Dermatitis Atopik

36
Dermatitis atopik Pembimbing: dr. Boedhy S, SpKK Presentasi Kasus Linda Rachmawati 2051210052

description

lapsus

Transcript of Dermatitis Atopik

Page 1: Dermatitis Atopik

Dermatitis atopikPembimbing: dr. Boedhy S,

SpKK

Presentasi Kasus

Linda Rachmawati2051210052

Page 2: Dermatitis Atopik

• Nama : An. A• Umur : 15 bulan• Jenis kelamin :

Perempuan• Agama : Islam• Alamat : Pakisaji• Suku : Jawa• Tanggal periksa : 2

Desember 2013

Status Penderita

Page 3: Dermatitis Atopik

A.Keluhan Utama : Gatal- gatal pada seluruh tubuh

B.Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan keluhan gatal-gatal pada seluruh tubuh yang hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu dan karena gatal pasien menggaruknya. tampak kemerahan dengan benjolan kecil-kecil pada perabaan.

Con’t

Page 4: Dermatitis Atopik

Mula mula muncul rasa gatal dan merintis-merintis kemerahan pada kulit setelah pasien makan telur dan saat berkeringat. Keluhan tersebut menyebabkan pasien selalu menggaruknya dan menyebabkan kulit menjadi semakin merah.

Menurut ibu pasien, sejak 5 bulan yang lalu pasien sudah sering mengalami keluhan kulit merintis-merintis dan gatal, biasanya lesi mula-mula tampak didaerah pipi, kadang lesi sering meluas hingga ke punggung, tangan, dan kaki. Merintis- merintis tersebut biasanya sering muncul bila pasien sedang beraktifitas dan berkeringat.

Con’t

Page 5: Dermatitis Atopik

Riwayat penyakit dahulu :

Pasien sudah pernah mengalami penyakit serupa, ± 5 bulan yang lalu kemudian sembuh, tapi sering kumat-kumatan.

Diabetes Militus (-), Hipertensi (–)

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada yg mengalami penyakit yg serupa Nenek (+) pasien punya riwayat Alergi

makanan.

Con’t

Page 6: Dermatitis Atopik

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum :Kesan cukup, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6)

Tanda vital :•Tensi : (tidak dilakukan pengukuran)•Nadi : (tidak dilakukan pengukuran)•Pernafasan : (tidak dilakukan pengukuran)•Suhu : (tidak dilakukan pengukuran)

Page 7: Dermatitis Atopik

Con’t• Kepala : dbn• Mata : dbn• THT : dbn• Mulut : dbn• GIT : dbn• Leher : dbn• Thorax : dbn• Abdomen : dbn• Sistem genetalia : dbn• Ekstremitas atas : terdapat

kelainan kulit• Ekstremitas bawah : terdapat

kelainan kulit

Page 8: Dermatitis Atopik

Status DermatologisRegio EffloresensiEkstremitas superior

Tampak gerombolan papul diatas makula eritematus, batas tidak jelas, scuama halus (+), vesikel (-), erosi (-), ekskoriasi (+), eksudasi (-), krusta (+), likenifikasi (-),

Ekstremitas inferior

Tampak gerombolan papul diatas makula eritematus, batas tidak jelas, scuama halus (+), vesikel (-), erosi (-), ekskoriasi (-), eksudasi (-), krusta (-), likenifikasi (-)

Page 9: Dermatitis Atopik

RESUMEPasien datang dengan keluhan gatal-gatal pipi, punggung, tangan, dan kaki yang hilang timbul sejak 5 bulan yang lalu dan karena gatal pasien menggaruknya. tampak kemerahan dengan benjolan kecil-kecil pada perabaan.

Mula mula muncul rasa gatal dan merintis-merintis kemerahan pada kulit setelah pasien makan telur dan saat berkeringat. Keluhan tersebut menyebabkan pasien selalu menggaruknya dan menyebabkan kulit menjadi semakin merah.

Menurut ibu pasien, sejak berumur 5 bulan yang lalu pasien sudah sering mengalami keluhan kulit merintis-merintis dan gatal, biasanya lesi mula-mula tampak didaerah pipi, kadang lesi sering meluas hingga ke punggung, tangan dan kaki. Merintis- merintis tersebut biasanya sering muncul bila pasien berkeringat dan makan telur.

.

Page 10: Dermatitis Atopik

RESUMENenek (+) pasien punya riwayat Alergi makanan.

