Dermatitis Kontak Alergi

22
MAKALAH DERMATITIS KONTAK ALERGI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Farmasi Dosen Pembimbing: Dr. H. Hayat Sholihin, M.SC. Oleh: Vetty Megantari (1100907) JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Transcript of Dermatitis Kontak Alergi

Page 1: Dermatitis Kontak Alergi

MAKALAH

DERMATITIS KONTAK ALERGI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kimia Farmasi

Dosen Pembimbing:

Dr. H. Hayat Sholihin, M.SC.

Oleh:

Vetty Megantari (1100907)

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

Page 2: Dermatitis Kontak Alergi

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis ingin mengucapkan puji dan sykur kepada Tuhan yang Maha Esa

yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis mampu menyelesaikan

makalah berjudul “Dermatitis Kontak Alergi”. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah

satu tugas mata kuliah Kimia Farmasi.

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. H. Hayat Sholihin,

M.SC. yang telah membimbing penulis dalam penulisan karya tulis ini dan berbagai sumber

yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada karya tulis ini.

Penulis mengakui bahwa penulis adalah manusia yang mempunyai keterbatasan dalam

berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat sempurna.

Begitu pula dengan karya tulis ini yang telah penulis selesaikan.

Maka dari itu seperti yang telah dijelaskan bahwa kami memiliki keterbatasan dan juga

kekurangan, kami bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca yang budiman. Kami

akan menerima semua kritik dan saran tersebut sebagai batu loncatan yang dapat

memperbaiki karya tulis penulis di masa datang.

Dengan menyelesaikan karya tulis ini penulis mengharapkan semoga banyak manfaat

yang dapat dipetik dan diambil dari karya ini.

Bandung, 23 Oktober 2013

Penulis

Page 3: Dermatitis Kontak Alergi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dermatologi (dari bahasa Yunani: derma yang berarti kulit) adalah

cabang kedokteran yang mempelajari kulit dan bagian-bagian yang berhubungan dengan

kulit seperti rambut, kuku, kelenjar keringat, dan lain sebagainya. Dermatologi

adalah spesialisasi medis yang berhubungan dengan diagnosis dan pengobatan gangguan

kulit, Acne Rosacea, Acne Vulgaris, Dermatitis, Herpes Simplex, Herpes Zoster,

Impetigo, Psoriasis, Kutil, dan lain-lain.

Dermatitis kontak alergi adalah salah satu penyakit kulit yang paling sering

terjadi. Meskipun penyakit ini tidak menular, penyembuhan dermatitis kontak alergi

cukup sulit dilakukan. Namun dengan pengobatan yang tepat dan menghindari iritan atau

alergi yang menyebabkan dermatitis kontak alergi tesebut dapat mengurangi terjadinya

kekambuhan. Oleh karena itu diperlukan pengetahuan tentang dermatitis kontak alergi,

gejala, penyebab, proses yang terjadi di tubuh, serta cara pengobatannya agar dapat

membantu menghindari paparan alergan , mengontrol kondisi, dan dapat mencegah

kambuhnya penyakit dermatitis kontak alergi.

B. Rumusan Masalah

1) Apa yang dimaksud dengan Dermatitis Kontak Alergi ?

2) Apa saja gejala dan penyebab timbulnya Dermatitis Kontak Alergi ?

3) Bagaimana cara pencegahan penyakit Dermatitis Kontak Alergi ?

4) Bagaimana proses terjadinya Dermatitis Kontak Alergi di dalam tubuh ?

5) Pengobatan apa saja yang harus dilakukan dalam kasus Dermatitis Kontak Alergi ?

C. Tujuan

1) Dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan Dermatitis Kontak Alergi

2) Dapat mengetahui gejala dan penyebab timbulnya Dermatitis Kontak Alergi

3) Dapat mengetahui cara pencegahan penyakit Dermatitis Kontak Alergi

4) Dapat mengetahui proses terjadinya Dermatitis Kontak Alergi di dalam tubuh

5) Dapat mengetahui Pengobatan apa saja yang harus dilakukan dalam kasus

Dermatitis Kontak Alergi

Page 4: Dermatitis Kontak Alergi

BAB II

ISI

A. Definisi

Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) dan –itis (radang/inflamasi), sehingga

dermatitis /dapat diterjemahkan sebagai suatu keadaan dimana kulit mengalami inflamasi,

baik karena kontak langsung dengan zat kimia yang mengakibatkan iritasi, atau reaksi alergi.

Peradangan ini bisa terjadi dimana saja namun yang paling sering terkena adalah tangan dan

kaki.

Salah satu jenis dermatitis adalah dermatitis kontak. Dermatitis kontak merupakan

inflamasi non-infeksi pada kulit yang diakibatkan oleh senyawa yang kontak dengan kulit

tersebut. Ciri umum dari dermatitis kontak ini adalah adanya eritema (kemerahan), edema

(bengkak), papul (tonjolan padat diameteri kurang dari 5 mm), vesikel (tonjolan berisi

cairan). Secara umum dermatitis kontak dibagi menjadi dua yaitu dermatitis kontak iritan dan

dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat kimia

tertentu seperti yang terdapat dalam detergen, sabun, obat-obatan dan kosmetik, kepekaan

terhadap jenis makanan tertentu seperti udang, ikan laut, telur, daging ayam, alkohol, vetsin

(MSG), dan lain-lain. Dermatitis kontak alergi juga dapat disebabkan karena alergi serbuk

sari tanaman, debu, rangsangan iklim, bahkan gangguan emosi.

Penyakit ini sering terjadi berulang-ulang atau kambuh. Oleh karena itu harus

diperhatikan untuk menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alergi

(alergen.) Tetapi, dengan pengobatan yang tepat, penyakit ini dapat dikendalikan dengan baik

sehingga mengurangi angka kekambuhan. Pada beberapa kasus, dermatitis kontak alergi akan

menghilang seiring dengan pertambahan usia penderita.

Gambar1. Pada dermatitis kontak alergi pada umumnya kulit tampak kemerahan dan bulla, bulla yang

pecah tersebut dalam beberapa hari akan mengering dan membentuk crust. Urishiol yang tertinggal di

Page 5: Dermatitis Kontak Alergi

permukaan kulit dapat mengalami oksidasi oleh udara sehingga tampak kehitaman pada beberapa daerah lulit

yang mengalami dermatitis.

Secara umum, tingkat keparahan dermatitis kontak alergi dibagi menjadi tiga :

dermatitis ringan, dermatitis sedang, dan dermatitis berat

a) Dermatitis ringan

Dermatitis ringan secara karakteristik ditandai oleh adanya daerah gatal dan eritema

yang terlokalisasi, kemudian diikuti terbentuknya vesikel dan bulla yang biasany

letaknya mebentuk pola linier. Bengkak pada kelopak mata juga sering terjadi, namun

tidak berhunbungan dengan bengkak di daerah terpapar, melainkan akibat terkena

tangan yang terkontaminasi urisol. Secara klinis, pasien mengalami reaksi di daerah

bawah tubuh dan lengan yang kurang terlindungi

b) Dermatitis sedang

Selain rasa gatal, eritema, papul dan vesikel pada dermatitis ringan, gejala dan tanda

dermatitis sedang juga meliputi bulla dan bengkak eritematous dari bagian tubuh

c) Dermatitis berat

Dermatitis berat ditandai dengan adanya respon yang meluas ke daerah tubuh dan

edema pada ekstremitas dan wajah. Rasa gatal dan iritasi berlebihha, pembentukan

vesikel, blister dan bulla juga dapat terjadi. Selain itu, aktivitas harian pasien dapat

terganggu sehingga kadangkala membutuhkan terapi yang segera, khususnya

dermatitis yang telah mempengaruhi sebagaib besar wajah, mata ataupun genital

B. Gejala

Gejala yang utama adalah rasa gatal. Terkadang rasa gatal sudah muncul sebelum ada

tanda kemerahan pada kulit. Gejala kemerahan biasanya akan muncul pada wajah, lutut,

tangan dan kaki, namun tidak menutup kemungkinan kemerahan muncul di daerah lain.

Gejala atau tanda-tanda penyakit dermatitis kontak alergi adalah :

1. Rasa panas dan dingin yang berlebihan pada bagian kulit yang terkena eksim.

2. Rasa gatal terutama terasa pada malam hari.

3. Akan tampak lepuhan-lepuhan kecil dan kulit bersisik yang keras pada permukaan

kulit yang akan disertai dengan pembengkakan.

Page 6: Dermatitis Kontak Alergi

4. Dermatitis kontak alergi akan sangat cepat sekali penularannya pada kulit yang

lain.

