Desa Siaga

31
DEFINISI Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri. (1) Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas – batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu . (2) Tujuan Umum dan Tujuan Khusus 1

description

desa siaga

Transcript of Desa Siaga

DEFINISI

Desa siaga adalah desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah kesehatan, bencana, dan kegawatdaruratan, kesehatan secara mandiri.(1)Desa yang dimaksud di sini adalah kelurahan atau istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan yang diakui dan dihormati dalam Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Konsep desa siaga adalah membangun suatu sistem di suatu desa yang bertanggung jawab memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri, di bawah bimbingan dan interaksi dengan seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus desa untuk mendorong peran serta masyarakat dalam program kesehatan seperti imunisasi dan posyandu .(2)Tujuan Umum dan Tujuan Khusus

Tujuan umum desa siaga adalah terwujudnya masyarakat desa yang sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayahnya.

Tujuan khususnya adalah sebagai berikut :

Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya kesehatan.

Peningkatan kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah, kegawatdaruratan dan sebagainya)

Peningkatan kesehatan lingkungan di desa. Meningkatnya kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong diri sendiri di bidang kesehatan.(1)Ciri-Ciri Desa Siaga

Minimal Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberi pelayanan dasar ( dengan sumberdaya minimal 1 tenaga kesehatan dan sarana fisik bangunan, perlengkapan & peralatan alat komunikasi ke masyarakat & ke puskesmas )

Memiliki sistem gawat darurat berbasis masyarakat

Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri

Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

Kegiatan pokok desa siaga1. Surveilans dan pemetaan : Setiap ada masalah kesehatan di rumah tangga akan dicatat dalam kartu sehat keluarga. Selanjutnya, semua informasi tersebut akan direkapitulasi dalam sebuah peta desa (spasial) dan peta tersebut dipaparkan di poskesdes.

2. Perencanaan partisipatif: Perencanaan partisipatif di laksanakan melal ui survei mawas diri (SMD) dan musyawarah masyarakat desa (MMD). Melalui SMD, desa siaga menentukan prioritas masalah. Selanjutnya, melalui MMD, desa siaga menentukan target dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai target tersebut. Selanjutnya melakukan penyusunan anggaran.

3. Mobilisasi sumber daya masyarakat : Melalui forum desa siaga, masyarakat dihimbau memberikan kontribusi dana sesuai dengan kemampuannya. Dana yang terkumpul bisa dipergunakan sebagai tambahan biaya operasional poskesdes. Desa siaga juga bisa mengembangkan kegiatan peningkatan pendapatan, misalnya dengan koperasi desa. Mobilisasi sumber daya masyarakat sangat penting agar desa siaga berkelanjutan (sustainable).

4. Kegiatan khusus: Desa siaga dapat mengembangkan kegiatan khusus yang efektif mengatasi masalah kesehatan yang diprioritaskan. Dasar penentuan kegiatan tersebut adalah pedoman standar yang sudah ada untuk program tertentu, seperti malaria, TBC dan lain-lain. Dalam mengembangkan kegiatan khusus ini, pengurus desa siaga dibantu oleh fasilitator dan pihak puskesmas.

5. Monitoring kinerja : Monitoring menggunakan peta rumah tangga sebagai bagian dari surveilans rutin. Setiap rumah tangga akan diberi Kartu Kesehatan Keluarga untuk diisi sesuai dengan keadaan dalam keluarga tersebut. Kemudian pengurus desa siaga atau kader secara berkala mengumpulkan data dari Kartu Kesehatan Keluarga untuk dimasukkan dalam peta desa.

6. Manajemen keuangan: Desa siaga akan mendapat dana hibah (block grant) setiap tahun dari DHS-2 guna mendukung kegiatannya. Besarnya sesuai dengan proposal yang diajukan dan proposal tersebut sebelumnya sudah direview oleh Dewan Kesehatan Desa, kepala desa, fasilitator dan Puskesmas. Untuk menjaga transparansi dan akuntabilitas, penggunaan dana tersebut harus dicatat dan dilaporkan sesuai dengan pedoman yang ada.(2)Sasaran Pengembangan

Sasaran pengembangan desa siaga adalah mempermudah strategi intervensi, sasaran ini dibedakan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:

Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan di wilayah desanya

Pihak- pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader serta petugas kesehatan

Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan memberi dukungan kebijakan, peraturan perundang undangan, dana, tenaga, sasaran, dll, seperti kepala desa, camat, pejabat terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.(1)Kriteria Pengembangan

Dalam pengembangan desa siaga akan meningkat dengan membagi menjadi empat kriteria.(1) Tahap bina. Tahap ini forum masyarakat desa mungkin belum aktif, tetapi telah ada forum atau lembaga masyaratak desa yang telah berfungsi dalam bentuk apa saja misalnya kelompok rembuk desa, kelompok pengajian, atau kelompok persekutuan doa.

Tahap tambah. Pada tahap ini, forum masyarakat desa talah aktif dan anggota forum mengembangkan UKBM sesuai kebutuhan masyarakat , selain posyandu. Demikian juga dengan polindes dan posyandu sedikitnya sudah oada tahap madya.

Tahap kembang. Pada tahap ini, forum kesehatan masyarakat telah berperan secara aktif,dan mampu mengembangkan UKBMsesuai kebutuhan dengan biaya berbasis masyarakat.Jika selama ini pembiyaan kesehatan oleh masyarakat sempat terhenti karena kurangnya pemahaman terhadap sistem jaminan,masyarakat didorong lagi untuk mengembangkan sistem serupa dimulai dari sistem yang sederhana dan di butuhkan oleh masyarakat misalnya tabulin.

Tahap Paripurna,tahap ini,semua indikator dalam kriteria dengan siaga sudah terpenuhi. Masyarakat sudah hidup dalam lingkungan seha tserta berperilaku hidup bersih dan sehat.

Keberhasilan Program

Indikator keberhasilan pengembangan desa siaga dapat diukur dari 4 kelompok indikator, yaitu : indikatorinput, proses, output dan outcome .(1)1. Indikator Input Jumlah kader desa siaga.

Jumlah tenaga kesehatan di poskesdes.

Tersedianya sarana (obat dan alat) sederhana.

Tersedianya tempat pelayanan seperti posyandu.

Tersedianya dana operasional desa siaga.

Tersedianya data/catatan jumlah KK dan keluarganya.

Tersedianya pemetaan keluarga lengkap dengan masalah kesehatan yang dijumpai dalam warna yang sesuai.

Tersedianya data/catatan (jumlah bayi diimunisasi, jumlah penderita gizi kurang, jumlah penderita TB, malaria dan lain-lain).

2. Indikator proses Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa (bulanan, 2 bulanan dan sebagainya).

Berfungsi/tidaknya kader desa siaga.

Berfungsi/tidaknya poskesdes.

Berfungsi/tidaknya UKBM/posyandu yang ada.

Berfungsi/tidaknya sistem penanggulangan penyakit/masalah kesehatan berbasis masyarakat.

Ada/tidaknya kegiatan kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS.

Ada/tidaknya kegiatan rujukan penderita ke poskesdes dari masyarakat.

3. Indikator Output Jumlah persalinan dalam keluarga yang dilayani.

Jumlah kunjungan neonates (KN2).

Jumlah BBLR yang dirujuk.

Jumlah bayi dan anak balita BB tidak naik ditangani.

Jumlah balita gakin umur 6-24 bulan yang mendapat M P-AS I.

Jumlah balita yang mendapat imunisasi.

Jumlah pelayanan gawat darurat dan KLB dalam tempo 24 jam.

Jumlah keluarga yang punya jamban.

Jumlah keluarga yang dibina sadar gizi.

Jumlah keluarga menggunakan garam beryodium.

Adanya data kesehatan lingkungan.

Jumlah kasus kesakitan dan kematian akibat penyakit menular tertentu yang menjadi masalah setempat.

Adanya peningkatan kualitas UKBM yang dibina.

