Demam Berdarah Dengue (DBD)
-
Upload
nidya-utari-firdaus -
Category
Documents
-
view
17 -
download
0
description
Transcript of Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penugasan Manajemen Kasus 2 “STASE ANAK”
Anak laki-laki, Usia 5 tahun dengan Demam Berdarah
Dengue Grade III
Nidya Utari Firdaus (10711108)
Pembimbing :: dr. Rony AP Tamba, Msi. Med, Sp. A
IDENTITAS
Nama : An. R Nama ayah : Tn. P
Umur : 5 tahun Umur : 30 th
Jenis kelamin : Laki-laki Pendidikan : SMA
Alamat : Klencongan RT 25
RW
6, Pilangkenceng
Pekerjaan : Swasta
Nama ibu : Ny. S
Masuk RS : 8 Januari 2015 Umur : 26 th
No. CM : 15000572 Pendidikan : SMP
Tgl. Diperiksa : 9 Januari 2015 Pekerjaan : Pabrik sepatu
ANAMNESIS(Dilakukan aloanamnesis terhadap ayah dan ibu pasien )
Keluhan Utama
Badan terasa panas
Riwayat Penyakit Sekarang
4 hari SMRS > panas mendadak tinggi keringat banyak, namun tidak menggigil
1 hari SMRS mimisan 2 kali dan pada badan pasien muncul bintik-bintik merah yang tidak diketahui lokasi awal munculnya
Pusing dan nyeri perut
Tidak ada gusi berdarah, batuk, pilek, nyeri telinga, mual, muntah, nyeri saat buang air kecil, dan nyeri sendi
Nafsu makan dan minum pasien berkurang
BAK tadi pagi sedikit, warna kuning. BAB terakhir 2 hari SMRS, warna agak hitam
Sudah dibawa ke bidan dan puskesmas, namun panas turun sebentar kemudian tinggi kembali.
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluhan yang serupa (-), riwayat rawat inap
di rumah sakit (-)
Sedang demam, batuk, pilek (-), dan riwayat
alergi (-)
Riwayat ibu hipertensi, DM, batuk lama,
mengkonsumsi obat (-)
Keluhan serupa (-)
Belum pernah di rawat di
rumah sakit dan tidak pernah
menkonsumsi obat-obatan
Riwayat bepergian (-)
Tidak ada riwayat
batuk-pilek yang lama, tidak ada
riwayat sesak nafas, dan tidak ada riwayat alergi.
Riwayat Penyakit Keluarga
: Pasien
Silsilah/Ikhtisar keturunan
Riwayat Pribadi
Riwayat pasca lahir:
Pasien dilahirkan ketika ibu berusia 20 tahun
Tidak ada perawatan khusus yang dilakukan kepada pasien Pasien langsung mendapatkan ASI
Riwayat persalinan:Pasien lahir secara normal
(spontan) di bidan, umur kehamilan 39 minggu (aterm)
Berat badan lahir 3500 gram, panjang 49 cm, jenis kelamin laki-
laki
Pasien lahir langsung menangis dan lahir tanpa cacat
Riwayat kehamilan:Anak pertama dari
orangtua ini, riwayat keguguran (-)
ANC rutin di bidan Keluhan selama kehamilan (-)
Tidak ada penggunaan obat atau jamu selain dari
dokter
Riwayat makan
Umur Makanan yang diberikan Jumlah perhari
0-6 bulan ASI eksklusif Sesuka pasien
6-9 bulan ASI, susu formula dan bubur 3 kali sehari
9 bulan- 2
tahun
ASI, susu formula dan nasi 3 kali sehari
2-5 tahun Susu formula dan nasi 3 kali sehari
Pertumbuhan• BB = 16 kg
• PB = 113 cm• BB/U : -1,28• TB/U : 0,67• BB/TB : -2,25
Perkembangan• Motorik kasar : baik• Motorik halus : baik• Bicara dan bahasa :
baik• Sosialisasi dan
kemandirian : baik
Emosi/prilaku• Anak terkesan
pemalu, namun cukup aktif dan respon ketika bertemu dengan orang asing.
