DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI...

62
i DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI PASIEN ANAK DENGAN AUTISME DI RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010-2012 Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : Salwa NIM: 109103000043 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA TAHUN 1433 H/2012 M

Transcript of DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI...

Page 1: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

i

DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI PASIEN

ANAK DENGAN AUTISME DI RSJ Dr. SOEHARTO HEERDJAN TAHUN 2010-2012

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

Salwa

NIM: 109103000043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

TAHUN 1433 H/2012 M

Page 2: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,
Page 3: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,
Page 4: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,
Page 5: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim.

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas Rahmat dan Inayah-

Nya penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul “Demografi, Faktor Risiko,

dan Terapi Pasien Anak dengan Autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Tahun

2010-2012”

Penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sangatlah sulit bagipenulis untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena

itu, dalam kesempatan kali ini penulisingin menyampaikan penghargaan yang

setinggi-tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr (hc). dr. M.K. Tadjudin Sp.And,dr. H.M. Djauhari

Wijajakusumah, AIF, PFK, dan Dra. Farida Hamid, M.Pd selaku

Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta bidang

kemahasiswaan.

2. Dr. dr. Syarief Hasan Lutfie, Sp.KFR selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter.

3. Dr. Yanti Susianti, Sp.A dan dr. Isa Multazam Noor, Sp.KJ selaku

dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan saya dalam penyusunan penelitian ini.

4. Staf Litbang dan semua petugas rekam medis RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan Jakarta yang telah mengizinkan penggunaan dan membantu

mempermudah penggunaan rekam medis pasien autisme untuk

penelitian ini.

5. Kemenag RI yang telah memberikan beasiswa sehingga penulis

diberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 6: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

vi

6. Bapak dan Ibu serta keluarga yang telah memberikan kasih sayang, doa

dan dorongan baik moril maupun materil.

7. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2009 atas

semuabantuannya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

Saya sadari penyusunan laporan penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat saya

harapkan demi kesempurnaanpenelitian ini.

Demikian yang dapat saya sampaikan, insya Allah penelitian ini dapat

bermanfaat khususnya bagi saya yang sedang menempuh pendidikan dan dapat

dijadikan pelajaran bagi adik-adik selanjutnya.

“Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka bila kamu telah

selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang

lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al

Insyirah:6-7)”

Penyusun

Page 7: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

vii

ABSTRAK Salwa. Pendidikan Dokter. Demografi, Faktor Risiko, dan Terapi Pasien Anak dengan Autisme Di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010-2012.

Autisme adalah gangguan pada anak yang menyebabkan hendaya berinteraksi sosial, berkomunikasi, dan berperilaku stereotipik.Saat ini prevalensinya mencapai 20-40 per 10.000 anak. Rasio jenis kelamin pada autisme sebesar 4:1 untuk laki-laki : perempuan. Penyebab autisme banyak faktor diantaranya faktor genetik, faktor perinatal, faktor biologis, dan lain-lain. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui demografi, faktor risiko, dan terapi pada pasien anak dengan autisme di RSJ Soeharto Heerdjan. Desain penelitian ini menggunakan studi potong lintang dengan jumlah sampel 23. Selanjutnya data dianalisis dengan SPSS 16. Prevalensi autisme di RSJ Soeharto Heerdjandari tahun 2010-2012 adalah 4,5%, rasio jenis kelamin laki-laki : perempuan adalah 7:1 dan distribusi kelompok umur terbanyak 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu 9 pasien (39,1%). Riwayat kejang demam terdapat pada 6 pasien (26%) dan BBLR pada 4 pasien (17,3%). Terapi farmakologi yang paling sering digunakan adalah asam folat 19 pasien (82,6%), risperidone dan vitamin B6 16 pasien (69,9%) , aripriprazole8 pasien (34,8%),terapi psikososialyang terbanyak dilakukan adalah SI 17 pasien(73,9%) dan terapi wicara 16 pasien (69,6%). Kata kunci: autisme, anak, demografi, faktor risiko, terapi

ABSTRACT Salwa. Medical Education. Demography, Risk Factor, and Theraphy of Autism Children In RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta Year 2010-2012.

Autism is a disorder in children that causes impairment of social interaction, communication, and stereotyped behavior. Prevalence autism was 20-40 per 10,000 children. Sex ratio in autism of 4:1 for male: female. The cause of autism were many factors, including genetic factors, perinatal factors, biological theories, etc. The aim of study to describe autism in RSJ Soeharto Heerdjan. The design of this study used cross-sectional study with a sample size of 23 patients. Then, the data were analyzed with SPSS 16. The prevalence of autism in RSJ Soeharto Heerdjan in 2010-2012 was 4.5%, sex ratio is 7:1 for male : female, and the most distribution of age groups are 5-9 years and 10-14 years in 9 patients (39.1%). History of seizures 6 patients (26%) and LBW 4 patients (17.3%). The most often used of Pharmacological therapy are folic acid in 19 patients (82.6%), risperidone and vitamin B6 16 patients (69.9%), whereas psychosocial therapy is most commonly used SI 17 patients (73.9%) and speech therapy 16 patients (69.6%),.

Keywords: Autism, children, demography, risk factors, treatment

Page 8: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

viii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi

DAFTAR SINGKATAN ..................................................................................... xii

BAB I ...................................................................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................... 2

BAB II ..................................................................................................................... 4

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

2.1. Pendahuluan .............................................................................................. 4

2.2. Definisi ..................................................................................................... 5

2.3. Epidemiologi ............................................................................................. 5

2.4. Etiologi ..................................................................................................... 7

2.5. Diagnosis ................................................................................................ 12

2.6. Deteksi Dini ............................................................................................ 14

2.7. Diagnosis Banding .................................................................................. 15

2.8. Penatalaksanaan ...................................................................................... 16

2.9. Kerangka Teori ....................................................................................... 22

2.10.Kerangka Konsep ...................................................................................... 23

2.11.Definisi Operasional .................................................................................. 24

BAB III ................................................................................................................. 25

RANCANGAN PENELITIAN ........................................................................... 25

3.1. Metode penelitian ................................................................................... 25

3.2. Waktu dan Tempat penelitian ................................................................. 25

3.3. Populasi dan Sampel ............................................................................... 25

Page 9: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

ix

3.4. Kriteria Inklusi dan Eksklusi .................................................................. 26

3.5. Metode dan Besar Sampel ...................................................................... 26

3.6. Cara kerja ................................................................................................ 27

BAB IV ................................................................................................................. 29

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.................................................. 29

4.1. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 29

4.2. Prevalensi Pasien Anak dengan PDDs dan Autisme .............................. 30

4.3. Pola Distribusi Pasien Anak dengan Autisme ........................................ 32

4.3.1. Berdasarkan Jenis Kelamin ................................................................. 32

4.3.2. Berdasarkan Kelompok Umur ............................................................ 33

4.3.3. Berdasarkan RiwayatKejang ............................................................... 34

4.3.4. Berdasarkan Berat Bayi Lahir ............................................................. 35

4.4. Terapi Farmakologi Pasien Anak Dengan Autisme ............................... 36

4.5. Terapi Psikososial Pasien Anak dengan Autisme ................................... 38

BAB V ................................................................................................................... 38

SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................. 38

5.1. Simpulan ..................................................................................................... 38

5.2. Saran ....................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 40

LAMPIRAN ......................................................................................................... 43

RIWAYAT PENULIS ......................................................................................... 43

Page 10: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

x

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Penelitian Epidemiologi Representatif dari Autisme……... 6

Tabel 2.2. Kriteria Diagnosis Autisme Berdasarkan DSM-IV-TR…… 12

Tabel 2.3. Obat Psikiatrik yang Lazim pada Anak dan Remaja……… 16

Tabel 2.4. Definisi Operasional Penelitian…………………………… 23

Tabel 4.1. Distribusi Pasien Autisme Berdasarkan Jenis Kelamin…… 30

Tabel 4.2. Distribusi Pasien Autisme Berdasarkan Kelompok Umur... 31

Tabel 4.3. Distribusi Pasien Berdasarkan Riwayat Kejang………….. 32

Tabel 4.4. Distribusi Pasien Autisme Berdasarkan Berat Lahir……… 33

Tabel 4.5. Terapi Farmakologi Pasien Autisme……………………… 34

Tabel 4.6. Terapi Psikososial Pasien Autisme……………………….. 36

Page 11: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Grafik Perbandingan Pasien Autisme Berdasarkan Jenis Kelamin…... 7

Gambar 4.1. PDDs di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta 2010-2012………..…… 29

Gambar 4.2. Pemberian Terapi Farmakologi Autisme……………………………... 35

Page 12: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

xii

DAFTAR SINGKATAN

BBLR :Berat Bayi Lahir Rendah

CDD :Childhood Disintegrative Disorder

CSS :Cairan Serebro Spinal

DSM-IV-TR :Diagnostic and Statictical mental - IV- text revised

GABA :GammaAminobutyric Acid

OT :Okupasi Terapi

PDD-NOS :Pervasive Developmental Disorder Not Otherwise

Specified

PDDs :Pervasive Developmental Disorders

SI :Sensori Integrasi

Page 13: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang terutama ditandai oleh

ketidakmampuan dalam komunikasi, sosialisasi, dan imajinasi.1,2Autisme

merupakan salah satu dari lima kriteria pervasive developmental disorder (PDDs)

atau gangguan pervasif pada anak yang gejalanya muncul sebelum anak berusia 3

tahun. Gangguan ini ditandai dengan gangguan kualitatif pada komunikasi verbal

dan non verbal, aktifitas imajinatif, dan pada interaksi sosial timbal balik. 3,4,5Di

antara gejala-gejala utama pada autisme antara lain tidak peduli dengan

lingkungan sosial, tidak dapat bereaksi normal dalam pergaulan sosialnya,

keterlambatan perkembangan bicara dan bahasa, dan penurunan reaksi

pengamatan terhadap lingkungan yang terbatas dan berulang-ulang.3

Prevalensi autisme sampai saat ini menunjukkan adanya suatu peningkatan

yang cukup besar. Sejak suatu penelitian epidemiologi yang pertama kali

dilakukan pada tahun 1996 hingga tahun 2000 diperkirakan terjadi peningkatan 10

kali lipat yaitu jika pada tahun 1966 diperkirakan sebesar 4-5 per 10.000, maka

pada tahun 2000 menjadi sebesar 40 sampai 60 per 10.000 anak5, 6Saat ini data

prevalensi dunia menunjukkan bahwa prevalensi autisme mencapai 15-20 kasus

per 10.000 anak atau 0,15% - 0,20%. Jika asumsi angka kelahiran di Indonesia 6

juta per tahun, maka jumlah pasien autisme akan bertambah 9000 anak per

tahun.2,4 Sedangkan perbandingan jenis kelaminuntuk anak laki-laki dan

perempuan adalah 4:13,5

Sampai saat ini penyebab autisme belum diketahui dengan pasti, banyak

beberapa teori yang dikemukakan mengenai penyebab autisme, diantaranya faktor

prenatal, natal dan postnatal, seperti toksoplasmosis, berat bayi lahir rendah

(BBLR), dan kejang demam, kemudian faktor psikososial, teori biologis, teori

Page 14: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

2

genetik,model neuroanatomi, hipotesis neurokimia, infeksi virus,teori

imunologis,dan lain-lain 1,3

Dengan banyaknya teori yang berkembang mengenai faktor-faktor yang

menyebabkan autisme dan berkembangnya data epidemiologi demografi

persebaran autisme maka dari itu saya tertarik mengetahui gambaran pasien anak

dengan autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2010-2012.