4. Indikator outcome Meningkatnya jumlah penduduk yang sembuh/membaik dari sakitnya.

Bertambahnya jumlah penduduk yang melaksanakan PHBS.

Berkurangnya jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.

Berkurangnya jumlah balita dengan gizi buruk.

HASIL MMD ( MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA) YANG BELUM MEMENUHI SYARATHasil survei mengenai status kesehatan masyarakat, ditemukan beberapa masalah kesehatan yang persentasenya kurang dari SPM (standar pelayanan minimal). Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, di Dusun Pongangan, Desa Ngadirejo, Kecamatan Salaman, yaitu:

NO:MasalahHasilIndikator

SPM

KIA, KB, Gizi dan Imunisasi

1.Bayi yang mendapat ASI eksklusif

Bayi 0-6 bulan

Bayi 6-12 71,73%

18,18%80%

Rumah dan Lingkungan

NO:MasalahHasilIndikator SPM

2.Rumah dengan ventilasi yang memenuhi syarat?13,79%70,00%

Sarana Air Bersih

Sarana sanitasi

3.Sumur gali dengan jarak jamban > 10 m?61,62%70,00%

4.Ember dan tali timba memungkinan pencemaran35.40%70.00%

5.Rumah yang memiliki SPAL?18.97%65,00%

Uraian

6.Jamban yang memenuhi syarat?55,17%75,00%

Perilaku

NO:MasalahHasilIndikator SPM

Keberadaan Hama

7.Keberadaan tikus dalam rumah?74,14%0%

8.Keberadaan lalat dalam rumah (> 5 ekor)?24,14%0%

9.Keberadaan kecoa dalam rumah?76,72%0%

Nyamuk

10.Keberadaan nyamuk dalam rumah?88,79%0%

11.Jentik nyamuk36.52%0%

MMD dilaksanakan Selasa, 24 Febuari 2015 yang dihadiri perwakilan Kepala Desa Ngadirejo (Sekertaris Desa), Kepala Dusun Pongangan, perwakilan pihak RT dan RW, kader di Dusun Pongangan, tokoh masyarakat dan tokoh agama, warga Dusun Pongangan serta mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti sebagai fasilitatornya untuk dilakukan persamaan persepsi tentang masalah kesehatan yang akan dibahas. Dari 11 masalah kesehatan tersebut disepakati 7 masalah yang akan dibahas dengan menggunakan pemungutan suara terbanyak dari 12 perwakilan warga Dusun Pongangan. Adapun hasil MMD adalah terpilihnya 7 masalah sebagai berikut :

1. Masih banyaknya nyamuk, jentik, dan kurangnya PSN.

2. Masih banyaknya tikus lalat kecoa (keberadaan hama).

3. Kurangnya SPAL.

4. Kurangnya sumur dan sarana air bersih.

5. Kurangnya jamban yang memenuhi syarat.

6. Kurangnya rumah dengan ventilasi yang memenihu syarat.

7. Kurangnya bayi yang mendapat ASI Eklusif.

Tahapan selanjutnya setelah dilakukan analisis penyebab masalah adalah memberikan alternatif pemecahan masalah. Masalah yang terdapat di Dusun Pongangan dikategorikan menjadi masalah fisik dan non-fisik yang telah dijelaskan dalam bab sebelumnya dengan alternatif pemecahan masalah yang tertulis pada tabel di bawah ini.

Tabel 1. Alternatif pemecahan masalah

No.MasalahPenyebabAlternatif Pemecahan

1Keberadaan Nyamuk, Jentik, dan Kurangnya PSN.1. Banyak genangan air di kebun.

