DEFINISI ISPA.docx
-
Upload
abah-bisol -
Category
Documents
-
view
24 -
download
3
Transcript of DEFINISI ISPA.docx
A. DEFINISI ISPA
Pengertian ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut
yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14
hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini
mengenai bagian saluran atas danbawah secara stimulan atau berurutan (Muttaqin, 2008).
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibedakan menjadidua, ISPA atas dan
bawah menurut Nelson (2002: 1456-1483), Infeksi saluran pernapasan atas adalah infeksi
yang disebabkanoleh virus dan bakteri termasuk nasofaringitis atau common cold,
faringitis akut, uvulitis akut, rhinitis, nasofaringitis kronis, sinusitis.Sedangkan, infeksi
saluran pernapasan akut bawah merupakan infeksi yang telah didahului oleh infeksi
saluran atas yang disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder, yang termasuk dalam
penggolongan ini adalah bronkhitis akut, bronkhitis kronis, bronkiolitis dan pneumonia
aspirasi.
B. ETIOLOGI ISPA
Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan riketsia.Bakteri
penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptokokus,Stafilokokus, Pneumokokus,
Hemofillus, Bordetelia dan Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah
golongan Miksovirus, Adnovirus,Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma, Herpesvirus
dan lain-lain (Suhandayani, 2007).
ISPA disebabkan oleh bakteri atau virus yang masuk kesalurannafas. Salah satu
penyebab ISPA yang lain adalah asap pembakaran bahan bakar kayu yang biasanya
digunakan untuk memasak. Asap bahan bakar kayu ini banyak menyerang lingkungan
masyarakat, karena masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga selalu melakukan aktifitas
memasak tiap hari menggunakan bahan bakar kayu, gas maupun minyak. Timbulnya asap
tersebut tanpa disadarinya telah mereka hirup sehari-hari, sehingga banyak masyarakat
mengeluh batuk, sesak nafas dan sulit untuk bernafas. Polusi dari bahan bakar kayu
tersebut mengandung zat-zat seperti Drybasis, Ash, Carbon, Hidrogen, Sulfur, Nitrogen
dan Oxygen yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2002).
C. PATOFISIOLOGI
Proses Terjadinya Infeksi Saluran Pernapasan Saluran pernafasan dari hidung
sampai bronkhus dilapisioleh membran mukosa bersilia, udara yang masuk melalui rongga
hidung disaring, dihangatkan dan dilembutkan. Partikel debu yang kasar dapat disaring
oleh rambut yang terdapat dalam hidung, sedangkan partikel debu yang halus akanterjerat
dalam membran mukosa. Gerakan silia mendorong membran mukosa ke posterior ke
rongga hidung dan ke arah superior menuju faring.
Secara umum efek pencemaran udara terhadap pernafasandapat menyebabkan
pergerakan silia hidung menjadi lambat dan kaku bahkan dapat berhenti sehingga tidak
dapat membersihkan saluran pernafasan akibat iritasi oleh bahan pencemar. Produksi
lendir akanpernafasan. Akibat dari dua hal tersebut akanmenyebabkan kesulitan bernafas
sehingga benda asing tertarik dan bakteri tidak dapat dikeluarkan dari saluran pernafasan,
hal ini akan memudahkan terjadinya infeksi saluran pernafasan (Mukono, 2008: 17).
D. JENIS – JENIS ISPA
Penyakit Infeksi akut menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran
nafas mulai hidung (saluran atas) hinggaalveoli (saluran bawah) termasuk jaringan
aksesoris seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni antara lain :
1) Infeksi
Infeksi merupakan masuknya kuman atau mikroorganismeke dalam tubuh manusia dan
berkembang biak sehinggamenimbulkan gejala penyakit.
2) Saluran pernapasan
Saluran pernapasan merupakan organ mulai dari hidunghingga alveoli beserta organ
aksesorinya seperti sinus,rongga telinga tengah dan pleura.
3) Infeksi Akut
Infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14hari ditentukan untuk
menunjukkan proses akut meskipununtuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan
dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari.
Penyakit ISPA secara anatomis mencakup saluranpernapasan bagian atas, saluran
pernafasan bagian bawah (termasuk paru-paru) dan organ aksesoris saluran
pernafasan.Berdasarkan batasan tersebut jaringan paru termasuk dalamsaluran pernafasan
(respiratory tract). Program pemberantasanpenyakit (P2) ISPA dalam 2 golongan yaitu :
1) ISPA Non-Pneumonia
Merupakan penyakit yang banyak dikenal masyarakatdengan istilah batuk dan pilek .
2) ISPA Pneumonia
Pengertian pneumonia sendiri merupakan proses infeksiakut yang mengenai jaringan paru-
paru (alveoli) biasanya disebabkan oleh invasi kuman bakteri, yang ditandai oleh gejala
klinik batuk, disertai adanya nafas cepat ataupuntarikan dinding dada bagian bawah.
E. TANDA TANDA DAN GEJALA
a. Demam, pada neonatus mungkin jarang terjadi tetapi gejala demam muncul jika anak
sudah mencaapai usia 6 bulan sampai dengan 3 tahun. Seringkali demam muncul
sebagai tanda pertama terjadinya infeksi. Suhu tubuh bisa mencapai 39,5OC-40,5OC.
b. Meningismus, adalah tanda meningeal tanpa adanya infeksi pada meningens, biasanya
terjadi selama periodik bayi mengalami panas, gejalanya adalah nyeri kepala, kaku
dan nyeri pada punggung serta kuduk, terdapatnya tanda kernig dan brudzinski.
c. Anorexia, biasa terjadi pada semua bayi yang mengalami sakit. Bayi akan menjadi
susah minum dan bhkan tidak mau minum.
d. Vomiting, biasanya muncul dalam periode sesaat tetapi juga bisa selama bayi tersebut
mengalami sakit.
e. Diare (mild transient diare), seringkali terjadi mengiringi infeksi saluran pernafasan
akibat infeksi virus.
f. Abdominal pain, nyeri pada abdomen mungkin disebabkan karena adanya
lymphadenitis mesenteric.
g. Sumbatan pada jalan nafas/ Nasal, pada saluran nafas yang sempit akan lebih mudah
tersumbat oleh karena banyaknya sekret.
h. Batuk, merupakan tanda umum dari tejadinya infeksi saluran pernafasan, mungkin
tanda ini merupakan tanda akut dari terjadinya infeksi saluran pernafasan.
i. Suara nafas, biasa terdapat wheezing, stridor, crackless, dan tidak terdapatnya suara
pernafasan (Whaley and Wong; 1991; 1419).
F. TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Tujuan utama dilakukan terapi adalah menghilangkan adanya obstruksi dan
adanya kongesti hidung pergunakanlah selang dalam melakukan penghisaapan lendir baik
melalui hidung maupun melalui mulut. Terapi pilihan adalah dekongestan dengan
pseudoefedrin hidroklorida tetes pada lobang hidung, serta obat yang lain seperti
analgesik serta antipiretik. Antibiotik tidak dianjurkan kecuali ada komplikasi purulenta
pada sekret.
Penatalaksanaan pada bayi dengan pilek sebaiknya dirawat pada posisi telungkup,
dengan demikian sekret dapat mengalir dengan lancar sehingga drainase sekret akan lebih
mudah keluar (Pincus Catzel & Ian Roberts; 1990; 452).
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian
karena pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat
pada pengobatan penyakit (ISPA).
Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan petunjukstandar pengobatan
penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangipenggunaan antibiotik untuk kasus-
kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat batuk yang kurang
bermanfaat. Strategipenatalaksanaan kasus mencakup pula petunjuk tentang pemberian
makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan penunjang yang penting bagi
pederita ISPA . Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut
(Smeltzer & Bare, 2002)
G. PENCEGAHAN ISPA
Menurut Depkes RI, (2002) pencegahan ISPA antara lain:
a. Menjaga kesehatan gizi agar tetap baik
Dengan menjaga kesehatan gizi yang baik maka itu akanmencegah kita atau
terhindar dari penyakit yang terutama antara lainpenyakit ISPA. Misalnya dengan
mengkonsumsi makanan empat sehatlima sempurna, banyak minum air putih, olah
raga dengan teratur, sertaistirahat yang cukup, kesemuanya itu akan menjaga badan
kita tetapsehat. Karena dengan tubuh yang sehat maka kekebalan tubuh kitaakan
semakin meningkat, sehingga dapat mencegah virus / bakteripenyakit yang akan
masuk ke tubuh kita.
b. Imunisasi
Pemberian immunisasi sangat diperlukan baik pada anak-anak maupun orang
dewasa.Immunisasi dilakukan untuk menjaga kekebalan tubuh kita supaya tidak
mudah terserang berbagai macam penyakit yang disebabkan oleh virus / bakteri.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan
Membuat ventilasi udara serta pencahayaan udara yang baikakan mengurangi
polusi asap dapur / asap rokok yang ada di dalam rumah, sehingga dapat mencegah
seseorang menghirup asap tersebut yang bisa menyebabkan terkena penyakit ISPA.
Ventilasi yang baikdapat memelihara kondisi sirkulasi udara (atmosfer) agar tetap
segardan sehat bagi manusia.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) ini disebabkan olehvirus/ bakteri yang
ditularkan oleh seseorang yang telah terjangkit penyakit ini melalui udara yang
tercemar dan masuk ke dalam tubuh.Bibit penyakit ini biasanya berupa virus / bakteri
di udara yang umumnya berbentuk aerosol (anatu suspensi yang melayang di
udara).Adapun bentuk aerosol yakni Droplet, Nuclei (sisa dari sekresi saluran
pernafasan yang dikeluarkan dari tubuh secara droplet dan melayang di udara), yang
kedua duet (campuran antara bibit penyakit).
DAFTAR PUSTAKA
Catzel, Pincus & Ian robets.(1990). Kapita Seleta Pediatri Edisi II.alih bahasa oleh Dr. yohanes gunawan. Jakarta: EGC.
Whalley &wong. (1991). Nursing Care of Infant and Children Volume II book 1. USA: CV. Mosby-Year book. Inc
Yu.H.Y. Victor & Hans E. Monintja.(1997). Beberapa Masalah Perawatan Intensif Neonatus. Jakarta: Balai penerbit FKUI.