DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS...

15
DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO BANDUNG Laporan Kasus : Gambaran Klinis dan Tatalaksana Glaukoma Angle Recession Penyaji : Madona Debora Pembimbing : dr. R. Maula Rifada, Sp.M (K) Telah Diperiksa dan Disetujui oleh Pembimbing dr. R. Maula Rifada, Sp.M (K) Senin, 15 Juli 2019 Pukul 08.15 WIB

Transcript of DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS...

Page 1: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PUSAT MATA NASIONAL RUMAH SAKIT MATA CICENDO

BANDUNG

Laporan Kasus : Gambaran Klinis dan Tatalaksana Glaukoma Angle

Recession

Penyaji : Madona Debora

Pembimbing : dr. R. Maula Rifada, Sp.M (K)

Telah Diperiksa dan Disetujui oleh

Pembimbing

dr. R. Maula Rifada, Sp.M (K)

Senin, 15 Juli 2019

Pukul 08.15 WIB

Page 2: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

1

CLINICAL FINDINGS AND MANAGEMENT OF

ANGLE RECESSION GLAUCOMA: A CASE REPORT

ABSTRACT

Introduction: Angle recession is a common finding after blunt trauma and involves a

tear between the longitudinal and circular fibers of ciliary body. Maity reports the

incidence of post traumatic angle recession was 24.3%. It may occur months to years

after the ocular trauma.

Purpose: To report clinical findings and management of a patient with angle recession

glaucoma.

Case report: A 51 years old female came to Cicendo National Eye Hospital with chief

complaint of blurry vision of left eye since five months earlier. There is a history of

trauma in left eye 26 years ago. She had been treated by an ophthalmologist with two

kind of eye drops. Visual acuity of right eye was 1.0 and left eye was light perception.

Applanation Tonometer Goldmann of left eye was 42 mmHg. Slit lamp examination

revealed traumatic iris and lens opacity. Gonioscopy revealed widening of ciliary body

band in three quadrants. Funduscopy showed cup/disc ratio enlargement and RNFL

thinning. This patient was diagnosed as angle recession glaucoma with traumatic iris

and traumatic cataract. Combined phacoemulsification-trabeculectomy with

intraocular implantation was performed. One week after surgery, intraocular pressure

decreased with improvement of visual acuity.

Conclusion: Classically clinical findings of angle recession glaucoma were unilateral

glaucoma with history of trauma and widening of ciliary body band. Surgery is needed

in uncontrolled intraocular pressure with medication. Combined phacoemulsification-

trabeculectomy decreases intraocular pressure as well as improves visual acuity.

Keyword: glaucoma, angle recession, combined phacoemulsification-trabeculectomy.

I. Pendahuluan

Trauma tumpul pada mata dapat menyebabkan berbagai kelainan segmen anterior

yang mengakibatkan glaukoma sekunder. Berdasarkan data U.S. Eye Injury Registry

pada 6021 pasien dengan trauma tumpul didapatkan insiden glaukoma enam bulan

pasca trauma adalah 3.4%. Beberapa faktor prediktif yang berhubungan dengan

Page 3: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

2

glaukoma pasca trauma antara lain tajam penglihatan inisial yang buruk, usia lanjut,

trauma pada lensa, angle recession, dan hifema. Angle recession terjadi akibat robekan

antara serabut otot longitudinal dan sirkular badan siliar. Prevalensi angle recession

pada hifema pasca trauma berkisar antara 60% hingga 94%. 1, 2

Peningkatan tekanan intraokular pada angle recession pasca trauma dapat terjadi

beberapa bulan hingga beberapa tahun setelah trauma. Glaukoma angle recession

lanjut terjadi sekunder akibat pembentukan glass-like membrane pada anyaman

trabekular. Hal ini menjelaskan alasan respon buruk terhadap terapi medikamentosa

konvensional dan laser pada glaukoma angle recession. Secara umum tatalaksana

bedah dan parasurgical laser diindikasikan pada kasus dengan tekanan intraokular

yang tidak terkontrol atau pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan.

Trabekulektomi merupakan gold standard di antara pilihan bedah lainnya.3, 4

Tujuan penulisan laporan kasus ini adalah untuk memaparkan gambaran klinis dan

tatalaksana pasien dengan glaukoma angle recession. Pemahaman tentang gambaran

klinis dan tatalaksana pasien dengan glaukoma angle recession berguna dalam praktik

klinis sehari-hari untuk mencegah progresifitas dan komplikasi.

II. Laporan Kasus

Seorang wanita 51 tahun datang ke poliklinik glaucoma PMN RS Mata Cicendo

pada 13 Juni 2019 dengan keluhan utama penglihatan mata kiri semakin buram sejak

lima bulan sebelum masuk rumah sakit. Mata kiri dirasakan nyeri dan pegal disertai

rasa mual. Pasien memiliki riwayat trauma pada mata kiri 26 tahun yang lalu terkena

pemberat kail pancing. Setelah trauma mata kiri dirasakan buram selama beberapa hari

namun saat itu pasien tidak berobat. Pasien tidak memiliki keluhan pada mata kanan.

Pasien tidak memiliki riwayat keluarga dengan penyakit glaukoma. Riwayat

pengobatan jangka panjang dengan steroid oral maupun topikal tidak ada. Sebelum

datang ke PMN RS Mata Cicendo pasien telah mendapatkan pengobatan di RSUD

Garut dengan obat tetes mata dua jenis (tutup tetes mata warna hijau dan warna putih)

Page 4: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

3

selama tiga bulan. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit asma, gangguan irama

jantung, penyakit ginjal, penyakit gula, tekanan darah tinggi, dan alergi obat.

Pemeriksaan fisik umum didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaran

composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80 kali/ menit, respirasi 18 kali/

menit, dan suhu 36,5℃. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus mata kanan 1.0

(Snellen Chart), mata kiri persepsi cahaya dengan proyeksi baik ke segala arah.

Aplanasi tonometer Goldmann didapatkan pada mata kanan 18, mata kiri 42. Posisi

bola mata ortotropia dengan gerak kedua bola mata baik ke segala arah. Segmen

anterior mata kanan didapatkan palpebra tenang, konjungtiva bulbi tenang, kornea

jernih, bilik mata depan Von Herrick grade III flare/ sel -/-, pupil bulat, RC +/+,

reversed RAPD -, sinekia -, lensa jernih (Gambar 1.a.b). Pemeriksaan anterior mata

kiri didapatkan palpebra tenang, konjungtiva bulbi pterigium grade II dan injeksi siliar,

kornea jernih, bilik mata depan Von Herrick grade III flare/ sel -/-, pupil bulat, RC ↓/↓,

sinekia -, lensa agak keruh (Gambar 1.c.d)

a. b. c. d.

Gambar 1. a. b. Pemeriksaan segmen anterior OD didapatkan dalam batas normal c. d.

Pemeriksaan segmen anterior OS didapatkan RC ↓/↓

Pemeriksaan segmen posterior mata kanan didapatkan media jernih, papil bulat

batas tegas, cup disc ratio 0,4, rasio arteri : vena 1:3, retina flat (Gambar 2.a).

Pemeriksaan segmen posterior mata kiri didapatkan media jernih, papil bulat batas

tegas, cup disc ratio 0,9, rasio arteri : vena 1:3, retina flat (Gambar 2.b). Pemeriksaan

gonioskopi mata kanan tampak scleral spur di keempat kuadran (Gambar 3.a).

Pemeriksaan gonioskopi mata kiri pada kuadran superior, inferior, dan nasal tampak

korpus siliaris yang melebar. Pada kuadran temporal tampak scleral spur (Gambar 3.b).

Page 5: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

4

a. b.