5. Dermatitis kontak alergi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu eksim kering dan eksim

basah. Eksim kering akan tampak pada kulitnya kering, bersisik, kemerah-merahan,

kadang-kadang bengkak, dan terasa gatal. Sedangkan pada eksim basah kulitnya

akan tampak merah, bengkak, melepuh, dan basah, timbul bintil-bintil yang

mengandung air atau nanah yang menimbulkan rasa gatal.

C. Penyebab

Penyebab dari dermatitis kontak alergi sebenarnya belum diketahui dengan pasti,

namun beberapa ahli mencurigai eksim berhubungan dengan aktifitas daya pertahanan tubuh

(imun) yang berlebihan. Hal ini menyebabkan tubuh mengalami reaksi berlebihan terhadap

bakteri atau iritan yang sebenarnya tidak berbahaya pada kulit. Oleh karena itu, eksim banyak

ditemukan pada keluarga dengan riwayat penyakit alergi.

Tiap tiap orang mempunyai pencetus dermatitis kontak alergi yang berbeda beda. Ada

orang yang setelah memegang sabun atau deterjen akan merasakan gatal yang luar biasa, ada

pula yang disebabkan oleh bahan atau alat rumah tangga yang lain. Gejala yang timbul pun

bervariasi, ada yang gatalnya ringan tetapi rasa panas yang dominan, ada pula yang

sebaliknya. Infeksi saluran nafas bagian atas atau flu juga bisa menjadi pencetus timbulnya

eksim. Stress yang dialami penderita akan membuat gejala menjadi lebih buruk.

Daerah-daerah yang sering terjangkit penyakit dermatitis kontak alergi adalah : pada

sela-sela jari tangan atau kaki, dan daerah-daerah lipatan tubuh, seperti sela paha, belakang

lutut, pergelangan tangan, dan daerah sekitar leher. Penyakit dermatitis kontak alergi sering

terjadi secara berulang-ulang atau kambuh, oleh karena itu harus diperhatikan untuk

menghindari hal-hal atau bahan-bahan yang dapat menimbulkan alegi (alergen).

D. Pencegahan Eksim

Hal-hal yang harus diperhatikan oleh para penderita penyakit eksim adalah :

1) Jangan terlalu sering mandi (karena kalau terlalu sering basah maka akan susah

keringnya) atau bila perlu di lap saja.

Page 7: Dermatitis Kontak Alergi

2) Bila akan mandi gunakan air hangat-hangat kuku (jangan terlalu panas).

3) Hindari pengunaan sabun pada daerah yang terserang dermatitis kontak alergi karena

bila daerang yang terserang eksim terkena sabun maka akan teriritasi.

4) Hindari kontak dengan kain atau selimut yang terbuat dengan wol, pakailah pakaian

yang bersih, tidak ketat dan meyerap keringat.

5) Bila alerginya dikarenakan alergi terhadap makanan tertentu, maka hindari makanan

tersebut.

6) Jangan menggunakan sabun atau deterjen yang keras.

7) Hindari penggunaan zat-zat kimia seperti kosmetik dan obat-obatan yang terlalu keras

terhadap kulit.

8) Jaga keseimbangan berat badan, orang yang mempunyai berat badan lebih, apalagi

sangat gemuk lebih banyak berkeringat dan mempunyai gesekan pada lipatan kulit

yang memicu jamur kulit.

9) Dan yang paling penting jangan menggaruk. Menggaruk hanya akan memperburuk

keadaan, karena kulit akan terinfeksi oleh bakteri-bakteri yang ada di dalam kuku, dan

bila lukanya sudah mengering maka warna kulit akan tampak berbeda.

E. Proses Terjadi di Tubuh

Dermatitis Kontak Alergi (DKA) merupakan reaksi inflamasi pada dermal akibat

peaparan alergen yang mampu mengaktivasi sel T, yang kemudian migrasi menuju tempat

pemaparan. Tempat pemaparan biasanya daerah tubuh yang kurang terlindungi, namum

alergen uroshiol yang terbawa dalam partikulat asap rokok mampu mempengaruhi tempat-

tempat yang secara umum terlindungi, seperti :annus, organ genital. Selain itu, uroshiol dapat

aktif lama hingga 100 tahun. Penampakan DKA biasanya tidak langsung terlihat pada daerah

tersebut sesaat setelah pemaparan karena alergen melibatkanreaksi immunologis yang

membutuhkan beberapa tahap dan waktu. Berikut adalah mekanisme reaksi immunologis

tersebut. Pertama, pemaparan awal alergen tersebut akan mensensitisasi sistem imun. Tahap

ini dikenal sebagai tahap induksi. Menurut beberapa dokter, secara umum gejala belum

tampak pada tahap tersebut. Walaupun demikian, gejala dermatitis tetap dapat langsung

terjadi setelah pemaparan (tergantung faktor individu, alergen dan lingkungan). Pada tahap

induksi ini, uroshiol secara cepat (10 menit)masuk melewati kulit dan berikatan dengan

protein permukaan sel Langerhans di epidermis dan sel makrofag di dermis. Sel Langerhans

kemudian memberi sinyal kepada sel limfosit mengenai informasi antigen dan kemudian sel

limfosit berproloferasi menghasilkan sel T limfosit tersensitisasi. Setelah sistem imun

Page 8: Dermatitis Kontak Alergi

tersensitisasi, maka dengan pemaparan selanjutnya akan menginduksi hipersensitifitas

tertunda tipe IV (gambar 3), yang merupakan reaksi yang dimediasi oleh sel dan

membutuhkan waktu 24-48 jam (atau lebih). Dermatitis yang tertangani dan tidak tertangani,

secara alami akan sembuh dalam 10-21 hari, karena adanya sistem imun pasien.

Gambar 2. Sel Langerhans memberi

sinyal kepada sel limfosit mengenai informasi antigen dan kemudian sel limfosit berproloferasi menghasilkan

sel T limfosit tersensitisasi. Setelah sistem imun Itersensitisasi, Imaka Idengan Ipemaparan Iselanjutnya Iakan

Imenginduksi Ihipersensitifitas tertunda tipe IV

F. Pengobatan

Meskipun penyembuhan dermatitis kontak alergi sulit dilakukan, namun pada banyak

kasus, pasien dapat mengurangi terjadinya kekambuhan dengan melakukan pengobatan yang

tepat dan menghindari iritan/alergen yang menyebabkan dermatitis kontak alergi. Perlu

diingat, penyakit ini tidak menular dan tidak akan menyebar dari satu orang ke orang yang

lain.

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk mencegah

terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan krim pelembab

sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Tindakan ini biasanya

dilakukan saat kulit masih sedikit basah, seperti saat habis mandi sehingga lotion yang

dioleskan akan mempertahankan kelembaban kulit. Kompres dingin juga diduga dapat

mengurangi rasa gatal yang terjadi.

1) Pengobatan Alami

a) Ketepeng Cina ( Cassia alata L.)

Khasiat : menghilangkan gatal-gatal, insecticidal, sebagai obat kulit yang

disebabkan oleh parasit kulit, dan lain-lain

Page 9: Dermatitis Kontak Alergi

b) Temu Lawak (Curcuma xanthorrhiza)

Khasiat : sebagai antiradang, antibakteri, dan lain-lain

c) Kunyit (Curcuma longan L.)

Khasiat : sebagai antiradang, antibakteri, melancarkan sirkulasi darah, dan lain-

lain

Berikut contoh beberapa resep untuk pengobatan dermatitis :

a) Resep1. (pemakaina dalam)

30 gram temu lawak (dipotong-potong) + 10 gram sambiloto kering + gula aren

secukupnya, dicuci bersih lalu direbus dengan 500 cc air hingga tersisa 200 cc

disaring, airnya diminum

b) Resep2. (pemakaian luar)

Daun ketepeng cina secukupnya dicuci bersih dan dihaluskan, tambahkan 1 sendok teh

air kapur sirih dan 1 sendok makan minyak kelapa, dipanaskan sebentar, setelah

hangat dioleskan pada bagian yang terkena

c) Resep3. (pemakaian luar)

Kunyit yang tua secukupnya dicuci bersih dan diparut, tambahkan 1 sendok air kapur

sirih dan perasan 1 buah air jeruk nipis, diaduk sampai merata, lalu dioleskan pada

kulit yan terkena

2) Sintesis

a) Kortikosteroid topikal

Hidrokortison merupakan kortikosteroid yang paling efektif dalam mengatasi

gejala pada dermatitis kontak ringan hingga sedang yang tidak meliputi daerah yang luas.