2. Terlambat menguras bak mandi.

3. Kurang informasi dan pengetahuan mengenai 3M.1. Penyuluhan 3M

2. Menggerakkan kegiatan Jumat bersih

3. Gerakan kerja bakti

4. Penggunan obat anti nyamuk

5. Penggunaan raket nyamuk

6. Melakukan fogging sesuai indikasi

2Keberadaan hama1. Faktor musim dan geografis

1. Menjaga kebersihan rumah

2. Penyuluhan tentang rumah sehat

3Kurangnya SPAL ( Sarana Pembuangan Air Limbah)1. Kurangnya sosialisasi mengenai SPAL1. Penyuluhan mengenai pengelolaan sampah yang baik dan benar

2. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL

4Kurangnya sarana air bersih1. Kurangnya dana

2. Kurangnya sosialisasi

1. Penyuluhan mengenai sumur yang baik

5Kurangnya jamban yang memenuhi syarat1. Faktor kebiasaan

2. Kurang sosialisasi

3. Kurang dana1. Penyuluhan mengenai jamban sehat

6Kurangnya ventilasi yang memenuhi syarat1. Kurang dana

2. Kurang sosialisasi tentang rumah sehat

1. Penyuluhan mengenai rumah sehat

2. Diharapkan dapat dilakukan bedah rumah/ bantuan untuk pembangunan rumah yang sehat

7Kurangnya bayi yang mendapatkan ASI1. Faktor kesibukan ibu

2. ASI tidak keluar

3. Kurangnya pengetahuan tentang ASI dan cara pemberiannya.

1. Penyuluhan mengenai manfaat ASI dan cara pemberiannya.

A. Rekapitulasi Alternatif Pemecahan Masalah1. Penyuluhan 3M (Menguras,Mengubur dan Menutup).2. Mengerakan kegiatan Jumat bersih.3. Gerakan kerja bakti.4. Penggunaan obat anti nyamuk.5. Penggunaan raket nyamuk.6. Melakukan fogging sesuai indikasi.7. Menjaga kebersihan rumah.8. Penyuluhan tentang rumah sehat.9. Penyuluhan mengenai pengelolahan sampah yang baik dan benar.10. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL.11. Penyuluhan mengenai sumur baik.12. Penyuluhan mengenai jamban sehat.13. Penyuluhan mengenai rumah sehat. 14. Diharapkan dapat dilakukan bedah rumah/ bantuan untuk pembangunan rumah yang sehat.15. Penyuluhan mengenai manfaat ASI dan cara pemberiannyaB. Penggabungan Alternatif Pemecahan Masalah1. Penyuluhan 3M (Menguras,Mengubur dan Menutup).2. Mengerakan kegiatan Jumat bersih.3. Gerakan kerja bakti.4. Penggunaan obat anti nyamuk.5. Penggunaan raket nyamuk.6. Melakukan fogging sesuai indikasi.7. Menjaga kebersihan rumah.8. Penyuluhan tentang rumah sehat.9. Penyuluhan mengenai pengelolahan sampah yang baik dan benar.10. Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPAL.11. Penyuluhan mengenai sumur baik.12. Penyuluhan mengenai jamban sehat.13. Diharapkan dapat dilakukan bedah rumah/ bantuan untuk pembangunan rumah yang sehat.14. Penyuluhan mengenai manfaat ASI dan cara pemberiannyaTabel 2. PLAN OF ACTION MASALAH FISIK DAN NON FISIK

DUSUN PONGANGAN, DESA NGADIREJO

A. Jangka Pendek

NoKegiatanTujuanSasaranLokasiPelaksanaWaktuDanaMetodeTolak ukur

1.Penyuluhan PSN, rumah sehat dan jamban sehat, serta pengelolaan sampah yang baik dan benarAgar warga memahami cara melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara mandiri, mengetahui kriteria rumah dan jamban sehat, mengetahui cara mengelola sampah dengan baik dan benar sehingga dapat mencegah munculnya penyakit.Warga Dusun PonganganRumah KadesBidan Desa Ngadirejo, beserta dokter muda dan diteruskan oleh puskesmas5 Maret 2015 dan diteruskan oleh puskesmas setahun sekaliDana Swadaya, Dokter MudaPenyebaran Leaflet, presentasi menggunakan powerpoint.Proses:

Terlaksananya penyuluhan mengenai kesehatan lingkungan, PHBS dan PSN Hasil :

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran warga.

