Definisi Pengetahuan Serta Faktor

27
Definisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Pengetahuan – Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna. Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang

Transcript of Definisi Pengetahuan Serta Faktor

Page 1: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

Definisi Pengetahuan Serta Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pengetahuan – Menurut Notoatmodjo 2007, Pengetahuan adalah merupakan hasil

dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telingan. Dalam wikipedia dijelaskan; Pengetahuan adalah

informasi atau maklumat yang diketahui atau disadari oleh seseorang. Pengetahuan

termasuk, tetapi tidak dibatasi pada deskripsi, hipotesis, konsep, teori, prinsip dan

prosedur yang secara Probabilitas Bayesian adalah benar atau berguna.

Menurut pendekatan kontruktivistis, pengetahuan bukanlah fakta dari suatu

kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang

terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. Pengetahuan bukanlah sesuatu

yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya.

Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang

yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman

baru.

Dalam pengertian lain, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang

menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum

pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang mencicipi

masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan pengetahuan tentang bentuk,

rasa, dan aroma masakan tersebut.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, diantaranya:

Pendidikan

Informasi/Media Massa

Sosbud dan Ekonomi

Lingkungan

Pengalaman

Usia

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN DALAM DIRI

SESEORANG

Page 2: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

1.Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam

dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan mempengaruhi proses belajar,

makin tinggi pendidikan seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk mendapatkan informasi,

baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk

semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang kesehatan. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Namun perlu ditekankan bahwa

seorang yang berpendidikan rendah tidak berarti mutlak berpengetahuan rendah pula.

Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan tetapi juga dapat

diperoleh pada pendidikan non formal. Pengetahuan seseorang tentang sesuatu obyek juga

mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan negatif. Kedua aspek inilah yang akhirnya

akan menentukan sikap seseorang terhadap obyek tertentu. Semakin banyak aspek positif dari

obyek yang diketahui, akan menumbuhkan sikap makin positif terhadap obyek tersebut .

2.Informasi/MediaMassa

Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan

pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Majunya teknologi akan tersedia bermacam-macam media massa

yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang inovasi baru. Sebagai sarana

komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan

lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang.

Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-

pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru

mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya pengetahuan

terhadap hal tersebut.

3.Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang tanpa melalui penalaran apakah yang

dilakukan baik atau buruk. Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan menentukan tersedianya

Page 3: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini

akan mempengaruhi pengetahuan seseorang.

4.Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik,

biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh terhadap proses masuknya pengetahuan ke

dalam individu yang berada dalam lingkungan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

interaksi timbal balik ataupun tidak yang akan direspon sebagai pengetahuan oleh setiap

individu.

5.Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengalaman belajar dalam bekerja yang

dikembangkan memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta pengalaman

belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang

merupakan manifestasi dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

6.Usia

Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah

usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan

yang diperolehnya semakin membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif

dalam masyarakat dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih

banyak menggunakan banyak waktu untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan

masalah, dan kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada usia ini. Dua

sikap tradisional mengenai jalannya perkembangan selama hidup :

· Semakin tua semakin bijaksana, semakin banyak informasi yang dijumpai dan semakin

banyak hal yang dikerjakan sehingga menambah pengetahuannya.

· Tidak dapat mengajarkan kepandaian baru kepada orang yang sudah tua karena mengalami

kemunduran baik fisik maupun mental. Dapat diperkirakan bahwa IQ akan menurun sejalan

dengan bertambahnya usia, khususnya pada beberapa kemampuan yang lain seperti misalnya

Page 4: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

kosa kata dan pengetahuan umum. Beberapa teori berpendapat ternyata IQ seseorang akan

menurun cukup cepat sejalan dengan bertambahnya usia.

Pengukuran Pengetahuan.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan memberikan seperangkat alat tes /

kuesioner tentang object pengetahuan yang mau diukur, selanjutnya dilakukan penilaian

dimana setiap jawaban benar dari masing-masing pertanyaan diberi nilai 1 dan jika salah

diberi nilai 0.