Kortikosteroid lainnya adalah : betametason, fluticasone, clobetasol, prednison,

prednisolon

Indikasi : hidrokortison merupakan kortikosteroid potensi rendah yang mampu

mengatasi rasa gatal dan mengurangi inflamasi akibat dermatitis

Keamanan : hidrokortison aman untuk diaplikasikan pada semua daerah tubuh,

kecuali mata dan kelopak mata, wajah dan kulit yang terbuka

Efek samping : penggunaan kortikosteroid dalam jangka lama akan menimbulkan

efek samping akibat khasiat glukokortikoid maupun khasiat

moneralokortikoid

Page 10: Dermatitis Kontak Alergi

Kontraindikasi : infeksi sistemik, kecuali jika diberikan antibiotic sistemik, hindari

vaksinasi dengan virus aktif pada pasien yang menerima dosis

imunosupresive

Perhatian : hidrokortison tropikal sebaiknya tidak digunakan untuk anak < 2

tahun sebab berpotensi dalam supresi adrenal. Disarankan pada pasien

bahwa sebaiknya hidrokortison tidak digunakan apabila dermatitis

lebih dari 7 hari atau jika gejala muncul kembali dalam beberapa hari.

Produk di Indonesia :

i) Berlocort

Komposisi : hidrokortison acetate

Dosis : oleskan tipis pada tempat yang sakit 2-4 x sehari

Harga : krim 25 mg/g x 5 g = Rp 3.705,-

ii) Dermacort :

Komposisi :hidrokortison 1%, camphor 1%

Dosis : Oleskan 2-4 x sehari

Harga : krim 15 g = rp 13.000,-

b) Antihistamin/antipruritus topikal

Preparat ini mengandung antihistamin topikal (chlorpheniramine, chlorpenoxamine

dimethindene, difenhidramin, mepiramin) atau antipruritus (calamine, champor mentol,

phenol) secara tunggal atau kombinasi

Mekanisme : Antihistamin / antipruritus dapat mendepresi reseptor sensorik

di kulit sehingga memberikan efek analgetik topikal. Walaupun antihistamin dapat

memblok reseptor histamin namun reseptor tersebut tidak berperan dalam respon

hipersensitivitas diperlambat tipe IV

Indikasi : mengatasi rasa gatal dan analgetik topikal pada dermatitis

Perhatian : Penggunaan antipruritus pada luka terbuka tidak karena dapat

memperparah rasa bakar. Antihistamin dapat mengakibatkan inflamasi

sekunder sehingga bila gejala tambah parah maka segera cuci/bilas

kulit tersebut dan hentikan pemakaian

Produk di Indonesia:

Page 11: Dermatitis Kontak Alergi

i) Regata

Komposisi : Difenhidramin HCL 1%, calamine 8%, champora 0,1%

Penggunaan : dioleskan pada daerah yang sakit sesudah mandi. Kocok

dahulu sebelum dihunakan, 4 kali sehari

Perhatian : jangan dioleskan pada kulit yang melepuh. Hindari

penggunaan kontak dengan mata atau selaput lendir. Hati-hati

dengan penggunaan preparat difenhidramin lainnya dan

penggunaan lebih dari 7 hari

Harga : Lotion 100ml Rp.10.000

ii) Caladryl

Komposisi : calamine 8%, champora 0,1%, difenhidramin HCL 1%,

alkohol 2%

Penggunaan : krim oleskan sesuai dengan kebutuhan, 4 kali sehari

Perhatian : hati-hati dengan kontak kulit terkelupas. Hindari kontak

dengan mata atau selaput lendir

Harga : KRIM 25G (Rp. %.720), Lotion 60ml (Rp. 5.600); 115ml

(Rp. 8.700)

c) Anastetik topikal

Anastetik topikal yang dapat diberikan tanpa resep adalah benzokain

Indikasi : anastetik lokal digunakan untuk meringankan rasa gatal dan juga

mencegah garukan sehingga mencegah meluasnya daerah dermatitis

kontak alergi serta mengurangi risiko infeksi sekunder

Penggunaan : sediaan mengandung 3-20% benzokain. Anastetik topikal ini

digunakan tidak lebih dari 3-4 kali sehari

Mekanisme aksi : mempengaruhi implus yang dihantarkan oleh sel saraf sensorik pada

