DEMOKRASI

10
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia, Nilai, Moral dan Hukum merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan. Semua hal tersebut saling berkaitan dalam kehidupan sosial dan budaya. Namun demikian, banyak dari kita yang tidak mengetahui pengertian dari masing-masing kata tersebut dan bagaimana keterkaitan dari Manusia, Nilai, Moral dan Hukum. Oleh karena itu, makalah ini kami buat untuk menjelaskan masing-masing pengertian dan bagaimana keterkaitannya dalam kehidupan kita. B. RUMUSAN MASALAH 1. Pengertian nilai 2. Hakikat Nilai Moral dalam Kehidupan Manusia 3. Metode Menemukan Hirarki Nilai dalam Pendidikan 4. Manusia dan Hukum 5. Hubungan Hukum dan Moral 6. Problematika Pembinaan Nilai Moral C. TUJUAN PENULISAN Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menjelaskan pengertian dari nilai, moral dan hukum. Serta menjelaskan keterkaitan satu sama lain dari nilai, moral dan hukum. Makalah ini juga mengangkat problematika pembinaan moral yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat.

Transcript of DEMOKRASI

Page 1: DEMOKRASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia, Nilai, Moral dan Hukum merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.

Semua hal tersebut saling berkaitan dalam kehidupan sosial dan budaya. Namun demikian,

banyak dari kita yang tidak mengetahui pengertian dari masing-masing kata tersebut dan

bagaimana keterkaitan dari Manusia, Nilai, Moral dan Hukum.

Oleh karena itu, makalah ini kami buat untuk menjelaskan masing-masing

pengertian dan bagaimana keterkaitannya dalam kehidupan kita.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian nilai

2. Hakikat Nilai Moral dalam Kehidupan Manusia

3. Metode Menemukan Hirarki Nilai dalam Pendidikan

4. Manusia dan Hukum

5. Hubungan Hukum dan Moral

6. Problematika Pembinaan Nilai Moral

C. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari penulisan makalah ini untuk menjelaskan pengertian dari nilai, moral

dan hukum. Serta menjelaskan keterkaitan satu sama lain dari nilai, moral dan hukum.

Makalah ini juga mengangkat problematika pembinaan moral yang timbul dalam kehidupan

bermasyarakat.

Page 2: DEMOKRASI

2

BAB II

PEMBAHASAN

DEMOKRASI : TEORI DAN AKSI

Dalam tatanan kehidupan demokrasi terkandung nilai dan prinsip bagaimana

seharusnya seseorang atau kelompok warga negara dan lembaga kenegaraan berperilaku

mencerminkan nilai-nilai demokratis dalam rangka menjaga kepentingan dan kehidupan bersama

secara rasional, toleran, adil dan damai. Demokrasi menjadi salah satu dari 3 unsur yang saling

berhubungan satu dengan yang lainnya dalam rangka mewujudkan Indonesia yang baru.

A. HAKIKAT DEMOKRASI

Secara garis besar demokrasi adalah sebuah sistem sosial-politik modern yang paling

baik diantara sistem atau ideologi yang ada. Menurut pakar hukum Moh. Mahfud MD, ada

dua alasan dipilihnya demokrasi sebagai sistem bermasyarakat dan bernegara. Pertama.

Hampir semua negara di dunia ini telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang

fundamental. Kedua, demokrasi sebagai asas kenegaraan esensial telah memberikan arah

bagi peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai sebuah organisasi

tertingginya.

Secara etmologis, demokrasi berasal dari kata “demos” yang artinya rakyat atau

penduduk suatu tempat dan “cratein” yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Gabungan

dua kata demos-cratos memiliki arti suatu keadaan negara di mana sistem pemerintahannya

kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan bersama

rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

Secara terminologi demokrasi dinyatakan oleh para ahli sebagai berikut :

Joseph A. Schmeter mengatakan demokrasi merupakan suatu perencanaan

institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-individu

memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan kompetitif atas

suara rakyat.

Sidney Hook berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana

keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak

langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas

dari rakyat dewasa.

Philippe C. Schmitter dan Terry Lynn Karl menyatakan demokrasi sebagai suatu

sistem pemerintahan dimana pemerintah dimintai tanggung jawab atas

tindakan-tindakan mereka di wilayah publik oleh warga negara, yang bertindak

seara tidak langsung melalui kompetisi dan kerja sama dengan para wakil

mereka yang telah terpilih.

Henry B. Mayo menyatakan demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu

sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar

mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam

pemilihan-pemilihan berkalayang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan

diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.

Page 3: DEMOKRASI

3

Sedikit berbeda dengan pandangan para ahli di atas, pakar politik Indonesia Affan

Ghaffar memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu, secara normatif dan empirik.

Demokrasi normatif adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan oleh sebuah

negara. Sedangkan demokrasi empirik adalah demokrasi dalam perwujudan pada dunia

politik praktis.

Dari semua pendapat di atas ada suatu kesamaan tentang arti dari demokrasi yaitu

sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara demokrasi meletakkan rakyat sebagai

komponen penting dalam proses dan praktik-praktik berdemokrasi.

Dari beberapa pendapat di atas dapat juga disimpulkan bahwa sebagai suatu sistem

bermasyarakat dan bernegara hakikat demokrasi adalah peran utama rakyat dalam proses

sosial dan politik. Dengan kata lain sebagai pemerintahan di tangan rakyat mengandung tiga

hal: pemerintahan dari rakyat (government of the poeple), pemerintahan oleh rakyat

(government by the people), pemerintahan oleh rakyat (government for the people). Tiga

faktor ini merupakan tolak ukur umum dari suatu pemerintahan yang demokratis. Ketiganya

dapat dijelaskan sebagai berikut:

Pertama, pemerintahan dari rakyat (government of the people) memiliki

pengertian bahwa pemerintahan yang sah adalah suatu pemerintahan yang

mendapat pengakuan dan dukungan mayoritas rakyat melalui mekanisme

demokrasi, yaitu pemilu.

Kedua, pemerintahan dari rakyat (government by the people) memiliki pengertian

bahwa suatu pemerintahan menjalankan kekuasaannya atas nama rakyat, bukan

atas dorongan pribadi elit negara atau elit demokrasi.

Ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for the people) mengandung

pengertian bahwa kekuasaan yang diberikan oleh rakyat kepada pemerintah harus

dijalankan untuk kepentingan rakyat. Kepentingan rakyat umum harus dijadikan

landasan utama kebijakan sebuah pemerintah yang demokratis.

DEMOKRASI : Pandangan dan Tatanan Kehidupan Bersama

Menurut Nurcholis Madjid, demokrasi bukanlah kata benda, tapi lebih merupakan kata

kerja yang mengandung makna sebagai proses dinamis. Karena itu demokrasi harus diupayakan

dan biasakan dalam kehidupan sehari-hari. Demokrasi dalam kerangka di atas berarti sebuah

proses melaksanakan nilai-nilai civility (keadaban) dalam bernegara dan bermasyarakat. Menurut

Cak Nur (panggilan akrab Nurcholis Madjid), pandangan hidup demokratis dapat bersandar pada

bahan-bahan yang telah berkembang bai secara teoritis maupun pengalaman praktis di negeri-

negeri yang demokrasinya sudah mapan.ada enam norma atau unsur pokok yang dibutuhkan

oleh tatanan masyarakat yang demokratis, antara lain :

1) Kesadaran akan pluralisme

2) Musyawarah

3) Cara haruslah sejalan dengan tujuan

4) Norma kejujuran dalam permufakatan

Page 4: DEMOKRASI

4

5) Kebebasan nurani, persamaan hak, dan kewajiban

6) Trial and error (percobaan dan salah)

SEJARAH DEMOKRASI DI INDONESIA

A. PERIODE 1945-1959

Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi perlementer. Sistem ini mulai

berlaku sebulan sesudah kemerdekaan RI. Namun, model demokrasi ini dianggap

kurang cocok untuk Indonesia. Demokrasi perlementer ini berakhir seiring dengan

dikeluarkannya Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959, yang menegaskan berlakunya

kembali UUD 1945.

B. PERIODE 1959-1965

Pada periode ini dikenal denga demokrasi terpimpin. Ciri-ciri demokrasi ini adalah

dominasi politik presiden dan berkembangnya pengaruh komunis dan peranan

tentara (ABRI) dalam panggung politik nasional. Akhir dari sistem demokrasi

terpimpin ini adalah peristiwa G30/S PKI tahun 1965.

C. PERIODE 1965-1998

Periode ini dikenal dengan pemerintaha orde baru. Orde baru, sebagaimana

dinyatakan pendukungnya adalah upaya meluruskan kembali penyelewengan

terhadap UUD 1945 yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Demokrasi pada

masa ini disebut juga dengan demokrasi pancasila. Ketidakdemokrasian pada masa

orde baru seperti yang disebutkan oleh M. Rusli Karim adalah

Dominannya peran militer

Birokratisasi dan sentralisasi penganbilan keputusa politik

Pengebirian peran dan fungsi partai politik

Campur tangan pemerintah dalam berbagai urusan parpol dan publik

Politik masa mengambang

Monolitisasi ideologi negara

Inkorporasi lembaga non pemerintah

D. PERIODE 1998-SEKARANG

Periode ini disebut sebagai demokrasi pasca-orde baru atau sekarang yang lazim

disebut dengan reformasi. Masa ini dimulai ketika lengsernya pemerintahan

presiden Soeharto pada tahun 1998, setelah menjabat lebih dari 30 tahun.

Penyelewengan yang dilakukan pada masa pemerintahan sebelumnya terhadap

pancasila membuat sebagian masyarakat antipati terhadap pancasila. Demokrasi

yang diusung pada masa reformasi ini adalah demokrasi yang sesungguhnya dimana

hak rakyat merupakan komponen inti dalam mekanisme dan pelaksanaan

pemerintahan yang demokratis.

Page 5: DEMOKRASI

5

B. UNSUR-UNSUR PENDUKUNG TEGAKNYA DEMOKRASI

Tegaknya suatu demokrasi sangat bergantung kepada keberadaan dan peran yang

dijalankan oleh unsur-unsur penopang tegaknya demokrasi itu sendiri. Unsur-unsur penting

pendukung tegaknya demokrasi tersebut antara lain :

Negara Hukum (rechsstaat atau rule of law), memiliki pengertian bahwa negara

memberikan perlindungan bagi warga negara melalui lembaga peradilan yang bebas

dan tidak memihak serta menjamin hak asasi manusia. Secara garis besar negara

hukum adalah sebuah negara dengan gabungan dua konsep rechstaat dan the rule

of law.

Konsep rechssttat memiliki ciri-ciri sebagi berikut :

1. Adanya perlindungan terhadap HAM

2. Adanya pemisahan dan pembagian kekuasaan pada lembaga negara untuk

menjamin perlindungan HAM

3. Pemerintahan berdasarkan aturan

4. Adanya peradilan administrasi

Konsep the rule of the law memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Supremasi aturan hukum

2. Kesamaan kedudukan di depan hukum (equality before the law)

3. Jaminan perlindungan HAM

Istilah negara Indonesia adalah negara hukum terdapat pada penjelasan UUD

1945 yang berbunyi “Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum

(rechsstaat) dan bukan berdasarkan kekuasaan semata (machtsstaat).

Penjelasan tersebut merupakan gambaran sistem pemerintahan negara

Indonesia.

Masyarakat Madani (Civil Society)

Masyarakat madani yakni sebuah masyarakat dengan ciri-cirinya yang sangat

terbuka, egaliter, bebas dari dominasi dan tekanan negara. Masyarakat madani

merupakan elemen yang sangat signifikan dalam membangun demokrasi. Posisi

penting masyarakat madani dalam pembangunan demokrsi adalah adanya

pertisipasi masyarakat dalam proses-proses pengambilan keputusan yang dilakukan

oleh negara atau pemerintah. Masyarakat madani mensyaratkan adanya

keterlibatan warga negara (civic engagement) melalui asosiasi-asosiasi sosial.

Keterlibatan warga negara memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka, percaya dan

toleran antar individu dan kelompok yang berbeda. Sikap-sikap ini sangat penting

bagi bangunan politik demokrasi.

Aliansi Kelompok Strategis

Komponen berikutnya yang dapat mendukung tegaknya demokrasi adalah

aliansi kelompok strategis yang terdiri dari partai politik (political party), kelompok

gerakan (movement group) dan kelompok kepentingan (pressure/interest group)

termasuk di dalamnya pers yang bebas dan bertanggung jawab. Partai politik

merupakan struktur kelembagaan politik yang anggota-anggotanya mempunyai

Page 6: DEMOKRASI

6

tujuan yang sama yaitu memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan

politik dalam mewujudkan kebijakan-kebijakannya. Sedangkan kelompok gerakan

yang diperankan oleh organisasi masyarakat merupakan sekumpulan orang-orang

yang berhimpun dalam satu wadah organisasi yang berorientasi pada

pemberdayaan warganya. Kelompok penekan atau kelompok kepentingan adalah

sekelompok orang dalam wadah organisasi yang didasarkan pada kriteria

profesionalisme.

Ketiga kelompok ini sangat besar peranannya terhadap proses demokrastisasi

sepanjang organisasi-organisasi ini memerankan dirinya secara kritis, damai, dan

konstitusional dalam menyuarakan misi organisasi atau kepentingan anggotanya.

Namun apabila kelompok ini melaksanakan fungsinya secara anarkis, sectarian dan

primordial maka keberadaan kelompok ini akan menjadi ancaman serius bagi masa

depan demokrasi.

Hal yang merupakan indikator bagi tegaknya demokrasi adalah keberadaan

kalangan cendekiawan dan kebebasan pers. Kaum cendekiawan, civitas akademika

dan kalangan pers merupakan kelompok penekan yang signifikan untuk

mewujudkan sistem demokrasi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan.

Keberadaan kelompok gerakan dan kelompok penekan sangatlah penting dalam

membangun tradisi dan tatanan yang demokratis. Bahkan bersama dengan

kelompok politik, kedua kelompok ini dapat saling bekerja sama dengan kelompok

lainnya untuk melakukan oposisi terhadap pemerintahan.

C. PARTAI POLITIK DAN PEMILU DALAM KERANGKA DEMOKRASI

1. Partai Politik

Partai politik memiliki peran yang sangat strategis terhadap proses demokratisasi

yaitu selain sebagi struktur kelembagaan, mereka juga sebagai sebuah wadah

penampung aspirasi rakyat. Peran tersebut merupakan implementasi dari nilai-nilai

demokratisasi yaitu peran serta masyarakat dalam melakukan kontrol terhadap

penyelenggaraan negara melalui partai politik.

May Rudy menyebutkan 6 fungsi parpol :

Komunikasi politik dan penyaluran aspirasi rakyat

Pendidikan dan pemasyarakatan politik kepada rakyat

Membina calon-calon pemimpin yang mengutamakan kepentingan umum

Melaksanakan pemerintahan (jika memenangkan pemilu)

Mengawasi tugas-tugas pemerintahan

Sementara pakar ilmu politik Mirian Budiarjo mengatakan ada 4 fungsi parpol

dalam rangka pembangunan demokrasi :

Sarana komunikasi politik

Sarana sosialisasi politik

Sarana rekrutmen kader dan anggota politik

Sarana pengatur konflik

Page 7: DEMOKRASI

7

Keempat fungsi parpol tersebut merupakan nilai-nilai demokrasi yaitu partisipasi,

kontrol rakyat melalui partai politik terhadap kehidupan kenegaraan pemerintahan

serta adanya pelatihan penyelesaian konflik secara damai.

Sistem kepartaian di suatu negara berbeda-beda, diantaranya :

1. Sistem satu partai

Dalam hal ini sama seperti tidak ada partai politik, karena hanya memiliki satu

partai untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Sehingga aspirasi rakyat tidak

berkembang. Segalanya ditentukan oleh satu partia tanpa adanya partai lain,

baik saingannya maupun sebagai mitra. Hanya partai ini yang mengendalikan

pemerintahan.

2. Sistem dwi partai

Pada sistem ini ada 2 partai untuk menyalurkan aspirasi rakyat. Hal ini adalah

karena hanya ada 2 partai yang cukup berpengaruh. Sedangkan partai yang

lainnya hanya berkemungkinan ikut dalam struktur pemerintahan jika

berkoalisi dengan partai besar yaitu salah satu dari partai yang berpengaruh

dan banyak pendukungnya.

