dehidrasi
-
Upload
sharii-miraldi-cliquers-ii -
Category
Documents
-
view
12 -
download
8
description
Transcript of dehidrasi
BAB IIPEMBAHASAN
A. DefinisiGastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang
patogen (Whaley & Wong’s,1995).
Gastroenteritis adalah kondisi dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang
disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Gastroenteritis dapat menyerang segala usia, karena ia disebabkan oleh
mikroorganisme yang merupakan bagian dari flora yang menghuni tempat di seluruh
permukaan bumi.
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disebabkan
output melebihi intake sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun yang hilang
adalah cairan tubuh, tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Dehidrasi dapat
terjadi karena kekuarangan air ( watter deflection ), kekurangan natrium ( sodium
deflection ), serta kekurangan air dan natrium secara bersama-sama ( prescilla 2009 ),
Jadi, Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan
usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang
bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena
gangguan tersebut.
Berdasarkan golongan Gastroenteritis dibagi menjadi:
Pada bayi dan anak-anak
Bayi dan anak-anak dikatakan diare bila sudah lebih dari tiga kali perhari BAB,
sedangkan neonatus dikatakan diare bila sudah lebih dari empat kali perhari BAB.
Pada orang dewasa
Pada orang dewasa dikatakan diare bila sudah lebih dari tujuh kali dalam 2 jam BAB.
Jenis-jenis diare:
Diare cair akut
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14
hari.
Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Dehidrasi ringan
Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
Dehidrasi sedang.
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan
mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna
urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata
cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
B. ETIOLOGIPenyebab dari Gastroenteritis dehidrasi antara lain :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Virus
1) Retavirus
- Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah.
- Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
- Dapat ditemukan demam atau muntah.
2) Enterovirus
- Biasanya timbul pada musim panas.
3) Adenovirus
- Timbul sepanjang tahun.
- Menyebabkan gejala
- la pada saluran pencernaan/pernafasan.
b. Bakteri
1) Stigella
- Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
- Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
- Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
- Muntah yang tidak menonjol
- Sel polos dalam feses
- Sel batang dalam darah
2) Salmonella
- Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
- Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
- Mungkin ada peningkatan temperature.
- Muntah tidak menonjol.
- Sel polos dalam feses.
- Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
- Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.
3) Escherichia coli
- Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
- Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.
2. Faktor Non Infeksiosus
a. Malabsorbsi
- Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non
sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang
terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
- Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
- Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.
b. Faktor makanan
- Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
c. Faktor Psikologis
- Rasa takut,cemas.
Etiologi GastroenteritisFaktor Penyebab (predisposisi) Patogenesis
Infeksi virus, berkisar 50-70% dari kejadian gastroenteritis (RSW,2008)
Norovirus atau Norwalk merupakan penyebab utama gastroenteritis viral di Amerika Serikat. Cara transmisi adalah fekal-oral,manusia ke manusia, air yang terkontaminasi feses norovirus. Masa inkubasi 12-48 jam dengan gejala awal mual,diare, muntah,nyeri kepala dan hipertermi (RSW,2008).Agen virus lainnya yang juga menyebabkan gastroentritis viral(Thielman, 2004), meliputi : caliciviruses,rotavirus,adenovirus,parvovirus,astrovirus, coronavirus, pestivirus dan torovirus.
Infeksi bakteri, berkisar 15-20% dari kejadian gastroentritis (Diskin,2008)
Berbagai agen bakteri yang masuk kesaluran gastrointestinal dapat memberikan respons peradangan. Pada kondisi di Indonesia dengan higienis dan sanitasi yang kurang,seperti pada musim penghujan, dimana air membawa sampah dan kotoran lainnya, juga pada waktu kemarau dimana lalat tidak dapat dihindari apalagi disertai tiupan angin yang cukup besar sehingga penularaan lebih mudah terjadi. Persediaan air bersih kurang sehingga terpaksa menggunaakan air seadanya, dan terkadang lupa cuci tangan sebelum dan sesudah makan, meningkatkan transmisi ke bakteri.Cara transmisi adalaah fekal-oral,manusia ke manusia, air yang terkontaminasi feses dengan bakteri (diskin,2008), meliputi shigella,salmonella,C.jejuni, yersenia enterocolitica, E.coli, V.Cholera, aeromonas, B.Cereus,C.difficile, Clostridium perfringens, listteria, M avium-intracellulare (MAI),immunocompromised,prodividencia, Vparahaemolyticus dan V. Vulnificus.
