Dermatitis Atopik

download Dermatitis Atopik

of 4

description

DKA

Transcript of Dermatitis Atopik

DERMATITIS ATOPIK

DefinisiDermatitis atopik (D.A.) ialah keadaan peradangan kulit kronis dan residif, disertai gatal, yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak-anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan jumlah eosinofil dalam darah perifer serta adanya riwayat atopi pada keluarga atau penderita (D.A., rhinitis alergik, asma bronchial).Kata atopi pertama kali diperkenalkan oleh Coca(1923), yaitu istilah yang dipakai untuk sekelompok penyakit pada individu yang mempunyai riwayat kepekaan dalam keluarganya.

EtiologiSebab pastinya belum diketahui tetapi diketahui berbagai faktor ikut berinteraksi dalam pathogenesis D.A., misalnya genetic, lingkungan, sawar kulit, farmakologik, dan imunologik, dengan konsep dasar D.A. ialah adanya reaksi imunologik.

Epidemiologi- Di Negara maju prevalensi D.A. pada anak mencapai 10-20 %, sementara pada dewasa hanya 1-3%.- Di Negara agraris prevalensi D.A. jauh lebih rendah.- Wanita lebih banyak terkena dibanding pria dengan rasio 1,3:1, dan D.A. cenderung diturunkan.

PatogenesisPada kromosom 5q31-33 mengandung kumpulan family gen dan sitokin IL-3, IL-4, IL-13, dan GMCSF, yang diekspresikan oleh sel TH2. IL-4 memainkan peran penting dalam ekspresi D.A.Jumlah TH2 lebih banyak pada penderita atopi, sebaliknya TH1 menurun. Tetapi pada lesi kronis D.A. terdapat IL-12 yang berperan dalam perkembangan TH1.Sel T juga teraktivasi di kulit diperantarai oleh IFN-, lalu sel T meningkatkan Fas dalam keratinosit sehingga terjadi apoptosis keratinosit sehingga terjadi spongiosis.Pada D.A. kronis, ekspresi IL-5 akan mempertahankan eosinofil hidup lebih lam dan menggiatkan fungsinya, sedangkan peningkatan GMCSF mempertahankan hidup dan fungsi monosit, sel langerhans, dan eosinofil.Sel mononuclear penderita D.A. meningkatkan aktivitas enzim CAMP-PDE, yang akan meningkatkan sintesis IgE oleh sel B dan produksi IL-4 oleh sel T.Sel Langerhans pada kulit penderita D.A. adalah abnormal, dapat secara langsung menstimulasi sel TH tanpa adanya antigen. Sementara itu kadar seramid pada kulit penderita D.A. berkurang sehingga kehilangan air melalui epidermis dipermudah.

Gambaran KlinisKulit penderita D.A. umumnya kering, pucat, kadar lipid epidermis berkurang, dan kehilangan air epidermis meningkat. Gejala utamanya ialah pruritus, dan apabila digaruk dapat menimbulkan papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, dan krusta.D.A. dapat dibagi menjadi 3 fase, yaitu: D.A. infantile (usia 2 bulan sampai 2 tahun)Lesi mulai di muka (dahi, pipi) berupa eritema, papulo-vesikel halus, jika gatal digaruk dan pecah,eksudatif, dan berbentuk krusta.

D.A. pada anak (2-10 tahun)Lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama. Letak kelainan di lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata, leher, dan jarang di muka.

D.A. pada remaja dan dewasaLesi dapat berupa plak popular eritematosa dan berskuama, atau plak likenifikasi yang gatal. Lokasinya di lipat siku, lipat lutut, dan samping leher, dahi, dan sekitar mata, dapat juga mengenai tangan dan pergelangan tangan.

ImunohistologiGambaran histopatologi D.A. tidak spesifik. Lesi akut ditandai dengan spongiosis, eksositosis limfosit T, jumlah sel langerhans meningkat, edema bersebukan sel radang terutama limfosit T, makrofag, sel mas jumlahnya masih normal tetapi dalam keadaan degranulasi. Lesi kronis menunjukkan hyperkeratosis dan akantosis. Dermis bersebukan sel radang, terutama makrofag dan eosinofil.

Diagnosis Kondisi kulit gatal (itchy skin) Ditambah 3 atau lebih kriteria berikut: Riwayat terkenanya lipatan kulit termasuk pipi pada anak usia dibawah 10 tahun. Riwayat asma bronchial atau hay fever atau riwayat penyakit atopi lainnya pada keluarga penderita. Riwayat kulit kering secara umum pada tahun terakhir. Adanya dermatitis yang tampak di lipatan dan anggota badan bagian luar pada anak berusia dibawah 4 tahun. Awitan dibawah usia 2 tahun.

Diagnosis BandingDiagnosis banding dari dermatitis atopi ialah: dermatitis seboroik, dermatitis kontak, dermatitis numularis, scabies, iktiosis, psoriasis, dll.

Terapi Pengobatan topikal Hidrasi kulit: dengan pelembab, misalnya dengan krim hidrofilik urea 10% dapat ditambahkan hidrokortison 1%. Kortikosteroid topikal: paling sering digunakan sebagai antiinflamasi lesi kulit. Pada bayi digunakan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 1-2,5%, pada dewasa dan anak dapat digunakan steroid potensi menengah kecuali pada muka harus yang potensi rendah. Imunomodulator topikal:misalnya takrolimus, pimekrolimus Preparat ter: sebagai anti pruritus berbentuk salap hidrofilik.

Pengobatan sistemik Kortikosteroid: hanya untuk menghentikan eksaserbasi akut, dalm jangka pendek, dan dosis rendah berselang-seling atau secara tapering off, lalu diganti steroid topikal. Antihistamin: membantu mengurangi rasa gatal yang hebat, golongan H dengan dosis 10-75 mg secara oral pada orang dewasa. Anti-infeksi: misalnya eritromisin, asitromisin, atau klaritromisin, karena pada D.A. ditemukan peningkatan koloni S. aureus. Interferon: IFN- dapat menekan respon IgE dan menrunkan fungsi dan proliferasi sel TH2. Siklosporin: bagi penserita yang sulit diatasi dengan pengobatan konvensional diberikan siklosporin jangka pendek.

PrognosisSulit meramalkan prognosis D.A., karena prognosis dapat lebih buruk bila kedua orangtua memiliki riwayat D.A. Tetapi ada juga kemungkinan sembuh spontan dan ada juga yang sering kambuh pada masa remaja.