Dermatitis Seboroik Soca.ppt

16

Click here to load reader

Transcript of Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Page 1: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Dermatitis Seboroik

By : Alwin Soetandar

Page 2: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

DEFINISI• Dermatitis seboroik adalah penyakit kulit dengan peradangan superfisial kronis

yang mengalami remisi dan eksaserbasi dengan area seboroik sebagai tempat predileksi.

• Area seboroik adalah bagian tubuh yang banyak terdapat kelenjar sebasea

(kelenjar minyak), yaitu:Daerah kepala : kulit kepala, telinga bagian luar, saluran telinga, kulit di belakang telinga.

Wajah : alis mata, kelopak mata, glabella, lipatan nasolabial, dagu.

Badan bagian atas : daerah presternum, daerah interskapula, areolla mammae.

Daerah lipatan : ketiak, lipatan di bawah mammae, umbilikus, lipatan paha, daerah anogenital dan lipat pantat.3

Page 3: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Etipatogenesis dan FR

• Penyebabnya belum diketahui pasti. • Faktor predisposisinya ialah kelainan konstitusi berupa

status seboroik (faktor hormonal) yang rupanya diturunkan

• Penyakit ini juga dihubungkan dengan infeksi jamur Malassezia, abnormalitas immunologis dan aktivasi dari komplemen. Malassezia tidak menyebabkan dermatitis seboroik tetapi merupakan suatu kofaktor yang berkaitan dengan depresi sel T, meningkatkan kadar sebum dan aktivasi komplemen

Page 4: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

• obat-obat tertentu diduga memicu terjadinya Dermatitis Seboroik, seperti: auranofin, aurothioglucose, buspirone, chlorpromazine, cimetidine, ethionamide, griseofulvin, haloperidol, interferon alfa, lithium, methoxsalen, methyldopa, phenothiazines, psoralens, stanozolol, thiothixene, dan trioxsalen

• Faktor lingkungan, stres fisik, kelelahan juga dapat menyebabkan dermatitis seboroik

Page 5: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

• Dermatitis seboroik berhubungan erat dengan keaktifan glandula sebasea. Glandula tersebut aktif pada bayi yang baru lahir, kemudian menjadi tidak aktif selama 9-12 tahun akibat stimulasi hormon androgen dari ibu berhenti.

• Dermatitis seboroik pada bayi terjadi pada bulan-bulan pertama, kemudian jarang pada usia sebelum akil balik dan insidennya mencapai puncak pada usia 18-40 tahun, kadang-kadang pada umur tua.1

Page 6: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Klasifikasi dan Manifestasi Klinik Pada remaja dan dewasa Dermatitis seboroik pada remaja dan dewasa dimulai sebagai skuama berminyak

ringan pada kulit kepala dengan eritema dan skuama pada lipatan nasolabial atau pada belakang telinga. Skuama muncul pada kulit yang berminyak di daerah dengan peningkatan kelenjar sebasea (misalnya aurikula, jenggot, alis mata, tubuh (lipatan dan daerah infra mamae), kadang-kadang bagian sentral wajah dapat terlibat.

Dua tipe dermatitis seboroik dapat ditemukan di dada yaitu tipe petaloid (lebih umum ) dan tipe pityriasiform (jarang). Bentuknya awalnya kecil, papul-papul follikular dan perifollikular coklat kemerah-merahan dengan skuama berminyak. Papul tersebut menjadi patch yang menyerupai bentuk daun bunga atau seperti medali (medallion seborrheic dermatitis).

Pada masa remaja dan dewasa manifestasi kliniknya biasanya sebagai scalp scaling (ketombe) atau eritema ringan pada lipatan nasolabial pada saat stres atau kekurangan tidur3

Page 7: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Manfis Pada Bayi

• 2. Pada bayi • Di area kepala (bagian depan dan samping) ditandai: krusta

tebal, pecah-pecah, berwarna kekuningan dan berminyak. Tanda ini disebut cradle cap karena bentuknya yang mirip topi menutupi kulit kepala.

• cradle cap muncul pada minggu ketiga sampai minggu keempat dua gambarannya berupa eritema dengan skuama seperti lilin pada kulit kepala. Bagian frontal dan parietal berminyak dan sering menjadi krusta yang menebal tanpa eritema.

• Di bagian tubuh yang lain, ditandai: ruam berwarna kemerahan, merah kekuningan, dengan krusta berminyak yang menutupi permukaannya.

Page 8: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Infeksi Jamur (ex. Malasezzia) Hormonal

Lingkungan, stress, kelelahan

Obat-obatan tertentu

Depresi sistem imun (limfosit T)

Meningkatannyaaktivitas kelenjar sebasea

HIPERSEKRESI KELENJAR SEBASEA

DERMATITIS SEBOROIK

TANDA KHAS : SKUAMA BERMINYAK DAN KEKUNINGAN DISERTAI ERITEMA DI DAERAH2 YG BNYK MENGANDUNG KELENJAR SEBASEA

Page 9: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Diagnosis Banding

1. Psoriasis terdapat skuama yang tebal, kasar, dan berlapis-lapis, disertai tanda tetesan lilin, Kobner dan Auspitz. Tempat predileksinya juga berbeda, psoriasis sering terdapat di ekstremitas bagian ekstensor terutama siku, lutut, kuku dan daerah lumbosakral. Jika psoriasis mengenai scalp, maka sukar dibedakan dengan DS. Perbedaannya ialah skuamanya lebih tebal dan putih

Page 10: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

DD

2. Tinea KapitisBiasanya lesi DS pada kulit kepala lebih merata dan mempunyai lesi kulit yang simetris distribusinya. Pada tinea kapitis, eritema lebih menonjol di pinggir dan pinggirannya lebih aktif dibandingkan di tengahnya. Pada pemeriksaan didapatkan KOH positif dimana terlihat hifa yang bersekat, bercabang, serta spora.

3. Dermatitis Atopik adalah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal. Biasanya terjadi pada bayi atau anak-anak. Skuama kering dan difus, berbeda dengan DS yang skuamanya berminyak dan kekuningan.

Page 11: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

HTD1. Anamnesis• Bentuk yang banyak dikenal dan dikeluhkan pasien adalah ketombe/

dandruft.

2. Pemeriksaan fisik• Secara klinis kelainan ditandai dengan eritema dan skuama yang berbatas

relatif tegas. Skuama dapat kering, halus berwarna putih sampai berminyak kekuningan, umumnya tidak disertai rasa gatal8

• Kulit kepala tampak skuama patch ringan sampai dengan menyebar, tebal, krusta keras. Bentuk plak jarang. Dari kulit kepala dermatitis seboroik dapat menyebar ke kulit dahi, belakang leher dan belakang telinga4.

• Distribusi mengikuti daerah berambut pada kulit dan kepala seperti kulit kepala, dahi, alis lipatan nasolabial, jenggot dan belakang telinga. Perluasan ke daerah submental dapat terjadi.

Page 12: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

HTD

• Biopsi kulit mungkin diperlukan pada pasien dengan eritroderma exfoliatif dan kultur jamur dapat digunakan untuk menyingkirkan tinea kapitis.2

• Temuan Histologis: Temuan dermatopatologis dari dermatitis seboroik merupakan hal yang non spesifik. Hiperkeratosis, akantosis, penonjolan rete ridges, spongiosis fokal dan parakeratosis merupakan karakteristik dermatitis seboroik.

• Psoroasis dibedakan oleh akantosis yang teratur, rete ridges yang menipis, parakeratosis eksositosis, dan tidak adanya spongiosis. Neutrofil dapat ditemukan pada kedua kasus.

• Pemeriksaan KOH 10 – 20 % dapat tampak spora atau blastokonidia, tidak ada hifa. Pada pemeriksaan lampu Wood, fluoresen negatif (warna violet).3

Page 13: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Pengobatan

1. Obat Topikal ( obat luar: salep, krim, gel, lotion, shampo, dll )

• Krim atau salep yang mengandung asam salisilat 2-5%, atau sulfur 4%, atau ter 2%, atau ketokonazole 2%, atau obat kombinasi.

• Shampo yang mengandung asam salisilat, sulfur, selenium sulfida 2%, zinc pirition 1-2 %, ketokonazole 1-2 %. Digunakan untuk keramas 2-3 kali seminggu selama 5-10 menit, kemudian dibilas dengan air bersih.

• Kortikosteroid topikal, misalnya krim hidrokortison 2,5 %

Page 14: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Obat sistemik :• Antihistamin untuk meredakan gatal dan

reaksi alergi, misalnya: Loratadine 10 mg, Cetirizine 10 mg ‘

• Prednisolon 20-30 mg/ hari. Apabila ada perbaikan, tappering off

Page 15: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

Penatalaksanaan dermatitis seboroik berat

• Pada pasien dengan dermatitis seboroik berat yang tidak responsif dengan terapi topikal yang biasa dapat di terapi dengan isotretionoin. Isotretinoin dapat menginduksi pengecilan glandula sebasea sampai dengan 90% dengan mengurangi produksi sebum. Isotretinoin juga dapat dipakai sebagai anti inflamasi. Terapi dengan isotretinoin 0,1 – 0,3 mg/ kg BB/ hari dapat memperbaiki dermatitis seboroiknya. Kemudian dosis pemeliharaan 5-10 mg/ hari efektif untuk beberapa tahun. Akan tetapi isotretinoin memiliki efek samping serius, yaitu teratogenik, hiperlipidemia, neutropenia, anemia dan hepatitis. Efek samping mukokutaneus mencakup khelitis, xerosis, konjungtivitis, uretritis dan kehilangan rambut.

Page 16: Dermatitis Seboroik Soca.ppt

• Komplikasi : erythroderma desquamativum (Leiner diseases = dermatitis seborrhoides infantum ) pada bayi

• Prognosis : bonam• KDU : 4