Definisi Usaha Pembaharuan Islam

22
Definisi Usaha pembaharuan Islam Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi madern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdîd, secara harfiah tajdîd berarti pembaharuan dan pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian itu, sejak awal sejarahnya, Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan karena ketika menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa “sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini ( Islam) pada permulaan setiap abad orang-orang yang akan memperbaiki –memperbaharui- agamanya” (HR. Abu Daud). Meskipun demikian, istilah ini baru terkenal dan populer pada awal abad ke-18. tepatnya setelah munculnya gaung pemikiran dan gerakan pembaharuan Islam, menyusul kontak politik dan intelektual dengan Barat. Pada waktu itu, baik secvara politis maupun secara intelektual, Islam telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi sosiologis seperti itu menyebabkan kaum elit muslim merasa perlu uintuk melakukan pembaharuan. Dari kata tajdid ini selanjutnya muncul istilah-istilah lain yang pada dasarnya lebih merupakan bentuk tajdid. Diantaranya adalah reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya. Istilah yang bergam itu mengindikasikan bahwa hal itu terdapat variasi entah pada aspek metodologi, doktrin maupun solusi, dalam gerakan tajdid yang muncul di dunia Islam.

description

PPMDI

Transcript of Definisi Usaha Pembaharuan Islam

Page 1: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

     Definisi Usaha pembaharuan Islam

Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam

dengan dengan perkembangan baru yang ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi

madern. Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdîd, secara

harfiah tajdîd berarti pembaharuan dan pelakunya disebut mujaddid. Dalam pengertian itu, sejak

awal sejarahnya, Islam sebenarnya telah memiliki tradisi pembaharuan karena ketika

menemukan masalah baru, kaum muslim segera memberikan jawaban yang didasarkan atas

doktrin-doktrin dasar kitab dan sunnah. Rasulullah pernah mengisyaratkan bahwa

“sesungguhnya Allah akan mengutus kepada umat ini (Islam) pada permulaan setiap abad

orang-orang yang akan memperbaiki –memperbaharui- agamanya” (HR. Abu Daud). Meskipun

demikian, istilah ini baru terkenal dan populer pada awal abad ke-18. tepatnya setelah

munculnya gaung pemikiran dan gerakan pembaharuan Islam, menyusul kontak politik dan

intelektual dengan Barat. Pada waktu itu, baik secvara politis maupun secara intelektual, Islam

telah mengalami kemunduran, sedangkan Barat dianggap telah maju dan modern. Kondisi

sosiologis seperti itu menyebabkan kaum elit muslim merasa perlu uintuk melakukan

pembaharuan.

Dari kata tajdid ini selanjutnya muncul istilah-istilah lain yang pada dasarnya lebih

merupakan bentuk tajdid. Diantaranya adalah reformasi, purifikasi, modernisme dan sebagainya.

Istilah yang bergam itu mengindikasikan bahwa hal itu terdapat variasi entah pada aspek

metodologi, doktrin maupun solusi, dalam gerakan tajdid yang muncul di dunia Islam.

Secara geneologis, gerakan pembaharuan Islam dapat ditelusuri akarnya pada doktrin

Islam itu sendiri. Akan tetapi, ia mendapatkan momentum ketika Islam berhadapan dengan

modernitas pada abad ke-19. pergumulan antara Islam dan modernitas yang berlangsung sejak

Islam sebagai kekuatan politik mulai merosot pada abad ke-18 merupakan agenda yang menyita

banyak energi dikalangan intelektual muslim. Kaitan agama dengan modernitas memang

merupakan masalah yang pelik, lebih pelik dibanding dengan masalah-masalah dalam kehidupan

Page 2: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

lain. Hal ini karena agama doktrin yang bersifat absolut, kekal, tidak dapat diubah, dan mutlak

benar;. Sementara pada saat yang sama perubahan dan perkembangan merupakan sifat dasar dan

tuntutan modernitas atau lebih tepatnya lagi ilmu pengerahuan dan teknologi

B.       Pembaharuan di dunia islam

Pemikiran pembaharuan atau modernisasi dalam Islam timbul terutama sebagai  hasil

kontak yang terjadi antara dunia Islam dan Barat. Dengan adanya kontak itu, umat Islam abad

XIX sadar bahwa mereka telah mengalami kemunduran diperbandingan dengan Barat. Sebelum

periode modern, kontak sebenarnya sudah ada, terlebih antara Kerajaan Usmani yang

mempunyai daerah kekuasaan di daratan Eropa dengan beberapa negara Barat.

Pembaharuan yang diusahakan pemuka-pemuka Usmani abad kedelapan belas tidak ada

artinya. Usaha dilanjutkan di abad kesembilan belas dan inilah kemudian yang membawa kepada

perubahan besar di Turki. Seoarang terpelajar Islam memberikan gambaran pada abad

kesembilan belas, Ia mengatakan betapa terbelakangnya umat Islam ketika itu.

Kontak dengan kebudayaan Barat yang lebih tinggi ini ditambah dengan cepatnya

kekuatan Mesir dapat dipatahkan oleh Napoleon, membuka mata pemuka-pemuka Islam Mesir

untuk mengadakan pembaharuan. Dimana usaha pembaharuan dimulai oleh Muhammad Ali

Pasya (1765-1848 M) seorang perwira Turki.