Gambar 2. a. Pemeriksaan segmen posterior OD didapatkan c/d ratio 0,4

b. Pemeriksaan segmen posterior OS didapatkan c/d ratio 0,9

Gambar 3.a. Pemeriksaan gonioskopi mata kanan tampak scleral spur

Gambar 3.b. Pemeriksaan gonioskopi mata kiri pada kuadran superior, inferior, dan nasal tampak

korpus siliaris yang melebar. Pada kuadran temporal tampak scleral spur

Dilakukan pemeriksaan Optical Coherence Tomography (OCT) papil pada kedua

mata dan pemeriksaan lapang pandang dengan Humphrey Visual Field (HVF) 30. 2

pada mata kanan. Hasil pemeriksaan OCT papil mata kanan menunjukkan ketebalan

RNFL, area rim, area diskus, rasio cup/disc rata-rata, rasio vertikal cup/disc, dan volum

cup dalam batas normal. Hasil pemeriksaan OCT papil mata kiri menunjukkan RNFL

Page 6: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

5

menipis di kuadran inferior, area rim yang menyempit, area diskus melebar, rasio

cup/disc rata-rata, rasio vertikal cup/disc, volum cup melebihi normal. (Gambar 4).

Hasil pemeriksaan HVF 30. 2 dengan SITA Fast pada mata kanan menunjukkan

reliabilitas yang rendah. Mata kiri tidak dapat dilakukan pemeriksaan HVF 30.2 karena

visus persepsi cahaya.(Gambar 5).

Gambar 4. OCT Papil ODS

Page 7: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

6

Gambar 5. HVF 30. 2 OD dengan reliabilitas rendah

Pasien didiagnosis dengan glaukoma angle recession OS + katarak traumatika OS

+ traumatic iris OS + pterigium grade II OS. Pasien direncanakan prosedur kombinasi

fakoemulsifikasi-trabekulektomi + implantasi lensa intraokular (LIO) OS dalam

monitoring anesthesia care. Pasien diberikan terapi timolol 0.5% ed 2 x OS, sodium

chloride potassium chloride ed 6 x gtt 1 OS, asetazolamid 3 x 250 mg tablet per oral,

kalium L-aspartat 1 x 300 mg tablet per oral.

Pada 18 Juni 2019 dilakukan prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-trabekulektomi

+ implantasi LIO OS. Satu hari pasca operasi pasien mengeluhkan sedikit rasa nyeri

pada mata kiri. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan visus mata kanan1.0, visus mata

Page 8: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

7

kiri persepsi cahaya dengan proyeksi baik ke segala arah. Aplanasi tonometer

Goldmann didapatkan pada mata kanan 16, mata kiri 30. Posisi bola mata ortotropia

dengan gerak kedua bola mata baik ke segala arah. Segmen anterior mata kanan

didapatkan palpebra tenang, konjungtiva bulbi tenang, kornea jernih, bilik mata depan

Von Herrick grade III flare/ sel -/-, pupil bulat, RC +/+, reversed RAPD -, sinekia -,

lensa jernih. Pemeriksaan anterior mata kiri didapatkan palpebra blefarospasme,

konjungtiva bulbi pterigium grade II, injeksi siliar, perdarahan subkonjungtiva, tampak

bleb di superior elevated, kornea edema dan lipat descemet, bilik mata depan Von

Herrick grade III flare/ sel +2/+2, pupil bulat, iridektomi perifer +, RC ↓/↓, sinekia -,

lensa PC IOL + (Gambar 6). Pasien didiagnosis dengan glaukoma angle recession OS

(Pasca prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-trabekulektomi + implantasi LIO OS) +

Pseudofakia OS + traumatic iris OS + pterigium grade II OS. Pasien diberikan terapi

timol 0,5% ed 2 x gtt 1 OS, sodium chloride potassium chloride ed 6 x gtt 1 OS,

asetazolamid 3 x 250 mg tablet per oral, kalium L-aspartat 1 x 300 mg tablet per oral,

levofloxacin ed 6 x gtt 1 OS, prednisolon asetat ed 6 x gtt 1 OS. Pasien dianjurkan

kontrol 1 minggu pasca operasi.

Gambar 6. Pemeriksaan oftalmologis 1 hari pasca operasi

Satu minggu pasca operasi pasien mengeluhkan terasa perih pada mata kiri. Seluruh

obat masih dipakai terakhir dipakai pagi hari. Pemeriksaan oftalmologis didapatkan

visus mata kanan 1.0, visus mata kiri 1/300. Aplanasi tonometer Goldmann didapatkan

pada mata kanan 16, mata kiri 20. Posisi bola mata ortotropia dengan gerak kedua bola

mata baik ke segala arah. Segmen anterior mata kanan didapatkan palpebra tenang,

konjungtiva bulbi tenang, kornea jernih, bilik mata depan Von Herrick grade III flare/

Page 9: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

8

sel -/-, pupil bulat, RC +/+, reversed RAPD -, sinekia -, lensa jernih. Pemeriksaan

anterior mata kiri didapatkan palpebra blefarospasme, konjungtiva bulbi pterigium

grade II, injeksi siliar, bleb + di superior elevated, kornea edema dan lipat descemet,

bilik mata depan Von Herrick grade III flare/ sel +1/+1, pupil bulat, iridektomi perifer

+, RC ↓/↓, sinekia -, lensa PC IOL + (Gambar 7). Pasien didiagnosis dengan glaukoma

angle recession OS (Pasca prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-trabekulektomi +

implantasi LIO OS) + Pseudofakia OS + traumatic iris OS + pterigium grade II OS.

Pasien diberikan terapi timol 0,5% ed 2 x gtt 1 OS, sodium chloride potassium chloride

ed 6 x gtt 1 OS, prednisolon asetat ed 5 x gtt 1 OS ( selama 1 minggu), 4 x gtt 1 OS (

selama 1 minggu), 3 x gtt 1 OS ( selama 1 minggu). Pasien dianjurkan kontrol 3 minggu

berikutnya. Prognosis quo ad vitam ad bonam, quo ad functionam ad malam, quo ad

sanationam ad bonam.

Gambar 7. Pemeriksaan oftalmologis 1 minggu pasca operasi

III. Diskusi

Diagnosis glaukoma pasca trauma harus dipikirkan pada pasien dengan

peningkatan tekanan intraokular unilateral. Pada kasus ini pasien mengalami

glaukoma hanya pada mata kiri. Dari anamnesis didapatkan riwayat trauma pada

mata kiri. Hubungan patologi klinik antara trauma tumpul dan perkembangan

glaukoma dilaporkan oleh Wolff dan Zimmerman. Wolff dan Zimmerman

menyatakan bahwa trauma inisial terhadap anyaman trabekular menstimulasi

perubahan proliferatif atau degeneratif pada jaringan trabekular, yang

mengakibatkan obstruksi aliran akuos. Herschler mendukung konsep ini

berdasarkan observasi kasus klinis dan penelitian terhadap hewan coba yang

Page 10: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

9

menjelaskan terjadinya robekan anyaman trabekular posterior terhadap garis

Schwalbe selama periode awal pasca trauma. Pembentukan jaringan parut terjadi

seiring waktu menyebabkan kerusakan awal trabekular berkurang namun

mengakibatkan obstruksi kronis aliran akuos. Selain perubahan pada anyaman

trabekular, mekanisme lain yang mengakibatkan peningkatan tekanan intraokular

lambat adalah perluasan lapisan endotel kornea di atas sudut bilik mata depan.1,2

Angle recession merupakan tanda klinis pada pemeriksaan gonioskopi yang

ditemukan pada pasien pasca trauma. Penelitian Maity mendapatkan insidensi

angle recession pasca trauma tumpul adalah 24,3%. Peningkatan tekanan

intraokular pada angle recession pasca trauma dapat terjadi beberapa bulan hingga

beberapa tahun setelah trauma. Risiko perkembangan glaukoma menurun setelah

beberapa tahun namun dapat terjadi setelah lebih dari 25 tahun pasca trauma. Salah

satu penelitian melaporkan bahwa glaukoma angle recession terjadi rata-rata 34

tahun pasca trauma pada 13 pasien. Glaukoma angle recession diklasifikasikan

menjadi glaukoma sudut terbuka sekunder akibat trauma. Glaukoma angle

recession dapat tidak terdiagnosis akibat onset yang sangat lambat dan riwayat

trauma yang mungkin sudah dilupakan. Pada kasus ini pasien mengalami glaukoma

angle recession 26 tahun pasca trauma.1,5,6

Pemeriksaan oftalmologis dapat menunjukkan tanda yang konsisten dengan

trauma sebelumnya antara lain sikatrik kornea, trauma pada iris, kelainan sudut

bilik mata depan, katarak subkapsular anterior fokal, dan fakodenesis. Pada kasus

ini ditemukan adanya trauma pada iris yang konsisten terhadap riwayat trauma

sebelumnya. Pemeriksaan gonioskopi kedua mata harus dibandingkan untuk

membantu klinisi mengidentifikasi area recession. Tanda klasik angle recession

pada gonioskopi antara lain pelebaran badan siliar, absen atau robekan prosesus

siliaris, scleral spur berwarna putih berkilauan, sudut yang ireguler dan berpigmen

gelap, peripheral anterior synechia (PAS) pada batas recession. Hasil gonioskopi

pada kasus ini mendukung diagnosis glaukoma angle recession dimana tampak

pelebaran badan siliar di tiga kuadran pada mata yang mengalami trauma,

Page 11: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

10

sementara mata yang tidak mengalami trauma tampak scleral spur di semua

kuadran. Peningkatan pigmentasi pada sudut bilik mata depan, peningkatan tekanan

intraokular, hifema, luksasi lensa, dan angle recession lebih dari 180° secara

signifikan berhubungan dengan terjadinya glaukoma kronis setelah trauma

tumpul.2,7

Glaucomatous Optic Neuropathy (GON) merupakan tanda patologis pada

semua bentuk glaukoma. GON adalah degenerasi progresif sel ganglion retina dan

akson dengan kerusakan mulai dari nervus optikus sampai nucleus genikulatum

lateral. Kerusakan terlokalisir neuroretinal rim paling sering terjadi di polus

inferior dan superotemporal nervus optikus pada tahap awal GON. Hilangnya

jaringan di area rim polus superior dan inferior menyebabkan cup memanjang

secara vertikal. Pemeriksaan segmen posterior mata kiri menunjukkan peningkatan

rasio cup/disc dan RNFL thinning di inferior yang sesuai dengan GON. Tidak ada

kelainan terkait trauma tumpul yang ditemukan pada segmen posterior mata kiri.2,3

Perubahan awal pada GON meliputi perluasan cup secara keseluruhan,

penipisan fokal pada rim, perdarahan superfisial pada diskus, hilangnya RNFL,

cupping asimetris, dan atrofi peripapil zona beta. Pemeriksaan kedua mata harus

dilakukan karena asimetri pada cup jarang terjadi pada mata normal tanpa adanya

asimetri ukuran diskus. Rasio cup disc vertikal normal adalah antara 0.1 dan 0.4,

meskipun 5 % individu tanpa glaukoma memiliki rasio cup disc lebih dari 0.6.

Pemeriksaan OCT papil pada pasien ini didapatkan asimetri rasio cup disc antara

kedua mata disertai dengan asimetri ukuran diskus. Rasio cup disc rata-rata dan

vertikal mata kiri didapatkan meningkat yang sesuai dengan temuan klinis

funduskopi. Asimetri rasio cup disc mata kanan dan kiri lebih dari 0.2. Rasio cup-

disc asimetris lebih dari 0.2 terdapat pada kurang dari 1% individu tanpa glaukoma.

Asimetri ini berhubungan dnegan asimetri ukuran diskus.2,8

Karakteristik defek lapang pandang glaukoma adalah mengikuti pola kerusakan

RNFL, jarang melewati atau meluas ke garis tengah horizontal, terletak di

midperifer (5°-25° dari titik fiksasi), tidak berhubungan dengan keadaan patologis

Page 12: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

11

lain, terlokalisir, dan defek berhubungan dengan kelainan diskus optikus dan RNFL

di sekitarnya. Pemeriksaan HVF mata kiri tidak dapat dilakukan karena visus

persepsi cahaya. Pemeriksaan HVF mata kiri sebaiknya dilakukan pasca operasi

apabila terdapat peningkatan tajam penglihatan. Pemeriksaan HVF pada mata

kanan pasien menunjukkan reliabilitas rendah sehingga diperlukan pengulangan

sebagai baseline. 2,6

Tatalaksana glaukoma pasca trauma dimulai dengan terapi medikamentosa.

Tatalaksana dengan meningkatkan aliran keluar akuos seperti miotik dan laser

trabekuloplasti kurang efektif. Penurunan produksi akuos seharusnya dapat lebih

menurunkan tekanan intraokular. Efektifitas β-blockers, α-agonists atau inhibitor

karbonik anhidrase belum diteliti secara spesifik untuk kasus glaukoma angle

recession. Belum terdapat penelitian respon glaukoma angle recession terhadap

analog prostaglandin. Selain masalah kepatuhan dan ketekunan, obat topikal

antiglaukoma dapat menginduksi inflamasi konjuntiva. Inflamasi subkonjungtiva

berhubungan dengan keberhasilan trabekulektomi. Penggunaan obat antiglaukoma

topikal multipel dan jangka panjang dapat menginduksi inflamasi konjungtiva yang

menyebabkan pembentukan jaringan parut yang hebat dan dapat menyebabkan

kegagalan trabekulektomi. Pemeriksaan histologi menunjukkan peningkatan sel

inflamasi dan makrofag. Namun penelitian lain menyimpulkan hasil yang bertolak

belakang dimana tidak ada peningkatan sel inflamasi. Benzalkonium klorida

sebagai bahan pengawet yang paling sering digunakan pada obat antiglaukoma

topikal menyebabkan peningkatan sel inflamasi pada kultur jaringan dan hewan

percobaan.9,10

Terapi medikamentosa pada sebagian besar glaukoma angle recession tidak

memberikan respon adekuat terhadap pengendalian tekanan intraokular sehingga

dibutuhkan tatalaksana bedah. Pada kasus ini pasien telah mendapat terapi

medikamentosa dari fasilitas kesehatan sebelumnya selama tiga bulan. Pada saat

pertama kali datang ke Poliklinik Glaukoma PMN RS Mata Cicendo didapatkan

tekanan intraokular dengan aplanasi tonometri Goldmann 42 mmHg menunjukkan

Page 13: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

12

tekanan intraokular yang tidak terkontrol dengan medikamentosa. Pasien

direncanakan untuk dilakukan prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-

trabekulektomi. Bedah glaukoma insisional dibutuhkan untuk mengendalikan

tekanan intraokular pada pasien yang tidak memberikan respon terhadap terapi

medikamentosa. Trabekulektomi diindikasikan pada kasus glaukoma sudut terbuka

atau glaukoma sudut tertutup yang tidak terkontrol, glaukoma sudut terbuka atau

glaukoma sudut tertutup yang terkontrol dengan lebih dari dua obat (untuk

mencapai tekanan introkular yang sangat rendah), glaukoma pasca trauma, dan

kegagalan bedah glaukoma. Choy menyimpulkan prosedur kombinasi dan

trabekulektomi memiliki efektifitas yang sama terhadap pengendalian tekanan

intraokular hingga tiga bulan pasca operasi. Prosedur kombinasi lebih memberikan

peningkatan tajam penglihatan. Trabekulektomi memberikan morfologi bleb yang

lebih baik, mengurangi kebutuhan terhadap obat antiglaukoma, dan mengurangi

posedur tambahan.2,4,11

Penelitian retrospektif menunjukkan angle recession menjadi faktor risiko

kegagalan trabekulektomi. Angka keberhasilan trabekulektomi pada glaukoma

angle recession dibandingkan glaukoma sudut terbuka primer lebih rendah (43% :

74%). Penelitian Glaucoma Drainage Device (GDD) pada angle recession

menunjukkan tingkat keberhasilan lebih rendah dibandingkan dengan

trabekulektomi tanpa antimetabolit. Pasien yang paling mendapat manfaat

antimetabolit pada trabekulektomi adalah pasien yang memiliki risiko kegagalan.

Faktor risiko kegagalan trabekulektomi antara lain riwayat bedah insisi pada

konjungtiva (seperti trabekulektomi yang gagal dan bedah retina), glaukoma

sekunder (seperti glaukoma neovaskular atau glaukoma uveitik), ras kulit hitam,

penggunaan jangka panjang obat anti glaukoma, dan usia muda. Pada kasus ini

dilakukan prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-trabekulektomi tanpa

antimetabolit. Penelitian klinis yang membandingkan penurunan tekanan

intraokular pada prosedur kombinasi fakoemulsifikasi-trabekulektomi dengan dan

tanpa antimetabolit intraoperatif menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna.

Page 14: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

13

Satu minggu pasca operatif terjadi perbaikan visus dan penuruan tekanan

intraokular. Tekanan intraokular menurun satu minggu pasca operasi dengan tetap

menggunakan dua jenis obat antiglaukoma. Evaluasi seluruh pemeriksaan

oftalmologik termasuk tekanan intraokular dan morfologi bleb, perlu diperhatikan

pada kunjungan berikutnya. Segmen posterior harus dievaluasi sebelum dilakukan

tindakan pembedahan. Ruptur koroidal yang luas, makulopati, avulsi nervus

optikus dapat mempengaruhi prognosis visual sehingga perlu pertimbangan dalam

tatalaksana pasien secara keseluruhan. Pada kasus ini tidak ditemukan kelainan

selain GON pada pemeriksaan segmen posterior. Prognosis quo ad vitam ad

bonam, quo ad functionam ad malam, quo ad sanationam ad bonam. 10,12,13

IV. Simpulan

Glaukoma angle recession merupakan kelainan yang dapat terjadi bertahun-

tahun setelah trauma. Gambaran klinis berupa glaukoma unilateral dengan riwayat

trauma, gonioskopi yang khas, serta kelainan segmen anterior yang konsisten

terhadap riwayat trauma ditemukan pada kasus ini. Fakotrabekulektomi pada kasus

ini dapat menurunkan tekanan intraokular dengan peningkatan tajam penglihatan.

Page 15: DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS …perpustakaanrsmcicendo.com/wp-content/uploads/2019/07/gambaran-klinis... · Secara umum tatalaksana bedah dan parasurgical laser diindikasikan

14

Daftar Pustaka

1. Allingham RR. Shields Textbook of Glaucoma, 6th Edition. USA: Lippincott

Williams & Wilkins; 2011.

2. American Academy of Ophthalmology. Glaucoma. Basic clinical science

course: fundamentals and principles of opthalmology. Philadelphia USA:

American Academy of Ophthalmology; 2016-2017.

3. Malik YK, Joel SS, David LE. Chandler and Grants Glaucoma, 5th Edition.

USA: SLACK Incorporated; 2013.

4. Careti L, Buratto L. Glaucoma surgery treatment and technique. Switzerland:

Springer International Publishing AG; 2018.

5. Maity P, dkk. Incidence of angle recession after blunt trauma- A longitudinal

study. Indian Journal of Clinical and Experimental Ophthalmology; January -

March 2018; 4(1): 136 – 140.

6. Ajite KO, dkk. Survey of Traumatic Glaucoma in a Tertiary Hospital. Journal

of Trauma and Treatment; March 2017, 6:1.

7. Sihota R, dkk. Early Predictors of Traumatic Glaucoma After Closed Globe

Injury; (Reprinted) Arch Ophthalmol/Vol 126 (No. 7), July 2008. Downloaded

From: http://archopht.jamanetwork.com/ by a University of Sussex Library

User on 08/10/2015.

8. Asia Pacific Glaucoma Society. Asia Pacific Glaucoma Guidelines.

Netherland: Kugler Publications; 2016.

9. Gunvant P. Glaucoma – Current Clinical and Research Aspects. Croatia:

Intechopen; 2011.

10. Clement CI, Goldberg I. The management of complicated glaucoma; January

2011; 59 Suppl: S141-7.

11. Choy BNK. Comparison of surgical outcome of trabeculectomy and

phacotrabeculectomy in Chinese glaucoma patients. International Journal of

Ophthalmology; 2017;10(12):1928-1930.

12. Singh K, Dangda S. Ocular trauma: Post traumatic glaucoma. DOS Times;

February 2015; 20(8).

13. Ahmed IIK, dkk. Mitomycin, MIGS, and Microstents: The Role of

Antimetabolites in Glaucoma Surgery. MedEdicus; December 2017.