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, penelitian ini adalah ingin mengetahui

bagaimanademografi, faktor risiko, dan terapi pada pasien anak dengan autisme di

RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2010-2012.

1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui demografi, faktor risiko, dan terapi

pasien anak dengan autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2010-

2012.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi institusi

1. Menambah referensi penelitian di Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

2. Dapat mengetahui demografi pasien anak dengan autisme di RSJ dr.

Soeharto Heerdjan Jakarta.

3. Dapat mengetahui faktor risiko pada pasien anak dengan autisme di

RSJ dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.

4. Dapat mengetahui terapi yang diberikan pada pasien anak dengan

autisme di RSJ dr. Soeharto Heerdjan Jakarta.

5. Dapat memberikan informasi mengenai prevalensi pasien anak

dengan autismedi RSJ dr.Soeharto Heerdjan.

Page 15: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

3

6. Informasi tersebut dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan

penelitian lebih dalam untuk peneliti yang lain untuk menolong dan

meningkatkan kualitas hidup pasien anak dengan autisme.

1.4.2. Bagi peneliti

1. Mengetahui prevalensi autisme.

2. Mengetahui demografi pasien anak dengan autisme dilihat dari usia,

dan jenis kelamin.

3. Mengetahui faktor risiko dari pasien anak dengan autisme.

4. Mengatahui terapi yang diberikan pada anak dengan autisme.

5. Sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana kedokteran di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

6. Mendapatkan pengalaman melakukan penelitian terutama di bidang

kesehatan jiwa anak.

7. Mengetahui cara membuat penelitian yang baik dengan

menggunakan ilmu metodologi yang sudah diperoleh selama

perkuliahan.

Page 16: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Pendahuluan

Autisme merupakan satu dari lima kriteria pervasive developmental disorders

(PDDs) atau gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya muncul

sebelum anak berusia 3 tahun.3Autisme dalam diagnostic and statistical manual of

mental disorders text revised (DSM-IV-TR) merupakan satu dari lima jenis

pervasive developmental disorder (PDDs) atau gangguan perkembangan pervasif

diluar attention deficit hyperactive disorder/ hiperaktif (ADHD).6 PPDs adalah

istilah yang digunakan untuk menggambarkan beberapa kelompok gangguan

perkembangan yang mencakup bidang interaksi sosial, komunikasi dan perilaku,

Jenis-jenis PDDs yang lain adalah:

1. Sindrom Asperger.

2. Sindrom Rett.

3. Childhooddisintegrative disorder atau gangguan disintegrasi pada anak.

4. Pervasive developmental disorders not otherwise specified (PDD-

NOS)ataugangguan perkembangan pervasif yang tidak memenuhi kriteria

Autisme, Asperger, dan Rett atau disebut juga dengan autisme atipikal. 6,7

Diagnosis autisme pada seorang anak dapat dibuat apabila memenuhi kriteria

diagnosis dari DSM-IV-TR akan tetapi beberapa penelitian terhadap pasien

menunjukkan banyak kasus memiliki manifestasi klinis autisme yang sangat

bervariasi, tidakkhas, dan gejala lebih sedikit atau lebih ringan. Kasus-kasus

tersebut jelas menunjukkan adanya gangguan tetapi tidak memenuhi kriteria

diagnosis autisme. Keadaan ini disebut sebagai gangguan pervasif yang tidak

ditentukan (pervasive Developmental Disorder not Otherwise Specified/ PDD-

NOS) atau disebut juga dengan autisme atipikal. 6

Page 17: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

5

2.2.Definisi

Autisme atau sering disebut dengan autis, gangguan autistik atau autistic

spectrum disorder adalah suatu gangguan otak yang mengakibatkan hilangnya

atau berkurangnya kemampuan seseorang untuk berkomunikasi baik verbal

maupun non verbal, gangguan interaksi sosial dan gangguan tingkah laku, yang

terjadi sebelum anak berusia 30 bulan.3,5

Menurut Cohen BJ, autisme adalah suatu kondisi yang mengenai seseorang

sejak lahir maupun masa balita. Autisme sering juga disebut dengan

autismeinfantil.Gangguan ini ditandai dengan penurunan bahkan ketidakmampuan

berinteraksi sosial, tidak bisa berkomunikasi, dan berperilaku stereotipik. Menurut

DSM-IV-TR, kelainan-kelainan tersebut harus ditemukan pada anak usia kurang

dari 3 tahun. Lebih dari 2/3 anak dengan autisme dijumpai dengan retardasi

mental. 5,6

2.3.Epidemiologi

Pada tahun 2005, suatu penelitian di Inggris menemukan prevalensi gangguan

perkembangan pervasif sebesar 58,7% per 10.000 anak. Kemudian pada tahun

2006 suatu penelitian di Canada menemukan prevalensi gangguan perkembangan

pervasif sebesar 64,9 per 10.000 anak,dengan autisme sebesar 21,6 per 10.000

anak, PDD-NOS 32,8 per 10.000 anak, dan gangguan asperger sebesar 10.1 per

10.000 anak. Penelitian di Canada yang lain juga menemukan prevalensi autisme

sebesar 6,5 per 1000 anak dan PDD-NOS sebesar 3,3 per 1000 anak.8

Penelitian epidemiologi pertama autisme dilaporkan oleh Lotter V, tahun

1966, yang mendapatkan prevalensi autisme sebesar 4,5 per 10.000 anak usia 8-10

tahun di Negara Inggris bagian Utara. Selanjutnya banyak penelitian epidemiologi

yang diadakan setelah penelitian Lotter, seperti penelitian Wing mendapatkan

prevalensi autisme sebesar 4-5 per 10.000 anak dibawah usia 12 tahun.9Prevalensi

autismsemakin lama semakin meningkat, sebagai contoh penelitian epidemiologi

Page 18: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

6

autismeoleh Tanoe di Jepang yang dilakukan setelah 3 dekade didapatkan lebih

dari 13 per 10.000.9,10

Prevalensi autisme sampai saat ini menunjukkan adanya suatu peningkatan

yang cukup besar. Sejak suatu penelitian epidemiologi yang pertama kali

dilakukan pada tahun 1996 hingga tahun 2000 diperkirakan terjadi peningkatan 10

kali lipat yaitu jika pada tahun 1966 diperkirakan sebesar 4-5 per 10.000, maka

pada tahun 2000 menjadi 40 sampai 60 per 10.000 anak5, 6

Tabel 2. 1 Penelitian Epidemiologi Representatif dari Autisme

Peneliti, tahun Tempat Berdasarkan

populasi

Rata-rata

prevalensi

Kriteria yang digunakan

Lotter, 1967 Britania

raya

Ya 4,5/ 10.000 Creak, 1961

Treffet, 1970 Wisconsin Tidak 2,5/10.000 NS

Wing et al, 1976 Britania

raya

Tidak 4,8/10.000 NS

Gillberg, 1984 Swedia Ya 2,0/10.000 Rutter, 1978

Steinhausen et al, 1986 Jerman Tidak 1,9/10.000 Rutter, 1978

Bryson et al, 1988 Kanada Ya 10/10.000 Denckla,1986

Tanoue et al, 1988 Jepang Tidak 13,9/10.000 DSM-III, 1980

Ritvo et al, 1989 Utah Tidak 4,0/10.000 DSM-III, 1980

Sumber :Wiener JM, Dulcan MK. Autistic disorder in textbook of child and adolescent

psychiatry.2004.5

Di Indonesia sendiri belum pernah ada penelitian mengenai prevalensi

autisme secara keseluruhan, tetapi tercatat dalam penelitian di divisi neurologi

IKA RSCM Jakarta terdapat 281 kasus autisme dari tahun 2001 sampai

2007.9Kemudian penelitian pada tahun 2003 yang dilakukan oleh Yuniar di

Surabaya menunjukkan adanya peningkatan kasus autisme yang konsisten mulai

tahun 1998 sampai tahun 2001. Kunjungan pasien baru autisme dalam 1 tahun

pertama pada tahun 1998 adalah 87 kasus, meningkat menjadi 88 pada tahun

Page 19: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

7

1999, dan meningkat menjadi 144 pada tahun 2000, dan meningkat lagi menjadi

198 pada tahun 2001.25

Jenis kelamin

Insidens tertinggi autisme ditemukan pada anak laki-laki. Dengan

perbandingan anak laki-laki : anak perempuan mulai dari 2,6 : 1 sampai 4:1.

Kaplan menyebutkan bahwa anak laki-laki memiliki ketahanan fungsi otak yang

lebih rendah dibanding dengan anak perempuan.3,4

Gambar 2. 1 Grafik Perbandingan Pasien Anak dengan Autisme Berdasarkan Jenis

Kelamin 10

Penelitian yang dilakukan di Inggris pada tahun 2007, didapatkan

perbandingan pasienautisme anak laki-laki dibanding anak perempuan sekitar

7:1.Penelitian ini juga masih luascakupannya yaitu untuk anak dengan PDDs yang

lain selain autisme seperti sindrom Asperger.10

2.4.Etiologi

Autisme merupakan gangguan perkembangan yang berhubungan dengan

perilaku yang umumnya disebabkan oleh kelainan struktur otak atau fungsi otak.

