Desa siaga

17
A. Desa Siaga 1. Pengertian Desa Siaga adalah Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2006:3). Menurut Syarifudin dan Hamidah (2009:195) pengertian SIAGA adalah : SI (siap) yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap mendampingi ibu, siap menjadi donor darah, siap memberi bantuan untuk rujukan kesehatan, siap membantu pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan selalu siap memberi pelayanan. A (antar) yaitu warga desa, bidan wilayah dan komponen lainnya dengan cepat dan sigap mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan gawatdarurat. Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah melahirkan serta menjaga bayi yang baru dilahirkan. 2. Tujuan

Transcript of Desa siaga

Page 1: Desa siaga

A. Desa Siaga

1. Pengertian

Desa Siaga adalah Desa/Kelurahan yang penduduknya memiliki kesiapan sumber

daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah

kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri (Keputusan Menteri

Kesehatan RI, 2006:3).

Menurut Syarifudin dan Hamidah (2009:195) pengertian SIAGA adalah :

SI (siap) yaitu pendataan dan mengamati seluruh ibu hamil, siap mendampingi ibu, siap

menjadi donor darah, siap memberi bantuan untuk rujukan kesehatan, siap membantu

pendanaan, dan bidan wilayah kelurahan selalu siap memberi pelayanan.

A (antar) yaitu warga desa, bidan wilayah dan komponen lainnya dengan cepat dan sigap

mendampingi dan mengatur ibu yang akan melahirkan jika memerlukan tindakan

gawatdarurat.

Ga (jaga), yaitu menjaga ibu pada saat dan setelah melahirkan serta menjaga bayi yang

baru dilahirkan.

2. Tujuan

Menurut Sulistyorini at all. (2010:81) tujuan desa siaga yaitu :

a. Tujuan Umum

Tewujudnya desa dengan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap

maalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawatdaruratan kesehatan) di desanya.

b. Tujuan khusus

1) Meningkatnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat desa tentang pentingnya

kesehatan dan pelaksanaan kegiatan PHBS ( Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat).

Page 2: Desa siaga

2) Meningkatkan kemampuan dan kemauan masyarakat desa untuk menolong

dirinya sendiri di bidang kesehatan.

3) Meningkatnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat desa terhadap risiko

dan bahaya yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan (bencana, wabah

penyakit, dan sebagainya)

4) Meningkatnya kesehatan lingkungan di desa.

3. Sasaran Desa Siaga

Menurut Syarifudin dan Hamidah (2009:196) Sasaran pengembangan desa siaga

adalah mempermudah intervensi, sasaran ini dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai

berikut:

a. Semua individu dan keluarga di desa yang diharapkan mampu melaksanakan hidup

sehat, peduli, dan tanggap terhadap permasalahan di wilayah desanya

b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan

keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif bagi perubahan perilaku

tersebut, seperti tokoh masyarakat termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan

pemuda, kader, serta petugas kesehatan.

c. Pihak-pihak yang diharapkan memberi dukungan kebijakan, peraturan perundang-

undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain seperti kepala desa, camat , pejabat

terkait, LSM, swasta, donatur, dan pemilik kepentingan lainnya.

4. Ciri-ciri pokok Desa Siaga

Adapun ciri-ciri pokok Desa Siaga menurut Syarifudin dan Hamidah (2009:195) yaitu :

a. Memiliki pos kesehatan desa yang berfungsi memberikan pelayanan dasar.

b. Memiliki sistem gawat-darurat yang berbasis masyarakat

Page 3: Desa siaga

c. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan secara mandiri

d. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

5. Kriteria Desa Siaga

Menurut Sulistyorini at all.( 2010:81 ) kriteria Desa Siaga terdiri dari :

a. Memiliki Sarana Pelayanan Kesehatan Dasar

POSKESDES merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dasar bagi desa

yang tidak memiliki akses ke puskesmas/pustu dalam rangka menyediakan/mendekatkan

pelayanan kesehatan daar bagi masyarakat desa. POSKESDES yang harus dimilki oleh

desa. Pelayanannya meliputi upaya-upaya pomotf, preventif, dan kuratif yang

dilaksanakan oleh tenaga kesehatan (bidan, perawat, tenaga gizi dan sanitarian) dengan

melibatkan kader dan sukarela lainnya.