daerah dermatitis

Perhatian : penggunaan anastetik topikal merupakan langkah terakhir setelah

antipruritik (anti gatal) lainnya gagal dalam terapi sebab anastetik lokal

dapat menyebabkan inflamasi sekunder dan meningkatkan rasa gatal

karena diketahui memiliki kemampuan sensitisasi. Bila setelah

Page 12: Dermatitis Kontak Alergi

digunakan, kondisi dermatitis makan parah maka segera dibilas dengan

air atau sabun lembut dan tidak digunakan lagi

Produk di Indonesia

i) Benzomid

Komposisi : benzokain 3%, cetrimid 0,5%

Penggunaan : dioleskan pada daerah yang sakit

Harga : Lotion 102ml (Rp. 27.500)

d) Antiinfeksi topikal

Antiinfeksi topikal digunakan untuk mengatasi infeksi sekunder yang dapat terjadi

pada dermatitis. Antiinfeksi tersebut adalah : bacitracin, kloramfenikol, gentamicin,

nitrofurazon, clotrimazole, neomycin

Contoh produk di Indonesia

i) Dermagen

Komposisi : gentamicin sulfat

Indikasi : dermatitis, infeksi kulit primer dan sekunder

Penggunaan : Oleskan 3-4 kali sehari

Harga : krim 0,1% X 5 G (Rp. 5.500), 10g (Rp. 8.250)

ii) Farsycol

Komposisi : kloromfenikol

Indikasi : infeksi kulit karena gram positif dan gram negatif serta kuman yang

pekat lainya

Penggunaan : oleskan pada bagian yang sakit 2-3 kali sehari

Kontradiksi : hipersensitifitas terhadap kloromfenikol

Page 13: Dermatitis Kontak Alergi

Perhatian : penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan pertumbuhan

jangkan panjang dapat menyebabkan resistensi mikroba

Efek samping : gatal, panas, engioneurotik

Harga : krim 2% 5g Rp.4000, 10 g Rp. 10.000

e) Astrigent

Astrigent diketahui merupakan agen presipitasi protein yang digunakan untuk

menghentikan dan mengurangi cairan mengalir dari kapiler maupun cairan yang

dikeluarkan dari blister akibat inflamasi. Zat ini membantu mengeringkan dermatitis

basah serta mempecepat keembuhan. Beberapa astrigent adalah : Burow’s solution, zink

oksida, zink asetat, calamin, natrium bikarbonat. Mereka biasa digunakan dengan cara

pengompresan

Page 14: Dermatitis Kontak Alergi

BAB II

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dermatitis berasal dari kata dermo- (kulit) dan –itis (radang/inflamasi). Salah satu

jenis dermatitis adalah dermatitis kontak.Secara umum dermatitis kontak dibagi

menjadi dua yaitu dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi

Dermatitis kontak alergi disebabkan karena alergi terhadap rangsangan zat

kimia tertentu, kepekaan terhadap jenis makanan tertentu, juga dapat disebabkan

karena alergi serbuk sari tanaman, debu, rangsangan iklim, bahkan gangguan emosi.

Tujuan utama dari pengobatan adalah menghilangkan rasa gatal untuk

mencegah terjadinya infeksi. Ketika kulit terasa sangat kering dan gatal, lotion dan

krim pelembab sangat dianjurkan untuk membuat kulit menjadi lebih lembab. Salep

atau krim yang mengandung kortikosteroid seperti hydrokortison diberikan untuk

mengurangi proses inflamasi atau keradangan. Untuk kasus kasus yang berat, dokter

akan memberikan tablet kortikosteroid dan apabila pada daerah dermatitis telah

terinfeksi maka bisa diberikan antibiotika untuk membunuh bakteri penyebab infeksi.

Obat lain yang dibutuhkan adalah antihistamin untuk mengurangi rasa gatal yang

terlalu berat.

Page 15: Dermatitis Kontak Alergi

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Muhammad, dkk. (2008). Dermatitis Kontak. Yogyakarta : Fakultas Farmasi

UGM.

Prima, Elsa. 2013. Dermatitis Kontak Alergi dan Dermatitis Kontak Iritan. [Online].

Tersedia : http://doktercorner.blogspot.com/2013/05/dermatitis-kontak-alergi-dan-

dermatitis.html

Sularsito, S.A., 2004. Dermatitis Kontak Alergi dalam Subono, H. Kumpulan Makalah

Seminar Kontak Dermatitis. Yogyakarta : FK UGM.

Wijayakusuma, H. 2008. Mencgah & Mengatasi Eksema dengan Tumbuhan Obat.

[Online]. Tersedia : http://obatherbal.wordpress.com.