Ada beberapa faktor bukti yang mendukung penyebab autismeyaitu : faktor

psikodinamik, faktor keluarga, kelainan neuroloik-biologik, faktor genetik, faktor

imunologik, faktor perinatal, faktor neuroanatomi, dan faktor biokimia. 9,11,15

Page 20: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

8

2.4.1. Teori Psikososial

Autisme ini pada awalnya dianggap mempunyai dasar psikososial atau

psikodinamik walaupun beberapa penelitian terakhir menunjukkan banyak bukti

yang mendukung dasar biologis.9Beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan

hasil bahwa beberapa anak dengan gangguan ini memberikan respon terhadap

stressor psikososial seperti kelahiran sibling atau pindah rumah baru.5,7

2.4.2. Teori Biologis

Petunjuk dini untuk dasar biologis autisme termasuk tingginya angka tingkat

keterbelakangan mental yang terkait, yaitu 1:4 untuk anak perempuan: anak laki-

laki, peningkatan kejadian kejang, dan kondisi medis seperti Rubella kongenital

dan fenilketonuria yang tidak diobati dapat dikaitkan dengan kejadian autisme

ini.16, Saat ini diyakini bahwa autisme adalah kumpulan gejala perilaku yang

dipengaruhi oleh beberapa kondisi yang mengenai SSP. Sampai saat ini kelainan

biologis yang mendasari gangguan tersebut memang belum diketahui secara pasti,

tetapi banyak dari beberapa kasus autisme menunjukkan hubungan kelainan

genetik atau medis dengan kerusakan SSP yang jelas. 5,16

2.4.3. Kejang Demam

Salah satu faktor yang dianggap berpengaruh terhadap kejadian autisme

adalah kejang demam.14Menurut Consensus Statement on Febrile Seizure,kejang

demam adalah bangkitan kejang pada bayi dan anak, yang biasanya terjadi pada

anak usia 3 bulan dan 5 tahun, kejang ini sering berhubungan dengan demam

tetapi belum ada bukti yang jelas yang menghubungkannya.28

Penggolongan kejang demam menurut Nationale Collaborative Perinatal

Projectterbagi menjadi 2 yaitu: kejang demam sederhana dan kejang demam

kompleks.28

a. Kejang demam sederhana : kejang demam yang lama kejangnya

selama kurang dari 15 menit, umum, dan tidak berulang pada satu

episode demam.

Page 21: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

9

b. Kejang demam kompleks : kejang demam yang lebih lama dari 15

menit baik bersifat fokal maupun multipel.

Kejang demam menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh.Apabila

kejang ini berlangsung dalam waktu lama dapat menimbulkan kekurangan

glukosa, kekurangan oksigen dan berkurangnya aliran darah ke otak sehingga

terjadi gangguan sel yang dapat menyebabkan kerusakan neuron.14,23

2.4.4. Faktor Genetik

Penelitian-penelitian sejak 1980 menunjukkan bahwa autisme merupakan

kelainan genetik.Kesimpulan ini didasarkan pada data penelitian keluarga,

pasangan kembar dan kromosomal.Autisme dilaporkan berhubungan dengan

berbagai kelainan kromosom yaitu: kromosom X, kromosom Y, kromosm 8,

kromosom 2, kromosom 4, kromosom 12, dan kromosom 7. 5,6

Berbagai sindrom genetik dikaitkan dengan autisme, termasuk fenilketonuria,

dan Sindrom X-fragile. Beberapa peneliti menemukan peningkatan Sindrom X-

Fragile pada pasienanak dengan autisme, tetapi penelitian yang laintidak

menemukan hal ini.4,5,6

Dalam studi pertama, para peneliti dari Stanford University mengidentifikasi

192 pasangan kembar dari pencatatan anak-anak negara bagian California,

Amerika Serikat, yang menerima layanan untuk pengembangan kecacatan.

Sedikitnya satu pasangan kembar didiagnosis dengan gangguan spektrum autisme

yang dikonfirmasi para peneliti dengan memeriksa dan menguji setiap

anak.Penelitian melibatkan 54 pasangan kembar identik dan 138 pasangan kembar

fraternal.Para peneliti mengatakan bahwa sekitar 42,5 % dari kembar pria dan 43

% dari kembar wanita untuk kembar identik masing-masing mengalami autisme.10

2.4.5. Faktor Perinatal

Sejumlah studi menunjukkan peningkatan komplikasi prenatal, perinatal, dan

neonatal pada anak dengan autismeKomplikasi terbanyak yang dilaporkan

Page 22: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

10

diantaranya perdarahan pada trimester pertama, cairan mekonium yang ada pada

cairan ketuban, gawat janin, dan BBLR. 5,14

BBLR adalah suatu keadaan bayi lahir dengan berat kurang dari 2500

gram.BBLR dapat diakibatkan karena kurangnya nutrisi saat masih dalam

kandungan. Gangguan nutrisi akan menyebabkan peredaran darah ibu ke janin

menjadi turun sehingga kebutuhan glukosa maupun oksigen di otak tidak

terpenuhi dengan baik. Sehingga janin dapat mengalami iskemia otak dan

menyebabkan kerusakan sel-sel saraf di otak. Bayi dengan BBLR dapat

mengalami gangguan metabolism yaitu hipoglikemia dan hipoksia, keadaan ini

dapat menyebabkan terjadinya metabolism anaerob sehingga sel-sel saraf di otak

mengalami kerusakan pada periode perinatal.14

2.4.6. Model Neuroanatomi

Beberapa peneliti mengatakan bahwa kelainan anatomis otak tidak banyak

berpengaruh terhadap kejadian autisme.Tetapi pada era 1970-an, kelainan pada

lobus temporal diduga memiliki pengaruh terhadap kejadian autisme. Terutama

pelebaran dari ventrikel kiri lateral banyak terdeteksi pada anak dengan autisme

menggunakan pneumoencephalograms. Selain itu data CT-SCAN pada anak

dengan autisme, didapatkan 15% mengalami pelebaran ventrikel kiri.Pelebaran

ventrikel tersebut mengindikasikan adanya pengurangan substansi otak besar

hemisfer kiri karena terdapat penipisan hipokampus yang merupakan bagian dari

sistem limbik dan berperan pada kegiatan mengingat, dan pengaturan emosi. 3,5

Data otopsi yang lain juga menyebutkan bahwa terdapat perubahan

makroskopik pada amigdala dan hipokampus. Sel-sel saraf pada hipokampus

relatif 1/3 lebih kecil dibandingkan normalnya dan terdapat peningkatan densitas

sel saraf pada amigdala. Pada hewan percobaan, lesi pada daerah tersebut

menyebabkan hiperaktifitas, ketidakmampuan berinteraksi sosial, perilaku

stereotipik, dan kehilangan keanekaragaman perilaku.9Selain di lobus temporal, di

otak kecil (cerebellum) juga menjadi perhatian para peneliti, karena dengan

menggunakan MRI dilaporkan terdapat penurunan ukuran otak kecil dan

Page 23: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

11

hipoplasia dari lobus VI dan VII (tetapi tidak semua peneliti menyetujuinya).

Lebih jauh lagi, dengan menggunakan data otopsi, dilaporkan 90% anak dengan

autisme didapatkan penurunan jumlah sel purkinje dan sel granul baik di vermis

serebelum ataupun hemisfer serebri. 1,3,5

1.9.5. Hipotesis Neurokimia

Sejak ditemukannya 1/3 dari anak dengan autisme ditemukan peningkatan

level serum serotonin pada tahun 1961.Fungsi neurotransmiter pada anak dengan

autisme menjadi perhatian besar untuk diteliti lebih lanjut.1,5

a. Serotonin

Pada pasien autisme sering ditemukan peningkatan kadar serotonin dalam

darah, baikautisme dengan retardasi mental maupun tanpa retardasi

mental. Akhir-akhir ini peningkatan kadar serotonin (hiperserotoninemia)

dalam darah sering dijadikan petanda (marker) wajib autisme, karena hal

tersebut menandakan peningkatan serotonin di SSP. 1,5,6

b. Dopamin

Peningkatan kadar dopamin di SSP dapat menjelaskan hiperaktifitas dan

perilaku stereotipik pada pasiendengan autisme. Beberapa penelitian tidak

menemukan perbedaan yang signifikan antara kadar asam homovanilik

(metabolit dopamin) di CSS dengan kadar dopamin. Tetapi, pemberian

obat haloperidol (antagonis dopamin) sangat efektif untuk menurunkan

perilaku stereotipik dan hiperaktifitas pada pasien autisme. 1,5,6

Page 24: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

12

c. Opioid endogen

Pada kenyataannya, banyak pasien autisme sering tidak merasa kesakitan dan

jarang mengeluh sakit, hal ini disebabkan terdapat peningkatan kadar

endorphin pada autisme.Obat-obatan seperti trexan (antagonis opiat) dapat

dijadikan pengobatan pada pasiendengan gangguan autistik. 1,5,6

2.5.Diagnosis

2.5.1. Diagnosis Autisme

Untuk mendiagnosis autisme, anak-anak dengan usia kurang dari 3 tahun,

harus memiliki setidaknya 6-12 gejala-gejala autisme yang tertulis di DSM-IV-

TR,(minimal 2 dari gejala gangguan interaksi sosial, 1 dari gejala gangguan

komunikasi, dan 1 dari gejala gangguan perilaku yang khas). Adapun gejala-

gejalanya diantara lain:19

Tabel 2. 2 Kriteria Diagnosis Autisme Berdasarkan DSM-IV-TR

Kriteria diagnosis untuk autisme

A. Total 6 (atau lebih) dari kelompok berikut

kelompok 1a

( minimal 2 dari gejala pada

interaksi sosial)

Kelompok 2b

(minimal 1 dari gejala

gangguan komunikasi)

Kelompok 3c

(minimal 1 dari gejala pada

gangguan perilaku seperti

berulang-ulang,

stereotip,dll)

Gangguan yang jelas dalam

perilaku non verbal

(perilaku yang dilakukan

tanpa bicara) misalnya

kontak mata, ekspresi

wajah, posisi tubuh dan

mimik untuk mengatur

interaksi sosial

Keterlambatan atau belum

dapat mengucapkan kata-

kata berbicara, tanpa

disertai usaha kompensasi

dengan cara lain misalnya

mimik dan bahasa tubuh

Minat yang terbatas,

stereotipik dan menetap dan

abnormal dalam intensitas

dan fokus

Page 25: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

13

Tidak bermain dengan

teman sebayanya dengan

cara yang sesuai.