3. Sisten multi partai

Pada sistem ini terdapat lebih dari partai. Ada negara yang memunyai samapi

12 partai, walau umumnya hanya berkiasr antar lima sampai delapan saja.

Dalam sistem ini apabila tidak ada partai yang meraih suara mayoritas maka

dibentuk pemerintahan koalisi. Penentuan suara mayoritasnya adalah

“setengah tambah satu”, yaitu sekurang-kurangnya lebih dari separuh

anggota perlemen.

2. Pemilihan Umum (pemilu)

Pemilihan umum adalah pengejawantahan sistem demokrasi. Melalui pemilu rakyat

memilih wakilnya untuk duduk dalam perlemen dan dalam struktur pemerintahan.

Ada 2 sistem pemilihan umum :

Pemilihan umum sistem distrik (single member constutuency, single member

mayority system, district system)

Pemilihan umum secara proporsional (multi member constituency, proportional

representation system, proportional system)

Dalam pemilu sistem distrik, daerah pemilihan dibagi atas distrik-distrik tertentu,

masing-masing distrik mengajukan satu calon. Kelebihan sistem ini adalah para pemilih

benar-benar memilih calon yang disukainya dan calon meras terikat pada kewajibannya

untuk memperjuangkan kepentingan warga distrik tersebut. Sedangkan kelemahannya

adalah calon kurang merasa terikat denga parpol pungusungnya, karena ia merasa

dipilih berdasarkan kemampuan pribadinya. Dan cara pemilihan seperti ini kurang

membrikan kesempatan bagi calon dan bagi parpol yang hanya didukung oleh kelompok

minoritas.

Page 8: DEMOKRASI

8

Dalam pemilu sistem proporsional yang dianut di Indonesia adalah pemilu yang

secara langsung memilih calon yang didukungnya. Kelebihan dari sistem ini adalah hasil

pemilihan melalui penjumlahan dan penjatahan proporsional memungkinkan

terwakilinya kepentingan kelompok minoritas. Dan integritas secara citra partai lebih

“solid”, kerana pemilih mendukung parpol/orsospol (bukan mendukung pribadi calon).

Sedangkan kelemahannya adalah keterikatan para calon lebih terarah di bandingkan

kepada publik pemilih. Dan kecendrungan membentuk parpol/orsospol baru lebih

berar, karena kemungkinan memperoleh kursi melalui penjumlahan suara.

D. ISLAM DAN DEMOKRASI

Di tengah proses demokratisasi global, banyak kalangan ahli demokrasi,

diantaranya Larry Diamond, Juan J. Linze, Seymor Martin Lipset, menyimpulkan bahwa dunia

islam tidak mempunyai prospek untuk menjadi demokratis serta tidak mempunyai

pengalaman demokrasi yang cukup handal. Hal senada juga dikemukakan oleh Samuel P.

Huntingtonh yang meragukan ajaran islam sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi. Karena

alasan inilah dunia islam dipandang tidak menjadi bagian dari proses demokratisasi dunia.

Dengan nada sinis pemikir muslim kelahiran Sudan, Abdelwahab Efendi pernah berucap,

“Angin demokratisasi memang berhembus ke seluruh penjuru dunia, namun tak ada

satupun daun yang dihembusnya sampai ke dunia muslim”. Dengan demikian terdapat

pesimisme yang besar dikalangan pakar terkait dengan masa depan demokrasi di dunia

islam.

Berbeda dengan kalangan pesimis di atas, menurut Ahmad S. Mousalli, pakar ilmu

politik Universitas Amerika di Beirut, ulama baik klasik, pertengahan maupun modern

memiliki pandangan yang sepadan dengan perkembangan pemikiran barat tentang

pluralisme dan HAM. Menurutnya, ketika spirit Enlightment dengan doktrin hukum alam

(natural law) telah menginspirasikan lahirnya konsep-konsep Barat tentang demokrasi,

Pluralisme dan HAM,akibat pengaruh yang sama menjadikan doktrin-doktrin tersebut di

bawah sinaran otoritas teks yang berasal dari Al-Quran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.

Berdasarkan pada prinsip islamisasi ini, kalangan ulama islam melakukan

elaborasi tehadap konsep-konsep barat tersebut untuk mendasari argumen-argumen

mereka tentang model-model pemerintahan yang demokratis, masyarakat yang majemuk

dan jaminan atas HAM. Konsep-konsep tersebut dielaborasikan oleh pemikir muslim klasik

dan abad pertengahan ke dalam istilah-istilah politik islam seperti shura (musyawarah) ,

iima’ (konsensus) dan ahl al Dimma (hak minoritas). Konsep-konsep dasar politik islam

inilah, menurut Mousalli merupakan metode-metode teoritis yang harus dijalankan dalam

praksis politik islam

Secara garis besar wacana islam dan demokrasi dapat dikelompokkan pemikiran:

1. Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak bisa

disubordinatkan dengan demokrasi. Islam merupakan sistem politik yang

mandiri (self-sufficient). Hubungan keduanya bersifat saling menguntungkan

secara ekslusif (mutually exclusive). Islam dipandang sebagai sistem politik

alternatif terhadap demokrasi. Dengan demikian islam dan demokrasi adalah

Page 9: DEMOKRASI

9

dua hal yang berbeda, karena itu demokrasi sebagi konsep barat tidak tepat

untuk dijadikan acuan dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Islam tidak bisa dipadukan dengan demokrasi. Sementara islam sebagai

agama yang kaffah (sempurna) tidak saja mengatur persoalan keimanan dan

ibadah melainkan mengatur segala aspek kehidupan umat manusia.

Pandangan ini didukung oleh kalangan cendekiawan muslim seperti Sayyid

Qutb, Syekh Fadallah Nuri, Al Sya’rawi dan Ali Ben Hadj dan Syekh

Muhammad Al-Sha’rawi.

2. Islam berbeda dengan demokrasi. Apabila demokrasi didefenisikan secara

procedural seperti dipahami dan dipraktekkan di negara-negara barat.

3. Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik

demokrasi seperti yang dipraktekkan di negara-negara maju.

Terdapat beberapa argumen teoritis yang bisa menjelaskan lambannya

pertumbuhan dan perkembangan demokrasi di dunia islam. Pertama, pemahaman

menghambat praktek demokrasi. Kedua, persoalan kultur. Ketiga, lambannya pertumbuhan

demokrasi di dunia islam tidak ada hubungan dengan teologi maupun kultur, melainkan

terkait dengan sifat alamiah demokrasi itu sendiri.

Page 10: DEMOKRASI

9

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Demokrasi merupakan sistem sosial politik modern yang paling baik dari sekian banyak

sistem maupun ideologi yang ada dewasa ini.

2. Demokrasi memiliki arti suatu keadaan negara di mana sistem pemerintahannya

kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi berada dalam keputusan

bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat dan kekuasaan oleh rakyat.

3. Demokrasi terbagi 2 yaitu demokrasi normatif dan demokrasi empirik.

4. Demokrasi di Indonesia terbagi dalam 4 periode yaitu demokrasi parlementer (1945-

1959), demokrasi terpimpin (1959-1965), demokrasi pancasila/orde baru (1965-198)

dan demokrasi tanpa nama/reformasi (1998-sekarang)

5. Unsur pendukung tegaknya demokrasi antara lain, negara hukum (rechtsstaat/rule of

law), masyarakat madani (civil society) dan aliansi kelompok strategis.

6. Sistem kepartaian terbagi tiga yaitu, sistem satu partai, sistem dwi partai dan sistem

multi partai.

7. Sistem pemilihan umum terbagi 2 antara lain, sisten distrik dan sistem proporsional.

8. Wacana islam dan demokrasi dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok pemikiran :

Islam dan demokrasi adalah dua sistem yang berbeda

Islam berbeda dengan demokrasi apabila demokrasi didefenisikan secara

prosedural seperti dipahami dan dipraktekkan di negara-negara barat

Islam adalah sistem nilai yang membenarkan dan mendukung sistem politik

demokrasi seperti yang dipraktekkan negara-negara maju.

B. SARAN