ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan...

93
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUNCI KESUKSESAN IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN PADA PT UNILEVER INDONESIA Tbk. Oleh WINDARTI H24062452 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010

Transcript of ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan...

Page 1: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUNCI KESUKSESAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN

PADA PT UNILEVER INDONESIA Tbk.

Oleh

WINDARTI

H24062452

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 2: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

ABSTRAK

WINDARTI. H2402452. Analisis Faktor-Faktor Kunci Kesuksesan ImplementasiManajemen Pengetahuan Pada PT Unilever Indonesia Tbk. Di bawah bimbinganANGGRAINI SUKMAWATI.

Kondisi lingkungan sosial yang kondusif dapat mendukung kapabilitasorganisasi untuk menciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikanpengetahuan. Kondisi ini akan mengantarkan perusahaan menuju kesuksesanimplementasi manajemen pengetahuan berupa peningkatan intellectual capitaluntuk menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks dan menantang. PTUnilever Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan yang telah suksesmenerapkan manajemen pengetahuan, hal ini terbukti dengan diraihnyapenghargaan Most Admired Knowledge Enterprise (MAKE) di tingkat ASIAsebanyak empat kali sejak tahun 2005 sampai 2009. Penelitian ini memiliki tigatujuan yaitu: 1) Mengidentifikasi penerapan manajemen pengetahuan, 2)Menganalisis kesenjangan antara tingkat harapan dengan tingkat aktual penerapanmanajemen pengetahuan dan 3) Menganalisis faktor-faktor lingkungan sosialyang mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada PTUnilever Indonesia Tbk. Data primer diperoleh melalui pengisian kuesionerkepada delapan 86 karyawan yang dipilih secara acak serta wawancara denganLearning Specialist PT Unilever Indonesia. Data sekunder diperoleh dari jurnal,buku, laporan akhir tahun perusahaan, dan studi pustaka lain yang berkaitan danmenunjang penelitian. PT Unilever Indonesia (ULI) mengimplementasikanmanajemen pengetahuan dalam lima bentuk pendekatan yaitu berupapengembangan sumber daya manusia, budaya pembelajar, menjadikanpengetahuan stakeholder sebagai salah satu sumber pengetahuan, edukasimasyarakat dan penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung. Hasil uji t menunjukkanbahwa tingkat harapan dengan tingkat aktual penerapan manajemen pengetahuandi Perseroan tidak berbeda nyata. Analisis regresi linier berganda menghasilkankesimpulan bahwa faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi manajemenpengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk. adalah kepercayaan, otonomi,pengungkitan kompetensi, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan.

Keyword: Manajemen Pengetahuan, PT Unilever Indonesia Tbk., Faktor-FaktorKunci Kesuksesan, Lingkungan Sosial.

Page 3: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUNCI KESUKSESAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUAN

PADA PT UNILEVER INDONESIA Tbk.

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

WINDARTI

H24062452

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2010

Page 4: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Kunci Kesuksesan ImplementasiManajemen Pengetahuan Pada PT Unilever Indonesia Tbk.

Nama : WindartiNIM : H24062452

MenyetujuiDosen Pembimbing,

Ir. Anggraini Sukmawati, MM.NIP 19671020 199403 2 001

Mengetahui:Ketua Departemen,

Dr. Ir. Jono. M. Munandar, M. ScNIP 19610123 198601 1 002

Tanggal Lulus:

198601

Page 5: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 28 April 1988 sebagai anak ke

dua dari tiga bersaudara pasangan Much. Wachidi dan Sudarmi. Penulis

menempuh pendidikan Sekolah Dasar di SDN Jatimekar, Bekasi dan lulus pada

tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SLTPN 6 Bekasi dan

lulus pada tahun 2003. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikan di SMA N 48

Jakarta dan lulus pada tahun 2006. Penulis diterima menjadi mahasiswa Institut

Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun

2006 dan resmi menjadi mahasiswa Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen pada tahun 2007.

Selama masa studi di IPB, penulis aktif di beberapa kegiatan organisasi,

kepanitiaan dan lomba-lomba yang bersifat ilmiah maupun non ilmiah. Penulis

aktif di International Association of Students in Agricultural and Related Sciences

(IAAS) sebagai Bendahara Departemen Project pada periode 2007-2008, staf

Departemen project pada periode 2008-2010, dan Control Council of Local

Committee pada periode 2011-2012. Selain itu, penulis juga aktif di Himpunan

Profesi Centre of Management (COM@) sebagai Sekretaris direktorat Human

Resource periode 2007-2008 dan sebagai Direktur Direktorat Human Resource

periode 2008-2009. Kepanitiaan terakhir yang diikuti penulis yaitu The 53rd IAAS

World Congress sebagai Treasury 1 Local Organizing Committee IPB.

Beberapa perlombaan yang pernah diikuti oleh penulis yaitu Kompetisi

Karya Tulis Mahasiswa IPB di bidang pendidikan dan penulis masuk sebagai

finalis pada tahun 2008. Pada tahun yang sama, penulis juga menjadi semifinalis

dalam kompetisi Bayer Young Environmental Indonesia. Pengalaman kerja

didapatkan penulis melalui program magang CO-OP Telkomsel 2010 yang

dijalankan pada bulan Juni-Agustus 2010 di Kantor Pusat PT. Telekomunikasi

Selular, Jakarta.

Page 6: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul : Analisis

Faktor-Faktor Kunci Kesuksesan Implementasi Manajemen Pengetahuan

pada PT. Unilever Indonesia Tbk ini dapat diselesaikan.

Memasuki era pengetahuan dan kondisi persaingan yang begitu kompleks

dan menantang, perusahaan harus mampu bertahan dan mencapai kesuksesannya

dengan cara yang berbeda dari perusahaan lainnya. Kemampuan perusahaan

tersebut dapat terwujud, salah satunya yaitu dengan mengimplementasikan

manajemen pengetahuan. Pencapaian kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan adalah dengan belajar kepada perusahaan yang telah berhasil

menerapkan manajemen pengetahuan. Salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu

melalui analisis faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk.

Tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan

skripsi ini masih belum sempurna. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak, khususnya pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Bogor, Desember 2010

Penulis

Page 7: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh beberapa pihak baik. Pada

kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

membantu penyelesaian skripsi ini, yaitu:

1. PT Unilever Indonesia Tbk. yang telah memberikan kesempatan bagi

penulis untuk melakukan penelitian. Ibu Emmi Siswanto, Mbak Ennno,

Mas Anang dan seluruh karyawan PT Unilever Indonesia Tbk. atas

kerjasama, informasi dan pengetahuan yang diberikan.

2. Ir.Anggraini Sukmawati, MM. sebagai dosen pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktunya untuk berbagi pengetahuan, saran dan

motivasi. Dr. Muhamad Syamsun, M.Sc dan Erlin Trisyulianti, S.TP, M.Si

sebagai dosen penguji yang telah memperluas wawasan dan pengetahuan

penulis serta telah memberikan saran dan kritik yang membangun.

3. Bapak dan Ibu tercinta yang senantiasa memberikan doa, dukungan moral

dan materil. Mbak Meiku dan Ajiku tersayang atas inspirasi, motivasi dan

canda tawa yang menjadikan hidup lebih hidup.

4. Manajemen 43, atas kebersamaan, kasih sayang, dan perjuangan selama 3

tahun, One Heart Forever. Teman-teman Jong Java: Tj, Afif, Jojo, Dewi,

Ophie, Yulia, Lisa, Akmal dan Suharman atas persahabatan tiada akhir.

5. Sahabat-sahabat IAAS tercinta yang selalu menjadi motivasi, inspirasi,

tempat berbagi suka & duka: Ifah, Bayu, Titis, Aero, Dias, Tina, Iqdam,

serta seluruh anggota dan alumni IAAS. IAAS Think Globally, Act Locally

6. Pak Endin, Pak Tonny, Bu Rani dan seluruh manajemen Telkomsel pusat.

Awink, Nely, Eki, dan teman-teman CO-OP lainnya di Wisma Mulia atas

persaudaraan, semangat, dan keceriaannya.

7. Segenap jajaran komisaris, direksi, dan staf COM@ periode 2007-2008

dan 2008-2009.

8. Keluarga besar Arsida: Dini, Intan, Tika, Ryza, Dyah, Mbak Nanda, Mbak

Retno, dan Mbak Siska atas kebersamaan, dukungan dan bantuan yang

selalu diberikan kepada penulis selama + 3 tahun.

9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Page 8: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

DAFTAR ISI

ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... iii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... iv

UCAPAN TERIMA KASIH............................................................................v

DAFTAR ISI .....................................................................................................vi

DAFTAR TABEL.............................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................x

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ................................................................................11.2. Perumusan Masalah ........................................................................31.3. Tujuan Penelitian ............................................................................41.4. Manfaat Penelitian ..........................................................................41.5. Ruang Lingkup Penelitian...............................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Teoritis Pengetahuan ................................................... 52.2. Penciptaan Pengetahuan dalam Organisasi......................................72.3. Pengertian Manajemen Pengetahuan .............................................102.4. Faktor-Faktor Pendukung Manajemen Pengetahuan ......................12

2.4.1 Kondisi Sumber Daya Manusia (Sosial) ..............................122.4.2 Kondisi Organisasi ...............................................................142.4.3 Kondisi Teknologi ................................................................15

2.5. Manajemen Pengetahuan pada Organisasi......................................152.6. Penelitian Terdahulu .......................................................................16

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian .......................................................183.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ...........................................................213.3. Jenis dan Sumber Data ....................................................................213.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................................23

3.4.1 Uji Validitas ...........................................................................233.4.2 Uji Reliabilitas........................................................................233.4.3 Analisis Deskriptif..................................................................243.4.4 Uji t.........................................................................................243.4.5 Regresi Linier Berganda.........................................................25

Page 9: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

vii

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan .........................................................274.1.1 Sejarah PT Unilever Indonesia, Tbk. ......................................274.1.2 Misi PT Unilever Indonesia, Tbk............................................294.1.3 Struktur Organisasi..................................................................294.1.4 Kegiatan Usaha dan Produk PT Unilever Indonesia, Tbk ......31

4.2. Nilai dan Prinsip Bisnis PT Unilever Indonesia, Tbk. ....................334.3. Implementasi Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever

Indonesia, Tbk.................................................................................364.3.1 Pengembangan Sumber Daya Manusia...................................364.3.2 Budaya Pembelajar..................................................................384.3.3 Pengetahuan Stakeholder sebagai Sumber Pengetahuan ........394.3.4 Edukasi Masyarakat ................................................................404.3.5 Fasilitas Pendukung Manajemen Pengetahuan .......................42

4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas. .........................................................434.5. Karakteristik Responden. ................................................................444.6. Uji Perbedaan Rata-Rata .................................................................46

4.6.1 Pengujian Satu Sampel............................................................464.6.2 Analisis Kesenjangan Faktor-Faktor Sosial ............................47

4.7. Analisis Faktor-Faktor Kesuksesan Implementasi ManajemenPengetahuan.....................................................................................564.7.1 Uji Asumsi Dasar ....................................................................564.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ...........................................59

4.8. Implikasi Manajerial .......................................................................63

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan. ........................................................................................662. Saran. ..................................................................................................67

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................68

LAMPIRAN ......................................................................................................69

Page 10: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

viii

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor perhatian ............................. 482. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor penilaian ............................. 493. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor kepercayaan ........................ 504. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor otonomi karyawan ...............515. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor kerja tim.............................. 526. Nilai Mean harapan, Aktual dan Nilai Gap faktor pengungkitan

kompetensi ....................................................................................................... 527. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor keterlibatan karyawan…….548. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor pemberdayaan

karyawan .......................................................................................................... 549. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor kepemimpinan

manajemen puncak......................................................................................... 5510. Nilai VIF variabel independen ....................................................................... 5811. Hasil analisis regresi linier berganda ............................................................. 5912. Hasil uji t ........................................................................................................ 61

Page 11: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

ix

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Level operasional dari definisi pengetahuan.................................................... .72. Komponen utama perusahaan berbasis pengetahuan ....................................... .93. Kerangka pemikiran penelitian ........................................................................ 194. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin......................................... 445. Karakteristik responden berdasarkan usia........................................................ 456. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir ............................... 457. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja ............................................. 468. Hasil uji normalitas…….……………………………………………………579. Hasil uji homogentias……………………………………………………….57

Page 12: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

x

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Kuesioner penelitian......................................................................................... 702. Pertanyaan wawancara ..................................................................................... 753. Hasil uji validitas dan realibilitas ..................................................................... 764. Hasil uji t .......................................................................................................... 775. Hasil uji regresi linier berganda ...................................................................... 796. Gambar hasil uji regresi linier berganda .......................................................... 807. Struktur organisasi............................................................................................ 81

Page 13: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada abad ke-21, persaingan di dunia bisnis semakin kompleks dan

menantang. Kondisi persaingan ini dipicu oleh banyak faktor, seperti adanya

era globalisasi, perkembangan teknologi yang begitu pesat dan cepat, sampai

kepada perkembangan dan penyebarluasan arus informasi dan pengetahuan

yang begitu cepat ke setiap individu. Di tengah kondisi persaingan yang

begitu kompleks dan menantang, perusahaan harus mampu bertahan dan

mencapai kesuksesannya dengan cara yang berbeda dari perusahaan lainnya.

Secara spesifik, perusahaan harus mampu memiliki sumber daya baru yang

memiliki keunggulan bersaing dan mampu bertahan menghadapi kondisi

persaingan seperti sekarang ini.

Perusahaan yang mampu bertahan lama menghadapai persaingan

bahkan mampu berkembang dari tahun ke tahun adalah perusahaan yang

mampu menunjukkan kapasitas beradaptasi yang lebih cepat terhadap

perubahan kondisi tuntutan lingkungannya, terus menerus melakukan inovasi,

dan mengambil keputusan tepat untuk menggerakkan perusahaannya ke arah

tujuan yang diinginkan. Kemampuan perusahaan tersebut hanya mungkin

terwujud apabila perusahaan dengan efektif mampu menyerap dan

menggunakan sumber daya pengetahuan yang dimiliki oleh para anggotanya,

memberi ruang yang kondusif bagi setiap individu, tim, antartim, dan bahkan

antarperusahaan untuk melakukan pengakuisisian, penciptaan, pentransferan,

dan penggunaan kembali pengetahuan untuk diaktualkan ke dalam bentuk

produk atau jasa yang inovatif (Sangkala, 2007).

Perusahaan-perusahaan besar seperti Google, Microsoft, Samsung

Group, Toyota dan Unilever merupakan perusahaan yang memiliki peran

besar di dunia bisnis global dan setiap orang sudah tidak meragukan lagi

kesuksesan strategi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut. Perusahaan-

perusahaan tersebut rupanya memulai kesuksesan mereka dengan

memfokuskan strategi bukan hanya pada hal-hal yang bersifat pencapaian

target dan revenue semata tetapi membangun perusahaan berbasis

Page 14: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

2

pengetahuan (knowledge based enterprise) melalui pengelolaan pengetahuan

atau knowledge management (Human Capital Magazine, 2007).

Perusahaan yang telah menerapkan konsep knowledge management

atau manajemen pengetahuan menjadikan pengetahuan sebagai sumber daya

yang paling penting dan strategis bagi perusahaan. Organisasi perusahaan

harus selalu mencari cara untuk mengelola pengetahuan yang terdapat pada

diri masing-masing individu anggotanya untuk menghasilkan produk, jasa

maupun solusi yang berkualitas dan berdaya saing. Perusahaan-perusahaan di

atas merupakan contoh perusahaan yang mampu menciptakan pengetahuan

dan mengintegrasikannya ke dalam proses bisnis sehari-hari. Mereka mampu

menciptakan intellectual capital melalui transformasi pengetahuan individu

maupun organisasi menjadi produk, jasa dan solusi berkelas dunia.

PT Unilever Indonesia Tbk. merupakan salah satu perusahaan besar di

Indonesia yang telah menerapkan manajemen pengetahuan yang mendukung

lingkungan sosialnya. Perusahaan ini menciptakan nilai vitalitas pada

lingkungan sosial, dimana orang-orang yang memiliki semangat, kreativitas

dan komitmen bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan perusahaan.

Organisasi ini secara berkesinambungan memelihara dan membangun orang-

orang yang bekerja di dalamnya, secara proaktif menyediakan solusi strategis

yang unggul terhadap setiap permasalahan seputar Human Resources (HR),

memberikan energi semangat untuk memiliki kehidupan yang seimbang

dalam memenuhi tujuan bisnis, menjadi fasilitator perubahan kepada orang-

orang di dalamnya dan kemajuan bisnis serta memberikan pelayanan HR

yang unggul.

Sejak tahun 2005 sampai 2009, PT Unilever Indonesia Tbk. telah

empat kali memenangkan penghargaan Indonesian Most Admired Knowledge

Enterprise (MAKE), bahkan menjadi wakil Indonesia yang mampu menjadi

pemenang di tingkat Asia. Penghargaan Most Admired Knowledge Enterprise

(MAKE) merupakan pengakuan atas prestasi terhadap kesuksesan perusahaan

dalam menjadi knowledge based enterprise terkemuka di dunia. Prestasi ini

membuktikan komitmen PT Unilever Indonesia Tbk. untuk terus menerus

membangun dan mengembangkan intellectual capital perusahaan.

Page 15: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

3

Menurut Setiarso et al. (2009), salah satu komponen kritis yang

dijadikan sebagai kategori kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan

adalah budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk

memanfaatkan pengetahuan. Pemanfaatan pengetahuan oleh para karyawan

ini merupakan sumber dari peningkatan human capital yang kemudian akan

meningkatkan intellectual capital perusahaan. Intellectual capital merupakan

kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan

mengimplementasikan pengetahuan.

Budaya tempat kerja yang diciptakan dan berusaha untuk ditanamkan

dalam diri setiap karyawan PT Unilever Indonesia Tbk. adalah vitalitas.

Budaya vitalitas lingkungan kerja pada perusahaan ini yaitu budaya yang

dapat menciptakan energi positif, kreativitas dan komitmen pada

karyawannya. Kondisi ini kemudian mendorong mereka untuk bekerja

bersama-sama mencapai tujuan perusahaan. Kesuksesan PT Unilever

Indonesia Tbk. dalam menerapkan manajemen pengetahuan di perusahaannya

tidak terlepas dari peranan lingkungan sosialnya. Oleh karena itu, peneliti

ingin mengidentifikasi mengenai faktor-faktor kunci lingkungan sosial yang

mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan di

perusahaan tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan sebelumnya, maka

permasalahan pada penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever

Indonesia Tbk?

2. Bagaimana kesenjangan antara tingkat kepentingan yang diharapkan dan

yang aktual dalam menciptakan kesuksesan implementasi Manajemen

Pengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk?

3. Bagaimana faktor lingkungan sosial mempengaruhi kesuksesan

implementasi Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever Indonesia Tbk?

Page 16: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

4

1.3. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi penerapan Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever

Indonesia Tbk.

2. Menganalisis kesenjangan antara tingkat kepentingan yang diharapkan

dan tingkat kepentingan aktual dari atribut lingkungan sosial dalam

menciptakan kesuksesan implementasi Manajemen Pengetahuan pada PT

Unilever Indonesia Tbk.

3. Menganalisis faktor-faktor lingkungan sosial yang mempengaruhi

kesuksesan implementasi Manajemen Pengetahuan pada PT Unilever

Indonesia Tbk.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitan ini adalah:

1. Memberikan gambaran mengenai atribut dan faktor di lingkungan sosial

yang mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan

sehingga dapat menjadi informasi penunjang dalam perumusan strategi

pada PT Unilever Indonesia Tbk.

2. Memberikan informasi bagi pihak lain yang membutuhkan bahan rujukan

untuk penelitian selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.

3. Sebagai bahan pembelajaran, meningkatkan pengetahuan dan penerapan

ilmu-ilmu manajerial.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan pada penelitian ini difokuskan pada lingkungan sosial

(lingkungan sumber daya manusia).

Page 17: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Teoritis Pengetahuan

Pengetahuan kini sudah disadari oleh para pelaku bisnis dan

akademisi sebagai sumber daya yang lebih penting dibandingkan dengan

sumber daya fisik perusahaan seperti sumber daya finansial, bangunan, tanah,

mesin, dan sumber daya yang bersifat tangible lainnya (Sangkala, 2007).

Nonaka dan Toyama (2005) berpendapat bahwa pengetahuan merupakan

kepercayaan yang dapat dipertanggungjawabkan (justified true believe).

Pengetahuan merupakan campuran dari pengalaman, nilai, informasi

kontekstual, pandangan pakar dan intuisi mendasar yang memberikan suatu

lingkungan dan kerangka untuk mengevaluasi dan menyatukan pengalaman

baru dengan informasi (Davenport et al., 1998). Menurut Nonaka dan Konno

(1998), pengetahuan terdiri dari dua jenis, yaitu explicit knowledge dan tacit

knowledge. Explicit knowledge adalah jenis pengetahuan yang dapat

diekspresikan dalam bentuk kata-kata dan angka, serta dapat disampaikan

dalam bentuk data, formulasi ilmiah, spesifikasi, manual, dan sebagainya.

Pengetahuan jenis ini dapat segera diteruskan dari satu individu ke individu

lainnya secara formal dan sistematis.

Tacit Knowledge adalah pengetahuan yang bersifat sangat personal

dan sulit untuk dirumuskan, dikomunikasikan atau disampaikan kepada orang

lain. Pemahaman subjektif, intuisi dan firasat termasuk ke dalam jenis

pengetahuan ini. Terdapat dua jenis dimensi dalam tacit knowledge yaitu

dimensi teknik dan dimensi kognitif. Dimensi teknik meliputi jenis-jenis

keahlian atau keterampilan informal personal yang biasa disebut dengan

"know-how". Dimensi kognitif meliputi kepercayaan, ideal dan model mental

yang sangat melekat dalam diri kita dan yang sering kita anggap benar.

Meskipun sulit untuk diungkapkan dalam bentuk kata-kata, dimensi kognitif

dari tacit knowledge membentuk cara kita memandang dunia.

Pengetahuan juga didefinisikan dalam empat level operasional

menurut pendekatan Quinn et al. dalam Yuliazmi (2005), yaitu know what,

Page 18: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

6

know how, know why dan care why. Penjelasan mengenai empat level

operasional pengetahuan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Know what atau cognitive knowledge

Merupakan pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan, pembelajaran,

dan kualifikasi formal. Level ini sangat penting bagi perusahaan namun

umumnya masih kurang mencukupi bagi kesuksesan komersial.

b. Know how – merupakan aplikasi praktis

Pada level ini, apa yang telah didapat pada level 1 diterjemahkan dalam

pelaksanaan. Pada tahap ini merupakan area dimana pengetahuan

menambahakan nilai dalam suatu organisasi melalui kemampuan untuk

menterjemahkan pengetahuan yang bersifat teoritis menjadi eksekusi yang

efektif.

c. Know why – disebut juga system understanding

Merupakan pengetahuan terdalam dari jaringan hubungan sebab akibat

yang ada pada suatu disiplin ilmu. Level ini memungkinkan profesional

untuk berpindah-pindah dari pelaksanaan kerja ke pemecahan masalah

yang lebih besar dan kompleks serta menciptakan solusi baru bagi

permasalahan yang baru.

d. Care why – tahap lanjutan dari kreativitas diri (self-motivated creation)

Merupakan level dimana inovasi radikal dapat terjadi melalui lompatan

imajinatif dan pemikiran lateral.

Empat level operasional dari definisi pengetahuan ini digambarkan

seperti tangga yang bertingkat dari kiri bawah ke kanan atas, dimana semakin

ke atas level operasional pengetahuan maka semakin tinggi nilai yang

diberikan kepada perusahaan dan semakin ke kanan level operasional

pengetahuan maka semakin meningkatkan modal dalam diri manusia (human

capital). Gambar empat level operasional pengetahuan dapat dilihat pada

Gambar 1. Berdasarkan “Model Skandia” yang di adaptasi dari buku Setiarso

et al. (2009) bahwa human capital bersama dengan structural capital akan

menghasilkan intellectual capital yang kemudian intellectual capital disebut-

sebut sebagai salah satu faktor kesuksesan dan memiliki kedudukan strategis

dalam konteks kinerja dan kemajaun suatu organisasi atau masyarakat.

Page 19: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

7

Increasing value

to the organization

Increasing Human Capital

Gambar 1 : Level operasional dari definisi pengetahuan (Davidson et al.dalam Yuliazmi, 2005)

2.2. Penciptaan Pengetahuan dalam Organisasi

Pengetahuan diciptakan melalui penyatuan antara pemikiran dan

tindakan dari individu yang saling berinteraksi dan melebihi batas-batasan

yang bersifat organisasi (Nonaka dan Toyama, 2005). Pengetahuan

didefinisikan sebagai sebuah proses dinamik mengenai pembenaran terhadap

keyakinan seseorang melalui pengungkapan suatu “kebenaran” (Nonaka dan

Takeuchi, 1995 dikutip dari Nonaka dan Toyama, 2007). Dalam tradisi lama

Western epistemology, pengetahuan didefinisikan sebagai “justified true

believe”. Definisi ini memberikan kesan bahwa pengetahuan merupakan

sesuatu yang bersifat objektif, absolut dan bebas konteks. Namun demikian,

manusialah yang memegang dan menilai suatu keyakinan/kepercayaan

tersebut.

Keberadaan pengetahuan tidak bisa terlepas dari subjektifitas manusia

dan konteks di sekitar manusia. Penilaian seseorang terhadap suatu

“kebenaran” berbeda-beda, tergantung dari siapa orang itu (nilai) dan dari

sudut pandang mana seseorang itu melihat (konteks). Teori perusahaan

berbasis pengetahuan memandang manusia sebagai individu yang saling

berbeda dan keberadaannya tidak dapat digantikan antara satu dengan

lainnya. Mereka dapat mengubah diri mereka dan lingkungan sekitarnya

melalui pemikiran terhadap pertanyaan-pertanyaan seputar keberadaan

mereka.

Care why

Know why

Know how

Know what

Page 20: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452
Page 21: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

9

Gambar 2. Komponen utama perusahaan berbasis pengetahuan (Nonaka danToyama, 2005)

Visi pengetahuan (knowledge vision) memberikan arahan kepada

penciptaan pengetahuan serta arahan kepada perusahaan untuk berkenan

terhadap penciptaan pengetahuan yang berada di luar kemampuan perusahaan

sehingga menentukan bagaimana perusahaan tersebut mampu terus

berkembang dalam jangka waktu yang lama. Selain itu, visi pengetahuan juga

mengilhami para anggota organisasi untuk tertarik dengan ha-hal yang

berhubungan dengan intelektualitas sehingga mendorong mereka untuk

menciptakan pengetahuan. Agar pengetahuan dapat diciptakan dan diakui

sebagai visi pengetahuan perusahaan, perusahaan perlu sebuah konsep dan

tujuan yang kongkrit, atau suatu standar tindakan untuk menghubungkan visi

dengan proses penciptaan pengetahuan berupa percakapan (dialogue) dan

praktik. Konsep/tujuan/standar tindakan ini disebut dengan mendorong

pegetahuan (Knowledge driven) karena hal tersebut mendorong terciptanya

proses penciptaan pengetahuan.

Visi (apa?)

Percakapan(mengapa?)

Menggerak-kan Tujuan

Praktek(bagaimana?)

Tacit Knowledge (Subjektifitas)

Explicit Knowledge (Objektifitas)

Ba(shared context)

Aset pengetahuan

Lingkungan (Ekosistem)

Page 22: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

10

Perpaduan dapat tercipta melalui pemikiran dan tindakan dialektikal.

Perpaduan dalam penciptaan pengetahuan dapat tercipta melalui percakapan

(dialogue). Melalui percakapan memungkinkan seseorang untuk

mengeluarkan pendapatnya dan menemukan solusi baru atas adanya

pertentangan pendapat dalam percakapan tersebut. Percakapan juga

merupakan sebuah metode yang efektif untuk mengeluarkan tacit knowledge

seseorang menjadi explicit knowledge (externalization) dan untuk

memadukan explicit knowledge kemudian memperdalam pengetahuan

tersebut serta menciptakan pengetahuan baru (combination). Praktik

memegang peranan penting dalam proses sharing tacit knowledge

(socialization). Praktik juga merupakan cara yang efektif dalam mewujudkan

explicit knowledge dengan cara menyambungkan kembali pengetahuan ini ke

sebuah konteks tertentu untuk kemudian mengarahkannya menjadi tacit

knowledge (internalization).

Ba merupakan dasar dari kegiatan penciptaan pengetahuan, tempat

berlangsungnya percakapan dan praktik dialektikal untuk menciptakan visi

dan mendorong pencapaian tujuan organisasi. Aset pengetahuan tercipta dari

proses penciptaan pengetahuan melalui percakapan dan praktik yang

dilakukan di dalam ba. Intisari dari aset pengetahuan adalah harus dibangun

dan digunakan secara internal dalam rangka merealisasikan nilai penuh, dan

oleh karena itu tidak dapat diperjualbelikan (Teece, 2000 dikutip dari Nonaka

dan Toyama, 2005). Penjelasan terakhir mengenai komponen utama

perusahaan berbasis pengetahuan adalah lingkungan. Lingkungan merupakan

ekosistem pegetahuan yang terdiri dari multi-layered ba dimana

keberadaannya melewati batasan organisasional dan terus menerus

mengalami perkembangan.

2.3. Pengertian Manajemen Pengetahuan

Manajemen pengetahuan merupakan sistem yang memungkinkan

perusahaan menyerap pengetahuan, pengalaman, dan kreativitas para stafnya

untuk perbaikan kinerja perusahaan serta merupakan suatu proses yang

menyediakan cara sehingga perusahaan dapat mengenali di mana aset

Page 23: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

11

intelektual kunci berada, menangkap ukuran aset intelektual yang relevan

untuk dikembangkan (Sangkala, 2007). Menurut Setiarso et al. (2009)

manajemen pengetahuan adalah proses mengubah tacit knowledge menjadi

explicit knowledge.

Karakteristik berbagai aktivitas manajemen pengetahuan, yaitu terdiri

dari:

1. pengembangan database organisasi mengenai pelanggan, masalah yang

bersifat umum dan serta pemecahannya;

2. mengenali para ahli internal, memperjelas apa yang mereka ketahui, dan

mengembangkan kamus yang menjelaskan sumber daya internal kunci

dan mengenali bagaimana menemukannya;

3. mendapatkan dan menangkap pengetahuan dari para ahli tersebut untuk

disebarkan ke yang lain;

4. mendesain struktur pengetahuan yang membantu mengelola informasi

dalam suatu cara yang dapat diakses dan siap untuk diaplikasikan;

5. menciptakan forum bagi orang-orang yang ada di dalam perusahaan

untuk berbagi pengalaman dan ide, baik dalam bentuk tatap muka,

berkomunikasi melalui internet, web site, chatting room, e-mail, dan lain-

lain;

6. memanfaatkan groupware sehingga memungkinkan berbagai macam

orang di lokasi yang berbeda dapat berkomunikasi untuk menyelesaikan

masalah secara bersama-sama, dan mencatat informasi di dalam suatu

domain pengetahuan yang telah dipilih;

7. bertindak untuk mengenali, mempertahankan talenta orang-orang yang

memiliki pengetahuan yang diperlukan di dalam bidang kegiatan utama

bisnis;

8. mendesain pelatihan dan aktivitas pengembangan lainnya untuk menilai

dan membangun pengetahuan internal;

9. menerapkan praktik penghargaan pengakuan, dan promosi yang

mendorong berlangsungnya kegiatan berbagi informasi antaranggota

maupun antarunit dalam organisasi;

Page 24: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

12

10. membantu pekerjaan serta menyediakan alat-alat yang mendukung

kinerja sehingga memungkinkan setiap orang menilai dan menerapkan

pengetahuan apabila diperlukan;

11. mamaknai database pelanggan, produk, transaksi, atau hasil dengan

mengenali kecenderungan dan menggali informasi sebanyak mungkin;

12. mengukur modal intelektual di dalam upaya mengelola pengetahuan

yang lebih baik;

13. menangkap dan menganalisis informasi yang terkait dengan perhatian

pelanggan, pilihan-pilihan, dan kebutuhan dari lapangan, front line atau

personil bagian pelayanan didorong untuk mampu memahami dengan

lebih baik terhadap kecenderungan pelanggan;

2.4. Faktor-Faktor Pendukung Manajemen Pengetahuan

Pengetahuan seringkali berbentuk tacit dan terdapat dalam diri setiap

individu (Nonaka dan Toyama, 2002), kondisi ini menjadikan pengetahuan

sebagai aset perusahaan yang sulit untuk dievaluasi dan dikelola. Mengingat

pentingnya pengetahuan sebagai aset perusahaan yang mampu menghasilkan

keunggulan bersaing, maka perusahaan harus berusaha untuk terus

menciptakan pengetahuan di dalam organisasinya dengan cara mendorong

setiap indvidu untuk menciptakan pengetahuan. Keseluruhan tahap-tahap

penciptaan pengetahuan akan lebih efektif bila dibarengi suatu kondisi yang

memungkinkan proses penciptaan pengetahuan dapat berlangsung dengan

baik (Sangkala, 2007). Kondisi ini biasa disebut dengan enabler

condition/context yang paling kurang dapat dipicu oleh tiga faktor utama

yaitu kondisi sumber daya manusia (sosial), organisasi dan teknologi.

2.4.1 Kondisi Sumber Daya Manusia (Sosial)

Kunci penciptaan pengetahuan dalam organisasi berlangsung di

dalam interaksi sosial. Modal sosial dalam hal ini dimaknai sebagai

sejumlah sumber daya yang ada dan potensial di dalam organisasi, yang

tersedia melalui dan didorong dari jaringan hubungan yang dimiliki oleh

satu unit sosial (Sangkala, 2007).

Page 25: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

13

Menurut Sangkala (2007), faktor manusia dalam penciptaan

pengetahuan berfokus pada upaya bagaimana memicu orang untuk

melakukan apa yang dapat ia lakukan, berfokus pada kemungkinan tingkat

keterampilan karyawan, dan peran karyawan yang dapat dia lakukan dalam

organisasi. Kondisi sumber daya manusia yang seharusnya tercipta dan

dibangun secara terus menerus dalam organisasi utuk mendorong

penciptaan pengetahuan yaitu perhatian, penilaian, pemberdayaan,

kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi dan pekerja atau aktivis

manajemen.

Perhatian memberikan rasa hangat antar karyawan sehingga

tercipta suasana yang membuat karyawan lebih membuka pikirannya

kepada orang lain, untuk lebih terlibat dalam percakapan dengan orang

lain dan berupaya mempertimbangkan keyakinannya. Kondisi ke dua yaitu

penilaian, karyawan akan lebih termotivasi untuk berpartisipasi dalam

proses penciptaan pengetahuan ketika adanya insentif dari perusahaan

Kondisi selanjutnya yaitu pemberdayaan karyawan. Pemberdayaan

karyawan dapat memberikan rasa kepemilikan karyawan terhadap

perusahaan, karena melalui pemberdayaan ini karyawan akan merasa

dihargai keahliannya oleh atasan. Karyawan akan mampu meningkatkan

keahliannya sendiri. Kondisi ini dipercaya dapat meningkatkan motivasi

karyawan dalam menciptakan pengetahuan. Situasi sosial yang sangat

penting untuk diciptakan yaitu adanya kepercayaan antar karyawan. Sifat

saling percaya antar karyawan menjadi prasyarat bagi setiap orang untuk

berbagi ide-ide, informasi dan pengetahuan.

Otonomi karyawan yaitu suatu kondisi di mana setiap karyawan

dapat bergerak dan bertindak secara otomatis terhadap suatu keadaan

tertentu. Kondisi ini dapat meningkatkan kemungkinan karyawan

termotivasi untuk menciptakan pengetahuan baru Selanjutnya, kondisi

sosial yang mendukung penciptaan pengetahuan organisasi yaitu

pengungkitan kompetensi. Pengungkitan kompetensi dapat merangsang

terjadinya berbagi pengetahuan karena penciptaan keterampilan dan

transfer pengetahuan didorong dengan kesadaran. Kondisi sosial yang

Page 26: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

14

terakhir yaitu pekerja/aktivis pengetahuan. Pekerja pengetahuan adalah

pimpinan proyek penciptaan pengetahuan. Ia sekaligus mengelola dan

menyimpan pengetahuan, mencari kemungkinan pengetahuan baru,

menilai dan mengklasifikasi komponen pengetahuan, mendukung pusat

kompetensi, dan mendorong setiap orang untuk memakai program tersebut

dengan cara-cara yang lebh baik. (Sangkala, 2007).

Dari hasil beberapa studi mengenai menejemen pengetahuan, Choi

(2004) mengatakan bahwa terdapat beberapa faktor kritis lingkungan

sumber daya manusia yang mempengaruhi kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan di suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut yaitu

pelatihan karyawan, keterlibatan karyawan, kerja tim, pemberdayaan

karyawan dan kepemimpinan manajemen puncak. Setiarso et al (2009)

mengatakan bahwa nilai dan kepercayaan, motivasi dan komitmen, serta

insentif (reward) untuk knowledge sharing merupakan bagian dari budaya

lingkungan yang perlu dibangun dalam implementasi manajemen

pengetahuan.

2.4.2 Kondisi Organisasi

Kondisi organisasi yang mampu mendukung terciptanya

pengetahuan adalah organisasi yang memiliki karakter pembelajar.

Organisasi yang memiliki karakter pembelajar harus memiliki tujuan

berbasis pengetahuan dan mampu menerapkannya kepada seluruh

karyawan. Ketika tujuan organisasi telah tertanam dalam diri setiap

karyawan maka komitmen akan tumbuh dan berkembang di setiap diri

karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan semangat para

karyawan untuk menciptakan pengetahuan.

Waktu yang dibutuhkan untuk mempertukarkan pengetahuan

cukup banyak. Oleh karena itu, seharusnya organisasi memberikan

keluangan waktu bagi para karyawannya dalam berbagi pengetahuan dan

belajar berbagai kompetensi baru. Terdapat beberapa unsur penting

lainnya yang perlu diperhatikan dalam membentuk kondisi organisasi yang

memiliki karakter pembelajar, yaitu: fluktuasi dan kekacaun kreatif yang

pada akhirnya akan mendorong penciptaan pengetahuan baru; adanya

Page 27: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

15

sistem yang terintegrasi ke dalam proses pekerjaan sehari-hari; redudansi,

yaitu informasi yang melampaui keperluan operasional anggota organisasi

yang pada akhirnya mampu membantu anggota organisasi memahami

kegiatannya dari berbagai perspektif, membuat pengetahuan organisasi

lebih cair dan lebih mudah dipraktikkan; menanamkan visi pengetahuan;

mengelola percakapan; mengglobalkan pengetahuan lokal; ukuran yang

dijadikan acuan dalam menilai dan mengukur setiap aktivitas berbagai

pengetahuan; pejuang pengetahuan; iklim keterbukaan; keperluan yang

beragam; komunitas; kolaborasi; dan dialog.

2.4.3 Kondisi Teknologi

Teknologi dalam proses penciptaan pengetahuan adalah sebagai

fasilitator antara orang dengan orang lain dalam berbagi pengetahuan serta

sebagai alat untuk mengeksplisitkan pengetahuan. Bentuk teknologi

komunikasi dan informasi yang membantu proses penciptaan dan berbagi

pengetahuan antara lain berupa tempat penyimpanan pengetahuan

(knowledge repository). Tempat penyimpanan pengetahuan memiliki

koleksi komponen pengetahuan yang telah disusun isinya. Skema

pengklasifikasian isi atau taksonomi digunakan untuk mengelola

penyimpanan pengetahuan dalam memfasilitasi pengelompokkan,

penyortiran, memvisualisasikan, pencarian, publikasi, perbaikan dan

pengendalian (Sangkala, 2007).

2.5. Manajemen Pengetahuan pada Organisasi

Pengelolaan pengetahuan merupakan cara organisasi mengelola

karyawan mereka dan berapa lama mereka menghabiskan waktu untuk

menggunakan teknologi informasi (Setiarso et al., 2009). Hal ini disebabkan

oleh adanya berbagai fakta yang menjelaskan bahwa aset pengetahuan

sebagian besar tersimpan dalam pikiran setiap individu karyawan yang

disebut dengan tacit knowledge. Pengetahuan jenis ini sulit untuk

diungkapkan secara jelas, sulit dipindahkan kepada orang lain dan tersimpan

dalam pikiran masing-masing individu karyawan organisasi sehingga

Page 28: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

16

dibutuhkan pengelolaan pengetahuan karyawan untuk mengubah tacit

knowledge menjadi explicit knowledge.

Setiarso et al. (2009) menyebutkan dalam bukunya bahwa manajemen

pengetahuan yang sukses sebaiknya ditinjau dari ketiga komponen yang

kritis, yaitu:

Alur pengetahuan yang benar dan sumber yang dilimpahkan ke

organisasi/institusi.

Teknologi tepat yang disimpan dan dapat mengkomunikasikan

pengetahuan tersebut.

Budaya tempat kerja yang benar, sehingga karyawan termotivasi untuk

memanfaatkan pengetahuan.

Komponen kritis yang terakhir sangat berkaitan dengan lingkungan

sumber daya manusia. Pemanfaatan pengetahuan oleh para karyawan ini

merupakan sumber dari peningkatan human capital yang kemudian akan

meningkatkan intellectual capital perusahaan. Intellectual capital merupakan

kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transfer, dan

mengimplementasikan pengetahuan (Rupidara, 2008).

