Definisi CaOH2

download Definisi CaOH2

of 5

description

yes

Transcript of Definisi CaOH2

DefinisiKalsium hidroksida adalah garam dasar putih, berkristal,mudah larut yang terpisah menjadi ion kalsium dan ion hidroksil dalam larutan dan kandungan alkali yang tinggi (pH 11). Bahan ini digunakan dalam bentuk Setting dan Nonsetting pada kedokteran gigi. Codman ialah yang pertama menggunakan kalsium hidroksida karena sifat antimikrobanya dan kemampuannya merangsang pembentukan jaringan keras (Grossman, 1995).Kalsium hidroksida adalah senyawa kimia dengan rumus Ca(OH)2. Kalsium hidroksida dapat berupa kristal tidak berwarna atau bubuk putih. Kalsium hidroksida dapat dihasilkan melalui reaksi kalsium oksida (CaO) dengan air hidroksil (Castagnola dan Orlay, 1956).Kalsium hidroksida adalah suatu bahan yang bersifat basa kuat dengan pH 12-13. Bahan ini sering digunakan untuk direct pulp capping. Jika diletakkan kontak dengan jaringan pulpa, bahan ini dapat mempertahankan vitalitas pulpa tanpa menimbulkan reaksi radang, dan dapat menstimulasi terbentuknya batas jaringan termineralisasi atau jembatan terkalsifikasi pada atap pulpa hidroksil (Castagnola dan Orlay, 1956).Sifat bahan yang alkalis inilah yang banyak memberikan pengaruh pada jaringan. Bentuk terlarut dari bahan ini akan terpecah menjadi ion-ion kalsium dan hidroksil (Castagnola dan Orlay, 1956).Sifat basa kuat dari bahan kalsium hidroksida dan pelepasan ion kalsium akan membuat jaringan yang berkontak menjadi alkalis. Keadaan basa akan menyebabkan resorpsi atau aktivitas osteoklas akan terhenti karena asam yang dihasilkan dari osteoklas akan dinetralkan oleh kalsium hidroksida dan kemudian terbentuklah kalsium fosfat kompleks. Selain itu, osteoblas menjadi aktif dan mendeposisi jaringan terkalsifikasi, maka batas dentin terbentuk diatap pulpa hidroksil (Castagnola dan Orlay, 1956).

Untuk efek antimikroba dari kalsium hidroksida berhubungan dengan kemampuan bahan membunuh bakteri yang ada dan mencegah bakteri masuk lagi dari rongga mulut ke dalam pulpa. Sifat antimikroba dari kalsium hidroksida berasal dari beberapa faktor. pH yang tinggi menghasilkan lingkungan yang tidak baik untuk pertumbuhan bakteri. Ada tiga mekanisme kalsium hidroksida merangsang lisis bakteri, ion hidroksil menghancurkan phospholipids sehingga membran sel dihancurkan, adanya kadar alkali yang tinggi merusak ikatan ion sehingga protein bakteri dirubah, dan ion hidroksil bereaksi dengan DNA bakteri, menghambat replikasi (Grossman, 1995).Kalsium hidroksida diindikasikan untuk gigi permanen anak-anak yang melibatkan pulpa dengan apeks akar yang belum terbentuk sempurna. Jika perawatan membutuhkan radiopaqsity, gigi permanen anterior pada anak dengan apeks terbuka lebar yang mengalami fraktur saat olahraga atau kecelakaan, atau gigi posterior dengan apeks terbuka yang juga memiliki pembukaan karies kecil yang asimtomatik, dapat digunakan kalsium hidroksida (Budiyanti, 2006).

Indikasi1. Untuk gigi yang belum sempurna pertumbuhannya dengan nekrosis pulpa.2. Pasien yang pernah mengalami trauma (beberapa waktu yang lalu) dan diikuti kelainan periapeks.3. Pasien dewasa setelah mengalami kegagalan perawatan endodontik konvensional.4. Pasien anak-anak setelah tindakan apikoektomi.5. Selama perawatan orthodontikKontraindikasi1. Semua gigi dengan fraktur akar vertikal dan sebagian besar fraktur akar horizontal.2. Gigi dengan akar yang sangat pendek.3. Gigi dengan replacement resorption (ankylosis).4. Adanya kerusakan merginal pada periodontal5. Gigi dengan pulpa vital.

KomposisiKalsium hidroksida tersedia dalam 4 sediaan yaitu :1. Dalam 2 jenis pasta yaitu base dan katalis2. Sistem light cured3. Single pasta dalam bentuk suntikan4. Dalam bentuk bubuk

Akhir-akhir ini, kalsium hidroksida light cured base material dan kalsium hidroksida pelindung saluran akar berbentuk pasta telah diperkenalkan (Manappallil, 2003).

Komposisi kalsium hidroksida pasta dan katalis adalah sebagai berikut (Manappallil, 2003) :1. Base Paste: Glikol Salisilat 40%, Bereaksi dengan Ca (OH)2 dan ZnO Kalsium sulfat Titanium dioksida, sebagai inert filler, pigmen Kalsium tungstate atau barium sulfat, provides radiopacity

2. Catalys Paste: Kalsium hidroksida 50% Zinc oksida 10% Zinc stearate 0.5%, sebagai akselerator Ethylene toluene Sulfonamide 39.5%, senyawa berminyak; bertindak sebagai carrier

Aplikasi Kalsium HidroksidaDalam Manappallil (2003), Kalsium hidroksida dapat diaplikasikan sebagai kaping pulpa langsung dan tidak langsun, sebagai basis kekuatan rendah di bagian bawah restorasi silikat dan komposit untuk perlindngan pulpa, dan untuk prosedur apeksifikasi pada gigi permanen muda yang pembentukan akarnya tidak lenglap.1. Pulp cappingPulpa capping didefinisikan sebagai aplikasi dari satu atau beberapa lapis bahan pelindung di atas pulpa vital yang terbuka.Bahan yang paling sering digunakan untuk pulp capping mengandung kalsium hidroksida. Penggunaan kalsium hidroksid yang tepat menghasilkan keberhasilan 75%, walaupun beberapa bahan serupa tidak berhasil.

Pulpa Kaping ada 2 jenis yaitu (Harty, 1993) :Pulp capping tidak langsungIstilah ini digunakan untuk menunjukkan penempatan dressing adhesive di atas sisa dentin karies yang sudah mengeras dalam usaha mempercepat pembentukan dentin sekunder dalam kamar pulpa .Pada kunjungan pertama, semua lesi karies lunak dihilangkan dengan ekskavator yang tajam atau bur berkecepatan rendah, dan outline kavitas yang dibuat. Daerah dentin di dekat daerah bakal perforasi pulpa ditutup dengan selapis bahan yang mengandung kalsium hidroksida, misalnya Dycal, dan kavitas ditutup dengan semen zinc okside eugenol yang cepat mengeras, misalnya Kalzinol. Setelah sekurang-kurangnya 6 minggu, gigi dapat dibuka dan pada kasus yang berhasil akan terlihat dentin sekunder pada aspek pulpa, sisa dentin yang karies dapat dihilangkan tanpa adanya resiko perforasi pulpa. Riwayat rasa sakit rekuren selama periode perawatan merupakan kontra indikasi dari cara perawatan ini, dan untuk itu perlu dilakukan tindakan yang lebih menyeluruh. Walaupun pulp capping tidak langsung dapat berhasil pada kasus tertentu, diperkirakan kecepatan penyebaran radang dalam kamar pulpa gigi susu yang karies, ditambah dengan ketidak pastian diagnose, akan membuat indikasi penggunaan cara ini terbatas.Pulp capping langsungMenunjukkan bahwa bahan sedasi diaplikasikan langsung ke jaringan pilpa. Teknik ini sebaiknya digunakan untuk perawatan perforasi pulpa yang kecil, bersih, traumatic dengan tingkat keberhasilan 75%, yang ditemukan pada salah satu penelitian (Jeppesen, 1971). Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi dengan saliva; dressing kalsium bidroksida dapat dipasang di dekat pulpa dan selapis semen zinc oksid eugenol dapat diletakkan di seluruh lantai pulpa dan dibiarkan mengeras, untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi dengan amalgam. 2. ApeksifikasiApeksifikasi adalah suatu perawatan endodontic yang bertujuan untuk merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang belum tumbuh sempurna tetapi sudah mengalami kematian pulpa dengan membentuk suatu jaringan keras pada apeks gigi tersebut. Apeksifikasi ini merupakan suatu perawatan paendahuluan pada perawatan endodontic (Nur Liza, 2004).

Calsium Hidroksid (Ca(OH)2) adalah bahan yang paling umum digunakan sebagai bahan apeksifikasi. Bahan ini dilaporkan memiliki kemampuan untuk menginduksi jembatan dentin atau barrier jaringan keras pada saluran akar. Selain itu nilai pH, ukuran partikel, biokompatibilitas dan konsentrasinya dilaporkan merupakan faktor-faktor penting dalam kesuksesannya sebagai bahan apeksifikasi. Meskipun Ca(OH)2 dinilai memiliki kesuksesan sebagai bahan apeksifikasi namum bahan ini memiliki kekurangan yaitu membutuhkan kepatuhan pasien yang tinggi dan kesiapan pasien untuk selalu melakukan follow up (Nur Liza, 2004).

Budiyanti A. Perawatan Endodontik pada Anak. Jakarta: EGC, 2006: 50-55.Grossman LI. Ilmu Endodontik Dalam Praktek. Alih bahasa. Abyono R. Jakarta: EGC, 1995: 250-251.Castagnola, L dan Orlay, H.G. 1956. A System of Endodontia. London : Pitman Medical PublishingHarty. FJ. alih bahasa Lilian Yuono. 1992. Endodontik Klinis. Jakarta : Hipokrates.