Infeksi parasit, berkisar 10-15% dari kejadian gastroenteritis (musher,2004)
Berbagai agen paarasit bisa menginvasi saluran gastrointetinal dan memberikan respons peradangan dengan manifestasi diare,mual dan muntah. Agen parasit tersebut meliputi :amebiasis, cryptosporidium dan cylospora.
Toksisitas makanan (CDC,2006) Kondisi toksisitas makanan bisa memberikan respons peradangan dengan manifestasi diare. Agen toksisitas bisa dihasilkan oleh toksin (S.aureus, B.cereus) dan postkolonisasi kuman (V.cholera, C.perfringens, enterotoxigenic, E.coli, Aeromonas)
Keracunan kerang dan binatang dari laut (CDC,2006)
Beberapa makanan dari laut seperti kaarang dan beberapa binatang laut yang masuk ke saluran gastrointestinal akan memberikan respons inflamasi dan memberikan manifestasi gangguan gastrointestinal.beberapa kondisi keracunan bahan laut dibagi menjadi :
- Pralytic shellfish poising (PSP) –Saxitoxin- Neurologic shellfish posoning (NSP) – Berevetoxin- Diarrheal shellfish poisining (DSP) – Okadaic acid,- Amnesic shellfish posoning – Domoic acid- Ciguatera (ciguatoxins)- Scombroid (melakukan konversi histidine menjadi histamine )
Obat-obatan (Thielman, 2004) Berbagai agen obat dapat memberikan respons peradangan pada mukosa saluran gastrointestinal dan memberikan manifestasi peningkatan diare. Agen obat yang berhubungan peradangagastrointestinal,meliputi hal-hal berikut :- Antibiotik,berhubungan dengan perubahan flora Normal- Laksatif,termasuk magnesium yang ada di dalam Antasida- Quinidine- Kolinergik- Sarbitol
Makanan dan minuman (Day,2007) Pada kondisi kekurangan zat gizi ; kelaparan ( perut kosong) apalagi bila perut kosong dalam waktu yang cukup lama,kemudian diisi dengan makanan dan minuman dalam jumlah banyak pada waktu yang bersamaan,terutama makanan yang berlemak,terlalu manis,banyak serat,atau dapat juga karena kekurangan zat putih telur akan meningkatkan respons saluran gastrointestinal dan terjadi peradangan.
C. PATOFISIOLOGIVirus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan
inflamasi dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:
- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus
sehingga dapat merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada
mukosa dapat mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga
dapat menurunkan absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare),
menurunkan motilitas usus sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan
motilitas usus maka terjadi penurunan penyerapan makanan (diare).
- Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di
usus sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh
dapat merusak sirkulasi darah sistemik.
- Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas
sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi.
Semua keadaan ini berakibat berkurangnya motilitas gastrointestinal dengan cairan
dan elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal
mempertahankan usus dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada
penggunaan antasida maka mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.
Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti
immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan
terapi obat menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus
sehingga terjadi gangguan pada sistem sirkulasi darah.
D. MANIFESTASI KLINIS1. Diare (BAB, lembek, cair)
a. Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan
isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik
menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.
b. Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit. Peningkatan
ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk
merangsang mukosa usus.
c. Perubahan mobiliti
d. Hiperperistaltik atau hipoperistaltik mempengaruhi absorpsi zat dalam usus.
2. Mual, muntah dan panas (suhu > 370C)
Terjadi karena peningkatan asam lambung dan karena adnaya peradangan maka tubuh
juga akan berespon terhadap peradangan tersebut sehingga suhu tubuh meningkat.
