demografi penduduk

17
BAB 2 TINJAUAN TEORI 2.1. Arti dan Tujuan Demografi Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: ‘Demos’ adalah rakyat atau penduduk dan Grafein’ adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan perkataan lain segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu. Ketiga komponen demografi/variabel demografi, bermacam-macam karakteristik penduduk, dan gejala-gejala yang saling berhubungan didalam masyarakat tersebut dipakai oleh para ahli demografi untuk 4 (empat) tujuan pokok yaitu : 1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu. 2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia. 3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan bermacam-macam aspek organisasi sosial. 4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

description

proyrksi penduduk demografi

Transcript of demografi penduduk

Page 1: demografi penduduk

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1. Arti dan Tujuan Demografi

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti: ‘Demos’ adalah rakyat atau

penduduk dan ‘Grafein’ adalah menulis. Demografi adalah ilmu yang mempelajari

persoalan dan keadaan perubahan-perubahan penduduk atau dengan perkataan lain

segala hal ihwal yang berhubungan dengan komponen-komponen perubahan tersebut

seperti : kelahiran, kematian, migrasi, sehingga menghasilkan suatu keadaan dan

komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin tertentu.

Ketiga komponen demografi/variabel demografi, bermacam-macam

karakteristik penduduk, dan gejala-gejala yang saling berhubungan didalam

masyarakat tersebut dipakai oleh para ahli demografi untuk 4 (empat) tujuan pokok

yaitu :

1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.

2. Menjelaskan pertumbuhan masa lampau, penurunannya dan persebarannya dengan

sebaik-baiknya dan dengan data yang tersedia.

3. Mengembangkan hubungan sebab-akibat antara perkembangan penduduk dengan

bermacam-macam aspek organisasi sosial.

4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk dimasa yang akan datang dan

kemungkinan-kemungkinan konsekuensinya.

Page 2: demografi penduduk

2.2. Struktur dan Persebaran Penduduk

2.2.1. Komposisi Penduduk

Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri tertentu dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a). Biologis, meliputi umur dan jenis kelamin

b). Sosial, antara lain meliputi tingkat pendidikan, status perkawinan dan sebagainya.

c). Ekonomi, meliputi penduduk yang aktif secara ekonomi, lapangan pekerjaan, jenis

pekerjaan, tingkat pendapatan, dan sebagainya.

d). Geografis, berdasarkan tempat tinggal, daerah perkotaan, pedesaan, provinsi,

kabupaten, dan sebagainya.

Pengelompokan penduduk sangat berguna untuk berbagai maksud dan tujuan

seperti :

a). Untuk mengetahui ‘Human Resources’ yang ada baik menurut umur maupun jenis

kelamin.

b). Untuk mengambil suatu kebijaksanaan yang berhubungan dengan kependudukan.

c). Untuk membandingkan keadaan suatu penduduk dengan penduduk lainnya.

d). Melalui penggambaran piramida penduduk dapat diketahui ‘proses demografi’

yang telah terjadi pada penduduk tersebut.

Page 3: demografi penduduk

2.2.2. Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio)

Perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan

pada suatu daerah dan waktu tertentu. Biasanya dinyatakan dalam banyaknya

penduduk laki-laki per 100 perempuan, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

kxPerempuanPendudukJumlah

lakiLakiPendudukJumlahRatioSex −= ; k = Konstanta (100)

Besar kecilnya Rasio Jenis Kelamin di suatu daerah dipengaruhi oleh :

a). Sex Ratio at Birth

Dibeberapa negara umumnya berkisar antara 103-105 bagi laki-laki per 100 bayi

perempuan.

b). Pola mortalitas antara penduduk laki-laki dan perempuan

Jika kematian laki-laki lebih besar daripada jumlah kematian perempuan maka

rasio jenis kelamin semakin kecil.

c). Pola migrasi antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan

Jika disuatu daerah Sex Ratio > 100 berarti di daerah tersebut lebih banyak

penduduk laki-laki. Sedangkan jika Sex Ratio < 100 berarti lebih banyak

perempuan.

Page 4: demografi penduduk

2.2.3. Angka Beban Tanggungan (Dependency Ratio)

Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang tidak produktif

(umur dibawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan banyaknya orang yang

termasuk usia produktif (umur 15-64 tahun), dinyatakan dengan rumus sebagai berikut

:

kxP

PPRatioDependency

6415

65140

+− += ; k = Konstanta (100)

Secara kasar angka ini dapat digunakan sebagai indikator ekonomi dari suatu negara

apakah tergolong maju atau bukan.

2.2.4. Umur Median (Median Age)

Umur median adalah umur yang membagi penduduk menjadi dua bagian dengan

jumlah yang sama, bagian yang pertama lebih muda dan bagian yang kedua lebih tua

daripada median age. Umur median ditentukan berdasarkan umur dari sebagian

penduduk yang lebih tua dan umur bagian penduduk yang lebih muda. Guna umur

median adalah untuk mengukur tingkat pemusatan penduduk pada kelompok-

kelompok umur tertentu, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

ixf

fxN

MdMd

Md

−+= 21

Page 5: demografi penduduk

Dimana :

1Md : adalah batas bawah kelompok umur yang mengandung jumlah 2N

N : adalah jumlah penduduk

fx : adalah jumlah penduduk kumulatif sampai dengan kelompok umur yang

mengandung 2N

fMd : adalah jumlah penduduk pada kelompok umur dimana terdapat nilai

Untuk menentukan apakah suatu penduduk tergolong penduduk tua atau

penduduk muda dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Melihat komposisi umur penduduknya untuk kelompok usia dibawah 15 tahun dan

diatas 65 tahun.

Umur Penduduk Tua Penduduk Muda

0 - 14 ≤ 30 % ≥ 40 %

15 - 64 ≥ 60 % ≤ 55 %

65 + ≥ 10 % ≤ 5 %

2. Dengan melihat umur mediannya :

Umur Median Kategori

≤ - 20 tahun Penduduk muda

10 - 30 tahun Penduduk Intermediate

≥ - 30 tahun Penduduk tua

Page 6: demografi penduduk

2.2.5. Kepadatan Penduduk (Land Man Ratio)

Hal yang merupakan masalah komplit dan perlu mendapat perhatian dalam

kependudukan adalah ketidakmerataan penyebaran penduduk yang diukur dari tingkat

kepadatan penduduk (Popukation Density Rate). Salah satu faktor ketimpangan

penyebaran penduduk adalah disebabkan oleh faktor ragam potensi antar-daerah dan

belum meratanya distribusi pembangunan antar-wilayah. Kepadatan penduduk

dihitung dengan rumus sebagai berikut :

)/(tan 2 HaKmWilayahLuas

wilayahsuatuPendudukJumlahPendudukKepada =

Kepadatan penduduk kasar menunjukkan bahwa jumlah penduduk untuk setiap

Kilometer persegi luas wilayah. Kepadatan penduduk merupakan ukuran persebaran

penduduk yang paling umum digunakan karena selain data dan cara perhitungannya

sederhana, ukuran ini sudah distandarisasi dengan luas wilayah.

Page 7: demografi penduduk

2.2.6. Piramida Penduduk

Komposisi umur dan jenis kelamin suatu penduduk secara grafik dapat digambarkan

dalam bentuk piramida. Sampai saat ini dalam demografi dikenal ada 5 (lima) bentuk

atau model Piramida penduduk yaitu :

Gambar 2.1 Berbagai Bentuk atau Model Piramida Penduduk

Page 8: demografi penduduk

Model 1. Piramida penduduk model ini mempunyai dasar lebar dan ‘slope’ tidak

terlalu curam atau datar. Bentuk semacam ini terdapat pada penduduk

dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi, sebelum mereka

mengadakan pengendalian terhadap kelahiran maupun kematian. Umur

median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio)

tinggi. Contoh : Piramida penduduk India 1951 dan Piramida penduduk

Indonesia 1971.

Model 2. Dibandingkan dengan model 1, maka dasar piramida model 2 ini lebih

besar dan ‘slope’ lebih curam sesudah kelompok umur 0-4 tahun sampai ke

puncak piramida. Terdapat pada negara dengan permulaan pertumbuhan

penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan tingkat kematian

bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan tingkat fertilitas. Median

age (umur median) sangat rendah dan angka beban tanggungan

(dependency ratio) merupakan yang tertinggi di dunia. Contoh : Sri Lanka,

Meksiko, dan Brazilia.

Model 3. Bentuk piramida ini dikenal dengan bentuk sarang tawon kuno (old

fashioned beehive). Terdapat pada negara dengan tingkat kelahiran yang

rendah begitu pula tingkat kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki

piramida ini yaitu umur median sangat tinggi, dengan beban tanggungan

sangat rendah terutama pada kelompok umur-umur tua. Contoh : Piramida

penduduk pada hampir seluruh negara-negara Eropa Barat.

Page 9: demografi penduduk

Model 4. Piramida penduduk dengan bentuk lonceng/genta (The bellshaped

pyramid). Bentuk ini dicapai oleh negara-negara yang paling sedikit sudah

100 tahun mengalami penurunan tingkat fertilitas (kelahiran) dan

kematian. Umur median cenderung menurun dan angka beban tanggungan

meninggi. Contoh : Piramida penduduk Amerika Serikat.

Model 5. Terdapat pada negara yang menjalani penurunan drastis yang tingkat

kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Penurunan tingkat kelahiran

yang terus-menerus akan menyebabkan berkurangnya jumlah absolut

daripada penduduk. Contoh : Jepang.

Berdasarkan komposisi umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk

dapat dibedakan atas tiga ciri, yaitu :

a). Expansive : Sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur termuda.

Contoh : Indonesia.

b). Constrictive : Sebagian kecil penduduk berada dalam kelompok umur muda.

Contoh : Amerika Serikat.

c). Stationary : Banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama

banyaknya, dan mengecil pada usia tua kecuali pada kelompok

umur tertentu. Contoh : Swedia.

Page 10: demografi penduduk

Gambar 2.2 Tiga Ciri Penduduk dalam Bentuk Piramida

2.3. Proyeksi Penduduk

Untuk mengetahui keadaan demografi Kabupaten Tapanuli Utara digunakan teknik

proyeksi, yakni untuk menentukan besarnya jumlah penduduk dan struktur penduduk

dimasa yang akan datang. Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah

penduduk untuk masa mendatang, tetapi suatu perhitungan ilmiah yang didasarkan

asumsi dari komponen-komponen laju pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran,

kematian, dan migrasi penduduk.

Proyeksi merupakan suatu istilah yang ditujukan untuk memberikan arti tentang

perhitungan ilustratif yang didasarkan atas beberapa asumsi. Berpegang kepada

sejumlah data yang telah tersedia, biasanya dapat disusun suatu proyeksi dengan cara

mengintroduksikan arah berbagai peristiwa vital yang diasumsikan, baik yang

bergerak menuju ke arah masa yang akan datang maupun periode sebelumnya.

Page 11: demografi penduduk

Setiap perhitungan mengenai jumlah penduduk pada masa mendatang senantiasa

dilakukan dengan menggunakan ciri hipotetis penduduk. Ramalan tersebut biasanya

tidak begitu tepat. Untuk dapat menyusun estimasi masa depan yang dapat

dipertanggungjawabkan, kondisi masa depan yang mempengaruhi semua proses vital

harus juga diramalkan. Pada saat ini hal tersebut tidak mungkin kecuali kebetulan.

Walau demikian mengenai jumlah penduduk pada umumnya tidak pasti.

Pengetahuan manusia mengenai kekuatan yang menyebabkan terjadinya perubahan

mortalitas, fertilitas, perkawinan dan migrasi pada hakikatnya sangat tidak lengkap,

dan pengaruh yang tepat mengenai sebab-sebabnya pun tidak mudah ditentukan begitu

saja. Bahkan bila pemahaman manusia mengenai masa lampau juga boleh dikatakan

lengkap, tetapi masa depan mau tidak mau akan tetap serba tidak menentu. Dengan

demikian tidaklah mungkin untuk meramalkan arah elemen-elemen tersebut untuk

masa yang akan datang dengan penuh keyakinan.

2.4. Pertumbuhan Penduduk

Untuk menghitung proyeksi penduduk pada masa yang akan datang harus diketahui

terlebih dahulu pertumbuhan penduduknya. Pertumbuhan adalah setiap perubahan

jumlah penduduk (baik pertambahan atau pengurangan), dapat berbentuk positif

ataupun negatif. Pada hakikatnya suatu pertumbuhan penduduk hanya berpangkal

pada tiga sumber, yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Pertumbuhan tersebut sama

sekali bukan merupakan aspek yang terpisah daripada eksistensi penduduk, tetapi

justru merupakan akibat berbagai faktor khusus.

Page 12: demografi penduduk

Ciri dari pertumbuhan penduduk yaitu, keseimbangan antara faktor kelahiran,

kematian, dan migrasi yang merupakan suatu keadaan yang unik. Segala sesuatunya

ternyata tidak hanya ditentukan oleh salah satu diantara ketiga faktor tersebut. Dalam

keadaan tertentu terdapat kemungkinan adanya perbedaan yang cukup besar antara

kombinasi faktor-faktor tersebut, sehingga keseimbangannya dari waktu-kewaktu bisa

berubah. Dalam sejarahnya jumlah penduduk senantiasa mengalami fluktuasi antara

pertambahan dan pengurangan.

Pertumbuhan biasanya cenderung mengikuti pola bunga-berbunga (Compound

interest) karena jumlah penduduk yang bertambah akan senantiasa malah lebih

bertambah sepanjang masa. Angka pertumbuhan yang konstan akan semakin

menambah jumlah penduduk. Malah angka pertumbuhan yang tidak begitu besar pun

akan menyebabkan terjadinya pertambahan tahunan secara besar-besaran apabila

berlangsung secara kontinu dalam jangka waktu yang cukup lama.

Pertambahan jumlah penduduk dunia diakibatkan karena jumlah kelahiran yang

ternyata jauh melebihi jumlah kematian. Selain itu mungkin juga disebabkan karena

sarana pengendalian risiko kematian kian lama kian berhasil ditingkatkan sedangkan

penurunan angka kelahiran yang sangat lambat. Selain itu pertambahan penduduk

mungkin juga ditujukan untuk mencapai pertambahan alamiah dengan cara

meningkatkan angka kelahiran yang lebih tinggi.

Sudah tentu pertumbuhan alamiah merupakan sumber pertambahan didunia

sebagai suatu keseluruhan dan mungkin juga di beberapa tertentu. Walaupun demikian

disuatu negara tertentu migrasi dapat juga memegang peranan yang penting, dan

kadang-kadang malah merupakan faktor yang dominan; migrasi ini pada masa lampau

Page 13: demografi penduduk

menyebabkan pertumbuhan penduduk semakin cepat. Peningkatan sarana komunikasi

dapat juga menjadi faktor pertambahan penduduk.

2.5. Fertilitas ( Kelahiran )

2.5.1. Pengertian Fertilitas

Fertilitas adalah kemampuan seorang wanita secara riil untuk melahirkan.

Kemampuan seorang wanita untuk melahirkan berbeda antara wanita satu dengan

wanita lain. Tinggi rendahnya tingkat kelahiran penduduk mempunyai keterkaitan dan

ketergantungan pada stuktur umur, banyaknya perkawinan, penggunaan kontrasepsi,

usia perkawinan, tingkat pendidikan, dan status sosial ekonomi.

2.5.2. Pengukuran Fertilitas Kumulatif

Dalam pengukuran fertilitas kumulatif, kita mengukur rata-rata jumlah anak laki-laki

dan perempuan yang dilahirkan oleh seorang perempuan pada waktu perempuan itu

memasuki usia subur hingga melampaui batas reproduksinya (15-49 tahun). Ukuran

fertilitas yang digunakan dalam hal ini adalah Tingkat Fertilitas Total (Total Fertility

Rates = TFR). Tingkat Fertilitas Total didefinisikan sebagai jumlah kelahiran hidup

laki-laki dan perempuan tiap 1,000 penduduk yang hidup hingga akhir masa

reproduksinya dengan catatan :

1). Tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri masa

reproduksinya.

2). Tingkat fertilitas menurut umur tidak berubah pada periode waktu tertentu.

Page 14: demografi penduduk

Tingkat Fertilitas Total menggambarkan riwayat fertilitas dari sejumlah perempuan

hipotesis selama masa reproduksinya.

2.5.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Tinggi Rendahnya Fertilitas Penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas dapat dibagi menjadi dua

yaitu faktor demografi dan faktor non-demografi. Faktor demografi diantaranya

adalah : struktur umur, struktur perkawinan, dan proporsi yang kawin. Sedangkan

faktor non-demografi antara lain, keadaan ekonomi penduduk, tingkat pendidikan,

perbaikan status perempuan, urbanisasi dan industrialisasi. Variabel-variabel diatas

dapat berpengaruh secara langsung terhadap fertilitas, ada juga berpengaruh tidak

langsung.

Davis dan Blake (1956) dalam tulisannya berjudul: The Social Structure of

Fertility: An Analitical Framework, menyatakan bahwa faktor-faktor sosial

mempengaruhi ferilitas melalui variabel antara.

Gambar 2.3 Skema dari Faktor Sosial yang Mempengaruhi Fertilitas Lewat

Variabel Antara

Dalam tulisan tersebut Davis dan Blake juga menyatakan bahwa proses reproduksi

seorang perempuan usia subur melalui tiga tahap yaitu: hubungan kelamin, konsepsi,

kehamilan, dan kelahiran.

Variabel Antara

Faktor Sosial

Fertilitas

Page 15: demografi penduduk

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan hubungan kelamin pada usia

reproduksi adalah :

a). Umur memulai hubungan kelamin.

b). Selibat permanen, yaitu proporsi perempuan yang tidak pernah mengadakan

hubungan kelamin.

c). Lamanya masa reproduksi yang hilang karena :

• Perceraian, perpisahan, atau ditinggal pergi oleh suami.

• Suami meninggal dunia.

d). Abstinensi sukarela.

e). Abstinensi karena terpaksa (impotensi, sakit, berpisah sementara yang tidak bisa

dihindari).

f). Frekuensi hubungan seks (tidak termasuk abstinensi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan konsepsi adalah :

a). Kesuburan dan kemandulan biologis (frekunditas dan infekunditas) yang

disengaja.

b). Menggunakan atau tidak menggunakan alat-alat kontrasepsi.

• Cara kimiawi dan cara mekanis.

• Cara-cara lain (seperti metoda ritma, dan senggama terputus).

c). Kesuburan atau kemandulan yang dipengaruhi oleh faktor-faktor disengaja,

misalnya sterilisasi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi selama kehamilan dan kelahiran adalah :

a). Kematian janin karena faktor-faktor yang tidak sengaja.

b). Kematian janin karena faktor-faktor yang disengaja.

Page 16: demografi penduduk

2.6. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen demografi

yang dapat mempeneruhi perubahan penduduk. Informasi kematian sangat penting,

tidak saja bagi pemerintah melainkan juga bagi pihak swasta yang terutama

berkecimpungan dalam bidang kesehatan dan ekonomi. Data kematian sangat

diperlukan antara lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan.

Misalnya, perencanaan fasilitas perumahan, fasilitas pendidikan dan jasa-jasa lainnya

untuk kepentingan masyarakat. Data kematian juga diperlukan untuk mengevaluasi

program-program kebijaksanaan penduduk.

Tinggi rendahnya tingkat kematian penduduk suatu daerah tidak hanya

mempengaruhi pertumbuhan penduduk, tetapi juga barometer dari tinggi rendahnya

tingkat kesehatan masyarakat disuatu daerah. Definisi “mati” menurut UN (United

Nation) dan WHO (World Health Organization) adalah sebagai berikut: “Mati adalah

keadaan menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa

terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup”. Dengan demikian keadaan “mati” hanya

bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran hidup. Sedangkan definisi “lahir hidup”

menurut UN dan WHO adalah sebagai berikut:

“Lahir hidup yaitu peristiwa keluarnya hasil konsepsi dari rahim seorang ibu

secara lengkap tanpa memandang lamanya kehamilan dan setelah perpisahan tersebut

terjadi, hasilnya konsepsi bernafas dan mempunyai tanda-tanda hidup lainnya, seperti

denyut jantung, denyut tali pusat, atau gerakan-gerakan otot, tanpa memandang

apakah tali pusat sudah dipotong atau belum”.

Page 17: demografi penduduk

2.6.1. Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate = IMR)

Angka kematian bayi merupakan indikator yang sangat berguna, tidak saja terhadap

status kesehatan anak, tetapi juga terhadap status penduduk keseluruhan dan kondisi

ekonomi dimana penduduk tersebut bertempat tinggal. Angka kematian bayi tidak

hanya mereflesikan besarnya masalah kesehatan yang bertanggungjawab langsung

terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi saluran pernapasan, salah gizi, penyakit-

penyakit infeksi spesifik dan kondisi prenatal, tetapi juga merefleksikan tingkat

kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan dan secara umum tingkat perkembangan

sosial ekonomi masyarakat.

Angka kematian bayi juga telah menunjukkan fungsinya sebagai indikator

ampuh dalam menilai perubahan kondisi kesehatan disuatu negara. Pada negara-

negara dimana dimana angka kematian bayi telah dihitung selama periode yang lama,

terlihat reproduksi angka kematian bayi sejajar dengan perbaikan standar hidup dan

kondisi sanitasi termasuk juga kemudahan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya

bagi masyarakat.