Demokrasi

39
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bangsa Indonesia telah melalui tahapan sejarah yang sangat penting dalam melangsungkan pemilihan presiden secara langsung. Hal ini menunjukkan sistem demokrasi sudah berjalan di Negara Indonesia. Demokrasi sendiri dipahami sebagai sebuah ruang lingkup yang sangat luas. Demokrasi merupakan sebuah tahapan atau sebuah proses yang harus dilalui oleh sebuah negara untuk mendapatkan kesejahteraan. Demokrasi bagi sebuah negara adalah sebuah pembelajaran menuju ke arah perkembangan ketatanegaraan yang sempurna. Secara substansial, demokrasi tidak akan berjalan efektif tanpa berkembangnya pengorganisasian internal partai, lembaga-lembaga pemerintahan, maupun perkumpulan- perkumpulan masyarakat. Kelestarian demokrasi memerlukan kesepakatan rakyat mengenai makna dari demokrasi, yang paham akan bekerjanya demokrasi dan kegunaannya bagi kehidupan mereka. Demokrasi yang kuat bersumber dari kehendak rakyat dan bertujuan untuk mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Proses demokratisasi melalui aspek normatif kenegaraan telah banyak dilakukan setelah reformasi, 1

Transcript of Demokrasi

Page 1: Demokrasi

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bangsa Indonesia telah melalui tahapan sejarah yang sangat penting dalam

melangsungkan pemilihan presiden secara langsung. Hal ini menunjukkan sistem

demokrasi sudah berjalan di Negara Indonesia. Demokrasi sendiri dipahami

sebagai sebuah ruang lingkup yang sangat luas.

Demokrasi merupakan sebuah tahapan atau sebuah proses yang harus dilalui

oleh sebuah negara untuk mendapatkan kesejahteraan. Demokrasi bagi sebuah

negara adalah sebuah pembelajaran menuju ke arah perkembangan ketatanegaraan

yang sempurna. Secara substansial, demokrasi tidak akan berjalan efektif tanpa

berkembangnya pengorganisasian internal partai, lembaga-lembaga pemerintahan,

maupun perkumpulan-perkumpulan masyarakat. Kelestarian demokrasi

memerlukan kesepakatan rakyat mengenai makna dari demokrasi, yang paham

akan bekerjanya demokrasi dan kegunaannya bagi kehidupan mereka.

Demokrasi yang kuat bersumber dari kehendak rakyat dan bertujuan untuk

mencapai kebaikan atau kemaslahatan bersama. Proses demokratisasi melalui

aspek normatif kenegaraan telah banyak dilakukan setelah reformasi, namun

secara esensial perngertian kekuasaan di tangan rakyat menjadi biasa.

Pada umumnya pendefinisian demokrasi diletakkan pada dasar sebuah

pemerintahan dari rakyat, bukannya dari pada Aristokrat, kaum Monarki,

Birokrat, para ahli ataupun para pemimpin agama, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi

ketiga kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk

diwujudkan dalam tiga jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan

berada dalam peringkat yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi

ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa

saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and

balances.

1

Page 2: Demokrasi

Kedaulatan rakyat bukan dalam arti hanya kedaulatan memilih presiden

atau anggota-anggota parlemen secara langsung, tetapi dalam arti yang lebih luas.

Suatu pemilihan presiden atau anggota-anggota parlemen secara langsung tidak

menjamin negara tersebut sebagai negara demokrasi sebab kedaulatan rakyat

memilih sendiri secara langsung presiden hanyalah sedikit dari sekian banyak

kedaulatan rakyat. Walapun perannya dalam sistem demokrasi tidak besar, suatu

pemilihan umum sering dijuluki pesta demokrasi. Ini adalah akibat cara berpikir

lama dari sebagian masyarakat yang masih terlalu tinggi meletakkan tokoh idola,

bukan sistem pemerintahan yang bagus, sebagai tokoh impian ratu adil. Padahal

sebaik apa pun seorang pemimpin negara, masa hidupnya akan jauh lebih pendek

daripada masa hidup suatu sistem yang sudah teruji mampu membangun negara.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa maksud dari demokrasi?

2. Bagaimana sejarah munculnya demokrasi?

3. Bagaimana bentuk dan macam demokrasi?

4. Apa saja ciri-ciri pemerintahan demokrasi?

5. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia?

6. Bagaimana Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

1.3. Tujuan

1. Mengetahui maksud dari Demokrasi.

2. Mengetahui sejarah munculnya demokrasi.

3. Mengetahui bentuk dan macam demokrasi.

4. Mengetahui ciri-ciri pemerintahan demokrasi.

5. Mengetahui dan memahami perkembangan demokrasi di Indonesia.

6. Mengetahui Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945.

2

Page 3: Demokrasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Demokrasi

Secara etimologi demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata

demos dan kratos/kratein. Demos berarti rakyat, dan kratein berarti

kekuasaan/berkuasa (Budiardjo, 1978:50).

Demokrasi berarti kekuasaan berada di tangan rakyat atau dengan kata lain

yang berkuasa dalam negara itu adalah rakyat. Dalam negara demokrasi,

pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih oleh rakyat, dan mengabdi

untuk kepentingan rakyat. Demokrasi merupakan bentuk pemerintahan dan

lembaga orde kenegaraan yang memungkinkan individu untuk hidup bebas dan

bertanggungjawab.

Menurut Kartono (1989:67), demokrasi dipandang sebagai kerangka

berpikir dalam melakukan pengaturan urusan umum atas dasar prinsip dari, oleh

dan untuk rakyat diterima baik sebagai ide, norma, sistem sosial, maupun sebagai

wawasan, sikap, perilaku individual yang secara kontektual diwujudkan,

dipelihara dan dikembangkan.

Sedangkan pengertian demokrasi menurut para ahli lainnya, adalah :

Abraham Lincoln berpendapat bahwa demokrasi adalah pemerintah dari,

oleh, dan untuk rakyat.

Kranemburg berpendapat demokrasi berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos

(rakyat) dan cratein (memerintah). Jadi, demokrasi adalah cara memerintah

dari rakyat. 

Koentjoro Poerbopranoto berpendapat demokrasi adalah negara yang

pemerintahannya dipegang oleh rakyat. Hal ini berarti suatu sistem dimana

rakyat diikutsertakan dalam pemerintahan negara. 

Harris Soche berpendapat Demokrasi adalah pemerintahan rakyat karena itu

kekuasaan melekat pada rakyat. 

Henry B. Mayo berpendapat Sistem politik demokratis adalah menunjukkan

kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang

3

Page 4: Demokrasi

diawasi secara efektif oleh rakyat, dan didasarkan atas kesamaan politik dalam

suasana terjaminnya kebebasan politik. 

International Commision for Jurist menyatakan demokrasi adalah suatu

bentuk pemerintahan untuk membuat keputusan politik diselenggarakan oleh

wakil-wakil yang dipilih. Bertanggung jawab kepada mereka melalui

pemilihan yang bebas. 

C.F. Strong menyatakan suatu sistem pemerintahan pada mayoritas anggota

dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar sistem perwakilan yang

menjarnin bahwa pemerintah akhirnya mempertanggungjawabkan tindakan

kepada mayoritas. 

Samuel Huntington menyatakan sistem politik sebagai demokratis sejauh para

pembuat keputusan kolektif yang paling kuat dalam sistem itu dipilih melalui

pemilihan umum yang adil, jujur, dan semua orang dewasa mempunyai hak

yang sama memberikan suara.

Dapat disimpulkan bahwa pengertian demokrasi adalah bentuk

pemerintahan yang berasal dari rakyat, dilakukan oleh rakyat, dan dipergunakan

untuk kepentingan rakyat. Namun, adalam perkembangannya demokrasi tidak

hanya sebagai bentuk pemerintahan tetapi telah menjadi sistem politik dan sikap

hidup.

Adanya demokrasi berhubungan dengan adanya pemisahan kekuasaan atau

bisa disebut Trias Politika yaitu sebuah ide bahwa sebuah pemerintahan

berdaulat harus dipisahkan antara dua atau lebih kesatuan kuat yang bebas,

mencegah satu orang atau kelompok mendapatkan kuasa yang terlalu banyak.

Pemisahan kekuasaan merupakan suatu cara pembagian dalam tubuh

pemerintahan agar tidak ada penyelahgunaan kekuasaan, antara legislatif,

eksekutif dan yudikatif.

2.2. Sejarah Demokrasi

Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara

dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktikkan dalam hidup bernegara antara abad

ke-4 Sebelum Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Pada waktu itu, dilihat dari

4

Page 5: Demokrasi

pelaksanaannya, demokrasi yang dipraktikkan bersifat langsung (direct

democracy), artinya hak rakyat untuk membuat keputusan-keputusan politik

dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara yang bertindak berdasarkan

prosedur mayoritas. Sifat langsung ini dapat dilaksanakan secara efektif karena

Negara Kota Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayah

negara yang hanya terbatas pada sebuah kota dan daerah sekitarnya dan jumlah

penduduk yang hanya lebih kurang 300.000 orang dalam satu negara. Lebih dari

itu ketentuan-ketentuan demokrasi hanya berlaku untuk warga negara yang resmi

yang merupakan sebagian kecil dari seluruh penduduk. Sebagian besar yang

terdiri dari budak belian, pedagang asing, perempuan, dan anak-anak todak dapat

menikmati hak demokrasi.

Kata "demokrasi" pertama muncul pada mazhab politik dan filsafat Yunani

kuno di negara-kota Athena. Dipimpin Cleisthenes, warga Athena mendirikan

negara yang umum dianggap sebagai negara demokrasi pertama pada tahun 508-

507 SM. Cleisthenes disebut sebagai "bapak demokrasi Athena."

Demokrasi Athena berbentuk demokrasi langsung dan memiliki dua ciri

utama : pemilihan acak warga biasa untuk mengisi jabatan administratif dan

yudisial di pemerintahan, dan majelis legislatif yang terdiri dari semua warga

Athena. Semua warga negara yang memenuhi ketentuan boleh berbicara dan

memberi suara di majelis, sehingga tercipta hukum di negara-kota tersebut. Akan

tetapi, kewarganegaraan Athena tidak mencakup wanita, budak, orang asing

(μέτοικοι metoikoi), non-pemilik tanah, dan pria di bawah usia 20 tahun.

Dari sekitar 200.000 sampai 400.000 penduduk Athena, 30.000 sampai 60.000

di antaranya merupakan warga negara. Pengecualian sebagian besar penduduk

dari kewarganegaraan sangat berkaitan dengan pemahaman tentang

kewarganegaraan pada masa itu. Nyaris sepanjang zaman kuno, manfaat

kewarganegaraan selalu terikat dengan kewajiban ikut serta dalam perang.

Demokrasi Athena tidak hanya bersifat langsung dalam artian keputusan

dibuat oleh majelis, tetapi juga sangat langsung dalam artian rakyat, melalui

majelis, boule, dan pengadilan, mengendalikan seluruh proses politik dan

5

Page 6: Demokrasi

sebagian besar warga negara terus terlibat dalam urusan publik. Meski hak-hak

individu tidak dijamin oleh konstitusi Athena dalam arti modern (bangsa Yunani

kuno tidak punya kata untuk menyebut "hak"), penduduk Athena menikmati

kebebasan tidak dengan menentang pemerintah, tetapi dengan tinggal di sebuah

kota yang tidak dikuasai kekuatan lain dan menahan diri untuk tidak tunduk pada

perintah orang lain.

Pemungutan suara kisaran pertama dilakukan di Sparta pada 700

SM. Apella merupakan majelis rakyat yang diadakan sekali sebulan. Di Apella,

penduduk Sparta memilih pemimpin dan melakukan pemungutan suara dengan

cara pemungutan suara kisaran dan berteriak. Setiap warga negara pria berusia 30

tahun boleh ikut serta. Aristoteles menyebut hal ini "kekanak-kanakan", berbeda

dengan pemakaian kotak suara batu layaknya warga Athena. Tetapi Sparta

memakai cara ini karena kesederhanaannya dan mencegah pemungutan bias,

pembelian suara, atau kecurangan yang mendominasi pemilihan-pemilihan

demokratis pertama.