2.6. Penelitian Terdahulu

Choi (2004) melakukan penelitian mengenai faktor lingkungan

sumber daya manusia yang mendukung manajemen pengetahuan pada

beberapa perusahaan di Amerika Serikat yang tergabung ke dalam Gallup

Organization’s client database. Penelitian ini bertujuan untuk

mengidentifikasi perbedaan antara nilai yang diharapkan dan nilai aktual

atribut dalam faktor lingkungan sumber daya manusia terhadap kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan serta untuk mengembangkan dan

menjelaskan secara empiris mengenai pengaruh faktor lingkungan sumber

daya manusia terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.

Metode penelitian yang digunakan adalah uji deskriptif, uji t, dan regresi

berganda dengan signifikansi alfa yang digunakan yaitu 0,05.

Faktor lingkungan sumber daya manusia yang diujikan dalam

penelitian ini meliputi pelatihan karyawan, keterlibatan karyawan, kerja tim,

Page 29: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

17

pemberdayaan karyawan dan kepemimpinan manajemen puncak. Hasil

penelitian yang dilakukan Choi ini menunjukkan bahwa atribut yang memiliki

nilai harapan tertinggi adalah semangat kerjasama dan kerja tim, sedangkan

atribut yang memiliki nilai aktual tertinggi terhadap implementasi manajemen

pengetahuan adalah dukungan manajemen puncak terhadap pemanfaatan

sistem manajemen pengetahuan.

Hasil penelitian Choi (2004) berikutnya yaitu faktor-faktor lingkungan

sumber daya manusia yang mempengaruhi kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan. Faktor yang sangat berpengaruh terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan yaitu kepemimpinan

manjemen puncak dengan nilai probability 0,000. Sehingga hipotesis 1 pada

penelitian ini diterima yaitu bahwa kepemimpinan manajemen puncak akan

berkorelasi positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan. Faktor-faktor sumber daya manusia lainnya yaitu kerja tim,

keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan dan pelatihan karyawan

tidak berkorelasi positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan. Namun demikian, faktor kerja tim dan keterlibatan karyawan

dapat berkorelasi positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan dengan alfa sebesar 0,10.

Page 30: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Memasuki era pengetahuan yaitu era dimana pengetahuan berhasil

diaplikasikan pada pengetahuan itu sendiri, dibutuhkan strategi yang tepat

agar dapat survive dan memenangi persaingan bisnis dalam era globalisasi

saat ini. Setiap perusahaan harus memiliki dan mampu membangun

perusahaan berbasis pengetahuan (knowledge based enterprise) melalui

pengelolaan pengetahuan atau knowledge management (Human Capital

Magazine, 2007).

Menurut Sangkala (2007), beberapa faktor kunci lingkungan sumber

daya manusia yang mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan perusahaan yaitu perhatian, penilaian, pemberdayaan,

kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi dan pekerja atau aktivis

pengetahuan. Menurut Choi (2004) faktor kritis lingkungan sumber daya

manusia yang mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan adalah pelatihan karyawan, keterlibatan karyawan, kerja tim,

pemberdayaan karyawan dan kepemimpinan manajemen puncak. Pendapat

Choi (2004) ini hampir sama dengan beberapa faktor kritis lingkungan

sumber daya manusia yang disebutkan oleh Sangkala (2007), hanya saja

terdapat perbedaan istilah. Sangkala (2007) memberikan istilah pelatihan

dengan sebutan pengungkitan kompetensi karyawan, kepemimpinan

manajemen puncak dengan sebutan pekerja /aktivis pengetahuan.

Berdasarkan acuan Sangkala (2007) dan Choi (2004), maka faktor-

faktor lingkungan sumber daya manusia yang akan diujikan dalam penelitian

kali ini yaitu perhatian, penilaian, kepercayaan, otonomi, kerja tim,

pengungkitan kompetensi, keterlibatan karyawan, pemberdayaan

karyawan dan kepemimpinana manajemen puncak. Faktor-faktor lingkungan

sumber daya manusia ini kemudian akan diuji pengaruhnya terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan. Menurut Setiarso et al.

(2009) salah satu komponen kritis yang dijadikan sebagai kategori kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan adalah budaya tempat kerja yang

Page 31: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

19

benar, sehingga karyawan termotivasi untuk memanfaatkan pengetahuan.

Pemanfaatan pengetahuan oleh para karyawan ini merupakan sumber dari

peningkatan human capital yang kemudian akan meningkatkan intellectual

capital perusahaan. Sehingga hasil akhir atau tolak ukur kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan dalam penelitian ini yaitu intellectual

capital. Secara ringkas, kerangka pemikiran penelitian diilustrasikan pada

Gambar 3.

Gambar 3. Kerangka pemikiran penelitian

Persaingan bisnisdalam eraglobalisasi

Visi dan Misi PTUnilever

Indonesia Tbk.

Era revolusiinformasi

Strategi membangunperusahaan berbasis

pengetahuan

Uji t : Perbandinganderajat kepentingan yangdiharapkan dengan derajat

kepentingan aktual

Analisis Regresi berganda: Keterkaiatan hubunganpengaruh atribut terhadapkeberhasilan penerapanmanajemen pengetahuan

Rekomendasi strategiperusahaan

Faktor pendukung kondisi lingkungan sumber daya manusiayang mempengaruhi keberhasilan penerapan manajemenpengetahuan:1. Perhatian 6. Pengungkitan Kompetensi2. Penilaian 7. Keterlibatan Karyawan3. Kepercayaan 8. Pemberdayaan Karyawan4. Otonomi 9. Kepemimpinan Manajemen Puncak5. Kerja Tim

Page 32: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

20

Uji t digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan antara tingkat

kepentingan yang diharapkan dengan kepentingan aktual terhadap atribut-

atribut yang menyusun faktor kunci lingkungan sumber daya manusia.

Tingkat signifikan (alpha) yang digunakan pada uji statistik ini adalah 0,05.

Analisis regresi berganda untuk menjelaskan hubungan dari 9 variabel

independen (perhatian, penilaian, kepercayaan, otonomi, kerja tim,

pengungkitan kompetensi, keterlibatan karyawan, pemberdayaan karyawan

dan kepemimpinana manajemen puncak) terhadap kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan.

Instrumen pengukuran yang digunakan pada penelitian ini yaitu

berupa wawancara dengan pihak manajemen perusahaan serta kuesioner yang

diisi oleh karyawan dan pihak manajemen terkait. Kuesioner yang digunakan

dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis. Kuesioner pertama menanyakan

sebanyak dua puluh sembilan pertanyaan mengenai tingkat kepentingan yang

diharapkan dan tingkat kepentingan aktual atribut dari setiap faktor

lingkungan sumber daya manusia. Kuesioner yang kedua yaitu untuk

mengidentifikasi faktor lingkungan sumber daya manusia yang

mempengaruhi kesuksesan penerapan manajemen pengetahuan dalam

perusahaan. Berdasarkan pada studi literatur, terdapat sembilan hipotesis

yang akan diuji kebenarannya, yaitu :

H1: Besarnya tingkat perhatian antarkaryawan dan antara pihak

manajemen dengan karyawan berkorelasi positif terhadap kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan.

H2: Tingginya penilaian yang diberikan kepada karyawan berkorelasi

positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.

H3: Tingginya rasa kepercayaan yang diberikan antarkaryawan dan antara

pihak manajemen dengan karyawan berkorelasi positif terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.

H4: Besarnya tingkat otonomi yang diberikan pemimpin kepada karyawan

berkorelasi positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan.

Page 33: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452
Page 34: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

22

1 = sangat tidak penting 2 = tidak penting 3 = cukup penting

4 = penting 5 = sangat penting

Pada penelitian mengenai tingkat kinerja aktual terhadap penerapan

atribut dari setiap faktor kunci lingkungan sumber daya manusia, skala likert

juga dimulai dari nilai satu sampai lima dengan keterangan nilai sebagai

berikut:

1 = sangat tidak baik 4 = baik

2 = tidak baik 5 = sangat baik

3 = cukup baik

Kuesioner yang kedua digunakan untuk mengidentifikasi besarnya

pengaruh antara sembilan faktor lingkungan sumber daya manusia terhadap

pencapaian kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan. Selain itu,

kuesioner ke dua ini juga digunakan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat

penerapan manajemen pengetahuan yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Pada penelitian dengan menggunakan kuesioner atau wawancara,

maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun

lisan. Ukuran responden diperoleh dengan berdasarkan perhitungan secara

matematis menggunakan rumus Slovin berikut:= ……………………………….......................................................(1)

Keterangan:

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

e = Kesalahan yang dapat ditolerir

Jumlah karyawan di gedung PT. Unilever Indonesia Tbk adalah 600

orang. Tingkat kesalahan yang dapat ditolerir (e) ditentukan sebesar 0,1 atau

10 persen, maka jumlah sampel yang dibutuhkan minimal sebesar :

= 6001 + 600(0,1)n = 85,7 86 orang

Page 35: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

23

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data

3.4.1 Uji Validitas

Validitas dapat didefinisikan sebagai ukuran untuk menilai

apakah alat ukur yang digunakan benar-benar mampu memberikan nilai

peubah yang ingin diukur (Juanda, 2009). Pengujian validitas dilakukan

dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Uji validitas

menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah valid jika nilai r hitung

lebih besar (>) dari nilai r tabel. Rumus korelasi product moment adalah

sebagai berikut:

= (∑ ) (∑ ∑ )∑ (∑ ) ∑ (∑ ) …………………………………...(2)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi

X = Skor butir-butir pertanyaan

Y = Skor total

n= Jumlah responden

3.4.2 Uji Reliabilitas

Menurut Juanda (2009), reliabilitas dapat didefinisikan sebagai

ukuran untuk menilai apakah alat ukur yang digunakan mampu

memberikan nilai pengukuran yang konsisten. Uji realibilitas

menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah reliabel jika nilai hitung

alfa lebih besar (>) dari nilai r tabel. Pengujian realibilitas dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, dengan rumus

Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:∝ = 1 − ∑ …………………………………………...(3)

Rumus varian yang digunakan adalah:= ∑ (∑ )…………………………………………(4)

Page 36: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

24

Keterangan:

α = Realibilitas instrumen/koefisien alfa

k = Banyak butir pertanyaan

= Varian total∑ = Jumlah varian butir

X = Nilai skor yang dipilih

n = Jumlah responden

3.4.3 Analisa Deskriptif

Analisis ini bersifat uraian atau penjelasan dengan membuat

tabel-tabel, mengelompokkan, dan menganalisis data berdasarkan pada

hasil jawaban kuesioner yang diperoleh dari tanggapan responden

dengan menggunakan tabulasi data. Statistika deskriptif berusaha

menjelaskan atau menggambarkan berbagai karakteristik data, seperti

rata-rata, median, maupun variasi data.

3.4.4 Uji t

Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata

populasi yang digunakan sebagai pembanding dengan rata-rata sebuah

sampel. Dari hasil uji ini akan diketahui rata-rata populasi yang

digunakan sebagai pembanding berbeda atau tidak berbeda secara

signifikan dengan rata-rata sebuah sampel.

Langkah-langkah pengujian dalam uji t adalah sebagai berikut:

1. Menentukan hipotesis

H0 : Rata-rata tingkat kepentingan yang diharapkan tidak berbeda

dengan rata-rata tingkat kepentingan aktual

Ha : Rata-rata tingkat kepentingan yang diharapkan berbeda dengan

rata-rata tingkat kepentingan aktual

2. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi α =

5 persen. Tingkat signifikansi dalam penelitian ini berarti mengambil

risiko salah dalam mengambil keputusan untuk menolak hipotesis

yang benar sebanyak-banyaknya 5 persen.

3. Menentukan t hitung

Page 37: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

25

4. Menentukan t tabel

Tabel distribusi t dicari pada α = 5 persen : 2 = 2,5 persen (uji dua

sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-1 atau 86-1 = 85. Nilai t tabel

adalah sebesar 1,988

5. Kriteria Pengujian

Ho diterima dan Ha ditolak jika –t tabel ₤ t hitung ₤ t tabel. Ho

ditolak dan Ha diterima jika –t hitung < -t tabel atau t hitung> t tabel.

6. Membandingkan t hitung dengan t tabel dan probabilitas

7. Membuat kesimpulan

3.4.5 Regresi Linier berganda

Berdasarkan Mattjik dan Sumertajaya (2000), persamaan

regresi linier berganda adalah persamaan regresi dengan satu peubah

tak bebas (Y) dengan lebih dari satu peubah bebas (X1, X2, .....Xp).

Hubungan antara peubah-peubah tersebut dapat dirumuskan dalam

bentuk persamaan:

Yi = 0 + 1X1i + 2X2i + ..... +pXpi + i ......................................(5)

Bila dituliskan dalam bentuk matriks:

Y = X + .......................................................(6)

Keterangan:

Y = Peubah tak bebas

X = Peubah bebas

= Kemiringan /gradien

= Simpangan

Beberapa asumsi yang mendasari model tersebut adalah:

i. i menyebar saling bebas mengikuti sebaran normal (0, 2),

ii. i memiliki ragam homogen atau disebut juga tidak adanya masalah

heteroskedasitas,

iii. i tidak adanya hubungan antar peubah X (E(Xi, Xj) = 0, untuk

semua i ≠ j) atau sering juga disebut tidak ada masalah kolinier, dan

iv. i bebas terhadap peubah X.

Page 38: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

26

Keterandalan model dapat dilihat menggunakan koefisien

determinasi (R2). Semakin besar nilai R2 berarti model semakin mampu

menerangkan perilaku peubah Y. Kisaran dari nilai R2 mulai dari 0

persen sampai 100 persen. Besarnya nilai koefisien determinasi dapat

dihitung sebagai berikut:= = = 1 − ...........................................(7)

Keterangan:

R2 = Koefisien determinasi

JKR = Jumlah kuadrat regresi

JKG= Jumlah kuadrat galat

JKT = Jumlah kuadrat total

Page 39: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah PT Unilever Indonesia, Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk (“Perseroan”) berdiri pada tanggal 5

Desember 1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. Pada tahun

inilah, Perseroan mulai beroperasi secara komersial. Nama Perseroan

diubah menjadi “PT Unilever Indonesia” pada 22 Juli 1980 berdasarkan

akta No. 1771 oleh notaris Mrs. Kartini Muljadi SH. Perseroan mengalami

perubahan nama lagi menjadi “PT Unilever Indonesia Tbk” pada 30 Juni

1997 oleh notaris Tn. Mudofir Hadi SH dengan akta No.92. Perubahan

nama Perseroan ini juga disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam surat

keputusan No. C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan

diumumkan dalam Berita Negara No.2620 tanggal 15 Mei 1998 Tambahan

No.39. Kantor pusat Perseroan berlokasi di Jalan Jenderal Gatot Subroto

Kav.15, Jakarta.

Perseroan mendapatkan izin dari Ketua Badan Pengawas Pasar

Modal (Bapepam) No.SI-009/PM/E/1981 untuk mendaftarkan 15 persen

sahamnya ke dalam Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya pada

tanggal 16 November 1981. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham

Tahunan tanggal 24 Juni 2003, para pemegang saham setuju untuk

melakukan pemecahan saham (stock split) dengan mengubah nilai nominal

saham dari Rp 100 menjadi Rp 10 per lembar saham.

Kegiatan usaha Perseroan meliputi bidang produksi, pemasaran dan

distribusi barang-barang konsumsi yang meliputi sabun, deterjen, mentega,

makanan dari olahan susu, es krim, minuman dengan bahan pokok teh dan

produk-produk kosmetik. Berdasarkan kesepakatan pada Rapat Umum

Pemegang Saham Tahunan pada 13 Juni 2000, Perseroan juga bergerak

sebagai distributor utama untuk produk-produk Perseroan dan penyedia

pelayanan riset pasar. Akta ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan

Perundang-undangan (dahulu Menteri Kehakiman) Republik Indonesia di

bawah surat keputusan No.C-18482 HT.01.04-TH.2000.

Page 40: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

28

Pada 22 November 2000, Perseroan mengadakan perjanjian

kerjasama dengan PT Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan

perusahaan baru dengan nama PT Anugrah Lever (PT AL). PT AL ini

bergerak dalam bidang produksi, pengembangan, pemasaran dan penjualan

kecap, sambal dan saus lainnya dengan merek dagang Bango, Parkiet dan

Sakura serta merek lainnya di bawah lisensi Perseroan kepada PT AL.

Perseroan mengadakan kerjasama dengan Texchem Resources

Berhard pada 3 Juli 2002, untuk mendirikan perusahaan baru dengan nama

PT Technopia Lever (PT TL). PT TL ini bergerak di bidang distribusi,

kegiatan ekspor dan impor barang dagangan dengan merek Domestos

Nomos. Pada 7 November 2003 Texchem Resources Berhard mengadakan

perjanjian Jual-Beli Saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd., dimana

Texchem Resources Berhard setuju untuk menjual seluruh sahamnya di PT

Technopia Lever kepada Technopia Singapore Pte. Ltd.

Pada Rapat Umum Luar Biasa Pemegang Saham tanggal 8

Desember 2003, Perseroan mendapat persetujuan pihak pemegang saham

minoritas untuk mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari

Unilever Overseas Holding Limited (pihak yang mempunyai hubungan

istimewa). Akuisisi ini dinyatakan efektif pada saat ditandatanganinya

perjanjian jual beli antara Perseroan dengan Unilever Overseas Holdings

Limited pada 21 Januari 2004. Pada 30 Juli 2004. Perseroan melakukan

merger dengan PT KI dimana penggabungan usaha ini dicatat dengan

menggunakan metode seperti penyatuan kepemilikan. Perseroan adalah

pihak yang menerima penggabungan dan setelah penggabungan usaha, PT

KI tidak lagi berstatus sebagai suatu entitas hukum tersendiri.

Penggabungan usaha ini sesuai dengan keputusan Badan Koordinasi Pasar

Modal (BKPM) No.740/III/PMA/2004 pada tanggal 29 Juli 2004.

Pada tahun 2007, Perseroan bekerjasama dengan melakukan

persetujuan conditional untuk membeli merek minuman vitalitas buah-

buahan dari Ultra yaitu “Buavita” dan “Gogo”. Kesepakatan transaksi ini

tercapai pada Januari 2008.

Page 41: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

29

4.1.2 Misi PT Unilever Indonesia, Tbk.

Pada abad ke-19, ketika William Hesketh Lever menetapkan misi

Unilever yaitu "Menjadikan setiap tempat bersih, meringankan kerja

wanita, membantu kesehatan dan meningkatkan personal attractiveness,

bahwa hidup dapat lebih dinikmati dan dihargai bagi orang-orang yang

menggunakan produk Unilever". Vitalitas telah menjadi jantung dari bisnis

Unilever.

Misi Unilever adalah “Menambah Vitalitas dalam Kehidupan”.

Perwujudan dari misi ini yaitu dengan cara memenuhi kebutuhan nutrisi,

kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari dengan produk-produk yang

membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan lebih

menikmati hidup. Melalui misi ini, Unilever berkomitmen untuk

membangun bisnis yang mengarah kepada isu-isu seputar kesehatan dan

nutrisi. Unilever menginginkan agar setiap orang yang menggunakan

produknya merasa senang karena memiliki rambut yang bersinar dan

senyum yang memesona, memiliki rumah yang bersih dan segar, atau

merasa nyaman dengan menikmati secangkir teh, makanan dan snack

sehat. Hal ini disimbolkan ke dalam 25 lambang yang menyusun huruf

“U” sebagai logo Unilever.

4.1.3 Struktur Organisasi

Tata kelola korporasi PT Unilever Indonesia Tbk. meliputi Direksi,

Dewan Komisaris, Pengendali Risiko Perusahaan, Hubungan Perusahaan,

Hubungan Investor, Komite Audit dan sekretaris Perusahaan. Direksi

terdiri dari seorang Presiden Direktur dan tujuh orang anggota Direktur,

yaitu Chief Financial Officer, Supply Chain Director, Human Resources &

Corporate Relations Director, Customer Care Director, Foods Director,

Personal & Home Care Director, dan Ice Cream Director. Struktur

organisasi PT Unilever Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 8.

Tugas pokok Direksi adalah memimpin dan mengelola Perseroan

sesuai dengan tujuan-tujuan Perseroan. Direksi juga bertugas menguasai,

memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan untuk kepentingan

Perseroan. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan di luar

Page 42: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

30

pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat

Perseroan kepada pihak lain dan pihak lain kepada Perseroan. Selain itu,

Direksi berhak menjalankan semua tindakan, baik yang mengenai

pengurusan maupun kepemilikan, dengan batasan sesuai dengan yang

ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan.