Hal ini dilakukan karena betapa pun hebatnya paham-paham yang dihasilkan para ulama

atau pakar di zaman lampau itu tetap ada kekurangannya dan selalu dipengaruhi oleh

kecenderungan, pengetahuan, situasi sosial, dan lain sebagainya. Paham-paham tersebut untuk di

masa sekarang mungkin masih banyak yang relevan dan masih dapat digunakan, tetapi mungkin

sudah banyak yang tidak sesuai lagi.

Page 3: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

Selain itu pembaharuan dalam islam dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar

mengikuti ajaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an & Al-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan karena

terjadi kesenjangan antara yang dikehendaki Al-Qur’an dengan kenyataan yang terjadi di

masyarakat. Dengan demikian, maka pembaharuan islam mengandung maksud mengembalikan

sikap dan pandangan hidup umat agar sejalan dengan petunjuk  Al-Qur’an & Al-Sunnah.

                                                                       

C.      Latar belakang munculnya pembaharuan pada islam

Dalam usaha pembaruan ala barat (sekulerisme), usaha pembaruan malah menjadi usaha

pendangkalan dan pemusnahan ajaran Islam. Sedangkan pembaruan dimaksud Islam adalah

kembali kepada ajaran Islam yang murni dengan tetap menjaga esensi dan karakteristik ajaran

Islam.

Periode modern (1800 M dan seterusnya) adalah zaman kebangkitan bagi umat islam.

Ketika mesir jatuh ketangan barat (Perancis) serentak mengagetkan sekaligus mengingatkan

umat islam bahwa ada peradaban yang maju di barat sana (eropa) dan merupakan ancaman bagi

islam. Sehingga menimbulkan keharusan bagi raja-raja islam dan pemuka-pemuka islam itu

untuk melakukan pembaharuan dalam islam.

Dalam kenyataanya (ironis memang) selain radiasi modernisasi  yang kuat dari luar,

kekeroposan di dalam islam sendiri juga terjadi. Mengakibatkan gerakan-gerakan perlunya

pembaharuan dalam islam. Namun, dalam perjalanannya di dalam islam terjadi perbedaan

pandangan tentang bagaimana menyikapi dan menindaklanjuti pembaharuan dan atau

modernisasi dalam islam.

Hal sedemikian itu menyebabkan munculnya istilah kaum medernis dan kaum

tradisionalis. Basis Islam tradisional dan legitimasi masyarakat kaum Muslim perlahan-lahan

berubah sejalan dengan makin disekularkannya ideologi, hukum dan lembaga-lembaga negara.

Secara kasat mata terjadi dua sudut pandang yang berbeda, lambat laun terlihat adanya benang

merah yang bisa ditarik (muncul titik temu) dari dua pandangan tersebut yang bisa ditarik

(tentunya masih menyisakan pandangan yang berbeda pula),Yaitu, yang dimaksud dengan

Page 4: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

pembaharuan dalam islam, bukan mengubah Al-quran dan Al-hadis, tetapi justru kembali kepada

Al-quran dan Al-hadis, sebagai sumber ajaran islam yang utama. Dengan pengamalan-

pengamalan yang murni tanpa terkontaminasi paham-paham yang bertentangan dengan Al-quran

dan Al-hadis itu sendiri.

D.      Tokoh-tokoh pembaharu

Adapun tokoh-tokoh gerakan pembaharuan dalam Islam adalah :    

Mesir :

1.      Muhammad Ali Pasya dengan usahanya menterjemahkan buku-buku asing ke dalam bahasa

Arab.

2.      Al-Tahtawi yang berpendapat bahwa penterjemahan buku-buku Barat ke dalam bahasa Arab

penting, agar umat Islam dapat mengetahui ilmu-ilmu yang membawa kemajuan Barat. Dia juga

aktif mengarang dan menerbitkan surat kabar resmi " المصرية ئع dan "الوقا

mendirikan majallah " المدارس yang bertujuan memajukan bahasa Arab dan "روضة

menyebarkan ilmu-ilmu pengetahuan modern kepada khalayak ramai. Dia berpendapat bahwa

ulama harus mengetahui ilmu-ilmu modern agar mereka dapat menyesuaikan syari’at dengan

kebutuhan-kebutuhan modern. Ini mengisyaratkan bahwa pintu ijtihad masih terbuka, tapi dia

belum berani mengatakan secara terang-terangan.Dia juga mencela paham fatalisme.

Menurutnya, disamping orang harus percaya pada qadha dan kadar Tuhan, ia harus berusaha

3.      Jamaluddin Al Afghani  dengan usahanya mendirikan perkumpulan “Urwatul Wusqo” .

Pemikirannya : Islam adalah sesuai untuk semua bangsa, semua zaman dan semua

keadaan. Pintu ijtihad masih terbuka, kemunduran Islam karena meninggalkan ajaran Islam yang

Page 5: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

sebenarnya. Paham qadha dan kadar dirusak oleh  paham fatalisme yang membawa umat Islam

pada keadaan statis, lemahnya rasa persaudaraan umat Islam.

4.      Muhammad Abduh dengan pemikirannya bahwa, kemunduran-kemunduran disebabkan

oleh  paham jumud di kalangan umat Islam yaitu keadaan membeku, statis, tidak ada perubahan,

dan juga masuknya bid’ah dalam Islam yang membuat umat Islam lupa akan ajaran Islam yang

sebenarnya, pintu ijtihad perlu dibuka kembali, memerangi taklid, merubah cara pandang/faham

jumud/fatalisme menjadi faham dinamika (kebebasan manusia dalam kemauan dan perbuatan).