Meski Republik Romawi berkontribusi banyak terhadap berbagai aspek

demokrasi, hanya sebagian kecil orang Romawi yang memiliki hak suara dalam

pemilihan wakil rakyat. Suara kaum berkuasa ditambah-tambahi melalui sistem

gerry mandering, sehingga kebanyakan pejabat tinggi, termasuk anggota Senat,

berasal dari keluarga-keluarga kaya dan ningrat.  Republik Romawi juga

merupakan pemerintahan pertama di dunia Barat yang negara-bangsanya

berbentuk Republik, meski demokrasinya tidak menonjol. Bangsa Romawi

menciptakan konsep klasik dan karya-karya dari zaman Yunani kuno terus

dilindungi. Selain itu, model pemerintahan Romawi menginspirasi para pemikir

politik pada abad-abad selanjutnya, dan negara-negara demokrasi perwakilan

modern cenderung meniru model Romawi, bukan Yunani, karena Romawi adalah

negara yang kekuasaan agungnya dipegang rakyat dan perwakilan terpilih yang

telah memilih atau mencalonkan seorang pemimpin. Demokrasi perwakilan

adalah bentuk demokrasi yang rakyatnya memilih perwakilan yang kemudian

memberi suara terhadap sejumlah inisiatif kebijakan, berbeda dengan demokrasi

langsung yang rakyatnya memberi suara terhadap inisiatif kebijakan secara

langsung.

6

Page 7: Demokrasi

Selama Abad Pertengahan, muncul berbagai sistem yang memiliki pemilihan

umum atau pertemuan meski hanya melibatkan sebagian kecil penduduk. Sistem-

sistem tersebut meliputi:

pemilihan Gopala oleh kasta atas di Bengal, Anak Benua India,

Persemakmuran Polandia-Lituania (10% dari populasi total),

Althing di Islandia,

Løgting di Kepulauan Faeroe,

beberapa negara-kota Italia abad pertengahan seperti Venesia,

sistem tuatha di Irlandia abad pertengahan awal, Veche di Republik

Novgorod dan Pskov di Rusia abad pertengahan,

Things di Skandinavia,

The States di Tirol dan Swiss,

kota pedagang otonomi Sakai di Jepang abad ke-16, dan

masyarakat Igbo di Volta-Nigeria.

Banyak wilayah di Eropa abad pertengahan dipimpin oleh pendeta atau tuan

tanah.

Kouroukan Fouga membelah Kekaisaran Mali menjadi klan-klan (keluarga)

berkuasa yang diwakili di majelis umum bernama Gbara. Sayangnya, piagam

tersebut membuat Mali lebih mirip monarki konstitusional alih-alih republik

demokratis. Negara yang sistemnya lebih mendekati demokrasi modern adalah

republik-republik Cossack di Ukraina pada abad ke-16–17: Cossack Hetmanate

dan Zaporizhian Sich. Jabatan tertinggi di sana, Hetman, dipilih oleh perwakilan

distrik-distrik negara tersebut.

Gambar 1. Magna Carta, 1215 Inggris

7

Page 8: Demokrasi

Parlemen Inggris sudah membatasi kekuasaan raja melalui Magna Carta, yang

secara rinci melindungi hak-hak khusus subjek-subjek Raja, baik yang sudah

bebas atau masih terkekang, dan mendukung apa yang kelak menjadi habeas

corpus Inggris, yaitu perlindungan kebebasan individu dari penahanan tak

berdasar dengan hak membela diri. Parlemen pertama yang dipilih rakyat

adalah Parlemen de Montfort di Inggris pada tahun 1265.

Sayangnya, hanya sekelompok kecil rakyat yang memiliki hak suara;

Parlemen dipilih oleh sekian persen penduduk Inggris (kurang dari 3% pada tahun

1780) dan kekuasaan menyusun parlemen berada di tangan monarki (biasanya

saat ia membutuhkan dana).

Kekuasaan Parlemen bertambah secara bertahap pada abad-abad berikutnya.

Setelah Revolusi Agung 1688, Undang-Undang Hak Asasi Inggris tahun 1689

yang mengatur hak-hak tertentu dan menambah pengaruh Parlemen

diberlakukan. Penyebarannya perlahan ditingkatkan dan kekuasaan parlemen terus

bertambah sampai monarki hanya bersifat pelengkap. Seiring meningkatnya

penyebaran pengaruh, sistem pemerintahan di seluruh Inggris diseragamkan

dengan penghapusan borough usang (borough yang jumlah pemilihnya sangat

sedikit) melalui Undang-Undang Reformasi 1832.

Di Amerika Utara, pemerintahan perwakilan terbentuk di Jamestown,

Virginia, dengan dipilihnya Majelis Burgesses (pendahulu Majelis Umum

Virginia) pada tahun 1619. Kaum Puritan Inggris yang bermigrasi sejak 1620

mendirikan koloni-koloni di New England yang pemerintahan daerahnya bersifat

demokratis dan mendorong perkembangan demokrasi di Amerika

Serikat. Walaupun majelis-majelis daerah memiliki sedikit kekuasaan turunan,

otoritas mutlaknya dipegang oleh Raja dan Parlemen Inggris.

Pada era modern, abad ke-18 dan 19, bangsa pertama dalam sejarah modern

yang mengadopsi konstitusi demokrasi adalah Republik Korsika pada tahun 1755.

Konstitusi Korsika didasarkan pada prinsip-prinsip Pencerahan dan sudah

mengizinkan hak suara wanita, hak yang baru diberikan di negara demokrasi lain

pada abad ke-20.Pada tahun 1789, Perancis pasca-Revolusi mengadopsi Deklarasi

8

Page 9: Demokrasi

Hak Asasi Manusia dan Warga Negara dan Konvensi Nasional dipilih oleh semua

warga negara pria pada tahun 1792.

Gambar 2. Penetapan Hak Suara Pria Universal di Perancis

Penetapan hak suara pria universal di Perancis tahun 1848 adalah peristiwa

penting dalam sejarah demokrasi.

Hak suara pria universal ditetapkan di Perancis pada bulan Maret 1848

setelah Revolusi Perancis 1848. Tahun 1848, serangkaian revolusi pecah di

Eropa setelah para pemimpin negara dihadapkan dengan tuntutan konstitusi liberal

dan pemerintahan yang lebih demokratis dari rakyatnya.

Walaupun tidak disebut demokrasi oleh para bapak pendiri Amerika Serikat,

mereka memiliki keinginan yang sama untuk menguji prinsip kebebasan dan

kesetaraan alami di negara ini. Konstitusi Amerika Serikat yang diadopsi tahun

1788 menetapkan pemerintahan terpilih dan menjamin hak-hak dan kebebasan

sipil.