Dewan Komisaris terdiri dari seorang Presiden Komisaris dan tiga

orang Komisaris atau lebih. Saat ini PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki

empat orang anggota Dewan Komisaris. Dewan Komisaris melakukan

pengawasan atas pengurusan Direksi dalam menjalankan Perseroan

sebagaimana ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan

dari waktu ke waktu dan memberi nasihat kepada Direksi serta

melaksanakan hal-hal lain seperti ditentukan dalam Anggaran Dasar

Perseroan.

Tim Pengendalian Risiko Perusahaan dipimpin oleh Chief

Financial Officer, dengan anggota yang terdiri dari Group Audit Manager,

Financial Controller, Commercial Manager Division, Business System

Manager dan Corporate Secretary. Tujuan dibentuknya tim ini adalah

untuk membantu Direksi dalam melaksanakan kewajibannya, memastikan

sistem pengendalian risiko dan pengendalian internal yang efektif.

Hubungan Perusahaan dipimpin oleh Direktur Human Resources &

Corporate Relations, dengan anggota yang terdiri dari Corporate

Communiation Manager, General Manager Yayasan Unilever Peduli,

Corporate Secretary, Legal Services Manager, Corporate Industrial

Relations Manager dan General Affairs Manager. Hubungan Perusahaan

bertugas untuk membantu Direksi sehubungan dengan hal-hal eksternal

yang berdampak pada bisnis dan memberi masukan kepada Direksi

tentang tanggung jawab sosial Perseroan dan mengkaji ulang strategi

Corporate Relations Perseroan. Unilever percaya bahwa penjelasan

perkembangan bisnis dan laporan keuangan kepada pemegang saham dan

memahami tujuan merupakan hal yang sangat penting. Chief Financial

Officer bertanggung jawab untuk hubungan dengan investor, dengan

keterlibatan aktif seluruh anggota Direksi dan Corporate Secretary.

Page 43: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

31

Peranan Komite Audit adalah membantu Dewan Komisaris

memenuhi tanggung jawab pengawasan berkaitan dengan integritas

laporan keuangan Perseroan, pengendalian risiko perusahaan dan

pengendalian internal, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan, kinerja

serta keterampilan dan independensi akuntan publik serta kinerja fungsi

audit internal. Komite audit terdiri dari sedikitnya tiga orang anggota,

bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dan diketuai oleh seorang

Komisaris Independen serta Anggota Komite lainnya yang ditunjuk oleh

Dewan Komisaris. Group Audit Manager memastikan agar Komite

memperoleh informasi yang dibutuhkan.

Sekretaris perusahaan memiliki empat tugas utama. Pertama,

sekretaris bertugas mengawasi jalannya Perseroan dengan mengacu

kepada Undang-Undang Perseroan Terbatas, Anggaran Dasar, dan

ketentuan lainnya. Tugas kedua adalah memelihara komunikasi yang

transparan secara berkala dengan pemerintah dan para pemain di pasar

modal yang berkenaan dengan permasalahan tata kelola perseroan,

tindakan korporasi dan transaksi yang materiil. Tugas ketiga yaitu

memberikan informasi terkini yang akurat mengenai Perseroan kepada

para pemegang saham, media, investor, analis dan masyarakat umum.

Tugas yang keempat yaitu menghadiri rapat Direksi dan Dewan

Komisaris, mencatat risalah rapat, memberikan informasi terkini tentang

perubahan peraturan dan dampaknya.

4.1.4 Kegiatan Usaha dan Produk PT Unilever Indonesia Tbk.

Kegiatan usaha PT Unilever Indonesia Tbk. (ULI) meliputi bidang

produksi, pemasaran, distribusi dan penyedia pelayanan riset pasar.

Perseroan memiliki satu kantor pusat, dua kantor penunjang serta dua area

pabrik. Kantor pusat Unilever Indonesia terletak di Graha Unilever, Jl.

Jenderal Gatot Subroto Kav.15 Jakarta, 12930. Kantor penunjang terdiri

dari kantor Consumer Advisory Services di Jl. HR. Rasuna Said Kav. B-9

Kuningan, Jakarta 12910 dan kantor Customer Services & Key Account

Management di Wisma Aldiron Dirgantara, Jl. Gatot Subroto Kav.72

Pancoran, Jakarta 12780.

Page 44: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

32

Pabrik-pabrik Unilever Indonesia dilengkapi dengan proses sistem

pengolahan limbah yang ramah lingkungan. Wilayah pabrik terlihat asri

dengan adanya kebun dan taman di sekeliling area pabrik. Kondisi ini

mengantarkan Unilever Indonesia meraih penghargaan Environment

Excellence Awards pada tahun 2003 dalam Asian Corporate Social

Responsibility Forum serta penghargaan International Energy Globe pada

tahun 2005. Area pabrik Unilever Indonesia terletak di daerah Cikarang

dan Rungkut. Produk-produk Unilever berupa makanan, es krim, dan

produk home care diproduksi di pabrik area Cikarang, Bekasi dengan luas

area 40 hektar. Produk Unilever berupa personal care dan toilet soap di

produksi di pabrik area Rungkut, Surabaya dengan luas area 8,5 hektar.

Penjualan dan distribusi produk-produk Unilever Indonesia

dikelola melalui 17 gudang penjualan dan 400 distributor untuk

menjangkau ratusan outlet di seluruh Indonesia. Unilever Indonesia juga

memproduksi teh, sabun, pasta gigi, produk kecantikan kulit serta es krim

Wall’s untuk dipasarkan ke New Zealand, Australia, negara-negara di

Asia, Afrika and Amerika Latin.

Produk-produk yang dihasilkan oleh Unilever adalah produk yang

dapat menambahkan vitalitas dalam kehidupan, yaitu dengan cara

memenuhi kebutuhan nutrisi, kebersihan dan perawatan pribadi sehari-hari

sehingga konsumen Unilever dapat lebih menikmati hidup, merasa

nyaman, dan berpenampilan baik. Unilever Indonesia membagi produknya

ke dalam empat jenis, yaitu Home Care, Personal Care, Foods dan Es

Krim. Produk yang tergabung dalam Home Care yaitu Rinso, Surf, Viso,

Molto, Domestos No Mos, Sunlight, Close Up, Pepsodent, Super Pell,

Wipol dan Vixal. Dalam kategori Personal Care, produk-produknya

meliputi Lux, Lifebuoy, Rexona, Axe, Citra, Vaseline, Pond’s, Sunsilk,

Dove, dan Clear. Produk yang tergabung dalam kategori Foods yaitu Taro,

Sariwangi, Lipton, Buavita, Blue Band, Royco dan Bango. Produk Es

Krim Unilever yaitu Wall’s yang terdiri dari Conello, Moo, Vienetta,

Paddle Pop, Cornetto Disc, Cornetto Mini, dan lain sebagainya.

Page 45: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

33

4.2. Nilai dan Prinsip Bisnis PT Unilever Indonesia Tbk.

PT Unilever Indonesia Tbk. memegang enam nilai dalam menjalankan

usaha bisnisnya, nilai-nilai tersebut yaitu fokus pada pelanggan, konsumen

dan masyarakat, kerja sama, integritas, mewujudkan sesuatu terjadi, berbagi

kebahagiaan serta kesempurnaan. Ke enam nilai ini selalu berusaha

ditanamkan dan diterapkan di lingkungan kerja perusahaan setiap harinya.

Unilever memiliki prinsip bisnis yang menjabarkan standar

operasional yang harus dilaksanakan oleh semua karyawan Unilever di

seluruh dunia. Prinsip bisnis Unilever ini meliputi standar perilaku, kepatuhan

hukum perusahaan Unilever dan karyawan di setiap negara, lingkungan

karyawan Unilever, cara memperlakukan konsumen, menjalin hubungan

dengan pemegang saham dan mitra dagang, keterlibatan pada masyarakat dan

lingkungan, cara menghadapai inovasi dan persaingan, menjaga integritas

bisnis, cara menghadapi benturan kepentingan, serta bentuk kepatuhan,

pemantauan dan pelaporan.

Standar perilaku dalam melaksanakan segala kegiatan bisnis Unilever

adalah bersikap jujur, berintegritas dan terbuka dengan tetap menghormati

hak asasi manusia, menjaga kepentingan para karyawan dan menghormati

kepentingan sah relasi perusahaan. Semua perusahaan Unilever dan para

karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan hukum dan peraturan

masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usaha bisnisnya.

Standar lingkungan kerja pada Unilever adalah suasana yang saling

percaya dan menghormati sehingga semua memiliki rasa tanggung jawab atas

kinerja dan reputasi perusahaan. Perusahaan merekrut, mempekerjakan dan

mengembangakan para karyawannya hanya atas dasar kualifikasi dan

kemampuan yang dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Unilever

memiliki komitmen untuk menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat.

Unilever tidak akan menggunakan sarana kerja apa pun yang bersifat

memaksa atau seperti mempekerjakan anak. Sebaliknya, perusahaan bekerja

dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat keterampilan dan

kemampuan setiap individu. Perusahaan menghargai martabat dan hak

individu untuk kebebasan bergabung dalam suatu asosiasi. Perusahaan juga

Page 46: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

34

selalu memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para karyawan

melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi.

Unilever memiliki komitmen untuk menyediakan produk bermerek

dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan

kualitas serta aman bagi tujuan pemakaiannya. Produk-produk dan pelayanan-

pelayanan yang diberikan Unilever akan diberi label, disampaikan melalui

iklan-iklan dan dikomunikasikan secara tepat dan semestinya. Unilever

melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan prinsip tata kelola perusahaan

yang baik dan bertaraf internasional. Selain itu, Unilever menyediakan

informasi atas kegiatan yang dilakukan, struktur dan situasi finansial serta

kinerja kepada pemegang saham secara teratur dan benar. Hubungan Unilever

dengan para pemasok, pelanggan dan mitra usaha selalu dijalin dengan asas

saling bermanfaat. Unilever berupaya menjadi perusahaan yang dapat

diandalkan dan sebagai bagian integral dari masyarakat serta memenuhi

kewajiban terhadap masyarakat dan komunitas setempat.

Perusahaan Unilever diharapkan untuk menggerakkan dan membela

kepentingan bisnisnya yang sah. Unilever akan bekerja sama dengan instansi

pemerintah dan organisasi lainnya, baik secara langsung maupun melalui

asosiasi-asosiasi dalam rangka mengembangkan usulan legislasi dan

peraturan lainnya yang mungkin mempengaruhi kepentingan bisnis. Unilever

tidak mendukung partai politik ataupun memberi sumbangan yang dapat

membiayai kelompok-kelompok tertentu yang kegiatannya diperkirakan akan

mendukung kepentingan partai.

Unilever memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan

perbaikan dalam pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran

jangka panjang untuk mengembangkan suatu bisnis yang berdaya tahan.

Unilever akan bekerja sama dalam kemitraan dengan pihak lain untuk

menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan pemahaman akan

masalah lingkungan dan menyebarluaskan budaya karya yang baik.

Dalam upaya melaksanakan inovasi ilmiah demi memenuhi kebutuhan

konsumen, Unilever senantiasa merujuk pada keinginan konsumen dan

masyarakat. Unilever akan bekerja keras atas dasar ilmu yang tepat dan

Page 47: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

35

menerapkan standar keamanan produk secara ketat. Dalam rangka

menghadapi persaingan, Unilever beserta karyawannya akan melakukan

kegiatan yang sesuai dengan prinsip persaingan sehat dan mengikuti semua

peraturan yang berlaku.

Bentuk dari integritas bisnis Unilever adalah tidak menerima ataupun

memberi, entah secara langsung dan tidak langsung, suapan atau keuntungan

lainnya yang tidak pantas demi keuntungan bisnis ataupun finansial. Tidak

satu pun karyawan Unilever yang boleh menawarkan, memberi ataupun

menerima hadiah atau pembayaran yang merupakan, atau dapat diartikan

sebagai sarana suap. Catatan akuntansi Unilever beserta dokumen

pendukungnya harus secara tepat menjelaskan dan mencerminkan kondisi

transaksinya.

Dalam menghadapi benturan kepentingan, semua karyawan Unilever

diharapkan menghindarkan diri dari kegiatan pribadi dan kepentingan

finansial yang dapat bertentangan dengan tanggung jawab mereka terhadap

perusahaan. Para karyawan Unilever tidak dibenarkan mencari keuntungan

bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain melalui penyalahgunaan kedudukan

mereka.

Kepatuhan terhadap prinsip-prinsip ini merupakan unsur utama dalam

meraih keberhasilan bisnis Unilever. Direksi Unilever bertanggung jawab

agar prinsip ini dikomunikasikan, dipahami dan dipatuhi oleh seluruh

karyawan. Tanggung jawab harian didelegasikan kepada semua manajemen

senior di perusahaan. Mereka bertanggung jawab menerapkan prinsip ini, bila

perlu melalui pengarahan yang rinci, yang disesuaikan dengan keperluan

setempat. Jaminan kepatuhan diberi dan dipantau setiap tahun. Kepatuhan

terhadap prinsip bisnis ini didukung dengan penelaahan dari Dewan

Komisaris dan Direksi yang dibantu oleh Komite Audit beserta para eksekutif

Unilever.

Pelanggaran prinsip apa pun harus dilaporkan sesuai dengan prosedur

yang digariskan oleh Unilever. Direksi Unilever tidak akan menyalahkan

manajemen atas kehilangan bisnis akibat kepatuhan terhadap prinsip ini dan

terhadap kebijakan serta instruksi wajib lainnya. Direksi Unilever

Page 48: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452
Page 49: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

37

learning culture, proses belajar yang diterapkan dalam Unilever memiliki

rumus atau filosofi 70-20-10, yaitu 70 persen belajar dengan metode on the

job training, 20 persen coaching with line manager, dan 10 persen

training. Filosofi tersebut juga merupakan salah satu strategi

pengembangan sumber daya manusia yang didokumentasikan di dalam

sistem Performance Development Plan (PDP) secara online. PDP

merupakan rencana pengembangan setiap karyawan yang disesuaikan

dengan job description setiap posisi yang menjadi indikator keberhasilan

kinerja karyawan selama tahun berjalan.

Konsep pembuatan PDP ini adalah “You Create Your Own

Destiny”, yaitu setiap karyawan diberikan kebebasan untuk membuat Key

Performance Indicator (KPI) mereka masing-masing. Kebebasan

karyawan dalam membuat KPI senantiasa disesuaikan dan harus sejalan

dengan tujuan atau target perusahaan. Target dan tujuan perusahaan

dirumuskan secara global, kemudian diturunkan menjadi tujuan regional,

country, direktur, manajer sampai karyawan, sehingga setiap karyawan

akan merasa memiliki tanggung jawab dan peranan yang penting dalam

berkontribusi mewujudkan target dan tujuan global Unilever. Karyawan

juga diberikan kewenangan untuk menentukan jenis pelatihan yang dirasa

perlu untuk diikuti. Bentuk pelatihan yang diberikan ULI terbagi ke dalam

tiga jenis pelatihan yaitu leadership training, general training, dan

professional skill training. Leadership training merupakan pelatihan dasar

mengenai kepemimpinan dan kerja tim yang diberikan kepada karyawan.

General training merupakan pelatihan yang bersifat umum dan semua

karyawan dapat mengikutinya. Jenis pelatihan yang diberikan yaitu seperti

pelatihan negosiasi, problem solving, teknik presentasi, dan lain

sebagainya. Professional skill training merupakan pelatihan yang

diberikan sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan sehubungan dengan

profesi atau jabatan karyawan.

PDP yang telah dibuat oleh karyawan ini kemudian diusulkan dan

didiskusikan ke atasan masing-masing untuk disetujui bersama. Atasan

juga dapat memberikan masukan secara online, termasuk setuju atau

Page 50: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452
Page 51: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

39

Learning Award, yaitu penghargaan bagi manajemen dan karyawan

yang berkontribusi aktif dalam berbagi pengetahuan dan

pengalamannya.

Restropect, yaitu berupa program berbagi pengetahuan yang

dimiliki oleh karyawan dari pengalamannya ketika terlibat dalam

menjalankan suatu proyek kegiatan. Hasil dari berbagi pengalaman

ini kemudian dirangkum dan dipublikasikan di situs internal

departemen mereka. Program ini mendorong para karyawan untuk

berinisiatif dalam berbagi pengetahuan serta mendukung proses

transformasi pengetahuan individu menjadi pengetahuan

organisasi. Program Restropect ini diluncurkan pada tahun 2003.

SOLAR (Share of learning and discussion), merupakan ajang

berbagi pengetahuan antara karyawan dengan karyawan atau ULI

dengan organisasi lain. Kegiatan berbagi pengetahuan ULI dengan

organisasi lain dilakukan dengan mengundang pimpinan dari luar

ULI untuk datang sebagai narasumber dan berbagi pengetahuan.

Good Idea, merupakan inisiatif yang memfasilitasi semua

karyawan dari berbagai tingkatan untuk menyampaikan ide

sederhana yang memiliki dampak besar bagi organisasi. Good Idea

dapat diakses secara online sehingga karyawan dapat lebih mudah

dalam menyalurkan ide-ide kreatif mereka. Inisiatif ini sangat

bagus karena dapat memicu karyawan untuk mendapatkan

pengetahuan baru.

4.3.3 Pengetahuan Stakeholder sebagai Sumber Pengetahuan

Pengetahuan bersifat sangat dinamis dan dapat diperoleh dari mana

saja. PT Unilever Indonesia (ULI) menyadari akan sifat pengetahuan

tersebut, oleh karena itu ULI membuka kemungkinan belajar dari seluruh

stakeholdernya, seperti customer, supplier, mitra kerja, dan pihak-pihak lain

yang terkait dengan bisnis ULI. Bentuk kegiatan yang dilakukan ULI untuk

mendapatkan pengetahuan dari stakeholdernya misalnya dengan melakukan

survey dan studi shopper understanding dengan pihak retail dan perusahaan

marketing research. Hasil analisa survey tersebut dipakai sebagai acuan

Page 52: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

40

dalam pengembangan produk. Selain itu, ULI juga selalu mendengar kritik

dan saran para konsumennya melalui suara konsumen Unilever. Kegiatan-

kegiatan tersebut dapat memperkaya pengetahuan dan merupakan bentuk

kepedulian dan perhatian ULI terhadap kebutuhan dan keinginan para

stakeholdernya.

4.3.4 Edukasi Masyarakat

PT Unilever Indonesia (ULI) menjadikan konsumen sebagai salah

satu sumber pengetahuannya, ULI pun bertanggung jawab untuk

memberikan pengetahuan kepada konsumen. Sebagai bentuk

pertangguangjawaban ULI dalam mengedukasi konsumennya, beberapa

program diselenggarakan dalam rangka berbagi pengetahuan untuk

kehidupan masyarakat yang lebih baik di bidang kesehatan masyarakat,

sanitasi lingkungan dan pengembangan ekonomi.

Program Unilever dalam rangka mengedukasi masyarakat terhadap

perbaikan kesehatan adalah melalui program “Pepsodent sikat gigi pagi dan

malam”. Program ini merupakan sebuah kampanye yang dirancang untuk

membuat ritual menyikat gigi sebagai sebuah pengalaman yang mendidik

dan menyenangkan bagi anak-anak dan orang tua. PT Unilever Indonesia

berbagi pengetahuan kepada masyarakat mengenai pentingnya sikat gigi

pada pagi dan malam hari serta berbagi pengalaman yang menyenangkan

mengenai cara mengajak anak-anak sejak dini untuk mulai membiasakan

menyikat gigi di pagi dan malam hari.

Selain program sikat gigi pagi dan malam, ULI juga mengadakan

beberapa kampanye yang dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk

terbiasa hidup sehat, diantaranya yaitu melalui kampanye Lifebouy Berbagi

Sehat, Bekalmu untuk Bekali Sekolahku, dan program Stop Drugs

Violation, HIV and AIDS among Teenagers. Program Lifebuoy Berbagi

Sehat merupakan kampanye untuk mengedukasi masyarakat terutama anak-

anak agar membiasakan diri mencuci tangan dengan sabun sebelum makan,

setelah melakukan pekerjaan di luar rumah dan setelah buang air besar

maupun buang air kecil. Dalam program ini, ULI juga membangun fasilitas

sanitasi bagi masyarakat di beberapa daerah.

Page 53: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

41

Kampanye Bekalmu untuk Bekali Sekolahku merupakan bentuk

kepedulian ULI terhadap masalah kekurangan pangan dan gizi di Dunia.

Melalui program Bekalmu untuk Bekali Sekolahku, Unilever memberi

solusi bagi para orang tua dalam hal memberikan edukasi makanan sehat,

bergizi, serta terjamin kebersihannya. Program ini memberikan pengetahuan

kepada masyarakat akan bahaya kelaparan dan kekurangan gizi pada anak-

anak dan bagaimana pencegahannya. Pada program ini, Unilever

menggalang dana untuk memberi bantuan pangan bagi anak-anak tersebut

dan menyumbang 1 milyar rupiah untuk program school meal selama 3

tahun berturut-turut yang ditujukan bagi anak-anak malnutrisi di NTT dan

NTB.

