Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel...

126
Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan Agency Cost Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode 2011-2015) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisinis Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Rifki Azhar 1113082000049 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2017

Transcript of Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel...

Page 1: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan Agency Cost

Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisinis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rifki Azhar

1113082000049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017

Page 2: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

i

Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan Agency Cost

Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderating

(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Periode

2011-2015)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisinis

Untuk Memenuhi Syarat-syarat Guna Memenuhi Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

Rifki Azhar

1113082000049

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438 H/ 2017

Page 3: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

ii

Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan Agency

Cost Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai

Variabel Moderating

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2011-2015)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Oleh:

RIFKI AZHAR

NIM. 1113082000049

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/2017

Page 4: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Rabu, 12 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas

mahasiswa:

1. Nama : Rifki Azhar

2. NIM : 1113082000049

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan

Agency Cost Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel

Moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek Indonesia tahun 2011-2015)”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, Rabu 12 April 2017

1. Fitri Damayanti, SE., M.Si.

NIP.19810731 200604 2 003

2. Hepi Prayudiawan, S.E., MM., Ak., CA

NIP. 19720516 200901 1 006

Page 5: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

iv

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini Kamis, 27 Juli 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Rifki Azhar

2. NIM : 1113082000049

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai Perusahaan dan

Agency Cost Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel

Moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

bursa efek Indonesia tahun 2011-2015)”

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 22 Juni 2015

1. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA

NIP. 19760924 200604 2 002

2. Fitri Damayanti, SE., M.Si.

NIP.19810731 200604 2 003

3. Yusro Rahma, SE., M.Si.

NIP. 19800506 200801 2 016

Page 6: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Rifki Azhar

Nomor Induk Mahasiswa : 1113082000049

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jurusan : Akuntansi/Keuangan

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

dan mempertanggungjawabkan

2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain

3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan

sumber asli atau tanpa menyebut pemilik karya

4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

karya ini

Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah

melalui pembuktian yang dapat di pertanggungjawabkan, ternyata memang

ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap

untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Page 7: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. IDENTITAS DIRI

1. Nama Lengkap : Rifki Azhar

2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 07 Agustus 1995

3. Alamat : Jl. Kebon Mangga 1 RT 11/07 No, 14

Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

12230

4. Telepon : 0878 8836 8150

5. Email : [email protected]

II. PENDIDIKAN

1. SD Negeri Gunung 01 Tahun 2001-2007

2. SMP Negeri 11 Jakarta Tahun 2007-2010

3. SMA Negeri 32 Jakarta Tahun 2010-2013

4. S1 Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013-2017

III. PENGALAMAN ORGANISASI

1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMA Negri 32 Jakarta (2010-

2011)

2. Majelis Perwakilan Kelas (MPK) SMA Negeri 32 Jakarta (2011-2012)

3. DEMA FEB UIN Jakarta (2013-2015)

Page 8: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

vii

ABSTRACT

This study aims to examine the effect of tax avoidance on the firm value

and agency costs with institutional ownership as the moderating variable. The

independent variable that is used in this research is tax avoidance which is

measured by cash effective tax rate (CETR). Variables dependent are firm value

which is measured by Tobin’s Q and agency costs which is measured by STA ratio

(sales to total assets). Then moderating variable is institutional ownership .

This study replicates previous research done by Chen & Wang (2013).

Data used in this stuudy is secondary data. The population consist of

manufacturing companies listed on Indonesia Stock Exchange during 2011-2015.

Samples are selected using purposuve sampling method and acquired 42

companies each year. After processing the data, there are 21 companies outlier

that should be excluded from the data, so that the final used are 21 companies.

The total samples used in this study are 105 companies. Test analysis using

moderate regression analysis and simple regression linier .

Finding in this study indicates that tax avoidance has a significant effect to

the firm value. Tax avoidance significantly affect the agency costs. Then

institutional ownership as moderating variabel able to modertae the relationship

between tax avoidance and the firm value.

Keywords : tax avoidance, firm value, agency costs, institutional ownership

Page 9: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

viii

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tax avoidance terhadap

nilai perusahaan dan agency cost dengan kepemilikan institusional sebagai

variabel moderasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah tax avoidance yang diukur menggunakan cash effective tax rate (CETR).

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah nilai perusahaan yang diukur

menggunakan Tobin’s Q dan agency cost menggunakan rasio STA (sales to total

asset). Kemudian variabel pemoderasi berupa kepemilikkan institusional.

Penelitian ini mereplikasi penelitian yang dilakukan Chen & Wang (2013)

Penelitian ini menggunakan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015. Sampel penelitian

dipilih dengan menggunakan metode purposive sampling dan diperoleh 42

perusahaan per tahunnya. Setelah dilakukan pengolahan data, terdapat 21 data

perusahaan outlier yang harus dikeluarkan dari sampel penelitian, sehingga

jumlah sampel akhir yang digunakan adalah 21 perusahaan. Total sampel yang

digunakan adalah 105 perusahaan Uji analisis menggunakan model analisis

regresi moderate dan analisis regresi sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tax avoidance berpengaruh

signifikan terhadap nilai perusahaan. tax avoidance juga memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap biaya agensi. Kemudian, kepemilikan institusional dapat

memoderasi hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan.

Kata kunci : tax avoidance, nilai perusahaan, agency cost, kepemilikan

institusional.

Page 10: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

ix

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap

Nilai Perusahaan dan Agency Cost Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai

Variabel Moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang

terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-2015)”. Shalawat serta salam

senantiasa penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah

membimbing umatnya menuju jalan kebenaran.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan sebagai syarat guna

meraih gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak pihak yang telah membantu

dalam proses penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah

penulis hanturkan atas kekuatan Allah SWT yang telah menganugerahkannya.

Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan

penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Darman (Alm) dan Ibu Fauziah yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, serta doa yang tiada hentinya.

2. Kakak dan Adikku (Ka Nia Delfina, Bang Ihsan Mulyawan, Ka Vidya Sari

dan Rafif Darmansyah) yang telah memberikan semangat dan doanya dalam

proses penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan

Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 11: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

x

5. Bapak Hepi Prayudiawan, SE., Ak., MM. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang telah

bersedia menyediakan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing

penulis selama menyusun skripsi. Terima kasih atas segala masukan, motivasi

dan nasihat yang telah diberikan selama ini.

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang

sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang

bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu

peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Keluarga besar Akuntansi B 2013, terimakasih atas kenangan belajar bersama-

sama dan semangatnya selama ini. Semoga apa yang di cita-citakan kalian

dapat kalian wujudkan.

10. Sahabat-sahabat (Ivan, Cerdick , Cakra, Taufik, Jibril, Irsan, Deyan,

Yefananda, Iqbal) yang solid yang saling mengingatkan dan memotivasi lulus

tepat waktu. Terimakasih banyak atas rasa persahabatn yang kalian berikan,

bahagia berjuang bersama kalian.

11. Teman- teman KKN Canopus, terimakasih atas perjuangannya untuk

menyelesaikan laporan KKN.

12. Teman-teman seperjuangan Akuntansi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Angkatan 2013, terimakasih atas doa dan inspirasinya selama ini.

13. Irmawati S.E yang telah memberikan motivasi dan semangat agar segera

cepat lulus.

14. Seluruh pihak yang turut berperan dalam penelitian ini namun tidak dapat

disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarnakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.

Page 12: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xi

Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukkan

bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 12 Juli 2017

(Rifki azhar)

Page 13: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xii

DAFTAR ISI

Judul ............................................................................................................. i

Lembar Pengesahan Skripsi....................................................................... ii

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................ iii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................ iv

Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ............................................ v

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................ vi

Abstract ......................................................................................................... vii

Abstrak ......................................................................................................... viii

Kata Pengantar ........................................................................................... ix

Daftar Isi ...................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................. xv

Daftar Gambar ............................................................................................ xvi

Daftar Lampiran ......................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1

A. Latar Belakang Penelitian ..................................................... 1

B. Perumusan Masalah .............................................................. 11

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................. 11

1. Tujuan Penelitian ............................................................ 11

2. Manfaat Penelitian .......................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................. 14

A. Tinjauan Literatur.................................................................. 14

1. Teori Keagenan (Agency Theory) ................................... 1

Page 14: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xiii

2. Pajak ................................................................................ 16

3. Manajemen Pajak ............................................................ 19

4. Tax Planning ................................................................... 21

5. Tax Avoidance ................................................................. 28

6. Corporate Governance.................................................... 31

7. Kepemilikan Institusional ............................................... 34

8. Nilai Perusahaan.............................................................. 35

9. Agency Cost ..................................................................... 36

B. Penelitian Terdahulu ............................................................. 37

C. Kerangka Pemikiran .............................................................. 42

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis.......... 45

BAB III METODELOGI PENELITIAN ............................................... 49

A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................... 49

B. Metode Penentuan Sampel .................................................... 49

C. Metode Pengumpulan Data ................................................... 50

D. Metode Analisis Data ............................................................ 50

1. Statistik Deskriptif .......................................................... 51

2. Uji Asumsi Klasik ........................................................... 51

3. Analisis Regresi .............................................................. 55

4. Pengujian Hipotesis ......................................................... 57

E. Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 58

1. Variabel Dependen .......................................................... 58

2. Variabel Independen ....................................................... 60

Page 15: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xiv

3. Variabel Moderasi............................................................ 61

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 63

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ...................................... 63

B. Analisis dan Pembahasan ...................................................... 67

1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ........................................... 65

2. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................. 67

3. Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 74

C. Interpretasi Hasil................................................................... 79

BAB V Kesimpulan dan Saran ............................................................. 85

A. Kesimpulan ........................................................................... 85

B. Implikasi ................................................................................ 86

C. Saran ...................................................................................... 87

Daftar Pustaka ............................................................................................. 88

Lampiran-lampiran .................................................................................... 92

Page 16: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xv

DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1.1 Realisasi dan Target Penerimaan Pajak................................. 2

2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................. 38

3.1 Operasionalisasi Variabel Penelitian..................................... 62

4.1 Kriteria Penentuan Sampel .................................................... 64

4.2 Statistik Deskriptif ................................................................ 65

4.3 Hasil Uji Normalitas ............................................................. 69

4.4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................... 70

4.5 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson model 1 ................... 71

4.6 Hasil Uji Autokorelasi Durbin-Watson model 2................... 71

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1, X2 dan

Y1......................... ................................................................. 75

4.8 Hasil Uji Statistik t Variabel X1, X2 dan Y1 .......................... 76

4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Variabel X1 dan Y2... .. 78

4.10 Hasil Uji Statistik t Variabel X1dan Y2 ................................................. 78

Page 17: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xvi

DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Pemikiran .............................................................. 43

4.1 Hasil Uji Normalitas Grafik Model 1.................................... 68

4.2 Hasil Uji Normalitas Grafik Model 2.................................... 68

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1 .................................. 73

4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1 .................................. 73

Page 18: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

No. Keterangan Halaman

1 Lampiran 1 : Data Daftar Perusahaan Sampel ...................... 93

2 Lampiran 2: Hasil Perhitungan Variabel Nilai Perusahaan

dan Agency Cost................................................................... 94

3. Lampiran 3 : Hasil Perhitungan Variabel Tax Avoidance

dan Kepemilikan Institusional............................................. . 100

4. Lampiran 4 : Output Hasil Pengujian Data di SPSS.............. 106

Page 19: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

63

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang

sering dikaitkan dengan harga saham. Harga saham yang tinggi membuat nilai

perusahaan juga tinggi (Winanto dan Widayat, 2013). Dalam theory of the

firm tujuan perusahaan umumnya ialah untuk meningkatkan nilai perusahaan.

Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang

yang seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar

sahamnya karena penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati

melalui pergerakan harga saham perusahaan yang terdaftar di bursa efek untuk

perusahaan yang sudah go public. Hal ini memberi dampak para pemegang

saham tetap mempertahankan investasinya dan calon investor tertarik

menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Ilmiani dan

Sutrisno, 2013). Berbagai upaya dilakukan pihak manajemen untuk

meningkatkan nilai perusahaan yaitu salah satu cara yang dapat dilakukan

dengan mengefisienkan beban pajak yang akan dibayarkan oleh perusahaan.

Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.28 th 2007 Pajak adalah kontribusi

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemamakmuran rakyat. Sumber penerimaan itulah yang digunakan untuk

Page 20: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

2

menjalankan roda kehidupan di suatu negara, tidak terkecuali dengan Indonesia

dimana pembangunan infrastruktur, peningkatan kesejahteraan masyarakat,

peningkatan mutu pendidikan hingga taraf hidup sebagian besar berasal dari

penerimaan negara di sektor pajak. Berdasarkan data realisasi penerimaan

pajak pemerintah negara Indonesia pada tahun 2011 sampai 2015 realisasi

penerimaan perpajakan tidak mencapai apa yang telah di targetkan. Berikut

tabel realisasi dan target penerimaan negara dalam sektor perpajakan pada

tahun 2011 – 2015:

Tabel 1.1

Realisasi dan Target Penerimaan Negara Pada Sektor Pajak

Tahun Realisasi

(trilliun)

Target

(trilliun)

Pencapaian

(%)

2011 Rp 873,9 Rp 878,7 99,45

2012 Rp 980,5 Rp 1.016,2 96,49

2013 Rp 1.077,3 Rp 1.148,4 93,81

2014 Rp 1.143,3 Rp 1.246,1 91,75

2015 Rp 1.240 Rp 1.489 83,27

Sumber : pajak.go.id dan kemenkeu.go.id (2016)

Kurang maksimalnya penerimaan pajak ini disebabkan beberapa faktor

salah satunya adalah upaya-upaya yang dilakukan oleh wajib pajak atau

perusahaan menekan sekecil mungkin beban yang ditimbulkan dari pajak agar

beban pajak yang mereka bayarkan rendah serta untuk peningkatan laba bersih

setelah pajak yang akan berdampak pada nilai perusahaan (firm value).

Pajak merupakan bagian terpenting dalam pembangunan nasional di

Indonesia. Akan tetapi, dalam pemungutan pajak terdapat banyak kendala yang

dihadapi pemerintah. Terdapat perbedaan kepentingan antara pemerintah dan

Page 21: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

3

perusahaan selaku wajib pajak. Pajak di mata negara merupakan sumber

penerimaan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan, namun bagi

perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih yang

dihasilkan oleh perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan cenderung

mencari cara untuk mengurangi jumlah pembayaran pajak, baik secara legal

maupun ilegal. Salah satu cara yang dilakukan perusahaan agar beban pajak

rendah dengan melakukan perencanaan pajak (Lestari, 2014).

Perencanaan pajak (Tax Planning) adalah salah satu bentuk manajemen

pajak yang dapat dilakukan perusahaan. Menurut Suandy (2011) perencanaan

pajak atau tax planning adalah upaya melakukan penghematan dan

minimalisasi pajak yang secara legal yang dapat dilakukan melalui manajemen

pajak. Dengan melalui aktivitas perencanaan pajak yaitu melakukan tindakan

terstruktur agar beban pajak serendah mungkin dengan memanfaatkan

peraturan yang ada untuk memperoleh peningkatan laba setelah pajak yang

akan berdampak pada peningkatan nilai perusahaan, dengan mengabaikan

tingkat compliance perusahaan. Kedua, dari prespektif agency theory, bahwa

melalui aktivitas perencanaan pajak dapat memfasilitasi kesempatan manajerial

untuk melakukan tindakan oportunisme dengan memanipulasi laba atau

penempatan sumber daya yang tidak sesuai serta kurang transparan dalam

menjalankan operasional perusahaan sehingga perencanaan pajak berdampak

negatif terhadap nilai perusahaan (Desai dan Dharmapala dalam Lestari 2014).

Menurut Suandy (2011) Terdapat beberapa istilah menyebut perencanaan pajak

seperti penghindaran pajak (tax avoidance), penyelidikan pajak (tax

Page 22: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

4

investigation), manajemen pajak (tax management) dan pergeseran pajak (tax

shifting).

Menurut Dyreng et. al. (2008) tax avoidance merupakan segala bentuk

kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan

diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak.

Praktek tax avoidance dilakukan dengan cara tidak melanggar undang–undang

yang berlaku di suatu negara sehingga dapat dikatakan suatu aktivitas yang

legal dan aman bagi perusahaan atau wajib pajak karena aktivitas ini dilakukan

dengan cara memanfaatkan kelemahan yang terdapat dalam undang–undang

dan peraturan pajak. Aktivitas penghindaran pajak (tax avoidance) dapat

memberikan kesempatan bagi manajemen untuk melakukan tindakan yang

dapat menutupi berita buruk atau menyesatkan investor atau manajer kurang

transparan dalam menjalankan operasional perusahaan. Tax avoidance

merupakan suatu strategi pajak agresif yang dilakukan oleh perusahaan dalam

meminimalkan beban pajak, sehingga kegiatan ini memunculkan resiko bagi

perusahaan antara lain denda dan buruknya reputasi perusahaan dimata publik

(Anisa dan Lulus, 2012).

Dalam praktiknya tax avoidance juga dapat memberikan dampak negatif

bagi perusahaan. Penghindaran pajak tidaklah gratis, terdapat biaya langsung

meliputi biaya pelaksanaan, kehilangan reputasi, dan adanya potensi hukuman

tertentu (Chen et. al, 2013). Aktivitas tax avoidance juga meningkatkan biaya

agensi yang dikeluarkan baik oleh manajemen perusahaan maupun pemegang

saham, dan tentunya biaya agensi yang muncul tidaklah sedikit. Dalam hal ini

Page 23: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

5

manajer harus bisa menghitung apakah biaya tersebut akan lebih besar dari

manfaat yang akan diperoleh dari praktik penghindaran pajak atau justru

sebaliknya, biaya yang dikeluarkan akan lebih kecil dari manfaat yang akan

diperoleh. Sementara biaya agensi yang dikeluarkan oleh pemegang saham

adalah berupa biaya-biaya pengawasan terhadap tindakan manajemen

perusahaan.

Aktivitas tax avoidance menimbulkan sudut pandang yang berbeda dari

para investor. Perusahaan yang melakukan praktik penghindaran pajak

dianggap telah mengurangi kandungan informasi yang terdapat dalam laporan

keuangannya yang mana hal ini menjadi penyebab utama menurunnya nilai

perusahaan. Bagi perusahaan, semakin besar pajak yang harus dibayar berarti

semakin kecil laba yang akan diperoleh. Hal ini mengindikasikan perilaku

manajemen perusahaan untuk memaksimalkan laba yang diharapkan dengan

upaya mengurangi beban pajak yang akan dibayar.