Pada zaman kolonial sebelum 1776, dan beberapa saat setelahnya, hanya

pemilik properti pria dewasa berkulit putih yang boleh memberi suara, budak

Afrika, sebagian besar penduduk berkulit hitam bebas dan wanita tidak boleh

memilih. Di garis depan Amerika Serikat, demokrasi menjadi gaya hidup dengan

munculnya kesetaraan sosial, ekonomi, dan politik. Akan tetapi, perbudakan

adalah institusi sosial dan ekonomi, terutama di 11 negara bagian di Amerika

Serikat Selatan. Sejumlah organisasi didirikan untuk mendukung perpindahan

9

Page 10: Demokrasi

warga kulit hitam dari Amerika Serikat ke tempat yang menjamin kebebasan dan

kesetaraan yang lebih besar.

Pada Sensus Amerika Serikat 1860, populasi budak di Amerika Serikat

bertambah menjadi empat juta jiwa, dan pada Rekonstruksi pasca-Perang Saudara

(akhir 1860-an), budak-budak yang baru bebas menjadi warga negara dengan hak

suara (pria saja).

Penyertaan penuh warga negara belum sempurna dilakukan sampai Gerakan

Hak-Hak Sipil Afrika-Amerika (1955–1968) disahkan oleh Kongres Amerika

Serikat melalui Undang-Undang Hak Suara 1965.

Abad ke-20 dan 21

Jumlah negara pada 1800–2003 yang memiliki skor 8 atau lebih pada skala Polity

IV, cara yang sering dipakai untuk mengukur demokrasi.

Transisi abad ke-20 ke demokrasi liberal muncul dalam serangkaian

"gelombang demokrasi" yang diakibatkan oleh perang, revolusi, dekolonisasi,

religious and economic circumstances. Perang Dunia I dan pembubaran

Kesultanan Utsmaniyah dan Austria-Hongaria berakhir dengan terbentuknya

beberapa negara-bangsa baru di Eropa, kebanyakan diantaranya tidak terlalu

demokratis.

10

Page 11: Demokrasi

Pada tahun 1920-an, demokrasi tumbuh subur tetapi terhambat depresi

besar. Amerika Latin dan Asia langsung berubah ke sistem kekuasaan mutlak atau

kediktatoran. Fasisme dan kediktatoran terbentuk di Jerman Nazi, Italia, Spanyol,

dan Portugal, serta rezim-rezim non-demokratis di Baltik, Balkan, Brasil,

Kuba, Cina, dan Jepang.

Perang Dunia II mulai memutarbalikkan tren ini di Eropa Barat.

Demokratisasi Jerman dudukan Amerika Serikat, Britania, dan Perancis

(diragukan), Austria, Italia, dan Jepang dudukan menjadi model teori perubahan

rezim selanjutnya. Akan tetapi, sebagian besar Eropa Timur, termasuk Jerman

dudukan Soviet masuk dalam blok-Soviet yang non-demokratis. Perang Dunia

diikuti oleh dekolonisasi dan banyak negara merdeka baru memiliki konstitusi

demokratis. India tampil sebagai negara demokrasi terbesar di dunia sampai

sekarang.

Pada tahun 1960, banyak negara yang menggunakan sistem demokrasi, meski

sebagian besar penduduk dunia tinggal di negara yang melaksanakan pemilihan

umum terkontrol dan bentuk-bentuk pembohongan lainnya (terutama di negara

komunis dan bekas koloninya). Gelombang demokratisasi yang muncul setelah itu

membawa keuntungan demokrasi liberal sejati yang besar bagi banyak negara.

Spanyol, Portugal (1974), dan sejumlah kediktatoran militer di Amerika Selatan

kembali dikuasai rakyat sipil pada akhir 1970-an dan awal 1980-an (Argentina

tahun 1983, Bolivia, Uruguay tahun 1984, Brasil tahun 1985, dan Chili awal

1990-an). Peristiwa ini diikuti oleh banyak bangsa di Asia Timur dan Selatan pada

pertengahan sampai akhir 1980-an.

Malaise ekonomi tahun 1980-an, disertai ketidakpuasan atas penindasan

Soviet, menjadi faktor runtuhnya Uni Soviet yang menjadi tanda berakhirnya

Perang Dingin dan demokratisasi dan liberalisasi bekas negara-negara blok Timur.

Kebanyakan negara demokrasi baru yang sukses secara geografis dan budaya

terletak dekat dengan Eropa Barat. Mereka sekarang menjadi anggota atau calon

anggota Uni Eropa. Sejumlah peneliti menganggap Rusia saat ini bukanlah

demokrasi sejati dan lebih mirip kediktatoran.

11

Page 12: Demokrasi

Gambar 3. Indeks Demokrasi The Economist

Indeks Demokrasi yang disusun The Economist pada Desember 2011.

Warna hijau mewakili negara-negara yang lebih demokratis. Warna merah gelap

mewakili negara-negara otoriter.

Tren liberal ini menyebar ke beberapa negara di Afrika pada tahun 1990-an,

termasuk Afrika Selatan. Contoh terbaru liberalisasi adalah Revolusi Indonesia

1998, Revolusi Bulldozer di Yugoslavia, Revolusi Mawar di Georgia, Revolusi

Oranye di Ukraina, Revolusi Cedar di Lebanon, Revolusi Tulip di Kyrgyzstan,

dan Revolusi Yasmin di Tunisia.

Menurut Freedom House, pada tahun 2007 terdapat 123 negara demokrasi

elektoral (naik dari 40 pada tahun 1972). Menurut World Forum on Democracy,

jumlah negara demokrasi elektoral mencapai 120 dari 192 negara di dunia dan

mencakup 58,2 penduduk dunia. Pada saat yang sama, negara-negara demokrasi

liberal (yang dianggap Freedom House sebagai negara yang bebas dan

menghormati hukum dan HAM) berjumlah 85 dan mencakup 38 persen penduduk

dunia.

Pada tahun 2010, Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan 15 September

sebagai Hari Demokrasi Internasional.

Demokrasi berasal atau lahir dari rahim ide kufur sekuralisme maka ini

adalah demokrasi yang berdefinisikan sebagai sebuah pemerintahan yang

12

Page 13: Demokrasi

kedaulatan dan kekuasaannya berada di tangan rakyat, bukan definisi sebuah

pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Karena  arti dari istilah ini

telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi modern telah berevolusi sejak

abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem "demokrasi" di banyak

negara. Artinya, sistem demokrasi yang dijadikan aturan oleh bebarapa negara di

dunia ini memang demokrasi yang telah mengalami perubahan istilah atau makna.

2.3. Bentuk dan Macam Demokrasi

1. Bentuk Demokrasi

Menurut Torres demokrasi dapat dilihat dari dua aspek yaitu pertama,

formal democracy dan kedua, substantive democracy yaitu menunjuk pada

bagaimana proses demokrasi itu dilakukan (Winataputra, 2006).

Formal democracy menunjuk pada demokrasi dalam arti sistem

pemerintahan. Hal ini dapat dilihat dalam berbagai pelaksanaan demokrasi di

berbagai negara. Dalam suatu negara misalnya dapat diterapkan demokrasi

dengan sistem presidensial, atau sistem parlementer.

Sistem Presidensial : sistem ini menekankan pentingnya pemelihan

presiden secara langsung, sehingga presiden terpilih mendapatkan mandat

secara langsung dari rakyat. Dalam sistem ini kekuasaan sepenuhnya berada di

tangan presiden. Oleh karena itu, presiden adalah merupakan kepala eksekutif

dan sekaligus menjadi kepala negara. Presiden adalah penguasa dan sekaligus

sebagai simbol kepemimpinan negara. Sistem demokrasi ini sebagaimana

diterapkan di Negara Amerika dan Negara Indonesia.

Sistem Parlementer : sistem ini menerapkan model hubungan yang

menyatu antara kekuasaan eksekutif dan legislatif. Kepala eksekutif adalah

berada di tangan seorang perdana menteri. Adapun kepala negara adalah

berada pada seorang ratu, misalnya di Negara Inggris atau ada pula yang

berada [ada seorang presiden misalnya di India.

13

Page 14: Demokrasi

2. Macam Demokrasi

Berdasarkan titik berat perhatiannya :

1. Demokrasi formal; yaitu suatu demokrasi yang menjunjung tinggi

persamaan dalam bidang politik, tanpa disetai upaya untuk mengurangi atau

menghilangkan kesenjangan dalam bidang ekonomi. Bentuk demokrasi ini

dianut oleh Negara-negara liberal.

2. Demokrasi material, yaitu demokrasi yang dititikberatkan pada upaya

menghilangkan perbedaan dalam bidang ekonomi, sedangkan persamaan

dalam bidang politik kurang diperhatikan bahkan terkadang dihilangkan.

Bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara komunis.

3. Demokrasi gabungan, bentuk demokrasi ini dianut oleh Negara-negara non-

blok.

Berdasarkan Ideology :

1. Demokrasi konstitusional

2. Demokrasi rakyat atau demokrasi proletar, yaitu demokrasi yang didasarkan

pada paham marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan

kehidupan yang tidak mengenal kelas sosial.

Berdasarkan proses penyaluran kehendak rakyat :

1. Demokrasi langsung

2. Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan

Pemikir politik mendefinisikan demokrasi dengan cara yang berbeda.

Mereka bisa dikategorikan dalam tiga kelompok. Kelompok pertama menyatakan

bahwa demokrasi merupakan sebuah bentuk pemerintahan umum. Kelompok

kedua menganggap konsep demokrasi secara luas dan mencari jangkauan untuk

memperpanjang bidang ekonomi dan juga sosial. Sedangkan kelompok yang

terakhir memegang bahwa demokrasi adalah filsafat kehidupan, dimana

menekankan martabat manusia dan memandang semua kehendak individu.

Dibawah ini akan terdapat penjelasan demokrasi, dimana merujuk kepada

kategori kelompok yang pertama.

Pemerintahan rakyat.

14

Page 15: Demokrasi

Bisa dikatakan bahwa demokrasi adalah bentuk pemerintahan di mana

rakyat memiliki kekuatan penuh di dalam politik, baik secara langsung maupun

melalui representative. Lincoln mendefinisikan demokrasi sebagai pemerintahan

rakyat, dari rakyat dan untuk rakyat. Seely mendefinisikan bahwa demokrasi

adalah pemerintahan bersama.

Pemerintahan khalayak ramai.

Menurut pemikir jurusan demokrasi bahwa demokrasi adalah pemerintahan

yang besar atau khalayak ramai. Dicey mendefinisikan demokrasi sebagai bentuk

pemerintahan, dimana badan yang memerintah didalamnya adalah pergeseran

komparatif yang besar dari seluruh populasi. Bryce dalam tulisannya; kata

demokrasi telah dipakai semenjak masanya Herodotus untuk menunjukkan bahwa

bentuk pemerintahan yang didalamnya para penguasa memiliki kekuatan tetap dan

secara legal, tetapi kekuasaan tersebut tidak dipegang oleh kelompok khusus atau

oknum- oknum lainnya, namun dipegang oleh seluruh komunitas secara

keseluruhan.

2.4. Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi

Pilar Demokrasi

1) Demokrasi Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa.

2) Demokrasi dengan Kecerdasan

3) Demokrasi yang berkedaulatan Rakyat

4) Demokrasi dengan Rule of Low

5) Demokrasi dengan Pembagian Kekuasaan Negara

6) Demokrasi dengan HAM

7) Demokrasi dengan Pengadilan yang Merdeka

8) Demokrasi dengan Otonomi Daerah

9) Demokrasi dengan Kemakmuran

10) Demokrasi yang Berkeadilan Sosial

Demokrasi merupakan sebuah dialog, sebuah diskusi, sebuah proses

deliberatif dimana warga negara terlibat. Dalam konteks Indonesia yang bhineka,

demokrasi memberi semua warga negara hak yang sama dalam pengambilan

15

Page 16: Demokrasi

keputusan yang mempengaruhi hidupnya. Untuk memastikan tegaknya

demokrasi, maka perhatian yang serius harus diberikan kepada empat pilar yang

menopangnya, yaitu (1) citizen participation(partisipasi warga negara), (2) rule of

law (penegakan hukum), (3) political competition(kompetisi politik), dan (4) good

governance (tata kelola pemerintahan yang baik).