Stop Drugs Violation, HIV, and AIDS among Teenagers merupakan

program peningkatan pengetahuan mengenai penyalahgunaan narkoba serta

bahaya HIV dan AIDS di kalangan remaja. Pada penyelenggaraan program

ini Unilever bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) serta

didukung oleh Close Up untuk menyukseskan program ini melalui

kampanye “Brani Ngomong Brani Buktiin”, “Speak Up”, serta “Jakarta Stop

AIDS” dan “Surabaya Stop AIDS”. Kegiatan ini melibatkan para remaja

Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah ke Atas.

Bentuk kegiatan edukasi Unilever terhadap konsumen di bidang

sanitasi lingkungan diantaranya yaitu Unilever Green and Clean dan

Shopping with Care. Program Unilever Green and Clean merupakan

program yang menitikberatkan pada masalah persampahan, penghijauan dan

resapan yang telah dimulai sejak tahun 2001 di beberapa kota besar seperti

Surabaya, Jakarta, Medan, Yogyakarta, Makassar, Bandung, Banjarmasin,

dan Balikpapan. Program Shopping with Care merupakan bentuk edukasi

Unilever kepada masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik ketika

berbelanja. Program ini bertujuan untuk mengajak masyarakat

menggunakan Trashion Bags sebagai shopping bags menggantikan

penggunaan kantong plastik, sehingga masyarakat turut berkontribusi dalam

mengurangi dampak sampah plastik. Trashion Bags merupakan tas kreasi

yang berasal dari hasil olahan kemasan plastik bekas produk.

Page 54: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

42

Unilever senantiasa mendukung program pemerintah dalam bidang

pengembangan ekonomi masyarakat yaitu dengan mendukung terciptanya

jiwa entrepreneur di kalangan masyarakat. Unilever melatih keterampilan

ibu-ibu untuk menjadikan kemasan plastik bekas produk menjadi barang

yang bernilai ekonomi seperti payung, sendal, dompet dan tas belanja.

Produk-produk yang berasal dari kemasan plastik bekas produk ini

dinamakan Trashion, yaitu berasal dari kata trash dan fashion. Unilever

memberikan pelatihan, bantuan finansial dan menyumbangkan mesin jahit

kepada ibu-ibu rumah tangga sebagai modal untuk memulai bisnis Trashion.

Sejak awal berdiri sampai sekarang dan selanjutnya, PT Unilever

Indonesia akan terus menjalankan komitmennya dalam menciptakan

kehidupan masyarakat yang lebih baik. Unilever Indonesia Foundation

melakukan program Green and Clean di beberapa kota besar seperti Jakarta,

Makassar, Surabaya dan Yogyakarta. Program ini merupakan salah satu

bentuk corporate social responsibility (CSR) dari ULI yang berfokus

kepada tanggung jawab terhadap lingkungan, ekonomi dan sosial. Bentuk

kegiatan yang dilakukan yaitu mengedukasi masyarakat mengenai

bagaiamana menjaga lingkungan agar bersih dan asri melalui manajemen

sampah dan penghijauan.

4.3.5 Fasilitas Pendukung Manajemen Pengetahuan

Implementasi manajemen pengetahuan pada ULI membutuhkan

sarana dan fasilitas yang mendukung guna terciptanya manajemen

pengetahuan yang efektif. Beberapa sarana dan fasilitas pendukung yang

dibangun oleh ULI antara lain:

Fasilitas belajar berupa Learning Centre di Mega Mendung, Puncak.

Learning Centre ini merupakan tempat pelatihan yang dilengkapi

dengan akomodasi yang dibutuhkan selama pelatihan dan pelayanan

yang disamakan dengan hotel berbintang. Learning Centre di Mega

Mendung ini hanya merupakan salah satu tempat utama dalam

melakukan pelatihan bagi para karyawan ULI, selain di sana

pelatihan juga biasa dilakukan di Hotel dan gedung-gedung

pertemuan lainnya.

Page 55: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

43

Knowledge Club Online atau Online Library, merupakan database

pengetahuan yang ada di organisasi berupa perpustakaan online.

Setiap karyawan dapat mengakses pengetahuan yang mereka

butuhkan di mana pun mereka berada. Online Library ini dikelola

oleh Learning Departement, Direktorat HR & Corporate Relation.

Intranet, merupakan akses internal yang berisi semua aktivitas dan

informasi organisasi, termasuk di dalamnya adalah scoreboard yang

berisi progress pencapaian kinerja organisasi. Beberapa scoreboard

tertentu hanya dapat diakses oleh sekelompok orang yang

berkepentingan karena hal ini terkait dengan keamanan data internal

organisasi.

Kegiatan informal yang meningkatkan hubungan antar karyawan dan

antar karyawan dengan pimpinan seperti SOJ (Sharing of Joy),

Family Day dan POR (Pekan Olahraga). Kegiatan informal ini

dilakukan setiap setahun sekali.

Kondisi ruangan kerja yang dibuat open space, yaitu mengurangi

batas antar para karyawan, maupun antar karyawan dengan

pimpinan, sehingga komunikasi dan interaksi dapat lebih terjalin

dengan intensif, efektif dan efisien. Selain itu, setiap divisi diberikan

kebebasan untuk menata ruangan kerjanya, sesuai dengan kebutuhan

dan keinginan, misalnya di ruang kerja HR ada living room,

perpustakaan, Televisi, Play station, dan fasilitas lainnya yang dapat

mendukung suasana kerja yang nyaman.

4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan teknik korelasi

product moment. Uji validitas menyatakan bahwa instrumen penelitian adalah

valid jika nilai r hitung lebih besar (>) dari nilai r tabel. Jumlah responden

pada peneltian ini berjumlah 86 orang. Nilai r tabel yang digunakan pada taraf

nyata 5 persen yaitu 0,21 sehingga butir pernyataan dinyatakan valid jika nilai

r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,21. Nilai r hitung dari 29 pernyataan

pada tingkat harapan dan tingkat aktual berkisar antara 0,35 sampai 0,72,

Page 56: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

44

maka semua pernyataan dinyatakan valid. Nilai r hitung dari tiap pernyataan

dapat dilihat di Lampiran 3.

Menurut Juanda (2009), reliabilitas adalah ukuran untuk menilai

apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai pengukuran

yang konsisten. Uji realibilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah reliabel jika nilai hitung alfa lebih besar (>) dari nilai r tabel.

Pengujian realibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Nilai alfa cronbach berdasarkan perhitungan pada pernyataan

tingkat harapan adalah 0,79 dan untuk pernyataan tingkat aktual adalah

sebesar 0,93. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap

butir pernyataan tingkat harapan dan tingkat aktual dalam kuesioner mampu

memberikan nilai pengukuran yang konsisten.

4.5. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 86

responden karyawan di kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. Terdapat

empat karakteristik responden yang diamati dalam penelitian kali ini, yaitu

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja.

1. Jenis Kelamin

Pengisian kuesioner didominasi oleh responden berjenis kelamin

perempuan dengan persentase 66 persen. Pengisian kuesioner oleh

responden berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 34 persen.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

34%

44

maka semua pernyataan dinyatakan valid. Nilai r hitung dari tiap pernyataan

dapat dilihat di Lampiran 3.

Menurut Juanda (2009), reliabilitas adalah ukuran untuk menilai

apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai pengukuran

yang konsisten. Uji realibilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah reliabel jika nilai hitung alfa lebih besar (>) dari nilai r tabel.

Pengujian realibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Nilai alfa cronbach berdasarkan perhitungan pada pernyataan

tingkat harapan adalah 0,79 dan untuk pernyataan tingkat aktual adalah

sebesar 0,93. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap

butir pernyataan tingkat harapan dan tingkat aktual dalam kuesioner mampu

memberikan nilai pengukuran yang konsisten.

4.5. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 86

responden karyawan di kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. Terdapat

empat karakteristik responden yang diamati dalam penelitian kali ini, yaitu

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja.

1. Jenis Kelamin

Pengisian kuesioner didominasi oleh responden berjenis kelamin

perempuan dengan persentase 66 persen. Pengisian kuesioner oleh

responden berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 34 persen.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

66%

34%

Jenis Kelamin

Perempuan

Laki-Laki

44

maka semua pernyataan dinyatakan valid. Nilai r hitung dari tiap pernyataan

dapat dilihat di Lampiran 3.

Menurut Juanda (2009), reliabilitas adalah ukuran untuk menilai

apakah alat ukur yang digunakan mampu memberikan nilai pengukuran

yang konsisten. Uji realibilitas menyatakan bahwa instrumen penelitian

adalah reliabel jika nilai hitung alfa lebih besar (>) dari nilai r tabel.

Pengujian realibilitas dapat dilakukan dengan menggunakan teknik Alpha

Cronbach. Nilai alfa cronbach berdasarkan perhitungan pada pernyataan

tingkat harapan adalah 0,79 dan untuk pernyataan tingkat aktual adalah

sebesar 0,93. Berdasarkan nilai tersebut, maka dapat dikatakan bahwa setiap

butir pernyataan tingkat harapan dan tingkat aktual dalam kuesioner mampu

memberikan nilai pengukuran yang konsisten.

4.5. Karakteristik Responden

Penelitian dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 86

responden karyawan di kantor pusat PT Unilever Indonesia Tbk. Terdapat

empat karakteristik responden yang diamati dalam penelitian kali ini, yaitu

jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir dan masa kerja.

1. Jenis Kelamin

Pengisian kuesioner didominasi oleh responden berjenis kelamin

perempuan dengan persentase 66 persen. Pengisian kuesioner oleh

responden berjenis kelamin laki-laki hanya sebesar 34 persen.

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin disajikan pada

Gambar 4.

Gambar 4. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin

Page 57: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

45

2. Usia

Berdasarkan usia, karakteristik responden terbagi menjadi empat

golongan usia. Responden dengan golongan usia antara 20 sampai 30

tahun mendominasi pengisian kuesioner sebanyak 44 persen. Responden

dengan golongan usia di atas 50 tahun memiliki persentasi paling rendah

dalam pengisian kuesioner yaitu sebesar 7 persen. Kondisi lingkungan

Perusahaan dengan karakteristik usia yang cukup beragam dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas sharing pengetahuan tacit.

Karakteristik usia responden dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan usia

3. Pendidikan Terakhir

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki tingkat

pendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 85 persen. Responden dengan

pendidikan terakhir SLTA memiliki persentase terkecil yaitu sebesar 3

persen. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

lebih jelas dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.

35%

14%

45

2. Usia

Berdasarkan usia, karakteristik responden terbagi menjadi empat

golongan usia. Responden dengan golongan usia antara 20 sampai 30

tahun mendominasi pengisian kuesioner sebanyak 44 persen. Responden

dengan golongan usia di atas 50 tahun memiliki persentasi paling rendah

dalam pengisian kuesioner yaitu sebesar 7 persen. Kondisi lingkungan

Perusahaan dengan karakteristik usia yang cukup beragam dapat

dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas sharing pengetahuan tacit.

Karakteristik usia responden dapat dilihat lebih jelas pada Gambar 5.

Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan usia

3. Pendidikan Terakhir

Sebagian besar responden pada penelitian ini memiliki tingkat

pendidikan terakhir sarjana yaitu sebanyak 85 persen. Responden dengan

pendidikan terakhir SLTA memiliki persentase terkecil yaitu sebesar 3

persen. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir dapat

lebih jelas dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir.

44%

35%

14%7%

Usia

20-30 Tahun

31-40 Tahun

41-50 Tahun

> 50 Tahun

3% 5%

85%

7%

Pendidikan Terakhir

SMA

Diploma

Sarjana

Pasca Sarjana

45

Page 58: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

46

4. Masa Kerja

Karakteristik responden yang turut ditinjau dalam penelitian ini

adalah masa kerja yang dapat dilihat pada Gambar 7. Responden tersebar

ke dalam 4 kelompok masa kerja. Responden dengan masa kerja kurang

dari 5 tahun mendominasi pengisian kuesioner sebesar 50 persen.

Responden dengan masa kerja antara 21 sampai 25 tahun memiliki

persentasi terendah dalam pengisian kuesioner yaitu sebesar 2 persen.

Karakteristik masa kerja yang beragam ini merupakan peluang yang sangat

baik bagi ULI dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan dari generasi

ke generasi. Kondisi ini dapat menjadikan pengetahuan yang telah

terbentuk sebelumnya dapat dilanjutkan untuk memperkaya pengetahuan

baru.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

4.6. Uji Perbedaan Rata-Rata

4.6.1 Pengujian Satu Sampel

Pengujian satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan

antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan dengan derajat

kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan. Hipotesis yang akan

diuji pada uji perbedaan rata-rata ini adalah:

H0: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan tidak berbeda

dengan derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan.

H1: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan berbeda dengan

derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh Perusahaan.

26%

9%6%

2%

46

4. Masa Kerja

Karakteristik responden yang turut ditinjau dalam penelitian ini

adalah masa kerja yang dapat dilihat pada Gambar 7. Responden tersebar

ke dalam 4 kelompok masa kerja. Responden dengan masa kerja kurang

dari 5 tahun mendominasi pengisian kuesioner sebesar 50 persen.

Responden dengan masa kerja antara 21 sampai 25 tahun memiliki

persentasi terendah dalam pengisian kuesioner yaitu sebesar 2 persen.

Karakteristik masa kerja yang beragam ini merupakan peluang yang sangat

baik bagi ULI dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan dari generasi

ke generasi. Kondisi ini dapat menjadikan pengetahuan yang telah

terbentuk sebelumnya dapat dilanjutkan untuk memperkaya pengetahuan

baru.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

4.6. Uji Perbedaan Rata-Rata

4.6.1 Pengujian Satu Sampel

Pengujian satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan

antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan dengan derajat

kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan. Hipotesis yang akan

diuji pada uji perbedaan rata-rata ini adalah:

H0: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan tidak berbeda

dengan derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan.

H1: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan berbeda dengan

derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh Perusahaan.

50%

26%

2% 7%

Masa Kerja

< 5 Tahun

6-10 Tahun

11-15 tahun

16-20 Tahun

21-25 Tahun

> 25 Tahun

46

4. Masa Kerja

Karakteristik responden yang turut ditinjau dalam penelitian ini

adalah masa kerja yang dapat dilihat pada Gambar 7. Responden tersebar

ke dalam 4 kelompok masa kerja. Responden dengan masa kerja kurang

dari 5 tahun mendominasi pengisian kuesioner sebesar 50 persen.

Responden dengan masa kerja antara 21 sampai 25 tahun memiliki

persentasi terendah dalam pengisian kuesioner yaitu sebesar 2 persen.

Karakteristik masa kerja yang beragam ini merupakan peluang yang sangat

baik bagi ULI dalam rangka menyebarluaskan pengetahuan dari generasi

ke generasi. Kondisi ini dapat menjadikan pengetahuan yang telah

terbentuk sebelumnya dapat dilanjutkan untuk memperkaya pengetahuan

baru.

Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan masa kerja

4.6. Uji Perbedaan Rata-Rata

4.6.1 Pengujian Satu Sampel

Pengujian satu sampel digunakan untuk mengetahui perbedaan

antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan dengan derajat

kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan. Hipotesis yang akan

diuji pada uji perbedaan rata-rata ini adalah:

H0: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan tidak berbeda

dengan derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan.

H1: Derajat kepentingan yang diharapkan karyawan berbeda dengan

derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh Perusahaan.

Page 59: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

47

Pengujian satu sampel ini menggunakan uji dua sisi dengan tingkat

signifikansi α = 5 persen. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan

nilai t hitung sebesar 1,87 dan P value sebesar 0,06. Tabel distribusi t

dicari pada α = 5 persen : 2 = 2,5 persen (uji dua sisi) dengan derajat

kebebasan (df) n-1 atau 86-1 = 85. Nilai t tabel dengan pengujian dua sisi

(signifikansi = 0,025) adalah sebesar 1,99. Nilai t hitung lebih kecil dari t

tabel (1,87<1,99) dan nilai P value lebih besar dari signifikansi α

(0,065>0,05), maka H0 diterima dan H1 ditolak artinya bahwa derajat

kepentingan yang diharapkan karyawan tidak berbeda dengan derajat

kepentingan aktual yang diterapkan di perusahaan.

Hasil pengujian satu sampel menunjukkan bahwa penerapan

manajemen pengetahuan yang diterapkan oleh Perusahaan telah sesuai

dengan harapan karyawannya. Berbagai bentuk kegiatan, sarana dan

prasarana yang selama ini diterapkan dalam implementasi manajemen

pengetahuan di ULI dinilai sesuai dengan keinginan karyawan sehingga

proses penciptaan, pentransferan dan pemanfaatan pengetahuan dapat

berjalan dengan baik. Proses manajemen pengetahuan yang baik kemudian

akan mengantarkan perusahaan pada kepemilikan sumber daya

pengetahuan yang berdaya saing. Kondisi ini menunjukkan suasana yang

kondusif di lingkungan sosial ULI dalam mengimplementasikan

manajemen pengetahuan. Suasana lingkungan sosial yang kondusif ini

diharapkan dapat terus tercipta dan bentuk implementasi manajemen

pengetahuan di perusahaan dapat senantiasa disesuaikan dengan perubahan

harapan karyawan. Penyesuaian bentuk implemenatasi manajemen

pengetahuan dapat dilakukan melalui evaluasi yang dilakukan secara

berkesinambungan.

4.6.2 Analisis Kesenjangan Faktor-Faktor Sosial

Analisis kesenjangan bertujuan untuk mengetahui secara lebih rinci

perbedaan antara derajat kepentingan yang diharapkan oleh karyawan

dengan derajat kepentingan aktual yang diterapkan oleh perusahaan pada

setiap atribut dari faktor-faktor lingkungan sosial. Sejalan dengan hasil

Page 60: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

48

pengujian satu sampel, nilai kesenjangan dari tiap atribut sangat kecil yaitu

kurang dari satu dan bahkan ada yang memiliki nilai minus.

Adanya nilai kesenjangan menandakan perlu adanya optimalisasi

dalam mengimplementasikan manajemen pengetahuan pada Perusahaan.

Atribut dengan nilai kesenjangan yang negatif menandakan bahwa

Perusahaan mengimplementasikan manajemen pengetahuan di atas

harapan karyawannya. Hal ini bagus jika dapat meningkatkan harapan

karyawan yang pada akhirnya akan meningkatkan kesadaran akan

pentingnya faktor sosial tersebut. Hal ini dapat juga disebut sebagai

inefisiensi dalam implementasi. Atribut yang tidak memiliki nilai gap atau

nilai gap nya adalah nol mengindikasikan bahwa atribut tersebut

dilaksanakan sesuai dengan harapan karyawan.

a. Perhatian

Atribut-atribut pernyataan, tingkat kepentingan yang diharapkan,

tingkat kepentingan aktual dan nilai kesenjangan (Gap) terhadap faktor

sosial perhatian disajikan pada Tabel 1. Nilai mean harapan adalah nilai

rata-rata tingkat kepentingan yang diharapkan. Nilai mean aktual adalah

nilai rata-rata tingkat kepentingan yang diterapkan di dalam Perusahaan.

Nilai gap adalah nilai kesenjangan antara harapan dengan aktual, semakin

kecil nilai gap maka semakin kecil pula terjadinya kesenjangan tingkat

kepentingan perhatian dalam Perusahaan. Nilai gap tertinggi pada faktor

perhatian adalah 0,07 yaitu “Setiap karyawan mengenal nama, jabatan,

jobdesk, dan personality rekannya dalam satu tim”. Nilai gap terendah

pada faktor adalah -0,15 yaitu “Setiap karyawan mengenal nama, jabatan,

jobdesk, dan personality rekan di luar tim”.

Tabel 1. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor perhatian

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Setiap karyawan mengenal nama, jabatan, jobdesk, danpersonality rekannya dalam satu tim.

4,3721 4,3023 0,07

Setiap karyawan mengenal nama, jabatan, jobdesk, danpersonality rekan di luar tim.

3,8837 4,0349 -0,151

Pimpinan mengenal nama, jabatan, jobdesk, danpersonality setiap anggota timnya.

4,3605 4,3372 0,023

Berdasarkan informasi yang didapat, antara tingkat kepentingan

yang diharapkan oleh karyawan dengan tingkat kepentingan aktual

Page 61: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

49

terhadap faktor sosial perhatian tidak memiliki kesenjangan yang berarti.

Terdapat nilai negatif dalam nilai gap menggambarkan bahwa nilai

kepentingan aktual yang diterapkan dalam Perusahaan lebih dari yang

diharapkan oleh karyawan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa ULI

sangat mendukung terciptanya sikap saling perhatian antar karyawan, antar

karyawan di luar tim, dan antar pimpinan dengan anggota timnya.

Terciptanya suasana saling pengertian dalam perusahaan didukung

dengan kondisi ruangan kerja ULI yang dibuat open space sehingga

komunikasi dan interaksi antarkaryawan dan antara karyawan dengan

pimpinan dapat terjalin dengan intensif, efektif dan efisien. Selain

didukung oleh kondisi ruangan kerja, suasana saling pengertian terbentuk

oleh adanya berbagai kegiatan informal seperti kegiatan SOJ (Sharing of

Joy), Family Day dan POR (Pekan Olahraga).

b. Penilaian

Salah satu motivasi bagi setiap orang untuk melakukan sesuatu

adalah adanya penilaian berupa penghargaan dari orang lain. Tingkat

kepentingan terhadap adanya penghargaan diukur melalui beberapa atribut

pernyataan. Atribut pernyataan, nilai kepentingan yang diharapkan, nilai

kepentingan aktual, dan nilai gap dapat dilihat pada Tabel 2. Nilai gap

tertinggi dari faktor penilaian adalah 0,24 yaitu “Karyawan diberikan

penghargaan karena telah membantu menyelesaikan masalah rekan

kerjanya di dalam maupun di luar tim”. Nilai gap terendah dari faktor

penilaian adalah 0,06 yaitu “Karyawan diberikan penghargaan atas

prestasi, pengetahuan dan keahlian baru yang dimilikinya”.

Tabel 2. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor penilaian

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Karyawan diberikan penghargaan karena membagikansecara langsung pengetahuan mereka kepada rekan kerja.

4,2674 4,0581 0,2093

Karyawan diberikan penghargaan atas prestasi,pengetahuan dan keahlian baru yang dimilikinya.

4,2326 4,1744 0,0582

Karyawan diberikan penghargaan karena telah membantumenyelesaikan masalah rekan kerjanya di dalam maupun diluar tim.

4,3023 4,0581 0,2442

Rendahnya nilai kesenjangan (gap) antara nilai harapan dengan

nilai aktual dari faktor penilaian ini mengindikasikan bahwa ULI

memberikan penilaian berupa penghargaan atas terciptanya sharing

Page 62: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

50

pengetahuan di lingkungan karyawan. Salah satu bentuk penghargaan yang

ULI berikan kepada karyawan adalah program Learning Award, yaitu

penghargaan bagi manajemen dan karyawan yang berkontribusi aktif

dalam berbagi pengetahuan dan pengalamannya. Meskipun demikian

implementasi harus senantiasa didasarkan atas kesadaran akan pentingnya

melakukan penciptaan, pentransferan, dan pemanfaatan pengetahuan.

c. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan dasar utama yang diperlukan dalam

kaitannya dengan hubungan sosial. Pada penelitan kali ini, kondisi faktor

kepercayaan di lingkungan sosial ULI dijabarkan ke dalam tiga bentuk

pernyataan. Tabel 3 menampilkan nilai rata-rata harapan dan aktual serta

nilai gap dari setiap atribut faktor sosial kepercayaan.

Atribut yang memiliki nilai gap terbesar adalah “Karyawan percaya

bahwa tindakan perusahaan akan menguntungkan bagi karyawan dan

perusahaan”, dengan nilai sebesar 0,16. Atribut lain pada faktor

kepercayaan tidak memiliki gap atau nilai gap nya adalah nol.

Tabel 3. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor kepercayaanAtribut Mean

HarapanMean

AktualGap

Karyawan percaya bahwa tindakan perusahaan akanmenguntungkan bagi karyawan dan perusahaan.

4,3837 4,2209 0,1628

Pimpinan dan karyawan membagikan pengetahuan danketerampilannya yang terdalam untuk diketahui dandimiliki oleh orang lain dalam perusahaan.

4,1047 4,1047 0

Keyakinan bahwa pengetahuan yang diberikan kepadaorang lain akan digunakan dengan semestinya dan tidakakan disalahgunakan.

4,2791 4,2791 0

Suasana kepercayaan yang timbul di lingkungan ULI salah satunya

didukung dengan adanya budaya coaching. Budaya coaching menandakan

adanya kepercayaan antar Perusahaan dengan karyawan dan antar

karyawan dengan Perusahaan karena adanya kesediaan karyawan untuk

dibimbing dan adanya kesediaan senior manajer untuk ditunjuk menjadi

seorang pembimbing. Selain adanya budaya coaching, suasana saling

percaya juga didukung dengan adanya program PDP. Setiap karyawan

diberikan kepercayaan untuk menyusun PDP nya sendiri untuk kemudian

diajukan dan didiskusikan bersama dengan atasan.

Page 63: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

51

d. Otonomi Karyawan

Tingkat harapan, tingkat penerapan dan kesenjangan antara tingkat

penerapan dan tingkat harapan faktor otonomi karyawan di ULI disajikan

pada Tabel 4. Atribut dari faktor otonomi karyawan yang memiliki nilai

gap tertinggi adalah “Adanya kebebasan bagi tiap individu untuk

memberikan saran dan ide yang dimiliki” dengan nilai gap sebesar 0,16.

Atribut yang memiliki nilai gap terendah yaitu “Adanya sarana yang

memungkinkan ide-ide dari tiap individu untuk diketahui dan dibagikan

kepada yang lain” dengan nilai gap sebesar 0,10.

Tabel 4. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor otonomikaryawan

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Memberikan otonomi kepada tiap individu untukbertindak dan mengambil keputusan sesuai dengankondisi yang dihadapi.

4,1744 4,0581 0,1163

Adanya kebebasan bagi tiap individu untuk memberikansaran dan ide yang dimiliki.

4,4535 4,2907 0,1628

Adanya sarana yang memungkinkan ide-ide dari tiapindividu untuk diketahui dan dibagikan kepada yang lain.

4,4884 4,3837 0,1047

Program yang diterapkan ULI untuk menciptakan otonomi

karyawan ULI adalah adanya Good Idea, merupakan inisiatif yang

memfasilitasi semua karyawan dari berbagai tingkatan untuk

menyampaikan ide sederhana namun memiliki dampak besar bagi

organisasi. Good Idea dapat diakses secara online sehingga karyawan

dapat lebih mudah dalam menyalurkan ide-ide kreatif mereka.

Program lain yang diterapkan ULI untuk menciptakan otonomi

karyawannya yaitu Restropect. Restropect adalah program berbagi

pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan dari pengalamannya ketika

terlibat dalam menjalankan suatu proyek kegiatan. Hasil dari berbagi

pengalaman ini kemudian dirangkum dan dipublikasikan di situs internal

departemen mereka. Program ini mendorong para karyawan untuk

berinisiatif dalam berbagi pengetahuan serta mendukung proses

transformasi pengetahuan individu menjadi pengetahuan organisasi.

e. Kerja Tim

Pada penelitian ini, faktor kerja tim dijabarkan menjadi empat

atribut pernyataan, seperti yang ada pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5,

Page 64: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

52

diketahuai bahwa nilai gap tertinggi dari faktor kerja tim adalah 0,19 pada

atribut “Semangat kooperatif dan teamwork”. Nilai gap terendah adalah

0,12 pada atribut “ Mendukung pendekatan berbasis tim dalam

penyelesaian masalah”. Kerja tim merupakan pelatihan dasar yang

diberikan kepada setiap karyawan ULI. Bentuk implementasi dari

pelatihan kerja tim adalah melalui kegiatan on the job training, yaitu

terlibat langsung dalam sebuah proyek. Karyawan akan belajar dengan

sendirinya mengenai cara bekerja dalam tim.

Tabel 5. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktor kerja tim

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Semangat kooperatif dan teamwork. 4,6395 4,4419 0,1976

Mendukung pendekatan berbasis tim dalam penyelesaianmasalah.

4,4070 4,2907 0,1163

Mendorong adanya tim pencipta pengetahuan (knowledgetask force, the future group, learning group, atau bentuktim pencipta lainnya).

4,4535 4,2907 0,1628

f. Pengungkitan Kompetensi

Pengungkitan kompetensi karyawan di ULI menganut filosofi 70-

20-10, yaitu 70 persen belajar dengan metode on the job training, 20

persen coaching with line manager, dan 10 persen training (leadership

training, general training, dan professional skill training). Pengungkitan

kompetensi juga didukung dengan adanya Knowledge Club Online atau

Online Library, sehingga setiap karyawan dapat mengakses pengetahuan

yang dibutuhkan di mana pun mereka berada. Penilaian karyawan ULI

terhadap tingkat harapan dan aktual tiga atribut pernyataan pengungkitan

kompetensi dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktorpengungkitan kompetensi

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Mendorong para karyawan untuk berpartsipasi aktif disetiap kesempatan mendapatkan pelajaran baru baikdari internal maupun eksternal seperti konferensi,training seminar, university course, dan lainsebagainya.

4,4651 4,3721 0,093

Menyediakan informasi yang lengkap mengenai dasar-dasar manajemen pengetahuan melalui training.

4,4186 4,4884 -0,0698

Kesadaran mengikuti training manajemen pengetahuanpada karyawan non-supervisory (karyawan biasa).

4,4070 4,3256 0,0814

Page 65: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

53

Pengungkitan kompetensi yang diterapkan di ULI memberikan

kesadaran bagi para karyawannya untuk meningkatkan kompetensinya

masing-masing sesuai dengan kebutuhan, keinginan dan sejalan dengan

target global Unilever. Oleh Karena itu, nilai kesenjangan antara nilai rata-

rata harapan dan aktual pada atribut peningkatan kompetensi sangat rendah

bahkan terdapat nilai minus. Nilai gap tertinggi pada faktor pengungkitan

kompetensi ini adalah 0,09 yaitu “Mendorong para karyawan untuk

berpartsipasi aktif di setiap kesempatan mendapatkan pelajaran baru baik

dari internal maupun eksternal seperti konferensi, training, seminar,

university course, dan lain sebagainya”. Nilai gap terendah pada faktor

pengungkitan kompetensi adalah -0,07 yaitu “Menyediakan informasi

yang lengkap mengenai dasar-dasar manajemen pengetahuan melalui

training”. Atribut ini memiliki nilai gap minus, hal ini mengindikasikan

bahwa ULI sangat mendukung penyediaan informasi manajemen

pengetahuan melebihi apa yang diharapkan oleh para karyawannya.

g. Keterlibatan Karyawan

Penilaian karyawan ULI terhadap tingkat harapan dan tingkat

aktual terhadap empat atribut pernyataan yang berkaitan dengan faktor

keterlibatan karyawan disajikan pada Tabel 7. Nilai gap tertinggi pada

faktor keterlibatan karyawan adalah 0,10 yaitu “Adanya sistem formal

yang memungkinkan tersampaikannya kontribusi pendapat atau saran dari

setiap karyawan”. Nilai gap terendah adalah 0,05 yaitu “Adanya sistem

informal yang memungkinkan tersampaikannya kontribusi pendapat atau

saran dari setiap karyawan”. Nilai kesenjangan yang rendah pada setiap

atribut menunjukkan keseriusan Unilever dalam memberikan kesempatan

yang seluas-luasnya kepada setiap karyawan untuk terlibat ke dalam setiap

langkah perusahaan mencapai tujuannya.

Page 66: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

54

Tabel 7. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktorketerlibatan karyawan

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Perusahaan aktif mendorong para karyawan untuk terlibatdalam proses pengambilan keputusan.

4,1860 4,1279 0,0581

Perusahaan meningkatkan kontribusi karyawan secaraberkelanjutan.

4,3488 4,2791 0,0697

Adanya sistem formal yang memungkinkantersampaikannya kontribusi pendapat atau saran darisetiap karyawan.

4,3256 4,2209 0,1047

Adanya sistem informal yang memungkinkantersampaikannya kontribusi pendapat atau saran darisetiap karyawan.

4,3256 4,2791 0,0465

Bentuk dari penerapan keterlibatan aktif karyawan dalam

mencapai tujuan perusahaan adalah adanya kesempatan bagi setiap

karyawan untuk menyampaikan pendapat dan ide kreatif melalui berbagai

media sharing pengetahuan yang telah tersedia seperti Restropect, SOLAR

(Share of learning and discussion) dan Good Idea.

h. Pemberdayaan Karyawan

Pada penelitian ini, faktor pemberdayaan karyawan dibuat ke

dalam tiga atribut pertanyaan untuk mengetahui tingkat kepentingan yang

diharapkan dan tingkat kepentingan aktual yang diterapkan di Perusahaan.

Atribut-atribut pernyataan, tingkat harapan, tingkat aktual dan nilai gap

terhadap faktor sosial pemberdayaan karyawan disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktorpemberdayaan karyawan

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Peningkatkan rasa kepemilikan organisasi dan kualitaskerja karyawan.

4,2093 4,3140 -0,1047

Komitmen perusahaan dalam memberdayakankaryawan.

4,3605 4,4186 -0,0581

Dukungan perusahaan terhadap pencarian keahlian/keunggulan yang dimiliki oleh karyawan.

4,9070 4,3023 0,6047

Bentuk pemberdayaan karyawan yang dilakukan ULI salah

satunya yaitu dengan menjadikan seorang yang sudah ahli di suatu bidang

untuk menjadi pembimbing pada program coaching. Program good idea

juga merupakan bentuk dari pemberdayaan karyawan ULI. Berbagai

kegiatan yang dianggap kecil namun ternyata berdampak besar biasanya

muncul dari program ini. Pemberdayaan karyawan menjadikan kompetensi

yang dimiliki karyawan dapat tepat guna termanfaatkan. Karyawan akan

Page 67: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

55

merasa dihargai ketika kompetensi yang dimilikinya dapat bermanfaat bagi

perusahaan, sehingga akhirnya timbul rasa kepemilikan karyawan terhadap

tujuan global perusahaan.

Atribut ke tiga, yaitu “Dukungan perusahaan terhadap pencarian

keahlian/ keunggulan yang dimiliki oleh karyawan” memiliki nilai gap

tertinggi dengan nilai 0,60. Atribut yang memiliki nilai gap terendah yaitu

“Peningkatkan rasa kepemilikan organisasi dan kualitas kerja karyawan”

dengan nilai -0,10. Nilai gap terbesar ternyata terdapat pada atribut dengan

nilai rata-rata harapan tertinggi, hal ini perlu diperhatikan bagi ULI untuk

lebih memperhatikan dukungan perusahaan terhadap pencarian

keahlian/keunggulan yang dimiliki oleh karyawan.

i. Kepemimpinan Manajemen Puncak

Pada penelitian ini, faktor kepemimpinan manajemen puncak

dibuat ke dalam tiga atribut pertanyaan untuk mengetahui tingkat

kepentingan yang diharapkan dan tingkat kepentingan aktual yang

diterapkan di Perusahaan. Atribut-atribut pernyataan, tingkat kepentingan

yang diharapkan, tingkat kepentingan aktual dan nilai gap terhadap faktor

sosial kepemimpinan manajemen puncak disajikan pada Tabel 9.

Nilai gap tertinggi adalah atribut “Dukungan Manajemen Puncak

terhadap penciptaan komunikasi formal” dengan nilai 0,14. Nilai gap

terendah dimiliki oleh atribut “Dukungan Manajemen Puncak terhadap

pemanfaatan sistem manajemen pengetahuan” dengan nilai -0,01.

Tabel 9. Nilai Mean harapan, aktual dan nilai Gap faktorkepemimpinan manajemen puncak

Atribut MeanHarapan

MeanAktual

Gap

Dukungan Manajemen Puncak terhadap penciptaankomunikasi formal.

4,3605 4,2209 0,1396

Dukungan Manajemen Puncak terhadap penciptaankomunikasi informal.

4,2558 4,1628 0,093

Kepemimpinan dan komitmen Manajemen Puncak terhadapmanajemen pengetahuan.

4,2558 4,2326 0,0232

Dukungan Manajemen Puncak terhadap pemanfaatan sistemmanajemen pengetahuan.

4,2674 4,2791 -0,0117

Nilai gap dari setiap atribut dari faktor kepemimpinan manajemen

puncak bernilai kurang dari satu bahkan memiliki nilai minus. Komitmen

dari manajemen puncak dalam mengimplementasikan manajemen

Page 68: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

56

pengetahuan benar-benar dibuktikan melalui lima pendekatan dan terbukti

telah empat kali menjadi pemenang penghargaan MAKE di tingkat Asia.

4.7. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kesuksesan ImplementasiManajemen Pengetahuan

4.7.1 Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar perlu dilakukan sebelum model diolah lebih lanjut

dengan uji regresi berganda. Model yang akan diolah dengan analisis regresi

linier berganda harus memenuhi uji asumsi dasar agar model tersebut dapat

dikatakan layak. Terdapat empat uji asumsi dasar yang harus dipenuhi yaitu

uji normalitas, uji homogenitas, uji autokorelasi dan uji multikolinearitas.

1. Uji NormalitasUji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan adalah uji

Kolmgrov-Smirnov dengan taraf signifikansi 0,05. Nilai residual

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5 persen

atau 0,05. Hipotesis yang digunakan untuk menguji kenormalan residual

yaitu:

H0 : Sisaan menyebar normalH1 : Sisaan tidak menyebar normal

Berdasarkan hasil uji Kolmgrov-Smirnov nilai signifikansi

residual dapat dilihat pada P-value yaitu lebih besar dari 0,150. Nilai

teresebut lebih besar dari 0,05 oleh karena itu H0 diterima yang berarti

sisaan menyebar normal. Kesimpulannya adalah model regresi

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan telah memenuhi

asumsi kenormalan. Hasil uji normalitas ini dapat dilihat pada Gambar 8.

Page 69: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

57

1 51 050- 5- 1 0

9 9 .9

9 9

9 59 0

8 07 06 05 04 03 02 0

1 0

5

1

0 .1

R ES I1

Per

cent

M e a n - 1 . 4 1 2 8 2 E - 1 4St D e v 4 . 0 1 0

N 8 6

K S 0 . 0 4 8

P - V a lu e > 0 . 1 5 0

P r o b a b i l i t y P lo t o f R E S I 1N o rm a l

Gambar 8. Hasil uji normalitas

2. Uji HomogenitasUji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai

residual adalah sama atau tidak. Kehomogenan ragam residual dapat

dilihat dengan menggunakan grafik fitted value. Residual dikatakan

homogen jika gambar dalam grafik tidak berpola dan lebar pita plot

grafik tersebut sama. Hasil uji homogenitas pada penelitian ini dapat

dilihat pada Gambar 9. Pada gambar tersebut terlihat bahwa grafik tidak

berpola dan lebar pita plot grafik sama sehingga dapat dikatakan bahwa

nilai residual adalah sama. Kesimpulan yang dapat ditarik dari uji ini

yaitu bahwa model regresi kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan telah memenuhi asumsi homogenitas.

7 57 06 56 05 55 0

1 0

5

0

- 5

- 1 0

Fit t e d V a lu e

Res

idua

l

V e r s u s F i t s( r e s p o n s e is y )

Gambar 9. Hasil uji homogenitas

Page 70: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

58

3. Uji AutokorelasiUji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi

antara residual pada suatu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model rgresi. Persyaratan yang harus dipenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Pengujian autokorelasi menggunakan

uji Durbin-Watson dengan tingkat kepercayaan α = 5 persen apabila:

a. 1,65 < DW < 2,35 tidak terjadi autokorelasi

b. 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 tidak dapat disimpulkan

c. DW < 1,21 atau DW > 2,79 terjadi autokorelasi

Hasil pengolahan data menggunakan run test didapatkan nilai

Durbin-Watson adalah sebesar 1,669. Nilai Durbin-Watson ini berada

lebih dari 1,65 dan kurang dari 2,35 sehingga dapat dikatakan bahwa

model ini tidak mengalami autokorelasi.

4. Uji Multikolinearitas

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak

adanya multikolinearitas. Salah satu metode pengujian adalah dengan

melihat nilai inflation factor (VIF) untuk masing-masing variabel

independen. Suatu variabel independen dikatakan mengalami masalah

multikolinearitas jika mempunyai nilai VIF lebih besar dari 5. Nilai VIF

pada masing-masing variabel independen disajikan pada Tabel 10.

Seluruh variabel independen memiliki nilai VIF kurang dari 5 maka

dapat disimpulkan bahwa model ini tidak mengalami penyimpangan

multikolinearitas.

Tabel 10. Nilai VIF variabel independen

No. Variabel Independen VIF1 Perhatian (X1) 1,4902 Penilaian (x2) 1,6693 Kepercayaan (x3) 1,6664 Otonomi karyawan (x4) 1,6625 Kerja Tim (x5) 1,8646 Pengungkitan Kompetensi (x6) 1,5177 Keterlibatan Karyawan (x7) 2,0758 Pemberdayaan karyawan (x8) 2,1139 Kepemimpinan Manajemen Puncak (x9) 2,474

Page 71: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

59

4.7.2. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan sifat pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Variabel independen

terdiri dari sembilan faktor lingkungan sosial yaitu perhatian, penilaian,

kepercayaan, otonomi karyawan, kerja tim, pengungkitan kompetensi,

keterlibatan, pemberdayaan, dan kepemimpinan manajemen puncak.