5.      Rasyid Ridha dengan usahanya menerbitkan majalah “ Al Manar” yang bertujuan mengadakan

pembaharuan dalam bidang agama, sosial dan ekonomi, memberantas takhayul, bid’ah,

menghilangkan paham fatalisme. Pemikirannya bahwa umat Islam mundur sebab tidak

mengamalkan ajaran yang sebenarnya. Perlu dihidupkan paham jihad, persatuan umat Islam,

ijtihad.

Turki

1.      Sultan Mahmud II dengan mengadakan perubahan : dalam organisasi pemerintahan, bidang

pendidikan antara lain menambahkan pengetahuan umum ke dalam kurikulum madrasah,

mendirikan sekolah militer, sekolah teknik, kedokteran dan sekolah pembedahan, mengirim

siswa-siswa ke Eropa.

2.      Tanzimat yaitu pembaharuan sebagai  lanjutan dari usaha-usaha sultan Mahmud II, dengan

tokohnya Mustafa Rasyid Pasya.

3.      Usmani muda yaitu golongan intelegensia kerajaan Usmani yang banyak menentang kekuasaan

absolut Sultan, dengan tokohnya Ziya Pasya.

4.      Turki muda

5.      Mustafa Kemal Pasya dengan ide westernisme, sekularisasi, nasionalisme.

 India-Pakistan               

Page 6: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

1.      Gerakan mujahidin dengan tokohnya sayyid Ahmad Syahid dengan pemikirannya : bahwa umat

Islam India mundur karena agama yang mereka anut tidak lagi murni, tetapi bercampur dengan

faham dari Persia dan India, Animisme dan adat istiadat Hindu. Yang boleh disembah hanya

Tuhan tanpa perantara dan tanpa upacara yang berlebihan, tidak boleh memberikan sifat yang

berlebihan pada makhluk, sunnah yang diterima hanyalah sunnah Nabi dan sunnah Khalifah

yang empat, dan larangan bid’ah, menentang taklid.

2.      Sayyid Ahmad Khan dengan pandangan bahwa umat Islam India mundur karena mereka tidak

mengikuti perkembangan zaman, harus menghargai kekuatan akal, menentang paham fatalisme,

menolak taklid, pendidikan merupakan satu-satunya jalan bagi umat Islam India untuk mencapai

kemajuan.

3.      Gerakan Aligarh, Sayyid Amir Ali. Muhammad Iqbal, Muhammad Ali Jinnah, Abul Kalam

Azad, dll.

Indonesia

Salah satunya adalah Muhammadiyah, dengan pemimpinnya KH. Ahmad Dahlan

E.     Landasan teologis gerakan pembaharuan

1.      Pemurnian ajaran Islam dari syirik takhayul, bid’ah, khurafat, animisme, kembali pada Al

Qur’an dan Hadits.

2.      Menghargai akal.

3.      Pembukaan ijtihad.

4.      Menolak taklid.

5.      Persatuan umat islam / ukhuwah islamiyah.

6.      Penolakan paham fatalisme.

Page 7: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

                                                                                               

F.       Tahapan pembaharuan Islam

Gerakan pembaharuan Islam telah melewati sejarah panjang. Secara historis,

perkembangan pembaharuan Islam paling sedikit telah melewati empat tahap. Keempatnya

menyajikan model gerakan yang berbeda. Meski demikian, antara satu dengan lainnya dapat

dikatakan sebuah keberlangsungan (continuity) daripada pergeseran dan perubahan yang

terputus-putus. Hal ini karena gerakan pembaharuan Islam muncul bersamaan dengan fase-fase

kemoderenan yang telah cukup lama melanda dunia, yaitu sejak pencerahan pada abad ke-18 dan

terus berekspansi hingga sekarang.

Tahap-tahap gerakan pembaharuan Islam itu, dapat dideskripsikan sebagai

berikut:pertama, adalah tahap gerakan yang disebut-sebut dengan revalisme pramodernis

(premodernism revivalish) atau disebut juga revivalis awal (early revivalish). Model gerakan ini

timbul sebagai reaksi atas merosotnya moralitas kakum muslim. Waktu itu masyarakat Islam

diliputi oleh kebekuan pemikiran karena terperangkap dalam pola tradisi yang sudah tidak sesuai

lagi dengan perkembangan zaman. Ciri pertama yang menandai gerakan yang bercorak

revivalisme pramodernis ini adalah perhatian yang lebih mendalam dan saksama untuk

melakukan transormasi secara mendasar guna mengatasi kemunduran moral dan sosial

masyarakat Islam. Transformasi ini tentu saja menuntut adanya dasar-dasar yang kuat, baik dari

segi argumentasi maupun kultural. Dasar yang kelak juga dijadikan slogan gerakan adalah

“kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi Saw”.

Reorientasi semacam ini tentu saja tidak hanya menghendaki adanya keharusan untuk

melakukan purifikasi atas berbagai pandangan keagamaan. Lebih dari itu, pemikiran dan

praktek-praktek yang diduga dapat menyebabkan kemunduran umat juga harus ditinjau kembali.