Bila dapat berbicara terlihat

gangguan kesanggupan

memulai atau

mempertahankan

komunikasi dengan orang

lain

Keterikatan pada ritual yang

spesifik tetapi tidak

fungsional secara kaku dan

tidak fleksibel

Tidak berbagi kesenangan,

minat atau kemampuan

mencapai sesuatu hal

dengan orang lain, misalnya

tidak memperlihatkan

mainan pada orang tua,

tidak menunjuk pada suatu

benda yang menarik tidak

berbagi kesenangan dengan

orangtua

Penggunaan bahasa

stereotipik dan berulang,

atau bahasa yang tidak

dapat dimengerti

Gerakan motorik yang

stereotipik dan berulang,

misalnya flapping tangan

dan jari, dan gerakan tubuh

yang kompleks

Kurangnya interaksi sosial

timbal balik, misalnya tidak

berpartisipasi secara aktif

dalam bermain, lebih

senang bermain sendiri

Tidak adanya cara bermain

yang bervariasi dan

spontan, atau bermain

meniru secara sosial yang

sesuai dengan umur

perkembangannya.

Preokupasi terhadap

bagian-bagian dari benda

B. Keterlambatan atau fungsi abnormal pada minimal 1 bagian berikut yang muncul

pada usia kurang dari 3 tahun

1. Interaksi sosial

2. Bahasa yang digunakan untuk komunikasi sosial

3. Bermain imajinatif dan simbolik

C. Bukan merupakan gejala Sindrom Rett.

Sumber :Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan Perkembangan Pervasif .2010. 6

Tabel 2.2 Kriteria diagnosis Autisme Berdasarkan DSM-IV-TR (lanjutan)

Page 26: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

14

2.6.Deteksi Dini

Gejala-gejala dini autisme sangat berkaitan dengan usia anak. Gejala-gejala

dini tersebut pada dasarnya sudah dapat diketahui sejak dini bahkan sejak lahir.

Sebagian besar orangtua dapat menyadari adanya suatu masalah dalam

perkembangan anaknya pada saat anak berusia 18 bulan.6,11Suatu pengisian ceklis

yang dikembangkan oleh Harris dapat digunakan untuk membantu orangtua dalam

mendeteksi gejala dini autisme pada bayi, yaitu:11

a. Bayi lahir – usia 6 bulan

a) Anak terlalu tenang atau baik

b) Sering menangis dan sulit untuk ditenangkan

c) Jarang menyodorkan kedua lengan untuk meminta diangkat

d) Jarang mengoceh

e) Jarang menunjukkan senyuman sosial

f) Jarang menunjukkan kontak mata

g) Perkembangan gerakan kasar tampak normal

b. Usia 6 bulan – 2 tahun

a) Tidak mau dipeluk

b) Tidak peduli terhadap orangtua

c) Tidak bisa mengikuti permainan sederhana seperti “ciluk-ba”

d) Tidak berusaha menggunakan kata-kata

e) Tidak ada ketertarikan terhadap boneka atau binatang mainan

untuk bayi

f) Bisa berupa sangat tertarik pada kedua tangannya sendiri

c. Usia 2 – 3 tahun

a) Tidak tertarik atau tidak menunjukkan perhatian khusus

b) Menunjukkan kontak mata yang terbatas

c) Mungkin mencium atau menjila-jilat benda

d) Menolak dipeluk atau menjadi tegang ketika dipeluk

a) Relatif tidak perduli terhadap orangtuanya

Page 27: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

15

d. Usia 4-5 tahun

a) Jika anak sudah dapat berbicara, tidak jarang ekolalia atau

mengulang-ngulang apa yang dikatakan orang lain

b) Menunjukkan nada suara aneh, biasanya bernada tinggi dan

monoton

c) Kontak mata masih sangat terbatas walaupun sudah terdapat

perbaikan

d) Tantrum dan agresi berkelanjutan tetapi bisa juga berngsur-

angsur berkurang

e) Melukai diri sendiri

2.7.Diagnosis Banding

Autisme harus dibedakan dari penyakit berikut yaitu: 9,16

a. Sindrom Asperger

Merupakan sindrom yang dinyatakan oleh Asperger sebagai gangguan

kepribadian yang muncul setelah usia 3 tahun. Ciri utamanya adalah

kurangnya interaksi sosial sehingga muncul tingkah laku aneh, sulit

menjalin hubungan dengan orang lain, kecerdasan normal tetapi koordinasi

dan persepsi visuospasialnya lemah, dan terdapat preokupasi obsesif atau

pola minat yang terbatas. 4,16

b. Sindrom Rett

Anak dengan sindrom ini mempunyai gambaran klinisautisme pada tahap

regresi perkembangan cepat (biasanya pada usia 1-2 tahun). Tanda-tanda

ini meliputi tidak adanya ketertarikan pada benda atau orang, respon-

respon stereotipik terhadap stimulus lingkungan, tidak adanya atau

kurangnya kontak interpersonal, manifestasi cemas atau ketakutan saat

menghadapi situasi baru, dan yang paling khas adalah gerakan tangan

stereotipik (misalnya gerakan mencuci tangan didepan mulut atau dada,

Page 28: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

16

gerakan menggosok), gemeretak gigi, memegang lidah, dan gerakan-

gerakan lain. Sindrom ini hanya didiagnosis pada anak perempuan. 9,16

c. Gangguan disintegratif pada anak

Gangguan disintegratif pada anak merupakan gangguan dengan

penunurunan intelektual progresif dan munculnya tanda-tanda neurologis.

Pada keadaan ini perkembangan anak biasanya normal atau mendekati

normal hingga usia 3-4 tahun, kemudian terjadi regresi dan disintegrasi

tingkah laku. Anak dengan gangguan disintegrasi biasanya menunjukkan

gejala-gejala seperti hilangnya kemampuan sosial dan ketertarikan pada

objek, penurunan kemampuan berbahasa dan berbicara, dan perilaku

stereotipik.4,16

d. Retardasi mental umum

Pasien retardasi mental umum menunjukkan kelainan tingkah laku yang

menyerupai autisme. Walaupun manifestasi klinis pada autisme dan

retardasi mental sangat berbeda, pada anak dengan retardasi mental seperti

pada sindrom Downmempunyai daya ingat atau dapat mengenali wajah

orang yang didekatnya dengan baik.4,6,16

2.8.Penatalaksanaan

2.8.1. Terapi Farmakologi

Sejauh ini memang belum ada obat yang diakui secara legal oleh FDA

sebagai terapi untukautisme.16 Beberapa terapinya diberikan untuk mengontrol

gejala-gejala seperti agresifitas, hiperaktif, dan perilaku-perilaku ritual. Obat-obat

yang diberikan antara lain: 4,16

Page 29: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

17

Tabel 2. 3 Obat Psikiatrik yang Lazim pada Anak dan Remaja

Obat Indikasi Dosis Efek samping dan pemantauan

Antipsikotik- juga dikenal sebagai transkuilizer mayor atau neuroleptik,

1) potensi tinggi, dosis rendah misal haloperidol, pimozide, trifluoroperazine, thiotixen;

2) Potensi rendah dosis tinggi –lebih sedative misal chlorpromazine

3) antipsikosis atipikal misal risperidone, olanzapine, quetiapin, clozapine.

- Psikosis,

autisme, gangguan tourette, perilaku menciderai diri sendiri teragitasi pada RM

Semua dapat dibagikan dalam 2- 4 dosis terbagi atau digabungkan menjadi satu dosis setelah ditingkatkan.

a) Haloperidol 0.5-6 mg/hari

b) Clozapine<600mg/hari

c) Risperidone 1-3mg/hari

d) Olanzapine 2.5-10 mg/hari

e) Quetiapin 25-500 mg/hari

a) Sedasi, peningkatan berat badan,

b) Hiperprolaktinemia pada atipikal kecuali quetiapin

c) Monitor tekanan darah

Stimulant

Methylphenidate, dan pemolin

Pada ADHD untuk hiperaktifitas, impulsivitas, dan tidak ada perhatian

a) Methyphenidat10-60mg/hari

Insomnia, anoreksia, berat badan turun, sakit kepala, takikardia,

Antidepresan

Imipramin, clomipramin, notryptilin

Gangguan depresi mayor, ansietas, gangguan tidur sambil berjalan

a. Imipramin1,5 mg/kg/hari

b. Clomipramin 50 mg/hari

Mulut kering, konstipasi, takikardi, aritmia

Sumber :Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan perkembangan pervasif .2010. 4

1. Antipsikosis tipikal

Antipsikosis potensi rendah seperti Chlorpromazine memiliki efek terapetik

yang kecil bahkan tidak ada karena menyebabkan sedasi yang kuat, walaupun

dengan pemberian dosis yang rendah. Sementara itu haloperidol, suatu

neuroleptik potensi tinggi menunjukkan efikasi jangka pendek maupun jangka

panjang pada 40 anak autisme berusia 2,6-7,2 tahun. 6,17,24

Page 30: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

18

2. Agonis, antagonis, dan bloker

- Fenfluramine, suatu antiserotonergik, pertama kali dilaporkan

menujukkan efek positif, namun data selanjutnya dari pusat penelitian

lain gagal menunjukkan efek positifnya. 6

- Clomipramine, suatu bloker ambilan kembali 5-HT dengan komponen

antiobsesif menunjukkan efektifitasnya dalam mengurangi kompulsif

dan perilaku ritual, stereotipik, agresifitas, perilaku impulsif, dan

memerbaiki hubungan sosial.6,16

- Fluoxetine, suatu bloker ambilan kembali 5-HT lain juga dilaporkan

mengurangi gejala gangguan autisme secara keseluruhan, tetapi juga

menginduksi efek samping yang lain seperti kegelisahan, hiperaktifitas,

agitasi, penurunan nafsu makan, dan insomnia.6,16

- Setraline, suatu bloker ambilan kembali 5-HT lainnya, dilaporkan

efektif dalam mengurangi tindakan mencederai diri sendiri dan

agresifitas pada pasiendengan gangguan autisme, retardasi mental,

kecemasan dan agitasi pada anak autis. 6

- Clonidine, suatu antagonis reseptor α-2 adrenergik menunjukkan

efektifitasnya dalam mengurangi gejala hiperakifitas dan memperbaiki

hubungan sosial. 4,6

- Risperidone, suatu antagonis 5-HT dan antagonis dopamin-D2 poten,

akan mengurangi perilaku repetitive, agresifitas, kecemasan, depresi,

iritabilitas, mencederai diri sendiri, dan gejala perilaku lain secara

keseluruhan.4,6,24

- Olanzapine, merupakan antagonis monoaminergik selektif terhadap

reseptor serotonin 5-HT2A dan 2C, dopamin-D1- D4, muskarinik M1-

M5, histamine H1, dan adrenergik.24

- Quetiapin, suatu antagonis resseptor beberapa neurotransmitter di otak,

reseptor serotonin 5-HTIA, 5-HT2, dopamin D1 dan D2, histamine H1

dan α-1 adrenergik, serta α-2 adrenergik.24

Page 31: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

19

- Naltrexone, suatu antagonis opiate dillaporkan memilki efek positif

terhadap hiperaktifitas, hubungan sosial, dan mencederai diri

sendiri.4,24

3. Stimulan

Penggunaan stimulan pada autismebelum diterima secara luas.Tetapi obat

golongan ini sudah banyak diberikan sebagai terapi autisme.Diantaranya

adalah methylphenidat. Handen melaporkan 8 dari 13 anak dengan autisme

menunjukkan respon positif terhadap methylphenidat.6

4. Antikonvulsan

Antikonvulsan digunakan untuk mengobati gejala autisme. Hollander

melaporkan sebanyak 10 dari 14 pasien anak dengan autisme mendapat

natrium divalproex dan rata-rata mereka berespon baik terhadap pengobatan.

Hal ini menunjukkan responden memiliki gambaran ketidakstabilan perasaan,

impulsivitas, dan agresivitas, begitu pula riwayat kejang atau abnormalitas

elektroensefalografi.6Antikonvulsan yang lain adalah Piracetam, yaitu suatu

golongan obat yang merupakan turunan levetirasetam, ia bekerja dengan cara

memodifikasi pelepasan glutamatedan GABA di ujung vesikelnya.17

5. Medikasi lain 16

Piridoksin (vitamin B6), digunakan sebagai terapi farmakologi autisme,

perannya bukan sebagai kofaktor untuk mengatur fungsi enzim dalam tubuh

tetapi untuk memodulasi fungsi enzim neurotransmiter seperti triptofan

hidroksilase, dan tirosin hidroksilase.6,16

2.8.2. Terapi Psikososial

1. Terapi Perilaku

Terapi perilaku yang dikenal di seluruh dunia adalah Applied Behavioral

Analysis yang diciptakan oleh Lovaas, OI PhD dari University of California Los

Angeles (UCLA) pada tahun 2007.20Dalam terapi perilaku, fokus penanganan

terletak pada pemberian “reinforcement” positif setiap kali anak berespons benar

Page 32: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

20

sesuai instruksi yang diberikan. Tidak ada hukuman (punishment) dalam terapi ini,

akan tetapi bila anak berespons negatif (salah/tidak tepat) atau tidak berespons

sama sekali maka ia tidak mendapatkan reinforcement positif yang ia sukai

tersebut. Perlakuan ini diharapkan meningkatkan kemungkinan anak untuk

berespons positif dan mengurangi kemungkinan ia berespons negatif (atau tidak

berespons) terhadap instruksi yang diberikan.16,20

Dalam penelitian Lovaas dikatakan anak autisme dengan terapi perilaku

yang intensif selama 1-2 tahun, dapat berhasil meningkatkan IQ dan fungsi

adaptasinya dibanding kelompok anak yang tidak memperoleh terapi intensif.

Bahkan pada akhir terapi sekitar 42% dapat masuk ke sekolah umum.20

2. Terapi SensoriIntegrasi

Sensori Integrasi berarti kemampuan untuk mengolah dan mengartikan seluruh

rangsang sensoris yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan kemudian

menghasilkan respons yang terarah.4,16Disfungsi dari Sensori Integrasi atau

disebut juga disintegrasi sensoris berarti ketidak mampuan untuk mengolah

rangsang sensoris yang diterima. Gejala adanya disintegrasi sensoris bisa tampak

dari : pengendalian sikap tubuh, motorik halus, dan motorik kasar. Adanya

gangguan dalam ketrampilan persepsi,kognitif, psikososial, dan mengolah

rangsang. Namun semua gejala ini ada juga pada anak dengan diagnosis yang

berbeda.16

3. Terapi Okupasi

Hampir semua anakautisme mempunyai keterlambatan dalam perkembangan

motorik halus.4 Gerak‐geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk

memegang pensil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan

menyuap makanan ke dalam mulut, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi

okupasi sangat penting untuk melatih mempergunakan otot-otot motorik halusnya

dengan benar.16

Page 33: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

21

4. Psikoterapi

Psikoterapi merupakan terapi khusus bagi anak autisme yang dalam

pelaksanaannya harus melibatkan peran aktif dari orang tua. Psikoterapi

menggunakan teknik bermain kreatif verbal dan non verbal yang memungkinkan

orang tua lebih mendekatkan diri kepada anak autisme mereka dan lebih mengenal

lagi berbagai kondisi anak secara mendetail guna membantu proses penyembuhan

anak. 4,16

Page 34: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

22

2.9.Kerangka Teori

Keterangan:

: Variabel yang diteliti

Asperger Diagnosis DSM-IV

Rett

Gangguan Perkembangan Pervasif CDD

farmakologi PDD-NOS

demografi Terapi Autisme

- Usia - Jenis kelamin

antipsikosis psikososial

Etiologi stimulan

Terapi perilaku

antikonvulsan

kejang Teori biologis Terapi Okupasi

Terapi wicara

Vitamin+suplemen

Teori genetik

BBLR Teori perinatal psikoterapi

Teori neurotransmitter

Lain-lain

Page 35: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

23

2.10. Kerangka Konsep

Variabel terikat Variabel bebas

Usia

Demografi Jenis Kelamin

Prevalensi

Autisme

Terapi

Faktor resiko

Berat Lahir

Riwayat Kejang

Terapi Farmakologi

Terapi Psikososial

Page 36: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

24

2.11. Definisi Operasional

Tabel 2. 4 Definisi Operasional Penelitian

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala Ukur

1. Autisme Gangguan anak yang mengakibatkan berkurangnya kemampuan untuk berkomunikasi, interaksi sosial dan gangguan tingkah laku.3

Rekam medik /DSM-IV / PPDGJ

Baca Mengalami Tidak mengalami

Nominal

2. Usia usia pasien saat dibawa pertamakali ke Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

Rekam medik

Baca Dalam bentuk tahun, dikategorikan atas: 1 = 0-4 tahun 2 = 5-9 tahun 3 = 10-14 tahun 4 = 15-20 tahun

Ordinal

3. Jenis kelamin

Jenis kelamin pasien Rekam medik

Baca 1 = laki-laki 2 = perempuan

Nominal

4 Riwayat kejang

Riwayat pasien pernah mengalami kejang dulunya antara usia 0-4 tahun baik yang didahului demam maupun tidak.14

Rekam medik

Baca Memiliki Tidak memiliki

Nominal

6. Berat lahir Berat badan pasien aat dilahirkan

Rekam medik

Baca Dalam bentuk (kg)14

1 = < 2,50 (BBLR) 2 = 2.51 – 3.00 3 = 3,01 – 3,50 4 = 3,51 – 4,00

Ordinal

5.. Terapi farmakologi

Terapi medikasi yang diberikan oleh psikiater anak saat kunjungan pertama dan kunjungan terakhir di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Rekam medik

Baca Macam-macam terapi farmakologi

Kategorik

6. Terapi psikososial

Terapi non-farmakologi yang diberikan oleh psikiater anak saat kunjungan pertama dan kunjungan terakhir di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Rekam medik

Baca Macam-macam terapi selain terapi farmakologi

Kategorik

Page 37: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

25

BAB III

RANCANGAN PENELITIAN

3.1.Metode penelitian

Penelitian ini merupakan penelitan deskriptif dengan desain potong lintang atau

cross-sectional. Penelitian ini mengambil seluruh data yang diperlukan yang

terdapat dalam rekam medis.

3.2.Waktu dan Tempat penelitian

Lokasi penelitian di Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja dan Instalasi

Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Dr. Soehardjo Heerdjan Jakarta. Penelitian ini

dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2012.

3.3.Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi Penelitian

Populasi umum penelitian ini adalah rekam medis seluruh pasien anak di

Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja, sedangkan populasi terjangkau

pada penelitian ini adalah Rekam medis pasien anak dengan diagnosis

autisme.

3.3.2. Sampel Penelitian

Seluruh populasi menjadi sampel penelitian yang memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

Page 38: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

26

3.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.4.1. Kriteria Inklusi

Rekam medis pasien anak dengan diagnosis autisme (f.84.0) dengan data yang

terisi lengkap yang meliputi:

- Data demografi : usia, jenis kelamin

- Riwayat kelahiran : berat badan saat lahir

- Riwayat kejang

- Pemberian terapi : terapi farmakologi dan terapi psikososial.

3.4.2. Kriteria Eksklusi

- Rekam medis pasien anak dengan diagnosis autisme yang tidak

lengkap.

- Rekam medis autisme yang berubah diagnosis sepanjang perawatan di

Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan

Jakarta.

3.5.Metode dan Besar Sampel

3.5.1. Pemilihan dan Penghitungan Sampel Minimal

n1= Z2 .p.q

L2

n1 : jumlah sampel awal

Zα : 1.96

P : keadaan yang akan dicari = 40/10,000 anak

0,004

Disebabkan karena belum ada data tentang hal tersebut sebelumnya di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta maka diambil angka:

q = 1-p = 0,996

Page 39: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

27

d = derajat kesalahan yang dapat diterima, dalam hal ini digunakan

2% = 0,002

n1 = Z2 .p.q

d2

=(1,96)2 x 0,004 x 0,996 = 38 sampel 26

(0,002)2

Penelitian ini menggunakan metode total sampling.

3.6.Cara kerja

Meminta izin dari bagian LitBang RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan dengan

melihat buku registrasi kunjungan pasien

Mendapatkan nama pasien dan nomor rekam medis berdasarkan diagnosis

kerja F.84.0dari buku registrasi kunjungan pasien secara total sampling

Instalasi Rekam Medis RSJ Dr. Soeharto Heerdjan

Melihat dan mencatat 23data sampel sesuai variable penelitian

Data siap di input ke dalam program SPSS 16.0

Kriteria inklusi dan eksklusi

Page 40: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

28

3.7.Manajemen Data 3.7.1. Pengumpulan Data

Data diambil dengan melihat rekam medis pasien anak dengan

diagnosisautisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2010-2012.

3.7.2. Pengolahan Data

Data dimasukkan ke dalam komputer melalui data entry pada program

SPSS versi 16.0 dengan penjabaran deskriptif bentuk ‘batang’, ‘pie chart’,

dan ‘statistik’.

3.7.3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi, teks, dan tabel.

3.7.4. Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan distribusi frekuensi, dan

prevalensi.

3.7.5. Interpretasi Data

Data diinterpretasikan secara deskriptif.

3.7.6. Pelaporan Hasil Penelitian

Hasil penelitian dibuat dalam bentuk makalah laporan penelitian yang

diinterpretasikan di hadapan staf pengajar Program Studi Pendidikan

Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 41: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

29

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja dan Instalasi

RekamMedisRSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta pada bulan Mei-Juli 2012. Pada

penelitian ini, data yang didapat adalah rekam medis pasien anak dengan diagnosis

autismedi Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta

pada tahun 2010-2012.

Sampel minimal yang dibutuhkan untuk penelitian ini sangat besar yaitu 368, karena

jumlah pasien autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tidak mencukupi maka diambil

metode total sampling. Awalnya sampel dengan diagnosis autisme (f.84.0) yang

didapatkan berdasarkan buku registrasi kunjungan pasien sebesar 40 pasien, namun saat

dilihat di Instalasi Rekam Medis terdapat 2 sampel yang diekslusikan karena data tidak

lengkap, 9 sampel berupa atau berubah diagnosis menjadi PDD-NOS, 4 sampel berupa

diagnosis ADHD dan 2 sampel berupa diagnosis Sindrom Asperger, sehingga sampel

penelitian ini hanya berjumlah 23 rekam medis.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prevalensi dan gambaran pasien anak

dengan autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta pada tahun 2010-2012 berdasarkan

beberapavariabel, yaitu: usia, jenis kelamin, berat lahir, riwayat kejang, pemberian terapi

farmakologi, dan terapi psikososial.

4.1.Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan kali ini mempunyai keterbatasan dan kekurangan yang

dapat mempengaruhi hasil penelitian, yaitu:

1. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional atau potong lintang

sehingga tidak bisa melihat adanya hubungan sebab akibat.

Page 42: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

30

2. Dalam penelitian ini tidak diketahui jenis instrumen yang digunakan dalam

mendiagnosis autisme, sehingga diagnosisnya hanya berdasarkan data pada

rekam medis.

3. Sampel yang ada sangat sedikit, sehingga tidak mencukupi sampel minimal,

maka diambillah metodetotal sampling dalam penelitian ini.

4.2.Prevalensi Pasien Anak dengan Gangguan Perkembangan Pervasif dan

Autisme

Dari hasil pengumpulan data di Instalasi Rekam Medik RSJ Dr. Soeharto

Heerdjan, didapatkan jumlah keseluruhan pasien anak yang datang ke Instalasi

Kesehatan Jiwa anak dan remaja dari tahun 2010-2012 adalah sebesar 511 orang.

Kemudian didapatkan jumlah pasien dengan diagnosisautisme sebanyak 23 anak, PDD-

NOS 9 anak, Sindrom Asperger 2 anak, Sindrom Rett 0 (tidak ada), dan CDD

(Childhood Disintegrative Disorder)/ gangguan disintegrasi pada anak 0 (tidak ada)

Gambar 4. 1 Gangguan Perkembangan Pervasif di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta tahun 2010-2012

0

5

10

15

20

25

autisme PDD-NOS Asperger Rett CDD

jum

lah

kasu

s

diagnosis

Gangguan Perkembangan Pervasif di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2010-2012

Page 43: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

31

Rumus prevalensi adalah:

Keterangan : ∑ = jumlah; konstanta = 100%

Dari rumus tersebut, maka prevalensi gangguan perkembangan pervasif di RSJ Dr.

Soeharto Heerdjan tahun 2010-2012 sebesar 34/511=6,6%, sedangkan prevalensi

autisme sendiri sebesar 23/511 = 4,5%.

Pada tahun 2005, suatu penelitian di Inggris menemukan prevalensi gangguan

perkembangan pervasif sebesar 58,7 per 10.000 anak. Kemudian pada tahun 2006 suatu

penelitian di Canada menemukan prevalensi gangguan perkembangan pervasif sebesar

64,9 per 10.000 anak,dengan autisme sebesar 21,6 per 10.000 anak, PDD-NOS 32,8 per

10.000 anak, dan Sindrom Asperger sebesar 10.1 per 10.000 anak. Penelitian di Canada

yang lain juga menemukan prevalensi autisme sebesar 6,5 per 1000 anak dan PDD-NOS

sebesar 3,3 per 1000 anak.8 Sedangkan menurut literatur, prevalensi autisme pada

populasi adalah 20 per 10.000 anak atau (0.02%).4,5

Adapun penelitian mengenai prevalensi autisme di Indonesia baru tercatat di divisi

Neurologi RSCM terdapat 281 kasus dari tahun 2001 sampai 2007, sedangkan penelitian

yang dilakukan Yuniar di Surabaya pad tahun 1998 terdapat 87 kasus, dan tahun 1999

terdapat 88 kasus, dan tahun 2000 terdapat 144 kasus. Hal ini menunjukkan terdapat

kecenderungan kenaikan jumlah kasus autisme tiap tahunnya.9,25

Pada penelitian ini didapatkan prevalensi autisme yang lebih besar dibandingkan

penelitian-penelitian sebelumnya dikarenakan penelitian dilakukan di RS rujukan pasien

anak dengan gangguan kesehatan jiwa dan merupakan tempat rujukan autisme dan

gangguan perkembangan pervasif yang lain. Sedangkan penelitian prevalensi

sebelumnya dilakukan di populasi.

𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝 = ∑pasien lama ±∑pasien baru∑pasien keseluruhan

X konstanta

Page 44: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

32

4.3.Pola Distribusi Pasien Anak dengan Autisme

4.3.1. Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4. 1Distribusi Pasien Anak dengan Autisme Berdasarkan Jenis Kelamin di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010-2012

Jenis kelamin Jumlah (orang) Persentase(%)

Laki-laki 20 86,9

Perempuan 3 13,1

Total 23 100

Dari hasil yang didapat (Tabel 4.1), pasien autisme pada anak laki-laki sebanyak 20

pasien (87,5%),Sedangkan pada anak perempuan sebanyak 3 pasien (12,5%)sehingga

rasio jenis kelamin pasien anak dengan autisme adalah 7:1 untuk anak laki-laki : anak

perempuan.

Berdasarkan literatur, pada pasienautisme, rasio jenis kelamin anak laki-laki

dibanding anak perempuan adalah 3 sampai 4 banding 1 (3 sampai 4 : 1)3,5. Pada

penelitian yang dilakukan Lingam, didapatkan rasio laki-laki dan perempuan yang paling

besar yaitu 4,8 :1, sedangkan rasio yang paling kecil didapatkan pada penelitian Morgan

yaitu 1,25 :1.22Menurut penelitian yang dilakukan di Inggris tahun 2011, rasio jenis

kelamin pada pasien anak dengan autisme adalah 7 : 1, akan tetapi dalam penelitian

tersebut disebutkan bahwa mereka juga memasukkan diagnosis gangguan perkembangan

pervasif yang lain seperti Sindrom Asperger.10

Suatu penelitian biologi molekuler di Amerika Serikat menemukan alasan mengenai

lebih banyaknya penderita autisme pada anak laki-laki daripada anak perempuan adalah

terdapatnya suatu gen retinoic acid-related orphan receptor alfa (RORA)pada sel

neuron. Mereka menemukan bahwa gen RORA tersebut mengatur suatu enzim

aromatase yaitu suatu enzim yang merubah testoteron menjadi esterogen. Mereka juga

menemukan lebih lanjut bahwa enzim aromatase ini secara signifikan mengurangi

jumlah korteks serebri bagian frontal.29

Page 45: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

33

Pada penelitian ini didapatkan pasien anak laki-laki autisme sebanyak 20 (87,5%)

dan pasien anak perempuan sebanyak 3 (12,5%) atau dengan rasio jenis kelamin anak

laki-laki : anak perempuan 7:1. Hal ini sesuai dengan penelitian mengenai demografi

pasien autisme berdasarkan jenis kelamin yang dilakukan di Inggris pada tahun 2011

yang mendapatkan rasio jenis kelamin sebesar 7:1 juga yang bisa disebabkan karena

adanya gen RORA yang disebut-sebut terdapat pada anak laki-laki sehingga autisme

lebih banyak ditemukan pada anak laki-laki.29

4.3.2. Berdasarkan Kelompok Umur

Tabel 4. 2 Distribusi Pasien Anak dengan Autisme Berdasarkan Kelompok Umur di RSJ Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010-2012

Kelompok umur Jumlah (orang) Persentase (%)

0-4 tahun 3 9,1

5-9 tahun 9 39,1

10-14 tahun 9 39,1

15-20 tahun 2 8,6

Total 23 100

Pada tabel 4.2. didapatkan pasien autisme terbanyak di kelompok umur 5-9 tahun

sebanyak 9 pasien (39,1%) dan kelompok umur 10-14 tahun sebanyak 9 pasien (39,1%).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh William kelompok umur terbanyak

untuk autisme adalah 2-5 tahun 27Pada penelitian kali ini kelompok umur terbanyak

adalah usia 5-9 tahun dan 10-14 tahun, hal ini disebabkan karena definisi operasional

yangdigunakan di penelitian ini mengenai umur adalah umur pasien saat pertama kali

dibawa ke RS dan tempat penelitian merupakan RS rujukan sehingga besar kemunginan

pasien anak autisme sudah pernah didiagnosis sebelumnya dan di rujuk ke RSJ Dr.

Soeharto Heerdjan ini.

Page 46: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

34

4.3.3. Berdasarkan RiwayatKejang

Tabel 4. 3Distribusi Pasien Anak dengan Autisme Berdasarkan Riwayat Kejang Di

RSJ Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010-2012

Riwayat kejang Jumlah (orang) Persentase (%)

Kejang 6 26

Tidak kejang 17 74

Total 23 100

Pada tabel 4.3 Riwayat kejang terdapat pada 6pasien (26%) dan yang tidak memiliki

riwayat kejang sebesar 17 pasien (74%).

Menurut suatu penelitian yang dilakukan Roassia pada tahun 1999 pada 60

pasien dengan autisme 23 diantaranya memiliki riwayat kejang (38,3%).23 Tetapi

penelitian yang dilakukan oleh Muhartomo menunjukkan tidak ada hubungan antara

riwayat kejang dengan kejadian autisme (p = 0,176).14

Kejang demam menyebabkan peningkatan metabolisme tubuh, sehingga apabila

kejang demam ini berlangsung dalam watu yang lama atau sering dapat menyebabkan

kekurangan glukosa, oksigen dan penurunan perfusi darah ke otak, sehingga dapat

menyebabkan kerusakan neuron.

Pada penelitian ini didapatkan riwayat kejang pada pasien anak dengan autisme

lebih sedikit dibandingkan penelitian yang dilakukan Roassia.23Hal ini dapat disebabkan

sampel pada penelitian ini terlalu sedikit sehingga sulit memberikan gambaran riwayat

kejang pada pasien anak dengan autisme.

Page 47: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

35

4.3.4. Berdasarkan Berat Bayi Lahir

Tabel 4. 4Distribusi Pasien Anak dengan Autisme Berdasarkan Berat Lahir di RSJ

Dr.Soeharto Heerdjan Jakarta Tahun 2010-2012

Beratlahir (kg) Autisme Persentase (%)

<2.50 4 17,3

2.51 – 3.00 6 26

3.01 – 3.50 7 30,4

<3.51 6 26

Total 23 100

Pada tabel 4.4. Pada pasien anak dengan autisme didapatkan lahir dengan berat lahir

yang normal 19 dari 23 pasien autisme (82,6%), hanya 4 anak (17,3%) saja yang

mempunyai riwayat BBLR. Suatu penelitian pernah dilakukan untuk mengetahui

hubungan BBLR dengan autisme, dari 40 anak pasien autisme, 9 (22,2%) diantaranya

mempunyai riwayat BBLR, tetapi pada penelitan tersebut tidak didapatkan hubungan

yang bermakna antara BBLR dengan kejadian autisme (p = 0.1).14

BBLR dapat diakibatkan karena kurangnya nutrisi saat dalam kandungan.Dan

gangguan nutrisi akan menyebabkan peredaran darah ibu ke janin menjadi turun

sehingga kebutuhan glukosa maupun oksigen di otak tidak terpenuhi dengan baik.

Keadaan ini dapat menyebabkan janin dapat mengalami iskemia otak dan menyebabkan

kerusakan sel-sel saraf di otak. Bayi dengan BBLR dapat mengalami gangguan

metabolisme yaitu hipoglikemia dan hipoksia, keadaan ini dapat menyebabkan terjadinya

metabolism anaerob sehingga sel-sel saraf di otak mengalami kerusakan pada periode

perinatal.14

Penelitian ini mendapatkan riwayat BBLR pada 4 pasien anak dengan autisme

(17,3%), persentase ini sebenarnya hampir sama dengan penelitian sebelumnya (22,2%)

karena tempat penelitian sebelumnya dilakukan di satu tempat dan dengan jumlah

sampel yang sedikit walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna anatara BBLR

dengan autisme.15

Page 48: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

36

4.4.Terapi Farmakologi Pasien Anak Dengan Autisme

Tabel 4. 5. Terapi Farmakologi Pasien Anak dengan Autisme di RSJ dr. Soeharto Heerdjan

No Terapi Diberikan Persentase Tidak diberikan

Persentase

1 Asam folat 19 82,6 4 17,4

2 Vitamin B6 16 69,9 7 30,4

3 Risperidone 16 69,9 7 30,4

4 Aripriprazole 8 34,8 15 65,2

5 Olanzapine 1 4,3 22 95,7

6 Clozapine 4 17,4 19 82,6

7 Quetiapin 1 4,3 22 95,7

8 Trihexylphenidil 7 30,4 16 69,6

9 Methylphenidat 5 21,7 18 78,3

10 Piracetam 1 4,3 22 95,7

Berdasarkan hasil yang diperoleh, pemberian terapi farmakologi yang paling banyak

diberikan adalah asam folat yaitu 19 pasien(82,6%), risperidone dan vitamin B6

sebanyak 16 pasien(69,9%), aripriprazole8 pasien (34,8%), trihexylphenidil 7 pasien

(30,4%), methylphenidat5 pasien(21,7%), clozapine 4 pasien, dan yang paling sedikit

diberikan adalah olanzapine,quetiapin, dan piracetam diberikan kepada 1 pasien.

Page 49: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

37

Gambar 4. 2 Pemberian Terapi Farmakologi Autisme di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan tahun 2010-2012

Jika dilihat dari jenis terapi, yang paling banyak diberikan sebagai terapi

farmakologi autisme adalah golongan antipsikotik atipikal yaitu golongan obat yang

sedikit menyebabkan reaksi ekstrapiramidal seperti risperidone, aripriprazole, clozapine,

olanzapinedan quetiapin.18,24 Sedangkan jika dilihat dari cara kerja obatnya, risperidone,

olanzapine, aripriprazole, dan quetipine bekerja di reseptor serotonin dan dopamin di

sistem saraf pusat hal ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa pada pasien

autisme didapatkan peningkatan serotonin maupun dopamin dalam darah sehingga

mempengaruhi perilaku aktifitas berlebih dan ketidakmampuan berinteraksi sosial.

Risperidone bekerja sebagai antagonis serotonin dan dopamin, ia menunjukkan

efektifitasnya dalam mengurangi beberapa perilaku repetitif, agresivitas, kecemasan,

depresi, iritabilitas, mencederai diri sendiri, dan gejala perilaku lain secara

keseluruhan.6,16

Methylphenidat cukup banyak diberikan pada pasien autisme di Instalasi yaitu

sebesar 5 pasien (21,7%).6 Berdasarkan penelitian Handen pada tahun 2000, dilaporkan

sebanyak 8 dari 13 pasien autisme menunjukkan respon positif dengan methylphenidat.6

Sedangkan trihekxylphenidil diberikan pada 7 pasien (30,4%) dan piracetam

(obat anti kejang) diberikan kepada 1 dari 23 pasien autisme di Instalasi (4,3%).Pasien

yang mendapat terapi ini adalah pasien anak usia 1 tahun yang orangtuanya mengaku

0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%70.00%80.00%90.00%

pers

enta

se

diagnosis+jumlah pasien

Terapi Farmakologi Autisme di RSJ Soeharto Heerdjan

Page 50: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

38

anaknya baru saja mengalami kejang. Hollander dkk melaporkan sebanyak 10 dari 14

pasien autisme mendapatkan terapi natrium divalproek (anti konvulsan).6

Suatu survey penelitian prevalensi dan pola terapi medikasi pasien autisme di

California Utara tahun 1995, menemukan 33,8% sampel survey mendapatkan obat-

obatan neuroleptik dan vitamin, sedangkan penelitian yang dilakukan Yale tahun 1996

pada 114 anak, 60 anak mendapat obat neuroleptik (55%), 34 anak mendapat

antidepresan (32,1%),dan20 anak mendapat stimulan (20,2%).6 Tetapi pada penelitian

kali ini pasien autisme di Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja diberikan terapi

antipsikosis atipikal, stimulan, antikonvulsan dan suplementasi vitamin B6 dan asam

folat, dan tidak ada pasien autisme di sini yang diberikan obat antidepresan.6

4.5.Terapi Psikososial Pasien Anak dengan Autisme

Tabel 4. 6. Terapi Psikososial Pasien Anak dengan Autisme di RSJ dr. Soeharto Heerdjan

No Terapi Diberikan Persentase (%)

Tidak diberikan

Persentase (%)

1 Terapi wicara 16 69,6 7 30,4 2 Sensori integrasi 17 73,9 6 26,1 3 Terapi perilaku 6 26,1 17 73,9 4 Terapi keluarga 1 4,3 22 4,3 5 Terapi Okupasi 1 4,3 22 4,3

Secara keseluruhan terapi psikososial yang diberikan di Instalasi Kesehatan Jiwa

anak dan remaja RSJ Dr Soeharto Heerdjan adalah terapi wicara 16 pasien (69,6%),

terapi sensori integrasi 17 pasien(73,9%), terapi perilaku 6 pasien (26,1%), dan terapi

keluarga dan terapi okupasi 1 pasien (4,3%).

Menurut teori biologi, pasien anak dengan autisme didapatkan penurunan sel

purkinje pada cerebellum, padahal sel purkinje ini berfungsi untuk memilih stimulus

yang masuk dan memberikan responnya.Pada anak autisme semua stimulus masuk

begitu saja dan tidak ada penyeleksian sehingga terapi yang diberikan adalah sensori

integrasi agar anak autisme dapat memberikan respon yang baik dan dan dapat

berinteraksi seperti anak-anak yang normal.

Sejauh ini belum pernah ada penelitian yang mencari gambaran pola terapi

psikososial pada autisme, tetapi menurut literatur Wiley terapi untuk autisme memang

harus dilaksanakan secara komprehensif, sehingga tidak hanya terapi farmakologi yang

diberikan tetapi juga terapi psikososial seperti terapi perilaku, terapi sensori integrasi,

Page 51: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

39

terapi keluarga, terapi bermain, terapi musik, dan terapi wicara.16 Tetapi yang

dilaksanakan di Instalasi Kesehatan Jiwa anak dan remaja adalah terapi sensori integrasi

17 pasien (73,9%), terapi wicara 16 pasien (69,6%), terapi perilaku 6 pasien (26,1%),

okupasi terapi 1 pasien dan terapi keluarga 1 pasien (4,3%).

Page 52: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

38

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik simpulan

sebagai berikut :

1. Prevalensi pasien anak dengan autisme pada tahun 2010-2012 di Rumah Sakit

Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan sebanyak 4,5%.

2. Distribusi pasien anak dengan autisme berdasarkan jenis kelamin adalah anak

laki-laki sebanyak 20 pasien (87,5%) sedangkan pada anak perempuan sebanyak

3 pasien (12,5%) atau dengan rasio 7:1.