3. Nyeri perut dan kram abdomen
Karena adanya kuman-kuman dalam usus, menyebabkan peningkatan peristaltik usus
dan efek yang timbul adanya nyeri pada perut atau tegangan atau kram abdomen.
4. Peristaltik meningkat (> 35x/menit)
Akibat masuknya patogen menyebabkan peradangan pada usus dan usus berusaha
mengeluarkan ioxin dan meningkatkan kontraksinya sehingga peristaltik meningkat.
5. Penurunan berat badan
Terjadi karena sering BAB encer, yang mana feses malah mengandung unsur-unsur
penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sehingga kebutuhan nutrisi kurang
terpenuhi.
6. Nafsu makan turun
Terjadi karena peningkatan asam lambung untuk membunuh bakteri sehingga tumbuh
mual dan rasa tidak enak.
7. Turgor kulit menurun dan membran mukosa kering
Karena banyak cairan yang hilang dan pemasukan yang tidak adekuat.
8. Mata cowong
Adanya ketidakseimbangan cairan tubuh dan peningkatan tekanan osmotik
mengakibatkan beberapa jaringan kekurangan cairan dan oksigen.
9. Gelisah dan rewel
Ini terjadi karena kompleksitas dari tanda klinis yang dirasakan penderita sehingga
tubuh tidak merasa nyaman sebab adanya ketidak homeostasis dalam tubuh.
10. Kesadaran menurun
Gejala klinis 10,11,12 terjadi karena penurunan cairan tubuh yang mengakibatkan kerja
jantung ditingkatkan untuk memenuhi kebutuhan O2 dan nutrisi sistemik sehingga
denyut jantung cepat, nadi cepat tapi lemah, disebabkan peningkatan denyut jantung
dengan peningkatan kepekaan dan tekanan osmotik plasma darah. Efeknya ginjal
berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na
meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2 dan
nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.
Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian
Yaitu :
a. Dehidrasi ringan
- diare: bab kurang dari 4 kali sehari
- muntah sedikit, rasa haus normal
- denyut nadi normal, atau meningkat
- membran mukosa kering
- berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%
- tekanan darah dalam batas normal
- turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- mengantuk dan lesu
- pucat
- diare 4-10 kali sehari
- muntah beberapa kali
- exremitas dingin
- mata cekung, mulut/lidah kering
- turgor kulit tidak kenyal
- nafas dan denyut nadi agak cepat
- ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- sangat mengantuk, lemah
- diare lebih dari 10 kali sehari
- sering muntah
- air mata tidak ada, mulut dan lidah sangat kering
- kulit dicubit kembali sangat lambat
- nafas dan denyut nadi sangat cepat, ubun-ubun sangat cekung
- berat badan turun: anak 9% dan bayi 15%
Tabel metode sistem skor dehidrasi dari Maurice King (1974)SKOR 0 1 2
Keadaan umum Sehat Gelisah,cengeng,mengantuk,apatis Delirium,koma,gejala syok
Elastisitas kulit Normal Sedikit kering Sangat kurang
Mata Normal Sedikit cekung Sangat CekungUbun-Ubun besar Normal Sedikit cekung Sangat Cekung
Mulut Normal Kering Kering dan sianosis
Denyut nadi Normal Sedang (120-140) Lemah > 140
Skor
0-2 : Dehidrasi ringan
3-6 : Dehidrasi sedang
7-12 : Dehidrasi berat(welch,T,2004 )
Metode perhitungan kebutuhan hidrasiBJ Plasma – 1,025 x BB (kg) x 4 ml0,001Contoh : Pria BB 40Kg dengan BJ plasma pada saat itu 1,030,maka kebutuhan cairan untuk rehidrasi inisial :1,030 – 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml0,001
( Margon – Walten 1999 )
E. PEMERIKSAAN PENUNJANGPemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.F. KOMPLIKASI1. Dehidrasi
2. Renjatan hipovolemik, Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang
besar, maka jantung akan bekerja lebih cepat.
3. Kejang dan malnutrisi energi protein Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol
kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan
hypertonik selama diare.