Imunisasi • Imunisasi pasien
lengkap
Sosial ekonomi dan lingkungan
Sosial ekonomi
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan nenek kakeknya
Rumah pasien merupakan rumah milik nenek dan kakeknya
Ayah bekerja swasta dan ibu bekerja di pabrik sepatu
Di rumah memiliki barang-barang elektronik seperti tv, kulkas dan kipas angin
Sehari-hari menggunakan motor sebagai alat transportasi
Pendapatan keluarga cukup setiap bulan
Lingkungan dan higiene-sanitasi
Rumah pasien beratap genting, berdinding bata dan berlantai keramik
Kamar mandi menggunakan sanyo
Rumah pasien tidak saling berdempetan dengan rumah tetanggda, dan tidak padat
Pemeriksaan UmumKesan Umum• Tampak sadar, terpasang infus di tangan kiri
dengan dengue haemorrhage fever
Tanda Utama • Nadi : 100 x/menit, cepat
dan lemah (nadi datang 120 x/menit)
• Pernapasan : 24 x/menit• Tekanan darah : 90/70 mmHg • Suhu : 37°C (suhu datang
38,5 °C)
Status Gizi• Berat badan : 16 kg• Panjang badan : 113 cm• Lingkar kepala : 50,5 cm• Lingkar lengan atas : 16 cm
Lanjutan
Kulit
Kemerahan (-), bintik merah (+),
sianosis (-), edema (-)
Kelenjar limfe
Pembesaran (-)
Otot
Atrofi (-), gerakan (+), tonus otot baik
Tulang
Fraktur (-), deformitas (-),
kelainan tulang (-)
Sendi
Gerakan bebas (+), tidak tampak adanya deformitas
Pemeriksaan Khusus
Kepala
• Bentuk : 50,5 cm, Normosefali• Rambut: Hitam• Mata : Konjunctiva anemis (-), sklera ikterik (-), pupil
ishokor (+)• Hidung : Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), sekret (-)• Telinga : Kelainan anatomi (-), sekret (-)• Mulut : Kelainan anatomis (-), bibir sianosis (-), lidah kotor
(-)
Leher
• Perbesaran kelenjar tiroid (-), massa (-), nyeri (-)
Lanjutan
Jantung
• Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak• Palpasi : Iktus cordis teraba di SIC V• Perkusi : Tidak dilakukan• Auskultasi: S1>S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru
Inspeksi Gerakan nafas simetris, retraksi
(-)
Gerakan nafas simetris, retraksi (-)
Palpasi Gerakan nafas simetris Gerakan nafas simetris
Perkusi Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Auskultasi Vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-) Vesikuler, wheezing (-), ronkhi (-)
Lanjutan• Inspeksi : Flat, supel• Auskultasi : bising usus dalam batas
normal• Perkusi : timpani• Palpasi• Hati : Hepar tidak teraba • Limpa : Limpa tidak teraba
Perut
• Anus : Massa(-), kemerahan (-)
• Genital : Laki-laki, kelainan anatomis (-)
Anogenital:
• Ekstremitas• Gerakan : Bebas• Kekuatan: DBN• Tonus : DBN• Trofi : DBN• R. Fisiologis : +2
Anggota gerak:
Data Laboratorium
Darah Rutin
8 januari
2015
9 Januari
2015
10 Januari
2015Batas normal
Hb 10,9 11,3 12,1 11-16 g/dl
AL 3.900 3.500 4.000 4.000-11.000/cm
AT 72.000 60.000 60.000150.000-350.000/
cmm
Hct/
PCV33,4 34 36 40-48 vol %
Daftar Permasalahan
Masalah Aktif:• Panas mendadak tinggi dan keringat
banyak• Mimisan dan bintik-bintik merah di
badan • Pusing, nyeri perut• Nafsu makan dan minum berkurang• BAB terakhir agak hitam
Masalah Inaktif:• Gizi baik masa sekarang
Diagnosis Banding
Febris hari ke-5 • Virus
• Dengue Haemorrhage Fever• Demam chikungunya• ISPA• Infeksi telinga
• Bakteri• Infeksi telinga• Infeksi salurang kemih
Rencana PengelolaanRencana pemeriksaan/penegakan diagnosis• Tanda vital• Uji tourniquet• Uji laboratorium darah• Antigen NS1 dan antibodi IgG dan IgM