3. Distribusi pasien anak dengan autisme terbanyak berdasarkan kelompok umur

adalah kelompok umur 5-9 tahun dan 10-14 tahun yaitu sebanyak 9 pasien

(39,1%).

4. Sebanyak 6 pasien (26%) anak dengan autisme memiliki riwayat kejang demam.

5. Sebanyak 4 pasien (17,3%) anak dengan autisme memiliki riwayat BBLR.

6. Terapi Farmakologi yang paling banyak digunakan sebagai terapi pada pasien

anak dengan autisme adalah golongan antipsikosis atipikal, antikonvulsan,

stimulan, suplemen, dan vitamin yaitu; asam folat 19 pasien(82,6%), risperidone

dan vitamin B6 sebesar 16 pasien(69,9%), aripriprazole8 pasien (34,8%),

trihexylphenidil 7 pasien (30,4%), methylphenidate 5 pasien(21,7%), clozapine 4

pasien(17,4%), dan yang paling sedikit digunakan adalah olanzapine,quetiapin,

dan piracetam diberikan kepada 1 pasien (4,3%).

Page 53: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

39

7. Terapi psikososial yang paling banyak diberikan pada pasien anak dengan

autisme adalah terapi wicara 16 pasien (69,6%), terapi sensori integrasi 17

pasien(73,9%), terapi perilaku 6 pasien (26,1%), terapi okupasi 1 pasien dan

terapi keluarga 1 pasien (4,3%).

5.2.Saran

1. Banyak pasien anak dengan autisme yang terlambat didiagnosis oleh psikiater

anak sehingga perlu diadakannya penyuluhan mengenai deteksi dini autisme

karena ketidaktahuan orangtua terhadap gejala-gejala dini dari gangguan tersebut.

2. Banyak pasien anak dengan autisme yang putus terapi dikarenakan keputus-asaan

orangtua dalam menghadapi anaknya tersebut, sehingga sebagaimana firman

Allah dalam surat Al Isra’ ayat 31 orangtua tidak boleh berputus asa terhadap

anaknya.

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kami

lah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.” (Al isra’: 31)

3. Sampel yang diambil dalam penelitian kali ini tidak mencukupi sampel minimal,

sehingga untuk penelitian selanjutnya sebaiknya penelitian dilakukan di beberapa

tempat untuk mendapatkan sampel yang lebih banyak.

4. Beberapa faktor resiko seperti BBLR, riwayat kejang, jenis kelamin, dan usia

dapat dicari hubungannya dengan kejadian autisme.

5. Beberapa terapi farmakologi dapat diteliti lebih lanjut mengenai efektifitasnya

dalam mengontrol gejala-gejala autisme.

Page 54: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

40

DAFTAR PUSTAKA

1. Herman A. Neurobiological insights into infantile autism. Harvard: The Harvard

Brain Spring; 1996.h.14-56.

2. Kementrian Kesehatan. Rencana aksi tahun 2010-2014. Jakarta: Warta

Yanmed;2010.h.9-13.

3. Behrman RE, Kliegman R, Arvin MA. Pervasive developmental disorders and

childhood psychosis in Nelson textbook of pediatrics 15th ed. Philadelphia: W.B.

Saunders Company;1996.h.120-6.

4. Kaplan HI, Saddock BJ. Gangguan perkembangan pervasif dalam buku ajar

psikiatri klinis. Ed 2.Jakarta: EGC;2010. h.588-96.

5. Campbell M, Shay J. Pervasive developmental disorders. In clinical psychiatry.

US: 2007. h.2277-92.

6. Wiener JM, Dulcan MK. Autistic disorder in textbook of child and adolescent

psychiatry 3rd ed. Washington:The American Psychiatry Publishing;2004.h.1-58.

7. Gamayanti I. Aspek psikologis pada anak autisme. Yogyakarta: Temu ilmiah

dietetic IV; 2003.

8. Fombonne E, Zakarian R, Bennet A, Linyang M, Heywood DM. Pervasive

developmental disorders in Montreal, Quebec, Canada: 2006;118.h.139-50.

9. Susianti Y. Perbandingan uji tapis modifikasi baru pada anak normal dan anak

dengan gangguan perkembangan pervasive yang berusia 1 sampai 3 tahun.

Jakarta: Dep.IKA.FKUI;2008.h.6-20.

10. Whitley P, Todd L, Carr K, Shattock P. Gender ratios in autisme, asperger

syndrome and autism spectrum disorder in Journal autism insights. UK: Libertas

Academica;2010.h.17-24.

11. Young R, Brewer N, Pattinson C. Parental identification of early behavioral

anomalies in children wih autistic disorder. South Australia: SAGE

Publication;2003.

12. Russo AJ. Autism etiology: Genes and the environment. USA: Libertas

Academica; 2009.h.521-6.

Page 55: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

41

13. Sunartini. Aspek medis autisme pada anak. Yogyakarta: Temu ilmiah dietetic IV;

2003.

14. Hexanto M.Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap autisme. Semarang:

Biomedik Diponegoro University; 2004.

15. Rutter M, Schopler E. Autism and pervasive developmental disorder concept and

diagnosis issues. Journal of autism and developmental disorders; 1997.

16. Kay J, Tasman A. Childhood disorders; the autism spectrum disorder dalam

Essential of psychiatry.England: John Wiley & sons,Ltd;2006.h.304-20.

17. Roger J, Porter M, Meldrum BS. Obat anti kejang dalam farmakologi dasar dan

klinis. In; Katzung BG, editors. Jakarta: EGC;2010.h.383-98.

18. Purbaningrum V, Wardhani YF. Terapi medikasi untuk penyandang autisme.

Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI;2008.

19. Veskarisyanti GA. Terapi autisme. Yogyakarta: pustaka anggrek;2008.

20. Rudy LJ, What is the differences between ABA, discrete trials, and the lovaas

method; 2007.

21. Betrand J, Mars A, Boyle C, Bove F, Allsop MY. Prevalence of autism in united

states population. New Jersey: The Brick Township; 2001.

22. Lingam R, Miller E, Stowe J, Taylor B. Prevalence of autism and parentally

reported triggers in north east London population. London: Arch Dis

child;2003.h.340-50.

23. Roassia PG, Possar A, Permeggiani A. Epilepsy in adolescents and young adult

with autistic disorder in journal of pediatric;1999.

24. Arozal W, Gan S. Psikotropik dalam farmakologi dan terapi. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI;2007.h.161-78.

25. Yuniar S. Masalah perilaku pada gangguan spektrum autisme. Konferensi

nasional autisme I. Jakarta: 2003.

26. Dahlan MS. Membuat proposal penelitian bidang kedokteran dan kesehatan. Ed 2

Jakarta: Sagung Seto;2009.h. 79-96.

27. William E, Kate T, Helen S, Alan E. Prevalence and characteristic autistic

spectrum disorders in ALSPAC cohort. 2008. Diunduh dari

http://proquest.umi.com/pqgweb?index=0&did=1555646351&&srchmode=1&si

Page 56: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

42

d=2&fmt=4&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&TS=125

8547162&clientId=63928. Diakses tanggal 21 Juni 2012.

28. Deliana M, Tata laksana kejang demam pada anak. Jakarta: Sari Pediatri; 2002.h.59-62.

29. Sarachana T, Xu M, Wu RC, Hu VW. Sex hormones in autism: androgens and esterogens differentially and reciprocally regulate RORA, a novel candidate gene for autism.Plos One. 2011 Feb 1;6(2):1-8

Page 57: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

43

LAMPIRAN.

RIWAYAT PENULIS Identitas:

Nama : Salwa

Jenis kelamin : Perempuan

TTL : Makkah, 30 April 1991

Alamat : Jl. Cikoko Barat III no. 22 Pancoran Jakarta-Selatan

No. telepon : +6285714005870

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

• 2009 – sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

• 2006 – 2009 : MA Raudlatul Ulum Pati • 2003 – 2006 : MTS Raudlatul Ulum Pati • 2002 - 2003 : Diniyyah Raudlatul Ulum Pati • 1996 – 2002 : MI Raudlatul Ulum Pati • SD/MI : MI Raudlatul Ulum Pati

Page 58: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

45

Lampiran 3

usiapasien

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid 1 4 17.4 17.4 17.4

2 9 39.1 39.1 56.5

3 9 39.1 39.1 95.7

4 1 4.3 4.3 100.0

Total 23 100.0 100.0

Kjg Frequen

cy Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid tidak 15 65.2 65.2 65.2

iya 8 34.8 34.8 100.0

Total 23 100.0 100.0

Jk Frequen

cy Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 1 20 87.0 87.0 87.0

2 3 13.0 13.0 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 59: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

46

berat lahir2

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 1 4 17.4 17.4 17.4

2 6 26.1 26.1 43.5

3 8 34.8 34.8 78.3

4 3 13.0 13.0 91.3

5 2 8.7 8.7 100.0

Total 23 100.0 100.0

Rsp

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 16 69.6 69.6 69.6

tidak 7 30.4 30.4 100.0

Total 23 100.0 100.0

Asv

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 19 82.6 82.6 82.6

tidak 4 17.4 17.4 100.0

Total 23 100.0 100.0

b6

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Diberikan 16 69.6 69.6 69.6

tidak 7 30.4 30.4 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 60: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

47

Clo

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid Diberikan 4 17.4 17.4 17.4

Tidak 19 82.6 82.6 100.0

Total 23 100.0 100.0

trhsf

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 7 30.4 30.4 30.4

tidak 16 69.6 69.6 100.0

Total 23 100.0 100.0

Mtlf

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 5 21.7 21.7 21.7

tidak 18 78.3 78.3 100.0

Total 23 100.0 100.0

Arp

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 8 34.8 34.8 34.8

tidak 15 65.2 65.2 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 61: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

48

Tw

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 16 69.6 69.6 69.6

tidak 7 30.4 30.4 100.0

Total 23 100.0 100.0

tp

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberika 6 26.1 26.1 26.1

tidak 17 73.9 73.9 100.0

Total 23 100.0 100.0

si

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid diberikan 17 73.9 73.9 73.9

tidak 6 26.1 26.1 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 62: DEMOGRAFI, FAKTOR RISIKO, DAN TERAPI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26028/1/Salwa... · Penyebab banyak faktor diantaranya autisme faktor genetik, faktor perinatal,

44

Lam

pira

n 2