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia, Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung. Ileus paralitik terjadi
karena kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium)
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
G. PENATALAKSANAAN1 Medis
a. Pemberian cairan
1) Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan
yang berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat
sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan
garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah
sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2) Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan
atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya
cairan RL (Ringer Laktat) diberikan tergantung berat/ringan dehidrasi, yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg / hari
b) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes),
16 jam berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
1) Memberikan asi.
2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan
makanan yang bersih.
c. Obat-obatan.
1) Obat anti sekresi.
2) Obat anti spasmolitik.
3) Obat antibiotik.
2. Keperawatan
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor
malabsorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci
tangan untuk mecegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat
pakaian kotor sendiri.
Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
H. Tips menghindari gastroenteritis yang menyebabkan dehidrasi1. Menggunakan air bersih dan sanitasi yang baik.
2. Memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
4. Menghindari makanan yang telah terkontaminasi oleh lalat.
5. Tidak mengkonsumsi makanan yang telah basi.
6. Menghindari mekanan yang dapat menimbulkan diare.
7. Makan dan minum secara teratur.
I. PATOFLOInfeksi virus dan Bakteri ke saluran
gastrointestinalToksisitas makanan,efek obat , keracunan bahan laut , makanan dan minumanGastroenteriti
sInvasi pada mukosa,memproduksi enterotoksin dan memproduksi
sitoksinMasuknya nutrisi
Iritasi Saraf Lokal
Nyeri AbdominalNutrisi tidak dapat
diabsorpsiPeningkatan sekresi cairan dan
elektrolitPeningkatan asam organikPeningkatan mobilitas usus
Gangguan absorpsi nutrisi dan cairan oleh mukosa intestinal
Enterotoksin agen infeksiPeningkatan Tekanan Osmotik
Peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit
Penurunan perfusi ke ginjal
Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
Kecemasan pemenuhan informasiDiareDiareStimulasi dari c-AMP, c-GMP
Akumulasi air di lumen Intestinal
Resiko syok hipovolemikSekresi air ke lumen Intestinal
Penurunan perfusi ke otakPeningkatan suhu tubuhAsupan nutrisi tidak adekuatPasase feses yang encerOligori AnuriaRisiko gagal ginjal akutRespons psikologis misinterpretasi perawatan dan penatalaksanaan pengobatanMual,muntah,kembung,anoreksiaRespon sistemikGangguan gastrointestinalHiperterm
iPenurunan absorpsi cairan dan elektrolit.Kontak antara permukaan usus halus dengan makanan
berkurangRisiko asidosis metabolikKetidakseimbangan asam basaAktual/risiko penurunan perfusi serebralAktual/risiko gangguan pola nafasKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Kerusakan Integritas jaringan anus
Respons Injuri anus
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan - kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah
- kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat
- bagaimana kondisi lingkungan rumah klien
- bagaimana penyajian makanan dan susu
- bagaiman kebersihan alat-alat makan
b. Pola nutrisi dan metabolik - keluhan mual dan muntah
- apakah anoreksia
- kebiasaan makan kurang bersih atau jajan
- apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)
- suhu tubuh meningkat
- berat badan turun drastis
c. Pola eliminasi - B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan
ada darah
- B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus
d. Pola aktivitas dan latihan - apakah ada kelemahan fisik, letih/lemas
- apakah nafas, nadi cepat atau tak teraba
- kemampuan anak untuk bermain dan meraih mainan
e. Pola tidur dan istirahat - adakah perubahan pola tidur
- apakah sering terbangun karena diare atau nyeri
f. Pola kognitif dan persepsi sensori - bagaimana cara mengatasi keluhan nyeri
- kaji pengetahuan keluarga tentang penyakit diare
g. Pemeriksaan Fisik - Inspeksi : Mata cekung, turgor kulit kering, mukosa membran kering, oliguria
anuria
- Palpasi : Nyeri tekan pada daerah abdomen
- Aukultasi : Hyperperistaltik usus
- Perkusi : Kembung
2. Diagnosa Keperawatan1. Kurang volume caiaran dan ketidakseimbangan elektrolit berhubungan
dengan pengeluaran cairan yang berlebihan : Diare,Muntah.