Ciri-ciri Negara Demokrasi

Ada 11 prinsip yg menjadi ciri negara demokrasi:

1. Kedaulatan rakyat

2. Pemerintahan berdasar persetujuan yg diperintah

3. Kekuasaan mayoritas

4. Hak-hak minoritas

5. Jaminan HAM

6. Pemilu yg bebas dan jujur

7. Persamaan di depan hukum

8. Proses hukum yang wajar

9. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional

10. Pluralisme sosial, ekonomi, & politik

11. Adanya nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama, dan mufakat.

Ciri-ciri pemerintahan demokratis

Dalam perkembangannya, demokrasi menjadi suatu tatanan yang

diterima dan dipakai oleh hampir seluruh negara di dunia. Ciri-ciri

suatu pemerintahan demokrasi adalah sebagai berikut:

1. Adanya keterlibatan warga negara (rakyat) dalam pengambilan keputusan

politik, baik langsung maupun tidak langsung (perwakilan).

2. Adanya pengakuan, penghargaan, dan perlindungan terhadap hak-hak

asasi rakyat (warga negara).

3. Adanya persamaan hak bagi seluruh warga negara dalam segala bidang.

4. Adanya lembaga peradilan dan kekuasaan kehakiman yang independen

sebagai alat penegakan hukum

5. Adanya kebebasan dan kemerdekaan bagi seluruh warga negara.

16

Page 17: Demokrasi

6. Adanya pers (media massa) yang bebas untuk menyampaikan

informasi dan mengontrol perilaku dan kebijakan pemerintah.

7. Adanya pemilihan umum untuk memilih wakil rakyat yang duduk di

lembaga perwakilan rakyat.

8. Adanya pemilihan umum yang bebas, jujur, adil untuk menentukan

(memilih) pemimpin negara dan pemerintahan serta anggota lembaga

perwakilan rakyat.

9. Adanya pengakuan terhadap perbedaan keragamaan (suku, agama,

golongan, dan sebagainya)

2.5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia

Dari ketika awal Indonesia merdeka sampai sekarang, Indonesia telah

menganut beberapa jenis sistem pemerintahan demokrasi, diantaranya:

1. Demokrasi Parlementer (periode 1945-1959)

Demokrasi parlementer adalah sebuah sistem demokrasi yang pengawasannya

dilakukan oleh parlemen serta partai-partai. Ciri utama negara yang menganut

paham Demokrasi Parlementer adalah dengan adanya parlementer dalam sistem

pemerintahannya. Indonesia pernah mencobanya, pada saat pertama merdeka

sampai tahun 1957. Kekuasaan pemerintahan parlementer dipengaruhi oleh

hubungan antara parlemen dan pemerintah yang berkuasa. Di negara federal

hubungan parlemen dan pemerintah memiliki dua keistimewaan.

Pertama, kepala pemerintah dipilih oleh parlemen, tetapi bisa dicopot dari

jabatannya oleh mosi tidak percayayang dikeluarkan. Hal ini menyiratkan bahwa

kekuasaan sebuah pemerintah sangat bergantung pada kepercayaan parkemen.

Kedua, sebagian besar dari anggota pemerintahan yang ada merupakan anggota

parlemen juga. Hal inilah yang merupakan ciri khas sistem pemerintahan ini.

2. Demokrasi Terpimpin (periode 1959-1965)

Paham politik ini dicetus oleh Soekarno. Awalnya pada tahun 1957 saat

pengunduran diri Ali Sastroamidjojo sebagai ketua parlemen, Karena sudah tidak

ada lagi parlemen, maka demokrasi pemerintah kala itu hangus. Apalagi tak lama

setelah pengunduran diri dari perdana menteri, pada 5 Juli 1957 Presiden

Soekarno membubarkan parlemen dan mengeluarkan dekrit presiden.

17

Page 18: Demokrasi

Masa demokrasi terpimpin yang dalam banyak aspek telah menyimpang

dari demokrasi konstitusional dan lebih menampilakan beberapa aspek dari

demokrasi rakyat. Masa ini ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran

partai politik, perkembangan pengaruh komunis, dan peran ABRI sebagai unsur

sosial-politik semakin meluas.

Pada Masa demokrasi terpimpin, Soekarno menjadi kekuatan politik yang

hampir tidak tergoyahkan. Bahkan pada saat itu beliau mencalonkan untuk

menjadi presiden seumur hidup. Namun konsep ini di tentang oleh Hatta yang

menganggap sistem pemerintahan ini malah mengembalikan Indonesia ke negara

feodal dan berpusat pada raja. 

3. Demokrasi Pancasila era Orde Baru (periode 1966-1998)

Landasan formal periode ini adalah pancasila, UUD 1945 dan ketetapan

MPRS/MPR dalam rangka untuk meluruskan kembali penyelewengan terhadap

UUD 1945 yang terjadi di masa demokrasi terpimpin. Namun dalam

perkembangannya peran presiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga

negara yang lain. Melihat praktek demokrasi pada masa ini, nama pancasila hanya

digunakan sebagai legitimasi politis penguasa saat itu, sebab kenyataannya yang

dilaksanakan tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila.

4. Demokrasi Pancasila era reformasi (periode 1999-sekarang)

Masa ini berakar pada kekuatan multi partai yang berusaha mengembalikan

pertimbangan kekuatan antar lembaga negara, antara eksekutif, legislatif dan

yudikatif. Pada masa ini peran partai politik kembali menonjol. Sehingga iklim

demokrasi memperoleh nafas baru. Jikalau esensi demokrasi tatkala pemilu

memang demikian, namun dalam pelaksanaannya setelah pemilu banyak

kebijakan tidak mendasarkan pada kepentingan rakyat, melainkan lebih ke arah

pembagian kekuasaan antara presiden dan partai politik dalam DPR. Dengan lain

perkataan model demokrasi era reformasi dewasa ini kurang mendasarkan pada

keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Demokrasi Liberal

Demokrasi liberal adalah salah satu paham yang mendorong munculnya

banyak parta politik. Karena dalam  praktiknya, setiap masyarakat memiliki hak

yang sama untuk berkecimpung dalam pemerintahan. Dalam sistem politik ini,

18

Page 19: Demokrasi

pemilu harus dilakukan secara bebas dan adil. Selain itu, pemilihan kepala

pemerintah harus kompetitif.

Demokrasi liberal mengharuskan  rakyat memiliki kesadaran politik.yang

tinggi. Karena banyaknya  paham politik dan kebebasan untuk memilih, maka

rakyat harus bisa mencerna dengan baik visi dan misi partai politik tersebut.

Masyarakat yang berhak mengikuti pemilu adalah masyarakat yang sudah dewasa.

Semua warga negara memiliki hak yang sama dalam memilih, tidak memandang

laki-laki, perempuan ataupun ras. Sampai saat ini Indonesia merupakan negara

yang menerapkan sistem politik demokrasi liberal.

Demokrasi Indonesia Saat ini??

Menurut Juwono Sudarsono, Indonesia telah lama disebut sebagai “negara

demokrasi terbesar ketiga”,setelah India dan Amerika Serikat. Sedikitnya hasil

Bali Democracy Forum yang diselenggarakan 9-10 Desember 2010 lalu

membuktikannya. Di samping itu, kita juga sudah terlalu sering mendengarkan

betapa Indonesia dibangga-banggakan sebagai negara yang sangat maju dalam

kiprahnya berdemokrasi di permukaan bumi ini, setelah bergulirnya era reformasi.

Terlepas dari “prestasi” yang sangat membanggakan itu, realita yang kini dihadapi

adalah justru berwujud gambar yang sangat memprihatinkan.

Dalam salah satu tulisan Sayidiman Suryohadiprojo, bahkan

dikatakan “Adalah kenyataan bahwa Tanah Air dan bangsa Indonesia sedang

diliputi persoalan berat yang membuatnya makin berantakan. Korupsi makin

merajalela di semua lapisan masyarakat. Kriminalitas kian merusak dan

membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat kehidupan bangsa makin jauh

dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum kunjung sejahtera; yang kaya justru

makin kaya”. Lebih lanjut dikatakan pula: “Dalam hal ini, harus ada kesediaan

Presiden Yudhoyono turut mewujudkan pergantian pemimpin yang lebih mampu

mengatasi berbagai persoalan negara dan bangsa. Sikap demikian mungkin

bukan sikap seorang politikus yang biasanya lebih memperhatikan kepentingan

pribadinya. Akan tetapi, Presiden Yudhoyono adalah seorang perwira tinggi TNI

yang teguh menjalankan Saptamarga, bukan politikus.” 

Di sisi lain, anak muda generasi penerus bangsa yang diwakili oleh Badan

Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia menilai pemerintahan Presiden Susilo

19

Page 20: Demokrasi

Bambang Yudhoyono- Wapres Boediono gagal total setelah enam tahun

memimpin. Penilaian itu didasarkan atas kajian terhadap enam sektor, yaitu

hukum, kesehatan, ekonomi, pangan, energi, dan pendidikan. Terlepas dari itu

semua, sebuah kenyataan pahit yang tengah dihadapi bangsa ini adalah begitu

banyaknya masalah yang muncul ke permukaan, tanpa tanda-tanda adanya upaya

mencari solusi penyelesaian dengan tuntas dan baik. Permasalahan-permasalahan

besar yang mencuat telah menjadi bahan gunjingan yang tiada henti di berbagai

media, terutama di media televisi dalam bentuk talk show yang nyaris tanpa

terputus sepanjang hari, yang terkadang sangat mirip opera sabun murahan.

Cukup lelah jika kita membahas apa-apa tentang negeri kita, memang sistem

pemerintahan kita (demokrasi liberal) berjalan dengan baik tapi keefektifannya

dalam membangun bangsa ini yang patut dipertanyakan. Secara berkala negara

kita mengadakan pemilu dan pilkada untuk memilih satu wakil yang akan

menampung aspirasi kita. Tetapi tidak ada sama sekali peningkatan yang

diberikan mereka kepada negara, cuma satu yang mereka tingkatkan, yaitu tingkat

KORUPSI Indonesia yang makin tenar di dunia. Dan tepat sekali apa yang

dikatakan oleh Sayidiman Suryohadiprojo, “Adalah kenyataan bahwa Tanah

Air dan bangsa Indonesia sedang diliputi persoalan berat yang membuatnya

makin berantakan. Korupsi makin merajalela di semua lapisan masyarakat.

Kriminalitas kian merusak dan membahayakan kehidupan. Radikalisme membuat

kehidupan bangsa makin jauh dari asas gotong royong. Dan,rakyat belum

kunjung sejahtera; yang kaya justru makin kaya”.  hal inilah yang makin

memperpuruk Indonesia.

2.6. Struktur Pemerintahan Indonesia Berdasarkan UUD 1945

1. Demokrasi Indonesia Sebagaimana Dijabarkan dalam UUD 1945 Hasil

Amandemen 2002

Di dalam kehidupan kenegaraan yang menganut sistem demokrasi, kita akan

selalu menemukan adanya supra struktur politik dan infra struktur politik sebagai

komponen pendukung tegaknya demokrasi. Dengan menggunakan konsep

montequieu, maka supra struktur politik meliputi lembaga legislatif, lembaga

eksekutif dan lembaga yudikatif.

20

Page 21: Demokrasi

Negara Indonesia di bawah sistem UUD 1945, lembaga-lembaga negara

atau alat-alat perlengkapan negara adalah :

a. MPR

b. DPR

c. Presiden

d. MA

e. BPK

Adapun infra struktur politik suatu negara terdiri atas lima komponen

sebagai berikut :

a. Partai Politik

b. Golongan (yang tidak berdasarkan pemilu)

c. Golongan Penekan

d. Alat komunikasi politik

e. Tokoh-tokoh politik

Dalam sistem demokrasi, mekanisme interaksi antara suprastruktur politik

dapat dilihat di dalam proses penentuan kebijaksanaan umum atau menetapkan

keputusan politik, maka kebijaksanaan atau keputusan politik itu merupakan

masukan dari infrastruktur, kemudian dijabarkan sedemikian rupa oleh supra

struktur politik.

2. Demokrasi Indonesia menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan

Indonesia Pasca Hasil Amandemen 2002

a. Konsep Kekuasaan

1) Kekuasaan di Tangan Rakyat

a. Pembukaan UUD Alinea IV

“... Maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu

UUD Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

b. Pokok pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

“Negara yag berkedaulatan rakyat, berdasarkan atas kerakyatan dan

permusyawaratan perwakilan”.

c. UUD 1945 Pasal 1 ayat 1

21

Page 22: Demokrasi

“Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”

kemudian penjelasan terhadap pasal ini UUD 1945 menyebutkan “

Menetapkan bentuk kesatuan dan Republik mengandung isi pokok Pikiran

kedaulatan rakyat”.

d. UUD 1945 Pasal 1 ayat 2

“Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan menurut UUD”.

2) Pembagian Kekuasaan

a. Kekuasaan eksekutif, didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD

1945).

b. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD

pasal 5 ayat 1, pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945.

c. Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung pasal 24

ayat 1 UUD 1945.

d. Kekuasaan Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal

20 ayat 1.

3) Pembatasan Kekuasaan

Pembatasan kekuasaan menurut konsep UUD 1945, dapat dilihat melalui

mekanisme 5 tahunan kekuasaan dalam UUD 1945 adalah :

Pasal 1 ayat 2 . kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat pemilu untuk

mmbentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali.

“MPR memiliki kekuasaan melakukan perubahan terhadap UUD, melantik

presiden dan wakil presiden, serta melakukan impeachment terhadap

presiden jikalau melanggar konstitusi.

Pasal 20 A ayat 1” DPR memiliki fungsi pengawasan yang berarti

melakukan pengawasan terhadap jalannya pemerintahan oleh presiden

selama 5 tahun.

Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

b. Konsep Pengambilan Keputusan

Putusan MPR ditetapkan dengan suara terbanyak, misalnya pasal 7B ayat

7.

22

Page 23: Demokrasi

c. Konsep Pengawasan

Pasal 1 ayat 2. “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilakukan menurut

UUD”. Hal ini menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi adalah rakyat.

Sebelum dilakukan amandemen MPR memiliki kekuasaan tertinggi

sebagai wakil rakyat. Namun, menurut hasil amandemen kekuasaan MPR

terbatas pada presiden dan wakil presiden serta memberhentikan presiden

sesuai dengan masa jabatannya atau jikalau melnggar UUD.

Pasal 2 ayat 1 : MPR terdiri atas DPR dan DPD. Berdasarkan ketentuan

tersebut maka hasil amandemen menyebutkan bahwa MPR hanya dipilih

melalui pemilu.

d. Konsep Partisipasi

Pasal 27 ayat 1

“Segala Warganegara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan

tiada kecualinya”.

Pasal 28

“Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan

lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan Undang-undang”.

Pasal 30 ayat 1

“Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha

pembelaan negara”.

BAB III

23

Page 24: Demokrasi

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam negara demokrasi, pemerintah (penguasa) berasal dari rakyat, dipilih

oleh rakyat, dan mengabdi untuk kepentingan rakyat.

Konsep demokrasi semula lahir di Yunani Kuno pada abad ke-4 Sebelum

Masehi sampai abad ke- 6 Masehi. Kata "demokrasi" pertama muncul pada

mazhab politik dan filsafat Yunani kuno di negara-kota Athena. Dipimpin

Cleisthenes, warga Athena mendirikan negara yang umum dianggap sebagai

negara demokrasi pertama pada tahun 508-507 SM.

Bentuk demokrasi ada 2 yaitu pertama system presidensial,dalam sistem ini

kekuasaan sepenuhnya berada di tangan presiden. Dan kedua system

parlementer sistem ini menerapkan model hubungan yang menyatu antara

kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Macam demokrasi antara lain: Pertama berdasar titik berat perhatiannya

meliputi demokrasi formal, material dan gabungan. Kedua berdasar

Ichtiology meliputi demokrasi konstitusional dan proletar. Ketiga berdasar

proses penyaluran kehendak rakyat meliputi demokrasi langsung dan

demokrasi tidak langsung.

Ciri-ciri pemerintahan demokrasi antara lain (1)Adanya keterlibatan warga,

(2) Adanya pengakuan, penghargaan terhadap hak asasi rakyat, (3)Adanya

persamaan hak, (4) Adanya lembaga peradilan, kekuasaan dan kehakiman,

(5)Adanya pers yang bebas menyampaikan informasi aspirasi rakyat,

(6)Adanya kebebasan dan kemerdekaan, (7)Adanya pemilu oleh rakyat, (8)

Adanya pemilu yang bebas, jujur serta adil, (9) Adanya pengakuan terhadap

perbedaan agama.

Perkembangan sistem pemerintahan demokrasi di Indonesia yang pernah

dianut (1)Demokrasi Parlementer, (1945-1959), (2)Demokrasi Terpimpin

(1959-1965), (2)Demokrasi Pancasila Orba (1966-1998), (3)Demokrasi

Pancasila Era Reformasi (1999-sekarang)

Pembagian Kekuasaan berdasar UUD’45 antara lain: (1)Kekuasaan eksekutif,

didelegasikan kepada presiden (Pasal 4 ayat 1 UUD 1945). (2)Kekuasaan

24

Page 25: Demokrasi

Legislatif, didelegasikan kepada presiden dan DPR dan DPD pasal 5 ayat 1,

pasal 19 dan pasal 22 C UUD 1945. (3)Kekuasaan Yudikatif, didelegasikan

kepada Mahkamah Agung pasal 24 ayat 1 UUD 1945. (4)Kekuasaan

Inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan Pemeriksa Keuangan

(BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pasal 20 ayat 1.

3.2. Saran

Saran untuk permasalahn diatas, system Demokrasi di Indonesia ini

seharusnya diperbaiki lagi terutama pada penerapannya. Sehingga system

demokrasi di Indonesia ini berjalan dengan semestinya, yang memang oleh rakyat

dan untuk rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

25

Page 26: Demokrasi

Budiardjo, Miriam. 1978. Dasar-dasar Ilmu Politik. Gramedia Pustaka Utama :

Jakarta

Kaelan, H., Achmad Zubaidi. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan untuk

Perhuruan Tinggi. Paradigma : Yogyakarta

Kartono, Kartini. 1989. Psikologi Sosial. Rineka Cipta : Jakarta

Poti, Jamhur. 2011. DEMOKRATISASI MEDIA MASSA DALAM PRINSIP

KEBEBASAN. Jurnal Ilmu Politik dan Ilmu Pemerintahan, Vol. 1, No. 1

Sumarsono, S., Agus Susarso, Hamdan Mansyur. 2007. Pendidikan

Kewarganegaraan. PT. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta

Thalhah, HM. 2009. Teori Demokrasi dalam Wacana Ketatanegaraan Perspektif

Pemikiran Hans Kelsen. JURNAL HUKUM NO. 3 VOL. 16 JULI 2009:

413 – 422

Winataputra, Udin, S.2006. Demokrasi dan Pendidikan Demokrasi. Dikti: Jakarta

26