Kegiatan dari POSKEDES diantaranya :

1) Melakukan pengamatan epidemiologis penyakit menular dan yang berpotensi

menjadi Kejadian Luasr Biasa (KLB) serta faktor-faktor resikonya.

2) Melakukan penanggulangan penyakit menular dan yang berpotensi menjadi KLB

serta kekurangan gizi.

3) Melakukan kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan

kesehatan.

4) Melakukan pelayanan kesehatan dasar, sesuai kompetensinya.

b. Memiliki berbagai Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)

Upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM) merupakan wahana

pemberdayaan masyarakat, yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola

Page 4: Desa siaga

oleh, dari, dan untuk bersama masyarakat, dengan bimbingan petugas Puskemas, lintas

ektor dan lembaga terkait lainnya. Bentuk dari UKBM diantaranya:

1) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM guna memberikan kemudahan

kepada masyarakat, utamnya dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

menunjang percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian

Bayi (AKB).

2) Posyandu Usila/Lansia

Posyandu Usila/Lansia merupakan wahana pelayanan bagi kaum usia lanjut

(usila). Titik berat pelayanannya pada upaya promotif dan preventif tanpa

mengabaikan upaya kuratif dan rehadilitatif.

3) Pondok Bersalin Desa (Polindes)

Polindes adalah salah satu UKBM yang dibentuk dalam upaya mendekatkan

dan memudahkan masyarakat memperoleh pelayanan professional Kesehatan Ibu dan

Anak (KIA) serta Keluarga Berencana (KB), yang dikelola oleh Bidan Di Desa

(BDD) dan pamong desa.

4) Pos Obat Desa (POD) atau Warung Obat Desa (WOD)

POD atau WOD adalah wahana edukasi dalam rangka alih pengetahuan dan

keterampilan tentang obat dan pengobatan sederhana dari petugas kepada kader dan

dari kader kepada masyarakat, guna memberikan kemudahan dalam memperoleh

obat yang bermutu dan terjangkau.

5) Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)

Page 5: Desa siaga

Pos UKK adalah wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan pekerja

diselenggarakan oleh masyarakat pekerja yang memiliki jenis kegiatan usaha yang

sama dalam meningkatkan produktivitas kerja.

6) Sakha Bhakti Husada (SBH)

SBH adalah wadah pengembangan minat, pengetahuan dan keterampilan di

bidang kesehatan bagi generasi muda, khususnya anggota Gerakan Pramuka, untuk

membaktikan dirinya kepada masyarakat di lingkungan sekitar.

7) Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)

Poskestren adalah wahan dalam mendekatkan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat pondok pesantren dengan prinsip dari, oleh, dan untuk warga pondok

pesantren, yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan

pelayanan kuratif dan rehabilitatif.

c. Memilki sistem pengamatan (surveilans) penyakit dan faktor-faktor risiko yang berbasis

masyarakat.

Surveilans berbasis masyarakat adalah pemantauan yang dilakukan oleh masyarakat

terhadap masalah-masalah kesehatan dan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi atau

menyebabkan masalah tersebut.

1) Tujuan Umum

Terciptanya sistem kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini di masyarakat terhadap

kemungkinan terjadinya penyakit dan masalah-masalah kesehatan yang akan

mengancam dan merugikan masyarakat yang bersangkutan.

Page 6: Desa siaga

2) Tujuan Khusus

a) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbul penyakit atau

masalah-masalah kesehatan lain, dan melaporkannya kepada petugas kesehatan.

b) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbulnya masalah

lingkungan diwilayahnya sebagai faktor risiko.

c) Masyarakat mengetahui secara dini tanda-tanda akan timbulnya masalah gizi

sebagai factor risiko.

d) Masyarakat mengetahui secara dini berkembangnya perilaku hidup di kalangan

warga yang merugikan kesehatan, baik perorangan, keluarga maupun masyarakat,

sebagai faktor risiko.

d. Memiliki sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana

berbasis masyarakat.

Kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan dan bencana berbasis

masyarakat adalah upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengantisipasi terjadinya

kegawatdaruratan sehari-hari dan bencana, melalui langkah-langkah yang tepat guna dan

berdaya guna. Titik berat dari konsep kesiapsiagaan masyarakat adalah kegiatan

pencegahan dan promosi kesehatan.

e. Memiliki sistem pembiayaan kesehatan berbasis masyarakat.

1) Dana Masyarakat yang Bersifat Aktif

Dana masyarakat yang bersifat aktif adalah dana yang secara khusus digali atau

dikumpulkan oleh masyarakat yang digunakan untuk membiayai upaya kesehatan.

Sering disebut Dana Sehat.

Page 7: Desa siaga

Dana masyarakat yang bersifat aktif dapat dikumpulkan dengan berbagai cara

diantaranya :

a) Iuran, yaitu pengumpulan sejumlah uang atau benda dari masyarakat secara

berkala atas dasar kesepakatan masyarakat.

b) Sumbangan, yaitu berupa pemberian sukarela dari perorangan, kelompok,

lembaga masyarakat, badan social, dan perusahaan yang berbentuk uang atau

modal, benda tak bergerak (tanah, bangunan) atau saranan yang dibutuhkan.

c) Jimpitan, yaitu pengumpulan bahan makanan pokok (biasanya beras) dari

masyarakat dalam jumlah tertentu biasanya diambil secara harian.

d) Arisan, yaitu pengumpulan sejumlah uang atau barang untuk upaya kesehatan

oleh peserta arisan secara berkala sesuai dengan kesepakatan.

e) Penyisihan hasil usaha, yaitu pengumpulan sejumlah uang hasil usaha atau hasil

pertanian/perternakan

2) Dana Masyarakat Yang Berifat Pasif

Dana Masyarakat Yang Berifat Pasif adalah pemanfaatan dan yang sudah ada di

masyarakat untuk membiayai upaya kesehatan. Salah satu dana pasif adalah dana

sosial keagamaan dan dana social kemasyarakatan.

f. Memiliki lingkungan yang sehat

Aspek-aspek yang perlu dicukupi dalam pengembangan lingkungan sehat adalah

sebagai berikut :

1) Perumahan

Mengupayakan terciptanya rumah-rumah penduduk yang sehat (rumah sehat)

dengan lingkungan pemukiman yang nyaman, aman, dan sehat.

Page 8: Desa siaga

2) Udara

Menjaga agar udara tetap segar dan bersih, bebas dari polusi udara.

3) Air

Menjaga agar mata air, air sungai dan sumber air lain bersih dan bebas dari

polusi.dan mengupayakan adanya penyediaan air bersih yang layak minum bagi

penduduk desa.

4) Limbah Padat dan Cair

Mengupayakan agar pembuangan sampah rumah tangga dan limbah cair dari

rumah tangga dikelola dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.

5) Tempat Umum

Mengupayakan agar tempat-tempat umum memenuhi syarat-syarat kesehatan

serta dikelola dengan baik dan benar.

g. Masyarakat Sadar Gizi

Pengembangan Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) adalah pengembangan keluarga yang

berperilaku gizi seimbang, serta mampu mengenali dan mengatasi masalah gizi anggota

keluarganya. Sedangkan perilaku gizi seimbang adalah perilaku yang dilandasi

pengetahuan dan sikap yang sesuai, meliputi perilaku mengkonsumsi makanan seimbang

serta perilaku hidup bersih dsn sehat.

Tujuan pengembangan kadarzi adalah

1) Meningkatkan pengetahuan, sikap dann perilaku keluarga tentang gizi seimbang.

2) Meningkatkan kemampuan keluarga untuk mengenali dan memanfaatkan sumber

daya yang ada.

3) Meningkatkan keadaan gizi keluarga.

Page 9: Desa siaga

4) Kegiatan dapat memobilisasin masyarakat untuk memperbaiki keadaan gizi dan

kesehatan.

h. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat

Pengertian Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku

kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat

menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat.

