Definisi Bidan

67
A. Definisi Bidan Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di daftar/registrasi dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan. (ICM,2005). Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi yang mencakup upaya preventif, promotif persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak hanya kepada perempuan tetapi juga kepada Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI, 2008) 2. Pengertian Bidan Indonesia Bida Indonesia adalah Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi untuk menjalankan praktik kebidanan. (Depkes RI, 2008) 3. Kebidanan ( Midwifery)

description

bidan

Transcript of Definisi Bidan

Page 1: Definisi Bidan

A. Definisi Bidan

Bidan adalah Seseorang yang telah mengikuti program pendidikan bidan yang diakui di

negaranya, telah lulus dari pendidikan tersebut, serta memenuhi kualifikasi untuk di

daftar/registrasi dan atau memiliki ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan praktik bidan.

(ICM,2005). Bidan diakui sebagai tenaga professional yang bertanggung jawab dan

akuntabel, yang bekerja sebagai mitra perempuan untuk memberikan dukungan, asuhan dan

nasehat selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas, memimpin persalinan atas

tanggung jawab sendiri dan memberikan asuhan kepada bayi baru lahir dan bayi yang

mencakup upaya preventif, promotif persalinan normal, deteksi komplikasi pada ibu dan anak

dan akses bantuan medis atau bantuan lain yang sesuai serta melaksanakan tindakan kegawat

daruratan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan, tidak

hanya kepada perempuan tetapi juga kepada Keluarga dan Masyarakat. (Depkes RI, 2008)

2. Pengertian Bidan Indonesia

Bida Indonesia adalah Seorang perempuan yang lulus dari pendidikan Bidan yang diakui

pemerintah dan organisasi profesi di wilayah Negara Republik Indonesia serta memiliki

kompetensi dan kualifikasi untuk deregister, sertifikasi dan atau secara sah mendapat lisensi

untuk menjalankan praktik kebidanan. (Depkes RI, 2008)

3. Kebidanan ( Midwifery)

Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang

mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval

dan pengaturan kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi-

fungsi reproduksi manusia serta memberikan bantuan/dukungan kepada perempuan, keluarga

dan komunitasnya. (Depkes RI,2008)

4. Pelayanan Kebidanan (Midwifery Service)

Pelayanan Kebidanan adalah bagian integral dari system pelayanan kesehatan yang diberikan

oleh bidan yang telah teregistrasi, yang dapat dilakukan secara mandiri, kolaburasi atau

rujukan.(Depkes RI, 2008)

5. Praktik Kebidanan

Praktik Kebidanan adalah Implementasi dari ilmu kebidanan oleh bidan yang bersifat otonom

kepada perempuan, keluarga dan komunitasnya yang didasari oleh etika dan kode etik

bidan.(Depkes RI, 2008)

6. Asuhan Kebidanan

Asuhan Kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh

bidan sesuai dengan kewenangan dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat

Page 2: Definisi Bidan

kebidanan. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi

tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai

kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa hamil, nifas, bayi setelah lahir

serta keluarga berencana.(Depkes RI, 2008).

7. Asuhan Kebidanan Keluarga

Asuhan Kebidanan Keluarga adalah serangkaian kegiatan yang merupakan implementasi dari

ilmu kebidanan yang diberikan melalui praktik kebidanan dengan sasaran keluarga dan

ditujukan untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan pendekatan

asuhan kebidanan.

B. Peran Bidan DalamPelayanan Asuhan Kebidanan

Dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga, terdapat beberapa peranan yang dapat

dilakukan oleh bidan, diantaranya adalah :

1.Health Monitor

Bidan dapat membantu keluarga untuk mengenal masalah kesehatan terutama yang terkait

dengan ilmu kebidanan dengan menganalisa data secara obyektif, serta berpera untuk

membuat keluarga sadar akan akibat masalah tersebut dalam perkembangan keluarga.

Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Keluarga .(Ig Dodiet Aditya S, SKM)

2. Pemberi pelayanan pada anggota keluarga yang sakit dengan memberikan asuhan

kebidanan kepada anggota keluarga yang memerlukan.

3. Koordinator pelayanan kesehatan keluarga khususnya masalah kesehatan yang terkait

dengan praktik kebidanan. Dalam hal ini, Bidan berperan dalam mengkoordinir pelayanan

kesehatan keluarga khusunya terkait dengan praktik kebidanan, baik secara berkelompok

maupun individual.

4. Sebagai Fasilitator, yaitu mampu menjadikan pelayanan kesehatan khususnya dalam

lingkup kebidanan itu mudah dijangkau oleh keluarga serta mampu mencarikan cara

pemecahan masalahnya.

5. Pendidik kesehatan, yaitu untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku yang kurang/tidak

sehat menjadi perilaku sehat.

6. Sebagai penyuluh dan konsultan yang berperan dalam memberikan petunjuk tentang

asuhan kebidanan dasar dalam keluarga.Dalam melaksanakan perannya ini, seorang Bidan

tidak dapat bekerja sendiri, melainkan perlu berkolaburasi atau bekerja sama dengan profesi

lain dalam rangka mencapai asuhan kebidanan keluarga yang komprehensif, efektif dan

efisien. (Setiadi, 2008)

Page 3: Definisi Bidan

C. Tanggung Jawab Bidan Dalam Asuhan Kebidanan Keluarga

Bidan sebagai bagian utama dalam pelayanan Asuhan Kebidanan Keluarga mempunyai

tanggung jawab yang besar, diantaranya adalah :

1. Memberikan Asuhan/Pelayanan secara Langsung. Pelayanan secara langsung harus

diberikan secara intermiten khususnya yang terkait dengan praktik kebidanan sesuai dengan

tugas dan kewenangan Bidan. Namun demikian, pelayanan yang diberikan di rumah (dalam

konteks keluarga) hendaknya lebih melibatkan anggota keluarga tersebut dalam upaya

memberikan kesadaran bahwa semua anggota keluarga mempunyai tanggung jawab yang

sama terhadap kesehatan. Dengan demikian, pendidikan kesehatan menjadi intervensi utama

dalam pelayanan kesehatan/asuhan kebidanan pada keluarga.

2. Pendokumentasian Proses Asuhan Kebidanan.

Pendokumentasian terhadap proses pelayanan/asuhan kebidanan selama dalam keluarga

sangat penting terutama untuk melihat kemajuan status kesehatan keluarga khususnya dan

kemajuan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang sedang dialami pada umumnya.

Dokumentasi yang jelas dan komprehensif dari pengkajian hingga evaluasi, disamping

mampu memberikan gambaran tentang perkembangan status kesehatan keluarga juga dapat

membantu keluarga sebagai klien untuk menentukan kerangka waktu dalam menyelesaikan

masalah secara realistic.

3. Koordinasi dengan Tim Pelayanan Kesehatan lain dan Manajemen Kasus.

Bidan mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan atau berkolaburasi dengan

profesi kesehatan lain dalam memberikan pelayanan kepada keluarga, sehingga masalah

kesehatan yang dihadapi kleuarga tersebut dapat diatasi secara komprehensif. Sedangkan

tanggung jawab Bidan dalam Manajemen Kasus adalah kemampuan untuk mengkaji

masalah, menemukan masalah, menentukan prioritas masalah, mengidentifikasi cara

mengatasi masalah dengan penyusunan rencana dan mengimplementasikan rencana tersebut

Secara sistematis.

4. Menentukan Frekuensi dan Lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan Frekuensi

asuhan/pelayanan kebidanan yang dimaksud adalah kekerapan kunjungan yang dilakukan

selama periode waktu tertentu dalam proses asuhan kebidanan yang diberikan. Sedangkan

lamanya Asuhan/Pelayanan Kebidanan adalah lamanya waktu asuhan/pelayanan kebidanan

yang dilakukan di rumah atau di dalam keluarga. Selama proses ini, keluarga senantiasa

dilibatkan dalam dari perencanaan sampai menentukan prioritas rencana tindakan yang akan

diimplementasikan. Bidan juga harus memperkirakan alokasi waktu dan frekuensi yang

kemungkinan berbeda ketika harus berkolaburasi dengan tenaga kesehatan/profesi lain.

Page 4: Definisi Bidan

D. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga

Peningkatan status kesehatan keluarga tentunya akan merupakan tujuan akhir yang

diharapkan dapat dicapai dari pelayanan/asuhan kebidanan keluarga yang diberikan. Karena

dengan meningkatnya status kesehatan seluruh anggota keluarga pasti akan meningkatkan

pula produktivitas keluarga tersebut dan dengan meningkatnya produktivitas keluarga, maka

kesejahteraan keluarga juga akan semakin meningkat. Secara lebih rinci Tujuan Asuhan

Kebidanan Keluarga adalah sebagai berikut (Setiadi, 2008) :

1. TUJUAN UMUM

Untuk menigkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan keluarga dalam meningkatkan,

mencegah, dan memelihara kesehatan mereka sehingga status kesehatannya semakin

meningkat serta mampu melaksanakan tugas-tugas mereka secara produktif.

2. TUJUAN KHUSUS

Secara khusus, Asuhan Kebidanan Keluarga ditujukan untuk :

a). Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang

dihadapi khusunya yang berkaitan dengan kesehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA).

b). Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah kesehatan dasar

dalam keluarga.

c). Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat.

d). Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan pelayanan terhadap anggota

keluarga yang sakit.

e). Meningkatkan produktivitas keluarga dalam rangka meningkatkan mutu hidup keluarga.

E. Alasan Keluarga Sebagai Unit Pelayanan Kebidanan

Menurut Ruth B Freeman (1981), alas an Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan

kesehatan antara lain :

1. Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut

kehidupan masyarakat.

Page 5: Definisi Bidan

2. Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau

memperbaiki masalah - masalah kesehatan dalam kelompok.

3. Masalah - masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu

anggota keluarga mempunyai masalah kesehatan, maka akan berpengaruh terhadap anggota

keluarga yang lain.

4. Dalam memelihara kesehatan, anggota keluarga sebagai pengambil keputusan terhadap

pemeliharaan kesehatan para anggotanya.

5. Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai upaya kesehatan

masyarakat.

F. Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga

Terdapat beberapa prinsip penting yang harus diperhatikan oleh Bidan dalam memberikan

Asuhan Kebidanan/Pelayanan Kesehatan, diantaranya adalah :

1. Keluarga sebagai Unit atau Satu Kesatuan dalam pelayanan kesehatan. Dalam konteks ini,

keluarga dipandang sebagai klien atau sebagai focus utama pengkajian dalam

pelayanan/asuhan kebidanan. Keluarga dipandang sebagai system yang saling berinteraksi

dengan memperhatikan dinamika dan hubungan internal keluarga, struktur dan fungsi

keluarga dan saling ketergantungan keluarga dengan pelayanan kesehatan serta dengan

lingkungannya.

2. Dalam memberikan asuhan/pelayanan kebidanan keluarga, status sehat adalah menjadi

tujuan utamanya melalui peningkatan status kesehatan keluarga khususnya dengan program

Kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak (KIBBLA) agar keluarga dapat meningkatkan

produktivitas dan kesejahteraannya.

3. Asuhan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai penngkatan kesehatan keluarga.

4.Dalam meberikan asuhan kebidanan keluarga, bidan harus mampu melibatkan peran aktif

dari semua anggota keluarga mulai dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah dan

kebutuhan keluarga dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang sedang dihadapinya.

Page 6: Definisi Bidan

5. Di upayakan lebih mengutamakan kegiatan yang bersifat Promotif dan Preventif dengan

tanpa mengabaikan upaya Kuratif dan Rehabilitatif.

6. Dalam memberikan asuhan kebidanan hendaknya selalu memanfaatkan sumber daya

keluarga semaksimal mungkin.

7. Sasaran pelayanan asuhan Kebidanan Keluarga adalah keluarga secara keseluruhan.

8. Pendekatan yang digunakan dalam pelayanan asuhan kebidanan keluarga adalah

Pendekatan Pemecahan Masalah (Problem Solving Approach) dengan menggunakan Proses

AsuhanKebidanan Keluarga.

9. Kegiatan esensial dalam memberikan asuhan kebidanan keluarga adalah

penyluhan/pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan dasar/ home care.

10. Pemberian Pelayanan/Asuhan diutamakan kepada keluarga yang mempunyai resiko tinggi

terhadap masalah kesehatan terutama masalah kesehatan Ibu, Bayi Baru Lahir dan Anak

(KIBBLA).

Hal ini disebabkan, keluarga yang beresiko tinggi berkaitan erat dengan berbagai masalah

kesehatan yang mereka hadapi, baik masalah kesehatan secara umum maupun masalah

kesehatan yang khususnya terkait dengan ksehatan ibu, bayi baru lahir dan anak (KIBBLA)

yang kemungkinan dapat disebabkan oleh karena ketidak mampuan dan ketidak tahuan

dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan yang mereka hadapi. Oleh karena itulah, maka

dalam memberikan pelayanan/asuhan kebidanan keluarga lebih diutamakan atau

diprioritaskan pada keluarga yang mempunyai resiko tinggi terhadap suatu masalah kesehata.

G. Langkah - langkah yang harus dilakukan oleh Bidan dalam memberikan Asuhan

Kebidanan Keluarga antara lain :

1. Membina hubungan yang baik dengan seluruh anggota keluarga, dengan cara :

a) Mengadakan kontak dengan keluarga. Hal ini bisa dilakukan dengan cara kontak sosial

yang memandang keluarga sebagai system, dimana mereka hidup di masyarakat yang

mempunyai struktur organisasi kemasyarakatan tersendiri. Sehingga sebelum melakukan

kontak dengan keluarga, sebaiknya menyampaikan dan menjelaskan maksud dan tujuan

terlebih dahulu kepada struktur kemasyarakatan yang ada.

Page 7: Definisi Bidan

b). Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk membantu keluarga dalam

mengatasi masalah kesehatan mereka.

1. Keluarga dengan anggota keluarga dalam masa usia subur, dengan masalah sebagai

berikut:

- Tingkat social ekonomi rendah

- Keluarga kurang/tidak mampu mengatasi masalah kesehatan sendiri

- Keluarga dengan npenyakit keturunan

2. Keluarga dengan ibu resiko tinggi kebidanan, yaitu :

- Ibu hamil dengan usia terlalu muda atau terlalu tua (<16 th ; >35 th)

- Ibu hamil dengan anemi/kekurangan gizi

- Primipara atau multipara

- Riwayat persalinan dengan komplikasi

3. Keluarga dengan anak :

- Lahir premature

- Berat badan rendah atau sukar naik.

- Lahir dengan cacat konginetal

- Ibu menderita penyakit menular, dsb (Setiadi, 2008).

c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan kesehatan yang dirasakan

oleh keluarga.

d). Membina komunikasi dua arah yang harmonis dengan keluarga.

2. Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah kesehatan keluarga.

3. Menganalisa data untuk menentukan masalah kesehatan keluarga, dengan melakukan

pengelompokan data.

4. Merumuskan masalah dan mengelompokkan masalah dengan mengacu kepada tipologi dan

sifat masalah kesehatan keluarga dengan kriteria.

5. Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga untuk melaksanakan

tugas -tugas keluarga dalam bidang kesehatan.

Page 8: Definisi Bidan

6. Menentukan Skala Priotitas Masalah kesehatan keluarga dengan mempertimbangkan :

7. Menyusun Rencana Asuhan Kebidanan Keluarga sesuai dengan urutan prioritas masalah

yang telah disusun dengan langkah-langkah.

8. Melaksanakan/mengimplementasikan asuhan kebidanan keluarga sesuai dengan rencana

yang telah disusun.

9. Melaksanakan Evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan.

10. Meninjau kembali masalah kesehatan keluarga yang belum teratasi dan merumuskan

kembali Rencana Asuhan Kebidanan yang baru.

H. Implementasi Dari Pelayanan Kesehatan Yang Di Pusatkan Keluarga

Terdapat beberapa Implikasi dalam pemberian pelayanan kesehatan (Asuhan Kebidanan)

yang dipusatkan atau berorientasi kepada keluarga, diantaranya adalah :

1.Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan diarahkan untuk membantu seluruh anggota

keluarga dalam meningkatkan cara -cara hidup sehat sehingga dapat meningkatkan

produktivitas dan derajat kesehatan keluarga.

2. Cakupan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan menjadi lebih luas karena banyak

anggota keluarga yang bisa dicakup dan sumber - sumber keluarga yang ada dapat diarahkan

untuk meningkatkan kesehatan keluarga.

3. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan dipusatkan kepada keluarga sebagai satu

kesatuan yang utuh.

4. Pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan lebih ditekankan pada waktu -waktu rawan

dalam kehidupan keluarga, terutama pada keluarga - keluarga dengan risiko tinggi.

5. Diperlukan pelayanan kesehatan dan asuhan kebidanan secara kontinyu dan sistematis agar

dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan terutama pada keluarga - keluarga

yang rawan terhadap masalah kesehatan/kebidanan.

6. Perlu pengembangan dan peningkatan sumber -

Page 9: Definisi Bidan

sumber yang ada dalam masyarakat untuk menunjang keberhasilan pelayanan kesehatan dan

asuhan kebidanan keluarga yang diberikan.

7. Perlu mepersiapkan tenaga kesehatan keluarga/Bidan Keluarga yang mempunyai

kemampuan memberikan pelayanan kesehatan keluarga.

sumber Referensi :

1. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga, oleh : Setiadi, Cetakan pertama Tahun 2008 ;

Penerbit Graha Ilmu,Yogyakarta.

2. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, oleh : Nasrul Effendi, Edisi kedua,

Tahun 1998 ; Penerbit EGC, Jakarta

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 369/Menkes/SK/III/2007 tentang Standar Profesi

Bidan.

4. http://www.depkes.go.id

B. Konsep dan Batasan Kesehatan Lingkungan

Page 10: Definisi Bidan

1. Pengertian kesehatan

a) Menurut WHO

“Keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan sosial yg tidak hanya berarti suatu

keadaan yg bebas dari penyakit dan kecacatan.”

b) Menurut UU No 23 / 1992 tentang kesehatan

“Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

produktif secara sosial dan ekonomis.”

2. Pengertian lingkungan Menurut Encyclopaedia of science & technology (1960)

“ Sejumlah kondisi di luar dan mempengaruhi kehidupan dan perkembangan organisme.”

Menurut Encyclopaedia Americana (1974) “ Pengaruh yang ada di atas/sekeliling

organisme.”

Menurut A.L. Slamet Riyadi (1976)

“ Tempat pemukiman dengan segala sesuatunya dimana organismenya hidup beserta segala

keadaan dan kondisi yang secara langsung maupun tidak dpt diduga ikut mempengaruhi

tingkat kehidupan maupun kesehatan dari organisme itu.”

3. Pengertian kesehatan lingkungan

Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia)

“ Suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis

antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia

yang sehat dan bahagia.”

Menurut WHO (World Health Organization)

“Suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat

menjamin keadaan sehat dari manusia.”

Menurut kalimat yang merupakan gabungan (sintesa dari Azrul Azwar, Slamet Riyadi, WHO

dan Sumengen)

Page 11: Definisi Bidan

“ Upaya perlindungan, pengelolaan, dan modifikasi lingkungan yang diarahkan menuju

keseimbangan ekologi pd tingkat kesejahteraan manusia yang semakin meningkat.”

B. Ruang lingkup kesehatan lingkungan

Menurut WHO ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan :

1) Penyediaan Air Minum

2) Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran

3) Pembuangan Sampah Padat

4) Pengendalian Vektor

5) Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia

6) Higiene makanan, termasuk higiene susu

7) Pengendalian pencemaran udara

8) Pengendalian radiasi

9) Kesehatan kerja

10) Pengendalian kebisingan

11) Perumahan dan pemukiman

12) Aspek kesling dan transportasi udara

13) Perencanaan daerah dan perkotaan

14) Pencegahan kecelakaan

15) Rekreasi umum dan pariwisata

16) Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana

alam dan perpindahan penduduk.

17) Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.

Page 12: Definisi Bidan

Menurut Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8 :

1) Penyehatan Air dan Udara

2) Pengamanan Limbah padat/sampah

3) Pengamanan Limbah cair

4) Pengamanan limbah gas

5) Pengamanan radiasi

6) Pengamanan kebisingan

7) Pengamanan vektor penyakit

8) Penyehatan dan pengamanan lainnya : Misal Pasca bencana.

C. Sasaran kesehatan lingkungan (Pasal 22 ayat (2) UU 23/1992

1) Tempat umum : hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang sejenis

2) Lingkungan pemukiman : rumah tinggal, asrama/yang sejenis

3) Lingkungan kerja : perkantoran, kawasan industri/yang sejenis.

4) Angkutan umum : kendaraan darat, laut dan udara yang digunakan untuk umum.

5) Lingkungan lainnya : misalnya yang bersifat khusus seperti lingkungan yang berada dlm

keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar2an, reaktor/tempat yang

bersifat khusus.

D. Sejarah perkembangan kesehatan lingkungan

1) Sebelum Orba. Th 1882 : UU ttg hygiene dlm Bahasa Belanda. Th 1924 Atas Prakarsa

Rochefeller foundation didirikan Rival Hygiene Work di Banyuwangi dan Kebumen.

Tahun 1956 : Integrasi usaha pengobatan dan usaha kesehatan lingkungan di Bekasi hingga

didirikan Bekasi Training Centre. Prof. Muchtar mempelopori tindakan kesehatan lingkungan

di Pasar Minggu.

· Th 1959 : Dicanangkan program pemberantasan Malaria sebagai program kesehatan

lingkungan di tanah air (12 Nopember = Hari Kesehatan Nasional)

Page 13: Definisi Bidan

2) Setelah Orba

· Th 1968 : Program kesehatan lingkungan masuk dalam upaya pelayanan Puskesmas

· Th 1974 : Inpres Samijaga (Sarana Air Minum dan Jamban Keluarga)

· Adanya Program Perumnas, Proyek Husni Thamrin, Kampanye Keselamatan dan kesehatan

kerja, dll.

E. Konsep hubungan interaksi antara Host – Agent Environmental

1. Tiga komponen/faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit Model Ecology

(JHON GORDON).

Agent (Agen/penyebab) : adalah penyebab penyakit pada manusia

Host (tuan Rumah/Induk semang/penjamu/pejamu) adalah manusia yang ditumpangi

penyakit.

Lingkungan/environmental : Segala sesuatu yang berada di luar kehidupan organisme

Cth : Lingkungan Fisik, Kimia, Biologi.

2. Karakteristik 3 komponen/ faktor yang berperan dalam menimbulkan penyakit

1) Karakteristik Lingkungan

Fisik : Air, Udara, Tanah, Iklim, Geografis, Perumahan, Pangan, Panas, radiasi.

Sosial : Status sosial, agama, adat istiadat, organisasi sosial politik, dll.

Biologis : Mikroorganisme, serangga, binatang, tumbuh-tumbuhan.

2) Karakteristik Agent/penyebab penyakit.

Agent penyakit dapat berupa agent hidup atau agent tidak hidup. Agent penyakit dapat

dikualifikasikan menjadi 5 kelompok, yaitu :

a. Agent biologis

b. Agent nutrien : protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, dan air.

Page 14: Definisi Bidan

c. Agent fisik : suhu, kelembaban, kebisingan, radiasi, tekanan, panas.

d. Agent chemis/kimia : eksogen contoh ; alergen,gas, debu,endogen contoh ; metabolit,

hormon.

e. Agent mekanis : gesekan, pukulan, tumbukan, yang dapat menimbulkan kerusakan

jaringan.

3) Karakteristik Host/pejamu

Faktor manusia sangat kompleks dalam proses terjadinya penyakit dan tergantung dari

karakteristik yang dimiliki oleh masing – masing individu, yakni :

a. Umur : penyakit arterosklerosis pada usia lanjut, penyakit kanker pada usia pertengahan

b. Seks : resiko kehamilan pada wanita, kanker prostat pada laki-laki

c. Ras : sickle cell anemia pada ras negro

d. Genetik : buta warna, hemofilia, diabetes, thalassemia

e. Pekerjaan : asbestosis, bysinosis.

f. Nutrisi : gizi kurang menyebabkan TBC, obesitas, diabetes

g. Status kekebalan : kekebalan terhadap penyakit virus yang tahan lama dan seumur hidup.

h. Adat istiadat : kebiasaan makan ikan mentah menyebabkan cacing hati.

i. Gaya hidup : merokok, minum alkohol

j. Psikis : stress menyebabkan hypertensi, ulkus peptikum, insomnia.

F. Masalah-masalah Kesehatan Lingkungan di Indonesia

1. Air Bersih

Page 15: Definisi Bidan

Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi

syarat kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak. Air minum adalah air yang

kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

Syarat-syarat Kualitas Air Bersih diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Syarat Fisik : Tidak berbau, tidak berasa, dan tidak berwarna

b. Syarat Kimia : Kadar Besi : maksimum yang diperbolehkan 0,3 mg/l, Kesadahan (maks

500 mg/l)

c. Syarat Mikrobiologis : Koliform tinja/total koliform (maks 0 per 100 ml air)

2. Pembuangan Kotoran/Tinja

Metode pembuangan tinja yang baik yaitu dengan jamban dengan syarat sebagai berikut :

a. Tanah permukaan tidak boleh terjadi kontaminasi

b. Tidak boleh terjadi kontaminasi pada air tanah yang mungkin memasuki mata air atau

sumur.

c. Tidak boleh terkontaminasi air permukaan

d. Tinja tidak boleh terjangkau oleh lalat dan hewan lain

e. Tidak boleh terjadi penanganan tinja segar ; atau, bila memang benar-benar diperlukan,

harus dibatasi seminimal mungkin.

f. Jamban harus babas dari bau atau kondisi yang tidak sedap dipandang.

g. Metode pembuatan dan pengoperasian harus sederhana dan tidak mahal.

3. Kesehatan Pemukiman

Secara umum rumah dapat dikatakan sehat apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :

a. Memenuhi kebutuhan fisiologis, yaitu : pencahayaan, penghawaan dan ruang gerak yang

cukup, terhindar dari kebisingan yang mengganggu.

Page 16: Definisi Bidan

b. Memenuhi kebutuhan psikologis, yaitu : privacy yang cukup, komunikasi yang sehat antar

anggota keluarga dan penghuni rumah

c. Memenuhi persyaratan pencegahan penularan penyakit antarpenghuni rumah dengan

penyediaan air bersih, pengelolaan tinja dan limbah rumah tangga, bebas vektor penyakit dan

tikus, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, cukup sinar matahari pagi, terlindungnya

makanan dan minuman dari pencemaran, disamping pencahayaan dan penghawaan yang

cukup.

d. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang timbul karena keadaan

luar maupun dalam rumah antara lain persyaratan garis sempadan jalan, konstruksi yang tidak

mudah roboh, tidak mudah terbakar, dan tidak cenderung membuat penghuninya jatuh

tergelincir.

4. Pembuangan Sampah

Teknik pengelolaan sampah yang baik harus memperhatikan faktor-faktor/unsur :

a. Penimbulan sampah. Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi sampah adalah jumlah

penduduk dan kepadatanya, tingkat aktivitas, pola kehidupan/tk sosial ekonomi, letak

geografis, iklim, musim, dan kemajuan teknologi.

b. Penyimpanan sampah.

c. Pengumpulan, pengolahan dan pemanfaatan kembali.

d. Pengangkutan

e. Pembuangan

Dengan mengetahui unsur-unsur pengelolaan sampah, kita dapat mengetahui hubungan dan

urgensinya masing-masing unsur tersebut agar kita dapat memecahkan masalah-masalah ini

secara efisien.

5. Serangga dan Binatang Pengganggu

Page 17: Definisi Bidan

Serangga sebagai reservoir (habitat dan suvival) bibit penyakit yang kemudian disebut

sebagai vektor misalnya : pinjal tikus untuk penyakit pes/sampar, Nyamuk Anopheles sp

untuk penyakit Malaria, Nyamuk Aedes sp untuk Demam Berdarah Dengue (DBD), Nyamuk

Culex sp untuk Penyakit Kaki Gajah/Filariasis. Penanggulangan/pencegahan dari penyakit

tersebut diantaranya dengan merancang rumah/tempat pengelolaan makanan dengan rat proff

(rapat tikus), Kelambu yang dicelupkan dengan pestisida untuk mencegah gigitan Nyamuk

Anopheles sp, Gerakan 3 M (menguras mengubur dan menutup) tempat penampungan air

untuk mencegah penyakit DBD, Penggunaan kasa pada lubang angin di rumah atau dengan

pestisida untuk mencegah penyakit kaki gajah dan usaha-usaha sanitasi.

Binatang pengganggu yang dapat menularkan penyakit misalnya anjing dapat

menularkan penyakit rabies/anjing gila. Kecoa dan lalat dapat menjadi perantara perpindahan

bibit penyakit ke makanan sehingga menimbulakan diare. Tikus dapat menyebabkan

Leptospirosis dari kencing yang dikeluarkannya yang telah terinfeksi bakteri penyebab.

6. Makanan dan Minuman

Sasaran higene sanitasi makanan dan minuman adalah restoran, rumah makan, jasa

boga dan makanan jajanan (diolah oleh pengrajin makanan di tempat penjualan dan atau

disajikan sebagai makanan siap santap untuk dijual bagi umum selain yang disajikan jasa

boga, rumah makan/restoran, dan hotel).

Persyaratan hygiene sanitasi makanan dan minuman tempat pengelolaan makanan meliputi :

a. Persyaratan lokasi dan bangunan;

b. Persyaratan fasilitas sanitasi;

c. Persyaratan dapur, ruang makan dan gudang makanan;

d. Persyaratan bahan makanan dan makanan jadi;

e. Persyaratan pengolahan makanan;

f. Persyaratan penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi;

g. Persyaratan peralatan yang digunakan.

7. Pencemaran Lingkungan

Page 18: Definisi Bidan

Pencemaran lingkungan diantaranya pencemaran air, pencemaran tanah, pencemaran udara.

Pencemaran udara dapat dibagi lagi menjadi indoor air pollution dan out door air pollution.

Indoor air pollution merupakan problem perumahan/pemukiman serta gedung umum, bis

kereta api, dll. Masalah ini lebih berpotensi menjadi masalah kesehatan yang sesungguhnya,

mengingat manusia cenderung berada di dalam ruangan ketimbang berada di jalanan. Diduga

akibat pembakaran kayu bakar, bahan bakar rumah tangga lainnya merupakan salah satu

faktor resiko timbulnya infeksi saluran pernafasan bagi anak balita. Mengenai masalah out

door pollution atau pencemaran udara di luar rumah, berbagai analisis data menunjukkan

bahwa ada kecenderungan peningkatan. Beberapa penelitian menunjukkan adanya perbedaan

resiko dampak pencemaran pada beberapa kelompok resiko tinggi penduduk kota dibanding

pedesaan. Besar resiko relatif tersebut adalah 12,5 kali lebih besar. Keadaan ini, bagi jenis

pencemar yang akumulatif, tentu akan lebih buruk di masa mendatang. Pembakaran hutan

untuk dibuat lahan pertanian atau sekedar diambil kayunya ternyata membawa dampak

serius, misalnya infeksi saluran pernafasan akut, iritasi pada mata, terganggunya jadual

penerbangan, terganggunya ekologi hutan.

G. Penyebab masalah kesehatan lingkungan di Indonesia

1. Pertambahan dan kepadatan penduduk.

2. Keanekaragaman sosial budaya dan adat istiadat dari sebagian besar penduduk.

3. Belum memadainya pelaksanaan fungsi manajemen.

H. Hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan masyarakat di perkotaan

dan pemukiman. Contoh hubungan dan pengaruh kondisi lingkungan terhadap kesehatan

masyarakat di perkotaan dan pemukiman diantaranya sebagai berikut :

1. Urbanisasi >>>kepadatan kota >>> keterbatasan lahan >>>daerah slum/kumuh>>>sanitasi

kesehatan lingkungan buruk

2. Kegiatan di kota (industrialisasi) >>> menghasilkan limbah cair >>>dibuang tanpa

pengolahan (ke sungai) >>>sungai dimanfaatkan untuk mandi, cuci, kakus>>>penyakit

menular.

3. Kegiatan di kota (lalu lintas alat transportasi)>>>emisi gas buang (asap) >>>mencemari

udara kota>>>udara tidak layak dihirup>>>penyakit ISPA.

Page 19: Definisi Bidan

I. Healthy City (Kabupaten/kota sehat)

Dalam tatanan desentralisasi/otonomi daerah di bidang kesehatan, pencapaian Visi Indonesia

Sehat 2010 ditentukan oleh pencapaian Visi Pembangunan Kesehatan setiap provinsi (yaitu

Provinsi sehat). Khusus untuk Kabupaten/Kota, penetapan indikator hendaknya mengacu

kepada indikator yang tercantum dalam Standard Pelayanan Minimal (SPM) Bidang

Kesehatan. SPM ini dimasukkan sebagai bagian dari Indikator Kabupaten/Kota Sehat.

Kemudian ditambah ha-hal spesifik yang hanya dijumpai/dilaksanakan di Kabupaten/Kota

yang bersangkutan. Misalnya Kota/Kabupaten yang area pertaniannya luas dicantumkan

indikator pemakaian pestisida.

Di dalam SPM Kab/kota di Propinsi Jawa Tengah (Keputusan Gubernur Jawa Tengah ) pada

point (huruf) “U” tentang Penyuluhan Perilaku Sehat disebutkan terdapat item Rumah

Tangga Sehat (item 1), dimana disebutkan bahwa Rumah Tangga sehat adalah Proporsi

Rumah Tangga yang memenuhi minimal 11 (sebelas) dari 16 indikator Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS) tatanan Rumah Tangga. Lima diantara 16 indikator merupakan Perilaku

yang berhubungan dengan Kesehatan Lingkungan, yaitu :

1. Menggunakan Air Bersih untuk kebutuhan sehari-hari

2. Menggunakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan

3. Membuang sampah pada tempat yang disediakan

4. Membuang air limbah pada saluran yang memenuhi syarat

5. Mencuci tangan sebelum makan dan sesudah buang air besar.

Terdapat juga Penilaian Rumah Sehat (rumah secara fisik : pencahayaan, kelembaban,

ventilasi, dll).

Selain Rumah Tangga sehat terdapat pula point “R” yakni Pelayanan Kesehatan Lingkungan

dimana item pertama (Institusi yang dibina) meliputi RS, Puskesmas, Sekolah, Instalasi

Pengolahan Air Minum, Perkantoran, Industri Rumah Tangga dan Industri Kecil serta tempat

penampungan pengungsi. Institusi yang dibina tersebut adalah unit kerja yang dalam

memberikan pelayanan/jasa potensial menimbulkan resiko/dampak kesehatan.

Secara garis besar dapat diterangkan dengan diagram berikut :

Page 20: Definisi Bidan

Indonesia Sehat 2010 Indikator Indonesia Sehat (Kep. MenKes No

1202/MENKES/SK/VIII/2003). Standard Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kab/Kota

(KepMen 1457/Menkes/SK/X/2003).

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah (Kep.Gub.

Jateng No 71 tahun 2004) Point “U” dan “R” yaitu :

Institusi yang dibina

Rumah Tangga Sehat

Rumah Sehat

Kumpulan Rumah Sehat, Rumah Tangga Sehat dan Institusi-institusi yang dibina akan

mewujudkan Kabupaten/Kota sehat (Healthy City)

Kepustakaan :

Achmadi, Umar Fahmi, 1991. Transformasi Kesehatan Lingkungan dan Kesehatan Kerja di

Indonesia, Jakarta : UI Press.

Azwar, 1983. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Mutiara. Jakarta

Depkes RI, 1982. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI.Jakarta

Ehler, Victor M. 1965., Municifal and Rural Sanitation. Mc. Graw Hill, Publishing Company

Ltd, New Delhi.

Harsanto, et al.2002. Pedoman Teknis Penilaian Rumah Sehat. Jakarta : Depkes RI.

Keputusan Gubernur Jawa Tengah No 71 tahun 2004 tentang Standard Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan Kab/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Keputusan Menteri Kesehatan No 1202/MENKES/SK/VIII/2003 tentang Indikator Indonesia

Sehat 2010 dan Penetapan Indikator Provinsi Sehat dan Kabupaten/Kota Sehat

Keputusan Menteri Kesehatan No 1457/Menkes/SK/X/2003 Standard Pelayanan Minimal

Bidang Kesehatan di Kab/Kota

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1098/MENKES/SK/VII/2003

tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran

Page 21: Definisi Bidan

Leavel and Clark. 1965. Preventive Medicine for the Doctor in His Community, 3th Edition,

McGraw-Hill Inc, New York.

Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat ; Prinsip-prinsip Dasar. Jakarta :

Rineka Cipta.

Page 22: Definisi Bidan

C. PENGERTIAN

A. Kadarzi adalah keluarga yang seluruh anggota keluarganya melakukan gizi seimbang,

Pengertian Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi). Keluarga sadar gizi (Kadarzi) adalalah suatu

keluarga yang mampu mengenal, mencegah dan mengatasi masalah gizi setiap anggotanya.

Suatu keluarga disebut Kadarzi apabila telah berperilaku gizi yang baik yang dicirikan

minimal dengan menimbang berat badan secara teratur, memberikan air susu ibu (ASI) saja

kepada bayi sejak lahir sampai umur 6 bulan (ASI eksklusif), makan beraneka ragam,

menggunakan garam beryodium, minum suplemen gizi (kapsulvitamin A dosis tinggi)

(Depkes RI, 2007). Dalam hal ini, keluarga merupakan tatanan masyarakat terkecil dan

paling inti dengan beranggotakan bapak, ibu, dan anak-anak. Di sinilah tata cara nilai, norma,

kepedulian dan kasih sayang terbina sejak dini. Dalam keluarga, sumber daya dimiliki dan

dimanfaatkan untuk memenuhi berbagai kebutuhan termasuk kebutuhan fisik yang paling

dasar yaitu makan dan minum. Ditingkat keluarga juga dilakukan pengambilan keputusan

tentang makanan, gizi dan kesehatan dilaksanakan. Masalah yang terjadi ditingkat keluarga

seperti gizi kurang, gizi buruk, anemia dan sebagainya, sangat erat kaitannya dengan perilaku

keluarga yang bersangkutan selain akar masalah adalah kemiskinan. Pemahaman Kadarzi

oleh semua yang bertujuan mewujudkan keluarga sehat, cerdas dan mandiri sangat diperlukan

untuk menjadikan bangsa sehat dan negara kuat (Syahartini, 2006). Diharapkan bahwa dalam

satu keluarga sadar gizi sedikitnya ada seorang anggota keluarga yang dengan sadar bersedia

melakukan perubahan kearah keluarga yang berperilaku gizi baik dan benar. Bisa seorang

ayah, ibu, anak, atau siapa pun yang terhimpun dalam keluarga itu (Depkes RI,

1998).

B. Pembinaan Keluarga Sadar Gizi

Pembinaan keluarga sadar gizi adalah melakukan berbagai upaya untuk

meningkatkan kemampuan keluarga, agar terwujud keluarga yang sadar gizi.

Upaya meningkatkan kemampuan keluarga itu dilakukan dengan penyuluhan,

demo, diskusi dan pelatihan (Depkes RI, 1998).

C. Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar Gizi

Page 23: Definisi Bidan

Tujuan Pembinaan Keluarga Sadar gizi (KADARZI) adalah

a. Menimbang balita ke posyandu secara berkala.

b. Mampu mengenali tanda-tanda sederhana keadaan kelainan gizi (gizi

kurang dan gizi lebih).

c. Mampu menerapkan susunan hidangan yang baik dan benar, sesuai dengan

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).

d. Mampu mencegah dan mengatasi kejadian atau mencari rujukan, manakala

terjadi kelainan gizi di dalam keluarga.

e. Menghasilkan makanan melalui pekarangan.

D. Sasaran Pembinaan Keluarga Sadar Gizi

Sasaran pembinaan Kadarzi adalah semua keluarga di wilayah kerja

puskesmas. Namun perhatian utama pembinaan ditujukan kepada keluarga yang

memiliki kelainan gizi, keluarga pra-sejahtera dan keluarga sejahtera tahap I.

Dengan adanya pembinaan kadarzi maka diharapkan agar :

a. Dalam setiap keluarga, setidak-tidaknya terdapat seorang anggota keluarga

yang menjadi kader kadarzi.

b. Semua keluarga menjadi Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).

c. Tidak ada lagi masalah gizi utama dikalangan keluarga (Depkes RI, 1998).

E. Kegiatan Dalam Pelaksanaan Program Kadarzi.

a. Pemetaan Kadarzi

Page 24: Definisi Bidan

Pemetaan kadarzi dilakukan untuk menganalisis situasi kadarzi di suatu

wilayah kerja puskesmas yang dilakukan pertama kali oleh Tenaga Pelaksana

Gizi

(TPG) kemudian untuk berikutnya dilakukan oleh ketua kelompok posyandu.

Pemetaan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu setiap bulan Februari dan

Agustus.

Tujuan pemetaan kadarzi yaitu :

1. Mendapatakan informasi situasi kadarzi dalam satu wilayah atau

dasawisma berdasarkan indikator yang ditentukan.

2. Mendapatkan gambaran masalah gizi dan perilaku gizi yang baik dan benar

yang belum dapat dilaksanakan oleh keluarga.

3. Sebagai bahan acuan pemantauan dan evaluasi situasi kadarzi dari

waktukewaktu.

Sasaran Pemetaan Kadarzi

Sasaran pemetaan kadarzi adalah semua keluarga yang ada di wilayah kerja

puskesmas.

b. Konseling Kadarzi

Konseling kadarzi adalah dialog atau konsultasi antara kader dasawisma,

tenaga penggerak masyarakat (TPM) untuk membantu memecahkan masalah

prilaku gizi yang belum dapat dilakukan oleh keluarga.

Page 25: Definisi Bidan

Tujuan konseling kadarzi adalah untuk memantapkan kemauan dan

kemampuan keluarga dalam melaksanakan perilaku gizi yang baik dan benar

dengan memanfaatkan yang dimiliki keluarga atau yang ada di lingkungannya.

Pelaksanaan konseling kadarzi, untuk pertama kali konseling dilakukan

oleh tenaga pelaksana gizi (TPG) puskesmas bersama tenaga penggerak

masyarakat dan kader dasawisma. Untuk selanjutnya konseling kadarzi

dilakukan

oleh kader dasawisma dan TPM.

Sasaran konseling kadarzi

Konseling dilakukan pada keluarga yang belum menerapkan indikator

sadar gizi. Konseling ditujukan kepada anggota keluarga yang sudah dewasa

E. Strategi untuk mencapai sasaran keluarga sadar gizi (Kadarzi).

Strategi untuk mencapai sasaran kadarzi adalah :

1. Meningkatkan fungsi dan peranan posyandu sebagai wahana

masyarakat dalam memantau dan mencegah secara dini gangguan

pertumbuhan balita.

2. Menyelenggarakan pendidikan/promosi gizi secara sistematis melalui

advokasi, sosialisasi, dan pendampingan keluarga.

3. Menggalang kerja sama dengan lintas sektor dan kemitraan dengan

swasta dan lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta pihak lainnya

Page 26: Definisi Bidan

dalam mobilisasi sumber daya untuk penyediaan pangan.

4. Mengupayakan terpenuhinya kebutuhan suplemen gizi terutama zat gizi

mikro dan MP-ASI bagi balita dalam keluarga di bawah garis miskin.

5. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas puskesmas dan

jaringannya dalam pengelolaan dan tatalaksana pelayanan gizi.

6. Mengupayakan dukungan sarana dan prasarana pelayanan untuk

meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan gizi di puskesmas dan

jaringannya (Depkes RI, 2007).

F. Indikator Keluarga Sadar Gizi

Indikator keluarga sadar gizi digunakan untuk mengukur tingkat sadar gizi

keluarga. Menurut Depkes (2007), ada 5 indikator kadarzi yang meliputi :

penimbangan berat badan secara teratur, memberikan ASI saja kepada bayi sejak

lahir sampai umur 6 bulan (ASI Eksklusif), makan beraneka ragam, menggunakan garam

beryodium, memberikan suplemen gizi (kapsul vitamin A pada balita) sesuai anjuran.

a. Memantau pertumbuhan balita dengan menimbang Berat Badan

balitanya secara teratur. Menurut Soekirman (2000) status gizi balita erat hubungannya

dengan pertumbuhan anak, oleh karena itu perlu suatu ukuran/ alat untuk mengetahui

adanya kekurangan gizi dini, monitoring penyembuhan kurang gizi dan efektivitas suatu

program pencegahan. Sejak tahun 1980-an pemantauan berat badan anak balita telah

dilakukan dihampir semua desa di Indonesia melalui posyandu. Dengan meningkatkan mutu

penimbangan dan pencatatannya, maka melalui posyandu dimungkinkan untuk memantau

status gizi setiap anak balita di wilayahnya. Pemantauan pertumbuhan balita yang dilakukan

dengan menimbang selain di posyandu bisa juga dilakukan di rumah atau tempat lain setiap

bulan dengan menggunakan alat penimbang badan. Dapat dipantau dengan melihat catatan

Page 27: Definisi Bidan

penimbangan balita pada KMS selama 6 bulan terakhir yaitu bila bayi berusia > 6 bulan

ditimbang 4 kali atau lebih berturut-turut dinilai baik dan jika kurang dari 4 kali dianggap

belum baik. Bila bayi 4-5 bulan ditimbang 3 kali atau lebih dinilai baik dan jika kurang dari 3

kali dinilai belum baik. Bila bayi berusia 2-3 bulan ditimbang 2 kali atau lebih berturut-turut

dinilai baik dan jika kurang dinilai belum baik, dan pada bayi yang masih berumur 0-1 bulan,

baik jika pernah ditimbang dan belum baik jika tidak pernah ditimbang (Depkes RI, 2007).

Ada beberapa hal yang mempengaruhi kesinambungan seorang ibu membawa balitanya ke

posyandu untuk ditimbang yaitu : tingkat pengetahuan responden terhadap penimbangan,

sikap responden terhadap penimbangan, manfaat yang dirasakan dalam penimbangan balita,

kepuasan pelayanan penimbangan balita, jadwal pelayanan, tempat pelayanan, tingkat

partisipasi tokoh masyarakat (Lius, 1994).

b. Memberikan ASI Eksklusif

ASI Eksklusif merupakan makanan terbaik bagi bayi. Pemberian ASI

Eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI saja tanpa

cairan lain seperti susu, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan

makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim

(Danuatmojo, 2004).

ASI sangat baik diberikan kepada bayi segera setelah dia lahir karena ASI merupakan gizi

terbaik bagi bayi dengan komposisi zat-zat gizi didalamnya secara optimal mampu menjamin

pertumbuhan tubuh bayi. Kualitas zat gizi ASI juga terbaik karena mudah diserap dicerna

oleh usus bayi. Pemberian makanan padat/tambahan yang terlalu dini dapat mengganggu

pemberian ASI Eksklusif serta meningkatkan angka kesakitan pada bayi. Tidak ditemukan

bukti yang menyokong bahwa pemberian makanan tambahan sebelum 4 atau 6 bulan lebih

menguntungkan. Bahkan sebaliknya, hal ini akan mempunyai dampak negatif terhadap

kesehatan bayi dan tidak ada dampak positif untuk pertumbuhan dan perkembangan (Roesli,

2008). ASI yang juga merupakan makanan yang sempurna, seimbang, bersih sehat. Dapat

diberikan setiap saat dan mengandung zat kekebalan serta dapat menjalin hubungan kasih

sayang antara ibu dan bayi (Syahartini, 2006). Namun masih banyak ibu yang tidak

memberikan bayinya ASI Eksklusif dengan faktor penyebab antara lain :

- Produksi ASI yang kurang atau tidak keluar sama sekali,

Page 28: Definisi Bidan

- Umur; dimana ibu yang berusia muda kurang mengetahui manfaat pemberian ASI

Eksklusif,

- Penghasilan keluarga; keluarga dengan penghasilan besar menginginkan anak

yang sehat sehingga mereka membeli dan memberikan susu atau makanan lain kepada

bayinya tanpa mereka sadari bahwa ASI dapat mencukupi sampai berumur 6 bulan,

- Status kesehatan ibu; pikiran kacau dan emosi saat menyusui mengakibatkan bayi cengeng,

- Kurang persiapan ibu saat menghadapi masa laktasi sehingga ASI tidak keluar pada masa 1-

3 hari setelah melahirkan, sehingga pemberian ASI tidak lancar dan ibu memilih memberi

bayinya susu formula dengan sendirinya ASI Eksklusif terabaikan (Fatimah, 2007).

c. Makan beranekaragam makanan

Makanan beragam artinya makanan yang bervariasi (tidak monoton). Variasi berarti susunan

hidangan itu berubah dari hari-kehari. Jenis makanan atau masakan yang tersusun menjadi

hidangan juga harus menunjukkan kombinasi, artinya dalam satu kali hidangan, misalnya

makan siang, susunan tersebut terdiri dari masakan yang berlain-lainan. Untuk mencapai

kondisi demikian maka bahan makanan yang dipergunakan dan juga jenis masakannya atau

cara memasaknya harus selalu beraneka ragam (Sediaoetama, 2006). Menurut Depkes RI

(2007), makan beraneka ragam makanan adalah keluarga mengonsumsi makanan pokok, lauk

pauk, sayuran dan buah setiap hari. Susunan makanan menurut Pedoman Umum Gizi

Seimbang (PUGS) Departemen Kesehatan RI yaitu:

1. Beragam, apabila dalam setiap kali makan hidangan terdiri dari makanan pokok + lauk

pauk, sayur, buah atau makanan pokok + lauk pauk +sayur

2. Tidak Beragam, apabila dalam setiap kali makan hanya terdiri dari 2 atau 1 jenis pangan.

d. Menggunakan garam berjodium dalam makanannya

Garam beryodium baik adalah garam yang mempunyai kandungan yodium dengan kadar

yang cukup (>30 ppm kalium yodat ). Garam beryodium sangat perlu dikonsumsi oleh

keluarga karena zat yodium diperlukan tubuh setiap hari. Gangguan akibat kekurangan

yodium (GAKY) menimbulkan penurunan kecerdasan pada anak-anak, gangguan

pertumbuhan dan pembesaran kelenjar gondok (Depkes RI, 2005). Namun demikian garam

juga tidak dianjurkan dikonsumsi secara berlebihan karena garam mengandung natrium, yang

Page 29: Definisi Bidan

mana kelebihan natrium dapat memicu timbulnya penyakit tekanan darah tinggi. Tekanan

darah tinggi merupakan pencetus terjadinya stroke yaitu pecahnya pembulu darah di otak.

Stroke merupakan penyebab kematian pada orang dewasa di atas 40 tahun. Sedangkan

penyakit tekanan darah tinggi membawa resiko timbul penyakit jantung pada orang dewasa.

Karena itu konsumsi garam yang dianjurkan tidak lebih dari 6 gram atau satu sendok setiap

harinya ( Depkes RI, 1996). Untuk mengetahui garam yang digunakan oleh keluarga

mengandung yodium atau tidak secara umum dapat dilakukan dengan dua cara yaitu melihat

ada tidaknya label garam beryodium atau melakukan test yodina. Disebut baik jika berlabel

dan bila ditest dengan yodina berwaran ungu, tidak baik jika tidak berlabel dan bila ditest

dengan yodina warna tidak berubah (Depkes RI, 2007).

e. Pemberian Kapsul Vitamin A Pada Balita

Telah lama dikenal persenyawaan dengan aktifitas vitamin A, misalnya vitamin A1 yang

terdapat dalam jaringan mamalia dan ikan laut, vitamin A2 pada ikan tawar. Vitamin A larut

dalam lemak, stabil terhadap suhu yang tinggi dan tidak dapat diekstraksi oleh air yang

dipakai untuk merebus makanan. Akan tetapi vitamin A dapat dihancurkan oleh pengaruh

oksidasi, cara memasak bahan makanan secara biasa tidak mempengaruhi keadaan vitamin A.

Kekurangan vitamin A menyebabkan Xerofthalmia, kekurangan tersebut tersebar luas dan

merupakan penyakit gangguan gizi pada manusia yang sangat penting. Di Indonesia penyakit

tersebut merupakan salah satu diantara 4 masalah gizi utama, prevalensi tertinggi terdapat

pada anak-anak dibawah 5 tahun (Pudjiadi, 2000).

Sering kali kebutuhan vitamin A tidak terpenuhi dengan makan sehari-hari.

Kebutuhan ini dapat dipenuhi dengan pemberian vitamin A dosis tinggi 100.000 SI (kapsul

biru) untuk balita umur 6-11 bulan dan vitamin A dosis tinggi 200.000 SI (kapsul merah)

untuk balita umur 12-59 bulan. Pemberian vitamin A dilakukan setiap bulan Februari dan

Agustus dan dapat diperoleh di posyandu maupun di puskesmas (Depkes RI, 2007).

G. Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Sadar Gizi Keluarga

a. Pengetahuan dan Pendidikan Ibu

Pendidikan yang rendah belum tentu kurang mampu menyusun makanan yang

memenuhi persyaratan gizi dibandingkan dengan seseorang yang pendidikannya lebih tinggi.

Walaupun pendidikan seorang ibu itu rendah akan tetapi dia bisa mendapatkan pengetahuan

gizi dari luar formal seperti dari penyuluhan, diskusi, dll. Tetapi memang perlu

Page 30: Definisi Bidan

dipertimbangkan bahwa faktor tingkat pendidikan turut menentukan mudah tidaknya

seseorang menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang mereka peroleh.

b. Pendapatan Keluarga

Keluarga dengan pendapatan terbatas besar kemungkinan tidak dapat memenuhi

kebutuhan makanannya, setidaknya keanekaragaman bahan makanan kurang bisa

dijamin.Banyak sebab yang turut berperan dalam menentukan besar kecilnya pendapatan

keluarga. Pada keluarga dimana hanya ayah yang mencari nafkah tertentu berbeda dengan

besarnya pendapatannya dengan keluarga yang mengandalkan sumber keuangan dari ayah

dan ibu serta pekerjaan sampingan yang bisa di usahakan sendiri dirumah. Keterbatasan

kesempatan kerja yang bisa segera menghasilkan uang, biasanya untuk pekerjaan diluar usaha

tani, juga sangat mempengaruhi besar kecilnya pendapatan keluarga. Kemampuan keluarga

untuk membeli bahan makanan dalam jumlah yang mencukupi juga amat dipengaruhi oleh

harga bahan makanan. Bahan makanan yang mahal harganya biasanya jarang, atau bahkan

tidak pernah di beli. Hal ini menyebabkan satu jenis bahan makanan tidak pernah di

hidangkan dalam susunan makanan keluarga. Menghadapi ini ada ibu-ibu rumah tangga yang

menjalankan cara tertentu. Agar bisa mendapatkan bahan makanan yang mahal dengan harga

lebih murah, biasanya mereka berbelanja setelah pasar mulai sepi. Hanya saja masih perlu

dipertanyakan apakah para ibu tersebut bisa memilih bahan makanan yang mutu gizinya

masih baik. Oleh karena itu tingkat ekonomi keluarga sangat berpengaruh terhadap

kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan untuk mencukupi kebutuhan gizi

keluarganya (Susidasari,1999).

Page 31: Definisi Bidan

KONSEP PEMBERDAYAAN

MASYARAKAT

Pemberdayaan pada masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran utama promosi

kesehatan. Menurut WHO, terdapat 3 (tiga) strategi pokok untuk dapat mewujudkan visi dan

misi promosi kesehatan secara efektif, yakni melalui: ADVOKASI, DUKUNGAN SOSIAL,

dan PEMBERDAYAAN MASYARAKAT.

Adapun pendekatan yang ditempuh dilapangan umumnya melalui 3 (tiga) langkah yakni :

1) Melakukan lobi (pendekatan) kepada pimpinan (para pengambil keputusan)

2) Melakukan pendekatan kepada para tokoh masyarakat formal dan informal, misalnya

melalui kegiatan pelatihan.

Page 32: Definisi Bidan

3) Pada tahapan selanjutnya petugas bersama-sama tokoh masyarakat melakukan penyuluhan

dan konseling untuk meningkatkan pengetahuan sikap dan perilaku masyarakat. Tahap ini

dapat dilakukan pada berbagai kesempatan dan media yang ada.

Adapun pengetahuan kesehatan serta faktor-faktor terkait yang dimaksud disini adalah

mencakup :

• Pengenalan penyakit terutama penyakit menular dan tidak menular. Yang dimaksud disini

adalah mengenal nama dan jenis penyakitnya, kemungkinan penyebabnya, tanda dan

gejalanya, bagaimana cara pencegahannya, serta termasuk pula dimana tempat-tempat yang

tepat.

• Selain itu, pengetahuan tentang gizi, makanan / menu sehat, baik secara kuantitas maupun

kualitas, termasuk pula berbagai akibat atau penyakit yang timbul dari kesalahan gizi.

• Pengetahuan tentang higiene dan sanitasi dasar termasuk rumah sehat, sumber air bersih,

pembuangan sampah serta berbagai isu kesehatan. lingkungan.

• pengetahuan mengenai bahan-bahan berbahaya termasuk bahaya rokok, dan berbagai zat

adiktif/narkotik

Agar lebih memperoleh gambaran yang komprehensif, dalam uraian selanjutnya akan dibahas

berturut-turut mengenai PRINSIP, CIRI dan CONTOH serta INDIKATOR

KEBERHASILAN pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.

1. Prinsip Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat pada prinsipnya menumbuhkan kemampuan masyarakat dari

dalam masyarakat itu sendiri. Pemberdayaan masyarakat bukan sesuatu yang ditanamkan dari

luar. Pemberdayaan masyarakat adalah proses memampukan masyarakat dari oleh dan untuk

masyarakat itu sendiri, berdasarkan kemampuan sendiri.

• Menumbuh Kembangkan Potensi Masyarakat

Berbagai potensi yang terdapat dalam masyarakat antara lain berupa potensi SDM dan

sumberdaya alam. SDM, meliputi penduduk sedang potensi sumberdaya alam meliputi

kondisi geografisnya. Kemampuan SDM mengelola SDA yang tersedia pada gilirannya akan

Page 33: Definisi Bidan

menghasilkan sumber daya ekonomi. Kualitas SDM ditentukan oleh proporsi antara

penduduk kaya dan miskin, berpendidikan tinggi dan rendah.

• Mengembangkan Gotong Royong Masyarakat

Seberapa besarpun potensi SDM dan SDA yang ada di masyarakat, tak akan berkembang dari

dalam tanpa adanya kegotong royongan diantara sesama anggota masyarakat.

• Menggali Kontribusi Masyarakat

Seperti telah disebutkan sebelumnya bahwa pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya

adalah menggali potensi masyarakat terutama potensi ekonomi yang ada dimasing-masing

anggota masyarakat.

• Menjalin Kemitraan

Seperti telah diuraikan, dibagian lain, bahwa kemitraan adalah suatu jalinan kerja antara

berbagai sektor pembangunan, baik pemerintah, swasta dan lembaga swadaya masyarakat

serta individu dalam rangka untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati. Disini, untuk

membangun kemandirian, kemitraan adalah sangat penting perannya. Masyarakat yang

mandiri adalah wujud dari kemitraan antar anggota masyarakat itu sendiri atau diantara

masyarakat dengan pihak-pihak luar, baik pemerintah maupun swasta.

• Desentralisasi

Upaya dalam pemberdayaan masyarakat pada hakikatnya memberikan kesempatan kepada

masyarakat lokal untuk mengembangkan potensi daerah atau wilayahnya. Oleh sebab itu,

segala bentuk pengambilan keputusan harus diserahkan ketingkat operasional yakni

masyarakat setempat, sesuai dengan kultur masing-masing komunitas dalam pemberdayaan

masyarakat, peranan sistem yang ada diatasnya adalah fasilitator dan motivator.

a. Memfasilitasi masyarakat dalam kegiatan-kegiatan atau program-program pemberdayaan.

Misalnya masyarakat ingin membangun atau pengadaan air bersih, maka peran petugas

adalah memfasilitasi pertemuan-pertemuan anggota masyarakat, pengorganisasian

masyarakat, atau memfasilitasi pertemuan dengan Pemerintah Daerah setempat, dan pihak

lain yang dapat membantu dalam mewujudkan pengadaan air bersih tersebut.

Page 34: Definisi Bidan

b. Memotivasi masyarakat untuk bekerjasama atau bergotong royong dalam melaksanakan

kegiatan atau program bersama untuk kepentingan bersama dalam masyarakat tersebut.

Misalnya, masyarakat ingin mengadakan fasilitas pelayanan kesehatan diwilayahnya. Agar

rencana tersebut dapat terwujud dalam bentuk kemandirian masyarakat, maka petugas

provider kesehatan berkewajiban untuk memotivasi seluruh anggota masyarakat yang

bersangkutan agar berpartisipasi dan berkontribusi terhadap program atau upaya tersebut.

2. Ciri Pemberdayaan Masyarakat

Suatu kegiatan atau program dapat dikategorikan kedalam pemberdayaan masyarakat apabila

kegiatan tersebut tumbuh dari bawah dan non-instruktif serta dapat memperkuat,

meningkatkan atau mengembangkan potensi masyarakat setempat guna mencapai tujuan

yang diharapkan. Bentuk-bentuk pengembangan potensi masyarakat tersebut bermacam-

macam, antara lain sebagai berikut :

a. Tokoh atau Pimpinan Masyarakat

Disebuah masyarakat apapun baik pedesaan, perkotaan maupun pemukiman elit atau

pemukiman kumuh, secara alamiah akan terjadi kristalisasi adanya pemimpin atau tokoh

masyarakat. Pemimpin atau tokoh masyarakat (Toma) ini dapat bersifat formal (Camat,

Lurah, Ketua RT/RW) maupun bersifat informal (Ustad, Pendeta, Kepala Adat). Pada tahap

awal pemberdayaan masyarakat, maka petugas atau provider kesehatan terlebih dahulu

melakukan pendekatan-pendekatan kepada para tokoh masyarakat.

b. Organisasi Masyarakat

Dalam suatu masyarakat selalu ada organisasi-organisasi kemasyarakatan baik formal

maupun informal, misalnya PKK, Karang Taruna, Majelis Taklim, Koperasi-Koperasi dan

sebagainya.

c. Pendaaan Masyarakat

Page 35: Definisi Bidan

Sebagaimana uraian pada pokok bahasan Dana Sehat, maka secara ringkas dapat

digaris bawahi beberapa hal sebagai berikut. Bahwa Dana sehat telah berkembang di

Indonesia sejak lama (tahun 1980-an). Pada masa sesudahnya (1990-an) dana sehat ini

semakin meluas perkembangannya dan oleh Depkes diperluas dengan nama program JPKM

(Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat).

d. Material Masyarakat

Seperti telah diuraikan sebelumnya sumber daya alam adalah merupakan salah satu potensi

masyarakat. Masing-masing daerah mempunyai sumber daya alam yang berbeda yang dapat

dimanfaatkan untuk pembangunan.

e. Pengetahuan Masyarakat

Semua bentuk penyuluhan kepada masyarakat adalah contoh permberdayaan masyarakat

yang meningkatkan komponen pengetahuan masyarakat (community knowledge)

f. Teknologi Masyarakat (Community Technologi)

Dibeberapa komunitas telah tersedia teknologi sederhana yang dapat dimanfaatkan untuk

pengembangan program kesehatan. Misalnya penyaring air bersih menggunakan pasir atau

arang, untuk pencahayaan rumah sehat menggunakan genteng dari tanah yang ditengahnya

ditaruh kaca, untuk pengawetan makanan dengan pengasapan dan sebagainya.

3. Contoh Pemberdayaan Masyarakat

a. Pemberdayaan Keluarga dibidang Kesehatan dan Gizi

pemberdayaan keluarga yang mempunyai masalah kesehatan gizi bekerja sama

menanggulangi masalah yang mereka hadapi dengan cara ikut berpartisipasi dalam

memecahakan masalah yang dihadapi.

Page 36: Definisi Bidan

b. Pemberdayaan Masyarakat di bidang Gizi

Tujuannya adalah meningkatkan kemandirian masyarakat dan mengurangi kelaparan dan

peduli terhadap masalah gizi yang muncul dimasyarakat.

Hal yang perlu diperhatikan :

• Pemberdayaan ekonomi mikro, kegiatan dilaksanakan secara lintas sektoral terutama dalam

rangka meningkatkan pendapatan.

• Advokasi untuk memperoleh dukungan, baik teknis maupun non teknis dari Pemda

setempat untuk memobilisasi sumber daya masyarakat yang dimiliki.

c. Pemberdayaan Petugas

d. Subsidi Langsung

1. Indikator Input :

a. Para pemimpin, toma formal dan informal berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan

masyarakat.

b. Ukuran besarnya dana yang digunakan dalam kegiatan yang ada, baik dana yang berasal

dari kontribusi masyarakat maupun yang bersumber dari luar.

c. Bahan, alat serta material yang digunakan dalam kegiatan

2. Proses, misalnya seperti

a. Frekuensi kegiatan penyuluhan atau sejenis

b. Frekuensi kegiatan pelatihan atau sejenis

c. Banyaknya kader yang telah dilatih

d. Jumlah pertemuan yang terselenggara dsb

3. Output, a.l. seperti

a. Jumlah/jenis UKBM

b. Banyaknya sasaran masyarakat yang telah memperoleh informasi bahkan telah meningkat

perilaku kesehatannya.

Page 37: Definisi Bidan

c. Jumlah keluarga yang memperoleh akses untuk income generating.

4. Dampak

a. Penurunan angka-angka kesakitan oleh berbagai penyakit

b. Penurunan angka-angka kematian secara umum

c. Penurunan angka-angka kelahiran kasar

d. Peningkatan status gizi balita dsb.

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PROMKES)

Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan

Promosi Kesehatan adalah suatu proses membantu individu dan masyarakat meningkatkan

kemampuan dan ketrampilannya guna mengontrol berbagai faktor yang berpengaruh  pada

kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya (WHO).

Hubley ( 2002 ) mengatakan bahwa pemberdayaan kesehatan ( health empowerment), sadar

kesehatan  ( health literacy ) dan promosi kesehatan (health promotion) diletakkan dalam

kerangka pendekatan yang komprehensif.

Sehubungan dengan implementasi konsep pemberdayaan masyarakat, maka konsep promosi

kesehatan berkembang menjadi 2 dimensi,yaitu :

1.      Bersifat konvensional

Masih diletakkan/diutamakan pada upaya pencegahan penyakit melalui pengelolaan gaya

hidup atau pengendalian vektor

2.      Bersifat radikal

Promosi kesehatan dilakukan melalui upaya pemberdayaan dan advokasi, sehingga

pendekatan promkes bukan hanya pendekatan dari atas kebawah, namun dari    bawah ke atas

( bottom up ).

Page 38: Definisi Bidan

Pemberdayaan masyarakat adalah proses pembangunan di mana masyarakat berinisiatif

untuk memulai proses kegiatan sosial untuk memperbaiki situasi dan kondisi diri sendiri.

Pemberdayaan masyarakat hanya bisa terjadi apabila warganya ikut berpartisipasi.

Suatu usaha hanya berhasil dinilai sebagai "pemberdayaan masyarakat" apabila kelompok

komunitas atau masyarakat tersebut menjadi agen pembangunan atau dikenal juga sebagai

subyek. Disini subyek merupakan motor penggerak, dan bukan penerima manfaat atau obyek

saja.

Secara lugas dapat diartikan sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat

melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, dan

pengorganisasian masyarakat.

Dari definisi tersebut terlihat ada 3 tujuan utama dalam pemberdayaan masyarakat yaitu

mengembangkan kemampuan masyarakat, mengubah perilaku masyarakat, dan

mengorganisir diri masyarakat. Kemampuan masyarakat yang dapat dikembangkan tentunya

banyak sekali seperti kemampuan untuk berusaha, kemampuan untuk mencari informasi,

kemampuan untuk mengelola kegiatan, kemampuan dalam pertanian dan masih banyak lagi

sesuai dengan kebutuhan atau permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat. Perilaku

masyarakat yang perlu diubah tentunya perilaku yang merugikan masyarakat atau yang

menghambat peningkatan kesejahteraan masyarakat. Contoh yang kita temui dimasyarakat

seperti, anak tidak boleh sekolah, ibu hamil tidak boleh makan telor, yang membicarakan

rencana pembangunan desa hanya kaum laki-laki saja, dan masih banyak lagi yang dapat kita

temui dimasyarakat.

Pengorganisasian masyarakat dapat dijelaskan sebagai suatu upaya masyarakat untuk saling

mengatur dalam mengelola kegiatan atau program yang mereka kembangkan. Disini

masyarakat dapat membentuk panitia kerja, melakukan pembagian tugas, saling mengawasi,

merencanakan kegiatan, dan lain-lain. Lembaga-lembaga adat yang sudah ada sebaiknya

perlu dilibatkan karena lembaga inilah yang sudah mapan, tinggal meningkatkan

kemampuannya saja.

Langkah-langkah dalam pemberdayaan masyarakat :

Page 39: Definisi Bidan

1.      Merancang keseluruhan program, termasuk kerangka waktu kegiatan, ukuran   program,

serta memberikan perhatian pada kelompok marginal.

2.      Menetapkan tujuan

3.      Memilih strategi pemberdayaan

4.      Implementasi strategi dan manajemen.

5.      Evaluasi program.

Dalam pemberdayaan diperlukan pengorganisasian masyarakat,Rothman (1987)

mengkategorikan pengorganisasian masyarakat menjadi 3 yaitu :

1.      Locality development

2.      Social planning

3.      Social action

Pemberdayaan masyarakat diharapkan masyarakat harus berperan aktif/berpartisipasi dalm

setiap kegiatan.Sebagai unsur dasar dalam pemberdayaan ,maka partisipasi harus

ditumbuhkan.Terdapat 5 cara menumbuhkan partisipasi,yaitu :

1.      Terapi pendidikan

2.      Strategi perubahan prilaku

3.      Penambahan staf

4.      Kooptasi

5.      Strategi kekuatan masyarakat.    

   Partisipasi dapat terwujud dengan syarat :

1.      Adanya saling percaya antar anggota masyarakat

2.      Adanya ajakan dan kesempatan untuk berperan aktif

3.      Adanya manfaat yang dapat dan segera dapat dirasakan oleh masyarakat

Page 40: Definisi Bidan

4.      Adanya contoh dan keteladanan dari tokoh/pemimpin masyarakat.  

Program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok program

yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain yang

memerlukan dukungan dan peran serta masyarakat. Disusun 7 Program pembangunan

kesehatan yaitu (DepKes RI, 1999) :

Ø        Program perilaku dan pemberdayaan masyarakat

Ø        Program lingkungan sehat

Ø        Program upaya kesehatan

Ø        Program pengembangan sumber daya kesehatan

Ø        Program pengawasan obat, makanan dan obat berbahaya

Ø        Program kebijakan dan manajemen pembangunan kesehatan

Ø        Program pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan.

Strategi Utama

Pemberdayaan masyarakat adalah segala upaya yang bersifat non instruktif guna

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi

masalah, merencanakan dan melakukan penyelesaian masalah dengan memanfaatkan potensi

masyarakat setempat tanpa bergantung pada bantuan dan luar.

Pola pemberdayaan masyarakat yang dibutuhkan bukan kegiatan yang sifatnya top-down

intervention yang tidak menjunjung tinggi aspirasi dan potensi masyarakat untuk melakukan

kegiatan swadaya, akan tetapi yang paling dibutuhkan masyarakat lapisan bawah terutama

yang tinggal di desa adalah pola pemberdayaan yang sifatnya bottom-up intervention yang

menghargai dan mengakui bahwa masyarakat lapisan bawah memiliki potensi untuk

memenuhi kebutuhannya, memecahkan permasalahannya, serta mampu melakukan usaha-

usaha produktif dengan prinsip swadaya dan kebersamaan.

Pola pendekatan yang paling efektif untuk memberdayakan masyarakat adalah the inner

resources approach. Pola ini menekankan pentingnya merangsang masyarakat untuk mampu

mengidentifikasi keinginan maupun kebutuhannya dan bekerja secara kooperatif dengan

pemerintah dan badan lain untuk mencapai kepuasan bagi mereka. Pola ini mendidik

Page 41: Definisi Bidan

masyarakat menjadi concern akan pemenuhan dan pemecahan masalah yang dihadapi dengan

menggunakan potensi yang mereka miliki.

PKMD adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong

royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk

memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu

mencapai kehidupan yang sehat sejahtera ( Nasrul Effendi, 1998:263).

1. Ciri-ciri Kegiatan PKMD

a.       Kegiatan dilaksanakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri,

dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan yang

memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan.

b.      Perencanaan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat.

c.       Pelaksanaan kegiatan berdasarkan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat dalam

arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat.

d.      Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi dan menunjang, tidak

mengakibatkan ketergantungan.

e.       Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat.

f.       Memanfaatkan teknologi tepat guna.

g.      Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari unsur PHC.

2. Tujuan PKMD

a.       Tujuan Umum.

Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui upaya swadaya masyarakat dalam

meningkatkan swadaya masyarakat dalam meningkatakn kesejahteraan dan mutu hidup

masyarakat.

b.      Tujuan Khusus.

1).    Menumbuhkan kegiatan masyarakat

2).    Membentuk kader-kader kesehatan yang berasal dari masyarakat yang    mampu dan aktif

dalam program pembangunan kegiatan desa.

3).    Terjalinnya kerja sama kegiatan dari berbagai sektor masyarakat denganpemerintah secara

terpadu.

Page 42: Definisi Bidan

4).    Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan turunnya angka kematian, kesakitan,

perbaikan status gizi masyarakat, dll.

3. Prinsip-prinsip Dasar PKMD

a.       Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat, bukan hanya kegiatan kesehatan secara langsung, ini berarti bahwa

kegiatan tidak terbatas pada aspek kesehatan saja melainkan juga mencakup aspek-aspek

kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang peningkatan taraf kesehatan.

b.      Dalam membina kegiatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik:

1).    Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan.

2).    Antar dinas-dinas, intansi-intansi, lembaga-lembaga tersebut dengan masyarakat.

c.       Dalam hal masyarakat tidak dapat memecahkan masalah atau kehidupan sendiri, maka

pelayanan langsung diberikan oleh sector yang bersangkutan.

4. Pokok-pokok Kegiatan PKMD

a.       Persiapan masyarakat, yaitu upaya yang bertujuan agar masyarakat memahami PKMD, dan

mampu berperan aktifdalam setiap kegiatan PKMD.

1).    Pengenalan terhadap masyarakat.

2).    Pengenalam masalah melalui:

a)      Pengumpulan data (SDM)

b)      Penyajian yang dapat dimengerti masyarakat.

c)      Menyelesaikan masalah yang ada dengan prioritas yang perlu ditanggulangi.

3).    Pembentukan kader dan  pengorganisasian kader.

4).    Pelatihan kader kesehatan desa yang disebut “promoter kesehatan desa”

b.      Perencanaan Kegiatan PKMD

1).    Memilih prioritas masalah

2).    Menetapkan jenis kegiatan

3).    Menyusun rencana kerja yang meliputi:

a)      Tujuan yang ingin dicapai.

b)      Strategi yang ingin ditempuh pengorganisasian.

c)      Pengorganisasian.

d)     Pembiayaan.

Page 43: Definisi Bidan

e)      Waktu pelaksanaan.

f)       Tindakan.

c.       Pelaksanaan kegiatan.

1).    Kader dan mahasiswa melaksanakan masing-masing tugas sesuai yang telah disepakati.

2).    Kader dan pengurus  desa serta petugas kesehatan memantau kegiatan.

3).    Dalam proses kegiatan selalu diadakan pertemuan-pertemuan (POKJA-POKJA)

4).    Dimonitori  adalah rencana kerja yang disepakati.

a)      Ketepatan pelaksanaan

b)      Ketepatan waktu.

c)      Penerimaan dan penggunaan biaya.

d)     Penyediaan dan penggunaan biaya.

e)      Hasil-hasil yang ingin dicapai.

f)       Jumlah dan kualitas partisipasi masyarakat.

d.      Penilaian (Evaluasi) PKMD

1).    Penilaian hasil kegiatan.

2).    Penilaian hasil sementara

3).    Penilaian hasil akhir.

e.       Pembinaan PKMD

Pembinaan berarti upaya-upaya untuk memelihara dan meningkatkan kegiatan yang telah

dimulai dalam menjamin kelangsungan program.

f.   Perluasan program PKMD.

Dilakukan secara bertahap.

Page 44: Definisi Bidan

Definisi PKMD

PKMD adalah bentuk operasional dari PHC ( Primary Health Care ). PKMD mencakup serangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri yang didukung oleh pemerintah melalui koordinasi lintas sektoral dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhannya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar masyarakat dapat hidup sehat guna mencapai kualitas hidup dan kesejahteraan yang lebih baik.

PKMD adalah kegiatan atau pelayanan kesehatan berdasarkan sistem pendekatan edukatif masalah kesehatan melalui Puskesmas dimana setiap individu atau kelompok masyarakat dibantu agar dapat melakukan tindakan-tindakan yang tepat dalam mengatasi kesehatan mereka sendiri. Disamping itu kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan juga dapat mendorong timbulnya kreativitas dan inisiatif setiap individu atau kelompok masyarakat untuk ikut secara aktif dalam program-program kesehatan di daerahnya dan menentukan prioritas program sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat yang bersangkutan.

2. Tujuan

Tujuan umum PKMD adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup.

Tujuan khusus PKMD adalah

1. Menumbuhkan kesadaran masyarakat aka potensi yang dimilikinya untuk menolong diri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka.

2. Mengembangkan kemampuan dan prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri.

3. Menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, trampil, serta mampu berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa.

4. Meningkatnya kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indikator:

1)   Angka kesakitan menurun

2)   Angka kematian menurun, terutama kematian bayi dan anak

3)   Angka kelahiran menurun

4)   Menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita

3.  Ciri-ciri PKMD

Page 45: Definisi Bidan

1. Kegiatan dilaksnakan atas dasar kesadaran, kemampuan dan prakarsa masyarakat sendiri, dalam arti bahwa kegiatan dimulai dengan kegiatan untukmengatasi masalah kesehatan yang memang dirasakan oleh masyarakat sendiri sebagai kebutuhan.

2. Perencanaan kegiatan ditetapkan oleh masyarakat secara musyawarah dan mufakat.3. Pelaksanaan kegiatan belandaskan pada peran serta aktif dan swadaya masyarakat

dalam arti memanfaatkan secara optimal kemampuan dan sumber daya yang dimiliki masyarakat

4. Masukan dari luar hanya bersifat memacu, melengkapi, dan menunjang tidak mengakibatkan ketergantungan

5. Kegiatan dilakukan oleh tenaga-tenaga masyarakat setempat6. Kegiatan yang dilakukan sekurang-kurangnya mencakup salah satu dari 8 unsur PHC

4.  Prinsip-prinsip PKMD

1. Kegiatan masyarakat sebaiknya dimulai dengan kegiatan yang memenuhi kebutuhan masyarakat setempat walaupun kegiatan tersebut bukan merupakan kegiatan kesehatan secara langsung. Ini berarti kegiatan tidak hanya terbatas pada aspek kesehatan saja, melainkan juga mencakup aspek-aspek kehidupan lainnya yang secara tidak langsung menunjang taraf kesehatan.

2. Dalam membina kesehatan masyarakat diperlukan kerja sama yang baik :

1)   Antar dinas-dinas/ instansi-instansi/ lembaga-lembaga lainnya yang bersangkutan

2)   Antar dinas-dinas/ instansi-instansi/ lembaga-lembaga lainnya dengan masyarakat

3. Dalam hal masyarakat tidak dapat mmecahkan masalah atau kebutuhannya sendiri, maka pelayanan langsung diberikan oleh                sektor yang bersangkutan.

5.  Wadah kegiatan PKMD

Karena kegiatan PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa, sedangkan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa adalah LKMD (Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa), maka dengan sendirinya wadah kegiatan PKMD adalah LKMD.

Pembangunan PKMD yang bersifat lintas sektoral dengan sendirinya merupakan bagian dari tugas Tim Pembinaan LKMD.

6.  Strategi pembinaan

1. Tim pembinaan PKMD di masing-masing tingkat sekaligus dijadikan sebagai forum kordinasi di masing-masing tingkat.

2. Setiap kegiatan partisipasi masyarakat yang akan dipromosikan oleh salah satu sektor,terlebih dahulu dibahas dalam forum kordinasi,untuk memungkinkan bantuan dari sektor-sektor lain untuk menghindari tumpang tindih.

3. Jenis bantuan apapun yang akan dijalankan harus selalu berdasarkan pada proporsi kebutuhan masyarakat setempat.

4. Seluruh tahap kegiatan, mulai dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan, penilaian, pembinaan, sampai pada perluasan, dilakukan oleh masyarakat sendiri dan dimana perlu dibantu oleh pemerintah secara lintas program dan lintas sektoral.

Page 46: Definisi Bidan

5. Wadah kegiatan PKMD adalah lembaga ketahanan masyarakat desa (LKMD) sesuai surat keputusan presiden nomor 28 tentang “ Penyempurnaan dan penempatan fungsi lembaga swadaya desa menjadi LKMD. Maka pada dasarnya LKMD merupakan wadah partisipasi masyarakat dalam pembangunanan desa.

6. PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat.Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan,bukan pendekatan yang berdiri sendiri.

7.  Pengembangan dan Pembinaan

1. Pengembangan dan pembinaan PKMD berpedoman dengan GBHN.2. Pengembangan dan pembinaan PKMD dilaksanakn dengan kerja sama lintas program

dan lintas sektoral melalui pendekatan edukatif.3. Kordinasi pembinaan melalui jalur fungsional pada tiap tingkatan,tingkat provinsi

oleh gubernur,tingkat kabupaten oleh bupati,tingkat kecamatan oleh camat.4. PKMD merupakan bagian integral dari pembangunan desa secara keseluruhan.5. Kegiatan dilaksanakan dengan membantu mekanisme kerja yang edukatif antara

instansi yang berkepentingan dalam pembinaan masyarakat desa6. Puskesmas sebagai pusat pengembangan dan pembangunan kesehatan berfungsi

sebagai dinamisator..