Definisi Diare, infus

2
Definisi Diare Buang air besar dengan konsistensi feses lebih lunak atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Namun, terdapat beberapa perkecualian yaitu pada neonatus yang mendapatkan ASI eksklusif, buang air besar dengan frekuensi lebih dari empat kali dalam 24 jam dinyatakan buang air besar fisiologis. Selain itu, anak yang buang air besar dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi feses encer dinyatakan diare (IKA, 2002). Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika. Komplikasi Diare Menurut Guandalini (2014), apabila diare tidak ditangani dengan adekuat, maka akan menimbulkan komplikasi yang bervariasi tergantung dari etiologinya. - Enterohemorrhagic E. coli: Hemorrhagic colitis dan hemolytic-uremic syndrome - Vibrio sp.: Dehidrasi - Rotavirus: Dehidrasi isotonis dan intoleransi karbohidrat - Giardia sp.: Malabsorbsi lemak kronis - Entamoeba sp.: Perforasi kolon dan abses liver Guandalini, S. 2014. Diarrhea. Diakses pada 18 Maret 2015. <http://www.emedicine.medscsape.com/article/928598- followup#4>. Infus Menurut Muhiman (1989), cairan infus dapat diklasifikasikan berdasarkan tonisitasnya menjadi: 1. Hipotonis Cairan infus ini memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah daripada plasma, sehingga cairan infus masuk ke intrasel. Cairan infus hipotonis diindaksikan untuk sel yang dehidrasi contohnya pada pasien dialisis. Contoh cairan infus hipotonis adalah NaCl 0,45%. 2. Isotonis

description

hsvdvsgvs

Transcript of Definisi Diare, infus

Page 1: Definisi Diare, infus

Definisi DiareBuang air besar dengan konsistensi feses lebih lunak atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Namun, terdapat beberapa perkecualian yaitu pada neonatus yang mendapatkan ASI eksklusif, buang air besar dengan frekuensi lebih dari empat kali dalam 24 jam dinyatakan buang air besar fisiologis. Selain itu, anak yang buang air besar dengan frekuensi kurang dari tiga kali dalam 24 jam dengan konsistensi feses encer dinyatakan diare (IKA, 2002).

Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK UI, 2002. Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta: Infomedika.

Komplikasi DiareMenurut Guandalini (2014), apabila diare tidak ditangani dengan adekuat, maka akan menimbulkan komplikasi yang bervariasi tergantung dari etiologinya.

- Enterohemorrhagic E. coli: Hemorrhagic colitis dan hemolytic-uremic syndrome

- Vibrio sp.: Dehidrasi- Rotavirus: Dehidrasi isotonis dan intoleransi karbohidrat- Giardia sp.: Malabsorbsi lemak kronis- Entamoeba sp.: Perforasi kolon dan abses liver

Guandalini, S. 2014. Diarrhea. Diakses pada 18 Maret 2015. <http://www.emedicine.medscsape.com/article/928598-followup#4>.

InfusMenurut Muhiman (1989), cairan infus dapat diklasifikasikan berdasarkan tonisitasnya menjadi:1. HipotonisCairan infus ini memiliki tekanan osmotik yang lebih rendah daripada plasma, sehingga cairan infus masuk ke intrasel. Cairan infus hipotonis diindaksikan untuk sel yang dehidrasi contohnya pada pasien dialisis. Contoh cairan infus hipotonis adalah NaCl 0,45%.2. IsotonisCairan infus ini memiliki tekanan osmotik sama dengan plasma, sehingga cairan infus akan tetap berada di dalam plasma dan tidak akan merubah volume sel. Cairan infus isotonis diindikasikan bagi pasien dengan kekurangan cairan tubuh, misalnya pada pasien diare, syok hipovolemik, dan luka bakar. Contohnya adalah Ringer Laktat, NaCl 0,9%, dan Ringer Asetat.3. HipertonisCairan infus ini memiliki tekanan osmotik yang lebih tinggi daripada plasma, sehingga cairan intrasel akan memasuki plasma, sehingga diindikasikan untuk pasien dengan edem dan pasien yang harus ditingkatkan volume urinnya. Contohnya adalah NaCl 3%, NaCl 5%, dan albumin 25.

Muhiman, M. 1989. Penatalaksanaan Pasien di Intensive Care Unit. Jakarta: Bagian Anestesiologi FK UI.