Penilaian dilakukan dengan cara membandingkan jumlah skor jawaban dengan skor yang

diharapkan (tertinggi) kemudian dikalikan 100% dan hasilnya berupa prosentase dengan

rumus yang digunakan sebagai berikut:

Keterangan :

N = Nilai pengetahuan

Sp = Skor yang didapat

Sm = Skor tertinggi maksimum

Selanjutnya prosentase jawaban diinterpretasikan dalam kalimat kualitatif dengan acuan

sebagai berikut :

Baik : Nilai = 76-100%

Cukup : Nilai = 56-75%

Kurang : Nilai = 40-55%

Tidak baik : Nilai < 40%

REFERENSI :

Arikunto, S. 1994. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan I. Jakarta : PT. Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Sudijono, Anas. 2006. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

Sunaryo, 2004. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGCWidayatun, TS. 1999. Ilmu

Prilaku, Cetakan pertama. CV Sagung Seto: Jakarta.

Page 5: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

Informasi Karya ilmiah:

Program Studi Asal: DIV KEBIDANAN-STIKES NWU

Tahun: 2011

Title/Judul: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP PENGETAHUAN DAN PENANGANAN KEPUTIHAN PADA REMAJA PUTRI SMA NEGERI 1 BERGAS

Judul Terjemahan (Title):

The Correlation of Providing Health Education by Lecture Method about Leucorrhea to Knowledge on Female Adolescents in Bergas 1 State Senior High School.

Nama: ISTIQOMAH

Pembimbing: (1).dr. Adil Zulkarnain, Sp.OG (2).M. Imron R, S.Kep,Ns

Topik/Subjek I pendidikan kesehatan, pengetahuan

Topik/Subjek II: remaja putri, keputihan

Jenis Karya Ilmiah.: Skripsi

Summary /Abstraksi: Keputihan adalah keluarnya cairan dari mulut vagina. Cairan itu bisa berwarna putih kekuningan atau hijau kekuningan bila keputihannya sudah parah. Selain menimbulkan rasa gatal. Keputihan juga menimbulkan bau tak sedap pada vagina. Kejadian ini dianggap biasa tanpa adanya penanganan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Perbedaan Pengetahuan Tentang Keputihan Terhadap Penanganan Keputihan Sebelum dan Sesudah dilakukan Pendidikan Kesehatan Dengan Metode Ceramah pada Remaja Putri SMA Negeri 1 Bergas. Penelitian menggunakan metode quasy eksperimental dengan pendekatan one group pretest-posttest. Subjek penelitiannya adalah remaja putri yang mengalami masalah keputihan berjumlah 78 responden kelompok eksperimen dengan menggunakan simple random sampling Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu dari 3,8 menjadi 83,3. Hasil wilcoxon signed ranks test adalah nilai p (0,004) < α (0,05), dan perubahan perilaku penanganan keputihan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan yaitu dari 5,1 menjadi 6,4. Hasil wilcoxon signed ranks test adalah nilai p (0,000) < α (0,05). Ada perbedaan yang signifikan dari tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah pada remaja putri SMA Negeri 1 Bergas . Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperhatikan variabel-veriabel lain yang dapat dijadikan eksperimen untuk dapat lebih meningkatkan pengetahuan terhadap perilaku penanganan keputihan pada remaja putri.

Jenjang Program Studi:

DIV KEBIDANAN

NIM.: 030110a036

Language: Indonesian

No.Registrasi: 342/15-08-2011/DIV KEBIDANAN

Jenis MediaSimpan: CD

Tgl. Awal Cantuman: 13 April 2012 10:09:42 AM

Tgl. Ubah Cantuman:

13 April 2012 10:09:42 AM

Pembagian Ranah (Domain) Kognitif Menurut Bloom

Page 6: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

Labels: pbm

Blog PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dan Model-Model Pembelajaran kali ini akan

mengangkat bahasan yang mungkin sudah sangat dipahami oleh para pembaca yang

budiman, yaitu tentang taksonomi Bloom pada ranah (domain) kognitif. Walaupun

pembagian ranah tujuan pembelajaran dari aspek kognitif (intelektual) ini sudah dikenal

umum,pada kenyataannya guru atau calon guru masih sering mengalami kesulitan dalam

menuliskan tujuan pembelajaran dengan berbagai variasi level (tingkatan).Ranah (Domain) Kognitif Menurut Bloom (1956)

tingkatan (level) taksonomi Bloom pada ranah kognitif

Bloom pada tahun 1956, dalam bukunya yang berjudul Taxonomy of Educational

Objectives. Handbook I : Cognitive Domain yang diterbitkan oleh McKey New York telah

membagi ranah (domain) kognitif menjadi beberapa bagian. Berikut adalah penjelasannya.

Tujuan pembelajaran dalan ranah (domain) kognitif atau intelektual dibagi menjadi 6

tingkatan, dilambangkan dengan huruf C (cognitive). Secara umum, makin tinggi

tingkatannya semakin rumit tujuan pembelajaran itu yaitu:

1. Tingkat (Level) Pengetahuan – C1

Pada level atau tingkatan terendah ini dimaksudkan sebagai kemampuan mengingat

kembali materi yang telah dipelajari, misalnya: (a) pengetahuan tentang istilah; (b)

pengetahuan tentang fakta khusus; (c) pengetahuan tentang konvensi; (d) pengetahuan

tentang kecendrungan dan urutan; (e) pengetahuan tentangklasifikasi dan kategori; (f)

pengetahuan tentang kriteria; dan (g) pengetahuan tentang metodologi.

Kata Kerja Operasional Level C1

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C1 (Cognitive 1 – Pengetahuan) antara lain: mengutip

menyebutkan

Page 7: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

menjelaskan

menggambar

membilang

mengidentifikasi

mendaftar

menunjukkan

memberi label

memberi indeks

memasangkan

menamai

menandai

membaca

menyadari

menghafal

meniru

mencatat

mengulang

mereproduksi

meninjau

memilih

menyatakan

mempelajari

mentabulasi

memberi kode

menelusuri

menulis

merespon

2. Tingkat (Level) Pemahaman – C2

Pada level atau tingkatan kedua ini, pemahaman diartikan sebagai kemampuan memahami

materi tertentu, dapat dalam bentuk: (a) translasi (mengubah dari satu bentuk ke bentuk

lain); (b) interpretasi (menjelaskan atau merangkum materi);(c) ekstrapolasi

(memperpanjang/memperluas arti/memaknai data).

Kata Kerja Operasional Level C2

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C2 (Cognitive 2 – Pemahaman) antara lain: memperkirakan

menjelaskan

mengkategorikan

mencirikan

merinci

mengasosiasikan

Page 8: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

membandingkan

menghitung

mengkontraskan

mengubah

mempertahankan

menguraikan

menjalin

membedakan

mendiskusikan

menggali

mencontohkan

menerangkan

mengemukakan

mempolakan

memperluas

menyimpulkan

meramalkan

merangkum

menjabarkan

3. Tingkat (Level) Aplikasi – C3

Pada level atau tingkatan ketiga ini, aplikasi dimaksudkan sebagai kemampuan untuk

menerapkan informasi dalam situasi nyata.

Kata Kerja Operasional Level C3

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C3 (Cognitive 3 – Aplikasi) antara lain: menugaskan

mengurutkan

menentukan

menerapkan

menyesuaikan

mengkalkulasi

memodifikasi

mengklasifikasi

menghitung

membangun

membiasakan

mencegah

menentukan

menggambarkan

menggunakan

menilai

Page 9: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

melatih

menggali

mengemukakan

mengadaptasi

menyelidiki

mengoperasikan

mempersoalkan

mengkonsepkan

melaksanakan

meramalkan

memproduksi

memproses

mengaitkan

menyusun

mensimulasikan

memecahkan

melakukan

mentabulasi

4. Tingkat (Level) Analisis – C4

Analisis adalah kategori atau tingkatan ke-4 dalam taksonomi Bloom tentang ranah (domain)

kognitif. Analisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi menjadi bagian-

bagiannya. Kemampuan menganalisis dapat berupa: (a) analisis elemen (mengidentifikasi

bagian-bagian materi); (b) analisis hubungan (mengidentifikasi hubungan); (c) analisis

pengorganisasian prinsip (mengidentifikasi pengorganisasian/organisasi).

Kata Kerja Operasional Level C4

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C4 (Cognitive 4 – Analisis) antara lain: menganalisis

mengaudit

memecahkan

menegaskan

mendeteksi

mendiagnosis

menyeleksi

merinci

menominasikan

mendiagramkan

mengkorelasikan

merasionalkan

menguji

Page 10: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

mencerahkan

menjelajah

membagankan

menyimpulkan

menemukan

menelaah

memaksimalkan

memerintahkan

mengedit

mengaitkan

memilih

mengukur

melatih

mentransfer

5. Tingkat (Level) Sintesis – C5

Level kelima adalah sintesis yang dimaknai sebagai kemampuan untuk memproduksi.

Tingkatan kognitif kelima ini dapat berupa: (a) memproduksi komunikasi yang unik; (b)

memproduksi rencana atau kegiatan yang utuh; dan (c) menghasilkan/memproduksi

seperangkat hubungan abstrak.

Kata Kerja Operasional Level C5

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C5 (Cognitive 5 – Sintesis) antara lain: mengabstraksi

mengatur

menganimasi

mengumpulkan

mengkategorikan

mengkode

mengombinasikan

menyusun

mengarang

membangun

menanggulangi

menghubungkan

menciptakan

mengkreasikan

mkengoreksi

merancang

merencanakan

mendikte

meningkatkan

Page 11: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

memperjelas

memfasilitasi

membentuk

merumuskan

menggeneralisasi

menggabungkan

memadukan

membatas

merefarasi

menampilkan

menyiapkan

memproduksi

merangkum

merekonstruksi

6. Tingkat (Level) Evaluasi – C6

Level ke-6 dari taksonomi Bloom pada ranah kognitif adalah evaluasi. Kemampuan

melakukan evaluasi diartikan sebagai kemampuan menilai ‘manfaat’ suatu benda/hal untuk

tujuan tertentu berdasarkan kriteria yang jelas. Paling tidak ada dua bentuk tingkat (level)

evaluasi menurut Bloom, yaitu: (a) penilaian atau evaluasi berdasarkan bukti internal; dan

(2) evaluasi berdasarkan bukti eksternal.

Kata Kerja Operasional Level C6

Contoh-contoh kata kerja operasional untuk merumuskan tujuan pembelajaran pada level

C6 (Cognitive 6 – Evaluasi) antara lain: membandingkan

menyimpulkan

menilai

mengarahkan

mengkritik

menimbang

memutuskan

memisahkan

memprediksi

memperjelas

menugaskan

menafsirkan

mempertahankan

memerinci

mengukur

merangkum

membuktikan

Page 12: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

memvalidasi

mengetes

mendukung

memilih

memproyeksikan

Pengertian dan Tingkat PengetahuanPengetahuan atau knowledgeadalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besarpengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. 

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior).

Proses Adopsi Perilaku 

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari olehpengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari olehpengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni:  Awareness  (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).  Interest, dimana orang mulai tertarik kepada Stimulus 

Evaluation  (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulustersebut bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.  Trial , dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru  Adoption  di mana subyek telah berperilaku baru sesuai denganpengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus. Namun demikian dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap tersebut di atas. 

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini, di mana didasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng (long lasting). Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsunglama. Suatu contoh dapat dikemukakan di sini. Ibu-ibu peserta KB, yang diperintahkan oleh Lurah atau Ketua RT, tanpa ibu-ibu tersebut mengetahui makna dan tujuan KB, maka mereka akan segera keluar dari keikutsertaannya dalam KB setelah beberapa saat perintah tersebut diterima. 

Tingkatan pengetahuan di dalam domain kognitif Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni: 

- Tuhu (know) 

Page 13: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan sebagainya. Contoh: Dapat menyebutkan tanda-tanda kekurangan kalori danprotein pada anak balita. 

- Comprehension (Memahami) 

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramaikan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. Misalnya dapat menjelaskan mengapa harus makan makanan yang bergizi. 

- Aplikasi (Application) 

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi di sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip siklus pemecahan masalah (problem solvingcycle) di dalam pemecahan masalah kesehatan dari kasus yang diberikan. 

- Análisis (Analysis) 

Análisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya. 

- Síntesis (Synthesis) 

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 

- Evaluasi GEvaluation), 

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria

Page 14: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. Misalnya, dapat membandingkan ántara anak yang cukup gizi dengan anak yang kekurangan gizi, dapat menanggapi terjadinya diare di suatu tempat, dapat menafsirkan sebab-sebab mengapa ibu-ibu tidák mau ikut KB, dan sebagainya. 

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat-tingkat tersebut di atas.

 Pengetahuan

2.1.1.1 Pengertian

       Menurut Meliono (2007),Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.

       Menurut Hidayat (2007), Pengetahuan adalah merupakan proses belajar

dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek

tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan.

       Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan initerjadi setelah orang

mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap

suatu objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai

menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian

persepsi terhadap objek. Sebagai besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

       Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal. Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut akan semakin

luas pulapengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula. Hal ini mengingat

bahwa peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh melalui pendidikan non

formal. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu

aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap

seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang di ketahui, maka

menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO (World

Health Organization) yang dikutip oleh Notoatmodjo (2007), salah satu bentuk objek

kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman

sendiri.

2.1.1.2 Tingkat Pengetahuan

       Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk

terbentuk nya tindakan seseorang (oventbehavior). Dari pengalaman dan penelitian

Page 15: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

ternyata prilau yang disadari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada

perilaku yang tidak disadari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang cukup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat yaitu : ( Notoatmodjo, 2003 )

1.    Tahu (know)

       Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat

kembali (recall) sesuatu yang spesifk dari seluruh bahan yang dipelajari atau

rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling

rendah, kata kerja untuk mengukurnya antara lain : menyebutkan, menguraikan,

mendifinisikan dan menyatakan.

2.    Memahami (comprehension)

       Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untukmenjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar..

3.    Aplikasi (application)

       Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan

penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, metode, prinsip dalam konteks atau

situasi lain.

4.    Analisis (analysis)

       Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek

ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan

masih ada kaitannya satu sama lain.

5.    Sintesis (syntesis)

       Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru atau

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi yang baru dari formulasi-formulasi

yang ada.

6.    Evaluasi (evaluation)

       Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penelitian ini berdasarkan suatu kriteria

yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.1.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

       Cara memperoleh pengetahuan yang dikutip dari Notoatmodjo, (2003) adalah

sebagai berikut :

1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

Page 16: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

a. Cara coba salah (Trial and Error)

       Cara ini telah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan mungkin sebelum

adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat

dipecahkan.

                        b. Cara kekuasaan atau otoritas

       Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-pimpinan masyarakat

baik formal atau informal, ahli agama, pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip

orang lain yang menerima, mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau membuktikan kebenarannya

baik berdasarkan fakta empiris maupun penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

       Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya memperoleh

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang pernah diperoleh

dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

2. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

       Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular atau disebut

metodologi penelitian. Cara ini mula-mula dikembangkan oleh Francis Bacon (1561-

1626), kemudian dikembangkan oleh Deobold Van Daven. Akhirnya lahir suatu cara

untuk melakukan penelitian yang dewasa ini kita dengan penelitian ilmiah.

       Menurut Meliono (2007),Pengetahuan adalah gejala yang ditemui dan

diperoleh manusia melalui pengamatan inderawi.

       Menurut Hidayat (2007), Pengetahuan adalah merupakan proses belajar

dengan menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap objek

tertentu untuk dapat menghasilkan informasi dan keterampilan.

       Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan indera atau akal budidaya

untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau

dirasakan sebelumnya .

Cara yang dapat digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan:

a.  Cara tradisional.

       Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum

ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistematik dan logis.

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi :

1)  Cara coba salah  ( trial and error )

2)  Cara kekuasaan atau otoritas

3)  Berdasarkan pengalaman pribadi

Page 17: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

4)  Melalui jalan pikiran

b.  Cara modern.

       Cara memperoleh pengetahuan yang sistematis, logis, dan ilmiah.

2.1.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

                     a) Faktor Internal

                          1. Pendidikan

       Pendidikan berarti bimbingan ynag diberikan seseorang terhadap

perkembangan  orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaan. Pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal

yang menunjang kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Menurut

YB Mantra yang dikutip Notoadmojo (2003), pendidikan dapat mempengaruhi

seseorang termasuk dalam memotivasi untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan (Nursalam, 2003) pada umumnya makin tinggi pendidikan seseorang

makin mudah menerima informasi.

2. Pekerjaan

       Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah

keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan

kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak

merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu.

Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

3. Umur

       Menurut Elisabeth BH yang dikutip Nursalam (2003), usia adalah umur individu

yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Huclok (1998) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang

akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat

seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi

kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b) Faktor Eksternal

                     1. Faktor lingkungan

       Menurut Ann.Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan

merupakanseluruh kondisi yang adadisekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat

mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

       Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari

sikap dalam menerima informasi.

Page 18: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

       Faktor pengetahuan ibu merupakan salah satu faktor penyebab sebagian besar

ibu kurang mengetahui dam memahami tentang cara perawatan payudara. Semakin

tinggi tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara akan sangat membantu

yang bersangkutan untuk melakukan perawatan payudara dengan baik dan benar

demi keberhasilan proses menyusui.

2.1.1.5 Kriteria Tingkat Pengetahuan

       Menurut Arikunto (2006) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan

diinterprestasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil presentase 76%-100%

2. Cukup : Hasil presentase 56%-75%

3. Kurang : Hasil presentase > 56%

2.1.2 Sikap

2.1.2.1 Pengertian

       Menurut Notoatmodjo (2007), sikap merupakan reaksi atau respon seseorang

yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak

dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku

yang tertutup. Sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan

bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap juga diartikan sebagai

penggambaran suka atau tidak suka seseorang terhadap objek, yang diperoleh dari

pengalaman sendiri atau orang lain yang membuat seseorang mendekati atau

menjauh objek lain.

2.1.2.2 Komponen sikap

        Komponen Sikap Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh (total attitude) yaitu : (Notoatmodjo, 2007).

a)    Kognitif (cognitive). Berisi kepercayaan seseorang mengenai apa yang berlaku atau

apa yang benar bagi obyek sikap. Sekali kepercayaan itu telah terbentuk maka ia

akan menjadi dasar seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari obyek

tertentu.

b)    Afektif (affective) Menyangkut masalah emosional subyektif seseorang terhadap

suatu obyek sikap. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang

dimiliki obyek tertentu.

Page 19: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

c). Konatif (conative) Komponen konatif atau komponen perilaku dalam struktur sikap

menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku dengan yang ada

dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi

(Notoatmodjo ,1997).

2.1.2.3  Tingkatan

                   Seperti halnya dengan pengetahuan, menurut Notoatmodjo (2007). Sikap terdiri

dari berbagai tingkatan :

1). Menerima (receiving)

       Diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan stimulus yang

diberikan (objek).

              2). Merespon (responding)

       Diartikan bahwa sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

              3). Menghargai (vauling)

       Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

              4). Bertanggung jawab (responsible)

       Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala

resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

2.1.2.4 Pembentukan sikap

       Menurut Azwar (2007) fakto-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap

antara lain :

a). Pengalaman pribadi

       Apa yang telah dan sedang kita alami akan ikut membentuk dan mempengaruhi

penghayatan kita terdapat stimulus sosial. Middllebrook (1974) mengatakan bahwa

tidak adanya pengalaman sama sekali dengan suatu objek psikologis cenderung

akan akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut.

b). Pengaruh orang lain yang dianggap penting

       Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang searah dengan

sikap orang yang dianggap penting. Keinginan ini antara lain di motivasi oleh

keinginan untuk berafiliasi  dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang

yang dianggap penting tersebut. Diantara orang yang diasanya dianggap penting

oleh individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman

sebaya, teman dekat, istri suami dll.

c). Pengaruh budaya

Page 20: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

       Kebudayaan menanamkan garis pengaruh sikap kita terhadap berbagai

masalah karena kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. 

d).  Media massa

       Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya,media massa

membawa pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini

seseorang. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut, apabila

cukup kuat akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu.

e).  Lembaga pendidikan dan lembaga agama

       Kedua lembaga ini meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam

individu sehingga kedua lembaga ini merupakan suatu sistem yang mempunyai

pengaruh dalam pembentukan sikap.

f). Pengaruh faktor emosional

       Suatu bentuk sikap merupakan pertanyaan yang didasari oleh emosi yang

berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme

pertahanan ego. Peranan gender sangat mempengaruhi keadaan emosional,

perempuan menekankan pada tanggung jawab dalam emosinya. Perempuan

merasa bertanggung jawab terhadap emosi orang lain. Mereka sangat

memperhatikan keadaan emosi orang lain sehingga lebih mampu untuk memahami

perubahan emosional. Oleh sebab itu kaum perempuan biasanya jauh lebih memiliki

empati terhadap penderita orang lain ketimbang laki-laki.  Masyarakat memiliki

stereotip bahwa laki-laki kurang mampu menghayati perasaan emosionalnya.

Adapun perempuan sangat menghayati emosinya. Laki-laki mudah

menyembunyikan emosi yang dialaminya, sedangkan perempuan sulit

menyembunyikannya. Oleh sebab itu maka perempuan cenderung menganggap

bahwa perempuan lebih mudah merasakan takut, cemas dan sedih dari pada sedih

dari pada laki-laki. Sedangkan laki-laki dianggap lebih mudah untuk marah

(smartpsikologi, 2007).

2.1.2.5 Determinan Perilaku Manusia

       Menurut Sunaryo (2004), prilaku seseorang ditentukan atau terbentuk dari 3

faktor :

                           1) Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor)

       Terwujudnya dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan

sebagainya.

                           2) Faktor-faktor pendukung (enable factor)

                                  Terwujudnya dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-

fasilitas atau sarana kesehatan.

                           3) Faktor-faktor pendorong (reineforcing factor)

Page 21: Definisi Pengetahuan Serta Faktor

                                   Terwujudnya dalam sikap dalam prilaku petugas kesehatan atau petugas

yang lain, yang merupakan kelompok referensi dan prilaku masyarakat.

2.1.2.6 Pengukuran Sikap 

                                            Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menggunakan skala likert

mengajukan metodenya sebagai alternatif yang lebih sederhana dibandingkan

dengan skala thurstone. Skala thurstone yang terdiri dari 11 point disederhanakan

menjadi dua kelompok, yaitu yang favorable dan yang unfavorabel. Sedangkan

aitem yang netral tidak disertakan. Untuk mengatasi hilangnya netral tersebut, likert

menggunakan teknik kontruksi test yang lain. Masing – masing responden diminta

melakukan egreement atau disegreemennya untuk masing – masing aitem dalam

skala yang terdiri dari 5 point (sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju,

sangat tidak setuju). Semua aitem yang favorabel kemudian diubah nilainya dalam

angka, yaitu untuk sangat setuju nilainya 5 sedangkan untuk yang sangat tidak

setuju nilainya 1. Sebaliknya, untuk aitem yang unfavorabel nilai skala sangat setuju

nilainya 5. Seperti halnya skala Thurstone, skala likert disusun dan diberi skor sesuai

dengan skala interval sama (equal interval scale).