PHBS terbagi dalam beberapa kelompok diantaranya :

1) Kelompok PHBS bidang obat dan farmasi, yaitu misalnya : tidak menyalahgunakan

NAPZA, memelihara taman obat keluarga, dan lain-lain.

2) Kelompok PHBS bidang KIA dan secara KB, yaitu misalnya : meminta

memeriksakan kehamilan teratur, pertolongan tenaga kesehatan untuk persalinan,

menjadi akseptor KB, dan lain-lain.

3) Kelompok PHBS bidang penyakit dan Kesehatan Lingkungan, yaitu misalnya :

memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan

Puskesmas, dan lain-lain.

4) Kelompok PHBS bidang Pemeliharaan Kesehatan, yaitu misalnya : memiliki jaminan

pemeliharaan kesehatan, aktif dalam UKBM, memanfaatkan Puskesmas, dan lain-

lain.

PHBS merupakan tujuan yang akan dicapai oleh Promosi Kesehatan.

6. Indikator Keberhasilan Desa Siaga

Keberhasilan upaya pengembangan desa siaga dapat dilihat dari empat kelompok

indikatornya menurut syarifudin dan Hamidah (2009:200) yaitu indikator masukan,

Page 10: Desa siaga

indikator proses, indikator keluaran, dan indikator dampak. Adapun uraian untuk masing-

masing indikator adalah sebagai berikut :

a. Indikator masukan. Indikator masukan adalah indikator untuk mengukur seberapa

besar masukan telah diberikan dalam rangka pengembangan desa siaga.

b. Indikator masukan terdiri dari hal-hal sebagai berikut :

1) Ada/tidaknya Forum Masyarakat Desa.

2) Ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan serta perlengkapan atau peralatannya.

3) Ada/tidaknya UKBM yang dibutuhkan masyarakat

4) Ada/tidaknya tenaga kesehatan(minimal bidan)

5) Ada/tidaknya kader aktif

6) Ada/tidaknya sarana bangunan/poskesdes sebagai pusat pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan.

7) Ada/tidaknya alat komunikasi yang telah lazim dipakai masyarakat yang

dimanfaatkan untuk mendukung penggerakkan surveilans berbasi masyarakat

(mis., kentongan, bedug, dll.

c. Indikator proses. Indikator proses adalah indikator untuk mengukur seberapa aktif

upaya yang dilaksanakan di suatu desa dalam rangka pengembangan desa siaga.

Indikator proses meliputi hal-hal sebagai berikut:

1) Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa.

2) Berfungsi/tidaknya UKBM poskesdes.

3) Ada/tidaknya pembinaan dari puskesmas PONED.

4) Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada

Page 11: Desa siaga

5) Berfungsi/tidaknya sistem kegawatdaruratan dan penangguangan

kegawatdaruratan dan bencana.

6) Berfungsi/tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat.

7) Ada/tidakny Berfungsi/tidaknya a kegiatan kunjungan rumah kadarzi dan PHBS.

8) Ada/tidaknya deteksi dini gangguan jiwa di tingkat rumah tangga.

d. Indikator keluaran. Indikator keluaran adalah indikator untuk mengukur seberapa

besar hasil kegiatan yang di capai dari suatu desa dalam rangka pengembangan desa

siaga. Indikator keluaran terdiri dari hal-hal berikut :

1) Cakupan pelayanan dasar (utamanya KIA)

2) Cakupan pelayanan UKBM lainnya.

3) Jumlah kasus kegawatdaruratan dan KLB yang ada dan dilaporkan.

4) Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan oleh kadarzi dan PHBS

5) Tertanganinya masalah kesehatan dengan respon tepat.

e. Indikator dampak. Indikator dampak adalah indikator untuk mengukur seberapa besar

dampak dari kegiatan desa dalam rangka pengembangan desa siaga. Indikator desa

terdiri dari hal-hal berikut :

1) Jumlah penduduk yang menderita sakit.

2) Jumlah ibu melahirkan yang meninggal dunia.

3) Jumlah bayi dan balita yang meninggal dunia.

4) Jumlah balita dengan gizi buruk

5) Tidak terjadinya KLB.

6) Respon cepat masalah kesehatan