbandingan penelitian multivariate dan eksperimental:

Experimental research

 

 

 

Dependent variabel:  Pronunciation ability

Independent variabel:  Type of lab practice

Page 12: DESAIN PENELITIAN

Multivariate

 

Pronunciation ability

Attitude          Years of schooling      SES     Male/female    Age     Other

 

Keuntungan pemakaian teknik multivariate

-          Peneliti bisa mencampur berbagai jenis data (nominal, ordinal, metrik)dan

membandingkannya secara bersamaan.

-          Peneliti dapat memanipulasi (secara statistik) berbagai variabel dan

mengelompokkannya dalam kelompok/ kluster variabel mana yang lebih dominan

pengaruhnya dari pada yang lain.

 

 

 

 

 

Kesimpulan

Penelitian kualitatif diadakan tanpa mempertimbangkan apa yang akan dicari. 

Pendekatan dalam fenomena bahasa kedua dapat digolongkan sebagai sintetik atau

holistic, sedangkan objek penelitiannya adalah heuristic.

Penelitian deskriptif dapat menggunakan pendekatan sintetik atau analitik, sedangkan

objek penelitiannya heuristic atau deduktif.  Penelitian ini dimulai dengan

mempertimbangkan fokus penelitian atau rumusan masalah; bisa juga untuk menguji

sebuah hipotesis, dan menggunakan data yang sudah ada dari studi yang lain.

Persamaan umum dari metode-metode ini adalah fakta bahwa keduanya dapat

menggambarkan apa yang dapat dan tidak dapat di control atau dimanipulasi.

Page 13: DESAIN PENELITIAN

Pendekatan korelasi dan multivariate tidak sama dengan penelitian kualitatif dan

deskriptif.  Karena pendekatan ini tidak fokus kepada metode untuk mengadakan

penelitian namun cara-cara untuk mencari hubungan antar variabel dan kontribusi

yang mungkin terhadap variabel yang dependen.