2. Hypertermi berhubungan dengan proses infeksi.
3. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan diare dan
tidak nafsu makan
3. Rencana KeperawatanNo dx
Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan kriteria hasil
Intervensi Rasional
1 Kurang volume cairan dan
ketidakseimbangan elektrolit
berhubungan dengan
pengeluaran
Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam volume cairan dapat
terpenuhi dengan kriteria hasil :
- cairan dan elektrolit terpenuhi
1. Monitor b.a.b (volume, warna,
frekuensi, konsistensi) ada lendir/pus/nanah.
2. Monitor pengeluaran
1. Indikator berat ringannya
penyakit dan menentukan intervensi
selanjutnya2. Urine yang
cairan yang berlebihan :
Diare,Muntah
- berat badan tidak mengalami penurunan- diare berhenti ,feses
normal- turgor kulit normal
urine (volome, darah, berat
jenis).3. Timbang berat
badan perhari.4. Monitor
intake out put.5. Kaji status hidrasi anak6. Monitor
serum elektrolit.7. Beri cairan
intravena sesuai instruksi dan kaji area penusukan.
sedikit atau tidak ada
merupakan indikasi adanya
dehidrasi.3. Berat badan menunjukkan
status kecukupan
cairan tubuh.4. Indikator
untuk keseimbangan
cairan dan elektrolit.
5. Terapi yang tidak adekuat
mengakibatkan dehidrasi tidak
teratasi atau justru terjadi
overload6. Deteksi dini adanya asidosis
atau ketidak seimbangan elektrolit.7. Cairan
intravena untuk mengganti cairan yang
keluar akibat diare, area penusukan indikator
adekuatnya rehidrasi dan deteksi dini
injeksi.
2 Hypertermi berhubungan dengan proses
infeksi
Setelah diberikan asuhan keperawatan 5x24 jam tidak terjadi hypertermi dengan kriteria hasil :
- suhu tubuh dalam batas normal (360-3700C)
1. Monitor tanda-tanda vital (suhu) tiap 1-2
jam.2. Periksa feses
kultur
1. Suhu yang tinggi indikator adanya infeksi.2. Mengetahui
penyebab penyakit dapat
3.Berikan terapi antibiotika
sesuai dengan program medik.
4. Berikan antipiretika dan
evaluasi penurun suhu tubuh.
digunakan untuk landasan
terapi yang tepat .
3. Kuman penyakit mati , infeksi hilang,
suhu akan turun.
4. Antiviretik mempengaruhi
hipotalamus sebagai pusat pengaturan suhu tubuh
3 Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan diare dan tidak nafsu makan
Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam kebutuhan nutrisi pada tubuh dapat terpenuhi dengan kriteria hasil :- Kebutuhan nutrisi
terpenuhi yang ditandai dengan tidak terjadinya penurunan berat badan
1. Jika b.a.b membaik
berikan diet lunak secara
bertahap.2. Timbang berat
badan perhari, monitor
makanan yang masuk dan catat
masukan kalorinya.
3. Kaji dan catat feses anak
4. Kolaborasi dengan dokter
diet untuk kebutuhan
nutrisi anak5. Libatkan dan
support pada anak dan
keluarga dalam program
keperawatan
1. Mengembalikan fungsi pencernaan anak secara bertahap.
2. Indikator terpenuhinya
kebutuhan anak3. Saluran cerna
post infeksi yang sudah baik
akan toleran terhadap
makanan yang diberikan. Hal
ini dapat dilihat dalam
perubahan feses.
4. Pemberian diet atau nutrisi
yang tepat mempercepat penyembuhan anak, sehingga
tidak menggangu
tumbuh kembang.
5. Kehadiran orang terdekat
akan meningkatkan
rasa aman anak.
BAB IIIPENUTUP
A. Kesimpulan ,Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan
usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang
bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena
gangguan tersebut.Penyebab dari penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri.