DEFINISI UMKM

4
I. GAMBARAN UMKM SECARA UMUM DEFINISI UMKM (USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH) 1. UMKM diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam pengertiannya, menurut Undang-Undang ini, dibedakan menjadi: a. Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. b. Usaha Kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. c. Usaha Menengah, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2. Usaha Mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa

description

PP 46/2013

Transcript of DEFINISI UMKM

I. GAMBARAN UMKM SECARA UMUMDEFINISI UMKM (USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH)1. UMKM diatur dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Dalam pengertiannya, menurut Undang-Undang ini, dibedakan menjadi:a. Usaha Mikro, adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.b. Usaha Kecil, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini.c. Usaha Menengah, adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.2. Usaha Mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar dan badan usaha milik pemerintah.3. Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) usaha mikro adalah usaha yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.4. Menurut Rudjito (2003) usaha mikro adalah usaha yang dimiliki dan dijalankan oleh penduduk miskin atau mendekati miskin. Usaha mikro sering disebut dengan usaha rumah tangga. Besarnya kredit yang dapat diterima oleh usaha adalah Rp 50 juta. Usaha mikro adalah usaha produktif secara individu atau tergabung dalam koperasi dengan hasil penjualan Rp 100 juta.TUJUAN USAHA MIKRO1. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.2. Pemberdayaan dan pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan upaya yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan.CIRI-CIRI dan KRITERIA USAHA MIKRO1. Ciri-ciri usaha mikro:a. Jenis barang usahanya tidak tetap,dapat berganti pada periode tertentu;b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, dapat berubah sewaktu-waktu;c. Belum melaksanakan administrasi keuangan yang sederhana dan tidak memisahkan antara keuangan keluarga dengan keuangan usaha; Sumber daya manusia (pengusaha) belum memiliki jiwa enterpreuner yang memadai;d. Tingkat pendidikan rata-rata relatif rendah;e. Pada umumnya belum akses ke perbankan, namun sebagian dari mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank;f. Umumnya tidak mempunyai izin usaha atau prasyaratan legalitas lainnya termasuk Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).2. Kriteria usaha mikro menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 adalah:a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 juta tidak temasuk tanah dan bangunan tempat usaha; ataub. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 jutaII. GAMBARAN UMUM PENERAPAN PP RI NOMOR 46 TAHUN 2013LATAR BELAKANGHal-hal yang menjadi maksud sekaligus melatarbelakangi diterapkannya PP RI Nomor 46 Tahun 2013 tentang Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu, adalah:1. Kemudahan dan penyederhanaan aturan perpajakan;2. Mengedukasi masyarakat untuk tertib administrasi;3. Mengedukasi masyarakat untuk transparansi;4. Memberikan kesempatan masyarakat untuk berkontribusi dalam penyelenggaraan negara.TUJUANAtas latar belakang tersebut, tujuan yang ingin dicapai adalah:1. Kemudahan bagi masyarakat dalam melaksanakan kewajiban perpajakan2. Meningkatnya pengetahuan tentang manfaat perpajakan bagi masyarakat3. Terciptanya kondisi kontrol sosial dalam memenuhi kewajiban perpajakanKetiga tujuan tersebut di atas diharapkan dapat memberi dampak peningkatan penerimaan pajak dalam rangka peningkatan kesempatan penyejahteraan masyarakat.DASAR HUKUM TERHADAP PENERAPAN PP RI NOMOR 46 TAHUN 20131. Pasal 4 ayat (2) huruf e UU PPhDengan menggunakan Peraturan Pemerintah (PP) dapat ditetapkan cara menghitung Pajak Penghasilan yang lebih sederhana dibandingkan dengan menggunakan UU PPh secara umum. Penyederhanaannya yakni WP hanya menghitung dan membayar pajak berdasarkan peredaran bruto (omzet).2. Pasal 17 ayat (7) UU PPhPada intinya penerbitan PP 46 Tahun 2013 ditujukan terutama untuk kesederhanaan dan pemerataan dalam melaksanakan kewajiban perpajakan