Dermatitis Kontak Alergi
-
Upload
vetty-megantari -
Category
Documents
-
view
206 -
download
9
Transcript of Dermatitis Kontak Alergi
MAKALAH
DERMATITIS KONTAK ALERGI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Farmasi
Dosen Pembimbing:
Dr. H. Hayat Sholihin, M.SC.
Oleh:
Vetty Megantari (1100907)
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013
KATA PENGANTAR
Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan
makalah berjudul “Dermatitis Kontak Alergi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah Kimia Farmasi.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Hayat Sholihin,
M.SC. yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ini dan berbagai sumber
yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.
Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam
berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.
Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah penulis selesaikan.
Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga
kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami
akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat
memperbaiki karya tulis penulis di masa datang.
Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan semoga banyak manfaat
yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.
Bandung, 23 Oktober 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dermatologi (dari bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah
cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan
kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya. Dermatologi
adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan gangguan
kulit, Acne Rosacea, Acne Vulgaris, Dermatitis, Herpes Simplex, Herpes Zoster,
Impetigo, Psoriasis, Kutil, dan lain-lain.
Dermatitis kontak alergi adalah salah satu penyakit kulit yang paling sering
terjadi. Meskipun penyakit ini tidak menular, penyembuhan dermatitis kontak alergi
cukup sulit dilakukan. Namun dengan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan atau
alergi yang menyebabkan dermatitis kontak alergi tesebut dapat mengurangi terjadinya
kekambuhan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang dermatitis kontak alergi,
gejala, penyebab, proses yang terjadi di tubuh, serta cara pengobatannya agar dapat
membantu menghindari paparan alergan , mengontrol kondisi, dan dapat mencegah
kambuhnya penyakit dermatitis kontak alergi.
B. Rumusan Masalah
1) Apa yang dimaksud dengan Dermatitis Kontak Alergi ?
2) Apa saja gejala dan penyebab timbulnya Dermatitis Kontak Alergi ?
3) Bagaimana cara pencegahan penyakit Dermatitis Kontak Alergi ?
4) Bagaimana proses terjadinya Dermatitis Kontak Alergi di dalam tubuh ?
5) Pengobatan apa saja yang harus dilakukan dalam kasus Dermatitis Kontak Alergi ?
C. Tujuan
1) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dermatitis Kontak Alergi
2) Dapat mengetahui gejala dan penyebab timbulnya Dermatitis Kontak Alergi
3) Dapat mengetahui cara pencegahan penyakit Dermatitis Kontak Alergi
4) Dapat mengetahui proses terjadinya Dermatitis Kontak Alergi di dalam tubuh
5) Dapat mengetahui Pengobatan apa saja yang harus dilakukan dalam kasus
Dermatitis Kontak Alergi
BAB II
ISI
A. Definisi
Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) dan –itis (radang/inflamasi), sehingga
dermatitis /dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan dimana kulit mengalami inflamasi,
baik karena kontak langsung dengan zat kimia yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi alergi.
Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan
kaki.
Salah satu jenis dermatitis adalah dermatitis kontak. Dermatitis kontak merupakan
inflamasi non-infeksi pada kulit yang diakibatkan oleh senyawa yang kontak dengan kulit
tersebut. Ciri umum dari dermatitis kontak ini adalah adanya eritema (kemerahan), edema
(bengkak), papul (tonjolan padat diameteri kurang dari 5 mm), vesikel (tonjolan berisi
cairan). Secara umum dermatitis kontak dibagi menjadi dua yaitu dermatitis kontak iritan dan
dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia
tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan
terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin
(MSG), dan lain-lain. Dermatitis kontak alergi juga dapat disebabkan karena alergi serbuk
sari tanaman, debu, rangsangan iklim, bahkan gangguan emosi.
Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus
diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi
(alergen.) Tetapi, dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik
sehingga mengurangi angka kekambuhan. Pada beberapa kasus, dermatitis kontak alergi akan
menghilang seiring dengan pertambahan usia penderita.
Gambar1. Pada dermatitis kontak alergi pada umumnya kulit tampak kemerahan dan bulla, bulla yang
pecah tersebut dalam beberapa hari akan mengering dan membentuk crust. Urishiol yang tertinggal di
permukaan kulit dapat mengalami oksidasi oleh udara sehingga tampak kehitaman pada beberapa daerah lulit
yang mengalami dermatitis.
Secara umum, tingkat keparahan dermatitis kontak alergi dibagi menjadi tiga :
dermatitis ringan, dermatitis sedang, dan dermatitis berat
a) Dermatitis ringan
Dermatitis ringan secara karakteristik ditandai oleh adanya daerah gatal dan eritema
yang terlokalisasi, kemudian diikuti terbentuknya vesikel dan bulla yang biasany
letaknya mebentuk pola linier. Bengkak pada kelopak mata juga sering terjadi, namun
tidak berhunbungan dengan bengkak di daerah terpapar, melainkan akibat terkena
tangan yang terkontaminasi urisol. Secara klinis, pasien mengalami reaksi di daerah
bawah tubuh dan lengan yang kurang terlindungi
b) Dermatitis sedang
Selain rasa gatal, eritema, papul dan vesikel pada dermatitis ringan, gejala dan tanda
dermatitis sedang juga meliputi bulla dan bengkak eritematous dari bagian tubuh
c) Dermatitis berat
Dermatitis berat ditandai dengan adanya respon yang meluas ke daerah tubuh dan
edema pada ekstremitas dan wajah. Rasa gatal dan iritasi berlebihha, pembentukan
vesikel, blister dan bulla juga dapat terjadi. Selain itu, aktivitas harian pasien dapat
terganggu sehingga kadangkala membutuhkan terapi yang segera, khususnya
dermatitis yang telah mempengaruhi sebagaib besar wajah, mata ataupun genital
B. Gejala
Gejala yang utama adalah rasa gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada
tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut,
tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.
Gejala atau tanda-tanda penyakit dermatitis kontak alergi adalah :
1. Rasa panas dan dingin yang berlebihan pada bagian kulit yang terkena eksim.
2. Rasa gatal terutama terasa pada malam hari.
3. Akan tampak lepuhan-lepuhan kecil dan kulit bersisik yang keras pada permukaan
kulit yang akan disertai dengan pembengkakan.
4. Dermatitis kontak alergi akan sangat cepat sekali penularannya pada kulit yang
lain.
5. Dermatitis kontak alergi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksim kering dan eksim
basah. Eksim kering akan tampak pada kulitnya kering, bersisik, kemerah-merahan,
kadang-kadang bengkak, dan terasa gatal. Sedangkan pada eksim basah kulitnya
akan tampak merah, bengkak, melepuh, dan basah, timbul bintil-bintil yang
mengandung air atau nanah yang menimbulkan rasa gatal.
C. Penyebab
Penyebab dari dermatitis kontak alergi sebenarnya belum diketahui dengan pasti,
namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh
(imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap
bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak
ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi.
Tiap tiap orang mempunyai pencetus dermatitis kontak alergi yang berbeda beda. Ada
orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada
pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun
bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang
sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya
eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.
Daerah-daerah yang sering terjangkit penyakit dermatitis kontak alergi adalah : pada
sela-sela jari tangan atau kaki, dan daerah-daerah lipatan tubuh, seperti sela paha, belakang
lutut, pergelangan tangan, dan daerah sekitar leher. Penyakit dermatitis kontak alergi sering
terjadi secara berulang-ulang atau kambuh, oleh karena itu harus diperhatikan untuk
menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alegi (alergen).
D. Pencegahan Eksim
Hal-hal yang harus diperhatikan oleh para penderita penyakit eksim adalah :
1) Jangan terlalu sering mandi (karena kalau terlalu sering basah maka akan susah
keringnya) atau bila perlu di lap saja.
2) Bila akan mandi gunakan air hangat-hangat kuku (jangan terlalu panas).
3) Hindari pengunaan sabun pada daerah yang terserang dermatitis kontak alergi karena
bila daerang yang terserang eksim terkena sabun maka akan teriritasi.
4) Hindari kontak dengan kain atau selimut yang terbuat dengan wol, pakailah pakaian
yang bersih, tidak ketat dan meyerap keringat.
5) Bila alerginya dikarenakan alergi terhadap makanan tertentu, maka hindari makanan
tersebut.
6) Jangan menggunakan sabun atau deterjen yang keras.
7) Hindari penggunaan zat-zat kimia seperti kosmetik dan obat-obatan yang terlalu keras
terhadap kulit.
8) Jaga keseimbangan berat badan, orang yang mempunyai berat badan lebih, apalagi
sangat gemuk lebih banyak berkeringat dan mempunyai gesekan pada lipatan kulit
yang memicu jamur kulit.
9) Dan yang paling penting jangan menggaruk. Menggaruk hanya akan memperburuk
keadaan, karena kulit akan terinfeksi oleh bakteri-bakteri yang ada di dalam kuku, dan
bila lukanya sudah mengering maka warna kulit akan tampak berbeda.
E. Proses Terjadi di Tubuh
Dermatitis Kontak Alergi (DKA) merupakan reaksi inflamasi pada dermal akibat
peaparan alergen yang mampu mengaktivasi sel T, yang kemudian migrasi menuju tempat
pemaparan. Tempat pemaparan biasanya daerah tubuh yang kurang terlindungi, namum
alergen uroshiol yang terbawa dalam partikulat asap rokok mampu mempengaruhi tempat-
tempat yang secara umum terlindungi, seperti :annus, organ genital. Selain itu, uroshiol dapat
aktif lama hingga 100 tahun. Penampakan DKA biasanya tidak langsung terlihat pada daerah
tersebut sesaat setelah pemaparan karena alergen melibatkanreaksi immunologis yang
membutuhkan beberapa tahap dan waktu. Berikut adalah mekanisme reaksi immunologis
tersebut. Pertama, pemaparan awal alergen tersebut akan mensensitisasi sistem imun. Tahap
ini dikenal sebagai tahap induksi. Menurut beberapa dokter, secara umum gejala belum
tampak pada tahap tersebut. Walaupun demikian, gejala dermatitis tetap dapat langsung
terjadi setelah pemaparan (tergantung faktor individu, alergen dan lingkungan). Pada tahap
induksi ini, uroshiol secara cepat (10 menit)masuk melewati kulit dan berikatan dengan
protein permukaan sel Langerhans di epidermis dan sel makrofag di dermis. Sel Langerhans
kemudian memberi sinyal kepada sel limfosit mengenai informasi antigen dan kemudian sel
limfosit berproloferasi menghasilkan sel T limfosit tersensitisasi. Setelah sistem imun
tersensitisasi, maka dengan pemaparan selanjutnya akan menginduksi hipersensitifitas
tertunda tipe IV (gambar 3), yang merupakan reaksi yang dimediasi oleh sel dan
membutuhkan waktu 24-48 jam (atau lebih). Dermatitis yang tertangani dan tidak tertangani,
secara alami akan sembuh dalam 10-21 hari, karena adanya sistem imun pasien.
Gambar 2. Sel Langerhans memberi
sinyal kepada sel limfosit mengenai informasi antigen dan kemudian sel limfosit berproloferasi menghasilkan
sel T limfosit tersensitisasi. Setelah sistem imun Itersensitisasi, Imaka Idengan Ipemaparan Iselanjutnya Iakan
Imenginduksi Ihipersensitifitas tertunda tipe IV
F. Pengobatan
Meskipun penyembuhan dermatitis kontak alergi sulit dilakukan, namun pada banyak
kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang
tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan dermatitis kontak alergi. Perlu
diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang
lain.
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah
terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab
sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya
dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang
dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat
mengurangi rasa gatal yang terjadi.
1) Pengobatan Alami
a) Ketepeng Cina ( Cassia alata L.)
Khasiat : menghilangkan gatal-gatal, insecticidal, sebagai obat kulit yang
disebabkan oleh parasit kulit, dan lain-lain
b) Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza)
Khasiat : sebagai antiradang, antibakteri, dan lain-lain
c) Kunyit (Curcuma longan L.)