Upaya purifikasi ini tidak hanya membutuhkan keberanian kaum intelektual muslim, tetapi juga

mengharuskan adanya ijtihad. Tak heran jika seruan untuk membuka embali pintu ijtihad yang

selama ini diasumsikan tertutup diserukan dengan gegap gempita oleh kaum pembaharu. Ciri

lain gerakan ini, adalah digunakannya konsep jihad dengan sangat bergairah. Wahhabiyah

berangkali merupakan contoh yang paling refresentatif untuk menggambarkan model gerakan ini

dalam realitas.

Page 8: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

Model kedua, dikenal dengan istilah modernisme klasik. Di sini pembaharuan Islam

termanifestasikan dalam pembaharuan lembaga-lembaga pendidikan. Pilihan ini tampaknya

didasari argumentasi bahwa lembaga pendidikan merupakan media yang paling efektif untuk

mensosialisasikan gagasan-gagasan baru. Pendidikan juga merupakan media untuk “mencetak”

generasi baru yang berwawasan luas dan rasional dalam memahami agama sehingga mampu

menghadapi tantangan zaman. Model gerakan ini muncul bersamaan dengan penyebaran

kolonialisme dan imperialisme Barat yang melanda hampir seluruh dunia Islam. Implikasinya,

kaum pembaharu pada tahap ini mempergunakan ide-ide Barat sebagai ukuran kemajuan.

Meskipun demikian, bukan berarti pembaru mengabaikan sumber-sumber Islam dalam bentuk

seruan yang makin senter untuk kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah Nabi.

Pada tahap ini juga populer ungkapan yang mengatakan bahwa Barat maju karena

mengambil kekayaan yang dipancarkan oleh al-Qur’an, sedangkan kaum muslim mundur karena

meniggalkan ajaran-ajarannya sendiri. Dalam hubungan ini, model gerakan melancarkan

reformasi sosial melalui pendidikan, mempersoalkan kembali peran wanita dalam masyarakat,

dan melakukan pembaharuan politik melalui bentuk pemerintahan konstitusional dan perwakilan.

Jelas pada tahap kedua ini, terjadi kombinasi-kombinasi yang coba dibuat antara tradisi Islam

dengan corak lembaga-lembaga Barat seperti demokrasi, pendidikan wanita dan sebagainya.

Meski kombinasi yang dilakukan itu tidak sepenuhnya berhasil, terutama oleh hambatan

kolonialisme dan imprealisme yang tidak sepenuhnya menghendaki kebebasan gerakan

pembaharuan. Mereka ingin mempertahankan status quomasyarakat Islam pada masa itu agar

tetap dengan mudah dapat dikendalikan.

Tahap ketiga, gerakan pembaharuan Islam disebut revivalisme pascamodernis

(posmodernist revivalist), atau disebut juga neorevivalist (new revivalist). Pada tahap itu

kombinasi-kombinasi tertentu antara Islam dan Barat masih dicobakan. Bahkan ide-ide Barat,

terutama di bidang sosial politik, sistem politik, maupun ekonomi, dikemas dengan istilah-istilah

Islam. Gerakan –gerakan sosial dan politik yang merupakan aksentusi utama dari tahap ini mulai

dilansir dalam bentuk dan cara yang lebih terorganisir. Sekolah dan universitas yang dianggap

sebagai lembaga pendidikan modern –untuk dibedakan dengan madrasah yang tradisional- juga

dikembangkan. Kaum terpelajar yang mencoba mengikuti pendidikan universitas Barat juga

mulai bermunculan. Tak heran jika dalam tahap ini, mulai bermunculan pemikiran-pemikiran

sekularistik yang agaknya akan merupakan benih bagi munculnya tahap berikutnya.

Sejalan dengan itu, pada tahap ini muncul pandangan dikalangan muslim, bahwa Islam di

samping merupakan agama yang bersifat total, juga mengandung wawasan-wawasan, nilai-nilai

Page 9: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

dan petunjuk yang bersifat langgeng dan komplit meliputi semua bidang kehidupan. Tampaknya,

pandangan ini merupakan respons terhadap kuatnya arus “pemBaratan” di kalangan kaum

muslim. Tak heran jika salah satu corak tahap ini adalah memperlihatkan sikap apologi yang

berlebihan terhadap Islam dan ajaran-ajarannya.

Dalam ketiga tahap itulah muncul gerakan tahap keempat yang disebut neomodernisme.

Tahap ini sebenarnya masih dalam proses pencarian bentuknya. Meskipun demikian, Fazlur

Rahman sebagai “pengibar bendera” neomodernisme menegaskan bahwa  gerakan ini

dilancarkan berdasarkan krtik terhadap gerakan-gerakan terdahulu. Menurut Fazlur Rahman,

gerakan-gerakan terdahulu hanya mengatasi tantangan Barat secara ad hoc. Karena mengambil

begitu saja istilah Barat dan kemudian mengemasnya dengan simbol-simbol Islam tanpa disertai

sikap kritis terhadap Barat dan warisan Islam. Dengan sikap kritis, baik terhadap Barat maupun

warisan Islam sendiri, maka kaum muslim akan menemukan soludi bagi masa depannya.

G.      Upaya-upaya pembaharuan di dunia islam

Tanggapan kaum muslim terhadap kemajuan yang diberikan oleh negara barat yang

sering disebut modern itu berbeda-beda. Karena tidak bisa di pungkiri lagi kemajuan Barat dalam

segala bidangnya sebagai indikasi sederhana bahwa “genderang” modernisasi yang “ditabuh” di

dunia Islam tidak dapat dipisahkan dari mata rantai dan tranmisi terhadap prestasi kemajuan

yang diukir oleh dunia Barat. Baik modernisasi yang dilakukan hari ini sebagai  langkah negara

barat yang ingin menguasai negara dan meyebarkan ideologinya.

Sebagaimana contoh dalam pendidikan , modern dianggap sebagai  sesuatu yang asing,

berlebihan dan mengancam kepercayaan agama. Kaum Muslim tidak perlu jauh-jauh dalam

menemukan orang-orang Eropa yang mempunyai pendapat yang memperkuat rasa takut  mereka.

Seorang penulis Inggris yaitu William Wilson Hunter berkata: “Agama-agama di Asia yang

begitu agung akan berubah bagaikan batang kayu yang kering jika berhubungan dengan

kenyataan dinginnya ilmu-ilmu pengetahuan Barat”.

Page 10: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

Bagi banyak orang, kenyataan akan keungulan Eropa harus diakui dan dihadapi dari

pelajaran-pelajaran yang harus diperhatikan demi kelangsungan hidup. Seperti contoh para

pengusaha Muslim zaman kerajaan Utsmaniyah, Mesir dan Iran berpaling ke Barat

mengembangkan program-program modernisasi politik, ekonomi dan militer yang berdasarkan

ilmu pengetahuan dan teknologi Eropa. 

Meraka berusaha menyaingi kekuatan Barat, mengembangkan militer dan birokrasi yang

modern dan piawai dan mencari ilmu pengetahuan yang menyangkut persenjataan modern.

Guru-guru Eropa didatangkan, misi-misi pendidikan dikirim ke Eropa, dimana kaum Muslim

belajar bahasa, ilmu pengetahuan dan politik. Biro-biro penerjemah dan penerbit didirikan untuk

menerjemahkan dan menerbitkan karya-karya Barat.

Generasi elite intelektual pun lahir-modern, terpelajar dan terbaratkan, keadaan inilah

yang mengakibatkan perubahan tersebut, dan kelompok kecil kaum elite-lah yang melaksanakan

hal ini serta merupakan pewaris utama perubahan. Hasilnya adalah sederetan reformasi militer,

administrasi, pendidikan ekonomi, hukum dan sosial, yang sangat dipengaruhi dan diilhami oleh

Barat untuk “Memodernkan” masyarakat Islam.

Modernisasi melalui model-model Barat yang diaplikasikan oleh penguasa Muslim

terutama motivasinya adalah keinginan untuk memperkuat dan memusatkan kekuasaan mereka,

bukan untuk berbagi. Akibat utama modernisasi adalah timbulnya kaum elite baru dan

perpecahan umat Islam, yang tampak dalam sistem-sistem pendidikan dan hukum.

Di kalangan orientalis sendiri (Gibb dan Smith), menilai reaksi modernisasi yang

dilakukan di dunia Islam lebih cenderung bersifat “Apologetis” terhadap Islam dari berbagai

tantangan yang datang dari kaum kolonial dan misioneris. Kristen dengan menunjukkan

keunggulan Islam atas peradaban barat, dan juga modernisasi dipandang sebagai “Romantisisme”

atas kegemilangan peradaban Islam yang memaksa Barat untuk belajar di dunia Islam.

Akan tetapi, sesudah itu Barat bangun dan maju, bahkan dapat mengalahkan dan

mengusai dunia Islam sehingga menarik perhatian ulama dan pemikiran Islam untuk mengadopsi

kemajuan Barat tersebut termasuk modernisasinya.

Dari data historis inilah nampaknya di kalangan sarjana Muslim tidak sepakat kolektif

atau meminjam istilah Yusril “acapkali digunakan secara tidak seimbang dan jauh dari sikap

netral”, kalau modernisasi itu dikaitkan apalagi dikatakan sesaui dengan ajaran Islam karena

alasan sejarah bahwa lahirnya modernisasi pada awalnya bukan berasal dari “rahim” ajaran Islam

Page 11: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

melainkan muncul dan perkembangan keagamaan di kalangan Kristen, sehingga tidak

mengherankan kalau umpamanya kalangan fundamentalis, seperti Maryam Jameelah

menganggap modernisasi adalah usaha “Membaratkan” dan “Mensekulerkan” dengan menuduh

tokoh modernis, seperti Afghani (1838-1897), Abduh (1849-1905) hingga Thaha Husayn sebagai

agen Barat.

Demikian juga sebaliknya di kalangan tokoh-tokoh yang menyebut dirinya sebagai

modernis menuduh kalangan yang menolak modernisasi sebagai “orang-orang yang dangkal dan

anti intelektual, bahkan menurut kesimpulan ‘Ali Syariati “kemacetan pemikiran yang

diakibatkan kalangan fundamental menghasilkan Islam dekaden”, sehingga dapat dikatakan

konotasi modernisasi sangat tergantung kepada siapa yang menggunakan dan dalam konteks apa

digunakan modernisasi tersebut.

Penetrasi dan Perkembangan Modernisasi di Dunia Islam Dapat dipastikan bahwa

penetrasi dan perkembangan modernisasi di dunia Islam terjadi setelah adanya koneksasi dengan

Barat dalam rentang waktu yang sangat panjang.