Variabel dependen pada penelitian ini adalah kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan (kapabilitas organisasi untuk menciptakan,

melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan). Nilai dan

sifat koefisien variabel independen disajikan pada Tabel 11.

Tabel 11. Hasil analisis regresi linier berganda

Predictor B Coef SE Coef

Constant 22,835 5,893

Perhatian (x1) -0,145 1,181

Penilaian (x2) -1,357 0,9328

Kepercayaan (x3) -2,091 1,014

Otonomi karyawan (x4) 2,396 1,238

Kerja Tim (x5) 0,420 1,480

Pengungkitan Kompetensi (x6) 2,028 1,174

Keterlibatan Karyawan (x7) 3,129 1,155

Pemberdayaan Karyawan (x8) 4,073 1,329

Kepemimpinan Manajemen Puncak (x9) 1,675 1,425

S = 4,23791 R-Sq = 53,9% R-Sq(adj) = 48,4%

Hasil analisis yang ditampilkan pada Tabel 12, dapat dibuat

persamaan regresi sebagai berikut:

Kesuksesan = 22,835 + (– 0,145X1) + (– 1,357X2) + (– 2,091X3) +2,396X4 + 0,420X5 + 2,028X5 + 3,129X7 + 4,073X8 +1,675X9

Kesuksesan = 22,835 – 0,145X1 – 1,357X2 – 2,091X3 + 2,396X4 +0,420X5 + 2,028X5 + 3,129X7 + 4,073X8 + 1,675X9

Nilai R square pada model regresi ini adalah 53,9 persen. Hal ini

mengindikasikan bahwa model regresi ini menggambarkan pengaruh

faktor lingkungan sosial terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan sebesar 53,9 persen sedangkan sebesar 46,1 persen

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model

penelitian ini. Kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan

senantiasa membutuhkan faktor lain selain faktor lingkungan sosial yang

Page 72: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

60

telah dilakukan pengujian pada penelitian ini. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan

diantaranya yaitu faktor kondisi organisasi dan kondisi teknologi yang

belum dimasukkan ke dalam model penelitian.

Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F) perlu digunakan

untuk mengetahui apakah faktor-faktor lingkungan sosial secara bersama-

sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan (Y). Hipotesis yang akan diuji

adalah:

H0 : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara faktor-faktor lingkungan

sosial secara simultan terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan.

H1 : Ada pengaruh secara signifikan antara faktor-faktor lingkungan

sosial secara simultan terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan.

Kriteria pengujian hipotesis adalah H0 diterima bila F hitung ₤ F

tabel dan Ho ditolak bila F hitung lebih besar dari (>) F tabel. Hasil uji F

disajikan pada Lampiran 5. Nilai F tabel yang digunakan adalah sebesar

2,01 dengan tingkat signifikansi α adalah 5 persen. Hasil uji F

menunjukkan nilai F hitung adalah sebesar 9,87. F hitung lebih besar dari

F tabel (9,88>2,01) maka H0 ditolak, artinya faktor-faktor lingkungan

sosial secara simultan memiliki pengaruh secara signifikan antara terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI.

Uji koefisien regresi secara parsial perlu digunakan untuk

mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen (X1, X2,

X3,…..X9) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel

dependen (Y). Hipotesis yang akan diuji adalah:

H0: Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara faktor independen

dengan faktor dependen

H1: Secara parsial ada pengaruh signifikan antara faktor independen

dengan faktor dependen.

Page 73: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

61

Kriteria pengujian hipotesis yaitu Ho diterima jika –t tabel ₤ t

hitung ₤ t tabel, Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel.

Nilai t tabel dicari pada α = 5 persen : 2 = 2,5 persen (uji dua sisi) dengan

derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 86-9-1 = 76. Nilai t table juga dicari pada

α = 10 persen : 2 = 5 persen (uji dua sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-

k-1 atau 86-9-1 = 76 Hasil pencarian t tabel yaitu sebesar 1,66. Nilai t

hitung dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Hasil uji t

Predictor B Coef. SE Coef T P

Constant 22,835 5,893 3,87 0,000

Perhatian (x1) -0,145 1,181 -0,12 0,903

Penilaian (x2) -1,3568 0,9328 -1,45 0,150

Kepercayaan (x3) -2,091 1,014 -2,06 0,043

Otonomi karyawan (x4) 2,396 1,238 1,94 0,057

Kerja Tim (x5) 0,420 1,480 0,28 0,778

Pengungkitan Kompetensi (x6) 2,028 1,174 1,73 0,088

Keterlibatan Karyawan (x7) 3,129 1,155 2,71 0,008

Pemberdayaan Karyawan (x8) 4,073 1,329 3,06 0,003

Kepemimpinan Manajemen Puncak (x9) 1,675 1,425 1,18 0,243

Berdasarkan hasil uji t pada tingkat α 5 persen, terdapat empat

faktor yang berpengaruh secara nyata terhadap kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan pada ULI, yaitu Kepercayaan, Keterlibatan

Karyawan, dan Pemberdayaan karyawan. Variabel-variabel independen

tersebut memiliki nilai T lebih besar dari 1,99 dan nilai P lebih kecil dari

0,05. Faktor Otonomi Karyawan dan Pengungkitan Kompetensi secara

parsial juga memiliki pengaruh terhadap kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan namun dengan tingkat signifikansi α adalah 10

persen.

Faktor Kepercayaan memiliki pengaruh yang paling rendah dan

bersifat negatif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan pada ULI. Hal ini dapat dilihat dari nilai koefisiennya yang

bertanda negatif. Semakin besar tingkat kepercayaan justru menurunkan

tingkat kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan. Tingginya

kepercayaan antarindividu dapat menjadikan individu itu kurang memiliki

keinginan untuk mencari tahu lebih dalam ataupun mencari tahu tentang

Page 74: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

62

kebenaran dari pengetahuan yang didapatkannya. Kondisi ini merupakan

hambatan dalam menciptakan pengetahuan baru, sehingga disebut sebagai

faktor yang memiliki korelasi negatif terhadap kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan.

Pada signifikansi adalah 10 persen, Faktor otonomi karyawan dan

Pengungkitan Kompetensi secara simultan dan secara parsial memiliki

pengaruh yang nyata terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan di ULI. Semakin besar tingkat otonomi karyawan yang

diberikan oleh Perusahaan maka karyawan merasa diberikan keleluasaan

dalam menciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikan

pengetahuan sehingga hal ini akan meningkatkan kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan. Semakin banyak pengungkitan kompetensi yang

diikuti oleh karyawan maka semakin meningkatkan dan memperkaya

pengetahuan yang dimiliki oleh karyawan. Peningkatan pengetahuan oleh

karyawan kemudian akan meningkatkan kinerja Perusahaan.

Faktor Keterlibatan Karyawan memiliki pengaruh nyata yang

bersifat positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan

pada ULI. Semakin tinggi tingkat keterlibatan karyawan maka semakin

besar kontribusi karyawan dalam mencapai tujuan organisasi. Semakin

banyak keterlibatan karyawan dalam setiap kegiatan penciptaan, berbagi

dan pemanfaatan pengetahuan maka semakin banyak pengetahuan yang

dapat diperoleh dan dimanfaatkan oleh Perusahaan sehingga dapat

meningkatkan kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.

Faktor Pemberdayaan Karyawan merupakan faktor yang paling

berpengaruh nyata terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan pada ULI. Pengaruh faktor Pemberdayaan Karyawan

berpengaruh positif terhadap kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan pada ULI. Semakin tinggi tingkat pemberdayaan karyawan

maka semakin baik keahlian yang dimiliki oleh karyawan yang kemudian

dapat dijadikan sebagai sumber penciptaan pengetahuan.

Faktor Perhatian, Penilaian, dan Kepemimpinan Manajemen

Puncak secara parsial tidak memiliki pengaruh nyata terhadap kesuksesan

Page 75: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

63

implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Faktor-faktor tersebut

tidak berpengaruh secara parsial namun berpengaruh secara simultan

terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI.

Perhatian dengan rekan kerja diperlukan namun tidak diprioritaskan.

Sebagai seorang karyawan, prioritas utama yang perlu untuk diperhatikan

adalah meningkatkan kinerja dan kemampuannya yang pada akhirnya

dapat meningkatkan intellectual capital individu tersebut. Kerja tim dalam

sebuah organisasi juga dibutuhkan dalam suatu organisasi, namun kerja

tim terkadang dapat menyembunyikan kemampuan individu.

Kepemimpinan manajemen puncak saja tidak cukup memberikan suasana

yang dapat mendorong karyawan untuk menciptakan, melakukan transfer,

dan mengimplementasikan pengetahuan. Kondisi sosial tersebut dapat

tercipta ketika manajemen puncak berkomitmen penuh terhadap

pelaksanaan manajemen pengetahuan serta diikuti dengan faktor lain

seperti pengungkitan kompetensi dan pemberdayaan karyawan.

4.8. Implikasi Manajerial

Kondisi lingkungan sosial di PT Unilever Indonesia sangat kondusif

dalam mendukung kapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan

transfer dan mengimplementasikan pengetahuan. Hal ini didasarkan atas tidak

adanya perbedaan yang nyata antara harapan karyawan dengan kenyataan

yang diimplementasikan oleh perusahaan. Perusahaan dapat menjadikan

kondisi ini sebagai peluang untuk terus meningkatkan intellectual capital

sebagai sumber daya baru bagi keunggulan bersaing dan kemampuan untuk

bertahan di tengah persaingan bisnis yang semakin kompleks dan menantang.

Kondisi lingkungan sosial yang kondusif dapat juga menjadi ancaman

bagi Perusahaan jika tidak ada perubahan variasi strategi dalam menerapkan

manajemen pengetahuan. Perusahaan perlu senantiasa melakukan inovasi

dalam menerapkan manajemen pengetahuan agar tercipta suasana baru yang

dapat lebih meningkatkan kesadaran dan keinginan karyawan dalam

menciptakan, melakukan transfer, dan mengimplementasikan pengetahuan.

Page 76: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

64

Inovasi yang dilakukan dapat diperoleh dari hasil sharing knowledge

antarkaryawan ataupun antarperusahaan.

Faktor-faktor yang memiliki pengaruh nyata terhadap kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan yaitu faktor kepercayaan, otonomi,

pengungkitan kompetensi, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Arah

hubungan antara faktor kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi,

keterlibatan dan pemberdayaan karyawan terhadap kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan dapat dijadikan acuan Perusahaan dalam membuat

strategi untuk meningkatkan kesuksesannya.

Faktor kepercayaan memiliki pengaruh yang rendah dan bersifat

negatif terhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan di ULI.

Kepercayaan yang terlalu tinggi dapat menurunkan rasa ingin tahu dan

keinginan untuk menambah pengetahuan. Di sisi lain, kepercayaan yang

rendah dapat menimbulkan ketidakpedulian terhadap pengetahuan yang

dimilki oleh individu lain. Oleh karena itu Perusahaan harus dapat

mempertahankan rasa saling percaya yang telah terbangun tetapi tetap

menumbuhkan sikap kritis karyawan.

Faktor Otonomi memiliki pengaruh yang positif terhadap pencapaian

kesuksesan manajemen pengetahuan pada ULI. Peningkatan kesuksesan

manajemen pengetahuan pada Perusahaan dapat dilakukan melalui

peningkatkan pemberian otonomi kepada karyawannya. Salah satu cara yang

dapat dilakukan adalah memodifikasi sarana penyampaian saran dan ide yang

telah ada agar setiap individu lebih merasa diberikan otonomi dalam

menyampaikan aspirasi yang dimiliki.

Faktor Pengungkitan Kompetensi memiliki pengaruh positif terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI. Semakin

banyak kesempatan karyawan dalam menigkatkan dan memperkaya

kompetensi yang dimilikinya maka semakin banyak pengetahuan baru yang

akan tercipta. Oleh karenia itu, penting bagi Perusahaan untuk meningkatkan

dorongannya kepada para karyawan untuk berpartisipasi aktif di setiap

kesempatan mendapatkan pelajaran baru baik dari internal maupun eksternal

seperti konferensi, training, seminar, university course, dan lain sebagainya.

Page 77: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

65

Faktor Keterlibatan Karyawan memiliki pengaruh terkuat kedua

setelah faktor Pemberdayaan karyawan. Semakin banyak keterlibatan

karyawan dalam setiap kegiatan penciptaan, berbagi, dan pemanfaatan

pengetahuan maka semakin banyak pengetahuan yang dapat diperoleh dan

dimanfaatkan oleh Perusahaan sehingga dapat meningkatkan kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan. Berdasarkan analisis kesenjangan

pada faktor keterlibatan karyawan, sistem formal yang memungkinkan

tersampaikannya kontribusi pendapat atau saran dari setiap karyawan

memiliki nilai gap yang paling besar. Oleh karena itu, salah satu cara yang

dapat dilakukan ULI untuk meningkatkan kesuksesan manajemen

pengetahuannya adalah dengan meningkatkan sistem formal tersebut.

Faktor sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada ULI adalah

Pemberdayaan Karyawan. Pada analisis kesenjangan faktor pemberdayaan,

atribut yang memiliki nilai gap tertinggi adalah “dukungan perusahaan

terhadap pencarian keahlian/ keunggulan yang dimiliki oleh karyawan”. Oleh

karena itu ULI sangat perlu untuk meningkatkan dukungan terhadap

pencarian keahlian/keunggulan yang dimiliki oleh karyawannya.

Page 78: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

PT Unilever Indonesia (ULI) mengimplementasikan manajemen

pengetahuan dalam lima bentuk pendekatan yaitu berupa pengembangan

sumber daya manusia, budaya pembelajar, menjadikan pengetahuan

stakeholder sebagai salah satu sumber pengetahuan, edukasi masyarakat dan

penyediaan fasilitas-fasilitas pendukung. Salah satu metode pengembangan

sumber daya manusia yang dilakukan oleh ULI menggunakan filosofi 70-20-

10, yaitu 70 persen belajar dengan metode on the job training, 20 persen

coaching with line manager, dan 10 persen training. Filosofi ini

didokumentasikan di dalam sistem Performance Development Plan (PDP)

secara online.

Budaya pembelajar di ULI dikembangkan melalui budaya coaching

dan budaya sharing knowledge. Budaya coaching diberi nama Building

Leaders as Generative Coaches, yaitu para senior manajer ULI ditempatkan

sebagai pembimbing untuk suatu departemen. Budaya sharing knowledge

dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan menarik seperti Learning Award,

Restropect, Share of learning and discussion (SOLAR), dan Good Idea.

Perusahaan juga membuka kemungkinan belajar dari seluruh stakeholdernya.

Salah satu cara yang dilakukan yaitu dengan melakukan survey dan studi

shopper understanding dengan pihak retail dan perusahaan marketing

research. Selain itu, ULI juga selalu mendengar kritik dan saran para

konsumennya melalui suara konsumen Unilever.

Edukasi kepada masyarakat dilakukan ULI melalui beberapa kegiatan

seperti program “Pepsodent sikat gigi pagi dan malam”, kampanye Lifebouy

Berbagi Sehat, Bekalmu untuk Bekali Sekolahku, program Stop Drugs

Violation, HIV and AIDS among Teenagers, Unilever Green and Clean dan

Shopping with Care. Perusahaan menyediakan sarana dan fasilitas pendukung

terciptanya manajemen pengetahuan yang efektif, diantaranya yaitu Learning

Centre, Knowledge Club Online, Intranet, kegiatan informal (Sharing of Joy,

Family Day, dan Pekan Olahraga), serta kondisi ruangan kerja yang nyaman

Page 79: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

67

dengan mengurangi batasan antar ruang kerja serta kebebasan untuk menata

ruangan kerja, sesuai dengan kebutuhan dan keinginan tiap divisi.

Penerapan manajemen pengetahuan yang diterapkan oleh Perusahaan

telah sesuai dengan harapan karyawannya. Nilai kesenjangan dari tiap atribut

sangat kecil yaitu kurang dari satu dan bahkan ada yang memiliki nilai minus.

Kesenjangan terbesar adalah pada faktor Pemberdayaan karyawan dengan

nilai 0,60 yaitu “Dukungan Perusahaan terhadap pencarian

keahlian/keunggulan yang dimiliki oleh karyawan”. Kesenjangan terendah

adalah pada faktor perhatian dengan nilai -0,15 yaitu “Setiap karyawan

mengenal nama, jabatan, jobdesk, dan personality rekan di luar tim”.

Faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen

pengetahuan yaitu kepercayaan, otonomi, pengungkitan kompetensi,

keterlibatan dan pemberdayaan karyawan. Semakin rendah tingkat

kepercayaan dan semakin tinggi tingkat otonomi, pengungkitan kompetensi,

keterlibatan serta pemberdayaan karyawan maka semakin tinggi tingkat

kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada PT Unilever

Indonesia.

2. Saran

a. Kondisi sosial yang sudah kondusif di PT Unilever Indonesia perlu tetap

dipertahankan dan terus ditingkatkan melalui berbagai inovasi dalam

mengimplementasikan manajemen pengetahuan.

b. PT Unilever Indonesia dapat meningkatkan otonomi, pengungkitan

kompetensi, keterlibatan dan pemberdayaan karyawan untuk

meningkatkan kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan.

c. Penelitian mengenai faktor-faktor kunci kesuksesan implementasi

manajemen pengetahuan perlu ditambahkan dengan faktor-faktor lain

seperti faktor kondisi teknologi dan kondisi organisasi agar lebih

menggambarkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesuksesan

implementasi manajemen pengetahuan.

Page 80: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

DAFTAR PUSTAKA

Choi, YS. 2004. Knowledge Management Supportive Human ResourceEnvironment. Journal of the Academy of Business and Economics.

Davenport, Thomas, L. Prusak. 1998. Working Knowledge: How OrganizationsManage What They Know. Harvard Business School Press. Boston.

Fatwan, S, A. Denni. 2009. Indonesian MAKE Study and & Lessons Learned fromthe Winners. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Human Capital Magazine. 2007. Mengembangkan Strategi Berbasis Knowledge,Human Capital Magazine. Edisi 42.

Juanda, B. 2009. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. IPB Press. Bogor.

Mattjik, AS, M. Sumertajaya. 2000. Perancangan Percobaan Dengan AplikasiSAS dan Minitab Jilid 1. IPB Press. Bogor.

Nonaka, I, H.Takeuchi. 1995. The Knowledge-Creating Company. OxfordUniversity Press. New York.

Nonaka, I, N. Konno. 1998. The Concept of “BA”: Building A Fondation forKnowledge Creation. California Management Review. 40(3): 40-55.

Nonaka, I, R. Toyama. 2002. A Firm as A Dialectical Being: Towards A DynamicTheory of A Firm. Industrial and Corporate Change. 11(5):995-1009.

Nonaka, I, R. Toyama. 2005. The Theory of The Knowledge-Creating Firm:Subjectivity, Objectivity and Synthesis . Industrial and Corporate Change.14(3):419-436.

Nonaka, I, R. Toyama. 2007. Strategic Management as Distributed Practicalwisdom (Phronesis). Industrial and Corporate Change. 16(3):371-394.

Rupidara, NS. 2008. Modal Intelektual dan Strategi Pengembangan Organisasidan Sumber Daya Manusia. In: Prosiding Forum Diskusi Pusat StudiKawasan Timur Indonesia 21 Februari 2008. Universitas Kristen SatyaWacana.

Sangkala. 2007. Knowledge Management. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Setiarso, B, Nazir, Triyono, Hendro. 2009. Penerapan Knowledge ManagementPada Organisasi. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Yuliazmi. 2005. Penerapan Knowledege Management Pada PerusahaanReasuransi : Studi Kasus PT Reasuransi Nasional Indonesia. FakultasPasca Sarjana Universitas Budi Luhur. Jakarta.

Page 81: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

LAMPIRAN

Page 82: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

70

Lampiran 1. Kuesioner penelitian

KUESIONER PENELITIANANALISIS FAKTOR-FAKTOR KUNCI KESUKSESAN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN PENGETAHUANPADA PT UNILEVER INDONESIA Tbk.

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan untuk penyusunan skripsi oleh :Nama : Windarti (H24062452)Departemen/Fakultas : Manajemen/Ekonomi dan ManajemenUniversitas : Institut Pertanian Bogor

Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner inisecara jujur, objektif, benar dan akurar. Informasi yang diterima dari kuesioner inibersifar rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan akademis. Terima kasihatas bantuan dan kerjasama Bapak/Ibu/Saudara.

Petunjuk pengisian:1. Untuk jawaban isian, mohon diisi dengan tulisan cetak yang jelas dan lengkap.2. Untuk jawaban pilihan, mohon diberi tanda silan (X) pada jawaban yang sesuai.

I. ScreeningApakah Anda mengetahui mengenai manajemen pengetahuan?a. Tahu b. Tidak tahu(jika jawaban “Tahu”, makan lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya. Jikajawaban “Tidak tahu”, maka hentikan pengisian kuesioner ini.Terimakasih atas bantuan Anda).