Fenomena penghindaran pajak di Indonesia, Pusat Pelaporan dan

Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) didesak untuk menelusuri aliran dana

sekitar 4.000 perusahaan penanaman modal asing (PMA) yang diduga tak

membayar pajaknya di Indonesia. Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro

pada pekan lalu menyatakan 4.000 perusahaan PMA yang belum menyetorkan

pembayaran pajak pada tahun 2013. Perusahaan tersebut tidak membayar pajak

bukan berarti tidak melaporkan, tapi pajaknya nihil, artinya mereka

melaporkan rugi atau alasan lainnya. Perusahaan tersebut umumnya bergerak

pada sektor manufaktur dan pengolahan bahan baku. Walaupun demikian,

Page 24: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

6

perusahaan tersebut masih menjalankan bisnisnya di Indonesia (Bisnis.com

,2015). Selain di Indonesia, praktik penghindaran pajak juga dilakukan oleh

perushaan Apple Inc, perusahaan terkemuka asal Amerika Serikat. Apple Inc

menghindari pembayaran pajak kepada Pemerintah Australia. Hal itu dilakukan

dengan membukukan sebagian penjualan produknya di Australia ke sebuah

perusahaan rahasia yang bermarkas di Irlandia. Hal ini membuat Apple hanya

membayar porsi terkecil dari beban pajak yang seharusnya (ortax.com, 2015)

Menurut Chen et. al, (2013) Penghindaran pajak juga dapat menimbulkan

konflik agensi antara perusahaan dengan pemegang saham. Konflik ini terjadi

karena pihak masing-masing memiliki tujuan yang berbeda-beda. Teori agensi

mengganggap bahwa aktivitas penghindaran pajak berhubungan dengan

masalah tata kelola perusahaan. Corporate governance merupakan sistem dan

struktur yang mengatur hubungan antara pihak manajemen dengan pemilik

baik yang memiliki saham mayoritas maupun minoritas di suatu perusahaan.

Corporate governance berguna untuk melindungi investor dari adanya

perbedaan kepentingan pemegang saham (principle) dengan pihak manajemen

(agent) (Damayanti dan Tridahus, 2015). Jika, kualitas Corporate Governance

yang masih buruk akan berdampak pada pihak manajer yang akan semakin

agresif dalam pengelolaan pajak untuk meningkatkan kinerja perusahaan dan

memaksimalkan pengembalian kepada pemegang saham. Sedangkan

perencanaan pajak akan bermanfaat bagi perusahaan jika perusahaan

mempunyai kualitas Corporate Governance yang baik. Bentuk penerapan dari

Corporate Governance adalah melalui kepemilikan institusional.

Page 25: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

7

Menurut Winata (2014) kepemilikan institusional memiliki arti penting

dalam memonitor manajemen karena adanya kepemilikan institusional akan

meningkatkan pengawasan yang lebih optimal karena dianggap mampu

memonitor setiap keputusan yang diambil oleh para manajer secara efektif.

Dengan tingginya tingkat kepemilikan institusional, maka semakin besar

tingkat pengawasan ke manajer dan dapat mengurangi konflik kepentingan

antara manajemen sehingga masalah keagenan menjadi berkurang dan

mengurangi peluang terjadinya penghindaran pajak. Dengan demikian,

keberadaan investor institusional dianggap mampu menjadi mekanisme

monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil oleh manajer.

Dalam penelitian Shleifer dan Vishney (1986) dalam Annisa dan Lulus

(2012) menyatakan bahwa pemilik institusional memainkan peran yang penting

dalam memantau, mendisiplinkan, dan mempengaruhi manajer. Mereka

berpendapat bahwa seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak

suara yang dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja

ekonomi dan menghindari peluang untuk berperilaku mementingkan diri

sendiri.. Dengan tingginya kepemilikan institusional maka semakin besar pula

pengawasan yang diberikan pada pihak manajemen. Pengawasan yang tinggi

maka akan meminimalisasi tingkat penyelewengan-penyelewengan yang

terjadi pada pihak manajemen yang memungkinkan dapat menurunkan nilai

perusahaan. Selain melakukan pengawasan terhadap pihak manajemen.

Kepemilikan institusional juga melakukan hal-hal yang positif guna untuk

meningkatkan nilai perusahaan.

Page 26: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

8

Investor institusional dianggap mampu menggunakan informasi laba

periode sekarang unuk memprediksi laba di masa mendatang dibandingkan

investor non institusional. Menurut Wida dan Wayan (2014) Investor

institusional dianggap mampu menggunakan informasi laba periode sekarang

unuk memprediksi laba di masa mendatang dibandingkan investor non

institusional. Kepemilikan institusional dapat meningkatkan nilai perusahaan,

dengan memanfaatkan informasi, serta dapat mengatasi konflik keagenan

karena dengan meningkatnya kepemilikan institusional maka segala aktivitas

perusahaan akan diawasi oleh pihak institusi atau lembaga. Investor

institusional diharapkan mengambil bagian dalam setiap aktivitas internal

perusahaan sehingga mampu mengawasi setiap tindakan oportunistik manajer.

Tingginya jumlah kepemilikan institusional akan meningkatkan sistem kontrol

perusahaan yang ditujukan guna meminimalisasi tingkat kecurangan akibat

tindakan oportunistik pihak manajer yang nantinya dapat mengurangi nilai

perusahaan.

Penelitian terdahulu yang terkait dalam penelitian ini telah banyak

dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian ini termotivasi dari penelitian

yang dilakukan oleh Dyreng et al. (2008) dalam penelitiannya mengukur

mengenai penghindaran pajak jangka panjang perusahaan. Dyreng et al. (2008)

meneliti pengaruh tax avoidance tahunan terhadap tax avoidance jangka

panjang dan meneliti sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melakukan

tax avoidance secara jangka panjang yaitu dalam sepuluh tahun. Penelitian ini

telah dikembangkan oleh Chasbiandani dan Martani (2012) yang dalam

Page 27: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

9

penelitiannya menyatakan bahwa tax avoidance jangka panjang yang diukur

secara kumulatif selama sepuluh tahun berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hal tersebut mengindikasikan semakin rendah Cash Effectif Tax

Rate (CETR) jangka panjang yang dibayarkan oleh perusahaan, nilai

perusahaan akan semakin tinggi.

Terdapat hasil yang tidak konsisten dari beberapa penelitian sebelumnya

yaitu penelitian Chasbiandani dan Martani (2012) dan Wang (2010)

menyatakan bahwa tax avoidance berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan, sedangkan Ilmiani dan Sutrisno (2013) dan Ampriyanti dan Lely

(2016) menyatakan bahwa tax avoidance berpengaruh negatif terhadap nilai

perusahaan, maka peneliti ingin mengkaji kembali pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan. Sepertinya, tidak konsistenanya hasil penelitian bisa

jadi disebabkan adanya perbedaan dalam pemilihan sampel dan perspektif

penelitian. Penghindaran pajak dipandang positif apabila penghindaran pajak

dilakukan sebagai upaya untuk melakukan tax planning dan efisiensi pajak.

Penghindaran pajak dipandang negatif apabila penghindaran pajak dipandang

sebagai tindakan non compliance, hal tersebut akan meningkatkan risiko

sehingga mengurangi nilai perusahaan

Kemudian, Simarmata (2014) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

kepemilikan institusional tidak dapat memoderasi antara hubungan tax

avoidance jangka terhadap nilai perusahaan. Sedangkan Victory dan Charoline

(2016) menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat memperkuat

Page 28: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

10

pengaruh terhadap hubungan antara tax avoidance jangka panjang dengan nilai

perusahaan

Penelitian dilakukan karena penelitian terdahulu juga masih memberikan

hasil yang tidak konsisten. Hal ini menjadi alasan yang melatar belakangi

peneliti untuk meneliti mengenai pengaruh penghindaran pajak terhadap nilai

perusahaan dan peran kepemilikan institusional sebagai variabel moderating .

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan

oleh Chen et. al (2013) terhadap perusahaan di Cina yang terdaftar dalam SZSE

(Shenzhen Stock Exchange). Penelitian tersebut ditujukan untuk menguji

dampak interaksi dari tax avoidance terhadap biaya agensi dan nilai perusahaan

yang diukur dengan menggunakan Tobin’s Q.

Penelitian ini juga menambahkan kepemilikan institusional sebagai

variabel moderating yang ditambahkan mengacu pada penelitian oleh

Simamarta (2014) yang berjudul pengaruh tax avoidance jangka panjang

terhadap nilai perusahaan dengan kepemilikan institusional sebagai variabel

pemoderasi. kepemilikan institusional dalam penelitian ini diukur sesuai

persentase kepemilikan saham oleh institusi perusahaan maupun pemerintah.

Fokus dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah praktik penghindaran

pajak yang terjadi di Indonesia dapat mempengaruhi biaya agensi dan nilai

perusahaan dan melihat sejauh mana kepemilikan institusional sebagai variabel

moderating diungkapkan oleh perusahaan dapat memperkuat hubungan antara

perilaku penghindaran pajak dengan nilai perusahaan. Berdasarkan uraian

diatas, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap

Page 29: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

11

Nilai Perusahaan dan Agency Cost Dengan Kepemilikan Institusional

Sebagai Variabel Moderating (studi empiris pada perusahaan manufaktur

yang terdaftar di bursa efek Indonesia tahun 2011-2015)”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah disampaikan diatas,

makapertanyaan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana pengaruh aktivitas tax avoidance terhadap nilai

perusahaan?

2. Bagaimana pengaruh interaksi antara aktivitas tax avoidance dengan

kepemilikan institutional terhadap nilai perusahaan?

3. Bagaimana pengaruh aktivitas tax avoidance terhadap agency cost?

C. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Membuktikan bahwa tax avoidance berpengaruh terhadap nilai

perusahaan.

2. Membuktikan pengaruh interaksi antara aktivitas tax avoidance

dengan kepemilikan institutional terhadap nilai perusahaan.

3. Membuktikan bahwa tax avoidance berpengaruh terhadap agency

cost?

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi sebagai berikut :

Page 30: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

12

a. Bagi Perusahaan

Dapat dijadikan sebagai panduan dalam melakukan manajemen

pajak, yang sesuai dengan prinsip tax avoidance sehingga tidak

melanggar peraturan perundang-undangan. Selain itu dapat dijadikan

referensi akan pentingnya manajemen pajak, sehingga pajak terutang

perusahaan menjadi lebih efektif dan efisien. Penelitian ini diharapkan

dapat membantu perusahaan untuk lebih memperhatikan keefektifan

corporate governance di dalam perusahaan, sehingga laporan yang

dihasilkan lebih transparan dan dapat diandalkan. Dengan demikian,

perusahaan akan dapat menghindari untuk melakukan tax avoidance

yang terlalu agresif yang diukur dengan penurunan nilai cash effevtive

tax rate (CETR) secara signifikan.

b. Bagi pemerintah

Penelitian ini diharapkan kepada pemerintah untuk dapat lebih

memperhatikan perusahaan atas corporate governance yang ada

didalamnya dan aktivitas pengindaran pajak (tax avoidance). Sehingga

pemerintah khususnya direktorat jendral pajak dapat mempertimbangkan

untuk membuat dan menetapkan kebijakan perpajakan yang lebih netral

dan adil serta memberikan kontribusi dalam membuat mekanisme

pengawasan yang lebih efektif terhadap wajib pajak.

c. Bagi para akademisi dan peneliti

Penelitian ini diharapkan memberikan bukti empiris dan

mendukung penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya mengenai

Page 31: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

13

mengenai pengaruh dari tax avoidance terhadap nilai perusahaan dan

agency cost serta sebagai informasi dan bahan masukan dalam

melakukan penelitian

Page 32: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

63

B AB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Agency Theory

Menurut Victory dan Charoline (2016) prinsip utama teori agensi ini

menyatakan adanya hubungan kerja antara pihak yang memberi wewenang

(prinsipal) yaitu investor dengan pihak yang menerima wewenang (agen) yaitu

manajer entitas bisnis. Prinsipal sebagai pemilik atau pemegang saham

merupakan pihak yang memberikan mandat kepada agen untuk bertindak atas

nama prinsipal, sedangkan agen sebagai pengelola perusahaan atau manajemen

merupakan pihak yang diberi amanat oleh prinsipal untuk menjalankan

perusahaan. Aplikasi teori keagenan dapat terwujud dalam kontrak kerja yang

akan mengatur proporsi hak dan kewajiban masing-masing pihak dengan tetap

memperhitungkan kebermanfaatan secara keseluruhan (Arifin, dalam

Kristiyanti dan Maswar ,2016). Hal ini juga terjadi di dalam perusahaan

dimana manajemen berperan sebagai agen dan shareholder berperan sebagai

prinsipal. Pemegang saham disebut evaluator informasi dam agen-agennya

disebut pengambil keputusan. Evaluator informasi diasumsikan bertanggung

jawab memilih sistem informasi. Pilihan mereka harus dibuat sedemikian rupa

sehingga para pengambil keputusan membuat keputusan terbaik demi

kepentingan pemilik

Menurut Susanti dan Titik (2014) terdapat perbedaan kepentingan antara

manajer dan pemegang saham mengakibatkan timbulnya konflik yang biasa

Page 33: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

15

disebut agency conflict. Konflik ini terjadi karena agen tidak bertindak untuk

memaksimumkan kesejahteraan prinsipal, tetapi mempunyai kecenderungan

untuk menguntungkan kepentingan individu agen dengan mengorbankan

kepentingan pemilik (Winanto dan Widayat, 2013). secara moral agen

bertanggung jawab terhadap pengoptimalan keuntungan dan kemakmuran

pemilik.

Menurut Eisenhard (1989) dalam Ujhiyanto dan Bambang (2007) teori

keagenan dilandasi oleh tiga buah asumsi, yaitu:

a) Asumsi tentang sifat manusia. Menekankan bahwa manusia memiliki

sifat untuk mementingkan diri sendiri (self interest), memiliki

keterbatasan rasionalitas (bounded rationality), dan tidak menyukai

risiko (risk aversion).

b) Asumsi tentang keorganisasian. Asumsi keorganisasian adalah adanya

konflik antar anggota organisasi, efisiensi sebagai kriteria produktivitas,

dan adanya asimetri informasi antara prinsipal dan agen.

c) Asumsi tentang informasi. Asumsi tentang informasi adalah bahwa

informasi dipandang sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan.

Prinsipal sebagai pemilik modal mempunyai hak akses pada informasi

internal perusahaan, sedangkan agen yang menjalankan operasional

perusahaan mempunyai informasi tentang operasi dan kinerja perusahaan

secara riil dan menyeluruh.

Page 34: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

16

Dalam konsep teori agensi, manajemen sebagai agen seharusnya

bertindak sesuai dengan keinginan prinsipal. Namun, tidak menutup

kemungkinan manajemen hanya mementingkan kepentingannya sendiri untuk

memaksimalkan utilitasnya. Manajemen dapat melakukan tindakan-tindakan

yang tidak menguntungkan perusahaan secara keseluruhan yang dalam jangka

panjang dapat merugikan kepentingan perusahaan. Bahkan untuk mencapai

kepentingannya sendiri, manajemen dapat bertindak menggunakan akuntansi

sebagai alat untuk melakukan rekayasa.

Teori agensi mengasumsikan bahwa masing-masing individu termotivasi

oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik antara

prinsipal dan agen. Pihak prinsipal termotivasi mengadakan kontrak untuk

mensejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.

Sedangkan agen termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologinya. Untuk mengatasi terjadinya konflik harus ada Good

Corporate Governance dalam perusahaan sehingga memberikan keyakinan dan

kepercayaan pemilik terhadap manajer bahwa mereka mampu memanfaatkan

seluruh sumberdaya secara maksimal sehingga profitabilitas perusahaan

meningkat.

2. Pajak

Pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk

dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali (Suandy,

2011). Pengertian pajak menurut Pasal 1 UU No. 28 Tahun 2007 sebagaimana

telah diubah di UU No. 16 Tahun 2009, pengertian pajak adalah kontribusi

Page 35: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

17

wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat

memaksa berdasarkan Undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan

secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakmuran rakyat

Menurut Resmi (2014), pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak

rakyat kepada kas negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya

digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk

membiayai public investment .

Dari pengertian pajak tersebut, dapat disimpulkan bahwa pajak

memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

a) Pembayaran pajak harus berdasarkan undang undang serta aturan

pelaksanaannya.

b) Sifatnya dapat dipaksakan. Hal ini berarti pelanggaran atas aturan

perpajakan akan berakibat adanya sanksi.

c) Tidak ada kontra prestasi atau jasa timbal dari negara yang dapat

dirasakan langsung oleh pembayar pajak.

d) Pemungutan pajak dilakukan oleh negara baik pusat maupun daerah

(tidak boleh dilakukan oleh swasta yang orientasinya adalah

keuntungan).

e) Pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran pemerintah

(rutin dan pembangunan) bagi kepentingan umum.

Page 36: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

18

Menurut Mardiasmo (2011) agar pemungutan pajak tidak menimbulkan

hambatan atau perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat

sebagai berikut:

a) Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan).

Sesuai dengan tujuan hukum, yakni mencapai keadilan, undang-undang

dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Adil dalam perundang-

undangan diantaranya mengenakan pajak secara umum dan merata, serta

disesuaikan dengan kemampuan masing-masing.

b) Pemungutan pajak harus berdasarkan undang- undang.

Di Indonesia, pajak diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2. Hal ini

memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, baik bagi

negara maupun warganya.

c) Tidak mengganggu perekonomian (Syarat Ekonomis).

Pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi

maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan

perekonomian masyarakat.

d) Pemungutan pajak harus efisien (Syarat Finansial).

Sesuai fungsi budgetair, biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan

sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya.

e) Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Sistem pemungutan yang sederhana akan memudahkan dan mendorong

masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya

Page 37: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

19

Terdapat dua fungsi utama dari pajak, yaitu fungsi penerimaan

(budgeter) dan mengatur (reguler). Budgeter berarti pajak berfungsi untuk

membiayai pengeluaran-pengeluaran negara. Sedangkan fungsi reguler, pajak

berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di

bidangsosial dan ekonomi (Waluyo, 2009).

3. Manajemen Pajak

Pajak merupakan sumber pendapatan bagi negara, sedangkan bagi

perusahaan pajak adalah beban yang akan mengurangi laba bersih ( Kurniasih dan

Maria, 2013). Pada dasarnya, tidak seorangpun yang senang membayar pajak .

Sesuai asumsi Leon Yudkin (Harnanto, 1994) dalam (Pohan, 2013) yang

mempertegas hal tersebut :

1) Bahwa wajib pajak selalu berusaha untuk membayar pajak yang

terhutang sekecil mungkin, sepanjang itu dimungkinkan oleh ketentuan

peraturan perundang-undangan perpajakan.

2) Bahwa para wajib pajak cenderung untuk menyelundupkan pajak (tax

evasion) yaitu usaha penghindaran pajak yang terhutang secara ilegal,

sepanjang wajib pajak tersebut mempunyai alasan yang meyakinkan

bahwa akibat dari perbuatannya tersebut kemungkinan besar tidak akan

dihukum serta yakin pula rekan-rekannya melakukan hal yang sama.

Beban pajak bagi perusahaan merupakan pengurang bagi laba.

Sedangkan kita ketahui bahwa tujuan perusahaan yaitu untuk mendapatkan

laba semaksimal mungkin. Oleh sebab itu, perusahaan mencari upaya untuk

meminimalkan beban pajak. Menurut Pohan (2013) salah satu upaya yang

Page 38: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

20

dapat dilakukan oleh pengusaha adalah dengan meminimalkan beban pajak

dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu

faktor pengurang laba.

Salah satu upaya yang dapat dalam penghematan pajak secara legal dapat

dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak merupakan cara yang

dapat dilakukan perusahaan untuk memperkecil biaya pajak. Menurut Pohan

(2013) manajamen perpajakan adalah usaha menyeluruh yang dilakukan tax

manager dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang

berhubungan dengan perpajakan dari perusahaan atau oragnisasi tersebut dapat

dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis, sehingga memberi kontribusi

maksimum bagi perusahaan.

Menurut Lumbantoruan (1996) dalam Suandy (2011), manajemen pajak

adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan benar tetapi

jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk memperoleh

laba dan likuiditas yang diharapkan.

Dari definisi yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa

manajemen pajak merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh tax manager

untuk memenuhi kewajiban perpajakan sehingga pemenuhannya dapat

dilaksanakan secara efektif dan efisien tetapi jumlah pajak yang dibayarkan

ditekan serendah mungkin untuk memperoleh laba yang diharapkan.

Menurut Suandy (2011) tujuan manajemen perpajakan dapat dibagi

menjadi dua sebagai berikut :

1) Menerapkan peraturan perpajakan secara benar.

Page 39: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

21

2) Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya.

Menurut Pohan (2013) strategi yang dapat ditempuh untuk

mengefisiensikan beban pajak secara legal yaitu:

1) penghematan pajak (tax saving)

2) penghindaran pajak (tax avoidance)

3) penundaan pembayaran pajak

4) mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan

5) menghindari pemeriksaan pajak dengan cara menghindar lebih bayar

6) menghindari pelanggaran pajak terhadap peraturan yang berlaku

4. Tax Planning

Perencanaan pajak atau tax planning merupakan tahap awal untuk

melakukan analisis secara sistematis berbagai alternatif perlakuan perpajakan

dengan tujuan untuk mencapai pemenuhan kewajiban perpajakan minimum.

Tax planning merupakan bagian dari manajemen perpajakan secara luas.

Namun tidak dipungkiri bahwa istilah tax planning lebih populer dibanding

dengan istilah tax management. Diperlukannya manajemen perpajakan

sebenarnya berangkat dari hal yang sangat mendasar dari sifat manusia

(manusiawi). Pohan (2013) menyatakan bahwa: “Kalau bisa tidak membayar,

mengapa harus membayar. Kalau bisa membayar lebih kecil, mengapa harus

membayar lebih besar”. Namun semuanya harus dilakukan dengan itikad baik

dan dengan cara-cara yang tidak melanggar aturan perpajakan.

Perencanaan pajak atau tax planning merupakan salah satu cara yang

dilakukan oleh manajemen untuk mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan

Page 40: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

22

oleh perusahaan. Menurut Zain (2007) dalam Pohan (2013) menjelaskan

perencanaan pajak (tax planning) sebagai proses mengorganisasi usaha wajib

pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa sehingga utang pajaknya,

baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya, berada dalam posisi yang

paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan maupun secara komersial.

Winanto dan widayat, (2013) menjelaskan perencanaan pajak adalah

proses pengambilan tax factor yang relevan dan material non tax factor untuk

menentukan apakah, kapan, bagaimana, dan dengan siapa (pihak mana) untuk

melakukan transaksi, operasi dan hubungan dagang yang memungkinkan

tercapainya beban pajak pada tax events yang serendah mungkin dan sejalan

dengan tercapainya tujuan usaha maupunlainnya. Sedangkan menurut Pohan

(2013) perencanaan pajak atau tax planning adalah proses mengorganisasi

usaha wajib pajak orang pribadi maupun badan usaha sedemikian rupa dengan

memanfaatkan berbagai celah kemungkinan yang dapat ditempuh oleh

perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan perpajakan (loopholes), agar

perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimum.

Dari penjelasan pengertian tax planning diatas, dapat disimpulkan bahwa

tax planning merupakan bagian dari manajemen perpajakan yang merupakan

tahap awal melakukan analisis secara sistematis yang dilakukan oleh wajib

pajak orang pribadi maupun badan dengan memanfaatkan berbagai celah

kemungkinan yang dapat ditempuh. Bertujuan untuk mengefesiensikan jumlah

Page 41: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

23

pajak yang akan ditransfer ke pemerintah, melalui penghindaran pajak, bukan

penyelundupan pajak.

Secara umum motivasi dilakukannya perencanaan pajak (tax planning)

adalah untuk memaksimalkan laba setelah pajak (after tax return). Beberapa

hal yang memengaruhi perilaku wajib pajak untuk meminimumkan kewajiban

pembayaran pajak mereka, baik secara legal maupun ilegal, yang kita sebut

dengan propensity of dishonesty (diolah dari T.N. Srinivasan, “Tax Evasion: A

Model”, Journal of Public Economics, (1973: 339-346) dalam Pohan (2013 ),

adalah sebagai berikut:

1) Tingkat kerumitan suatu peraturan (Complexity of rule).

Makin rumit peraturan perpajakan, muncul kecenderungan wajib pajak

untuk menghindarinya karena biaya untuk mematuhinya (compliance

cost) menjadi tinggi.

2) Besarnya pajak yang dibayar (Tax required to pay).

Makin besar jumlah pajak yang harus dibayar, akan makin besar pula

kecenderungan wajib pajak untuk melakukan kecurangan dengan cara

memperkecil jumlah pembayaran pajaknya.

3) Biaya untuk negosiasi (Cost of bribe).

Disengaja atau tidak, kadang-kadang wajib pajak melakukan negosisasi

dan memberikan uang sogokan kepada fiskus dalam pelaksanaan hak dan

kewajiban perpajakannya. Makin tinggi uang sogokan yang dibayarkan,

semakin kecil pula kecenderungan wajib pajak untuk melakukan

pelanggaran.

Page 42: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

24

4) Risiko deteksi (Probability of detection).

Risiko deteksi ini berhubungan dengan tingkat probabilitas apakah

pelanggaran ketentuan perpajakan ini akan terdeteksi atau tidak. Makin

rendah resiko terdeteksi, wajib pajak cenderung untuk melakukan

pelanggaran. Sebaliknya, bila suatu pelanggaran mudah diketahui, wajib

pajak akan memilih posisi konservatif dengan tidak melanggar aturan.

5) Besarnya denda (Size of penalty)

Makin berat sanksi perpajakan yang bisa dikenakan, maka wajib pajak

akan cenderung mengambil posisi konservatif dengan tidak melanggar

ketentuan perpajakan. Sebaliknya makin ringan sanksi atau bahkan

ketiadaan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan wajib pajak, maka

kecenderungan untuk melanggar akan lebih besar.

6) Moral masyarakat.

Moral masyarakat akan memberi warna tersendiri dalam menentukan

kepatuhan dan kesadaran mereka dalam melaksanakan hak dan

kewajiban perpajakannya.

Menurut Pohan (2013), ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari

perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat:

1) Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur

biaya dapat dikurangi.

2) Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash flow), karena dengan

perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk

Page 43: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

25

pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat

menyusun anggaran kas lebih akurat

Suandy (2011) menjelaskan setidak-tidaknya terdapat tiga hal yang harus

diperhatikan dalam suatu perencanaan pajak, yaitu:

1) Tidak melanggar ketentuan perpajakan. Bila suatu perencanaan pajak

dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan, bagi wajib pajak

merupakan risiko pajak yang sangat berbahaya dan justru mengancam

keberhasilan perencanaan pajak tersebut.

2) Secara bisnis masuk akal, karena perencanaan pajak merupakan bagian

yang tidak terpisah dari perencanaan menyeluruh (global strategy)

perusahaan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Oleh karena itu,

perencanaan pajak yang tidak masuk akal akan memperlemah

perencanaan itu sendiri.

3) Bukti-bukti pendukungnya memadai, misalnya dukungan perjanjian

(agreement), faktur (invoice) dan juga perlakuan akuntansinya

(accounting treatment).

Suandy (2011) menyatakan agar perencanaan pajak dapat berhasil sesuai

dengan yang diharapkan, maka rencana itu seharusnya dilakukan melalui

berbagai urutan tahap-tahap berikut ini :

1) Menganalisis informasi (Basis Data) yang ada.

Tahap pertama dari perencanaan pajak adalah menganalisis komponen

yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suatu proyek dan

menghitung seakurat mungkin beban pajak yang ditaanggung. Hal ini

Page 44: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

26

hanya bisa dilakukan dengan mempertimbangkan masing-masing elemen

dari pajak, baik secara sendiri-sendiri maupun secara total pajak yang

harus dapat dirumuskan sebagai perencanaan pajak yang paling efisien.

Penting juga untuk memperhitungkan kemungkinan besarnya

penghasilan dari suatu proyek dan pengeluaran-pengeluaran lain di luar

pajak yang mungkin terjadi. Untuk itu, seorang manajer perpajakan harus

memerhatikan faktor-faktor baik internal maupun eksternal, yaitu : Fakta

yang relevan, Fakta pajak, Faktor non pajak Lainnya.

2) Buat Satu Model atau Lebih Rencana Besarnya Pajak.

Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan internasional. Pada

hampir semua sistem perpajakan internasional, paling tidak ada dua

negara yang ditentukan lebih dahulu. Dari sudut pandang perpajakan,

proses perencanaan tidak bisa berada diluar dari tahapan pemilihan

transaksi, operasi, dan hubungan yang paling menguntungkan.

3) Evaluasi atas Perencanaan Pajak.

Perencanaan pajak sebagai suatu perencanaan yang merupakan bagian

kecil dari seluruh perencanaan strategis perusahaan, oleh karena itu perlu

dilakukan evaluasi untuk melihat sejauh mana hasil pelaksanaan suatu

perencanaan pajak terhadap beban pajak, perbedaan laba kotor, dan

pengeluaran selain pajak atas berbagai alternatif perencaan.

4) Mencari Kelemahan Dan Kemudian Memperbaiki Kembali Rencana

Pajak.

Page 45: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

27

Untuk mengatakan bahwa hasil suatu perencanaan pajak baik atau tidak,

tentu harus dievaluasi melalui berbagai rencana yang dibuat. Tindakan

perubahaan (up to date planning) harus tetap dijalankan walaupun

diperlukan penambahan biaya atau kemungkinan keberhasilannya sangat

kecil. Sepanjang penghematan pajak masih besar, rencana tersebut harus

tetap dijalankan, karena bagaimanapun juga kerugian yang ditanggung

merupakan kerugian minimal. Jadi, akan sangat membantu jika

pembuatan suatu rencana disertai dengan gambaran atau perkiraan berapa

peluang kesuksesan dan berapa laba potensial yang akan diperoleh jika

berhasil maupun kerugian potensial jika terjadi kegagalan.

5) Memutakhirkan Rencana Pajak.

Meskipun suatu rencana pajak telah dilaksanakan dan proyek juga telah

berjalan, tetap perlu diperhitungkan setiap perubahan yang terjadi, baik

dari undang-undang maupun pelaksanaannya (negara di mana aktivitas

tersebut dilakukan) yang dapat berdampak terhadap komponen suatu

perjanjian.

Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak

untuk menekan jumlah beban pajaknya (Pohan, 2013), yaitu:

1) tax avoidance (penghindaran pajak)

2) tax evasion (penggelapan atau penyelundupun pajak )

3) tax saving (penghematan pajak)

Pada umumnya penekanan perencanaan pajak adalah upaya untuk

meminimumkan kewajiban pajak. Tujuan perencanaan pajak adalah

Page 46: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

28

merekayasa agar beban pajak (tax burden) serendah mungkin dengan

memanfaatkan peraturan yang ada tetapi berbeda dengan tujuan pembuatan

Undang-undang maka perencanaan pajak (tax planning) disini sama dengan tax

avoidance karena secara hakikat ekonomis kedua-duanya berusaha untuk

memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return).

5. Tax Avoidance

Menurut Dyreng, et. al (2008) tax avoidance merupakan segala bentuk

kegiatan yang memberikan efek terhadap kewajiban pajak, baik kegiatan

diperbolehkan oleh pajak atau kegiatan khusus untuk mengurangi pajak.

Biasanya tax avoidance dilakukan dengan memanfaatkan kelemahan-

kelemahan hukum pajak dan tidak melanggar hukum perpajakan.

Menurut Suandy (2011:) penghindaran pajak merupakan rekayasa “tax

affairs” yang masih tetap berada dalam bingkai ketentuan perpajakan.

Penghindaran pajak dapat terjadi di dalam bunyi ketentuan atau tertulis di

undang-undang dan berada dalam jiwa dari undang-undang atau dapat juga

terjadi dalam bunyi ketentuan undang-undang tetapi berlawanan dengan jiwa

undang-undang. Sedangkan menurut Pohan (2013) tax avoidance merupakan

upaya penghindaran pajak yang dilakukan secara legal dan aman bagi wajib

pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan, di mana metode

dan teknik yang digunakan cenderung memanfaatkan kelemahan-kelemahan

(grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu

sendiri, untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

Page 47: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

29

Dari penjelasan mengenai tax avoidance diatas, dapat disimpulkan bahwa

tax avoidance merupakan upaya penghindaran pajak yang memberikan efek

terhadap kewajiban pajak yang dilakukan dengan cara masih tetap dalam

bingkai ketentuan perpajakan. Metode dan teknik dilakukan dengan

memanfaatkan kelemahan-kelemahan dalam undang-undang dan peraturan

perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak yang terutang.

Dengan demikian dalam konteks perusahaan, penghindaran pajak ini

sengaja dilakukan oleh perusahaan dalam rangka memperkecil besarnya tingkat

pembayaran pajak yang harus dilakukan dan meningkatkan cash flow

perusahaan. Seperti disebutkan oleh Guire et. al, (2011) dalam Budiman dan

Setiyono (2012), menyatakan bahwa manfaat dari adanya tax avoidance adalah

untuk memperbesar tax saving yang berpotensi mengurangi pembayaran pajak

sehingga akan menaikkan cash flow.

Terdapat perbedaan antara penghindaran pajak (tax avoidance) dengan

penyelundupan pajak (tax evasion). Tax avoidance tidak melanggar perundang-

undangan dan hanya memanfaatkan celah kelemahan yang ada dalam undang-

undang tersebut. Sedangkan tax evasion merupakan usaha yang dilakukan oleh

perusahaan untuk menghindari kewajiban perpajakannya dengan melanggar

peraturan perundang-undangan yang ada.

Menurut Suandy (2011) terdapat beberapa faktor yang memotivasi wajib

pajak untuk melakukan penghematan pajak dengan ilegal:

Page 48: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

30

1) Jumlah pajak yang harus dibayar. Semakin besar jumlah pajak yang

harus dibayar, semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk

melakukan pelanggaran.

2) Biaya untuk menyuap fiskus. Semakin kecil biaya untuk menyuap fiskus,

semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan pelanggaran.

3) Kemungkinan untuk ketahuan. Semakin kecil kemungkinan suatu

pelanggaran terdeteksi, semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk

melakukan pelanggaran.

4) Besar sanksi. Semakin ringan sanksi yang dikenakan terhadap

pelanggaran, semakin besar kecenderungan wajib pajak untuk melakukan

pelanggaran.

Adanya pemisahan kepemilikan dan manajemen seperti yang

dikemukakan dalam teori agensi mengindikasikan keputusan pajak

perusahaandapat memicu konflik agensi antara kepentingan pribadi manajer

dan pemegang saham. Pemisahan kepemilikan dan pengawasan ini

menunjukkan bahwa tax avoidance merupakan aktivitas yang penting karena

penghindaran pajak dapat memfasilitasi kesempatan manajerial untuk

memanipulasi laporan sesuai kepentingannya sekaligus memunculkan

kesempatan bagi manajemen untuk menutupi berita buruk atau menyesatkan

investor. Manajer dapat membenarkan aktivitas ini dengan mengatakan

ketidaktahuan dalam meminimalkan terdeteksinya aktivitas penghindaran pajak

oleh pemeriksa pajak atau fiskus (Chasbiandani dan Martani, 2012)

Page 49: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

31

Menurut Darussalam (2009) dalam www.ortax.org penghindaran pajak

dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable tax avoidance),

2) Penghindaran pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable tax

avoidance).

6. Corporate Governance

Menurut Haruman dalam Annisa dan Kurniasih (2012), corporate

governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan

antara berbagai partisipan dalam perusahaan yang menentukan kinerja

perusahaan. Sedangkan menurut Forum for Corporate Governance in

Indonesia, corporate governance adalah seperangkat aturan yang menjelaskan

hubungan antara pemegang saham, manajer, kreditor, pemerintah, karyawan,

dan pihak berkepentingan internal dan eksternal lain yang berkaitan dengan

hak-hak dan tanggung jawab mereka atau sistem dimana perusahaan diarahkan

dan dikendalikan.

The Institute Indonesia of Corporate Governance (2006) dalam Lestari

et. a,l (2014), mendefinisikan Corporate Governance (CG) sebagai

Serangkaian mekanisme untuk mengarahkan dan mengendalikan suatu

perusahaan agar operasional perusahaan berjalan sesuai dengan harapan para

pemangku kepentingan (stakeholders). Corporate Governance merupakan

mekanisme monitoring aktivitas perusahaan agar tindakan manajerial (agent)

sejalan dengan tujuan perusahaan (principal) yaitu meningkatkan nilai

perusahaan. Dengan adanya mekanisme Corporate Governance diharapkan

Page 50: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

32

dapat memperkuat (memperlemah) hubungan positif (negatif) perencanaan

pajak dengan nilai perusahaan.

Corporate governance merupakan bentuk pertanggungjawaban

manajemen kepada pihak berkepentingan lain baik dari dalam atau luar

perusahaan berkaitan dengan tata kelola perusahaan. Manajemen (agen) telah

diberi tanggung jawab oleh pemegang saham (prinsipal) untuk mengelola

perusahaan agar mencapai tujuan yang diberikan prinsipal. Oleh karena itu

manajemen bertanggung jawab untuk melaporkan kegiatannya kepada

pemegang saham. Berdasarkan perspektif agensi, tata kelola perusahaan

merupakan penentu penting dalam penilaian penghematan pajak perusahaan.

Terdapat lima prinsip dasar Corporate Governance (KNKG dalam

Purwanto dan Ronny, 2013), yaitu:

1) Transparansi (transparency).

Mengandung unsur pengungkapan dan penyediaan informasi yang

memadai dan mudah diakses oleh pemangku kepentingan. Transparansi

diperlukan agar perusahaan menjalankan bisnis secara objektif dan sehat.

Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya

masalah yang disyaratkan oleh peraturan perundang-undangan, tetapi

juga hal yang penting untuk pengambilan keputusan oleh pemegang

saham, pemegang polis dan pemangku kepentingan lainnya.

2) Akuntabilitas (accountability).

Mengandung unsur kejelasan fungsi dalam organisasi dan bagaimana

cara mempertanggungjawabkannya. Perusahaan harus dapat

Page 51: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

33

mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar.

Untuk itu Perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai

dengan kepentingan Perusahaan dengan tetap memperhitungkan

kepentingan Pemegang Saham dan pemangku kepentingan lain.

Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai

kinerja yang berkesinambungan.

3) Responsibilitas (Responsibility).

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta

melaksanakan tanggung-jawab terhadap masyarakat dan lingkungan

sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang

dan mendapat pengakuan sebagai warga korporasi yang baik (good

corporate citizen).

4) Independensi (Independency).

Perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing

organ Perusahaan beserta jajarannya tidak boleh saling mendominasi dan

tidak dapat diintervensi oleh pihak manapun

5) Kewajaran dan Kesetaraan (Fairness).

Mengandung unsur kesamaan perlakuan dan kesempatan. Dalam

melaksanakan kegiatannya, Perusahaan harus senantiasa memperhatikan

kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya

berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

Menurut Barnhart dan Rosenstein (1998) dalam Simarmata (2014),

mekanisme corporate governance dibagi menjadi dua kelompok, yaitu :

Page 52: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

34

1. Internal mechanism (mekanisme internal), seperti struktur dewan

direksi/komisaris, kepemilikan manajerial, dan kompensasi eksekutif.

2. External mechanism (mekanisme eksternal), seperti pasar untuk kontrol

perusahaan, kepemilikan institusional dan tingkat pendanaan dengan

hutang.

Corporate governance dalam penelitian ini menggunakan mekanisme

eksternal dimana proksi yang digunakan ialah kepemilikan institusional.

7. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional merupakan jumlah kepemilikan saham yang

dimiliki oleh pihak institusi. Yang dimaksud dengan institusi adalah

perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, maupun lembaga lainnya

yang bentuknya seperti perusahaan, kepemilikan institusional adalah proporsi

kepemilikan saham yang dimiliki oleh pemilik institusi dan blockholder pada

akhir tahun (Wahyudi dan Pawestri, dalam Sartika dan Fidian, 2015),

sedangkan yang dimaksud dengan blockholder adalah kepemilikan individu

atas nama perorangan diatas 5% yang tidak termasuk dalam kepemilikan

manajerial. Dari definisi di atas maka dapat disimpulkan bahwa, kepemilikan

institusional merupakan kepemilikan hak suara yang dimiliki institusional yang

terdiri dari pemilik institusi dan blockholders.

Menurut Shleifer dan Vishney (1986) dalam Anisa dan Lulus (2012)

menyatakan bahwa pemilik institusional memainkan peran penting dalam

memantau, mendisiplinkan dan mempengaruhi manajer. Mereka berpendapat

bahwa seharusnya pemilik institusional berdasarkan besar dan hak suara yang

Page 53: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

35

dimiliki, dapat memaksa manajer untuk berfokus pada kinerja ekonomi dan

menghindaripeluang untuk perilaku mementingkan diri sendiri. Adanya

tanggung jawab perusahaan kepada fidusia, maka pemilik institusional

memiliki insentif untuk memastikan bahwa manajemen perusahaan membuat

keputusan yang akan memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham

8. Nilai Perusahaan

Menurut Jonathan dan Vivi (2016) nilai perusahaan merupakan kondisi

tertentu yang menjadi cermianan atas tingkat kepercayaan masyarakat atas

perusahaan tersebut, semakin tinggi nilai perusahaan semakin sejahtera

pemiliknya, dan sebaliknya semakin rendah nilai perusahaan maka anggapan

publik tentang kinerja perusahaan tersebut adalah buruk dan investor pun akan

tidak berminat pada perusahaan tersebut.

Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai

perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara

maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga

saham, maka semakin tinggi juga kemakmuran pemegang saham (Sari, dalam

Sartika dan Fidiana, 2015). Bagi perusahaan yang telah go public maka nilai

pasar wajar perusahaan ditentukan mekanisme permintaan dan penawaran di

bursa, yang tercermin dalam listing price .

Harga pasar merupakan gambaran berbagai keputusan dan kebijakan

manajemen. Nilai perusahaan merupakan hal penting bagi investor, karena

merupakan indikator bagi investor menilai perusahaan secara keseluruhan.

Page 54: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

36

Christiawan dan Tarigan, (2007) menjelaskan beberapa nilai suatu perusahan

sebagai berikut:

a) Nilai nominal yaitu nilai yang tercantum secara formal dalam anggaran

dasar perseroan, disebutkan secara eksplisit dalam neraca perusahan,

dan juga ditulis jelas dalam surat saham kolektif.

b) Nilai pasar, sering disebut kurs adalah harga yang terjadi dari proses

tawar-menawar di pasar saham. Nilai ini hanya bisa ditentukan jika

saham perusahan dijual di pasar saham.

c) Nilai intrinsik merupakan nilai yang mengacu pada perkiran nilai riil

suatu perusahan. Nilai perusahan dalam konsep nilai intrinsik ini bukan

sekadar harga dari sekumpulan aset, melainkan nilai perusahan sebagai

entitas bisnis yang memilki kemampuan menghasilkan keuntungan di

kemudian hari.

d) Nilai buku, adalah nilai perusahan yang dihitung dengan dasar konsep

akuntansi.

e) Nilai likuidasi adalah nilai jual seluruh aset perusahan setelah dikurangi

semua kewajiban yang harus dipenuhi. Nilai sisa itu merupakan bagian

para pemegang saham. Nilai likuidasi bisa dihitung berdasarkan neraca

performa yang disiapkan ketika suatu perusahan akan likuidasi.

9. Agency Cost

Biaya agensi (agency cost) timbul karena adanya perbedaan kepentingan

antara prisipal dan agen. Pemegang saham memberikan imbalan atas kinerja

manajemen dalam memenuhi keinginan pemegang saham. Konflik keagenan

Page 55: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

37

memicu timbulnya biaya keagenan (agency cost). Halim (2007) dalam

Septiawan dan Ni Gst (2016) menyatakan biaya keagenan adalah kos yang

timbul agar manajer bertindak selaras dengan tujuan pemilik. Terdapat tiga

jenis kos keagenan yaitu monitoring cost adalah biaya yang timbul untuk

mengukur dan mengontrol tingkah laku manajer, bonding cost adalah biaya

untuk menjamin bahwa agen tidak akan mengambil keputusan yang merugikan

prinsipal, dan residual loss adalah biaya yang timbul akibat dari keputusan

manajemen yang seharusnya dapat mengoptimalkan keuntungan pemegang

saham. Pemegang saham menginginkan agar biaya keagenan dapat

diminimalisir.

B. Penelitian Terdahulu

Untuk mendukung penelitian ini , berikut akan dikemukakan beberapa hasil

penelitian yang berhubungan dengan variabel penelitian. Penelitian terdahulu iini

diambil dari berbagai jurnal yang telah diterbitkan oleh lembaga penelitian

maupun instansi-instansi pendidikan. Berikut merupakan tabel mengenai data

penelitian terdahulu yang telah dilakukan:

Page 56: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

38

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

NO.

Peneliti (Tahun)

Judul Penelitian

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya

Hasil Penelitoan

Persamaan

Perbedaan

1

Galant Victory

dan Charoline

Cheisviyani

(2016)

Pengaruh Tax

Avoidance Jangka

Panjang Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Kepemilikan

Institusional Sebagai

Variabel

Pemoderasi:

Studi Empiris pada

Perusahaan

Manufaktur yang

Terdaftar di BEI

Tahun 2010-2014

1) Menggunakan variabel

pemoderasi yaitu

kepemilikan institusional

2) Menggunakan variabel

tax avoidance sebagai

variabel independen

3) Objek penelitian

perusahaan manufaktur

yang terdftar di BEI.

4) Menggunakan data

sekunder

1) Menambahkan variabel

agency cost sebagai

variabel dependen

2) Variabel dependen nilai

perusahaan diukur

menggunakan Tobin’s

Q.

1) Tax avoidance jangka

panjang berpengaruh

positif signifikan

terhadap nilai

perusahaan.

2) Kepemilikan

Institusional dapat

memperkuat pengaruh

terhadap hubungan

antara tax avoidance

jangka panjang

dengan nilai

perusahaan

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 57: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

39

Bersambung pada halaman selanjutnya

NO

Peneliti

Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan

Perbedaan

2

Ni Made

Ampriyanti dan

Ni Kt Lely Aryani

M (2016)

Pengaruh Tax

Avoidan ce Jangka

Panjang Terhadap

Nilai Perusahaan

Dengan Karakter

Eksekutif Sebagai

Variabel Moderasi

1) Menggunakan

variabel dependen

yaitu nilai perusahaan

diukur menggunakan

Tobin’s Q

2) Menggunakan

variabel independen tax avoidance

3) Objek penelitian

perusahaaan

manufaktur yang

terdaftar di BEI.

4) Menggunakan data

sekunder.

1) Menambahkan variabel

agency cost sebagai

variabel dependen.

2) Menggunakan variabel

kepemilikan

institusional sebagai

variabel moderasi

3) Variabel tax avoidance

hanya diukur

menggunakan Cash

ETR selama 5 tahun.

1) Tax avoidance jangka

panjang berpengaruh

negatif terhadap nilai

perusahaan.

2) Karakter eksekutif

memperlemah pengaruh tax

avoidance jangka panjang

terhadap nilai perusahaan

Page 58: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

40

No

Peneliti

Judul Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode penelitian sebelumnya

Hasil Penelitian

Persamaan

Perbedaan

3

Ari Putra Permata

Simarmata (2014)

Pengaruh Tax Avoidance

Jangka Panjang Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan

Kepemilikan

Institusional Sebagai

Variabel Pemoderasi

1) Menggunakan

variabel

pemoderasi yaitu

kepemilikkan

institusional

2) Menggunakan

nilai perusahaan

yang diukur

menggunakan

Tobin’s Q .

3) Menggunakan

variabel

independen tax avoidance

4) Objek penelitian

perusahaan

manufaktur yang

terdftar di BEI.

5) Menggunakan

data sekunder.

1) Menambahkan

variabel agency cost

sebagai variabel

dependen.

2) Tahun penelitian dari

2011-2015

3) Variabel tax

avoidance hanya

diukur menggunakan

Cash ETR pertahun

tidak diukur

kumulatif 10 tahun.

1) Tax avoidance jangka

pendek berpengaruh

terhadap tax avoidance

jangka panjang.

2) Kepemilikan institusional

berpengaruh pada nilai

perusahaan.

3) Tax avoidance jangka

panjang tidak memiliki

pengaruh yang postitif

terhadap nilai perusahaan.

4) Variabel kepemilikan

institusional tidak

dapatmemperkuat hubungan

antara tax avoidance

dengan nilai perusahaan

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 59: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

41

No

Peneliti

Judul

Penelitian/Tahun

Variabel dan Metode Penelitian Sebelumnya

Hasil

Penelitian

Persamaan

Perbedaan

4

Xudong Chen, Na Hu,

Xue Wang dan

Xiaofei Tang (2013)

Tax Avoidance and

Firm Value: Evidence

From China

1) Menggunakan

variabel tax

avoidance sebagai

variabel

independen.

2) Menggunakan

agency cost yang

diukur STA dan

nilai perusahaan

sebagai variabel

dependen yang

diukur Tobin’s Q.

1) Menambahkan

variabel

kepemilikan

institusional

sebagai variabel

pemoderasi.

2) Objek penelitian

menggunakan

perusahaan

manufaktur yang

terdaftar di Bursa

Efek Indonesia.

3) Periode penelitian

2011-2015.

1) Tindakan penghindaran

pajak meningkatkan biaya

agensi dan mengurangi nilai

perusahaan.

2) Hubungan negatif

penghindaran pajak dan

nilai perusahaan dapat

dikurangi oleh transparansi

informasi.

Page 60: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

42

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dijelaskan, maka peneliti

mengindikasikan bahwa pajak merupakan beban perusahaan yang dapat

mengurangi laba perusahaan. Sehingga dengan adanya teori agensi, maka

manajemen sebagai agen akan berupaya meminimalkan pajak terutang perusahaan

agar laba yang didapat maksimal dan manajemen mendapat kompensasi yang

besar. Salah satu cara untuk beban pajak dapat dilakukan melalui penghindaran

pajak (tax avoidance). Dalam praktiknya tax avoidance juga dapat memberikan

dampak negatif bagi perusahaan. Penghindaran pajak tidaklah gratis, terdapat

biaya langsung meliputi biaya pelaksanaan, kehilangan reputasi, dan adanya

potensi hukuman tertentu (Chen et. al, 2013). Peniliti ingin melihat hubungan

antara tax avoidance terhadap nilai perusahaan dan agency cost.

Variabel kepemilikan institusional dalam penelitian digunakan sebagai

variabel moderasi. Variabel kepemilikan institusional akan dilihat apakah

memoderasi hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan.

Berdasarkan keterangan diatas, maka kerangka pemikiran teoritis penelitian

ini dapat digambarkan pada gambar 2.1 sebagai berikut :

Page 61: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

43

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Belum maksimalnya realisasi pajak dengan target penerimaan pajak

Efek perilaku penghindaran pajak yang dilakukan oleh perusahaan

Teori Agensi

Metode Analisis Data

Statistik Deskriptif

Kepemilikan

institusional

Tax avoidance Nilai perusahaan

agency cost

Page 62: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

44

Statistik Deskriptif

Uji Model Regresi

Uji Asumsi Klasik

1. Normalitas

2. Multikolonieritas

3. Autokorelasi

4. Heterokedastisitas

Regresi moderasi dan

Regresi Sederhana

Uji Hipotesis

1. Uji Adjusted R2

2. Uji t

Kesimpulan dan Saran

Page 63: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

45

D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan

Tax avoidance merupakan usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk

mengurangi beban pajak perusahaan. Tujuan penghindaran pajak adalah agar

meminimumkan kewajiban dengan merekayasa agar beban pajak (tax burden)

serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada serta berusaha

untuk memaksimalkan penghasilan setelah pajak (after tax return). Selain itu,

pajak merupakan unsur pengurangan laba yang tersedia baik untuk dibagikan

kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali (Sartika dan Fidiana,

2015)

Penelitian terdahulu terkait pengaruh Tax avoidance terhadap nilai

perusahaan mempunyai arah yang sangat bervariasi (negatif dan positif).

Penelitian yang menemukan hubungan positif tax avoidance dengan nilai

perusahaan yaitu, Wang (2010) dan Martani et.al. (2012). Victory dan

Charoline (2016) menyatakan pengaruh positif antara tax avoidance dengan

nilai perusahaan. Ditemukannya hubungan positif tersebut, dapat dikatakan

manajerial melakukan penghindaran pajak dalam rangka meningkatkan nilai

perusahaan dan benefit yang diperoleh lebih besar daripada cost maupun

resikonya. Namun hal itu berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan

oleh Chen et., al (2013) dan Ampriyanti dan Lely (2016) bahwa tax avoidance

mengurangi nilai perusahaan karena meningkatkan biaya agensi. beberapa

biaya yang harus ditanggung yaitu pengorbanan waktu dan tenaga untuk

melakukan penghindaran pajak serta adanya risiko jika penghindaran pajak

Page 64: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

46

terungkap. Sedangkan Simamarta (2014) serta Jonathan dan Vivi (2016) yang

menyatakan tidak berpengaruh dan tidak signifikan hubungan antara tax

avoidance dan nilai perusahaan.

Tax avoidance diproksikan dengan tarif pajak efektik kas (Cash ETR).

Perusahaan yang melakukan penghindaran pajak memiliki tarif pajak efektif

yang lebih kecil. Penghindaran pajak dilakukan untuk meningkatkan nilai

perusahaan, sehingga manajemen terlihat baik dimata pemegang saham.

Manajemen dalam mengambil sebuah keputusan seharusnya memperhatikan

manfaat dan biaya yang akan diperoleh oleh perusahaan. Dalam pengambilan

keputusan, manfaat yang akan diterima oleh perusahaan selayaknya lebih besar

dari biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan penjelasan tersebut, hipotesis

pertama dalam penelitian ini :

H1: Tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan

2. Pengaruh interaksi antara tax avoidance dengan kepemilikan institutional

terhadap nilai perusahaan

Penghindaran pajak yang sering dilakukan oleh perusahaan dapat

dilakukan karena semata-mata memang memanfaatkan peraturan yang ada dan

untuk kondisi tertentu saja tetapi bisa juga dilakukan untuk tujuan bisnis.

Fungsi corporate governance dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

variabel kepemilikan institusional. Perusahaan yang kepemilikan sahamnya

lebih besar dimiliki oleh institusi perusahaan lain maupun pemerintah, maka

kinerja dari manajemen perusahaan untuk dapat memperoleh laba sesuai

dengan yang diinginkan akan cenderung di awasi oleh investor institusi

Page 65: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

47

tersebut. Hal tersebut mendorong manajemen untuk dapat meminimalkan nilai

pajak yang terutang oleh perusahaan.

Sartika dan Fidiana (2015) Peningkatan efek penghindaran pajak demi

kepentingan pemegang saham (beban pajak yang lebih rendah) dapat

dipengaruhi oleh aktivitas pemegang saham melalui keterlibatan yang lebih

besar dari investor institusi, dimana para pemegang saham yang

kepemilikannya lebih besar dari pemegang saham institusi akan melakukan

pembatasan terhadap manajemen yang bertujuan utuk meminimalisir jumlah

pajak dan meningkatkan kekayaan dirinya sendiri. Namun di lihat dari

pandangan yang berbeda, tindakan manajemen untuk melakukan aktivitas

perencanaan pajak berdasarkan monitoring dari institusi akan dapat

meningkatkan nilai perusahaan, akan tetapi laporan keuangan yang dihasilkan

dapat menyesatkan investor karena tidak menggambarkan keadaan perusahaan

yang sebenarnya.

Desai dan Dharmapala (2009) yang menyatakan bahwa penghindaran

pajak (tax avoidance) efeknya positif bagi perusahaan yang memiliki tingkat

kepemilikan institusional di atas 60%. Efek penghindaran pajak terhadap nilai

perusahaan akan berpengaruh lebih besar di perusahaan dengan kepemilikan

institusional yang tinggi, efek penghindaran pajak pada nilai perusahaan adalah

positif dan signifikan.

Page 66: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

48

Dari pembahasan yang sudah dijelaskan diatas maka hipotesis yang dapat

dikembangkan adalah :

H2: Kepemilikan Institusional memperkuat hubungan antara tax

avoidance dengan nilai Perusahaan

3. Pengaruh tax avoidance terhadap agency cost.

Tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan bukanlah tanpa biaya.

Biaya implementasi, kehilangan reputasi dan hukuman potensial akan

ditanggung oleh perusahaan dalam melakukan tax avoidance. Chen et, al

(2013) menemukan bahwa tax avoidance akan meningkatkan biaya agensi.

Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam melakukan praktik tax

avoidance akan mengurangi nilai perusahaan. Menurut Chen et., al (2013)

biaya agensi akan mengurangi nilai perusahaan dengan mengurangi arus kas

sekarang atau masa depan. Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan merupakan

pengurang untuk memperoleh laba perusahaan. Semakin besar biaya yang

dikeluarkan oleh perusahaan maka akan semakin kecil laba yang diperoleh oleh

perusahaan, begitu pula sebaliknya. Saham perusahaan yang memperoleh laba

besar akan lebih diminati oleh investor.

H3: Tax avoidance berpengaruh terhadap agency cost.

Page 67: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

63

BAB III

Metode Penelitian

A. Ruang Lingkup Penelitian

Peneletian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kausalitas yang

digunakan untuk menjelaskan pengaruh variabel independen yaitu tax avoidance

terhadap variabel dependen yaitu nilai perusahaan dan agency cost, dengan

menggunakan variabel moderating yaitu kepemilikan institusional. Objek

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdftar di BEI selama periode

2011-2015.

B. Metode Penentuan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011-2015. Data penelitian ini

meliputi data perusahaan manufaktur go public yang mencakup periode 2011-

2015 yang dipandang cukup mewakili kondisi-kondisi perusahaan di Indonesia.

Alasan menggunakan data dari Perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

adalah karena praktik penghindaran pajak banyak dilakukan di perusahaan yang

dalam kegiatannya mengelola bahan baku hingga menjadi barang jadi. Sektor

manufaktur banyak melahirkan perusahaan unggulan yang produknya menjadi

konsumsi masyarakat Indonesia sehingga hal ini menyebabkan sebagian besar

investor banyak menanamkan modalnya di dalam perusahaan manufaktur dan

praktik penghindaran pajak juga banyak di lakukan oleh perusahaan manufaktur.

Oleh karena itu, perusahaan manufaktur dipilih untuk dikaji dalam penelitian ini.

Page 68: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

50

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

teknik non random sampling yaitu purposive sampling. Kriteria yang diharapkan

oleh peneliti untuk sampel dalam penelitian iniadalah sebagai berikut :

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI untuk periode 2011 sampai

dengan periode 2015,

2. Perusahaan mempublikasikan laporan keuangan dan annual report selama

periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015,

3. Perusahaan dengan pre-tax income yang selalu positif serta laporan

keuangan disajikan dalam mata uang rupiah,

4. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31 Desember.

5. Perusahaan memiliki Cash ETR tahunan < 1.

C. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder

yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data dalam penelitian ini didapatkan dari

www.idx.co.id. dan www.sahamok.com

Selain itu juga peneliti juga melakukan penelitian kepustakaan dengan

memperoleh data yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang diteliti melalui

berbagai literatur seperti buku, jurnal maupus situs dari internet. Ini dikarenakan

kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian sekunder.

D. Metode Analisis Data

Metode statistik yang digunakan untuk menganalisis data dan menguji

hipotesis yaitu dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan uji

Page 69: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

51

hipotesis dengan menggunakan bantuan perangkat lunak Microsoft Excel dan

SPSS ( Statistical Package for Social Sciences).

1. Uji Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

sehingga menjadikan sebuah informasi yang lebih jelas dan mudah untuk

dipahami. Statistik deskriptif dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), median,

modus, standar deviasi, nilai maksimum, dan nilai minimum (Ghozali, 2013).

Statistik deskriptif dapat menjelaskan variabel – variabel yang terdapat dalam

penelitian ini. Uji statistik deskriptif tersebut dilakukan dengan program SPSS

22.

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian moderasi regresi linier dapat dilakukan setelah model pada

penelitian ini memenuhi. Syarat-syarat yang harusdipenuhi adalah data tersebut

harus terdistribusi secara normal, tidak mengandung multikolonieritas,

heteroskedastisitas dan autokorelasi. Untuk itu sebelum melakukan pengujian

regresi linier moderating dan regresi linier dederhana perlu lebih dahulu

pengujian asumsi klasik yang terdiri dari:

a) Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2013) Pengujian normalitas memiliki tujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi memiliki distribusi normal atau tidak

.Uji normalitas dapat dilakukan dengan melihat distribusi dari variabel-

variabel yang akan diteliti. Walaupun normalitas suatu variabel tidak selalu

diperlukan dalam analisis akan tetapi hasil uji statistik akan lebih baik jika

Page 70: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

52

semua variabel terdistribusi normal. Jika variabel tidak terdistribusi secara

normal maka hasil uji statistik akan terdegradasi. Normalitas suatu variabel

umumnya dideteksi dengan grafik atau uji statistik (Ghozali, 2013).

Uji statistik yang dapat digunakan untuk menguji normalitas residual

adalah uji statistik non parametrik Kolmogrov-Smirnov (K-S). Jika hasil uji

Kolmogrov- Smirnov menunjukkan nilai signifikan diatas 0,05 maka data

variabel terdistribusi dengan normal. Sedangkan jika hasil uji Kolmogrov-

Smirnov menunjukkan nilai signifikan di bawah 0,05 maka data variabel

terdistribusi tidak normal (Ghozali, 2013).

Cara lain untuk menguji normalitas data, penelitian ini menggunakan

analisis grafik. Pengujian normalitas melalui analisis grafik adalah dengan

cara menganalisis grafik normal probability plot yang membandingkan

distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan

membentuk satu garis lurus diagonal, ploting dan residual yang akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan normal jika data

atau titik-titik tersebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya

mengikuti garis diagonal.

Pada prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat

histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan :

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal,

maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

Page 71: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

53

2) Jika data menyebar lebih jauh dari diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola

distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi

normalitas (Ghozali, 2013)

b) Uji Multikoliniearitas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Untuk

mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi dapat

dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai

tolerance digunakan untuk mengukur variabilitas independen yang terpilih

yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cut off yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolineritas adalah nilai

tolerance >0,10 atau sama dengan VIF<10 (Ghozali, 2013).

c) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear

ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013). Jika terjadi korelasi maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi

yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Menurut Santoso (2010) dan Sunyoto (2011) Salah satu ukuran untuk

menentukan ada tidaknya masalah autokorelasi adalah dengan uji Durbin-

Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut:

Page 72: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

54

1) Terjadi autokorelasi positif jika nilai DW dibawah -2 ( DW < -2 )

2) Tidak terjadi autokorelasi, jika nilai DW berada diantara -2 dan +2

atau -2 ≤ DW ≤ 2

3) Terjadi autokorelasi negatif jika nilai DW diatas 2 atau (DW > 2)

d) Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2013) uji heteroskedastisitas bertujuan menguji

apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan

jika tidak disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

memiliki sifat homoskedatisitas.

Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas.

Salah satu cara menguji adanya heteroskedastisitas adalah dengan melihat

grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID. Diteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah

diprediksi dan sumbu X adalah residual yang telah di studentized (Ghozali,

2013)

Menurut Ghozali (2013) dasar analisis heteroskedastisitas adalah:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit),

maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

Page 73: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

55

2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan

dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

3. Analisis Regresi

Analisis Regresi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

model persamaan analisis regresi yaitu analisis regresi moderasi dan analisis

regresi linier sederhana. Analisis regresi pada dasarnya adalah studi mengenai

ketergantungan variabel dependen dengan satu atau lebih variabel independen

dengan tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi

atau nilai rata-rata variabel dependen berdasarkan nilai variabel independen

yang diketahui (Gujarati dalam Ghozali, 2013). Hasil analisis regresi berupa

koefisien masing-masing variabel independen, yang diperoleh dengan cara

memprediksi nilai variabel dependen dengan suatu persamaan.

Dalam penelitian ini didapat persamaan regresi yaitu:

a) Model 1

Bentuk hubungan antara tax avoidance, interaksi antara tax

avoidance dengan kepemilikan institusional terhadap nilai perusahaan

dirumuskan dalam bentuk persamaan regresi linier moderasi yang

dinyatakan dalam bentuk model sebagai berikut:

Dimana:

Tobin’s Q = α + β1 CETR + β2 CETR*INST + ε

Keterangan:

Page 74: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

56

Tobin’s Q = Nilai perusahaan

CETR =Tarif pajak efektif sebagai proksi penghindaran

pajak (tax avoidance)

CETR*INST =Bentuk interaksi penghindaran pajak dan

kepemilikan institusional

α = Konstanta

β = Koefisien regresi

ε = Pengaruh faktor lain

b) Model 2

Berdasarkan hepotesis yang keempat maka untuk melihat pengaruh

hubungan antara tax avoidance terhadap agency cost. Sebagai berikut.

Dimana:

STA = α + β1 CETR + ε

Keterangan:

STA = Biaya agensi (agency cost)

CETR = Tarif pajak efektif sebagai proksi penghindaran pajak (tax

avoidance)

ε = Pengaruh Faktor Lain

4. Uji Hipotesis

a. Uji Kofisien Determinasi ( Adjusted R2)

Koefisien determinasi (Adjusted R2) mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerapkan variasi variabel dependen. Nilai

Page 75: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

57

koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai koefisien determinasi

yang lebih kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu

berarti variabel-variabel independen hampir memberikan semua informasi

yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali,

2013).

Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah

bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan kedalam model.

Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai

adjusted R2

pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Dalam

kenyataan nilai adjusted R2

dapat bernilai negatif, walaupun yang

dikehendaki harus bernilai positif (Ghozali, 2013).

b. Uji t (parsial)

Uji hipotesis dilakukan dengan uji t. Pengujian ini pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual

dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2013). Apabila t hitung

yang diperoleh lebih besar dari t tabel berarti t hitung signifikan yang berarti

hipotesis diterima. Sebaliknya apabila t hitung yang diperoleh lebih

kecildari t tabel maka berarti hipotesis ditolak. Pengujian ini dilakukan

dengan menggunakan significance level 0,05 (α=5%).

Page 76: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

58

E. Operasional Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat

atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel

independen atau variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel dependennya

adalah nilai perusahaan dan agency cost

a) Nilai Perusahaan.

Para investor juga menggunakan rasio-rasio keuangan untuk

mengetahui nilai pasar perusahaan, karena rasio tersebut dapat memberikan

indikasi bagi manajemen untuk penilaian investor terhadap kinerja

perusahaan pada masa lampau ataupun masa yang akan datang. Salah satu

rasio yang digunkan untuk menilai pasar perusahaan adalah Tobin’s Q.

Nilai perusahaan diukur dengan menggunakan Tobin’sQ. Tobin’s Q

merupakan rasio dari nilai pasar asset perusahaan yang diukur oleh nilai

pasar dari jumlah saham yang beredar dan hutang (enterprise value)

terhadap replacement cost dari aktiva perusahaan (Fiakas, dalam Sudiyatno

dan Elen, 2010). Dengan menggunakan Tobin’s Q rasio tersebut dapat

memberikan informasi paling baik, karena di dalam Tobin’s Q memasukkan

semua unsur hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa

saja dan tidak hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh

Page 77: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

59

asset perusahaan. Dengan memasukkan seluruh asset perusahaan berarti

perusahaan tidak hanya terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor

dalam bentuk saham namun juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan

operasional perusahaan bukan hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari

pinjaman yang diberikan oleh kreditur (Sukamulja, dalam Susanti dan Titik,

2014).

Rasio Tobin’s Q dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Tobins’Q=

Keterangan :

Tobin’s Q =Nilai perusahaan pada tahun t

MVEit =Nilai pasar ekuitas (Equity Market Value) perusahaan i

pada tahun t, yang diperoleh dari hasil perkalian harga

saham penutupan (closingprice) akhir tahun dengan jumlah

saham yang beredar pada akhir tahun.

BVEit =Nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) perusahaan i

pada tahun t,diperoleh dari selisih total aset perusahaan

dengan total kewajiban

Dit =Nilai buku dari total hutang pada perusahaan i tahun t

b) Agency Cost

Biaya agensi merupakan biaya yang diberikan oleh prinsipal untuk

agen agar dapat menjalankan perusahaan sesuai dengan keinginan prinsipal.

Terdapat dua rasio dalam mengukur biaya agensi (Chen et., al, 2013) yaitu:

Rasio sales to total assets (STA) dan ratio period expenses to sales (OETS).

Page 78: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

60

Dalam penelitian ini, peneliti hanya menggunakan rasio sales to total assets

(STA) sebagai proksi biaya agensi. STA didapat dari membagi jumlah

beban operasi yang terdiri dari beban penjualan dan beban umum dan

administrasi dengan penjualan.

STA =

2. Variabel Independen

Dalam penelitian ini penghindaran pajak (tax avoidance) berfungsi

sebagai variabel independen. Variabel independen adalah variabel yang

memengaruhi variabel dependen. Penghindaran pajak (tax avoidance)

merupakan usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi beban

pajaknya. Tax avoidance dilakukan dengan memanfaatkan celah-celah yang

ada dalam peraturan perundang-undangan. Dalam penelitian ini, tax avoidance

diukur dengan menggunakan perhitungan Cash Effective Tax Rate (Cash ETR)

merupakan model yang telah dikembangkan oleh Dyreng, et al. (2008).

Cash Effective Tax Rate diperoleh dengan membagi beban pajak (pajak

yang dibayar) oleh perusahaan dengan jumlah laba perusahaan sebelum pajak.

Menurut Dyreng, et al. (2008) perusahaan yang melakukan tax avoidance

mempunyai Cash ETR yang kecil. Berikut adalah persamaan yang digunakan

dalam mengukur tax avoidance::

Cash ETRit= ∑

Keterangan:

Page 79: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

61

Cash ETR =Perhitungan tax avoidance perusahaan pada tahun t

Cash tax paid it =Pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas/tunai pada

tahun t

Pretax income it =Laba perusahaan sebelum pajak pada tahun t (hanya

perusahaan yang mempunyai laba sebelum pajak positif)

2) Variabel Moderasi

Variabel moderasi adalah variabel independen yang akan memperkuat

atau memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap

variabel dependen (Ghozali, 2013). Variabel moderasi dalam penelitian ini

adalah kepemilikan institusional.

Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham suatu perusahaan

oleh institusi atau blockholders. Kepemilikan institusi akan lebih mengawasi

kinerja manajemen dalam menjalankan perusahaan. Kepemilikan institusi

diukur dengan membagi jumlah saham yang dimiliki oleh institusi dengan

jumlah saham yang beredar.

INST =

x100%

Selengkapnya untuk definisi dan pengukuran operasional variabel penelitian

ini dapat dilihat pada tabel 3.1 pada halaman berikutnya:

Page 80: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

62

Tabel 3.1

Operasional Variabel

No

Variabel

Indikator

Skala

1

Nilai perusahaan (Simamarta, 2014)

Tobins’Q =

Rasio

2

Agency cost

(Chen et., al, 2013)

STA =

Rasio

3

Tax avoidance

(Simamarta, 2014)

Cash ETRit = ∑

Rasio

4

Kepemilikan Institusional(Simamarta,

2014)

INST =

x100%

Rasio

Page 81: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Deskripsi Objek Penelitian

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-

2015. Sampel perusahaan yang berhasil diperoleh dalam penelitian ini

sebanyak 21 perusahaan manufaktur dengan total data 105 laporan keuangan

perusahaan. Fokus penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh tax avoidance

terhadap nilai perusahaan dan agency cost , dengan mengikutsertakan variabel

kepemilikan institusional sebagai variabel moderating antara tax avoidance dan

nilai perusahaan.

2. Proses Seleksi Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian dipilih menggunakan metode

purposive sampling. Sehingga sampel dalam penelitian ini dapat

merepresentasikan tujuan penelitian. Berdasarkan kriteria sampel yang telah

ditetapkan didapatkan total 42 perusahaan yang memenuhi kriteria sampel,

namun hanya 21 perusahaan saja yang dapat diolah. Data diperoleh melalui

website www.idx.co.id dan sahamok.co.id

Berikut ini adalah perincian perolehan sample kriteria-kriteria yang telah

ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel 4.1.

Page 82: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

64

Tabel 4.1

Kriteria Penentuan Sampel

Sumber : data sekunder yang diolah (2017)

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

(BEI) selama periode 2011-2015 berjumlah 128 perusahaan. Rincian

perusahaan yang dikeluarkan dari sampel adalah sebagai berikut: terdapat 15

perusahaan yang dikeluarkan dari sampel karena memiliki data yang tidak

lengkap, sebanyak 58 perusahaan yang dikeluarkan dari sampel karena

perusahaan tersebut memiliki laba sebelum pajak yang negatif dan laporan

keuangan tidak dinyatakan dalam bentuk rupiah selama periode 2011-2015.

No Kriteria Jumlah Perusahaan

1 Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun

2011-2015

128

2 Perusahaan yang tidak memiliki data yang lengkap selama

periode penelitian 2011-2015

(15)

3 Perusahaan yang laporan keuangannya memiliki laba

sebelum pajak negatif dan tidak dinyatakan dalam bentuk

rupiah selama periode 2011-2015

(58)

4 Perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan per

31 Desember selama periode pengamatan 2011-2015

(2)

5 Perusahaan yang memiliki CETR>1 (11)

6 Perusahaan yang akan dianalisis 42

7 Perusahaan yang teridentifikasi sebagai outlier (21)

8 Total perusahaan yang akan dianalisis 21

9 Total keseluruhan sampel selama 5 tahun (21x5) 105

Page 83: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

65

Hal ini dilakukan untuk melihat tindakan tax avoidance yang dilakukan oleh

pihak manajemen. Selanjutnya terdapat 2 perusahan yang dikeluarkan dari

sampel karena perusahaan tidak menerbitkan laporan keuangan per tanggal 31

Desember. Setelah itu terdapat 11 perusahaan yang memiliki CETR> 1.

terdapat 21 perusahan yang teridentifikasi sebagai outliers. Sehingga

perusahaan yang digunakan sebagai sample penelitian sebanyak 21 perusahaan.

Sedangkan total data yang digunakan dalam sampel penelitian ini adalah

sebanyak 105 sampel.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Statistik Deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data yang

dapat dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan

minimum. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini antara lain

nilai perusahaan dan agency cost sebagai variabel dependen, tax avoidance

sebagai variabel independen dan kepemilikan institusional sebagai variabel

pemoderasi dan agency cost

Tabel 4.2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

TOBINSQ 105 ,54 3,85 1,5811 ,68608

STA 105 ,49 2,12 1,2161 ,39760

CETR 105 ,01 ,72 ,2741 ,11381

INST 105 ,32 ,97 ,7253 ,18180

Valid N

(listwise) 105

Sumber: data sekunder yang diolah (2017).

Page 84: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

66

Berdasarkan tabel hasil statistik deskriptif diperoleh data sebanyak 105

data observasi yang berasal dari perkalian periode 5 tahun penelitian dari 2011

sampai 2015 dengan jumlah sampel sebanyak 21 perushaan dengan total data

sebanyak 105 data. Tabel 4.2 Menggambarkan statistik deskriptif untuk

variabel dependen (TOBINSQ) dan (STA), variabel independen (CETR) dan

variabel moderasi (INST) .

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen yaitu nilai

perusahaan yang di proksikan dengaan TOBINSQ menunjukan nilai minimum

0,54 yaitu PT.Lionmesh Prima Tbk, Nilai maksimum 3,85 yaitu PT. Tempo

Scan Pacific Tbk, sedangkan nilai rata-rata sebesar 1,5811 dengan standar

deviasi 0,68608.

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel dependen yaitu agency cost

yang diproksikan STA menunjukan nilai minimum 0,49 yaitu dari PT.Tiga

Pilar Sejahtera Food Tbk. Nilai maksimum 2,12 yaitu PT.Lionmesh Prima Tbk,

dan Nilai rata-rata sebesar 1,2161 dengan standar deviasi 0,39760.

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel independen tax avoidance

yang diproksikan CETR menunjukan nilai minimum 0,01 yaitu PT. Akasha

Wira International Tbk, Nilai maksimum 0,72 yaitu PT. Japfa Comfeed

Indonesia Tbk , sedangakan nilai rata-rata sebesar 0,2741 dengan nilai standar

deviasi 0,11381.

Hasil statistik deskriptif terhadap variabel moderasi yaitu kepemilikan

institusional yang diproksikan dengan INST menunjukan nilai minimum 0,32

yaitu dari PT.Lionmesh Prima Tbk, Nilai maksimum 0,97 yaitu PT. Astra

Page 85: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

67

Otoparts Tbk dan nilai rata-rata sebesar 0,7253 dengan standar deviasi

0,18180.

Hasil statistik deskriptif menghasilkan seluruh variabel memiliki nilai

rata-rata yang lebih besar dibandingkan nilai standar deviasinya. Hal ini

menunjukkan bahwa kualitas dari data tersebut cukup baik, karena nilai rata-

rata yang lebih besar dari nilai standar deviasinya mengidentifikasikan bahwa

standar error dari variabel tersebut rendah

2. Uji Asumsi klasik.

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui dan menguji kelayakan

atas model regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini uji asumsi

klasik yang digunakan dalam penelitian ini.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengukur apakah dalam model

penelitian seluruh variabel penelitian memiliki data yang terdistribusi

normal. Untuk menguji normalitas data peniliti menggunakan analisis grafik

dan juga analisis statistik.

1) Uji Normalitas Secara Grafik

Pengujian normalitas melalui analisis grafik dapat dilakukan

dengan cara menganalisis grafik normal probability plot yang

membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, ploting dan residual

yang akan dibandingkan dengan garis diagonal. Data dapat dikatakan

Page 86: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

68

normal jika titik-titik tersebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya

mengikuti garis diagonal.

Gambar 4.1

Uji Normalitas Data Model 1

Gambar 4.2

Uji Normalitas Data Model 2

Sumber: data yang diolah (2017)

Page 87: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

69

Dari gambar grafik 4.1 dan 4.2 diatas dapat dilihat bahwa titik

menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal

ini menunjukkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi secara

normal.

2) Uji Normalitas Secara Statistik

Pada uji normalitas secara statistik peneliti menggunakan one

sample Kolmorogov-Smirnov test. Uji ini digunakan untuk menghasilkan

angka yang lebih detail, apakah suatu persamaan regresi yang akan

dipakai lolos normalitas. Apabila uji one sample Kolmorogov-Smirnov

lebih besar dari 0,05 maka suatu persamaan regresi dapat dikatakan

terdistribusi dengan normal (Ghozali, 2011).

Berikut hasil uji one sampel Kolmorogov-Smirnov ditampilkan

dalam tabel 4.3.

tabel 4.3

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

TOBINS

Q STA CETR

CETRINS

T

N 105 105 105 105

Normal Parametersa,b

Mean 1,5811 1,2161 ,2741 ,1968

Std.

Deviation ,68608 ,39760 ,11381 ,09209

Most Extreme

Differences

Absolute ,085 ,075 ,083 ,071

Positive ,085 ,075 ,083 ,071

Negative -,074 -,060 -,077 -,031

Test Statistic ,085 ,075 ,083 ,071

Asymp. Sig. (2-tailed) ,059c ,170

c ,069

c ,200

c,d

Sumber : Data yang diolah (2017)

Page 88: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

70

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2013). Untuk

menguji ada tidaknya multikolinieritas dalam penelitian ini dapat diihat dari

nilai tolerance dan VIF dari tiap-tiap variabel. Jika nilai tolorance >0,10 dan

nilai VIF < 0,10 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi bebas dari

multikolinieritas. Berikut ini merupakan hasil uji multikolinieritas yang

terjadi pada tabel 4.4 yaitu sebagai berikut:

Berdasarkan hasil uji one sample Kolmorogov-Smornov

menunjukkan bahwa nilai uji one sample Kolmorogov-Smirnov dari

varibel dependen yaitu nilai perusahaan (TOBINSQ) sebesar 0,59 ,

variabel agency cost (STA) sebesar 0,170. untuk variabel independen yaitu

tax avoidance (CETR) Ssebesar 0,069, sedangkan untuk variabel moderasi

(CETRINST) sebesar 0,200. Seluruh variabel menghasilkan nilai

signifikan lebih besar dari >0,05. Hal ini menunjukkan bahwa data telah

terdistribusi normal, karena memiliki nilai signifikansi lebih besar dari

0,05.

Tabel 4.4

Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 CETR ,349 2,867

CETRINST ,349 2,867

Sumber : Data yang diolah (2017)

Page 89: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

71

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas menunjukkan bahwa nilai

tolerence dan VIF variabel tax avoidance (CETR) serta variabel interaksi

antara tax avoidance dan kepemilikan institusional (CETRINST) sebesar

0,349 dan 2,867 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadinya

multikolinieritas karena nilai tolerence > 0,10 dan VIF < 10.

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalah penggangu pada periode t dengan

kesalahan penggangu pada perode t-1 (sebelumya) (Ghozali, 2013). Satu

ukuran yang bisa digunakan untuk menentukkan ada tidaknya autokorelasi

dengan uji Durbin – Watson (DW).

Adapun hasil pengujian autokorelasi dengan menggunakan Durbin-

Watson pada tabel 4.5 Sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil Uji Autokorelasi Model 1

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,475a ,226 ,211 ,60950 1,004

Tabel 4.6

Hasil Uji Autokorelasi Model 2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate Durbin-Watson

1 ,236a ,056 ,047 ,38824 ,536

Sumber : data yang diolah (2017)

Page 90: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

72

Berdasarkan tabel 4.5 dan 4.6 menunjukkan bahwa hasil uji Durbin-

Watson sebesar 1,004 dan 0,536. Nilai DW berada pada -2 ≤ DW ≤ 2

sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi pada model

regresi.

d. Uji Heteroskedatisitas

Uji heteroskedatisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika tidak disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang memiliki sifat

homokedastisitas (Ghozali, 2013).

Mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat dengan ada

tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplots. Jika terjadi pola tertentu

maka mengindikasikan terlah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi jika tidak

ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).

Berikut ini hasil uji heteroskedastisitas yang dapat dilihat dalam

gambar 4.3 dan 4.4

Page 91: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

73

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 1

Gambar 4.4

Hasil Uji Heteroskedastisitas Model 2

Sumber : data yang diolah (2017)

Page 92: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

74

Dari grafik scatterplots diatas dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu

Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada

model regresi. Sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan dengan pemoderasi

kepemilikan institusional dan hubungan antara tax avoidance dan agency

cost.

3. Hasil Uji Hipotesis

Pengujian Hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan mengunakan

model analisis regresi moderasi (moderate regression analysis) dan analisis

regresi sederhana (simple regression analysis), yaitu dilakukan melalui uji

koefisien determinasi dan uji statistik t.

a) Pengujian Hipotesis dengan analisis regresi moderasi ( Moderated

Regression Analysis – MRA )

Hubungan antara tax avoidance terhadap nilai perusahan dengan

dan kepemilikan institusional sebagai variabel moderating.

1) Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2 )

Uji kofisien determinasi dilakukkan untuk mengukur

kemampuan varibel independen menjelaskan variabel dependen.

Berikut ini adalah hasil uji keofisien determinasi (Adjusted R2) untuk

variabel tax avoidance, kepemilikan institusional dan nilai

perusahaan. Berikut hasil uji koefisien determinasi yang dirampilkan

pada tabel 4.7 sebagai berikut:

Page 93: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

75

Tabel 4.7

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2) X1 X2dan Y1

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,475a ,226 ,211 ,60950

a. Predictors: (Constant), CETRINST, CETR

b. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber : Data sekunder yang diolah (2017)

Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.7 menunjukkan

bahwa nilai Adjusted R Square adalah 0,211. Hal ini berarti bahwa

sebesar 21,1 % variabel dependen atau nilai perusahaan dapat

dijelaskan oleh tax avoidance, dan interaksi antara tax avoidance

dengan kepemilikan institusional, sedangkan sisanya yaitu 78,9%

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini. Hal ini dapat diterima dikarenakan variabel nilai

perusahaan banyak dipengaruhi oleh variabel lain seperti

profitabilitas, kebijakan dividen, earning management, kebijakan

utang dan lain-lain.

2) Hasil Uji Regresi secara parsial (uji t)

Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen secara individual

terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat signifikansi 0,05.

Adapun hasil dari uji regresi secara parsial (uji t) dapat dilihat pada

tabel 4.8 sebagai berikut:

Page 94: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

76

Tabel 4.8

Uji Regresi Parsial t variabel X1, X2 dan Y1

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,085 ,157 13,279 ,000

CETR -4,763 ,889 -,790 -5,357 ,000

CETRINS

T 4,078 1,099 ,547 3,711 ,000

a. Dependent Variable: TOBINSQ

Sumber: data yang dioalah (2017)

Tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil uji statistik t pada tingkat

signifikansi 5 persen (5%). Model regresi yang diperoleh dari pengujian

persamaan regresi diiatas adalah sebagai berikut :

TOBIN’SQ = 2,085 -4,763 CETR + 4,078 CETRINST + ε

Keterangan :

TOBINSQ : Nilai perusahan i pada tahun t

CETR : Tax Avoidance perusahaan i pada tahun t

INST : Kepemilikan insitusional peusahaan i pada tahun t

ε : error term, yaitu tingkat kesalahan praduga dalam

penelitian

Dari tabel 4.8 di atas menujukkan bahwa variabel tax avoidance

memiliki t hitung sebesar -5,357 tingkat signifikansi 0,000 dengan

nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel tax

avoidance berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yakni

nilai perusahaan karena tingkat signifikansi variabel tax avoidance

Page 95: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

77

berada dibawah nilai signifikan 0,05. Nilai keofisien sebesar -4,763

menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang

dilakukkan oleh perusahaan maka akan semakin mengurangi nilai

perusahaan. Ini mendakan bahwa hipotesis 1 diterima atau hipotesis

nol ditolak.

Variabel CETRINST merupakan interaksi antara tax avoidance

dan kepemilikan institusional memiliki t hitung sebsar 3,711 tingkat

signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini

mendakan bahwa tingkat signifikansi untuk variabel moderating

kepemilikan institusional lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05

yang berarti H1 diterima dan H0 ditolak.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa interaksi antara tax

avoidance dengan kepemilikan institusional berpengaruh secara

individual terhadap nilai perusahaan.

b) Pengujian Hipotesis dengan Analisis Regresi Sederhana.

Pengujian menggunakan analisis regresi sederhana dilakukan untuk

melihat hubungan antara tax avoidance dan agency cost.

1) Uji Koefisien Determinasi ( Adjusted R2 )

Uji kofisien determinasi dilakukkan untuk mengukur kemampuan

varibel independen menjelaskan variabel dependen. Berikut ini adalah

hasil uji keofisien determinasi (Adjusted R2) untuk variabel tax avoidance

dan agency cost. Berikut hasil uji koefisien determinasi yang dirampilkan

pada tabel 4.9 sebagai berikut:

Page 96: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

78

Tabel 4.9

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) X1 dan Y2

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,236a ,056 ,047 ,38824

a. Predictors: (Constant), CETR

b. Dependent Variable: STA

Sumber: data yang dioalah (2017)

Hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.9 menunjukkan bahwa

nilai Adjusted R Square adalah 0,047. Hal ini berarti bahwa sebesar 6,0

% variabel dependen yakni agency cost dapat dijelaskan oleh tax

avoidance, Sedangkan sisanya dijelaskan yaitu 95,3% dijelaskan oleh

faktor-faktor lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti

kepemilikan asing, ukuran perusahaan dan kebijakan utang.

2) Hasil Uji Regresi secara parsial (uji t)

Berikut ini adalah hasil uji t untuk variabel X dan Y2.Pada tabel

4.10 yaitu sebagai berikut.

Tabel 4.10

Hasil Uji Regresi Parsial t variabel X1 dan Y2

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) ,990 ,099 9,978 ,000

CETR ,825 ,334 ,236 2,466 ,015

a. Dependent Variable: STA

Sumber : data yang diolah (2017)

Page 97: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

79

Tabel 4.10 menunjukkan bahwa hasil uji statistik t pada tingkat

signifikansi 5 persen (5%). Model regresi yang diperoleh dari pengujian

persamaan regresi diiatas adalah sebagai berikut :

STA = 990 + 0,825 CETR + ε

Keterangan :

STA : Agency cost perusahaan i pada tahun t

CETR : Tax Avoidance perusahaan i pada tahun t

ε : error term, yaitu tingkat kesalahan praduga dalam

penelitian .

Berdasarkan tabel 4.10 variabel tax avoidance memiliki t hitung

sebesar 2,466 lebih besar dari t tabel dengan nilai signifikansi 0,015 lebih

rendah dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

tax avoidance berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen yakni

agency cost karena tingkat signifikansi variabel tax avoidance berada

dibawah nilai signifikan 0,05. Nilai keofisien sebesar 0,825 menunjukkan

bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang dilakukkan oleh

perusahaan maka akan semakin tinggi agency cost. ini menandakan

bahwa hipotesis 1 diterima atau hipotesis nol ditolak.

C. Interpretasi Hasil

1. Tax Avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan hasil uji statistik t variabel tax avoidance memiliki

tingkat signifikansi 0,000 dengan nilai signifikansi 0,05. Hal ini

menunjukkan bahwa variabel tax avoidance berpengaruh signifikan

Page 98: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

80

terhadap variabel dependen yakni nilai perusahaan karena tingkat

signifikansi variabel tax avoidance berada dibawah dibawah nilai signifikan

0,05. Nilai keofisien sebesar -4,763 menunjukkan bahwa semakin tinggi

aktivitas tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak

pada berkurangnya nilai perusahaan. Ini menandakan bahwa hipotesis 1

diterima atau hipotesis nol ditolak. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa

pasar menunjukkan reaksi yang negatif. Tindakan manajemen untuk

melakukan aktivitas penghindaran pajak akan membuat laporan keuangan

yang dihasilkan dapat dianggap menyesatkan investor karena tidak

menggambarkan keadaan perusahaan yang sebenarnya.

Hasil tersebut juga menunjukkan bahwa dengan melakukan praktik

tax avoidance dapat menurunkan nilai perusahaan, karena ada beberapa

biaya yang harus ditanggung yaitu pengorbanan waktu dan tenaga untuk

melakukan penghindaran pajak serta adanya risiko jika penghindaran pajak

terungkap. Risiko ini mulai dari yang dapat dilihat, yaitu bunga dan denda

kemudian yang tidak terlihat, yaitu kehilangan reputasi perusahaan yang

berakibat buruk bagi kelangsungan usaha jangka panjang perusahaan

(Ampriyanti dan Lely , 2016)

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen et. al

(2013) menemukan bahwa penghindaran pajak memiliki hubungan negatif

dengan nilai perusahaan karena akan menimbulkan biaya agensi, namun

hubungan negatif ini dapat dikurangi dengan transparansi. Hal ini juga

Page 99: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

81

selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Ilmiani dan sutrisno (2013)

serta Ampriyanti dan Lely (2016) .

Hasil ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Simamarta (2014) serta Jonathan dan Vivi (2016) yang menyatakan tidak

berpengaruh dan tidak signifikan hubungan antara tax avoidance dan nilai

perusahaan.

2. Kepemilikan isntitusional akan mempengaruhi hubungan antara tax

avoidance terhadap nilai perusahaan

Dari hasil regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.8 variabel

CETRINST merupakan interaksi antara tax avoidance dan kepemilikan

institusional memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai

signifikansi 0,05 dengan nilai koefisien 4,078 hal ini menujukkan

menunjukkan bahwa variabel kepemilikan institusional berpengaruh

signifikan mampu memoderasi hubungan antara tax avoidance dan nilai

perusahaan.

Signifikan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas tax

avoidance yang sering dilakukan oleh perusahaan dapat dilakukan karena

semata-mata memang memanfaatkan peraturan yang ada dan untuk kondisi

tertentu saja tetapi bisa juga dilakukan untuk tujuan bisnis. Peran variabel

kepemilikan institusional dalam penelitian ini menjelaskan bahwa

perusahaan yang kepemilikan sahamnya lebih besar dimiliki oleh institusi

perusahaan lain maupun pemerintah, maka kinerja dari manajemen

perusahaan untuk dapat memperoleh laba sesuai dengan yang diinginkan

Page 100: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

82

akan cenderung di awasi oleh investor institusi tersebut. Hal tersebut

mendorong manajemen untuk dapat meminimalkan nilai pajak yang

terutang oleh perusahaan.

Hasil penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartika

dan Fidiana (2015) Peningkatan efek penghindaran pajak demi kepentingan

pemegang saham (beban pajak yang lebih rendah) dapat dipengaruhi oleh

aktivitas pemegang saham melalui keterlibatan yang lebih besar dari

investor institusi, dimana para pemegang saham yang kepemilikannya lebih

besar dari pemegang saham institusi akan melakukan pembatasan terhadap

manajemen yang bertujuan utuk meminimalisir jumlah pajak dan

meningkatkan kekayaan dirinya sendiri. Namun di lihat dari pandangan

yang berbeda, tindakan manajemen untuk melakukan aktivitas perencanaan

pajak berdasarkan monitoring dari institusi akan dapat meningkatkan nilai

perusahaan, akan tetapi laporan keuangan yang dihasilkan dapat

menyesatkan investor karena tidak menggambarkan keadaan perusahaan

yang sebenarnya.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Desai dan Dharmapala (2009) yang menyatakan bahwa penghindaran pajak

efeknya positif bagi perusahaan yang memiliki tingkat kepemilikan

institusional di atas 60%. Berdasarkan data pada sampel perusahaan yang

digunakan pada penelitian ini rata-rata tingkat kepemilikan institusional

sebesar 72% atau diatas 60%. Efek penghindaran pajak terhadap nilai

perusahaan akan berpengaruh lebih besar di perusahaan dengan kepemilikan

Page 101: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

83

institusional yang tinggi, efek penghindaran pajak pada nilai perusahaan

adalah positif dan signifikan. Sedangkan pada perusahaan dengan

kepemilikan institusional yang rendah, efek penghindaran pajaknya tidak

signifikan. Maka, semakin tinggi kepemilikan institusional dalam suatu

perusahaan akan semakin memperkuat pengaruh antara tax Avoidance

terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini juga selaras dengan penelitian

yang dilakukkan oleh Victory dan Charoline (2016).

Hasil penelitian ini menolak penelitian yang dilakukan oleh

Simamarta (2014) yang menunjukkan hasil bahwa kepemilikan institusional

tidak memoderasi hubungan antara tax avoidance dengan nilai perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011 –

2012.

3. Tax Avoidance berpengaruh terhadap agency cost

Berdasarkan hasil uji regresi dari tabel 4.10 nilai signifikansi 0,005

lebih rendah dari nilai signifikansi 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel tax avoidance berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen

yakni agency cost karena tingkat signifikansi variabel tax avoidance berada

dibawah atau sama dengan nilai signifikan 0,05. Nilai koefisien sebesar

0,825 menunjukkan bahwa semakin tinggi aktivitas tax avoidance yang

dilakukkan oleh perusahaan maka akan semakin tinggi agency cost. Tax

avoidance yang dilakukan oleh perusahaan bukanlah tanpa biaya. Biaya

implementasi, kehilangan reputasi dan hukuman potensial akan ditanggung

oleh perusahaan dalam melakukan tax avoidance Chen et.al (2013).

Page 102: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

84

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al

(2013) yang menyatakan bahwa tindakan penghindaran pajak yang

dilakukkan oleh perusahaan akan meningkatkan biaya agensi dan

mengurangi nilai perusahaan

Page 103: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

63

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tax avoidance terhadap

nilai perusahaan dan agency cost dengan kepemilikan institusional sebagai

moderating. Populasi penelitian ini terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011

hingga 2015. Sampel penelitian dipilih dengan menggunakan teknik purposive

sampling sehingga diperoleh 21 perusahaan yang memenuh kriteria, dengan total

sampel sebesar 105 data. Teknik analisis yang digunakan adalah analisi regresi

berganda dengan menggunakan persamaan moderated regression analysis (MRA)

dan analisis regresi sederhana. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,

maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Variabel tax avoidance berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chen et. al

(2013), Ilmiani dan sutrisno (2013) serta Ampriyanti dan Lely (2016) .

Namun tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Simamarta

(2014) serta Jonathan dan Vivi (2016).

2. Interaksi antara tax avoidance dengan kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan

dengan penelitian yang dilakukan oleh Sartika dan Fidiana (2015), Desai

dan Dharmapala (2009) dan Victory dan Charoline (2016). Namun tidak

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Simamarta (2014) .

Page 104: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

86

3. Tax avoidance berpengaruh terhadap agency cost. Hasil ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Chen et.al (2013).

B. Implikasi

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

pengembangan ilmu akuntansi khususnya pada bidang perpajakan mengenai

akitivitas tax avoidance. Sangat diharapkan dapat pula memberikan tambahan

informasi mengenai dampak aktivitas tax avoidance terhadap nilai dari suatu

perushaan.

Implikasi dari penelitian ini adalah untuk menjaga nilai perusahaan dimata

investor ataupun pihak eksternal lainnya, diharapkan perusahaan dapat lebih jujur

dan terbuka, serta dilakukan pengendalian kontrol perusahaan yang baik. Ada

banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan

kegiatan perusahaan, namun perlu diperhatikan pula batasan-batasan yang ada,

karena dampak dari perilaku perusahaan akan kembali dirasakan oleh perusahaan

itu sendiri baik dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek.

C. Saran

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

pengaruh tax avoidance terhadap nilai perusahaan dan agency cost dengan

kepemilikan institusional sebagai Moderating. Berikut adalah saran yang dapat

dipertimbangkan bagi peneliti yang akan dating yaitu :

1) Peneliti selanjutnya bisa menggunakan tax avoidance untuk jangka panjang

yang diukur dengan perhitungan kumulative selama 10 tahun. Menurut Dyreng

et. al, (2008) perhitungan dalam jangka panjang diharapkan mampu

Page 105: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

87

menghapuskan permanent difference sehingga benar-benar mencerminkan

perilaku tax avoidance yang dilakukan oleh perusahaan di Indonesia.

2) Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperluas lingkup penelitian, tidak

hanya pada perusahaan manufaktur dan periode penelitian ditambah waktunya

supaya di peroleh hasil penelitian yang akurat dalam jangka panjang.

3) Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat menambah variabel lainnya seperti

efektivitas komite audit , transparansi perusahaan dan karakter eksekutif.

Page 106: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

88

Daftar Pustaka

Ampriyanti, Ni Made dan Aryani Ni Kt Lely M, “PengaruhTax AvoidanceJangka

Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Karakter Eksekutif Sebagai

Variabel Pemoderasi”, ISSN: 2302-8556, E-Jurnal Akuntansi Universitas

Udayana, Vol.16, No. 3, 2016.

Annisa ,Nuralifmida A dan Lulus Kurniasih, “ PengaruhCorporate Governance

TerhadapTax Avoidance”, Jurnal Akuntansi & Auditing, Vol 8,No. 2,Mei

2012.

Budiman, Judi dan Setiyono,“Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap

Penghindaran Pajak (Tax Avoidance)”, Simposium Nasional Akuntansi XV,

Banjarmasin, 2012

Chasbiandani, Tryas dan Dwi Martani, “Pengaruh Tax Avoidance Jangka

Panjang Terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XV,

Banjarmasin, 2012.

Chen , Xudong, Na Hu, Xue Wang dan Xiaofei Tang, “Tax Avoidance and Firm

Value: Evidence From China”, Nankai Business Review International, Vol.

5 No. 1, 2014.

Christiawan, Yulius Jogi dan Josua Tarigan,“Kepemilikan Manajerial: Kebijakan

Hutang, Kinerja dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan,

Vol. 9, No. 1, 2007.

Damayanti , Fitri dan Tridahus Susanto, “Pengaruh Komite Audit, Kualitas Audit,

Kepemilikan Institusional, Risiko Perusahaan dan Return On Assets

Terhadap Tax Avoidance”, ESSENSI Jurnal Bisnis dan Manajemen, Vol. 5,

No. 2, 2015.

Desai, Mihir.A. dan Dhammika Dharmapala, “Corporate Tax Avoidance And

Firm Value”,The Review of Economics and Statistics, 91(3): 537–546. 2009

Dyreng, Scott, Michelle Hanlon, dan Edward L.M,“Long Run Corporate Tax

Avoidance”, The Accounting Review, Vol. 83, No.1, pp. 61–82. 2008

Ghozali, Imam , “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program Edisi 7”,

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013.

Page 107: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

89

Ilmiani, Amalia dan Catur Ragil Sutrisno, “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Transparansi Perusahaan Sebagai Variabel

Moderating”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Pekalongan,2013.

Jonathan dan Vivi Adeyani Tandean, “Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi”, Unisbank

Semarang, 2016.

Kristanti, Emy Wdan Maswar Patuh P, “Pengaruh Good Corporate Governance

Sebagai Pemoderasi Hubungan Manajemen Laba Terhadap Nilai

Perusahaan”, ISSN : 2460-0585, Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi, Vol. 5,

No.3, 2016.

Kurniasih, Tommy dan Maria Ratna Sari, “Pengaruh Return on Assets, Leverage,

Corporate Governance, Ukuran Perusahaan dan Kompensasi Rugi Fiskal

pada Tax Avoidance”, Buletin Studi Ekonomi. ISSN 1410-4628 , Volume

18, No. 1, 2013.

Lestari, Nanik, Ratna Wardhani, dan Vita Anggraita,“Pengaruh Perencanaan

Pajak Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Moderasi Corporate

Governance”, Simposium Nasional Akuntansi XVII, Mataram, 2014.

Lestari, Nanik, “Pengaruh Tax Planning Terhadap Nilai Perusahaan”,

Akuntabilitas:Vol. VII No. 1, April 2014.

Mardiasmo, “ Perpajakan Edisi Revisi 2011”, Yogyakarta : Penerbit Andi, 2011.

Purwanto ,Gabriela Kdan Ronny H Mustamu,”Studi Deskriptif Penerapan

Prinsip-Prinsi Good Corporate Governance Pada Perusahaan Keluarga di

Bidang Manufaktur Kayu”, AGORA Vol. 1, No. 1, 2013.

Pohan, Chairil A, “Manajemen Perpajakan”, Jakarta: Gramedia, 2013.

Resmi, Siti, “Perpajakan: Teori dan Kasus”, Jakarta: Salemba Empat, 2014.

Santoso, Singgih, “ Statisitik Parametrik Konsep dan Aplikasi dengan SPSS”, PT.

Elex Media Komputindo Gramfia, 2010.

Sartika, Dewi dan Fidiana, “Moderasi Kepemilikan Institusional terhadap

Hubungan Perencanaan Pajak dan Nilai Perusahaan”, Jurnal Ilmu & Riset

Akuntansi,Vol. 4 ,No. 12,2015.

Page 108: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

90

Septiawan, I Kadek H dan Ni Gst Putu Wirawati, “Pengaruh Kepemilikan Asing,

Ukuran Perusahaan, Kebijakan Utang Pada Kos Keagenan”, ISSN: 2302-

8556, E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol.17, No 1,2016.

Simarmata, Ari Putra P, “Pengaruh Tax Avoidance Jangka Panjang Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel

Pemoderasi”, ISSN: 2337-3806, Diponegoro Journal of Accounting , Vol.

3, No. 3, 2014.

Suandy, Erly, “Perencanaan Pajak”, Jakarta: Salemba Empat, 2011.

Sudiyatno, Bambang dan Elen Puspitasari, “Tobin's Q and Altman Z-Score as

Indicators of Performance Measurement Company”,ISSN : 1979-4886

,Kajian Akuntansi, ,Vol. 2. No. 1, Februari 2010.

Sugiyono,“Statistika Untuk Penelitian”, Bandung: Alfabeta, 2013.

Sunyoto, Danang, “ Praktik SPSS Untuk Kasus”, Yogyakarta : Nuha Medika,

2011.

Susanti, Rini dan Titik Mildawati,”Pengaruh Kpemilikan Manajerial,

Kepemilikan Institusional dan Corporate Social Responsibility Terhadap

Nilai Perusahaan”,Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi, Vol. 3, No. 1, 2014

Ujiyantho, Arief. dan Bambang Agus P, “Mekanisme Corporate Governance.

Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan”, Simposium Nasional Akuntansi

X, Makassar, 2007.

Victory, Galant dan Charoline Cheisviyani, “Pengaruh Tax Avoidance Jangka

Panjang Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Kepemilikan Institusional

Sebagai Variabel Pemoderasi Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014”,Jurnal WRA, Vol 4, No. 1, April

2016.

Waluyo,” Perpajakan Indonesia”, Jakarta : Salemba Empat, 2009.

Wang, Xiaohang, “Tax Avoidance, Corporate Transparency, and Firm Value”,

Research Paper, 2010.

Page 109: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

91

Wida, Ni Putu P. D dan I Wayan Suartana, “ Pengaruh Kepemlikan Manajerial

dan Kepemilikan Institusiona Pada Nilai Perusahaan”, ISSN: 2302-8556 , E-

Jurnal Akuntansi Universitas Udayana Vol 9, No.3, 2014.

Winanto, dan Widayat, “Pengaruh Perencanaan Pajak dan Mekanisme Corporate

Governance terhadap Nilai Perusahaan”, Makalah Simposium Nasional

Akuntansi XVI, Manado, 2013.

Winata, Fenny, “PengaruhCorporate Governance. Terhadap Tax AvoidancePada

Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013”, Tax &

Accounting Review Vol. 4, No.1, 2014.

www.Bisnis.com.

www.idx.co.id

www.Kemenkeu.go.id

www.Ortax.org

www.sahamok.com

.

Page 110: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

92

LAMPIRAN – LAMPIRAN

Page 111: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

93

Lampiran 1

Data Daftar Perusahaan Sampel

No Nama Perusahaan Kode Perusahaan

1 PT. Akasha Wira International Tbk ADES

2 PT. Alkindo Naratama Tbk ALDO

3 PT. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG

4 PT. Astra International Tbk ASII

5 PT. Astra Otoparts Tbk AUTO

6 PT. Darya Varia Laboratoria Tbk DVLA

7 PT. Ekadharma International Tbk EKAD

8 PT. Champion Pacific Indonesia Tbk IGAR

9 PT. JAPFA Comfeed Indonesia Tbk JPFA

10 PT. Kimia Farma Tbk KAEF

11 PT. KMI Wire and Cable Tbk KBLI

12 PT. Lion Metal Works Tbk LION

13 PT. Lionmesh Prima Tbk LMSH

13 PT. Nipress Tbk NIPS

15 PT. Pyridam Farma Tbk PYFA

16 PT, Holcim Indonesia Tbk SMCB

17 PT. Mandom Indonesia Tbk TCID

18 PT. Tempo Scan Pacific Tbk TSPC

19 PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

20 PT. Siantartop Top Tbk STTP

21 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk AISA

20 PT, Holcim Indonesia Tbk SMCB

Page 112: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

94

Lampiran 2

Perhitungan Variabel Nilai Perusahaan dan Agency Cost

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

1 ADES 2011 Rp595.796 Rp125.746 Rp190.302 2,49 Rp299.409 Rp316.048 0,95

2 ADES 2012 Rp1.132.602 Rp209.122 Rp179.972 3,37 Rp476.639 Rp389.094 1,22

3 ADES 2013 Rp1.179.793 Rp264.778 Rp176.286 3,07 Rp502.524 Rp441.064 1,14

4 ADES 2014 Rp811.108 Rp295.799 Rp209.066 2,02 Rp578.784 Rp504.865 1,15

5 ADES 2015 Rp598.745 Rp328.369 Rp324.855 1,41 Rp669.725 Rp653.224 1,03

6 ALDO 2011 Rp203.500 Rp81.783 Rp82.740 1,74 Rp244.803 Rp164.523 1,49

7 ALDO 2012 Rp258.500 Rp94.306 Rp90.591 1,89 Rp279.604 Rp184.897 1,51

8 ALDO 2013 Rp363.000 Rp139.883 Rp161.596 1,74 Rp399.346 Rp301.479 1,32

9 ALDO 2014 Rp404.250 Rp159.423 Rp197.392 1,69 Rp493.882 Rp356.815 1,38

10 ALDO 2015 Rp404.250 Rp170.929 Rp195.082 1,64 Rp538.362 Rp366.011 1,47

11 AMFG 2011 Rp2.842.700 Rp2.145.200 Rp545.395 1,26 Rp2.596.271 Rp2.690.595 0,96

12 AMFG 2012 Rp3.602.200 Rp2.457.089 Rp658.332 1,37 Rp2.857.310 Rp3.115.421 0,92

13 AMFG 2013 Rp3.038.000 Rp2.760.727 Rp778.666 1,08 Rp3.216.480 Rp3.539.393 0,91

14 AMFG 2014 Rp3.493.700 Rp3.184.642 Rp733.749 1,08 Rp3.672.186 Rp3.918.391 0,94

15 AMFG 2015 Rp2.842.700 Rp3.390.223 Rp880.052 0,87 Rp3.665.989 Rp4.270.275 0,86

16 ASII 2011 Rp302.242.281 Rp75.838.000 Rp77.683.000 2,47 Rp162.564.000 Rp153.521.000 1,06

17 ASII 2012 Rp307.675.004 Rp89.814.000 Rp92.460.000 2,20 Rp188.053.000 Rp182.274.000 1,03

18 ASII 2013 Rp275.288.161 Rp106.188.000 Rp107.806.000 1,79 Rp193.880.000 Rp213.994.000 0,91

19 ASII 2014 Rp300.590.382 Rp120.324.000 Rp115.705.000 1,76 Rp201.701.000 Rp236.029.000 0,85

20 ASII 2015 Rp242.901.319 Rp126.533.000 Rp118.902.000 1,47 Rp184.196.000 Rp245.435.000 0,75

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 113: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

95

Lampiran 2 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

21 AUTO 2011 Rp13.109.674 Rp4.423.554 Rp2.241.333 2,30 Rp7.363.659 Rp6.664.887 1,10

22 AUTO 2012 Rp14.266.410 Rp5.485.099 Rp3.396.543 1,99 Rp8.277.485 Rp8.881.642 0,93

23 AUTO 2013 Rp17.592.025 Rp9.558.754 Rp3.058.924 1,64 Rp10.701.988 Rp12.617.678 0,85

24 AUTO 2014 Rp20.242.879 Rp10.136.557 Rp4.244.369 1,70 Rp12.255.427 Rp14.380.926 0,85

25 AUTO 2015 Rp17.711.573 Rp10.143.426 Rp4.195.684 1,53 Rp11.723.787 Rp14.339.110 0,82

26 DVLA 2011 Rp1.288.000 Rp727.917 Rp200.374 1,60 Rp951.839 Rp928.291 1,03

27 DVLA 2012 Rp1.892.800 Rp841.546 Rp233.145 1,98 Rp1.087.380 Rp1.074.691 1,01

28 DVLA 2013 Rp2.464.000 Rp914.703 Rp275.351 2,30 Rp1.101.684 Rp1.190.054 0,93

29 DVLA 2014 Rp1.892.800 Rp962.431 Rp273.816 1,75 Rp1.103.822 Rp1.236.247 0,89

30 DVLA 2015 Rp1.456.000 Rp973.517 Rp402.761 1,35 Rp1.306.098 Rp1.376.278 0,95

31 EKAD 2011 Rp195.653 Rp147.646 Rp89.947 1,20 Rp328.460 Rp237.593 1,38

32 EKAD 2012 Rp244.571 Rp191.978 Rp81.916 1,19 Rp385.037 Rp273.894 1,41

33 EKAD 2013 Rp272.522 Rp237.708 Rp105.894 1,10 Rp418.669 Rp343.602 1,22

34 EKAD 2014 Rp359.882 Rp273.199 Rp138.150 1,21 Rp526.574 Rp411.349 1,28

35 EKAD 2015 Rp279.510 Rp291.961 Rp97.730 0,97 Rp531.538 Rp389.691 1,36

36 IGAR 2011 Rp498.750 Rp290.586 Rp64.994 1,59 Rp512.774 Rp355.580 1,44

37 IGAR 2012 Rp393.750 Rp242.029 Rp70.314 1,49 Rp556.446 Rp312.343 1,78

38 IGAR 2013 Rp286.800 Rp225.743 Rp89.004 1,19 Rp643.403 Rp314.747 2,04

39 IGAR 2014 Rp217.774 Rp263.451 Rp86.444 0,87 Rp737.863 Rp349.895 2,11

40 IGAR 2015 Rp306.244 Rp310.464 Rp73.472 0,99 Rp677.332 Rp383.936 1,76

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjut

Page 114: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

96

Lampiran 2 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

41 JPFA 2011 Rp7.924.377 Rp3.785.347 Rp4.481.070 1,50 Rp15.633.068 Rp8.266.417 1,89

42 JPFA 2012 Rp12.981.042 Rp4.763.327 Rp6.198.137 1,75 Rp17.832.702 Rp10.961.464 1,63

43 JPFA 2013 Rp12.981.042 Rp5.245.222 Rp9.672.368 1,52 Rp21.412.085 Rp14.917.590 1,44

44 JPFA 2014 Rp10.108.188 Rp5.289.994 Rp10.440.441 1,31 Rp24.458.880 Rp15.730.435 1,55

45 JPFA 2015 Rp6.756.526 Rp6.109.692 Rp6.756.526 1,05 Rp25.022.913 Rp12.866.218 1,94

46 KAEF 2011 Rp1.888.360 Rp1.252.506 Rp541.736 1,35 Rp3.481.166 Rp1.794.242 1,94

47 KAEF 2012 Rp4.109.960 Rp1.441.534 Rp634.814 2,29 Rp3.734.241 Rp2.076.348 1,80

48 KAEF 2013 Rp3.276.860 Rp1.624.355 Rp847.585 1,67 Rp4.348.074 Rp2.471.940 1,76

49 KAEF 2014 Rp8.136.610 Rp1.811.144 Rp1.157.041 3,13 Rp4.521.024 Rp2.968.185 1,52

50 KAEF 2015 Rp4.831.980 Rp1.862.097 Rp1.374.127 1,92 Rp4.860.371 Rp3.236.224 1,50

51 KBLI 2011 Rp416.752 Rp719.927 Rp363.597 0,72 Rp1.841.939 Rp1.083.524 1,70

52 KBLI 2012 Rp749.353 Rp845.141 Rp316.557 0,92 Rp2.273.197 Rp1.161.698 1,96

53 KBLI 2013 Rp569.027 Rp886.650 Rp450.579 0,76 Rp2.572.350 Rp1.337.229 1,92

54 KBLI 2014 Rp557.006 Rp940.757 Rp396.594 0,71 Rp2.384.078 Rp1.337.351 1,78

55 KBLI 2015 Rp476.861 Rp1.027.362 Rp524.438 0,65 Rp2.662.038 Rp1.551.800 1,72

56 LION 2011 Rp273.084 Rp302.060 Rp63.756 0,92 Rp268.414 Rp365.816 0,73

57 LION 2012 Rp540.966 Rp371.829 Rp61.668 1,39 Rp333.922 Rp433.497 0,77

58 LION 2013 Rp624.192 Rp415.784 Rp82.784 1,42 Rp333.674 Rp498.568 0,67

59 LION 2014 Rp483.784 Rp443.979 Rp156.124 1,07 Rp377.623 Rp600.103 0,63

60 LION 2015 Rp546.168 Rp454.999 Rp184.731 1,14 Rp389.251 Rp639.730 0,61

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 115: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

97

Lampiran 2 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

61 LMSH 2011 Rp48.000 Rp57.203 Rp40.816 0,91 Rp207.523 Rp98.019 2,12

62 LMSH 2012 Rp100.800 Rp97.525 Rp31.023 1,03 Rp223.079 Rp128.548 1,74

63 LMSH 2013 Rp76.800 Rp110.468 Rp31.230 0,76 Rp256.211 Rp141.698 1,81

64 LMSH 2014 Rp61.920 Rp115.951 Rp23.964 0,61 Rp249.072 Rp139.915 1,78

65 LMSH 2015 Rp50.400 Rp112.441 Rp21.341 0,54 Rp174.599 Rp133.782 1,31

66 NIPS 2011 Rp80.000 Rp165.998 Rp280.690 0,81 Rp579.224 Rp446.688 1,30

67 NIPS 2012 Rp82.000 Rp214.913 Rp310.716 0,75 Rp702.719 Rp525.629 1,34

68 NIPS 2013 Rp234.000 Rp235.946 Rp562.462 1,00 Rp911.064 Rp798.408 1,14

69 NIPS 2014 Rp724.007 Rp575.894 Rp630.960 1,12 Rp1.015.868 Rp1.206.854 0,84

70 NIPS 2015 Rp631.833 Rp609.003 Rp938.717 1,01 Rp987.863 Rp1.547.720 0,64

71 PYFA 2011 Rp94.714 Rp82.397 Rp35.637 1,10 Rp151.094 Rp118.034 1,28

72 PYFA 2012 Rp94.709 Rp87.705 Rp48.144 1,05 Rp176.731 Rp135.849 1,30

73 PYFA 2013 Rp78.657 Rp93.901 Rp81.218 0,91 Rp192.556 Rp175.119 1,10

74 PYFA 2014 Rp72.236 Rp96.559 Rp76.718 0,86 Rp222.302 Rp173.277 1,28

75 PYFA 2015 Rp59.929 Rp101.222 Rp58.729 0,74 Rp217.844 Rp159.951 1,36

76 SMCB 2011 Rp16.666.807 Rp7.527.260 Rp3.423.241 1,83 Rp7.523.964 Rp10.950.501 0,69

77 SMCB 2012 Rp22.222.400 Rp8.418.056 Rp3.750.461 2,13 Rp9.011.076 Rp12.168.517 0,74

78 SMCB 2013 Rp17.443.098 Rp8.772.947 Rp6.122.043 1,58 Rp9.686.262 Rp14.894.990 0,65

79 SMCB 2014 Rp16.743.437 Rp8.758.592 Rp8.436.760 1,46 Rp10.528.723 Rp17.195.352 0,61

80 SMCB 2015 Rp7.624.586 Rp8.449.857 Rp8.871.708 0,95 Rp9.239.022 Rp17.321.565 0,53

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 116: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

98

Lampiran 2 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

81 TCID 2011 Rp1.548.213 Rp1.020.413 Rp110.452 1,47 Rp1.654.671 Rp1.130.865 1,46

82 TCID 2012 Rp2.211.733 Rp1.096.822 Rp164.751 1,88 Rp1.851.153 Rp1.261.573 1,47

83 TCID 2013 Rp2.392.693 Rp1.182.991 Rp282.961 1,83 Rp2.027.899 Rp1.465.952 1,38

84 TCID 2014 Rp3.523.693 Rp1.283.504 Rp569.731 2,21 Rp2.308.204 Rp1.853.235 1,25

85 TCID 2015 Rp3.317.600 Rp1.714.871 Rp367.226 1,77 Rp2.314.890 Rp2.082.097 1,11

86 TSPC 2011 Rp11.475.000 Rp3.045.936 Rp1.204.438 2,98 Rp5.780.664 Rp4.250.374 1,36

87 TSPC 2012 Rp16.537.500 Rp3.353.156 Rp1.279.829 3,85 Rp6.630.810 Rp4.632.985 1,43

88 TSPC 2013 Rp14.625.000 Rp3.862.952 Rp1.545.006 2,99 Rp6.854.889 Rp5.407.958 1,27

89 TSPC 2014 Rp12.892.500 Rp4.132.339 Rp1.460.391 2,57 Rp7.512.115 Rp5.592.730 1,34

90 TSPC 2015 Rp7.875.000 Rp4.337.141 Rp1.947.558 1,56 Rp8.181.842 Rp6.284.699 1,30

91 TOTO 2011 Rp2.476.800 Rp760.451 Rp579.029 2,28 Rp1.341.927 Rp1.339.480 1,00

92 TOTO 2012 Rp3.294.144 Rp898.165 Rp624.499 2,57 Rp1.576.763 Rp1.522.664 1,04

93 TOTO 2013 Rp3.814.272 Rp1.035.650 Rp710.527 2,59 Rp1.711.307 Rp1.746.177 0,98

94 TOTO 2014 Rp3.938.112 Rp1.231.912 Rp796.096 2,33 Rp2.053.630 Rp2.028.008 1,01

95 TOTO 2015 Rp7.172.400 Rp1.491.943 Rp947.988 3,33 Rp2.278.674 Rp2.439.931 0,93

96 STTP 2011 Rp903.900 Rp490.065 Rp444.701 1,44 Rp1.027.684 Rp934.766 1,10

97 STTP 2012 Rp1.375.500 Rp479.691 Rp670.149 1,78 Rp1.283.736 Rp1.149.840 1,12

98 STTP 2013 Rp2.030.500 Rp695.128 Rp775.931 1,91 Rp1.694.935 Rp1.471.059 1,15

99 STTP 2014 Rp3.772.800 Rp817.594 Rp882.610 2,74 Rp2.170.464 Rp1.700.204 1,28

100 STTP 2015 Rp3.949.650 Rp1.008.809 Rp910.579 2,53 Rp2.544.278 Rp1.919.388 1,33

*dalam jutaan rupiah

Bersambung halaman selanjutnya

Page 117: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

99

Lampiran 2 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *MVE *BVE *D Tobinsq *Sales *Total Aset STA

101 AISA 2011 Rp1.448.370 Rp1.832.817 Rp1.757.492 0,89 Rp1.752.802 Rp3.590.309 0,49

102 AISA 2012 Rp3.160.080 Rp2.033.453 Rp1.834.123 1,29 Rp2.747.623 Rp3.867.576 0,71

103 AISA 2013 Rp4.184.180 Rp2.356.773 Rp2.664.051 1,36 Rp4.056.735 Rp5.020.824 0,81

104 AISA 2014 Rp6.742.967 Rp3.592.829 Rp3.779.017 1,43 Rp5.139.974 Rp7.371.846 0,70

105 AISA 2015 Rp3.894.506 Rp3.966.907 Rp5.094.072 0,99 Rp6.010.895 Rp9.060.979 0,66

*dalam jutaan rupiah

Page 118: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

100

Lampiran 3

Perhitungan Variabel Tax Avoidance dan Kepemilikan Institusional

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

1 ADES 2011 Rp849 Rp29.627 0,03 542.347.113 589.896.800 0,92 0,03

2 ADES 2012 Rp48 Rp76.631 0,00 542.347.113 589.896.800 0,92 0,00

3 ADES 2013 Rp4.924 Rp59.194 0,08 542.347.113 589.896.800 0,92 0,08

4 ADES 2014 Rp10.004 Rp41.511 0,24 542.347.113 589.896.800 0,92 0,22

5 ADES 2015 Rp12.688 Rp44.175 0,29 542.347.113 589.896.800 0,92 0,26

6 ALDO 2011 Rp3.020 Rp12.351 0,24 321.230.769 550.000.000 0,58 0,14

7 ALDO 2012 Rp4.092 Rp16.436 0,25 321.230.769 550.000.000 0,58 0,14

8 ALDO 2013 Rp6.457 Rp35.592 0,18 342.580.769 550.000.000 0,62 0,11

9 ALDO 2014 Rp10.519 Rp28.215 0,37 372.859.669 550.000.000 0,68 0,25

10 ALDO 2015 Rp9.625 Rp32.454 0,30 343.996.969 550.000.000 0,63 0,19

11 AMFG 2011 Rp142.884 Rp446.661 0,32 368.117.700 434.000.000 0,85 0,27

12 AMFG 2012 Rp114.270 Rp463.812 0,25 368.117.700 434.000.000 0,85 0,21

13 AMFG 2013 Rp103.124 Rp450.753 0,23 368.117.700 434.000.000 0,85 0,19

14 AMFG 2014 Rp161.705 Rp597.807 0,27 368.117.700 434.000.000 0,85 0,23

15 AMFG 2015 Rp152.968 Rp464.263 0,33 368.117.700 434.000.000 0,85 0,28

16 ASII 2011 Rp4.175.000 Rp25.772.000 0,16 21.861.118.696 40.483.553.140 0,54 0,09

17 ASII 2012 Rp5.688.000 Rp27.898.000 0,20 21.861.118.696 40.483.553.140 0,54 0,11

18 ASII 2013 Rp6.382.000 Rp27.523.000 0,23 22.249.760.806 40.483.553.140 0,55 0,13

19 ASII 2014 Rp5.588.000 Rp27.352.000 0,20 22.249.760.806 40.483.553.140 0,55 0,11

20 ASII 2015 Rp6.498.000 Rp19.630.000 0,33 38.698.228.447 40.483.553.140 0,96 0,32

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 119: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

101

Lampiran 3 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

21 AUTO 2011 Rp234.888 Rp1.255.083 0,19 3.688.203.070 3.855.786.400 0,96 0,18

22 AUTO 2012 Rp208.085 Rp1.263.368 0,16 3.688.203.070 3.855.786.400 0,96 0,16

23 AUTO 2013 Rp250.730 Rp1.268.604 0,20 4.680.098.517 4.819.733.000 0,97 0,19

24 AUTO 2014 Rp287.357 Rp1.108.055 0,26 4.680.098.517 4.819.733.000 0,97 0,25

25 AUTO 2015 Rp206.244 Rp433.596 0,48 4.680.098.517 4.819.733.000 0,97 0,46

26 DVLA 2011 Rp45.328 Rp166.325 0,27 1.037.800.912 1.120.000.000 0,93 0,25

27 DVLA 2012 Rp50.137 Rp204.477 0,25 1.037.800.912 1.120.000.000 0,93 0,23

28 DVLA 2013 Rp58.371 Rp175.757 0,33 1.037.800.912 1.120.000.000 0,93 0,31

29 DVLA 2014 Rp49.087 Rp105.866 0,46 1.037.800.912 1.120.000.000 0,93 0,43

30 DVLA 2015 Rp35.266 Rp144.438 0,24 1.037.800.912 1.120.000.000 0,93 0,23

31 EKAD 2011 Rp8.454 Rp35.219 0,24 527.200.720 698.775.000 0,75 0,18

32 EKAD 2012 Rp10.174 Rp47.930 0,21 527.200.720 698.775.000 0,75 0,16

33 EKAD 2013 Rp13.696 Rp51.988 0,26 527.200.720 698.775.000 0,75 0,20

34 EKAD 2014 Rp18.518 Rp58.722 0,32 527.200.720 698.775.000 0,75 0,24

35 EKAD 2015 Rp16.995 Rp66.307 0,26 527.200.720 698.775.000 0,75 0,19

36 IGAR 2011 Rp25.009 Rp71.768 0,35 824.612.420 972.204.500 0,85 0,30

37 IGAR 2012 Rp21.664 Rp58.882 0,37 824.612.420 972.204.500 0,85 0,31

38 IGAR 2013 Rp19.778 Rp48.442 0,41 824.612.420 972.204.500 0,85 0,35

39 IGAR 2014 Rp16.346 Rp75.826 0,22 824.612.420 972.204.500 0,85 0,18

40 IGAR 2015 Rp20.729 Rp63.236 0,33 824.612.420 972.204.500 0,85 0,28

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 120: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

102

Lampiran 3 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

41 JPFA 2011 Rp460.757 Rp872.309 0,53 1.226.139.947 2.132.104.582 0,58 0,31

42 JPFA 2012 Rp363.036 Rp1.364.891 0,27 1.226.139.947 2.132.104.582 0,58 0,15

43 JPFA 2013 Rp328.117 Rp895.947 0,37 6.130.699.735 10.660.522.910 0,58 0,21

44 JPFA 2014 Rp389.169 Rp542.549 0,72 6.130.699.735 10.660.522.910 0,58 0,42

45 JPFA 2015 Rp132.844 Rp697.677 0,19 6.165.985.835 10.660.522.910 0,58 0,11

46 KAEF 2011 Rp55.410 Rp232.007 0,24 5.000.000.000 5.554.000.000 0,9 0,21

47 KAEF 2012 Rp74.800 Rp218.284 0,34 5.000.000.000 5.554.000.000 0,9 0,31

48 KAEF 2013 Rp99.023 Rp284.125 0,35 5.000.000.000 5.554.000.000 0,9 0,31

49 KAEF 2014 Rp50.182 Rp315.611 0,16 5.000.000.000 5.554.000.000 0,9 0,14

50 KAEF 2015 Rp68.191 Rp338.135 0,20 5.000.000.000 5.554.000.000 0,9 0,18

51 KBLI 2011 Rp24.592 Rp94.128 0,26 2.954.752.814 4.007.235.107 0,74 0,19

52 KBLI 2012 Rp44.997 Rp172.555 0,26 2.954.752.814 4.007.235.107 0,74 0,19

53 KBLI 2013 Rp64.857 Rp105.179 0,62 2.954.752.814 4.007.235.107 0,74 0,46

54 KBLI 2014 Rp44.409 Rp94.275 0,47 1.991.145.000 4.007.235.107 0,5 0,24

55 KBLI 2015 Rp45.087 Rp150.049 0,30 2.304.962.599 4.007.235.107 0,58 0,17

56 LION 2011 Rp14.711 Rp67.195 0,22 30.012.000 52.016.000 0,58 0,13

57 LION 2012 Rp20.360 Rp103.652 0,20 36.941.000 52.016.000 0,71 0,14

58 LION 2013 Rp25.009 Rp74.475 0,34 36.941.000 52.016.000 0,71 0,24

59 LION 2014 Rp16.086 Rp62.858 0,26 36.941.000 52.016.000 0,71 0,18

60 LION 2015 Rp21.137 Rp58.452 0,36 36.941.000 52.016.000 0,71 0,26

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 121: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

103

Lampiran 3 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

61 LMSH 2011 Rp4.396 Rp15.148 0,29 3.092.700 9.600.000 0,32 0,09

62 LMSH 2012 Rp4.924 Rp45.071 0,11 3.092.700 9.600.000 0,32 0,03

63 LMSH 2013 Rp3.859 Rp19.438 0,20 3.092.700 9.600.000 0,32 0,06

64 LMSH 2014 Rp4.769 Rp11.007 0,43 3.092.700 9.600.000 0,32 0,14

65 LMSH 2015 Rp1.484 Rp3.807 0,39 3.092.700 9.600.000 0,32 0,12

66 NIPS 2011 Rp8.407 Rp24.780 0,34 7.422.500 20.000.000 0,37 0,13

67 NIPS 2012 Rp7.880 Rp29.363 0,27 7.422.500 20.000.000 0,37 0,10

68 NIPS 2013 Rp14.528 Rp45.584 0,32 7.422.500 20.000.000 0,37 0,12

69 NIPS 2014 Rp23.677 Rp67.390 0,35 935.237.319 1.486.666.666 0,63 0,22

70 NIPS 2015 Rp18.213 Rp41.752 0,44 935.237.319 1.486.666.666 0,63 0,27

71 PYFA 2011 Rp2.283 Rp7.085 0,32 288.119.974 535.080.000 0,54 0,17

72 PYFA 2012 Rp2.736 Rp7.972 0,34 288.119.974 535.080.000 0,54 0,19

73 PYFA 2013 Rp1.759 Rp8.500 0,21 288.119.974 535.080.000 0,54 0,11

74 PYFA 2014 Rp1.856 Rp4.207 0,44 288.119.974 535.080.000 0,54 0,24

75 PYFA 2015 Rp1.606 Rp4.555 0,35 288.119.974 535.080.000 0,54 0,19

76 SMCB 2011 Rp370.273 Rp1.533.257 0,24 6.179.612.870 7.662.900.000 0,81 0,20

77 SMCB 2012 Rp595.674 Rp1.872.712 0,32 6.179.612.870 7.662.900.000 0,81 0,26

78 SMCB 2013 Rp483.644 Rp1.336.548 0,36 6.179.612.870 7.662.900.000 0,81 0,29

79 SMCB 2014 Rp482.679 Rp1.007.397 0,48 6.179.612.870 7.662.900.000 0,81 0,39

80 SMCB 2015 Rp143.274 Rp350.418 0,41 6.179.612.870 7.662.900.000 0,81 0,33

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 122: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

104

Lampiran 3 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

81 TCID 2011 Rp51.328 Rp190.143 0,27 158.472.025 201.066.667 0,79 0,21

82 TCID 2012 Rp54.977 Rp203.263 0,27 158.472.025 201.066.667 0,79 0,21

83 TCID 2013 Rp61.366 Rp218.298 0,28 158.472.025 201.066.667 0,79 0,22

84 TCID 2014 Rp66.872 Rp239.429 0,28 158.472.025 201.066.667 0,79 0,22

85 TCID 2015 Rp52.567 Rp583.122 0,09 148.334.673 201.066.667 0,74 0,07

86 TSPC 2011 Rp10.558 Rp60.382 0,17 4.276.414.818 4.500.000.000 0,95 0,17

87 TSPC 2012 Rp17.228 Rp93.117 0,19 3.477.850.818 4.500.000.000 0,77 0,14

88 TSPC 2013 Rp31.267 Rp142.799 0,22 3.477.850.818 4.500.000.000 0,77 0,17

89 TSPC 2014 Rp53.340 Rp167.765 0,32 3.517.335.218 4.500.000.000 0,78 0,25

90 TSPC 2015 Rp51.222 Rp232.005 0,22 3.517.335.218 4.500.000.000 0,78 0,17

91 TOTO 2011 Rp84.283 Rp293.027 0,29 47.045.842 49.536.000 0,95 0,27

92 TOTO 2012 Rp83.355 Rp336.282 0,25 476.604.320 495.360.000 0,96 0,24

93 TOTO 2013 Rp91.876 Rp323.205 0,28 476.604.320 495.360.000 0,96 0,27

94 TOTO 2014 Rp99.228 Rp381.883 0,26 953.168.640 990.720.000 0,96 0,25

95 TOTO 2015 Rp117.555 Rp381.574 0,31 953.168.640 990.720.000 0,96 0,30

96 STTP 2011 Rp10.558 Rp60.382 0,17 743.600.500 1310000000 0,57 0,10

97 STTP 2012 Rp17.228 Rp93.117 0,19 743.600.500 1310000000 0,57 0,11

98 STTP 2013 Rp31.267 Rp142.799 0,22 743.600.500 1310000000 0,57 0,12

99 STTP 2014 Rp53.340 Rp167.765 0,32 743.600.500 1310000000 0,57 0,18

100 STTP 2015 Rp51.222 Rp232.005 0,22 743.600.500 1310000000 0,57 0,13

*dalam jutaan rupiah

Bersambung pada halaman selanjutnya

Page 123: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

105

Lampiran 3 ( Lanjutan )

No Kode Tahun *Cash Tax Paid *Pretax Income CETR Saham Institusi Saham Beredar INST CETRINST

101 AISA 2011 Rp12.232 Rp185.179 0,07 1.737.976.061 2.926.000.000 0,59 0,04

102 AISA 2012 Rp24.525 Rp324.465 0,08 1.564.634.061 2.926.000.000 0,53 0,04

103 AISA 2013 Rp25.685 Rp449.586 0,06 1.630.068.394 2.926.000.000 0,56 0,03

104 AISA 2014 Rp36.170 Rp484.284 0,07 1.998.519.189 3.218.600.000 0,62 0,05

105 AISA 2015 Rp67.000 Rp500.435 0,13 2.028.320.511 3.218.600.000 0,63 0,08

*dalam jutaan rupiah

Page 124: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

106

Lampiran 4

Output Hail Pengujian Data Dengan SPSS

Page 125: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

107

Page 126: Dengan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Moderatingrepository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36279/1/RIFKI AZHAR-FEB.pdf · ii Pengaruh Tax Avoidance Terhadap Nilai

108