Medikamentosa• Infus RL guyur 160 cc, dilanjutkan 15 tpm• Jika belum membaik, infus HES 100 cc• Parasetamol 3 x 1 cth
Rencana Perawatan• Observasi pasien dirumah sakit• Observasi vital sign• Monitoring diet• Monitoring istirahat• Monitoring kebutuhan cairan
Rencana
Diet Kebutuhan cairan
Makanan teratur tinggi kalori dan protein
Edukasi
Menjelaskan mengenai penyakit pasien dan kondisi pasien saat ini
Memberitahu dan menjelaskan kepada keluarga pasien untuk memotivasi pasien dan menjaga asupan makanan dan minum pasien
Memberitahu keluarga pasien untuk senantiasa menjaga kebersihan lingkungan
Memberitahu kepada keluarga pasien agar memberi waktu pada anak untuk istirahat
DIAGNOSI
S
• Utama : Demam berdarah dengue derajat III• Penyerta : -• Komplikasi : -• Imunisasi : Lengkap• Tumbuh kembang : Sesuai dengan usia anak• Status gizi : Gizi baik masa sekarang• Sosial ekonomi : Menengah
PENGELOLAAN
• Infus RL guyur 160 cc, dilanjutkan 15 tpm• Jika belum membaik, infus HES 100 cc• Parasetamol 3 x ½ cth
PROGNOSI
S
• Quo ad sanam : Dubia ad bonam• Quo ad vitam : Dubia ad bonam• Quo ad fungsional : Dubia ad bonam
Tinjauan PustakaDengue Haemorrhage Fever
Penyakit demam berat > sering mematikan > disebabkan virus > ditandai dengan permeabilitas kapiler, dan kelainan hemostasis
Infeksi virus dengue mengakibatkan spektrum manifestasi klinis yang bervariasi
Fenoma yang bervariasi ini menggambarkan sebuah fenomena gunung es
Epidemiologi
Istilah haemorrhagic fever di Asia Tenggara pertama kali digunakan di Filipina pada tahun 1953
DBD berada di urutan kedua setelah Thailand dan di Indonesia DBD pertama kali dicurigai di Surabaya pada tahun 1968, tetapi konfirmasi virologis baru didapat pada tahun 1970
Penderita DBD yang tercatat tertinggi pada usia < 15 tahun (95%)
Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan antara jenis kelamin, tetapi kematian ditemukan lebih banyak terjadi pada anak perempuan daripada anak laki-laki
DBD meningkat antara bulan September-Februari, dan mencapai puncak pada bulan Januari
Infeksi sekunder virus dengue dengan serotipe yang berbeda cenderung menyebabkan manifestasi yang berat
Etiologi
Virus dengue termasuk pada group B arthropod borne virus (arboviruses). Sekarang dikenal sebagai genus flavivirus, famili Flaviviridae
Ada 4 jenis serotipe, yaitu den-1, den-2, den-3, dan den-4. Infeksi terhadap salah satu serotipe akan membuat antibodi seumur
Vektor dari penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti
Biasanya nyamuk betina menggigit pada pagi hari (09.00-10.00 WIB) sampai petang hari (16.00-17.00), kemudian hinggap di benda-benda yang bergantung, gelap, dan lembab
Patofisiologi
Pada DD > Virus masuk dan berkembang di
peredaran darah
Ditangkap makrofag > viremia selama 2-5 hari
APC > mengaktifasi sel T-helper > narik makrofag
lain
T-helper mengaktifasi sel T sitotoksik
Melisis makrofag yang memfagosit virus >
mengaktifkan sel B > melepas antibodi
Terlepasnya mediator-mediator yang
merangsang terjadinya gejala sistemik
Sedangkan DBD dan DSS > peningkatan akut
permeabilitias vaskuler
Hemokonsentrasi dan penurunan tekanan darah
Masuk > berkembang biak di sel
retikuloendotelial > viremia (5-7 hari)
Peningkatan permeabilitas dinding pembuluh darah
• Plasma merembes melalui endotel dinding pembuluh darah yang rusak ke daerah ekstra vaskular
• Kasus berat, syok terjadi secara akut diikuti dengan meningkatnya hematokrit• Plasma yang hilang dapat diganti dengan plasma/cairan mengandung elektrolit
Penurunan volume plasma
Hipotensi
• Nilai trombosit turun masa demam dan mencapai nilai terendah pada masa syok
• Nilai normal akan tercapai 7-10 hari sejak permulaan sakit
Trombositopenia
Patofisiologi utama yang membedakan antara DD dan DBD
• Masa perdarahan memanjang, beberapa faktor pembekuan menurun• Kelainan fibrinolisis > menurunnya aktifitas α-2 plasmin inhibitor dan plasminogen
Sistem koagulasi dan fibrinolisis
• Aktivasi sistem komplemen > menstimulasi sel mast > melepaskan histamin > peningkatan permeabilitas kapiler, pengurangan volume plasma, syok hipovolemik
• Komplemen bereaksi dengan epitop virus > waktu paruh trombosit memendek, kebocoran plasma, syok, dan perdarahan
Sistem komplemen
• Sejak demam hari ketiga > peningkatan limfosit atopik sampai hari ke-8 > khas
Respon leukosit
Patogenesis
The immunological enhancement hypothesis
Antibodi > IgG > > menghambat peningkatan replikasi virus dalam monosit
Aktifitas limfosit T
Akibat rangsang monosit pada infeksi virus dengue > limfosit dapat mengeluarkan interferon > merangsang sel yang terinfeksi > monosit memproduksi mediator
Limfosit T CD4+ dan CD8
+ > monosit akan mengalami lisis > mengeluarkan mediator yang menyebabkan kebocoran plasma dan perdarahan
Manifestasi Dengue Fever
Umumnya 5-8 hari
Mendadak, disertai gejala prodromal: kenaikan suhu, nyeri kepala, anoreksia, tidak nyaman di epigastrium, dan malaise.
Trias sindrom: demam tinggi, nyeri anggota badan, dan timbulnya ruam (rash) pada 6-12 jam sebelum suhu naik pertama kali
Manifestasi perdarahan jarang dijumpai
Kelainan darah tepinya adalah leukopenia, neutrofilia relatif, limfopenia, neutropenia relatif, limfositosis, eosinofil menurun, sel plasma meningkat, trombositopenia
Demam Berdarah Dengue
Demam tinggi
Perdarahan (kulit, uji torniquet positif, memar, dan perdarahan pada tempat pengambilan darah vena), hepatomegali, kegagalan peredaran darah
Petekie halus tersebar di anggota gerak, muka, dan aksila pada masa dini demam
Epitaksis, perdarahan gusi, perdarahan subkonjunctiva, dan perdarahan saluran cerna jarang ditemukan.
Sindrom Dengue Syok
KU tiba-tiba memburuk sesaat atau setelah demam turun (hari sakit ke 3-7)
Kegagalan peredaran darah, kulit dingin, sianosis sekitar mulut, nadi cepat, kecil, hingga tidak teraba
Anak lesu, gelisah, dan secara cepat masuk dalam fase syok. Nyeri pada perut > perdarahan gastrointestinal
Diastolik menurun menjadi 20 mmHg atau kurang, dan sistolik sampai 80 mmHg atau lebih rendah.
Pada pemeriksaan laboratorium > trombositopenia (<100.000/ul antara hari sakit ke 3-7) dan hemokonsentrasi > adanya kebocoran plasma
Gejala klinis demam dengue dan demam berdarah dengue
Gejala klinis Demam dengue (DD) Demam berdarah dengue
Nyeri kepala ++ +
Muntah +++ ++
Mual + +
Nyeri otot ++ +
Ruam kulit ++ +
Diare ++ +
Batuk + +
Pilek + +
Limfadenopati ++ +
Kejang + +
Kesadaran menurun 0 ++
Obstipasi 0 +
Uji tourniquet positif + ++
Petekie ++++ +++
Perdarahan saluran cerna
0 +
Hepatomegali ++ +++
Nyeri perut + +++
Trombositopenia ++ ++++
Syok 0 +++
Diagnosis
Klinis
Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, dan terus-menerus selama 2-7 hari.
Manifestasi perdarahan, minimal uji tourniquet positif dan salah satu bentuk perdarahan lain (petekia, purpura, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis, dan atau melena
Pembesaran hati
Syok yang ditandai dengan nadi lemah, cepat, tekanan darah menurun, disertai kulit yang teraba dingin, dan timbul sianosis di sekitar mulut
Laboratorium
Trombositopenia (≤ 100.000/ul) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit ≥ 20%)
Ditemukan dua atau tiga patokan klinis disertai trombositopenia dan hemokonsentrasi > dapat mendiagnosis 87% (dibuktikan dengan pemeriksaan serologis)
Diagnosis pasti didapatkan dari hasil isolasi virus dengue (cell culture) ataupun deteksi antigen virus RNA dengue dengan teknik RT-PCR (Reserve Trancriptase Polymerase Chain Reaction)
Saat ini dilakukan tes serologis yang mendeteksi adanya antibodi spesifik terhadap dengue berupa antibodi total, IgG, maupun IgM.
4 derajat DBD menurut WHO
Derajat I Demam dengan gejala tidak khas + uji tourniquet positif
Derajat II Derajat I + perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain
Derajat III Ditemukan tanda kegagalan sirkulasi
Derajat IV Syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur
Tatalaksana demam
Mengatasi kehilangan cairan plasma akibat peningkatan permeabilitas kapiler dan akibat perdarahan
Demam dengue• Pada masa demam, pasien dianjurkan tirah baring, obat
antipiretik atau kompres hangat diberikan bila diperlukan.• Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per oral, jus
buah, sirup, susu, selain air putih minimal selama 2 hari.• Monitor suhu, jumlah trombosit, serta kadar hematokrit
sampai normal kembali. • Pada pasien DD, saat suhu turun umumnya adalah fase
penyembuhan.
Penurunan jumlah trombosit sampai < 100.000/ul atau < 1-2 trombosit/LPB terjadi sebelum peningkatan hematokrit dan sebelum terjadi penurunan suhu
Peningkatan hematokrit ≥ 20% mencerminkan perembesan plasma dan merupakan indikasi untuk pemberian cairan.
Pemberian cairan awal sebagai pengganti volume plasma dapat diberi larutan garam isotonik atau ringer laktat
Pada DBD derajat I dan II, cairan intravena dapat diberikan selama 12-24 jam, dan dapat dirawat di Puskesmas, rumah sakit tipe D, C, dan ruang rawat sehari di rumah sakit B, dan A
Demam berdarah dengue
Fase demam
Memberikan cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Apabila cairan oral tidak dapat diberikan, maka cairan intravena rumatan perlu diberikan
Antipiretik kadang diperlukan.
Pasien perlu diberi minum 50 ml/kgBB 4-6 jam pertama, setelah keadaan dehidrasi teratasi, beri cairan rumatan 80-100 ml/kgBB dalam 24 jam berikutnya.
Pemeriksaan kadar hematokrit berkala merupakan pemeriksaan laboratorim terbaik untuk memonitor hasil pengobatan
Cairan Larutan kristaloid seperti ringer laktat, cairan glukosa 5% di dalam 1/3 larutan NaCl 0,9%, larutan ringer laktat, ringer asetat atau larutan garam faali
Larutan koloid adalah dekstran-40, dan plasma darah.
Cairan penggnati adalah pengobatan yang utama dan akan sembuh kembali bila segera diobati dalam 48 jam
Setelah klinis membaik, tetesan cairan turunkan menjadi 10 ml/kgBB/jam, kemudian sesuaikan dengan kehilangan plasma dalam 24-48 jam
Jika hematokrit turun 40%, cairan intravena dapat dihentikan atau jika 48 jam sejak syok teratasi.
Keadaan sirkulasi yang telah membaik dapat diketahui dari 12 ml urin/kgBB/jam atau lebih, dan fase reabsorbsi diketahui dari nadi kuat, diuresis cukup, tekanan darah normal, dan tanda vital baik
Sindrom syok dengue
Bagan 1. Tatalaksana kasus tersangka DBD
Bagan 2. Tatalaksana kasus DBD derajat I dan derajat II
Bagan 3. Tatalaksana kasus DBD derajat II dengan peningkatan hemokonsentrasi ≥20%
Bagan 4. Tatalaksana kasus DBD derajat III dan IV
Pembahasan
Pasien mengalami panas yang mendadak tinggi disertai keringat banyak. .
Hal ini dapat disebabkan oleh karena infeksi virus, dimana infeksi virus dapat
menyebabkan suhu tubuh mencapai 38,3-40°C selama 3-5 hari
Hypothalamus mengirimkan sinyal saraf menuju kelenjar keringat untuk mendinginkan tubuh >
peningkatan suhu tubuh dapat mengalami keringat berlebih.
Mengalami mimisan, bintik-bintik merah pada badan, dan BAB terakhir sedikit kehitaman
Perdarahan kulit disebabkan oleh faktor kapiler, gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia
Perdarahan masif > kelainan mekanisme yang lebih kompleks, seperti trombositopenia, dan gangguan faktor pembekuan > manifestasi perdarahan seperti yang dialami oleh pasien.
Riwayat makanan diketahui bahwa
kuantitas dan kualitas yang diberikan sempat kurang
Gizi yang dibutuhkan pasien sebelumnya
tidak terpenuhi
Kekurangan gizi dapat menghambat respon imunitas dan
meningkat risiko penyakit infeksi
Perbaikan pada fungsi imunitas merupakan
faktor peran gizi pada pencegahan penyakit
infeksi
Peran perbaikan gizi pada pasien ini termasuk faktor penting dalam mencegah
penyakit pasien semakin berat dan mencegah untuk terpapar
penyakit infeksi lainnya
Pasien belum mendapatkan imunisasi apapun
Jadwal imunisasi anak yang > anak yang berusia dibawah 1 bulan > mendapatkan vaksin hepatitis
B dan vaksin polio.
Vaksin hepatitis B paling baik diberikan dalam waktu 12 jam kelahiran, didahului suntikan
vitamin K
vaksin polio dapat diberikan secara oral pada saat lahir atau saat dipulangkan
Dari hasil laboratorium pasien ditemukan leukopenia dan trombositopenia
Virus dengue dapat menyebabkan destruksi trombosit
Trombositopenia dihubungkan dengan meningkatnya megakariosit muda dalam sumsum tulang dan
pendeknya masa hidup trombosit akibat destruksi trombosit tersebut
Trombositopenia dan gangguan fungsi trombosit
- Trombositopenia penyebab utama terjadinya perdarahan pada DBD
- Leukopenia umumnya merupakan gambaran infeksi virus
Diketahui bahwa panas yang dialami pasien mendadak tinggi, mimisan, bintik merah dikulit, dan dilihat
Hasil laboratorium, didapatkan hasil leukopeni dan trombositopenia
Tidak ada batuk-pilek dan keluar cairan dari telinga sehingga ISPA dan infeksi telinga dapat disingkirkan
Tidak ada keluhan pada BAK pasien, sehingga infeksi saluran kemih dapat disingkirkan
Pasien juga sama sekali tidak mengalami nyeri sendi, sehingga demam chikungunya juga dapat disingkirkan.
Sehingga, Gejala-gejala yang dialami pasien ini mengarahkan pada diagnosis pasti bahwa penyakit yang dialami pasien ini adalah demam berdarah dengue.
Derajat demam berdarah dengue
derajat I ditandai dengan demam dengan gejala tidak khas + uji tourniquet positif,
derajat II ditandai dengan derajat I + perdarahan spontan di kulit dan atau perdarahan lain,
derajat III ditandai dengan ditemukan tanda kegagalan sirkulasi,
derajat IV ditandai dengan syok berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur. Pada pasien ditemukan nadi cepat dan lemah, hipotensi, kulit teraba dingin dan lembab
Sehingga pada pasien ini masuk ke dalam demam berdarah dengue derajat III.
•Memberikan cairan oral untuk mencegah dehidrasi sebagai akibat demam tinggi, dan anoreksia•Karena cairan oral tidak dapat diberikan secara adekuat karena anak sulit minum, maka diberikan cairan intravena.
•Antipiretik diperlukan untuk mempertahankan suhu <39°C.
Terapi yang diberikan adalah pemberian cairan melalui oral, infus, dan pemberian parasetamol untuk menurunkan panas
Sama seperti penyakit akibat infeksi virus lainnya, penyakit akan berjalan terus walau diobati dan akan sembuh dengan sendirinya yang bergantung dari ketahanan tubuh seseorang yang terkena.
Jadi, terapi pada penyakit yang dialami pasien ini lebih menuju pada mengobati gejala yang ditimbulkan oleh inveksi virus dan mencegah syok.