Khasiat : sebagai antiradang, antibakteri, melancarkan sirkulasi darah, dan lain-
lain
Berikut contoh beberapa resep untuk pengobatan dermatitis :
a) Resep1. (pemakaina dalam)
30 gram temu lawak (dipotong-potong) + 10 gram sambiloto kering + gula aren
secukupnya, dicuci bersih lalu direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc
disaring, airnya diminum
b) Resep2. (pemakaian luar)
Daun ketepeng cina secukupnya dicuci bersih dan dihaluskan, tambahkan 1 sendok teh
air kapur sirih dan 1 sendok makan minyak kelapa, dipanaskan sebentar, setelah
hangat dioleskan pada bagian yang terkena
c) Resep3. (pemakaian luar)
Kunyit yang tua secukupnya dicuci bersih dan diparut, tambahkan 1 sendok air kapur
sirih dan perasan 1 buah air jeruk nipis, diaduk sampai merata, lalu dioleskan pada
kulit yan terkena
2) Sintesis
a) Kortikosteroid topikal
Hidrokortison merupakan kortikosteroid yang paling efektif dalam mengatasi
gejala pada dermatitis kontak ringan hingga sedang yang tidak meliputi daerah yang luas.
Kortikosteroid lainnya adalah : betametason, fluticasone, clobetasol, prednison,
prednisolon
Indikasi : hidrokortison merupakan kortikosteroid potensi rendah yang mampu
mengatasi rasa gatal dan mengurangi inflamasi akibat dermatitis
Keamanan : hidrokortison aman untuk diaplikasikan pada semua daerah tubuh,
kecuali mata dan kelopak mata, wajah dan kulit yang terbuka
Efek samping : penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan menimbulkan
efek samping akibat khasiat glukokortikoid maupun khasiat
moneralokortikoid
Kontraindikasi : infeksi sistemik, kecuali jika diberikan antibiotic sistemik, hindari
vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis
imunosupresive
Perhatian : hidrokortison tropikal sebaiknya tidak digunakan untuk anak < 2
tahun sebab berpotensi dalam supresi adrenal. Disarankan pada pasien
bahwa sebaiknya hidrokortison tidak digunakan apabila dermatitis
lebih dari 7 hari atau jika gejala muncul kembali dalam beberapa hari.
Produk di Indonesia :
i) Berlocort
Komposisi : hidrokortison acetate
Dosis : oleskan tipis pada tempat yang sakit 2-4 x sehari
Harga : krim 25 mg/g x 5 g = Rp 3.705,-
ii) Dermacort :
Komposisi :hidrokortison 1%, camphor 1%
Dosis : Oleskan 2-4 x sehari
Harga : krim 15 g = rp 13.000,-
b) Antihistamin/antipruritus topikal
Preparat ini mengandung antihistamin topikal (chlorpheniramine, chlorpenoxamine
dimethindene, difenhidramin, mepiramin) atau antipruritus (calamine, champor mentol,
phenol) secara tunggal atau kombinasi
Mekanisme : Antihistamin / antipruritus dapat mendepresi reseptor sensorik
di kulit sehingga memberikan efek analgetik topikal. Walaupun antihistamin dapat
memblok reseptor histamin namun reseptor tersebut tidak berperan dalam respon
hipersensitivitas diperlambat tipe IV
Indikasi : mengatasi rasa gatal dan analgetik topikal pada dermatitis
Perhatian : Penggunaan antipruritus pada luka terbuka tidak karena dapat
memperparah rasa bakar. Antihistamin dapat mengakibatkan inflamasi
sekunder sehingga bila gejala tambah parah maka segera cuci/bilas
kulit tersebut dan hentikan pemakaian
Produk di Indonesia:
i) Regata
Komposisi : Difenhidramin HCL 1%, calamine 8%, champora 0,1%
Penggunaan : dioleskan pada daerah yang sakit sesudah mandi. Kocok
dahulu sebelum dihunakan, 4 kali sehari
Perhatian : jangan dioleskan pada kulit yang melepuh. Hindari
penggunaan kontak dengan mata atau selaput lendir. Hati-hati
dengan penggunaan preparat difenhidramin lainnya dan
penggunaan lebih dari 7 hari
Harga : Lotion 100ml Rp.10.000
ii) Caladryl
Komposisi : calamine 8%, champora 0,1%, difenhidramin HCL 1%,
alkohol 2%
Penggunaan : krim oleskan sesuai dengan kebutuhan, 4 kali sehari
Perhatian : hati-hati dengan kontak kulit terkelupas. Hindari kontak
dengan mata atau selaput lendir
Harga : KRIM 25G (Rp. %.720), Lotion 60ml (Rp. 5.600); 115ml
(Rp. 8.700)
c) Anastetik topikal
Anastetik topikal yang dapat diberikan tanpa resep adalah benzokain
Indikasi : anastetik lokal digunakan untuk meringankan rasa gatal dan juga
mencegah garukan sehingga mencegah meluasnya daerah dermatitis
kontak alergi serta mengurangi risiko infeksi sekunder
Penggunaan : sediaan mengandung 3-20% benzokain. Anastetik topikal ini
digunakan tidak lebih dari 3-4 kali sehari
Mekanisme aksi : mempengaruhi implus yang dihantarkan oleh sel saraf sensorik pada
daerah dermatitis
Perhatian : penggunaan anastetik topikal merupakan langkah terakhir setelah
antipruritik (anti gatal) lainnya gagal dalam terapi sebab anastetik lokal
dapat menyebabkan inflamasi sekunder dan meningkatkan rasa gatal
karena diketahui memiliki kemampuan sensitisasi. Bila setelah
digunakan, kondisi dermatitis makan parah maka segera dibilas dengan
air atau sabun lembut dan tidak digunakan lagi
Produk di Indonesia
i) Benzomid
Komposisi : benzokain 3%, cetrimid 0,5%
Penggunaan : dioleskan pada daerah yang sakit
Harga : Lotion 102ml (Rp. 27.500)
d) Antiinfeksi topikal
Antiinfeksi topikal digunakan untuk mengatasi infeksi sekunder yang dapat terjadi
pada dermatitis. Antiinfeksi tersebut adalah : bacitracin, kloramfenikol, gentamicin,
nitrofurazon, clotrimazole, neomycin
Contoh produk di Indonesia
i) Dermagen
Komposisi : gentamicin sulfat
Indikasi : dermatitis, infeksi kulit primer dan sekunder
Penggunaan : Oleskan 3-4 kali sehari
Harga : krim 0,1% X 5 G (Rp. 5.500), 10g (Rp. 8.250)
ii) Farsycol
Komposisi : kloromfenikol
Indikasi : infeksi kulit karena gram positif dan gram negatif serta kuman yang
pekat lainya
Penggunaan : oleskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari
Kontradiksi : hipersensitifitas terhadap kloromfenikol
Perhatian : penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan
jangkan panjang dapat menyebabkan resistensi mikroba
Efek samping : gatal, panas, engioneurotik
Harga : krim 2% 5g Rp.4000, 10 g Rp. 10.000
e) Astrigent
Astrigent diketahui merupakan agen presipitasi protein yang digunakan untuk
menghentikan dan mengurangi cairan mengalir dari kapiler maupun cairan yang
dikeluarkan dari blister akibat inflamasi. Zat ini membantu mengeringkan dermatitis
basah serta mempecepat keembuhan. Beberapa astrigent adalah : Burow’s solution, zink
oksida, zink asetat, calamin, natrium bikarbonat. Mereka biasa digunakan dengan cara
pengompresan
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) dan –itis (radang/inflamasi). Salah satu
jenis dermatitis adalah dermatitis kontak.Secara umum dermatitis kontak dibagi
menjadi dua yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi
Dermatitis kontak alergi disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat
kimia tertentu, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu, juga dapat disebabkan
karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangsangan iklim, bahkan gangguan emosi.
Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk
mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan
krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Salep
atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk
mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter
akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah dermatitis telah
terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.
Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang
terlalu berat.
DAFTAR PUSTAKA
Agung, Muhammad, dkk. (2008). Dermatitis Kontak. Yogyakarta : Fakultas Farmasi
UGM.
Prima, Elsa. 2013. Dermatitis Kontak Alergi dan Dermatitis Kontak Iritan. [Online].
Tersedia : http://doktercorner.blogspot.com/2013/05/dermatitis-kontak-alergi-dan-
dermatitis.html
Sularsito, S.A., 2004. Dermatitis Kontak Alergi dalam Subono, H. Kumpulan Makalah
Seminar Kontak Dermatitis. Yogyakarta : FK UGM.
Wijayakusuma, H. 2008. Mencgah & Mengatasi Eksema dengan Tumbuhan Obat.
[Online]. Tersedia : http://obatherbal.wordpress.com.