DEFINISI SKIZOTIPAL

download DEFINISI SKIZOTIPAL

of 12

Transcript of DEFINISI SKIZOTIPAL

PENDAHULUAN

Perkembangan kepribadian dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor badaniah (keturunan, keadaan susunan saraf dan hormonal), emosional ( mekanisme penyesuaian diri ), sosial (hubungan antar manusia, adat istiadat, kebudayaan dan kepercayaan) dan faktor intelektual. 5,7 Gangguan kepribadian berbeda dari perubahan kepribadian dalam waktu dan cara terjadinya dan gangguan kepribadian adalah suatu proses perkembangan, yang timbul pada masa kanak atau remaja dan berlanjut pada masa dewasa. Gangguan kepribadian bukan keadaan sekunder dari gangguan jiwa lain atau penyakit otak, meskipun dapat mendahului dan timbul bersamaan dengan gangguan lain. Sebaliknya, perubahan kepribadian adalah suatu proses yang didapat, biasanya pada usia dewasa, setelah stress berat atau berkepanjangan, depresi lingkungan yang ekstrem, gangguan jiwa yang parah atau penyakit/cedera otak.7 Hingga sekarang sudah banyak teori tentang kepribadian dikemukakan. Perbedaan yang ada lebih banyak ditekankan pada tekanan yang diberikan pada salah satu aspek struktur atau fungsi kepribadian atau pada faktor-faktor yang mempengaruhinya.7 Kepribadian meliputi segala corak perilaku manusia yang terhimpun ke dalam dirinya baik yang datang dari lingkunganya (dunia luarnya), maupun yang berasal dari dirinya sendiri (dunia dalamnya), sehingga corak perilakunya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas bagi manusia itu.7 Dengan mempelajari perilaku dan sifat-sifat kepribadian seseorang, maka kita dapat mengalami kepribadian yang sebenarnya. Kepribadian sangat berbeda dengan watak dan temperamen. Watak ialah kepribadian yang diperngaruhi oleh motivasi yang menggerakkan kemauan sehingga orang bertindak. Tabiat atau temparamen ialah kepribadian yang lebih tergantung kepada keadaan badaniah.5,7 Gangguan kepribadian meliputi berbagai keadaan dan pola perilaku yang klinis bermakna yang cenderung menetap dan merupakan ekspresi dari gaya hidup yang khas dari individu serta cara berhubungan dengan diri sendiri dan orang lain. Beberapa dari keadaan dan pola perilaku ini timbul secara dini dalam masa pertumbuhan atau perkembangan individu,1

sebagai hasil dari baik faktor konstitusional maupun pengalaman sosial, sementara lainnya didapat pada masa kehidupan selanjutnya.7 Pengertian Gangguan Kepribadian Gangguan kepribadian adalah kondisi patologik dari ciri kepribadian seseorang yang menjadi tidak fleksibel dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan hidup, sehingga menimbulkan hendaya di dalam fungsi sosial atau pekerjaan atau penderitaan subjektif bagi dirinya.7 Orang yang menderita gangguan kepribadian mempunyai sifat-sifat kepribadian yang sangat kaku dan sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Akibatnya, dia akan mengalami kerusakan berat dalam hubungan sosialnya atau dalam bidang pekerjaanya atau dirinya terasa sangat menderita.7 Gejala-gejala dari orang dengan gangguan kepribadian biasanya alloplastik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian akan berusaha merubah lingkungan untuk disesuaikan dengan keinginannya. Selain itu, gejala-gejalanya juga egosintonik. Artinya, orang dengan gangguan kepribadian dapat menerima dengan baik gejala-gejalanya. Umumnya orang dengan gangguan kepribadian menolak bantuan secara psikiatrik.7 Sampai saat ini penyebab gangguan kepribadian belum diketahui dengan pasti. Tetapi, terdapat beberapa faktor diduga mempunyai hubungan yang kepribadian. Faktor-faktor tersebut adalah : 4 erat dengan gangguan

Faktor Genetik Ternyata saudara kembar satu telur dari penderita gangguan kepribadian juah lebih banyak yang menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan saudara kembar dua telur. Faktor biologic

Faktor hormonal diduga mempunyai hubungan yang kepribadian. Orang yang saudara kembar dua telur.

erat dengan gangguan

menderita gangguan kepribadian dibandingkan dengan

2

Faktor Psikologik Sigmund Freud menduga ciri kepribadian berhubungan erat dengan fiksasi pada salah satu fase perkembangan sebelumnya. Misalnya, orang yang pasif dan dependen mempunyai fiksasi pada fase oral. Selanjutnya, Wilhem Reich mengemukakan bahwa gejala gangguan kepribadian sangat ditentukan oleh jenis defen mekanisme yang dipergunakannya. Misalnya, orang dengan gangguan kepribadian paranoid menggunakan defen mekanisme proyeksi, orang dengan gangguan kepribadian kompulsif menggunakan defen mekanisme isolasi, dan orang dengan gangguan kepribadian histrionik menggunakan defen mekanisme dissosiasi. Dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa 5 sampai 10% penduduk dewasa menderita gangguan kepribadian. Jadi prevalensi gangguan kepribadian ternyata 5 sampai 10 kali lebih tinggi dari prevalensi skizofrenia dan gangguan afektif berat, serta hampir sama dengan prevalensi gangguan neurotik.7 Prevalensi gangguan kepribadian lebih tinggi pada kelompok masyarakat yang dipenjarakan dan penduduk dengan sosial ekonomi rendah.7 Gangguan kepribadian digolongkan menjadi tiga kelompok dalam DSM-IV-TR, yaitu:11. Kelompok A (odd/eccentric cluster)

terdiri dari gangguan kepribadian paranoid, schizoid, dan schizotypal. Individu dalam kelompok ini menampilkan perilaku yang aneh dan eksentrik. 2. Kelompok B (dramatic/erratic cluster) terdiri dari gangguan kepribadian antisosial, borderline, histrionic, dan narcissistic. Individu dalam kelompok ini menampilkan perilaku yang dramatik atau berlebihlebihan, emosional dan eratik (tidak menentu atau aneh). 3. Kelompok C (anxious/fearful cluster) terdiri dari gangguan kepribadian avoidant, dependent, dan obsessive-compulsive. Individu dalam kelompok ini menampilkan perilaku cemas dan ketakutan.

3

PEMBAHASAN

I. DEFINISI

Gangguan kepribadian skizotipal adalah suatu kondisi gangguan serius dimana individu hampir tidak pernah berhubungan lagi dengan orang-orang sekitarnya. Individu tersebut cenderung menutup diri untuk berinteraksi dengan orang lain, kecemasan luar biasa yang muncul ketika berhadapan dengan situasi sosial.8 Gangguan kepribadian skizotipal merupakan spektrum dari gangguan kepribadian skizoid dalam taraf ringan dan pada tahap berat adalah skizofrenia. Secara biologis, beberapa ahli menyatakan bahwa ketiga gangguan ini mempunyai kesamaan genetik pada tiap individu, namun demikian belum dapat dipastikan bagaimana persamaan gen tersebut dapat menimbulkan jenis gangguan yang berbeda-beda pula.8

II. EPIDEMIOLOGI

Prevelensi gangguan ini diperkirakan kurang dari 1 persen dan sering terjadi pada laki- laki. Gangguan kepribadian skizotipal lebih banyak muncul pada keluarga yang memiliki penderita skizofrenia.2,7,9

III.ETIOLOGI

Seperti

jenis

gangguan

kepribadian

lainnya,

kemunculan

gangguan

kepribadian skizotipal dimulai pada awal kanak-kanak, berkisar antara tahun pertama dan kedua masa perkembangan. Kurangnya perhatian terutama4

pengenalan emosi, meskipun anak itu tumbuh secara sehat. Kurangnya stimulasi sosial dari orangtua anak akan belajar menghindari dengan sendirinya dan tidak mencari kesenangan diluar lingkungan rumahnya.7

Pada masa perkembangan, anak akan melewati beberapa tahap-tahap kesiapan sosial dan belajar menempatkan ekspresi emosi secara tepat (interaksi interpersonal) dengan orang lain. Anak yang mengalami gangguan skizotipal akan mengalami hambatan dalam bersosialisasi, mempunyai kepercayaan-kepercayaan yang tidak logis, tidak dapat melepaskan diri atau berpikir hal-hal yang berkenaan dengan magis, dan bahkan paranoid. Perilaku nyata nampak pada sikap anak yang membentengi dirinya dari rasa curiga ketika digoda (diganggu) atau ketika mendapatkan perlakuan tidak adil/kasar.7

Beberapa ahli memperkirakan anak-anak rentan (child abusive), anak yang mengalami penolakan diri dari lingkungan sekitar, atau stres yang mengakibatkan disfungsi otak tumbuh mengarah pada kemunculan gejala gangguan skizotipal. Faktor genetik dan lingkungan ikut membantu berkembangnya gangguan ini dikemudian hari.7

Keluarga, faktor keturunan keluarga (orangtua) yang memiliki gejala skizofrenia dapat menjadi suatu kondisi adanya gangguan skizotipal pada anak, faktor-faktor dalam keluarga lainnya yang memberi kontribusi gangguan kepribadian ini adalah kekerasan dan penolakan terhadap anak.7

IV. GEJALA KLINIS

Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal hampir selalu bermasalah dengan orang lain dan bersikap tidak ramah kepada siapapun. Kebanyakan dari individu dengan gangguan kepribadian ini hidup dalam kesendirian, hal ini disebabkan lingkungan sekitar yang mengisolasinya. Akibatnya, penyimpangan5

persepsi mengenai bentuk hubungan interpersonal akan terus berkembang dalam diri individu itu. Selanjutnya, ia akan menunjukkan perilaku yang aneh, respon yang tidak tepat dalam bersosialisasi dan sifat-sifat yang tidak lazim.2,7,8,9

Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal hampir selalu berbicara tidak teratur ketika ia hendak membicarakan suatu hal dan memandang sekelilingnya secara ekstrim. Kadang mereka juga mempercayai bahwa mereka mempunyai kekuatan supranatural, indera ke enam atau kekuatan magis lainnya yang dapat mempengaruh pikiran, perilaku dan emosi orang lain.2,7,8,9 Kemunculan gangguan kepribadian skizotipal dimulai pada awal memasuki masa dewasa dan terus berkembang sepanjang masa hidupnya. Seperti gangguan kepribadian lainnya, gangguan kepribadian skizotipal disebabkan perilaku dan pengalaman yang tidak tepat pada masa kanak-kanak, sebagian besar dari gangguan tersebut disebabkan oleh kesulitan dalam beradaptasi dan pengalaman terhadap penanganan distres.2,7

Kemunculan kepribadian skizotipal di masa dewasa dapat diakibatkan masa-masa sebelumnya (anak-anak) dimana individu hidup dalam kesendirian tanpa orangtua atau anggota keluarga yang mendampingi, kehidupan sosial yang penuh kecemasan juga dapat menimbulkan gangguan ini.2,7

Kriteria Diagnosa Gangguan Kepribadian Skizotipal:9,10

a. Pola pervasif defisit sosial dan interpersonal yang ditandai dengan rasa tidak nyaman dengan hubungan dekat, juga oleh distorsi kognitif atau persepsi dan eksentrisitas perilaku, dimulai dengan awal masa dewasa dan hadir dalam berbagai konteks, seperti ditunjukkan oleh lima (atau lebih) sebagai berikut:

Gagasan yang menyangkut diri sendiri (ideas of reference), tidak termasuk waham yang menyangkut diri sendiri6

Keyakinan aneh atau pikiran magis yang mempengaruhi perilaku dan tidak konsisten dengan norma kultural (misalnya, percaya takhyul /superstitiousness, percaya dapat melihat apa yang akan terjadi /clairvoyance, telepati, atau indera keenam, pada anak-anak dan remaja khayalan atau preokupasi yang kacau)

persepsi tentang pengalaman yang tidak lazim, termasuk ilusi tubuh. berpikir dan berbicara aneh (misalnya, samar samar, sirkumstansialitas, metaforik, terlalu berbelit-belit, atau stereotipik)

kecurigaan atau ide paranoid Afek emosi yang inappropriate atau terbatas perilaku atau penampilan yang aneh, eksentrik, atau aneh tidak memiliki teman dekat atau orang yang dipercaya selain keluarga inti kecemasan sosial yang berlebihan yang tidak mengurangi keakraban dan cenderung dikaitkan dengan ketakutan paranoid daripada penilaian negatif tentang diri

Bukan termasuk skizofrenia, suatu gangguan psikotik Mood Dengan Fitur, Psychotic Disorder lain, atau Pervasive Developmental Disorder.

V. PEMERIKSAAN PSIKIATRI

Gangguan yang ditandai secara khas oleh perilaku yang eksentrik, tidak dijumpai anomali skizo-frenia tidak pernah dijumpai, dan setidaknya harus ada 3 atau 4 gejala khas berikut ini secara terus-menerus atau secara episodic, sedikitnnya untuk 2 tahun lamanya: 3

Afek yang tak wajar menyempit individu tanpak dingin tak bersahabat. Perilaku/penampilan yg aneh dan eksentrik. Hub sosial yg buruk dgn orang lain, tendensi menarik diri.7

Kepercayaan yg aneh atau pikiran magik, yg mempengaruhi perilaku yg tdk sesuai dgn norma2 budaya.

Kecurigaan/ide paranoid. Pikiran obsesi yg sering tidak terkendali yg berisi seksual dan agresif. Ada ilusi, depersonalisasi, derealisasi.

Pikiran sirkumtansialiti, penuh kiasan, sangat terinci dan stereotipik pembica-raan menjadi aneh.

Sewaktu-waktu ada episode menyerupai keadaan psikotik yg bersifat sementara dgn ilusi yg kuat, halusinasi pendengaran, gagasan mirip waham yg terjadi tanpa provokasi dari luar.

VI. DIAGNOSA BANDING Ada tingkat komorbiditas yang tinggi dengan gangguan kepribadian lainnya. McGlashan et al. (2000) menyatakan bahwa hal ini mungkin karena kriteria gangguan kepribadian skizotipal tumpang tindih dengan gangguan kepribadian lainnya, seperti gangguan kepribadian avoidant, gangguan kepribadian paranoid dan borderline personality disorder. Secara teoritis, pasien dengan gangguan kepribadian skizotipal dapat dibedakan dari pasien gangguan kepribadian skizoid dan menghindar oleh adanya keanehan dalam perilaku, pikiran, persepsi, dan komunikasi mereka dan kemungkinan oleh riwayat keluarga yang jelas adanya skizofrenia. Pasien gangguan kepribadian paranoid ditandai oleh kecurigaan,

8

tetapi tidak memiliki perilaku yang aneh seperti pada pasien gangguan kepribadian skizotipal.9 Ada banyak kesamaan antara schizotypal kepribadian dan skizofrenia. Persamaan antara keduanya terutama adalah ketidakmampuan untuk memulai atau menjaga hubungan (baik ramah dan romantis). Perbedaan antara kedua tampak dari penderita gangguan kepribadian skizotipal menghindari interaksi social karena takut bertemu orang lain. Individu-individu skizofrenia hanya merasa tidak ada keinginan untuk membentuk hubungan, karena mereka hanya melihat tidak ada gunanya berbagi dengan orang lain.9

VII.

TERAPI Medikasi Tidak ada obat khusus untuk menyembuhkan gangguan kepribadian ini, dokter menganjurkan obat antidepressant atau antipsikotik bila individu tersebut juga mengalami gangguan kecemasan, depresi atau gangguan mood lainnya. Obat risperidone (Risperdal) dan olanzapine (Zyprexa) diberikan bila individu mengalami penyimpangan (gangguan) dalam berpikir.4,9 Psikoterapi 4,9 Behavioral therapy

9

Individu dengan gangguan kepribadian skizotipal membutuhkan kemampuan untuk menjalin hubungan interpersonal dengan orang lain, ia membutuhkan teknik-teknik baru untuk melakukan pendekatan dengan orang lain. Terapis mengajarkan bagaimana mengungkapkan perasaan-perasaan dan berekspresi secara tepat. Individu juga diajarkan bagaimana mengatur suara atau berbicara ketika berhadapan dengan orang lain. Cognitive therapy Dalam terapi ini individu belajar untuk merespon dan dilatih untuk fokus terhadap suatu masalah dari pikiran-pikiran menganggu. Terapi ini juga melatih individu untuk memisahkan masalah-masalah sosial yang membingungkan dari pikiranpikirannya sendiri terutama dari hal-hal yang membuat individu mengelak dari situasi interpersonal. Family therapy Terapi dapat efektif bila semua anggota keluarga dilibatkan, konselor atau ahli terapi dilibatkan secara langsung dalam keluarga dapat mengurangi letupan amarah dan menjaga hubungan emosional antar sesama anggota keluarga. Terapi ini juga dapat meningkatkan moral dalam keluarga

PENUTUP

Kepribadian ialah ekspresi keluar mengenai pengetahuan serta perasaan yang dialami secara subjektif oleh seseorang dan ekspresi keluar yang dapat diamati ini, menunjuk pada keseluruhan pola pikiran, perasaan dan perilaku yang sering digunakan oleh orang itu dalam usaha penyesuaian diri yang terus menerus dalam hidupnya sehingga ia dapat dikenal dari polanya itu. Pematangan kepribadian dipengaruhi oleh faktor keturunan, faktor badaniah, psikologik dan sosial, terutama pada masa kanak-kanak.10

Gangguan kepribadian menurut DSM-IV dibagi menjadi tiga cluster, yaitu: * Cluster A * Cluster B * Cluster C : kepribadian paranoid, skizoid dan skizotipal : kepribadian antisosial, ambang, histrionik, narsistik : kepribadian menghindar, tergantung, anankastik dan tidak spesifik

Sedangkan yang dimaksud dengan gangguan kepribadian skizotipal adalah suatu kondisi gangguan serius dimana individu hampir tidak pernah berhubungan lagi dengan orang-orang sekitarnya. Individu tersebut cenderung menutup diri untuk berinteraksi dengan orang lain, kecemasan luar biasa yang muncul ketika berhadapan dengan situasi sosial. Gangguan kepribadian skizotipal merupakan spektrum dari gangguan kepribadian skizoid dalam taraf ringan dan pada tahap berat adalah skizofrenia. Prevelensi gangguan ini diperkirakan kurang dari 1 persen dan sering terjadi pada laki- laki yang pada keluarganya ada yang menderita skizofrenia.

Gangguan kepribadian skizotipal mulai pada awal kanak-kanak. Faktor yang berpengaruh terutama adalah factor keluarga. Penderita gangguan skizotipal ini dapat diatasi dengan pemberian terapi secara holistic yang meliputi medikasi, psikoterapi, behavioral therapy, cognitive therapy, dan family therapy.

DAFTAR PUSTAKA1. American Psychiatric Association, Diagnostic Criteria from DSM-IV, American Psychiatric Association; Washington DC; 1994. 2. Davidson, Gerald C., John M. Neale, & Ann M. Kring. (2004). Abnormal Psychology (9th edition). US: John Wiley & Sons, Inc. 3. Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Medik, Departemen Kesehatan R.I, Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia; Edisi III; Jakarta; 1993.11

4. Kaplan H.I, M.D and Sadock B.J, M.D; Theories of Personality and Psychopathology in Synopsis of Psychiatry, sixth edition; William and Wilkins; Baltimore USA ; 1991. 5. Maramis. W.F; Gangguan Kepribadian dalam Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa; Airlangga University Press; Surabaya; 1995. 6. Sadock B.J, Md and Sadock V. A, M.D; Personality Disorders in Comprehensive Text Book of Psychiatry; seventh edition; Volume I A : Lippincot Williams and Wilkins; Philadelphia USA; 2000.7. http://drvegan.wordpress.com/2010/08/09/gangguan-kepribadian/trackback/ 8. www.pikirdong.com

9. http://en.wikipedia.org/wiki/Schizotypal_personality_disorder

12