Demam

4
DEMAM Patofisiologi Demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1. Penhaturan suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan pelepasan panas. 1 Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat dua jenis pirogen yaitu pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh (bakteri, virus, jamur) dan berkemampuan untuk merangsang IL-1. Sedangkan pirogen endogen berasal dari dalam tubuh (fagositosis, kompleks Antigen-antibodi, steroid, sistem monosit-makrofag, IL, TNF, INF, Limfosit yang teraktivasi) dan mempunyai kemampuan untuk merangsang demam dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus. 1 Demam dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti adanya infeksi, toksin mikroba, mediator inflamasi, dan reaksi imunologis. Pirogen tersebut berinteraksi dengan monosit, makrofag atau sel endotel untuk merangsang sintesis IL-6, TNF, INF, terutama IL-1. Selama demam IL-1 masuk ke dalam ruang perivaskular OVLT melalui jendela kapiler untuk merangsang sel memproduksi PGE-2, secara difusi masuk ke dalam regio hipotalamus untuk menyebabkan demam atau beraksi pada serabut saraf dalam OVLT. 1

description

DEMAM

Transcript of Demam

Page 1: Demam

DEMAM

Patofisiologi

Demam (pireksia) adalah keadaan suhu tubuh di atas normal sebagai akibat

peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh IL-1. Penhaturan

suhu pada keadaan sehat atau demam merupakan keseimbangan antara produksi dan

pelepasan panas.1

Pirogen adalah suatu zat yang menyebabkan demam, terdapat dua jenis pirogen yaitu

pirogen eksogen dan pirogen endogen. Pirogen eksogen berasal dari luar tubuh (bakteri,

virus, jamur) dan berkemampuan untuk merangsang IL-1. Sedangkan pirogen endogen

berasal dari dalam tubuh (fagositosis, kompleks Antigen-antibodi, steroid, sistem monosit-

makrofag, IL, TNF, INF, Limfosit yang teraktivasi) dan mempunyai kemampuan untuk

merangsang demam dengan mempengaruhi pusat pengaturan suhu di hipotalamus.1

Demam dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor seperti adanya infeksi, toksin

mikroba, mediator inflamasi, dan reaksi imunologis. Pirogen tersebut berinteraksi dengan

monosit, makrofag atau sel endotel untuk merangsang sintesis IL-6, TNF, INF, terutama IL-

1. Selama demam IL-1 masuk ke dalam ruang perivaskular OVLT melalui jendela kapiler

untuk merangsang sel memproduksi PGE-2, secara difusi masuk ke dalam regio hipotalamus

untuk menyebabkan demam atau beraksi pada serabut saraf dalam OVLT.1

Hasil akhir mekanisme kompleks ini adalah penigkatan thermostatic set-point yang

akan memberi isyarat serabut eferen, terutama serabut simoatis untuk memulai menahan

panas (vasokonstriksi) dan produksi panas (mengigil). Keadaan ini dibantu dengan tingkah

laku yang bertujuan menaikkan suhu tubuh, seperti mencari daerah yang hangat atau menutup

tubuh dengan selimut. Hasil peningkatan suhu melanjut sampai suhu tubuh mencapai

peningkatan set-point. Peningkatan set-point kembali normal apabila terjadi penurunan

konsentrasi IL-1 atau pemberian antipiretik yang menghambat sintesis prostaglandin.

Kembalinya suhu menjadi normal diawali oleh vasodilatasi dan berkeringat melalui

peningkatan aliran darah kulit yang dikendalikan serabut simpatis.1

Secara teoritis kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan, oleh karena aliran

darah makin cepat sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar. Namun jika suhu terlalu

tinggi (di atas 38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah

untuk mengaliri organ vital (otak, jantung, paru) bertambah, sehingga volume darah ke

Page 2: Demam

ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin. Demam yang tinggi

memacu metabolisme yang sangat cepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi

napas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai dengan

ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi.2

Pola Demam1

Pola demam saja tidak dapat menjelaskan secara pasti etiologi yang mendasarinya tetapi

dapat membantu dalam menegakkan diagnosis.

1. Demam kontinu

Demam dengan variasi diurnal di antara 0,55-0,82oC. Dalam kelompok ini demam

meliputi penyakit pneumonia tipe lobar, infeksi kuman gram-negatif, riketsia, demam

tifoid, gangguan sistem saraf pusat, tularemia, dan malaria falcifarum

2. Demam Intermiten

Demam dengan variasi diurnal >1oC, suhu terendah mencapai suhu normal, seperti

endokarditis bakterialis, malaria, bruselosis

3. Demam remiten

Demam dengan variasi normal lebar >1 oC, tetapi suhu terendah tidak mencapai suhu

normal, ditemukan pada demam tifoid fase awal dan berbagai penyakit virus

SUMBER

1. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Demam: patogenesis dan pengobatan. In: Soedarmo

Sumarmo SP, Garna H, Hadinegoro Sri RS, Satari HI, editors. Buku ajar infeksi &

pediatri tropis. ed 2nd. Jakarta: Badan Penerbit IDAI. Jakarta.p.21-33.

2. Ismoedijanto. Demam pada anak. August 2nd, 2000. Available at:

http://translate.google.co.id/?hl=id&tab=wT#id/en/agustus. Acessed on January 14th,

2013.