Status dermatologis; regio all body Tampak gerombolan papul diatas makula eritematus, batas tidak jelas, scuama halus (+), vesikel (-), erosi (-), ekskoriasi (+), eksudasi (-), krusta (+), likenifikasi (-),

Page 11: Dermatitis Atopik

DIAGNOSA KERJADermatitis Atopik

Page 12: Dermatitis Atopik

DASAR DIAGNOSA

Ditegakkan berdasarkan penemuan minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor.

Kriteria mayor- Pruritus- Dermatitis kronis dan residif- Riwayat atopi pada nenek (alergi makanan)

Kriteria minor- Hipersensitivitas terhadap makanan- Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan- Awitan pada usia dini

Page 13: Dermatitis Atopik

PENATALAKSANAAN

•Non MedikamentosaKIE kepada keluarga mengenai faktor- faktor penyebab dan harus dihindari agar dapat mencegah kekambuhan selanjutnya.

•Medikamentosa1. Antihistamin CTM 1/10 tab3x1Erisanbe 150mg

Mekanisme; menghambat reseptor H1 & H22. Kortikosteroid topikalDermovel cream

Mekanisme; antiinflamasi dan gatal pada dermatosis

Page 14: Dermatitis Atopik

PEMBAHASAN

Dermatitis atopik

Page 15: Dermatitis Atopik

DEFINISI• Dermatitis atopik (DA) adalah peradangan kulit kronis

residif disertai gatal yang umumnya sering terjadi selama masa bayi dan anak, sering berhubungan dengan peningkatan kadar IgE dalam serum dan riwayat atopi pada penderita atau keluarganya.

• Sinonim;

Ekzema atopik1 Ekzema atopik4

Ekzema atopik2

Ekzema atopik3

Ekzema atopik5

Page 16: Dermatitis Atopik

EPIDEMIOLOGI• Wanita : Pria 1,3 : 1• Jumlah keluarga kecil

Pendidikan ibu makin tinggiPenghasilan Migrasi desa ke kotapenggunaan antibiotik

• Rumah berpenghuni banyakJumlah keluarga sering infeksi waktu kecil

• Berpotensi menaikkan jumlah penderita D.A

• Melindungi kemungkinan timbulnya D.A

Page 17: Dermatitis Atopik

Con’t epidemiologi

Ibu(+)

Ayah(+)

• > ¼ jumlah anak mengalami Dermatitis Atopik

• > ½ jumlah anak mengalami gejala alergi sampai usia 2 tahun

Page 18: Dermatitis Atopik

Etiopatogenesis

DERMATITISATOPIK

DERMATITISATOPIK

Genetik

Lingkungan

• Konsep dasar terjadinya

Dermatitis Atopik melalui respon

imunologik.

Sawar kulit Imunologik

Farmakologik

Penyakit ini dipengaruhi multifaktorial:

Page 19: Dermatitis Atopik

Con’t

Sel mast (kulit)

Varian genetik kimase sel mast yaitu serine protease

Efek spesifik pada organ, berperan dalam timbulnya Dermatitis Atopik

GENETIK:

Page 20: Dermatitis Atopik

Con’t

antigen (alergen hirup)

Terpajan

Kulit cenderung atopi

Antigen ditangkap IgE yang ada pada permukaan sel mas atau IgE yang ada

di membran SL epidermis

antigen (alergen

makanan,)

antigen (alergen

autoantigen)

antigen (super

antigen)

REAKSI IMUN KULIT:

Page 21: Dermatitis Atopik

Con’t

• Sintesis IgE ↑.• IgE spesifik terhadap alergen ganda ↑ (termasuk; makanan, aeroalergen,

mikroorganisme, toksin bakteri, autoalergen).• Ekspresi CD23 pada sel B dan monosit ↑.• Respons hipersensitivitas lambat terganggu• Eosinofilia• Sekresi IL-4, IL-5 dan IL-13 oleh sel TH2 ↑• Sekresi IFN-γ oleh sel TH1 menurun• Kadar reseptor IL-2 yang dapat larut ↑.• Kadar CAMP-Phosphodiesterase monosit ↑ disertai peningkatan IL-10 dan

PGE2

RESPON SISTEMIK

Page 22: Dermatitis Atopik

Con’tSAWAR KULIT:

Umumnya penderita DA mengalami kekeringan kulit. Diduga terjadi akibat:• Kadar lipid epidermis ↓, • Trans epidermal water loss ↑, • Skin capacitance (kemampuan stratum korneum mengikat air) ↓.

kerusakan sawar kulit

Kekeringan kulit sensasi menggaruk

ambang rangsang gatal menjadi relatif rendah

memudahkan mikroorganisme &

bahan iritan/alergen lain untuk melalui

kulit dengan segala akibat-akibatnya

Page 23: Dermatitis Atopik

Alergi Makanan

Con’tLINGKUNGAN:

• Bayi dan Anak kecil; umumnya susu dan telur

• Dewasa; sea food dan kacang-kacangan

Tungau Dalam Rumah • 95% penderita D.A mempunyai IgE spesifik terhadap Tungau Dalam Rumah (TDR)

Serbuk Sari • Alergen hirup yang berkaitan erat dengan asma bronkiale pada atopi dapat menjadi faktor pencetus DA

Page 24: Dermatitis Atopik

Con’t

Suhu & Kelembaban Udara

•Suhu udara yang terlampau panas/dingin, keringat dan perubahan udara tiba-tiba menjadi faktor pencetus DA.

Faktor Psikis•Dapat timbal balik. Penyakit yang kronik residif dapat mengakibatkan gangguan emosi. Sebaliknya stres akan merangsang pengeluaran substansi tertentu melalui jalur imunoendokrinologi yg menimbulkan rasa gatal

Kerusakan Sawar Kulit • Mempercepat absorbsi antigen ke dalam kulit

• Menimbulkan respon TH2 lebih tinggi sehingga lebih sensitif

Page 25: Dermatitis Atopik

GAMBARAN KLINIS• Gejala:

1. Gatal (pruritus), dapat hilang timbul sepanjang hari, lebih hebat pada malam hari, akibatnya;

sensasi menggaruk kelainan kulit polimorf:papul, likenifikasi, eritema, erosi, ekskoriasi, eksudasi, krusta.

2. Kulit kering, pucat/redup3. Jari tangan teraba dingin

• Fase klinis DA yaitu:1. DA infantil (2 bulan – 2 tahun), 2. DA anak (2 – 10 tahun) dan 3. DA pada remaja dan dewasa.

Page 26: Dermatitis Atopik

Con’tKeterangan D.A. Infantil

Usia 2 bln-2 tahunD.A. Anak

Usia 2-10 tahunD.A. Remaja & Dewasa

Gejala Gatal (gelisah, susah tidur & sering menangis)

Gatal Sangat Gatal

Lokasi Mulai di muka (dahi, pipi) kemudian meluas ke skalp, leher, pergelangan tangan, lengan, tungkai.

Lipat siku, lipat lutut, pergelangan tangan bagian fleksor, kelopak mata.

Remaja: Dewasa:Lipat siku, kurang karak-lipat lutut, teristik, sering samping leher, mengenai dahi, sekitar tangan &Mata pergelangan tangan, bibir, vulva, puting susu, skalp.

Bentuk Lesi Banyak eksudat, Eritema, papulo-vesikel yg halus.

Lesi lebih kering, tidak begitu eksudatif, lebih banyak papul, likenifikasi, dan sedikit skuama.

Lesi kering, plak papular-eritematousa dan berskuama atau plak likenifikasi

Page 27: Dermatitis Atopik

DIAGNOSA

Diagnosis DA ditegakkan bila mempunyai minimal 3 kriteria mayor dan 3 kriteria minor (William, 1994):

Pruritus Dermatitis di muka atau ekstensor bayi dan anak Dermatitis di fleksura pada dewasa Dermatitis kronis atau residif Riwayat atopi pada penderita atau keluarganya

Kriteria Mayor

Page 28: Dermatitis Atopik

Kriteria Minor

Xerosis Infeksi kulit (khususnya oleh S. aureus dan virus H. simpleks) Dermatitis non spesifik pada tangan dan kaki Iktiosis/hiperlinearis palmaris/ keratosis pilaris Pitiriasis alba Dermatitis di papila mame White dermatografism dan delayed blanched response Keilitis Lipatan infra orbital Dennie – MorganKonjungtivitis berulang

Keratokonus Katarak subkapsular anterior Orbita menjadi gelap Muka pucat dan eritema Gatal bila berkeringat Intolerans perifolikular Hipersensitif thdp makanan Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh faktor lingkungan / emosi Tes alergi kulit tipe dadakan positif Kadar IgE dalam serum ↑ Awitan pada usia dini

Page 29: Dermatitis Atopik

DIFFERENTIAL DIAGNOSA

1. Dermatitis seboroik, (DD. D.A. bayi) lesi khas “Cradle Cap” pada kepala (frontal & parietal) dengan krusta tebal, pecah-pecah berminyak tanpa ada dasar kemerahan dan kurang/tidak gatal.

2. Dermatitis kontak, ada riwayat terpaparnya kulit dengan bahan dari luar yang bersifat iritan atau alergen.

3. Dermatitis numularis, lesi berbentuk seperti mata uang, berbatas tegas.

4. Skabies, lesi vesikel terutama di sela-sela jari, ada bentukan kanalikuli (terowongan)

Page 30: Dermatitis Atopik

PenatalaksanaanNonmedikamentosa

Berbagai faktor dapat menjadi pencetus DA dan tidak sama untuk setiap individu, karena itu perlu diidentifikasi dan dieliminasi berbagai faktor tersebut.•Menghindarkan pemakaian bahan-bahan iritan (deterjen, alkohol, astringen, pemutih, dll)•Menghindarkan suhu yang terlalu panas dan dingin, kelembaban tinggi.•Menghindarkan aktifitas yang akan mengeluarkan banyak keringat.•Menghindarkan makanan-makanan yang dicurigai dapat mencetuskan DA.•Melakukan hal-hal yang dapat mengurangi jumlah TDR/ agen infeksi, seperti menghindari penggunaan kapuk/ karpet/ mainan berbulu.•Menghindarkan stres emosi.•Mengobati rasa gatal.

Page 31: Dermatitis Atopik

1. Hidrasi kulitDengan melembabkan kulit, diharapkan sawar kulit menjadi lebih

baik & penderita tidak menggaruk & lebih impermeabel terhadap mikroorganisme/bahan iritan.

Pelembab yang dapat dipakai : krim hidrofilik urea 10%, pelembab yang mengandung asam laktat dengan konsentrasi kurang dari 5%. Pemakaian pelembab beberapa kali sehari, setelah mandi.

2. Kortikosteroid topikalKortikosteroid potensi rendah diberi pada bayi, daerah

intertriginosa dan daerah genitalia. Kortikosteroid potensi menengah dapat diberi pada anak dan

dewasa. Mekanisme:

MEDIKAMENTOSA

Penatalaksanaan

A. Pengobatan Topikal

Page 32: Dermatitis Atopik

3. Imunomodulator topikal Takrolimus

Bekerja sebagai penghambat calcineurin, Sediaan dalam bentuk salap 0,03% untuk anak usia 2 – 15 tahun dan dewasa 0,03% dan 0,1%.

PimekrolimusImunomodulator golongan makrolaktam.Kerjanya mirip siklosporin & takrolimus. Sediaan : Konsentrasi 1%, aman pada anak dan dapat dipakai pada kulit sensitif 2 kali sehari.

Preparat terMempunyai efek anti pruritus & anti inflamasi pada kulit. Sediaan : salap hidrofilik misalnya mengandung liquor carbonat detergent 5% - 10% atau crude coaltar 1% - 5%.

Penatalaksanaan

Page 33: Dermatitis Atopik

B. Pengobatan sistemik

1. Kortikosteroid• Hanya dipakai untuk mengendalikan DA eksaserbasi akut.

Digunakan dalam waktu singkat, dosis rendah, diberi selang-seling. Tapering mencegah rebound phenomen.

2. Antihistamin• Antihistamin yang mempunyai efek sedatif sebaiknya tidak diberikan

pada penderita dengan aktifitas disiang hari (seperti supir) • Pada kasus sulit dapat diberi doxepin hidroklorid 10-75 mg/oral/2 x

sehari yang mempunyai efek anti depresan dan blokade reseptor histamin H1 dan H2.

Penatalaksanaan

Page 34: Dermatitis Atopik

3. Anti infeksi• Pemberian anti biotika berkaitan dengan ditemukannya peningkatan koloni S.

aureus pada kulit penderita DA. • Dapat diberi eritromisin, asitromisin atau kaltromisin.

4. Interferon• IFN γ bekerja menekan respons IgE dan menurunkan fungsi dan proliferasi

sel TH1. • Pengobatan IFN γ rekombinan menghasilkan perbaikan klinis karena dapat

menurunkan jumlah eosinofil total dalam sirkulasi.

Penatalaksanaan

Page 35: Dermatitis Atopik

Sulit meramalkannya karena multifaktorial. Faktor yang berhubungan dengan prognosis kurang baik, adalah :

• DA yang luas pada anak.• Menderita rinitis alergika dan asma bronkiale.• Riwayat DA pada orang tua atau saudaranya.• Awitan (onset) DA pada usia muda.• Anak tunggal.• Kadar IgE serum sangat tinggi.

Diperkirakan 30 – 35% penderita DA infantil akan berkembang menjadi asma bronkiale atau hay fever. Penderita DA mempunyai resiko tinggi untuk mendapat dermatitis kontak iritan akibat kerja di tangan.

PROGNOSIS

Page 36: Dermatitis Atopik