Koneksasi yang diduga kuat mengilhami lahirnya modernisasi di dunia Islam dengan

dikenalnya seperangkat gagasan Barat pada permulaan abad ke-XIX yang dalam sejarah Islam

disebut sebagai permulaan periode modern. Koneksasi ini juga membawa fenomena baru bagi

dunia Islam seperti diperkenalkannya rasionalisme, nasionalisme, demokrasi dan sebagainya

yang semuanya menimbulkan “Goncangan Hebat” bagi para pemimpin dunia Islam, bahkan

diantara sebagiannya ada yang tertarik dengan gagasan yang “dihembuskan” Barat tersebut yang

secara pelan-pelan mulai mempelajarinya dan pada akhirnya berubaha untuk mewujudkannya

dalam realitas kehidupan umat Islam.

H.      Pemikiran Islam Sebelum Periode Modern

Pada periode pertengahan, telah muncul pemikiran dan usaha pembaharuan Islam

dikerajaan Usmani di Turki. Akan tetapi usaha itu gagal karena ditentang golongan militer dan

ulama. Pada abad ke-17, kerajaan Usmani mulai mengalami kekalahan dalam peperangan

Page 12: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

dengan Negara Eropa. Kekalahan itu mendorong raja dan pemuka kerajaan Usmani untuk

menyelidiki sebab-sebabnya. Kemudian diketahui bahwa penyebabnya adalah ketertinggalan

mereka dalam teknologi militer. Mereka selidiki pula rahasia keunggulan Barat. Mereka temukan

bahwa rahasianya adalah karena Barat memiliki sains dan teknologi tinggi yang diterapkan

dalam kemiliteran.

Karena itulah, pada 1720, kerajaan Usmani mengangkat Celebi Mehmed sebagai utusan

kerajaan untuk Perancis. Dia bertugas mempelajari benteng-benteng pertahanan, pabrik-pabrik,

serta institusi-institusi Perancis lainnya. Laporan Celebi Mehmed tertuang dalam

bukunya, seferetname. Berdasarkan laporan itu, diupayakanlah pembaharuan di Kerajaan

Usmani.

Usaha pembaharuan itu mendapat tantangan. Tantangan pertama datang dari tentara tetap

yang disebut Janissary. Janissary mempunyai hubungan erat dengan Tarekat Bektasyi yang

berpengaruh besar dalam masyarakat. Tantangan kedua datang dari pihak ulama. Ide-ide baru

yang didatangkan dari Eropa itu dianggap bertentangan dengan paham tradisional yang dianut

masyarakat Islam ketika itu. Karena itu, usaha pembaharuan pertama di Kerajaan Usmani tidak

berhasil seperti yang diharapkan.

Di India, sebelum periode modernisasi, muncul juga ide dan usaha pembaharuan. Pada

awal abad ke-18, kesultanan mogul memasuki zaman kemunduran. Perang saudara untuk

merebut kekuasaan sering terjadi. Golongan hindu yang merupakan mayoritas, ingin melepaskan

diri dari kekuasaan mogul. Selain itu, inggris juga telah mulai memperbesar usahanya untuk

memperoleh daerah kekuasaan di India.

Suasana itu menyadarkan para pemimpin Islam India akan kelemahan umat Islam. Salah

seorang yang menyadari hal itu ialah Syah Waliyullah (1703-1762) dari Delhi. Ia berpendapat

Salah satu penyebab kelemahan umat Islam ialah perubahan system pemerintahan dari system

khilafah ke system kerajaan. System pertama bersifat demokratis, sedang system kedua bersifat

otokratis. Karena itu system ke Khalifahan seperti pada masaal- Khulafa al-Rasyidun perlu

dihidupkan kembali.

Di Arab Saudi juga ada usaha pembaharuan sebelum periode modern yang dipelopori

oleh Mohammad bin Abdul Wahab (1703-1787). Menurut Wahab, penyebab kelemahan umat

Islam saat itu ialah tauhid umat Islam yang tidak lagi murni. Kemurnian tauhid mereka telah

dirusak oleh ajaran tarekat. Tarekat menurut Muhammad bin Abdul Wahab, mengajarkan

pemujaan kepada syekh dan wali. Umat Islam menunaikan haji dan meminta pertolongan

Page 13: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

kekuburan-kuburan syekh dan wali itu. Karenanya, semua hal itu harus diberantas. Ia juga

menganjurkan ijtihad. Inti pemikirannya adalah al-Quran dan hadislah sumber ajaran Islam,

taqlid kepada ulama tidak dibenarkan dan pintu ijtihad tidak tertutup.

Gerakan pembaharuan Islam juga muncul melalui tasawwuf. Gerakan ini disebut neo

sufisme, yaitu tasawwuf yang di perbaharui dan tampil dalam bentuk aktifis. Neo sufisme

berawal di Afrika Utara melalui tarekat sanusiyah. Sanusiyah adalah cabang Ordo Idrisiyah yang

didirikan di Arab Saudi oleh Ahmad Ibnu Idris (w. 1837). Tarekatnya ini dinamakan juga

Tariqah Muhammadiyyah.

Tujuan tarekat ini ialah memperbaharui moral kaum muslim melalui tindakan politik.

Tarekat ini membangun banyak tempat peribadatan. Yang paling penting diantaranya adalah Di

Kafra dan Jaghbub. Disana orang tidak hanya diajari agama, tetapi juga dilatih menggunakan

senjata dan didorong untuk melibatkan diri dalam usaha professional seperti bertani dan

berdagang.

Tarekat ini tidak bermaksud untuk menghilangkan ide tradisional tentang kehidupan

akhirat. Kehidupan akhirat itu tetap penting. Ide pembaharuan mereka berada dalam batas

pembaharuan moral dan kesejahteraan social. Mereka hanya melakukan pergeseran dan

penekanan, pergeseran inilah yang menandai fenomena pembaharuan sufisme pada periode pra

modern.

I.         Pemikiran Islam Modern

Pemikiran dan pembaharuan Islam di Mesir pada periode modern ditokohi oleh cukup

banyak pemikir, antara lain: Muhammad Ali Pasya (1765-1849) yang bermodel reformisme

Barat. Dia mempertautkan ekonomi Mesir dengan Eropa. at-Tahtawi (1801-1873) memiliki

pandangan bahwa rahasia pertumbuhan Eropa terletak pada pikiran orang-orangnya yang bebas

untuk berfikir secara kritis, mengubah kebijakan lama dan menerapkan ilmu dan teknologi

modern untuk menyelesaikan masalah. Jamaluddin al-Afgani (1839-1897)yang mencoba

menanamkan kembali kepercayaan kepada kekuatan sendiri dengan melepas baju apatis dan

Page 14: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

putus asa, Muhammad Abduh (1849-1905) yang mengumandangkan panggilan jihad melawan

penjajah , dan muridnya Rasyid Ridha (1865-1935) yang membangkitkan ruh jihad dan ijtihad,

mengumandangkan kembali kepada Quran dan Sunnah, sebagai satu-satunya jalan untuk keluar

dari kelemahan dan kehinaan posisi.

Secara garis besar isi pemikiran mereka diantaranya mengadakan pembaharuan dalam

bidang agama, social, dan ekonomi, memberantas tahayul dan bid’ah yang masuk kedalam

ajaran Islam, menghilangkan faham fatalisme yang terdapat dikalangan umat Islam,

menghilangkan faham salah yang dibawa oleh tarekat tasawwuf, meningkatkan mutu pendidikan

dan membela umat Islam terhadap permainan politik Negara Barat.

J.        Pembaharuan Islam di Indonesia

Pada awal abad ke-20, ide-ide pembaharuan terlihat telah turut mewarnai arus pemikiran

dan gerakan Islam di Indonesia. Menilik latar belakang kehidupan sebagian tokoh-tokohnya,

sangat mungkin diasumsikan bahwa perkembangan baru Islam di Indonesia sedikit banyak

dipengaruhi oleh ide-ide yang berasal dari luar Indonesia. Seperti misalnya Ahmad Dahlan

(Muhammadiyah), Ahmad Surkati (Al-Irshad), Zamzam (Persis), yang ketiganya sempat

menimba ilmu di Mekkah dan melalui media publikasi dan korespondensi mereka

berkesempatan untuk dapat berinteraksi dengan arus pemikiran baru Islam dari Mesir. Tokoh

lainnya seperti Tjokroaminoto (Sarekat Islam) juga dikenal menggali inspirasi gerakannya dari

ide-ide pembaharuan Islam di anak benua India.

Ide-ide pembaharuan Islam dari luar yang masuk ke Indonesia dengan demikian dapat

dibaca berlangsung secara berproses setidaknya melalui 3 (tiga) jalur:

1.      Jalur haji dan mukim, yakni tradisi (pemuka) umat Islam Indonesia yang menunaikan ibadah

haji ketika itu bermukim untuk sementara waktu guna menimba dan memperdalam ilmu

keagamaan atau pengetahuan lainnya. Sehingga ketika mereka kembali ke tanah air, kualitas

keilmuan dan pengamalan keagamaan mereka umumnya semakin meningkat. Ide-ide baru yang

Page 15: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

mereka peroleh tak jarang kemudian juga mempengaruhi orientasi pemikiran dan dakwah

mereka di tanah air

2.      Jalur publikasi, yakni berupa jurnal atau majalah-majalah yang memuat ide-ide pembaharuan

Islam baik dari terbitan Mesir maupun Beirut. Wacana yang disuarakan media tersebut kemudian

menarik muslim nusantara untuk mentransliterasikannya ke dalam bahasa lokal, seperti pernah

muncul jurnal al-Imam, Neracha dan Tunas Melayu di Singapura. Di Sumatera Barat juga terbit

al-Munir yang sebagian materinya disadur K.H. Ahmad Dahlan kedalam bahasa Jawa agar

mudah dikonsumsi anggota masyarakat yang hanya menguasai bahasa ini

3.      Peran mahasiswa yang sempat menimba ilmu di Timur-Tengah. Menurut Achmad Jainuri, para

pemimpin gerakan pembaharuan Islam awal di Indonesia hampir merata adalah alumni

pendidikan Mekah.

secara umum kelahiran dan perkembangan pembaharuan Islam di Indonesia merupakan

wujud respon terhadap kemunduran Islam sebagai agama karena praktek-praktek penyimpangan,

keterbelakangan para pemeluknya dan adanya invansi politik, kultural dan intelektual dari dunia

Barat.

gerakan pembaharuan Islam di Indonesia tidaklah muncul dalam satu pola dan bentuk

yang sama, melainkan memiliki karakter dan orientasi yang beragam. Disini penting dipahami

bahwa gerakan nasionalisme Indonesia yang bangkit sekitar awal abad ke-20 diusung

sebagiannya oleh tokoh-tokoh modernis muslim tidak hanya melalui kendaraan gerakan yang

berdasar atau berafiliasi ideologis pada Islam. Sejarah menunjukkan bahwa Islam ternyata hanya

menjadi salah satu alternatif yang mungkin bagi tokoh-tokoh modernis muslim di Indonesia

sebagai sumber rujukan teoritis dan instrumental gerakan pembaharuan dan nasionalismenya.

Sekalipun demikian, hal ini tidak mengecilkan pengertian adanya keterkaitan antara dimensi

penghayatan religius dan artikulasi perjuangan sosial-politik di masyarakat. Dengan kata lain,

kesadaran nasional sebagai anak bangsa yang terjajah oleh penguasa asing tampaknya memikat

mereka untuk bersama-sama menempatkan prioritas nasional sebagai ujud kepeduliannya.

 Dengan kian massifnya kiprah gerakan pembaharuan Islam di Indonesia di tengah-

tengah masyarakat, secara umum pada awal abad ke-20 M tersebut, corak gerakan keagamaan

Islam di Indonesia dapat dipetakan dengan meminjam sebagai berikut: (1) Tradisionalis-

konservatis, yakni mereka yang menolak kecenderungan westernisasi (pembaratan) dengan

Page 16: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

mengatasnamakan Islam yang secara pemahaman dan pengamalan melestarikan tradisi-tradisi

yang bercorak lokal. Pendukung kelompok ini rata-rata dari kalangan ulama, tarekat dan

penduduk pedesaan; (2) Reformis-modernis, yakni mereka menegaskan relevansi Islam untuk

semua lapangan kehidupan baik privat maupun publik. Islam dipandang memiliki karakter

fleksibilitas dalam berinteraksi dengan perkembangan zaman; (3) Radikal-puritan, seraya sepakat

dengan klaim fleksibilitas Islam di tengah arus zaman, mereka enggan memakai kecenderungan

kaum modernis dalam memanfaatkan ide-ide Barat. Mereka lebih percaya pada penafsiran yang

disebutnya sebagai murni Islami. Kelompok ini juga mengkritik pemikiran dan cara-cara

implementatif kaum tradisionalis. Sebagai pengayaan, menarik jika tipologi ini dikomparasikan

dengan kasus gerakan Islam yang berkembang di Turki.

K.      Intepretasi

Seperti kita ketahui bahwa kita sudah berada pada peradaban yang

semakin maju, dimana pemikiran dan kebutuhan dari segala aspek

meningkat pesat. Oleh karena itu sebagai muslim kita perlu mengadakan

pembaharuan dalam memahami Islam secara utuh agar dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari di zaman modern. Tetapi satu hal yang harus

kita ingat dan garis bawahi adalah agar dalam melakukan pembaharuan

islam untuk disesuaikan dengan zaman modern ini agar tidak meninggalkan

atau melupakan dasar-dasar islam yang kita harus kita pegang teguh yaitu

dari Al-quran dan hadist-hadist Nabi Saw karena Islam tetaplah Islam, yang

kita butuhkan adalah sudut pandang baru bukan Islam yang baru.

L.       Kesimpulan

Dalam bahasa Arab, gerakan pembaharuan Islam disebut tajdîd, secara

harfiah tajdîd berarti pembaharuan. Kemunculan gerakan pembaharuan

Page 17: Definisi Usaha Pembaharuan Islam

Islam tidak bisa dipisahkan dari kondisi obyektif kaum muslim di satu sisi dan

tantangan Barat yang muncul di hadapan Islam di sisi lain. Dari sudut

pandang ini, Islam memang menghadapi tantangan dari dua arah, yaitu dari

dalam dan dari luar. Dengan demikian, Pengertian pembaharuan bukan

hanya mencakup perbaikan kondisi obyektif masyarakat muslim, tetapi juga

mencakup jawaban Islam atas tantangan modernitas.

Pembaharuan Islam juga mngindikasikan ketidakpuasan atas kondisi Islam historis yang

berkembang sejak abad ke-18. oleh karena itu, kaum pembaru ingin membangun cita ideal Islam

yang maju dan modern.

Periode modern (1800 M dan seterusnya) adalah zaman kebangkitan bagi umat islam.

Ketika mesir jatuh ketangan barat (Perancis) serentak mengagetkan sekaligus mengingatkan

umat islam bahwa ada peradaban yang maju di barat sana (eropa) dan merupakan ancaman bagi

islam. Sehingga menimbulkan keharusan bagi raja-raja islam dan pemuka-pemuka islam itu

untuk melakukan usaha pembaharuan dalam islam.

Dalam kenyataanya (ironis memang) selain radiasi modernisasi  yang kuat dari luar,

kekeroposan di dalam islam sendiri juga terjadi. Mengakibatkan gerakan-gerakan perlunya

pembaharuan dalam islam. Namun, dalam perjalanannya di dalam islam terjadi perbedaan

pandangan tentang bagaimana menyikapi dan menindaklanjuti usaha pembaharuan dan atau

modernisasi dalam islam.