2.Gerakan 3M (Menguras, Mengubur dan Menutup)Sebagai salah satu upaya pemberantasan sarang nyamukWarga Dusun PonganganRumah warga masing-masing

Warga Dusun PonganganSatu kali dalam seminggu

Dana pribadi warga

Memotivasi setiap KK untuk melakukan 3M.Proses:

Warga melakukan 3M

Hasil :

Warga menjadikan 3M sebagai suatu gaya hidup dan kebiasaan.

3.Bakti sosial membersihkan lingkungan rumah dan sekitarnyaMenjaga kebersihan lingkungan untuk meminimalisir timbulnya vektor pembawa penyakit, seperti nyamuk, lalat, tikus dan kecoa.Warga Dusun Ngadirejo Dusun Pongangan (Desa Ngadirejo)Seluruh warga Dusun PonganganDitentukan jadwal rutin oleh kepala desaDana pribadi masing masing kepala keluargaMemotivasi kepala desa dan seluruh warga untuk melakukan kegiatan bakti sosial memebersihkan lingkungan rumah dan sekitarnya secara rutin. Proses :

Penyusunan jadwal bakti sosial oleh kepala desa dan motivasi oleh kader kesehatan di dusun tersebut.

Hasil:

Masing-masing warga ikut serta dalam kegiatan bakti sosial.

5.Anti nyamuk seperti obat nyamuk bakar, obat nyamuk semprot, dan raket nyamuk listrikAgar warga terhindar dari gigitan nyamuk sebagai vector penyakit, salah satunya DBD.Warga Dusun PonganganRumah warga masing-masingWarga Dusun PonganganSetiap hariDana pribadi masing masing kepala keluargaMemotivasi kepala desa dan seluruh warga untuk menggunakan anti nyamukProses:Pemberian motivasi dengan doorprize anti nyamuk setelah dilakukan penyuluhan.

Hasil:

Warga menggunakan anti nyamuk setiap hari.

6.Penyuluhan mengenai ASI eksklusif.Agar warga menyadari, mengerti akan manfaat serta mengetahui cara pemberian ASI eksklusif.Warga Dusun PonganganDusun PonganganDokter muda dan puskesmas Salaman 11 Maret 2015Dana Swadaya, Dokter MudaPresentasi menggunakan power pointProses:

Terlaksananya penyuluhan mengenai Asi Eksklusif

Hasil :

Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran warga.

B. Jangka Panjang

NoKegiatanTujuanSasaranLokasiPelaksanaWaktuDanaMetodeTolak ukur

1.Melibatkan aparat desa untuk mengkoordinir pembuatan SPALAgar sistem pembuangan air limbah tidak mencemari lingkunganDusun PonganganDusun Pongangan (Desa Ngadirejo)Pemerintah daerah dan perangkat desa setempatDitentukan oleh pihak terkaitAPBD dan swadaya masyarakatPermohonan ke dinas terkaitProses:Memotivasi warga untuk pembuatan SPAL

Hasil:Tersedia SPAL yang baik.

2.Diharapkan dapat dilakukan bedah rumah/ bantuan untuk pembangunan rumah yang sehatAgar semua rumah di Dusun Pongangan memenuhi kriteria rumah sehatRumah-rumah yang belum memenuhi kriteria rumah sehat di Dusun PonganganDusun Pongangan (Desa Ngadirejo)Kepala desa, warga dusun dan pihak lain terkaitDitentukan oleh pihak terkaitSwadaya masyarakat dan dana pribadi.Motivasi oleh kepala desaProses:

Memotivasi warga untuk membangun atau merenovasi rumah menjadi rumah sehat.

Hasil:

Setiap rumah di Dusun Pongangan memenuhi kriteria rumah sehat.

DAFTAR PUSTAKA1. Pusat Promosi Kesehatan. Desa Siaga. Available at : http://promkes.depkes.go.id/?page_id=641. Accessed on April,1 20152. Depkes RI. 2009. Pedoman Pengembangan Model Operasional Desa Siaga. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat.

22