Definisi Cloud Computing

9
TUGAS KELOMPOK TEKNOLOGI CLOUD COMPUTING Ahmad Affandi AndaSaipun Ali Sadikin AndriyantoSetiawan LudyArfan Haji Alfian AnggaKasihSuwamba 0

description

Informasi web

Transcript of Definisi Cloud Computing

Definisi Cloud Computing

TUGAS KELOMPOK

TEKNOLOGI CLOUD COMPUTINGAhmad Affandi

AndaSaipun

Ali Sadikin

AndriyantoSetiawan

LudyArfan

Haji Alfian

AnggaKasihSuwamba

Definisi Cloud Computing

Cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-based service untukmensupport business process, Kata-kata Cloud sendiri merujuk kepada simbol awan yangdi dunia TI digunakan untuk menggambarkan jaringan internet (internet cloud). Cloudcomputing adalah gabungan pemanfaatan teknologi komputer (komputasi) danpengembangan berbasis Internet (awan). Cloud /awan merupakan metafora dari internet,sebagaimana awan yang sering digambarkan di diagram jaringan computer, awan (cloud)dalam Cloud Computing juga merupakan abstraksi dari infrastruktur kompleks yangdisembunyikannya adalah suatu moda komputasi dimana kapabilitas terkait teknologiinformasi disajikan sebagai suatu layanan (as a service), sehingga pengguna dapatmengaksesnya lewat Internet (di dalam awan) tanpa pengetahuan tentangnya, ahlidengannya, atau memiliki kendali terhadap infrastruktur teknologi yang membantunya.

Menurut jurnal yang dipublikasikan IEEE, Internet Computing/Cloud Computing adalahsuatu paradigma dimana informasi secara permanen tersimpan di server di internet dantersimpan secara sementara di komputer pengguna (client) termasuk di dalamnya adalahdesktop, komputer tablet, notebook, handheld, sensor-sensor, monitor dan lain-lain.Cloud Computing secara sederhana adalah layanan teknologi informasi yang bisadimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet. Komputasi awanadalah suatu konsep umum yang mencakup SaaS, Web 2.0, dan tren teknologi terbaru lainyang dikenal luas, dengan tema umum berupa ketergantungan terhadap Internet untukmemberikan kebutuhan komputasi pengguna. Sebagai contoh, Google Apps menyediakanaplikasi bisnis umum secara sharing yang diakses melalui suatu penjelajah web denganperangkat lunak dan data yang tersimpan di server.

Kosep yang digunakan CLOUD COMPUTING Infrastructure as a Service (IaaS) : konsep tertua dimana pengimplementasiannya banyak dilakukan mulai dari penggunaan atau penyewaan jaringan untuk akses Internet, layanan Disaster Recovery Center, dsb.

IaaS terletak satu level lebih rendah dibanding PaaS. Ini adalah sebuah layanan yang menyewakan sumberdaya teknologi informasi dasar, yang meliputi media penyimpanan, processing power, memory, sistem operasi, kapasitas jaringan dan lainlain, yang dapat digunakan oleh penyewa untuk menjalankan aplikasi yang dimilikinya. Model bisnisnya mirip dengan penyedia data center yang menyewakan ruangan untuk co-location, tapi ini lebih ke level mikronya. Penyewa tidak perlu tahu, dengan mesin apa dan bagaimana caranya penyedia layanan menyediakan layanan IaaS. Yang penting, permintaan mereka atas sumberdaya dasar teknologi informasi itu dapat dipenuhi.

Platform as a Service (PaaS) : konsepnya hampir serupa dengan IaaS. Namun Platform disini adalah penggunaan operating system dan infrastruktur pendukungnya. Yang cukup terkenal adalah layanan dari situs Force.Com serta layanan dari para vendor server.Seperti namanya, PaaS adalah layanan yang menyediakan modul-modul siap pakai yang dapat digunakan untuk mengembangkan sebuah aplikasi, yang tentu saja hanya bisa berjalan diatas platform tersebut. Seperti juga layanan SaaS, pengguna PaaS tidak memiliki kendali terhadap sumber daya komputasi dasar seperti memory, media penyimpanan, processing power dan lain-lain, yang semuanya diatur oleh providerlayanan ini. Pionir di area ini adalah Google AppEngine, yang menyediakan berbagaitools untuk mengembangkan aplikasi di atas platform Google, dengan menggunakanbahasa pemrograman Phyton dan Django. Kemudian Salesforce juga menyediakan layanan PaaS melalui Force.com, menyediakan modul-modul untuk mengembangkan aplikasi diatas platformSalesforce yang menggunakan bahasa Apex.

Dan mungkin yang jarang sekali kita ketahui, bahwa Facebook juga bisa dianggap menyediakan layanan PaaS, yang memungkinkan kita untuk membuat aplikasi diatasnya.Salah satu yang berhasil menangguk untung besar dari layanan PaaSFacebook adalah perusahaan bernama Zynga, yang tahun lalu saja berhasil meraupkeuntungan bersih lebih dari US$ 100 juta, lebih besar dari keuntungan yang didapatoleh Facebook sendiri. Anda mungkin akan sedikit terkejut kalau saya beritahu bahwaZynga ini bisa untung besar dari aplikasi yang sama sekali tidak serius, tapimengandung zat adiktif luar biasa yaitu: Farmville, yang hingga kini telah berhasilmenjadikan 80 juta lebih penduduk Facebook menjadi petani yang rajin mencangkul,menanam dan panen serta memerah susu sapi demi keuntungan mereka.

Software as a Service (SaaS) : berada satu tingkat diatas PaaS dan IaaS, dimana disini yang ditawarkan adalah software atau suatu aplikasi bisnis tertentu. Contoh yang paling mutakhir adalah SalesForce.Com, Service-Now.Com, Google Apps, dsb. SaaS ini merupakan layanan Cloud Computing yang paling dahulu populer.Software as a Service ini merupakan evolusi lebih lanjut dari konsep ASP (Application ServiceProvider). Sesuai namanya, SaaS memberikan kemudahan bagi pengguna untuk bisa memanfaatkan sumberdaya perangkat lunak dengan cara berlangganan. Sehinggatidak perlu mengeluarkan investasi baik untuk in house development ataupun pembelian lisensi. Dengan cara berlangganan via web, pengguna dapat langsung menggunakan berbagai fitur yang disediakan oleh penyedia layanan. Hanya saja dengan konsep SaaS ini, pelanggan tidak memiliki kendali penuh atas aplikasi yang mereka sewa.Hanya fiturfitur aplikasi yang telah disediakan oleh penyedia saja yang dapat disewa olehpelanggan. Dan karena arsitektur aplikasi SaaS yang bersifat multi tenant, memaksa penyediauntuk hanya menyediakan fitur yang bersifat umum, tidak spesifik terhadapkebutuhan pengguna tertentu. Meskipun demikian, kustomisasi tidak serta-mertadiharamkan, meskipun hanya untuk skala dan fungsi yang terbatas.Tapi dengan berkembangnya pasar dan kemajuan teknologi pemrograman,keterbatasan-keterbatasan itu pasti akan berkurang dalam waktu tidak terlalu lama.Untuk contoh layanan SaaS, tentu saja kita harus menyebut layanan CRM onlineSalesforce.comyang dikomandai Marc Benioff dan telah menjadi ikon SaaS ini.Selain itu Zoho.com, dengan harga yang sangat terjangkau, menyediakan layananSaaS yang cukup beragam, dari mulai layanan word processor seperti Google Docs,project management, hingga invoicing online. Layanan akunting online pun tersedia,seperti yang diberikan oleh Xero.com dan masih banyak lagi. IBM denganLotuslive.com nya dapat dijadikan contoh untuk layanan SaaS di areakolaborasi/unified communication. Sayangnya untuk pasar dalam negeri sendiri, seperti sudah saya sampaikan dalam tulisan terdahulu, masih sangat sedikit yang mau berinvestasi untuk menyediakanlayanan SaaS ini.

CONTOH IMPLEMENTASI APLIKASI MENGGUNAKAN CLOUD COMPUTING

Salesforce.com

Contoh aplikasi berbasis cloud computing adalah salesforce.com, Google Docs. salesforce.com adalah aplikasi Customer Relationship Management (CRM) berbasis software as services, dimana kita bisa mengakses aplikasi bisnis: kontak, produk, sales tracking, dashboard, dll.

Google Docs adalah aplikasi word processor, spreadsheet, presentasi semacam Microsoft Office, yang berbasis di server. Terintegrasi dengan Google Mail, file tersimpan dan dapat di proses dari internet.

Contoh nyata cloud computing

Maincore enginenya ditulis dengan PHP, XML, and JavaScript. Dan sudah dijadikan sebuah platform framework dengan nama eyeOS Toolkit. EyeOS sendiri dibuat seperti sebuah sistem operasi desktop layaknya Windows, Mac ataupun Linux dengan 67 aplikasi dasar.

EyeOS pertama kali diperkenalkan pada 1 Agustus 2005 dengan versi publik 0.6.0. Dan langsung melejit dan dijadikan sebagai sebuah tonggak dasar konsep operating sistem di web. Banyak kalangan dari berbagai komunitas bergabung didalmnya dengan membantu meningkatkan fitur translate, testing dan developingnya

Berikut beberapa kutipan tentang sejarah EyeOS dari situs Wikipedia:

After two years of development, the eyeOS Team published eyeOS 1.0 (on June 4, 2007). Compared with previous versions, eyeOS 1.0 introduced a complete reorganization of the code and some new web technologies, like eyeSoft, a portage-based web software installation system. Moreover, eyeOS also included the eyeOS Toolkit, a set of libraries allowing easy and fast development of new web Applications.

With the release of eyeOS 1.1 on July 2, 2007, eyeOS changed its license and migrated from GNU GPL Version 2 to Version 3.

Version 1.2 was released just a few months after the 1.1 version and integrated full compatibility with Microsoft Word files.

eyeOS 1.5 Gala was released on January 15, 2008. This version is the first to support both Microsoft Office and OpenOffice.org file formats for documents, presentations and spreadsheets. It also has the ability to import and export documents in both formats using server side scripting.

eyeOS 1.6 was released on April 25, 2008 and included many improvements such as synchronization with local computers, drag and drop, a mobile version and more.

eyeOS 1.8 Lars was released on January 7, 2009 and featured a completely rewritten file manager and a new sound API to develop media rich applications. Later, on April 1, 2009 1.8.5 was released with a new default theme and some rewritten apps such as the Word Processor or the Address Book.

Bagi yang ingin tahu lebih lanjut tentang Structure dan API EyeOS berikut kutipan dari Wikipedia:

For developers, eyeOS provides the eyeOS Toolkit, a set of libraries and functions to develop applications for eyeOS. Using the integrated Portage-based eyeSoft system, one can create their own repository for eyeOS and distribute applications through it.

Each core part of the desktop is its own application, using javascript to send server commands as the user interacts. As actions are performed using ajax (such as launching an application), it sends event information to the server. The server then sends back tasks for the client to do in XML format, such as drawing a widget.

On the server, eyeOS uses XML files to store information. This makes it simple for a user to set up on the server, as it requires zero configuration other than the account information for the first user, making it simple to deploy. To avoid bottlenecks that flat files present, each user's information and settings are stored in different files, preventing resource starvation from occurring.

4