II. Identitas Responden

Nama :……………………………………………………

Usia : a. 20-30 tahun d. 41-50 tahun

b. 31-40 tahun e. >50 tahun

Jenis kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan

Jabatan/golongan :……………………………………………………

Pendidikan Terakhir : a. SLTA c. Sarjana

b. Diploma d. Pasca Sarjana

Masa Kerja : a. < 5 tahun d. 16-20 tahun

b. 6-10 tahun f. 21-25 tahun

c. 11-15 tahun g. >25 tahun

Page 83: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

71

Lanjutan Lampiran 1.

II. Tingkat Kepentingan dan Tingkat KinerjaPetunjuk Pengisian: Anda di mohon untuk memberikan penilaian terhadap seberapa penting danseberapa jauh kinerja atribut-atribut tersebut dalam implementasi manajemen pengetahuan diperusahaan. Penilaian diberikan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom nilai yangsesuai dengan jawaban Anda.Keterangan nilai Tingkat Kepentingan: Keterangan nilai Tingkat Kinerja:5 = Sangat penting 2 = Tidak penting 5 = Sangat baik 2 = Tidak baik4 = Penting 1 = Sangat tidak penting 4 = Baik 1 = Sangat tidak baik3 = Cukup penting 3 = Cukup baik

No. Atribut TingkatKepentingan Tingkat Kinerja

A. Perhatian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Setiap karyawan mengenal nama, jabatan, jobdesk,

dan personality rekannya dalam satu tim.2. Setiap karyawan mengenal nama, jabatan, jobdesk,

dan personality rekan di luar tim.3. Pimpinan mengenal nama, jabatan, jobdesk, dan

personality setiap anggota timnya.B. Penilaian 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Karyawan diberikan penghargaan karena membagikan

secara langsung pengetahuan mereka kepada rekankerja.

2. Karyawan diberikan penghargaan atas prestasi,pengetahuan dan keahlian baru yang dimilikinya.

3. Karyawan diberikan penghargaan karena telahmembantu menyelesaikan masalah rekan kerjanya didalam maupun di luar tim.

C. Kepercayaan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Karyawan percaya bahwa tindakan perusahaan akan

menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan.2. Pimpinan dan karyawa membagikan pengetahuan dan

keterampilannya yang terdalam untuk diketahui dandimiliki oleh orang lain dalam perusahaan.

3. Keyakinan bahwa pengetahuan yang diberikan kepadaorang lain akan digunakan dengan semestinya dantidak akan disalahgunakan.

D. Otonomi karyawan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Memberikan otonomi kepada tiap individu untuk

bertindak dan mengambil keputusan sesuai dengankondisi yang dihadapi.

2. Adanya kebebasan bagi tiap individu untuk memberikansaran dan ide yang dimiliki.

3. Adanya sarana yang memungkinkan ide-ide dari tiapindividu untuk diketahui dan dibagikan kepada yanglain.

E. Kerja Tim 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Semangat kooperatif dan teamwork.2. Mendukung pendekatan berbasis tim dalam

penyelesaian masalah.3. Mendorong adanya tim pencipta pengetahuan

(knowledge task force, the future group, learning group,atau bentuk tim pencipta lainnya)

Page 84: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

72

Lanjutan Lampiran 1.

No. Atribut TingkatKepentingan Tingkat Kinerja

F. Pengungkitan Kompetensi 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Mendorong para karyawan untuk berpartsipasi aktif di

setiap kesempatan mendapatkan pelajaran baru baikdari internal maupun eksternal seperti konferensi,training seminar, university course, dan lain sebagainya.

2. Menyediakan informasi yang lengkap mengenai dasar-dasar manajemen pengetahuan melalui training.

3. Kesadaran mengikuti training manajemen pengetahuanpada karyawan non-supervisory (karyawan biasa).

G. Keterlibatan Karyawan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Perusahaan aktif mendorong para karyawan untuk

terlibat dalam proses pengambilan keputusan.2. Perusahaan meningkatkan kontribusi karyawan secara

berkelanjutan.3. Adanya sistem formal yang memungkinkan

tersampaikannya kontribusi pendapat atau saran darisetiap karyawan.

4. Adanya sistem informal yang memungkinkantersampaikannya kontribusi pendapat atau saran darisetiap karyawan.

H. Pemberdayaan karyawan 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Peningkatkan rasa kepemilikan organisasi dan kualitas

kerja karyawan2. Komitmen perusahaan dalam memberdayakan

karyawan.3. Dukungan perusahaan terhadap pencarian keahlian/

keunggulan yang dimiliki oleh karyawan.I. Kepemimpinan Manajemen Puncak 1 2 3 4 5 1 2 3 4 51. Dukungan Manajemen Puncak terhadap penciptaan

komunikasi formal.2. Dukungan Manajemen Puncak terhadap penciptaan

komunikasi informal.3. Kepemimpinan dan komitmen Manajemen Puncak

terhadap manajemen pengetahuan.4. Dukungan Manajemen Puncak terhadap pemanfaatan

sistem manajemen pengetahuan.

Page 85: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

73

Lanjutan Lampiran 1.

III. Tingkat Pengaruh dan Tingkat Penerapan Lingkungan Sumber DayaManusia Terhadap Implementasi Manajemen Pengetahuan

Petunjuk Pengisian: Anda di mohon untuk memberikan penilaian terhadap seberapabesar tingkat pengaruh dan penerapan faktor-faktor lingkungan sumber daya manusaiterhadap kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan di perusahaan. Penilaiandiberikan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada kolom nilai yang sesuai denganjawaban Anda.Ket. nilai Tingkat Pengaruh: Ket. nilai Tingkat Penerapan:5 = Sangat setuju 2 = Tidak setuju 3 = Telah diterapkan4 = Setuju 1 = Sangat tidak setuju 2 = Kurang diterapkan3 = Cukup setuju 1 = Tidak diterapkan

No. AtributTingkat

PengaruhTingkat

Penerapan1 2 3 4 5 1 2 3

1. Perhatian antarkaryawan dalam satu tim memberikan suasanayang mendukung kapabilitas organisasi untuk menciptakan,melakukan transfer dan mengimplementasikan pengetahuan.

2. Perhatian karyawan antartim memberikan suasana yangmendukung kapabilitas organisasi untuk menciptakan,melakukan transfer dan mengimplementasikan pengetahuan.

3. Perhatian antarpemimpin dengan karyawan memberikansuasana yang mendukung kapabilitas organisasi untukmenciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikanpengetahuan.

5. Adanya penghargaan atau insentif dari perusahaan terhadapkaryawan yang melaksanakan proses penciptaan dan berbagipengetahuan memberikan suasana yang mendukungkapabilitas organisasi untuk menciptakan, melakukan transferdan mengimplementasikan pengetahuan.

6. Kepercayaan antarkaryawan dalam satu tim memberikan

Page 86: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

74

Lanjutan Lampiran 1.

No. Atribut TingkatPengaruh

TingkatPenerapan

12. Keterlibatan karyawan dalam menyelesaikan masalahmemberikan suasana yang mendukung kapabilitas organisasiuntuk menciptakan, melakukan transfer danmengimplementasikan pengetahuan.

13. Keterlibatan karyawan dalam membuat keputusan memberikansuasana yang mendukung kapabilitas organisasi untukmenciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikanpengetahuan.

14. Keterlibatan karyawan dalam merumuskan tujuan memberikansuasana yang mendukung kapabilitas organisasi untukmenciptakan, melakukan transfer dan mengimplementasikanpengetahuan.

15. Pemberdayaan karyawan memberikan suasana yangmendukung kapabilitas organisasi untuk menciptakan,melakukan transfer dan mengimplementasikan pengetahuan.

16. Kepemimpinan manajemen puncak yang berkomitmenterhadap pelaksanaan proses manajemen pengetahuanmemberikan suasana yang mendukung kapabilitas organisasiuntuk menciptakan, melakukan transfer danmengimplementasikan pengetahuan.

Page 87: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

75

Lampiran 2. Pertanyaan wawancara

PERTANYAAN WAWANCARA

1. Bagaimanakah sejarah berdirinya perusahaan?2. Bagaimana visi, misi, struktur organisasi dan strategi bisnis yang

dijalankan oleh PT Unilever Indonesia Tbk. (ULI) ?3. Apa sajakah produk yang terdapat pada ULI? Apa saja inovasi produknya?4. Apakah pengertian manajemen pengetahuan menurut anda?5. Bagaimana bentuk strategi penerapan manajemen pengetahuan pada ULI?6. Faktor apakah yang mempengaruhi keberhasilan implementasi/penerapan

manajemen pengetahuan pada ULI?7. Bagaimana ULI mencari, menciptakan, membagikan, hingga menerapkan

manajemen pengetahuan?8. Bagaimana kondisi lingkungan sumber daya manusia dan sosial pada

ULI?9. Apa yang dilakukan ULI untuk menciptakan saling perhatian dalam

perusahaan?10. Bagaimana ULI memberikan reward kepada karyawan yang mampu

menerapkan pengetahuannya dengan baik?11. Bagaimana ULI mendorong/membangun budaya saling percaya di antara

SDM organisasi sehingga berbagi pengetahuan dapat terwujud?12. Bagaimana bentuk otonomi karyawan yang diberikan oleh perusahaan?13. Bagaimana suasana kerja tim dalam perusahaan?14. Bagaimana cara perusahaan dalam meningkatkan kompetensi/pengetahuan

para individu ULI?15. Bagaimana bentuk keterlibatan karyawan dalam menyelesaikan masalah,

membuat keputusan dan merumuskan tujuan perusahaan?16. Apakah perusahaan telah optimal dalam memberdayakan karyawan sesuai

dengan kompetensi yang dimilikinya?17. Bagaimana bentuk komitmen pimpinan dalam implementasi manajemen

pengetahuan?18. Bagaimana kondisi lingkungan organisasi dalam mendukung implementasi

manajemen pengetahuan?19. Bagaimana bentuk kondisi lingkungan teknologi informasi dan

komunikasi perusahaan dalam mendukung implementasi manajemenpengetahuan?

20. Hambatan apa saja yang biasa terjadi dalam implementasi manajemenpengetahuan dan bagaimana perusahaan mengatasinya?

Page 88: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

76

Lampiran 3. Hasil uji validitas dan realibilitas

Atribut Tingkat Harapan Tingkat Aktual

r-hitung r-tabel Validitas r-hitung r-tabel Validitas

a1 0,470 0,212 Valid 0,502 0,212 Valid

a2 0,530 0,212 Valid 0,629 0,212 Valid

a3 0,328 0,212 Valid 0,484 0,212 Valid

b1 0,649 0,212 Valid 0,717 0,212 Valid

b2 0,569 0,212 Valid 0,690 0,212 Valid

b3 0,540 0,212 Valid 0,610 0,212 Valid

c1 0,613 0,212 Valid 0,580 0,212 Valid

c2 0,563 0,212 Valid 0,586 0,212 Valid

c3 0,505 0,212 Valid 0,575 0,212 Valid

d1 0,594 0,212 Valid 0,586 0,212 Valid

d2 0,442 0,212 Valid 0,612 0,212 Valid

d3 0,513 0,212 Valid 0,634 0,212 Valid

e1 0,512 0,212 Valid 0,352 0,212 Valid

e2 0,589 0,212 Valid 0,518 0,212 Valid

e3 0,475 0,212 Valid 0,472 0,212 Valid

f1 0,483 0,212 Valid 0,537 0,212 Valid

f2 0,525 0,212 Valid 0,576 0,212 Valid

f3 0,483 0,212 Valid 0,630 0,212 Valid

g1 0,704 0,212 Valid 0,682 0,212 Valid

g2 0,676 0,212 Valid 0,664 0,212 Valid

g3 0,608 0,212 Valid 0,608 0,212 Valid

g4 0,507 0,212 Valid 0,673 0,212 Valid

h1 0,606 0,212 Valid 0,547 0,212 Valid

h2 0,599 0,212 Valid 0,484 0,212 Valid

h3 0,639 0,212 Valid 0,626 0,212 Valid

i1 0,604 0,212 Valid 0,624 0,212 Valid

i2 0,639 0,212 Valid 0,681 0,212 Valid

i3 0,622 0,212 Valid 0,573 0,212 Valid

i4 0,676 0,212 Valid 0,470 0,212 Valid

Reliability statistics tingkat harapan Reliability statistics tingkat aktual

Cronbach's Alpha N of Items.922 29

Cronbach's Alpha N of Items.931 29

Page 89: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

77

Lampiran 4. Hasil uji t

One-Sample Statistics tingkat harapan

N Mean Std. DeviationStd. Error

MeanPerhatian 1 86 4.3721 .57490 .06199Perhatian 2 86 3.8837 .83199 .08972Perhatian 3 86 4.3605 .55121 .05944Penilaian 1 86 4.2674 .75808 .08175Penilaian 2 86 4.2326 .71413 .07701Penilaian 3 86 4.3023 .78320 .08445Kepercayaan 1 86 4.3837 .65383 .07050Kepercayaan 2 86 4.1047 .84058 .09064Kepercayaan 3 86 4.2791 .69707 .07517Otonomi 1 86 4.1744 .73871 .07966Otonomi 2 86 4.4535 .54572 .05885Otonomi 3 86 4.4884 .58900 .06351Kerja Tim 1 86 4.6395 .55121 .05944Kerja Tim 2 86 4.4070 .56105 .06050Kerja Tim 3 86 4.4535 .64456 .06950PengungkitanKompetensi 1 86 4.4651 .60775 .06554

PengungkitanKompetensi 2 86 4.4186 .62243 .06712

PengungkitanKompetensi 3 86 4.4070 .60153 .06486

Keterlibatan 1 86 4.1860 .80457 .08676Keterlibatan 2 86 4.3488 .66452 .07166Keterlibatan 3 86 4.3256 .67635 .07293Keterlibatan 4 86 4.3256 .67635 .07293Pemberdayaan 1 86 4.2093 .61580 .06640Pemberdayaan 2 86 4.3605 .63083 .06802Pemberdayaan 3 86 4.4419 .62506 .06740Kepemimpinan 1 86 4.3605 .64921 .07001Kepemimpinan 2 86 4.2558 .59776 .06446Kepemimpinan 3 86 4.2558 .67189 .07245Kepemimpinan 4 86 4.2674 .69323 .07475

Page 90: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

78

Lanjutan Lampiran 4.

One-Sample Statistics Tingkat Aktual

N Mean Std. DeviationStd. Error

MeanPerhatian 1 86 4.3023 .72062 .07771Perhatian 2 86 4.0349 .90030 .09708Perhatian 3 86 4.3372 .67928 .07325Penilaian 1 86 4.0581 .78747 .08492Penilaian 2 86 4.1744 .79988 .08625Penilaian 3 86 4.0581 .78747 .08492Kepercayaan 1 86 4.2209 .65800 .07095Kepercayaan 2 86 4.1047 .92073 .09928Kepercayaan 3 86 4.2791 .76160 .08212Otonomi 1 86 4.0581 .69205 .07463Otonomi 2 86 4.2907 .62996 .06793Otonomi 3 86 4.3837 .65383 .07050Kerja tim 1 86 4.4419 .56578 .06101Kerja tim2 86 4.2907 .62996 .06793Kerja tim 3 86 4.2907 .68370 .07372Pengungkitankompetensi 1 86 4.3721 .66944 .07219

Pengungkitankompetensi 2 86 4.4884 .66411 .07161

Pengungkitankompetensi 3 86 4.3256 .67635 .07293

Keterlibatan 1 86 4.1279 .74828 .08069Keterlibatan 2 86 4.2791 .66246 .07143Keterlibatan 3 86 4.2209 .69284 .07471Keterlibatan 4 86 4.2791 .77689 .08377Pemberdayaan 1 86 4.3140 .61857 .06670Pemberdayaan 2 86 4.4186 .62243 .06712Pemberdayaan 3 86 4.3023 .72062 .07771Kepemimpinan 1 86 4.2209 .74203 .08002Kepemimpinan 2 86 4.1628 .71719 .07734Kepemimpinan 3 86 4.2326 .79223 .08543Kepemimpinan 4 86 4.2791 .71375 .07697

One-Sample Test

Test Value = 4.25

t Df Sig. (2-tailed)Mean

Difference

95% Confidence Intervalof the Difference

Lower UpperHarapan 1.870 85 .065 .07547 -.0048 .1557

Page 91: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

79

Lampiran 5. Hasil uji regresi linier berganda

————— 10/11/2010 2:01:46 PM —————————————————

Welcome to Minitab, press F1 for help.

Regression Analysis: y versus x1, x2, x3, x4, x5, x6, x7, x8, x9

The regression equation isy = 22.8 - 0.14 x1 - 1.36 x2 - 2.09 x3 + 2.40 x4 + 0.42 x5 + 2.03 x6 +3.13 x7

+ 4.07 x8 + 1.68 x9

Predictor Coef SE Coef T PConstant 22.835 5.893 3.87 0.000x1 -0.145 1.181 -0.12 0.903x2 -1.3568 0.9328 -1.45 0.150x3 -2.091 1.014 -2.06 0.043x4 2.396 1.238 1.94 0.057x5 0.420 1.480 0.28 0.778x6 2.028 1.174 1.73 0.088x7 3.129 1.155 2.71 0.008x8 4.073 1.329 3.06 0.003x9 1.675 1.425 1.18 0.243

S = 4.23791 R-Sq = 53.9% R-Sq(adj) = 48.4%

Analysis of Variance

Source DF SS MS F PRegression 9 1595.44 177.27 9.87 0.000Residual Error 76 1364.95 17.96Total 85 2960.38

Source DF Seq SSx1 1 286.36x2 1 111.52x3 1 33.39x4 1 351.67x5 1 141.20x6 1 175.37x7 1 293.24x8 1 177.84x9 1 24.83

Durbin-Watson statistic = 1.66873

Page 92: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

80

Lampiran 6. Gambar hasil uji regresi linier berganda

1050-5-10

99.9

99

90

50

10

1

0.1

Residual

Per

cent

7570656055

10

5

0

-5

-10

Fitted Value

Res

idua

l840-4-8-12

20

15

10

5

0

Residual

Freq

uenc

y

80706050403020101

10

5

0

-5

-10

Observation OrderR

esid

ual

Normal Probability Plot Versus Fits

Histogram Versus Order

Residual Plots for y

Page 93: ANALISIS FAKTOR -FAKTOR KUNCI KESUKSESAN … · analisis faktor -faktor kunci kesuksesan implementasi manajemen pengetahuan pada pt unilever indonesia tbk . oleh windarti h24062452

81

Lampiran 7. Struktur organisasi

CHIEFFINANCIALOFFICER

LEGALSERVICES

INVESTORRELATIONS

MERGER &ACQUISITION

INTERNALAUDIT

COMPETITIVE& CORPORATE

STRATEGY

CORPORATEMANAGEMENTACCOUNTING

FINANCE &ACCOUNTING

BUSINESSSYSTEMS & IT

SUPPLYCHAIN

DIRECTOR

MANUFACTURING

COMMERCIALMANAGEMENT

SUPPLY CHAINDEVELOPMENT

CORPORATEPLANNING

SUPPLYMANAGEMENT

ENGINEERING

QUALITY

CORPORATERELATION

COMMUNICATION

CORPORATEAFFAIRS

UNILEVERPEDULI

FOUNDATION

81

Lampiran 7. Struktur organisasiPRESIDENTDIRECTOR

HUMANRESOURCES &CORPORATERELATIONS

CORPORATERELATION

COMMUNICATION

CORPORATEAFFAIRS

UNILEVERPEDULI

FOUNDATION

HUMANRESOURCES

EXPERTISETEAM: -TALENT

- REWARD- LEARNING

HR BUSINESSPARTNER

REMUNERATION

GENERALAFFAIRS &SECURITY

INDUSTRIALRELATIONS

MEDICALSERVICES

CUSTOMERCARE

DIRECTOR

CUSTOMERMANAGEMENT

CUSTOMERSERVICE &LOGISTICS

COMMERCIALMANAGEMENT

DEMANDMANAGEMENT

CONSUMEREXPERIENCE &

ACTIVATIONMANAGEMENT

CUSTOMERMARKETING &

CATEGORYTRADE

MANAGEMENT

FOODSDIRECTORE

COMMERCIALMANAGEMENT

MARKETINGMANAGEMENT

MARKETINGSERVICES

PERSONAL &HOME CAREDIRECTOR

COMMERCIALMANAGEMENT

MARKETINGMANAGEMENT

MARKETINGSERVICES

ICE CREAMDIRECTOR

COMMERCIALMANAGEMENT

MARKETINGMANAGEMENT

81

Lampiran 7. Struktur organisasi

ICE CREAMDIRECTOR

COMMERCIALMANAGEMENT

MARKETINGMANAGEMENT