dehidrasi

24
BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995). Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ). Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh permukaan bumi. Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan output melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat terjadi karena kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium deflection ), serta kekurangan air dan natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009 ), Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena gangguan tersebut. Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi: Pada bayi dan anak-anak

description

aa

Transcript of dehidrasi

Page 1: dehidrasi

BAB IIPEMBAHASAN

A.    DefinisiGastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang

disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang

patogen (Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang

disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).

Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh

mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh

permukaan bumi.

Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan

output melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang

adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat

terjadi karena kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium

deflection ), serta kekurangan air dan natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009 ),

Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan

usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan

manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang

bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena

gangguan tersebut.

Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:

      Pada bayi dan anak-anak

Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB,

sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.

      Pada orang dewasa

Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.

Jenis-jenis diare:

      Diare cair akut

Page 2: dehidrasi

Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14

hari.

      Disentri

Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.

      Diare persisten

Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.

Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat

diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:

      Dehidrasi ringan

Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.

      Dehidrasi sedang.

Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan

mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.

      Dehidrasi berat

Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna

urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata

cekung sekali, dan tidak mau minum.

Atau yang dikatakan dehidrasi bila:

      Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.

      Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.

      Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.

B.    ETIOLOGIPenyebab dari Gastroenteritis dehidrasi antara lain :

1.      Faktor Infeksi

a.      Infeksi Virus

1)      Retavirus

-      Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah.

-      Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.

-      Dapat ditemukan demam atau muntah.

2)      Enterovirus

Page 3: dehidrasi

-       Biasanya timbul pada musim panas.

3)      Adenovirus

-       Timbul sepanjang tahun.

-      Menyebabkan gejala

-       la pada saluran pencernaan/pernafasan.

b.      Bakteri

1)      Stigella

-           Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September

-          Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun

-          Dapat dihubungkan dengan kejang demam.

-          Muntah yang tidak menonjol

-          Sel polos dalam feses

-          Sel batang dalam darah

2)      Salmonella

-          Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.

-          Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.

-          Mungkin ada peningkatan temperature.

-          Muntah tidak menonjol.

-          Sel polos dalam feses.

-          Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.

-          Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

3)      Escherichia coli

-          Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.

-           Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

2.      Faktor Non Infeksiosus

a.       Malabsorbsi

-          Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non

sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang

terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.

-          Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.

-          Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

Page 4: dehidrasi

b.      Faktor makanan

-          Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk

protein senditive enteropathy/CMPSE).

c.       Faktor Psikologis

-          Rasa takut,cemas.

Etiologi GastroenteritisFaktor Penyebab (predisposisi) Patogenesis

Infeksi virus, berkisar 50-70% dari kejadian gastroenteritis (RSW,2008)

Norovirus atau Norwalk merupakan penyebab utama gastroenteritis viral di Amerika Serikat. Cara transmisi adalah fekal-oral,manusia ke manusia, air yang terkontaminasi feses norovirus. Masa inkubasi 12-48 jam dengan gejala awal mual,diare, muntah,nyeri kepala dan hipertermi (RSW,2008).Agen virus lainnya yang juga menyebabkan gastroentritis viral(Thielman, 2004), meliputi : caliciviruses,rotavirus,adenovirus,parvovirus,astrovirus, coronavirus, pestivirus dan torovirus.

Infeksi bakteri, berkisar 15-20% dari kejadian gastroentritis (Diskin,2008)

Berbagai agen bakteri yang masuk kesaluran gastrointestinal dapat memberikan respons peradangan. Pada kondisi di Indonesia dengan higienis dan sanitasi yang kurang,seperti pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar sehingga penularaan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunaakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan, meningkatkan transmisi ke bakteri.Cara transmisi adalaah fekal-oral,manusia ke manusia, air yang terkontaminasi feses dengan bakteri (diskin,2008), meliputi shigella,salmonella,C.jejuni, yersenia enterocolitica, E.coli, V.Cholera, aeromonas, B.Cereus,C.difficile, Clostridium perfringens, listteria, M avium-intracellulare (MAI),immunocompromised,prodividencia, Vparahaemolyticus dan  V. Vulnificus.

Infeksi parasit, berkisar 10-15% dari kejadian gastroenteritis (musher,2004)

Berbagai agen paarasit bisa menginvasi saluran gastrointetinal dan memberikan respons peradangan dengan manifestasi diare,mual dan muntah. Agen parasit tersebut meliputi :amebiasis, cryptosporidium dan cylospora.

Toksisitas makanan (CDC,2006) Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respons peradangan dengan manifestasi diare. Agen toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S.aureus, B.cereus) dan postkolonisasi kuman (V.cholera, C.perfringens, enterotoxigenic, E.coli, Aeromonas)

Page 5: dehidrasi

Keracunan kerang dan binatang dari laut (CDC,2006)

Beberapa makanan dari laut seperti kaarang dan beberapa binatang laut yang masuk ke saluran gastrointestinal akan memberikan respons inflamasi dan memberikan manifestasi gangguan gastrointestinal.beberapa kondisi keracunan bahan laut dibagi menjadi :

-  Pralytic shellfish poising (PSP) –Saxitoxin-  Neurologic shellfish posoning (NSP) – Berevetoxin-  Diarrheal shellfish poisining (DSP) – Okadaic acid,-  Amnesic shellfish posoning – Domoic acid-  Ciguatera (ciguatoxins)-  Scombroid (melakukan konversi histidine menjadi histamine )

Obat-obatan (Thielman, 2004) Berbagai agen obat dapat memberikan respons peradangan pada mukosa saluran gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkatan diare. Agen obat yang berhubungan peradangagastrointestinal,meliputi hal-hal berikut :- Antibiotik,berhubungan dengan perubahan flora  Normal- Laksatif,termasuk magnesium yang ada di dalam  Antasida- Quinidine- Kolinergik- Sarbitol

Makanan dan minuman (Day,2007) Pada kondisi kekurangan zat gizi ; kelaparan ( perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama,kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan,terutama makanan yang berlemak,terlalu manis,banyak serat,atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur akan meningkatkan respons saluran gastrointestinal dan terjadi peradangan.

C.     PATOFISIOLOGIVirus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan

inflamasi dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:

- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus

sehingga dapat merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada

mukosa dapat mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga

dapat menurunkan absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare),

menurunkan motilitas usus sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan

motilitas usus maka terjadi penurunan penyerapan makanan (diare).

Page 6: dehidrasi

- Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di

usus sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh

dapat merusak sirkulasi darah sistemik.

- Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas

sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi.

Semua keadaan ini berakibat berkurangnya motilitas gastrointestinal dengan cairan

dan elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal

mempertahankan usus dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada

penggunaan antasida maka mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.

Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti

immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan

terapi obat menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus

sehingga terjadi gangguan pada sistem sirkulasi darah.

D.    MANIFESTASI KLINIS1.     Diare (BAB, lembek, cair)

a.      Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan

isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik

menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.

b.      Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit. Peningkatan

ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk

merangsang mukosa usus.

c.       Perubahan mobiliti

d.      Hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.

2.      Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)

Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh

juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.

3.      Nyeri perut dan kram abdomen

Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus

dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.

4.      Peristaltik meningkat (> 35x/menit)

Page 7: dehidrasi

Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha

mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.

5.      Penurunan berat badan

Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses malah mengandung unsur-unsur

penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan nutrisi kurang

terpenuhi.

6.      Nafsu makan turun

Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh

mual dan rasa tidak enak.

7.      Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering

Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.

8.      Mata cowong

Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik

mengakibatkan beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.

9.      Gelisah dan rewel

Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga

tubuh tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.

10.  Kesadaran menurun

Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja

jantung ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga

denyut jantung cepat, nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung

dengan peningkatan kepekaan dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal

berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na

meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2 dan

nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.

Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian 

Yaitu :

a. Dehidrasi ringan

- diare: bab kurang dari 4 kali sehari

- muntah sedikit, rasa haus normal

- denyut nadi normal, atau meningkat

- membran mukosa kering

Page 8: dehidrasi

- berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%

- tekanan darah dalam batas normal

- turgor kulit kurang baik

b. Dehidrasi sedang

- kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%

- mengantuk dan lesu

- pucat

- diare 4-10 kali sehari

- muntah beberapa kali

- exremitas dingin

- mata cekung, mulut/lidah kering

- turgor kulit tidak kenyal

- nafas dan denyut nadi agak cepat

- ubun-ubun cekung

c. Dehidrasi berat

- sangat mengantuk, lemah

- diare lebih dari 10 kali sehari

- sering muntah

- air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering

- kulit dicubit kembali sangat lambat

- nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung

- berat badan turun: anak 9% dan bayi 15%

Tabel metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King (1974)SKOR 0 1 2

Keadaan umum Sehat Gelisah,cengeng,mengantuk,apatis Delirium,koma,gejala syok

Elastisitas kulit Normal Sedikit kering Sangat kurang

Page 9: dehidrasi

Mata Normal Sedikit cekung Sangat CekungUbun-Ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat Cekung

Mulut Normal Kering Kering dan sianosis

Denyut nadi Normal Sedang (120-140) Lemah > 140

Skor

0-2 : Dehidrasi ringan

3-6 : Dehidrasi sedang

7-12 : Dehidrasi berat(welch,T,2004 )

Metode perhitungan kebutuhan hidrasiBJ Plasma – 1,025  x BB (kg) x 4 ml0,001Contoh : Pria BB 40Kg dengan BJ plasma pada saat itu 1,030,maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial :1,030 – 1,025     x 40 x 4 ml = 800 ml0,001

( Margon – Walten 1999 )

E.     PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium yang meliputi :

1.     Pemeriksaan Tinja

- Makroskopis dan mikroskopis.

- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga

terdapat intoleransi gula.

- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2.  Pemeriksaan Darah

- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)

dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.

- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal Intubation

Page 10: dehidrasi

Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama

dilakukan pada penderita diare kronik.F.     KOMPLIKASI1.     Dehidrasi

2.       Renjatan hipovolemik, Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang

besar, maka jantung akan bekerja lebih cepat.

3.      Kejang dan malnutrisi energi protein Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol

kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan

hypertonik selama diare.

4.      Bakterimia

5.      Malnutrisi

6.      Hipoglikemia, Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung. Ileus paralitik terjadi

karena kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium)

7.      Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

G.    PENATALAKSANAAN1        Medis

a.      Pemberian cairan

1)      Cairan per oral.

Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan

yang berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur

6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat

sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan

garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah

sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.

2)      Cairan parenteral.

Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan

atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur

dan berat badannya.

Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan

pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya

Page 11: dehidrasi

cairan RL (Ringer Laktat) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang

diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.

a)      Dehidrasi ringan

1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg / hari

b)      Dehidrasi sedang

1 jam pertama 50-100ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari

c)      Dehidrasi berat

1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes),

16 jam berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.

b.      Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan

penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :

1)      Memberikan asi.

2)      Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan

makanan yang bersih.

c.       Obat-obatan.

1)      Obat anti sekresi.

2)      Obat anti spasmolitik.

3)      Obat antibiotik.

2.      Keperawatan

Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor

malabsorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci

tangan untuk mecegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat

pakaian kotor sendiri.

Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan

sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan

nyaman. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.

H.    Tips menghindari gastroenteritis yang menyebabkan dehidrasi1. Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.    

Page 12: dehidrasi

2. Memasak makanan dan air minum hingga matang.

3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.

4. Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.

5. Tidak mengkonsumsi makanan yang telah basi.

6. Menghindari mekanan yang dapat menimbulkan diare.

7. Makan dan minum secara teratur.

I. PATOFLOInfeksi virus dan Bakteri ke saluran

gastrointestinalToksisitas makanan,efek obat , keracunan bahan laut , makanan dan minumanGastroenteriti

sInvasi pada mukosa,memproduksi enterotoksin dan memproduksi

sitoksinMasuknya nutrisi

Iritasi Saraf Lokal

Nyeri AbdominalNutrisi tidak dapat

diabsorpsiPeningkatan sekresi cairan dan

elektrolitPeningkatan asam organikPeningkatan mobilitas usus

Gangguan absorpsi nutrisi dan cairan oleh mukosa intestinal

Enterotoksin agen infeksiPeningkatan Tekanan Osmotik

Peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit

Penurunan perfusi ke ginjal

Aktual/resiko ketidakseimbangan  cairan dan elektrolit

Kecemasan pemenuhan informasiDiareDiareStimulasi dari c-AMP,    c-GMP

Akumulasi air di lumen Intestinal

Resiko syok hipovolemikSekresi air ke lumen Intestinal

Page 13: dehidrasi

Penurunan perfusi ke otakPeningkatan suhu tubuhAsupan nutrisi tidak adekuatPasase feses yang encerOligori AnuriaRisiko gagal ginjal akutRespons psikologis misinterpretasi perawatan dan penatalaksanaan pengobatanMual,muntah,kembung,anoreksiaRespon sistemikGangguan gastrointestinalHiperterm

iPenurunan absorpsi cairan dan elektrolit.Kontak antara permukaan usus halus dengan makanan

berkurangRisiko asidosis metabolikKetidakseimbangan asam basaAktual/risiko penurunan perfusi serebralAktual/risiko gangguan pola nafasKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan

Kerusakan Integritas jaringan anus

Respons Injuri anus

 

Page 14: dehidrasi

ASUHAN KEPERAWATAN

1. Pengkajian    a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan         - kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah

         - kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat

         - bagaimana kondisi lingkungan rumah klien

         - bagaimana penyajian makanan dan susu

         - bagaiman kebersihan alat-alat makan

    b. Pola nutrisi dan metabolik         - keluhan mual dan muntah

         - apakah anoreksia

         - kebiasaan makan kurang bersih atau jajan

         - apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)

         - suhu tubuh meningkat

         - berat badan turun drastis

    c. Pola eliminasi         - B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan

          ada darah

         - B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus

     d. Pola aktivitas dan latihan         - apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas

         - apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba

Page 15: dehidrasi

         - kemampuan anak untuk bermain dan meraih mainan

      e. Pola tidur dan istirahat         - adakah perubahan pola tidur

         - apakah sering terbangun karena diare atau nyeri

      f. Pola kognitif dan persepsi sensori         - bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri

         - kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diare

      g. Pemeriksaan Fisik         - Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering, oliguria

anuria

         - Palpasi : Nyeri tekan pada daerah abdomen

         - Aukultasi : Hyperperistaltik usus

         - Perkusi : Kembung

2. Diagnosa Keperawatan1. Kurang volume caiaran dan ketidakseimbangan elektrolit berhubungan

dengan     pengeluaran cairan yang berlebihan : Diare,Muntah.

2. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.

3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare dan

tidak nafsu makan

   

3. Rencana KeperawatanNo dx

Diagnosa Keperawatan

Tujuan dan kriteria hasil

Intervensi Rasional

1 Kurang volume cairan dan

ketidakseimbangan elektrolit

berhubungan dengan         

        pengeluaran

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam volume cairan dapat

terpenuhi dengan kriteria hasil :

- cairan dan elektrolit terpenuhi

1. Monitor b.a.b (volume, warna,

frekuensi, konsistensi) ada lendir/pus/nanah.

2. Monitor pengeluaran

1. Indikator berat ringannya

penyakit dan menentukan intervensi

selanjutnya2. Urine yang

Page 16: dehidrasi

cairan yang berlebihan :

Diare,Muntah

- berat badan tidak mengalami penurunan- diare berhenti ,feses

normal- turgor kulit normal

urine (volome, darah, berat

jenis).3. Timbang berat

badan perhari.4. Monitor

intake out put.5. Kaji status hidrasi anak6. Monitor

serum elektrolit.7. Beri cairan

intravena sesuai instruksi dan kaji area penusukan.

sedikit atau tidak ada

merupakan indikasi adanya

dehidrasi.3. Berat badan menunjukkan

status kecukupan

cairan tubuh.4. Indikator

untuk keseimbangan

cairan dan elektrolit.

5. Terapi yang tidak adekuat

mengakibatkan dehidrasi tidak

teratasi atau justru terjadi

overload6. Deteksi dini adanya asidosis

atau ketidak seimbangan elektrolit.7. Cairan

intravena untuk mengganti cairan yang

keluar akibat diare, area penusukan indikator

adekuatnya rehidrasi dan deteksi dini

injeksi.

2 Hypertermi berhubungan dengan proses

infeksi

Setelah diberikan asuhan keperawatan 5x24 jam tidak terjadi hypertermi dengan kriteria hasil :

- suhu tubuh dalam batas normal (360-3700C)

1. Monitor tanda-tanda vital (suhu) tiap 1-2

jam.2. Periksa feses

kultur

1. Suhu yang tinggi indikator adanya infeksi.2. Mengetahui

penyebab penyakit dapat

Page 17: dehidrasi

3.Berikan terapi antibiotika

sesuai dengan program medik.

4. Berikan antipiretika dan

evaluasi penurun suhu tubuh.

digunakan untuk landasan

terapi yang tepat .

3. Kuman penyakit mati , infeksi hilang,

suhu akan turun.

4. Antiviretik mempengaruhi

hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu tubuh

3 Gangguan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan

dengan diare dan tidak nafsu makan

Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pada tubuh dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :- Kebutuhan nutrisi

terpenuhi yang ditandai dengan tidak terjadinya penurunan berat badan

1. Jika b.a.b membaik

berikan diet lunak secara

bertahap.2. Timbang berat

badan perhari, monitor

makanan yang masuk dan catat

masukan kalorinya.

3. Kaji dan catat feses anak

4. Kolaborasi dengan dokter

diet untuk kebutuhan

nutrisi anak5. Libatkan dan

support pada anak dan

keluarga dalam program

keperawatan

1. Mengembalikan fungsi pencernaan anak secara bertahap.

2. Indikator terpenuhinya

kebutuhan anak3. Saluran cerna

post infeksi yang sudah baik

akan toleran terhadap

makanan yang diberikan. Hal

ini dapat dilihat dalam

perubahan feses.

4. Pemberian diet atau nutrisi

yang tepat mempercepat penyembuhan anak, sehingga

tidak menggangu

tumbuh kembang.

5. Kehadiran orang terdekat

Page 18: dehidrasi

akan meningkatkan

rasa aman anak.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan          ,Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan

usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan

manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang

bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena

gangguan tersebut.Penyebab dari penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri.