DEFINISI TRAKSI.docx

14
1. DEFINISI TRAKSI Traksi merupakan suatu tenaga/tahanan yang diberikan pada tulang sebagai penyeimbang terhadap tarikan sekelompok otot. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot. 2. TUJUAN TRAKSI Untuk mencegah atau mengurangi spasme otot dan nyeri Untuk mengimobilisai fraktur Untuk mengurangi deformitas Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang Untuk mempertahankan kesejajaran tulang Mencegah cedera jaringan 3. INDIKASI PEMASANGAN TRAKSI KULIT Adanya spasme otot Mengurangi nyeri sebelum pembedahan pada fraktur pinggul Menstabilkan pada fraktur pinggul maupun femur pada periode yang pendek Treatment pada gangguan saraf 4. KONTRAINDIKASI TRAKSI KULIT Pasien dengan adanya laserasi dan infeksi di area yang akan dipasang traksi Pasien dengan masalah sirkulasi 5. KOMPLIKASI Iritasi kulit karena pemasangan traksi Luka karena penekanan diarea tertentu yang terlalu kuat

description

traksi

Transcript of DEFINISI TRAKSI.docx

Page 1: DEFINISI TRAKSI.docx

1. DEFINISI TRAKSI

Traksi merupakan suatu tenaga/tahanan yang diberikan pada tulang sebagai penyeimbang

terhadap tarikan sekelompok otot. Traksi adalah tahanan yang dipakai dengan berat atau

alat lain untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.

2. TUJUAN TRAKSI

Untuk mencegah atau mengurangi spasme otot dan nyeri

Untuk mengimobilisai fraktur

Untuk mengurangi deformitas

Untuk menambah ruangan diantara kedua permukaan patahan tulang

Untuk mempertahankan kesejajaran tulang

Mencegah cedera jaringan

3. INDIKASI PEMASANGAN TRAKSI KULIT

Adanya spasme otot

Mengurangi nyeri sebelum pembedahan pada fraktur pinggul

Menstabilkan pada fraktur pinggul maupun femur pada periode yang pendek

Treatment pada gangguan saraf

4. KONTRAINDIKASI TRAKSI KULIT

Pasien dengan adanya laserasi dan infeksi di area yang akan dipasang traksi

Pasien dengan masalah sirkulasi

5. KOMPLIKASI

Iritasi kulit karena pemasangan traksi

Luka karena penekanan diarea tertentu yang terlalu kuat

Gangguan saraf peroneus. Gangguan ini terjadi pada titik ketika melintasi sekitar leher

fibula tepat dibawah lutut dan dapat menyebabkan footdrop.

Terjadinya pressure ulcers akibat imobilisasi

Kerusakan sirkulasi, ditandai dengan adanya nyeri tekan pada betis dan adanya tanda

Homan positif yang merupakan tanda adanya thrombosis venan dalam

Sindrom kompartemen

Komplikasi system respirasi

6. PERSIAPAN ALAT

Page 2: DEFINISI TRAKSI.docx

Tempat tidur yang dilengkapi dengan frame atau trapeze

Tali

Katrol

Beban

Skin traction strap

Foam rubber

Boot with footplate

Stocking antiemboli

Sarung tangan bersih

Bahan pembersih kulit

7. PERSIAPAN PASIEN

a. Sebelumnya, pemasangan traksi kulit tidak bisa dilakukan pada pasien mengalami luka

terbuka

b. Pertama, dilakukan pengkajian meliputi:

Status neurovaskuler (warna, suhu, pengisian kapiler, denyut nadi, edema,

kemampuan bergerak) dievaluasi dan dibandingkan dengan yang sehat.

Komplikasi imobilitas diantaranya fungsi eliminasi, respirasi, kontraktur dan

thrombosis vena

Adanya nyeri

Posisi kesiapan klien

Adanya alergi dengan bahan perekat

Tingkat ansietas dan respon psikologis klien

c. Menjelaskan prosedur kepada klien

d. Kolaborasi dengan dokter terkait pemberian analgesik sebelum dilakukan tindakan.

8. PERSIAPAN LINGKUNGAN

a. Dalam prosedur pemasangan diperlukan lingkungan yang aman dan nyaman

b. Menyiapkan posisi klien dengan tepat sesuai kebutuhan

9. LANGKAH PROSEDUR PEMASANGAN TRAKSI BUCK

a. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

Page 3: DEFINISI TRAKSI.docx

R: mencegah penyebaran mikroorganisme

b. Jelaskan prosedur kepada pasien

R: penjulasan dapat mengurangi ansietas pada pasien

c. Pastikan terlebih dahulu semua peralatan traksi terpasang dengan baik di tempat tidur.

Periksa ulang pemasangannya di tempat tidur

R: mengkaji pemasangan peralatan traksi di tempat tidur dan berat meningkatkan

keamanan

d. Diperiksa apakah tali dapat bergerak bebas dan penarik harus bebas dari linen

R: mengecek tali dan penarik memastikan pembebanan yang maksimal dan fungsi traksi

yang optimal

e. Memposisikan pasien tidur terlentang dengan bagian kaki dari tempat tidur dianikkan

kira-kira 100

R: posisi pasien yang tepat mempertahankan counterbalance dan meningkatkan

keamnaan

f. Bersihkan area yang akan dipasang traksi, pasang stocking elastic pada area yang akan

dipasang

R: perawatan kulit yang baik akan mencegak kerusakan kulit. Penggunaan stocking

akan mencegah terjadinya edema dan gangguan neurovasculer

g. Lakukan pemasangan skin traksi dan lakukan balutan. Yakinkan bahwa pembalutan

tidak terlalu ketat melintasi bagian punggung kaki. Penekanan yang terlalu kuat dapat

mengakibatkan komplikasi

R: pemasangan yangb baik memastikan tarikan yang baik

h. Ketika pemasangan, diperhatikan pada daerah tumit untuk tidak menekan tempat tidur,

jika perlu dapat diletakkan foam kecil dibawah tumit karena hal ini dapat mengakibatkan

iritasi dan kerusakan pada kulit

R: mencegah penekanan berlebihan yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kulit

i. Dan dipastikan juga tidak adanya penekanan di area personal nerve agar tidak terjadi

footdrop

R: adanya penekanan di nervus peroneal mengakibatkan gangguan ekstremitas

j. Pasang beban dan dipastikan menggantung bebas dan tidak menyentuh lantai

R: beban yang menggantung dengan bebas akan menghasilkan tarikan yang adekuat

k. Memberikan posisi ekstremitas daerah yang terkena dengan memposisikan posisi

pasien di tempat tidur

Page 4: DEFINISI TRAKSI.docx

R: posisi yang tidak baik dapat memicu terjadinya komplikasi dan tarikan yang tidak

efektif

l. Periksa berat dan sistem traksi. Beban harus menggantung dengan bebas dan tidak

menyentuh lantai

R: pemeriksaan beban dan system traksi memastikan pemasangan yang benar dan

menurunkan resiko pasien mengalami cedera akibat pemasangan traksi

m. Melakukan aktivitas ROM sesuai dengan yang dapat ditoleransi

R: ROM berfungsi menjaga fungsi sendi

n. Tinggikan penghalang sisi temapt tidur. Memposisikan tempat tidur pada ukuran paling

rendah tetapi beban masih tetap menggantung dengan bebas

R: meninggikan penghalang tempat tidur dapt meningkatkan keamanan pasien.

Pengaturan tempat tidur yang sesuai memastikan efektifitas penggunaan traksi tanpa

menyebabkan cidera pada pasien.

o. Lepas sarung tangan dan cuci tangan.

R: mencegah penyebaran mikroorganisme

10. EVALUASI

Mempertahankan posisi tubuh yang baik selama terpasng traksi

Melakukan pengecekan secara berkala mulai dari pengecekan posisi memastikan

countertraction tetap efektif, beban tetap, katrol bekerja secara tepat, serta

kesejajaran pasien

Status neurovaskuler meliputi pain, pulseness, pallor, paresthesia, paralysis,

pressure untuk mengetahui status sirkulasi perifer

Kondisi kulit dipertahankan integritas yang adekuat

Mempertahankan fungsi otot melalui ROM

DEFINISI GIPS

Page 5: DEFINISI TRAKSI.docx

Gips adalah alat imobilisasi eksternal yang kaku yang dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips

ini dipasang. Gips terbuat dari bahan mineral yang terdapat di alam dengan tipe plester atau

fiberglass.

TUJUAN PEMASANGAN GIPS

Tujuan pemasangan gips adalah untuk mengimobilisasi bagian tubuh dalam posisi tertentu dan

memberikan tekanan ynag merata pada jaringan lunak yang terletak di dalamnya. Dapat

digunakan untuk mengimoblisasi fraktur yang telah direduksi, mengoreksi deformitas,

memberikan tekanan merata pada jaringan lunak dibawahnya atau memberikan sukungan dan

stabilitas bagi sendi yang mengalami kelemahan. Secara umum, gips memungkinkan mobilisasi

pasien sementara membatasi gerakan pada bagian tubuh tertentu.

INDIKASI PEMASANGAN GIPS

Pasien dengan dislokasi

Pasien dengan fraktur

Penyakit tulang misalnya spondilitis TBC

CTEV (Conginetal Talipes Equino Varus) dan skoliosis

KONTRAINDIKASI PEMASANGAN GIPS

Pasien dengan adanya laserasi dan infeksi di area yang akan dipasang gips

Pasien dengan masalah sirkulasi

KOMPLIKASI PEMASANGAN GIPS

1. Sindrom kompartemen

Sindrom kompartemene dapat trejadi bila adanya peningkatan tekanan jaringan dalam

rongga yang terbtas (gips, kompartemen otot) yanga akan memperburuk peredaran

darah dan fungsi jaringan dalam rongga tertutup.

Sindrom kompartemen ditandai dengan adanya nyeri yang tidak dapat diobati,

pembengkakan yang berlebihan, respon pengisian kapiler buruk, tidak mampu

menggerakkan jari tangan dan kaki serta meningkatnya tekanan jaringan.

Untuk mengurangi tekanan gips harus dilakukan bivalve (dipotong memanjang namun

tetap mempertahankan kesejajaran) dan ekstremitas dinaikkan (tidak lebih tinggi dari

jantung. Bila tekaanan tidak menurun juga dan peredaran darah tak dapat diperbaiki

maka perlu dilakukan fasiotomi untuk menurunkan tekanan di dalam kompartemen otot.

Page 6: DEFINISI TRAKSI.docx

2. Dekubitus

Tekanan gips pada jaringan lunak dapat mengakibatkan anoreksia jaringan dan ulkus

Tekanan paling rentan terjadi di ekstremitas bawah yaitu tumit, maleolus, punngung

kaki, kaput fibula, dan permukaan anterior patella, sedangkan pada ekstremitas atas

terletak pada epikondilus medialis humeri dan prosesus stiloideus ulna.

Pasien umumnya mengeluh nyeri dan rasa kencang di area tersebut. Bila tekanan tidak

dihilangkan, daerah yang nekrotik akan meleleh, menodai gips dan mengeluarkan bau.

Untuk mengurangi tekanan gips harus dilakukan bivalve atau menbuat lubang (jendela)

pada gips.

3. Sindrom disuse

Selama pemasangan gipspasien diajari untuk menegangkan atau melakukan kontraksi

otot (misalnya kontraksi otot isometrik) tanpa menggerakkan bagian tersebut; ini dapat

membantu mengurangi atrofi otot dan mempertahankan kekuatan otot,

Pasien denga gips tungkai dapat dilakukan dengan “meluruskan lutut” , sedangkan pada

pasien dengan gips lengan dilakukan dengan “mengepalkan tangan”. Latihan

penegangan otot kuadrisep dan gluteus penting untuk menjaga otot yang penting untuk

berjalan. Latihan isometrik dilakukan setiap 1 jam ketika pasien terjaga.

Pada saat tertentu, perangsang otot elektrik dapat dilekatkan ke kulit di atas otot-otot

besar sebelum pemasangan gips. Kontraksi otot dapat dirangsang secara elektris

sekitar 8 jam per hari untuk mencegah terjadinya atrofi disuse.

PERSIAPAN ALAT PEMASANGAN GIPS

Baskom berisi air biasa (untuk merendam gips)

Bahan gips

Gunting perban

Bengkok

Perlak dan alasnya

Washlap

Pemotong gips

Kasa dan tempatnya

Sarung tangan bersih

Alat cukur

Sabun dalam tempatnya

Handuk

Page 7: DEFINISI TRAKSI.docx

Krim kulit

Spons rubs (terbuat dari bahan yang menyerap keringat)

Padding (pembalut terbuat dari bahan kapas sintetis)

PERSIAPAN PASIEN

1. Dilakukan pengkajian pada pasien meliputi:

Riwayat kesehatan pasien sebelumnya, termasuk kondisi yang mempengaruhi

penyembuhan luka (diabetes, penyakit vaskuler perifer, malnutrisi dan usia)

R; riwayat kesehatan dapat mempengaruhi proses penyembuhan pada orang yang

terpasang gips.

Pemahaman pasien dengan pemasangan gips

R: menurunkan tingkat ansietas pada pasien dan menentukan informasi yang harus

diberikan pada pasien.

Kondisi jaringan lunak pada daerah yang akan dipasang gips, termasuk sirkulasi (nadi,

warna dan temperature) ekstremitas yang terkena, ROM dan sensasi. Dokumentasikan

adanya kerusakan kulit, rash, ruam dan iritasi.

R: menentukan kebutuhan perawatan kulit sebelum pemasnagn gips dan memberikan

informasi dasar yang harus diobservasi setelah gips terpasng.

Skala nyeri pasien untuk pemberian analgesik sesuai order dokter.

R: respon nyeri dapat bervariasi tergantung klian. Pemberian analgesik dapat

mengurangi nyeri.

Jenis gips yang akan dipasang

R: menentukan bantuan yang diperlukan untuk perawatan setelah terpasang gips.

2. Perlu diperhatikan, pemasangan gips tidak boleh dilakukan pada kulit yang mengalami luka

terbuka

PERSIAPAN LINGKUNGAN

a. Dalam prosedur pemasangan diperlukan lingkungan yang aman dan nyaman

b. Menyiapkan posisi klien dengan tepat sesuai kebutuhan

c. Diperhatikan kondisi kelembaban ruangan terkait dengan pengeringan gips

PROSEDUR PEMASANGAN GIPS

1. Cuci tangan dan menggunakan sarung tangan bersih. Gunakan sarung tang bebas latex

jika terdapat risiko reaksi alergi

Page 8: DEFINISI TRAKSI.docx

R: menurunkan risiko transmisi mikroorganisme. Gips sintetik meninggalkan sisa seperti

resin pada kulit. Mencegah allergen latex pada kulit.

2. Jelaskan prosedur kepada pasien

R: terkait pengetahuan pasien dengan tindakan yang akan dilakukan

3. Mempersiapkan kulit yang akan dipasang gips: dicukur, dibersihkan dengan sabun dan

air, dikeringkan dengan handuk dan diberi krim kulit. Dilakukan dengan lembut untuk

tetap mempertahankan kulit dalam kondisi utuh

R: menurunkan komplikasi jaringan tissue dibawah gips. Manipulasi dengan lembut

mencegah nyeri dan cedera tambahan.

4. Sokong ekstremitas atau bagian tubuh yang akan dipasang gips

R: meminimalkan gerakan; mempertahankan reduksi dan kesegarisan; meningkatkan

kenyamanan

5. Posisisikan dan pertahankan bagian yang akan digips dalam posisi yang ditentukan

dokter selama prosedur pemasangan gips

R; memungkinkan pemasangan gips yang baik; mengurangi insidensi komplikasi

(misalnya malunion, nonunion, kontraktur)

6. Pasang duk pada pasien

R: menghindari pajanan yang tak perlu, melindungi bagian badan lain terhadap terhadap

kontak dengan bahan gips

7. Pasang spongs rubs (bahan yang menyerap keringat) pada bagian tubuh yang akan

dipasnga gips. Pasang dengan cara halus dan tidak mengikat.

R: melindungi kulit dari bahna gips. Melindungi kulit dari tekanan. Lipatan di atas tepi

gips; menciptakan tepi bantalan, lembut dan melindungi kulit dari abrasi

8. Balutkan gulungna bantalan dengan rata dan halus sepanjang bagian yang di gips.

Tambahkan bantalan di daerah tonjolan tulang dan dan pada jalur saraf (misalnya

olekranon, kaput fibula)

R: melindungi kulit dari tekanan gips. Melindungi kulit pada tonjolan tulang. Melindungi

saraf superfisial.

9. Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat sampai gelembung-

gelembung udara dari gips habis keluar. Selanjutnya diperas untuk mengurangu air

dalam gips

R: reaksi kimia awal mengeluarkan panas dan mengeraskan plester gips

Page 9: DEFINISI TRAKSI.docx

10. Pasang gips secar merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips secra melingkar mulia

dari distal ke proksimal tidak terlalu kendor atau ketat. Lakukan dengan gerakan

berkesinambungan agar terjaga kontak yang konstan dengan bagian tubuh.

R: menciptakan gips yang lembut, solid dengan kontur yang baik dan mengimobilisasi.

Membentuk gips sedemikian rupa sehingga dapat member dukungan yang adekuat.

Gips yang terlalu longgar tidak akan memberikan fungsi imobilisasi yang optimal,

sedangkan gips yang terlalu ketat dapat menghambat sirkulasi ke perifer.

11. Setelah pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk dengan pemotong gips

R: melindungi kulit dari abrasi. Menjamin kisaran gerakan sendi disekitarnya.

12. Bersihkan partikel bahan gips dari kulit

R: menjaga agra partikel tidak lepas dan meluncur ke bawah gips

13. Sokong gips selama pergeseran dan pengeringan dengan telapak tangan ; jangan

diletakkan pada permukaan keras atau pada pada tepi yang tajam; hindari tekanan pada

gips

R: bahan gips mengering dan mengeras dalam beberapa menit. Kekerasan maksimal

pada gips terjadi bersama pengeringan (24 sampai 72 jam, tergantung tebalnya gips

dan lingkungan). Mencegah lekukan dari daerah tekanan.

14. Cuci tangan

R: menurunkan risiko transmisi mikroorganisme

EVALUASI PEMASANGAN GIPS

Mengobservasi tanda-tanda adanya nyeri dan ansietas pasien, observasi kemampuan

menggerakkan bagian bagian distal yang terpasang gips.

R: mengindentifikasi tanda-tanda sindrom kompartemen

Melalukan pemeriksaan neurovaskuler setiap 1-2 jam selama 24 jam dibandingkan

dengan kondisi sebelum digips

R: status neurovaskuler dapat mereprsentasikan suplai vaskuler yang mengindikasikan

fungsi jaringan

Mengobservasi adanya pembengkakan pada bagian distal gips

Edema dapat terjadi akibat stasis vena dan trauma. Panas akibat proses pengeringan

gips dapat berkontrintbusi terhadap timbulnya edema

Mengkaji temperature jaringan diatas dan dibawah gips

R: jaringan yang hangat pada bagian distal gips mengindikasikan adanya perfusi yang

adekuat

Page 10: DEFINISI TRAKSI.docx

Menginspeksi kondisi kulit di tepi gips

R: area ini berisiko mengalami penekanan dan gesekan dengan kulit

Mengatakan pada pasien untuk tetap melakukan ROM semampunya

R: ROM harus tetap dilakuakn walaupun terpasang gips untuk memperbaiki sirkulasi

Bau tepi gips

R: mendeteksi dini adanya infeksi

PERAWATAN GIPS

Gips terbuat dari bahan kaku yang bertujuan untuk mengibolisasi tulang yang patah dan

mempercepat penyembuhan. Sendi dibawah dan diatas tulang yang payah harus

tertutup oleh gips sehingga tulang tidak berubah posisi selama masa penyembuhan.

Gips menutup semua ekstremitas dengan didalamnya terdapat bantalan yang lembut

untuk mempertahankan kontur bentuk tubuh yang normal.

Sebelum gips mengering hindari untuk menyentuh gips, karena hal ini akan

menimbulkan tekanan pada area yang terpasang.gips yang terbuat dari bahan plester

membutuhkan waktu hingga 48 jam untuk mengering sedangkan bahan fiberglass

membutuhkan waktu kurang dari 12 jam untuk mengering.

Untuk membersihkan gips yaitu membersihkan kotoran pada permukaan dengan lap

basah dan tempat yang ternoda dapat dihilangkan dengan selapis tipis semir sepatu

putih.

Pembengkakan yang signifikan pada pemasangan gips akan mengganggu aliran darah,

saraf dan jaringan pada daerah ekstremitas. Bila hal ini terjadi dapat dilakukan bivalve

gips. Pencegahan dapat dilakukan dengan meninggikan ekstremitas yang digips

setinggi jantung sesering mungkin untuk mencegah pembengkakan.

Hindari untuk menggaruk kulit di bawah gips. Tindakan ini dapat merusak kulit

mengakibatkan terbentuknya ulkus.