DEFINISI

42
DEFINISI/PENGERTIAN PERSEDIAAN (INVENTORY) Posted on 31 Maret 2009 by Danfar Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Adapun menurut Sofjan Assauri (1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut : “ Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal “. Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan. Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya- biaya yang ditimbulkannya tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. Menurut Bambang Rianto (1995) menyatakan bahwa untuk tujuan perencanaan besarnya persediaan kita hanya memperhatikan yang variabelnya saja dari biaya-biaya persediaan tersebut yang secara langsung akan terpengaruh oleh rencana tersebut. Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :

Transcript of DEFINISI

Page 1: DEFINISI

DEFINISI/PENGERTIAN PERSEDIAAN   (INVENTORY)

Posted on 31 Maret 2009 by Danfar

Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.

Adapun menurut Sofjan Assauri (1993:169) persediaan dapat didefinisikan sebagai berikut :

“ Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal “.

Jadi persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut “Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak mengalami proses lebih lanjut didalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentuk dari barang yang bersangkutan.

Persediaan pada dasarnya akan menimbulkan biaya-biaya. Biaya-biaya yang ditimbulkannya tersebut dapat berupa biaya tetap dan biaya variable. Menurut Bambang Rianto (1995) menyatakan bahwa untuk tujuan perencanaan besarnya persediaan kita hanya memperhatikan yang variabelnya saja dari biaya-biaya persediaan tersebut yang secara langsung akan terpengaruh oleh rencana tersebut.

Biaya Variabel dari persediaan tersebut dapat digolongkan kedalam :

1. Procurement atau Ordering Cost

Ordering cost adalah biaya-biaya yang berubah-ubah sesuai dengan frekuensi pesanan, yang terdiri dari :

(1) Biaya selama proses pesanan

a. Persiapan-persiapan yang diperlukan untuk pemesanan

b. Penentuan besarnya kuantitas yang akan dipesan

(2) Biaya pengiriman pesanan

(3) Biaya penerimaan barang yang dipesan

a. Pembongkaran dan pemasukan ke gudang

b. Pemeriksaan material yang diterima

Page 2: DEFINISI

c. Mempersiapkan laporan penerimaan

d. Mencatat kedalam “Material Record Card”

(4) Biaya-biaya processing pembayaran

a. Auditing dan perbandingan antara laporan penerimaan dengan pesanan yang asli

b. Persiapan pembuatan cheque untuk pembayaran

c. Pengiriman cheque dan kemudian auditnya

2. Carrying Cost

Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan. Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ” (persediaan rata-rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam carrying cost adalah :

(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang

(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak

(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli

(4) Biaya asuransi

(5) Biaya modal

(6) Biaya absolescence

(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang

Page 3: DEFINISI

Pengertian Persediaan BarangPersedian adalah barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijualkembali dalam aktivitas normal perusahaan atau untuk diproses terlebihdahulu kemudian dijual. Istilah persediaan digunakan untuk menyatakan suatu jumlah barang yang berwujud. Dalam perusahaan dagang hanya ada satu jenispersediaan yaitu persediaan barang dagangan (merchandise inventory).Perusahaan dagang membeli barang kemudian dijual tanpa merubahbentuk, sedangkan perusahaan industri membeli bahan-bahan mentah yangselanjutnya diproses menjadi barang jadi. Dalam perusahaan industri terdapat3 (tiga) jenis persediaan yaitu:a. Bahan Baku (raw material inventory)b. Barang dalam proses (work in process inventory)c. Barang jadi (finished goods)Bahan Baku (Raw Materials)Bahan Baku/mentah adalah barang-barang yang dimiliki untuk dipergunakan dalam aktivitas proses produksi yang merupakan bagianterbesar yang terkandung dalam produksi tersebut. Misalnya padaperusahaan Tekstil, benang merupakan bagian terbesar dalam pembuatankain yang terdapat pada pabrik tekstil.Barang dalam proses (work in process/goods in process)Barang dalam proses adalah barang-barang yang pada tanggalpenyusunan neraca belum selesai dikerjakan dan perlu pengerjaan lebihlanjut. Persediaan ini biasanya terdiri dari 3 unsur yaitu : Bahan langsung,tenaga kerja langsung dan biaya produksi tidak langsung.Barang Selesai (finished goods)Barang Selesai adalah hasil produksi yang siap untuk dijual. Biayabarang selesai ini terdiri dari unsur bahan mentah/baku langsung, Tenagakerja langsung, dan biaya produksi tidak lanngsung.

Pengertian Persediaan Bahan Baku

Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan

persediaan bahan baku. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan

perusahaan industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan

konsumen. Selain itu dengan adanaya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang

juga diharapkan dapat memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen

perusahaan dari dapat menghindari terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal

Page 4: DEFINISI

pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image

yang kurang baik.

Agar lebih mengerti maksud persediaan, maka penulis akan mengemukakan beberapa

pendapat mengenai pengertian persediaan.

a. Menurut Przwirosentono ( 2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam

perusahaan dalam bentuk persediaarr bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah

jadi dan barang dalam proses.

b. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat

mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)

c. Soemarso (1999), Mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang barang yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

d. Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan, persediaan mempunyai

nilai ekonomis di masa yang akan datang pada saat aktif. (Yuliana, 2001) ?

Yang dimaksud persediaan dalam penelitian ini adalah suatu bagian dari kekayaan

perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang

setengah jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.

Page 5: DEFINISI

Persediaan merupakan sejumlah barang yang disediakan untuk memenuhi permintaan

dari pelanggan. Dalam perusahaan perdagangan pada dasarnya hanya ada satu golongan

inventory (persediaan), yang mempunyai sifat perputaran yang sama yaitu yang disebut

“Merchandise Inventory” (persediaan barang dagangan). Persediaan ini merupakan

persediaan barang yang selalu dalam perputaran, yang selalu dibeli dan dijual, yang tidak

mengalami proses lebih lanjut di dalam perusahaan tersebut yang mengakibatkan perubahan

bentuk dari barang yang bersangkutan.        Istilah persediaan adalah ( inventory )

menunjukkan barang-barang yang dimiliki untuk dijual dalam keadaan normal perusahaan

serta, barang yang telah diproduksi, Rollin. Persediaan merupakan barang dagangan yang

dibeli kemudian disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan sehingga

perusahaan senantiasa memberi perhatian yang besar dalam persediaan. Persediaan

mempunyai arti yang sangat strategis bagi perusahaan baik perusahaan dagang maupun

perusahaan industri. “ Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha yang normal “.

Persediaan barang stationary adalah merupakan fungsi yang berhubungan dengan bagaimana

mendapatkan barang-barang yang dibutuhkan. Hal ini berhubungan dengan barang keluar dan

jumlah barang yang tersisa. Pada dasarnya persediaan akan mempermudah atau

memperlancar jalannya operasi perusahaan yang harus dilakukan secara berturut-turut untuk

memproduksi suatu barang. Adapun contoh gambaran persediaan barang dapat dilihat pada

gambar

Page 6: DEFINISI

Diagram di atas, memberikan keterangan, bahwa pembicaraanya mengasumsikan kepada :

1.      Perusahaan yang bersangkutan terpengaruh oleh musim sehingga persediaan hanya

dimungkinkan selama bulan Januari sampai Juni saja.

2.      Pengadaan berkapasitas lebih dari 12.000 satuan

3.      Jumlah pesanan selama setahun 12.000 satuan yang diperkirakan merata sepanjang tahun,

tetapi penyediaan barang jadi harus diselesaikan selama musim itu yang dimisalkan harus

selesai selama bulan-bulan semester pertama.

4.      Persediaan awal, menunjukkan 600 satuan, persediaan akhir periode diharapkan 700 satuan,

sedangkan persediaan bersih di bulan-bulan lainnya diharapkan dapat dipertahankan rata

sebesar 500 satuan.

Page 7: DEFINISI

MAKALAH : PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI

PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP

KELANCARAN PROSES PRODUKSI

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Kewirausahaan Lanjutan

Oleh

YANTI YUNINGSIH

072165039

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI/TATA NIAGA

Page 8: DEFINISI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SILIWANGI

TASIKMALAYA

2010

KATA PENGANTAR

Alhamdulilahirabbilalamin, penulis panjatkan ke-Hadirat Allah swt. yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini. Penulisan

makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Seminar Manajemen dan

Bisnis. Makalah ini penulis beri judul “ PENGARUH PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU

TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI”.

Setiap perusahaan yang menyelenggarakan kegiatan produksi akan memerlukan

persediaan bahan baku. Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan

industri dapat melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu,

dengan adanaya persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat

memperlancar kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari

terjadinya kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan

kosumen dapat merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.

Ucapan terimakasih penulis haturkan kepada Heti Suherti, Dra. M.Pd. sebagai dosen mata

kuliah seminar bisnis dan manajemen. Serta teman-teman seperjuangan yang telah membantu

penulis dalam penyelesaian makalah ini.

Pepatah mengatakan bahwa tak ada gading yang tak retak. Artinya tak sesuatu pun yang

sempurna. Begitu juga dengan karya tulis penulis ini masih sangat jauh dari sempurna. Maka, penulis

mengharapkan saran dari pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya, penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua. Amin.

Tasikmalaya, Desember 2010

Page 9: DEFINISI

penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................. i

DAFTAR ISI......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................................................2

C. Tujuan Makalah.................................................................................................................3

D. Kegunaan Makalah.............................................................................................................3

E. Sistematika Penulisan........................................................................................................3

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Persediaan..........................................................................................................................4

1. Pengertian Persediaan...................................................................................................4

2. Jenis Persediaan............................................................................................................5

3. Fungsi Persediaan..........................................................................................................6

B. Pengendalian Persediaan Bahan Baku...............................................................................6

1. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku............................................................6

C. Cara Persediaan Bahan Baku.............................................................................................8

D. Pengertian Kelancaran......................................................................................................10

E. Pengertian Proses Produksi...............................................................................................10

BAB III PERMASALAHAN

A. Perlunya Persediaan Bahan Baku......................................................................................12

B. Beberapa Kerugian yang akan dapat diderita oleh

perusahaan sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan

bahan baku.......................................................................................................................14

Page 10: DEFINISI

C. Beberapa kelemahan apabila perusahaan yang

bersangkutan menyelengarakan persediaan bahan baku................................................15

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...........................................................................................................................17

B. Saran ................................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perekonomian saat ini telah berkembang dengan pesat, seiring dengan pesatnya

perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) yang semakin canggih. Sehingga persaingan

antar perusahaan menjadi semakin ketat. Adanya persaingan yang semakin ketat antar perusahaan

mendorong setiap perusahaan untuk menetapkan pengendalian terhadap persediaan bahan baku

secara tepat sehingga perusahaan dapat tetap eksis untuk dapat mencapai tujuan yang

diinginkannya.

Setiap perusahaan baik itu perusahaan jasa maupun perusahaan manufaktur pasti

mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh laba atau keuntungan. Tetapi untuk mencapai

tujuan tersebut tidaklah mudah karena hal itu dipengaruhi oleh beberapa faktor, dan perusahaan

harus mampu untuk menangani faktor-faktor tersebut. Salah satu faktor yang mempengaruhi yaitu

mengenai masalah kelancaran produksi. Masalah produksi merupakan masalah yang sangat penting

bagi perusahaan karena hal tersebut sangat berpengaruh terhadap laba yang diperoleh perusahaan.

Apabila proses produksi berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan dapat tercapai, tetapi

apabila proses produksi tidak berjalan dengan lancar maka tujuan perusahaan tidak akan tercapai.

Sedangkan kelancaran proses produksi itu sendiri dipengaruhi oleh ada atau tidaknya bahan baku

yang akan diolah dalam produksi.

Page 11: DEFINISI

Perusahaan manapun baik perusahaan jasa ataupun perusahaan manufaktur, selalu

memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan pada risiko

bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan para pelanggannya.

Hal ini bisa saja terjadi karena tidak selamanya barang-barang atau jasa-jasa tersedia pada

setiap saat, yang berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan memperoleh

keuntungan yang seharusnya ia dapatkan. Jadi persediaan sangat penting untuk setiap perusahaan

baik yang menghasilkan suatu barang maupun jasa.

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan. Apabila

perusahaan menanamkan terlalu banyak dananya dalam persediaan, hal ini akan menyebabkan

biaya penyimpanan yang berlebihan dan mungkin mempunyai opportunity cost. Demikian pula

apabila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang mencukupi, dapat mengakibatkan biaya-biaya

dari terjadinya kekurangan bahan (stockout cost).

Dengan Tersedianya persediaan bahan baku maka diharapkan perusahaan industri dapat

melakukan proses produksi sesuai kebutuhan atau permintaan konsumen. Selain itu, dengan adanya

persediaan bahan baku yang cukup tersedia di gudang juga diharapkan dapat memperlancar

kegiatan produksi/ pelayanan kepada konsumen perusahaan dan dapat menghindari terjadinya

kekurangan bahan baku. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan kosumen dapat

merugikan perusahaan dalam hal ini image yang kurang baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian persediaan

bahan baku sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses produksi. Sehingga, penulis tertarik

untuk membahasnya dan memberi kaarya sederhana ini dengan “PENGARUH PENGENDALIAN

PERSEDIAAN BAHAN BAKU TERHADAP KELANCARAN PROSES PRODUKSI”

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam pembahsan makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian pengendalian persediaan bahan baku ?

2. Apakah pengertian kelancaran proses produksi ?

3. Bagaimanakah pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap kelancaran proses produksi

?

4. Permasalahan-permasalahan yang terjadi jika perusahaan tidak melakukan pengendalian persediaan

bahan baku ?

Page 12: DEFINISI

C. Tujuan Makalah

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengertian pengendalian persediaan bahan baku

2. Pengertian kelancaran proses produksi

3. Pengaruh pengendalian persediaan bahan baku terhadap kelancaran proses produksi.

4. Permasalahan-permasalahan yang terjadi jika perusahaan tidak melakukan pengendalian persediaan

bahan baku.

D. Kegunaan Makalah

Penulisan makalah ini secara teoritis berguna dalam penambahan wawasan dan

pengembangan pengetahuan penulis mengenai bisnis dan manajemen khususnya dalam manajemen

produksi atau persediaan. Sedangkan secara praktis makalah ini dapat digunakan sebagai acuan

pada tahap implementasi dalam pengembangan usaha bagi para pelaku usaha dan pelaku ekonomi

lainnya.

E. Sistematika Penulisan Makalah

Sistematika penulisan makalah ini menggunakan studi kepustakaan yaitu mengambil teori

atau landasan dari beberapa buku. Kemudian dengan penelitian langsung kepada salah satu pabrik

pelaku usaha manufaktur yaitu Kecap Cap Ayam di Parigi Kabupaten Ciamis dengan menggunakan

metode wawancara dengan ditunjang melalui studi kepustakaan

BAB II

KAJIAN TEORETIS

A. Persediaan

Page 13: DEFINISI

a. Pengertian Persediaan

Istilah persediaan (Inventory) adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu atau

sumberdaya-sumberdaya organisasi yang disimpan dalam antisipasi pemenuhan permintaan.

Permintaan akan sumberdaya internal ataupun eksternal ini meliputi persediaan bahan mentah,

barang dalam proses, barang jadi atau produk akhir, bahan-bahan pembantu atau pelengkap dan

komponen-komponen lain yang menjadi bagian keluaran produk perusahaan.

Penulis akan mengemukakan beberapa pendapat mengenai pengertian persediaan.

a. Menurut Prawirosentono ( 2001), persediaan adalah kekayaan lancar yang terdapat dalam

perusahaan dalam bentuk persediaarr bahan mentah (bahan baku / material), barang setengah jadi

dan barang dalam proses.

b. Persediaan adalah bagian utama dari modal kerja, merupakan aktiva yang pada setiap saat

mengalami perubahan ( Gitosudarmo, 2002)

c. Soemarso (1999), Mengemukakan pengertian persediaan sebagai barang barang yang dimiliki

perusahaan untuk dijual kembali atau digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan.

d. Persediaan dapat diartikan sebagai sumber daya yang belum digunakan, persediaan mempunyai nilai

ekonomis di masa yang akan datang pada saat aktif. (Yuliana, 2001).

Yang dimaksud persediaan dalam pembahasan ini adalah suatu bagian dari kekayaan

perusahaan yang digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah

jadi maupun barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa.

b. Jenis Persediaan

Persediaan ada berbagai jenis. Setiap jenisnya mempunyai karakteristik khusus dan cara

pengelolaannya juga berbeda. Menurut jenisnya, persediaan dapat dibedakan atas (Handoko, 2002):

1. Persediaan bahan mentah (raw materialis), yaitu persediaan barang-barang berwujud mentah. Persediaan ini dapat diperoleh dari sumber-sumber alam atau dibeli dari para Supplier atau dibuat sendiri oleh perusahaan untuk digunakan dalam proses produksi selanjutnya.

2. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased paris), yaitu persediaan barang-barang yang terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain, dimana secara langsung dapat dirakit menjadi produk.

Page 14: DEFINISI

3. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.

4. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi tidak merupakan bagian atau komponen barang jadi.

5. Persedian barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah dalam bentuk produk dan siap untuk dijual atau dikirim kepada pelanggan.

Persediaan dalam sebuah perusahaan merupakan suatu hal yang sangat penting. Persediaan

memilki berbagai fungsi karena jika perusahaan mengalami kekurangan barang persediaan, maka

akan berakibat pada hal-hal sepeti tertundanya proses produksi, penjualan sehingga akan

menghambat dalam perolehan laba atau pendapatan. Kehilangan penjualan berarti kehilangan

pelanggan. Sedangkan pelanggan merupakan asset penting agar usaha yang dijalankan dapat

berjalan lancar. Tidak memilki pelanggan atau kehilangan pelanggan maka kehilangan pula

kesempatan untuk mendapatkan pendapatan laba.

c. Fungsi Persediaan

Adapun fungsi-fungsi persediaan menurut Handoko, Hani (1999;335) yaitu :

a. Fungsi DecouplingPersediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak sepenuhnya bergantung pada

pengadaannya dalam kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaaan terjaga kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaaan produk yang tidak pasti dari pelanggan. Persediaan dapat digunakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperlirakan sebelumnya atau diramalkan disebut juga dengan fluktuation stock.

b. Fungsi Economic Lot SizingMelalui penyimpanan persediaan, perusahaan dapat memproduksi dan membeli sumber daya -

sumber daya dalam kuantitas yang dapat mengurangi biaya-biaya per unit. Persediaan “lot size“ ini perlu mempertimbangkan penghematan-penghematan, karena perusahaan membeli dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan biaya-biaya yang timbul karena besarnya persediaan.

c. Fungsi AntisipasiPersediaan memilki fungsi antisipasi terhadap fluktuasi pelanggan atau konsumen yang tidak

dapat diramalkan berdasar pengalaman-pengalaman masa lalu atau permintaan musiman (seasional inventories). Karena perusahaan sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode tertentu. Dalam hal ini perusahaan memerlukan persediaan ekstra yang disebut persediaan pengaman (safety stock).

Page 15: DEFINISI

B. Pengendalian Persediaan Bahan Baku

a. Pengertian Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Salah satu fungsi manajerial yang sangat penting adalah pengendalian persediaan, karena

persediaan fisik banyak melibatkan investasi rupiah terbesar. Ada beberapa pakar yang mengartikan

pengendalian di antaranya menurut Vincent “ Pengendalian dapat diartikan sebagai tindakan

pencegahan atau pengaturan perubahan dan parameter, situasi atau kondisi”.

Sedangkan menurut Komarudin “Pengendalian adalah untuk menjamin bahwa kegiatan yang

tengah berjalan terarah sesuai dengan tujuan dan rencana dalam batas-batas struktur organisasi.”

Lain halnya dengan pendapat Terry. Dia mengatakan bahwa pengendalian sama dengan

pengawasan. Sehingga, “Pengendalian atau pengawasan menurutnya adalah proses penentuan apa

yang akan dihasilkan yaitu pelaksanaan dan apabila perlu mengambil tindakan korektif sehingga

pelaksanaan berjalan sesuai rencana yaitu sesuai standar”.

Pelaksanaan pengendalian persediaan ini akan berhubungan dengan seluruh bagian yang

bertujuan agar usaha penjualan dapat intensif serta produk dan penggunaan sumber daya dapat

maksimal.

Istilah pengendalian merupakan penggabungan dari dua pengertian yang sangat erat

hubungannya tetapi dari masing-masing pengertian tersebut dapat diartikan sendiri-sendiri

yaitu perencanaan dan pengawasan. Pengawasan tanpa adanya perencanaan terlebih dahulu

tidak ada artinya, demikian pula sebaliknya perencanaan tidak akan menghasilkan sesuatu tanpa

adanya pengawasan.

Menurut Widjaja (1996:4), “Perencanaan adalah proses untuk memutuskan tindakan apa

yang akan diambil dimasa depan.”

Perencanaan kebutuhan bahan adalah suatu sistem perencanaan yang pertama-tama

berfokus pada jumlah dan pada saat barang jadi yang diminta yang kemudian menentukan

permintaan turunan untuk bahan baku, komponen dan sub perakitan pada saat tahapan

produksi terdahulu (Horngren,1992:321).

Pengawasan bahan adalah suatu fungsi terkoordinasi didalam organisasi yang terus-

menerus disempurnakan untuk meletakkan pertanggungjawaban atas pengelolaan bahan baku

dan persediaan pada umumnya, serta menyelenggarakan suatu pengendalian internal yang

menjamin adanya dokumen dasar pembukuan yang mendukung sahnya suatu transaksi yang

Page 16: DEFINISI

berhubungan dengan bahan, pengawasan bahan meliputi pengawasan fisik dan pengawasan

nilai atau rupiah bahan.(Supriyono,1999:400)

Kegiatan pengawasan persediaan tidak terbatas pada penentuan atas tingkat dan

komposisi persediaan, tetapi juga termasuk pengaturan dan pengawasan atau pelaksanaan

pengadaan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan jumlah dan waktu yang dibutuhkan

dengan biaya yang serendah-rendahnya.

Pengendalian adalah proses manajemen yang memastikan dirinya sendiri sejauh hal itu

memungkinkan, bahwa kegiatan yang dijalankan oleh anggota dari suatu organisasi sesuai

dengan rencana dan kebijaksanaannya. (Widjaja,1996:3). Pengendalian berkisar pada kegiatan

memberikan pengamatan, pemantauan, penyelidikan dan pengevaluasian keseluruh bagian

manajemen agar tujuan yang ditetapkan dapat tercapai.

Dari beberapa pengertian mengenai pengendalian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

pengendalian persediaan adalah tindakan pencegahan atau pengaturan kekayaan perusahaan yang

digunakan dalam rangkaian proses produksi untuk diolah menjadi barang setengah jadi maupun

barang jadi, yang dalam hal ini dapat berupa barang maupun jasa sehingga pelaksanaan berjalan

sesuai rencana yaitu sesuai standar”.

Menurut Handoko (2000), bila perusahaan menamankan terlalu banyak dananya dalam

persediaan, menyebabkan biaya penyimpanan yang berlebihan, dan mungkin mempunyai

“Opportunity Cost” (dana dapat ditanamkan dalam investasi yang lebih menguntungkan”.

Sebaliknya, bila perusahaan tidak mempunyai persediaan yang cukup dapat mengakibatkan biaya-

biaya karena kekurangan bahan.

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting

untuk kelancaran proses produksi yang akhirnya mampu menghasilkan pendapatan laba.

C. Cara Persediaan Bahan Baku

Setiap perusahaan mempunyai cara-cara yang berbeda dalam pelaksanaan persediaan bahan

bakunya. Cara atau teknik persediaan bahan baku merupakan tindakan yang sangat penting untuk

menghitung berapa jumlah persediaan bahan baku yang harus tersedia serta kapan harus mulai

mengadakan pemesanan kembali.

Menurut Rangkuti, Freddy (1996:19) cara persediaan bahan baku yang dapat dipakai antara

lain :

Page 17: DEFINISI

a. Metode analisis ABC

b. Metode pengawasan persediaan

c. Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan ada pemesanan kembali.

d. Persediaan dalam kondisi tidak tentu dan tidak ada pemesanan kembali.

e. System persediaan just in time

Pendapat lain dikemukakan oleh Asyari, Agus yaitu :

Beberapa model persediaan bahan baku yang sering dipergunakan di dalam sestem persediaan

anatara lain :

a. Persediaan system batas

b. Persediaan kotak

c. Persediaan visual

Cara persediaan bahan baku untuk lebih jelasnya akan penulis uraikan menurut pendapat

Ahsyari sebagai berikut :

a. Persediaan system batasManajemen yang memakai cara ini akan menentukan besarnya batas minimal dan batas maksimal dari persediaan bahan baku yang dupergunakan dalam perusahaan. Persediaan bahan baku yang ada dapat dilaksankan secara periodik di dalam jangka waktu tertentu misalnya, setiap hari, setiap minggu, setiap bulan dan seterusnya.

b. Persediaan system kotakPersediaan ini tidak mengenal periode pemeriksaan kembali, oleh karena itu persediaan bahan baku ini akan langsung terlihat di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat penyimpanan bahan baku. Dengan cara ini pembelian bahan baku akan dilakukan bila jumlah bahan baku di dalam kotak yang dipergunakan sebagai tempat persediaan bahan baku telah mencapai batas waktu tertentu.

c. Persediaan visualPersediaan visual merupakan suatu persediaan bahan baku dengan jalan mempergunakan kartu pengeluaran bahan yang berbeda. Dengan cara ini manajemen dapat mengetahui tingkat persediaan yang ada cukup dengan melihat warna dari warna kartu pengeluaran bahan yang dikeluarkan.

Berdasarkan pendapat di atas penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa cara persediaan

bahan baku perusahaan tersebut merupakan cara yang terbaik bagi perusahaan adalah cara yang

paling sesuai dengan kondisi yang ada dalam perusahaan.

D. Pengertian Kelancaran

Page 18: DEFINISI

Kelancaran merupakan hal yang diinginkan oleh setiap orang dalam menjalankan kegiatan

apapun. Karena dengan kelancaran maka tujuan yang diinginkan atau direncanakan pun bisa

tercapai tanpa gangguan apa pun. Penulis hanya mampu menyebutkan pengertian kelancaran

menurut satu ahli saja yaitu menurut Poerwadarminta. Menurutnya, “ Kelancaran adalah keadaan

lancarnya sesuatu ”.

E. Pengertian Proses Produksi

Kebanyakan mengartikan proses produksi itu adalah suatu kegiatan mengubah bahan baku

menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Tapi menurut Assauri Sofyan “ Proses Produksi

adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau

jasa dengan menggunakan sumber-sumber (tenaga kerja, mesin, bahan-bahan dan dana yang ada).”

Sehingga, menurutnya proses produksi adalah suatu kegiatan yang menggunakan semua factor

produksi dalam rangka menciptakan sebuah barang agar memilki nilai guna atau menambah nilai

guna suatu barang tersebut.

Sedangkan menurut Ahyari Agus (1986:3) ‘Proses produksi merupakan cara, metode maupun

teknik bagaimana kegiatan penambahan faedah atau penciptaan faedah tersebut dilaksanakan”.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kelancaran proses produksi adalah

suatu keadaan dimana proses penciptaan atau aktivitas penambahan faedah suatu barang tidak

terhambat oleh suatu apapun.

Page 19: DEFINISI

BAB III

PERMASALAHAN

A. Perlunya Persediaan Bahan Baku

Persediaan bahan baku di dalam perusahaan adalah hal yang sangat wajar untuk

dikendalikan dengan baik. Setiap perusahaan yang menghasilkan produk (perusahaan-perusahaan

yang menyelenggarakan proses produksi) akan memerlukan persediaan bahan baku. Baik disengaja

maupun tidak disengaja, baik perusahaan tersebut perusahaan kecil, perusahaan menengah maupun

perusahaan besar. Namun demikian, cara penyelenggaran persediaan bahan baku ini akan berbeda-

beda untuk setiap perusahaan-perusahaan tersebut, baik dalam hal jumlah unit dari persediaan

bahan baku yang ada di dalam perusahaan, maupun manajemen ataupun pengelolaan dari

persediaan bahan baku di dalam perusahaan yang bersangkutan.

Pada umumnya, bagi perusahaan besar dan sebagian dari perusahaan menengah,

persediaan bahan baku ini akan dikendalikan dengan sebaik-baiknya. Persiapan-persiapan untuk

mengadakan penyelenggaraan persediaan bahan baku ini akan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya,

sehingga persediaan bahan baku yang ada di dalam perusahaan yang bersangkutan akan benar-

benar dapat menunjang pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan dengan seefisien mungkin.

Dalam penyelenggaraan persediaan bahan baku akan diusahakan agar bahan baku yang ada di

dalam perusahaan akan dapat mempunyai biaya persediaan yang serendah mungkin.

Apapun keadaan suatu perusahaan pada prinsipnya seluruh perusahaan-perusahaan yang

melaksanakan proses produksi akan menyelenggarakan persediaan bahan baku untuk kelangsungan

Page 20: DEFINISI

pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan. Beberapa hal yang menyebabkan perusahaan

harus menyelenggarakan persediaan bahan baku antara lain sebagai berikut :

a. Bahan baku yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dari perusahaan tidak akan

dapat dibeli atau didatangkan secara satu persatu dalam jumlah unit yang diperlukan serta pada saat

bahan tersebut akan dipergunakan untuk proses produksi perusahaan. Bahan baku tersebut pada

umumnya akan dibeli dalam suatu jumlah unit tertentu, dimana jumlah tersebut akan dipergunakan

untuk menunjang pelaksanaan proses produksi di dalam perusahaan dalam beberapa waktu

tertentu pula ( misalnya beberapa hari, minggu, bulan dan lain sebagainya). Dengan keadaan

semacam ini maka bahan baku yang sudah dibeli oleh perusahaan dalam perusahaan namun belum

dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi akan dianggap sebagai persediaan bahan baku.

b. Apabila terdapat keadaan bahwa bahan baku yang diperlukan tidak ada di dalam perusahaan atau

tidak mempunyai persediaan bahan baku, sedangkan bahan baku yang dipesan untuk didatangkan

ke dalam perusahaan belum datang, maka pelaksanaan kegiatan proses produksi akan terganggu

karenanya. Ketiadaan bahan baku dalam perusahaan ini akan mengakibatkan terhentinya

pelaksanaan proses produksi, terutama pada mesin dan peralatan produksi yang langsung

memproses bahan baku tersebut. Di dalam waktu berikutnya maka mesin dan peralatan produksi

yang dipergunakan untuk tahap-tahap proses kedua, ketiga dan seterusnya juga akan mengalami

kemacetan karena tahap pertama yang lansung mengolah bahan baku tersebut tidak mempunyai

keluaran lagi. Proses produksi akan dapat berjalan lancar kembali apabila bahan baku yang

diperlukan oleh perusahaan tersebut sudah tersedia untuk diproses. Pengadaan bahan baku dalam

keadaan tersebut dapat saja terjadi apabila bahan baku yang dipesan perusahaan datang atau

perusahaan yang bersangkutan mengadakan pembelian kepada penjual atau leveransir bahan baku

lain, atau mengadakan pembelian mendadak dengan jumlah yang lebih kecil. Cara ini bisa

dilaksanakan dengan jalur keadaan normal tersebut tentunya tidak akan menambah keuntungan

perusahaan melainkan akan mendatangkan kerugian bagi perusahaan.

c. Untuk menghindarkan diri dari keadaan kekurangan bahan baku tersebut, manajemen perusahaan

dapat saja memutuskan untuk menyelenggarakan persediaan bahan baku di dalam jumlah unit yang

cukup banyak. Namun demikian, persediaan bahan baku yang cukup besar dalam suatu perusahaan

akan membawa berbagai macam akibat yang akan merugikan perusahaan pula. Persediaaan bahan

baku yang diselengarakan di dalam jumlah yang cukup besar akan mengakibatkan terjadinya biaya-

biaya persediaan bahan yang besar pula. Besarnya biaya persediaan akan mengurangi keuntungan

yang seharusnya dapat dicapai oleh perusahaan. serta risiko kerusakan bahan akan semakin tinggi.

Sehingga, bisa disimpulkan bahwa penyelenggaraan kegiatan operasi dari perusahaan pada

umumnya tidaklah mungkin terlaksana apabila perusahaan yang bersangkutan tidak mempunyai

Page 21: DEFINISI

persediaan bahan baku. Namun, persediaan bahan baku yang terlalu besar maupun dalam jumlah

yang sekecil-kecilnya masing-masing akan tetap menjadi factor kerugian di dalam perusahaan.

Sehingga, pengendalian persediaan bahan baku dalam perusahaan memang penting dilakukan.

B. Beberapa Kerugian yang akan Dapat Diderita oleh Perusahaan Sehubungan dengan

Penyelenggaraan Persediaan Bahan Baku yang Terlalu Besar antara lain :

a. Biaya penyimpanan atau pergudangan yang akan menjadi tanggungan perusahaan menjadi semakin

besar. Biaya penyimpanan yang harus dikeluarkan oleh perusahaan tidak hanya sewa gudang atau

pemeliharaan gudang saja, melainkan akan mencakup beberapa aspek lain.

b. Penyelenggaraan persediaan bahan baku yang terlalu besar akan berarti harus mempersiapkan dana

yang cukup besar pula untuk mengadakan pembelian bahan. Dengan semakin besarnya jumlah unit

bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan berarti dana yang terikat di dalam investasi bahan

baku tersebut menjadi semakin besar pula.

c. Tingginya biaya penyimpanan yang ada di dalam perusahaan serta investasi di dalam persediaan

bahan baku dari perusahaan akan mengakibatkan berkurangnya dana untuk pembiayaan dan

investasi dalam bidang-bidang yang lain. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa jumlah unit

perseidaan bahan baku yang terlalu tinggi justru akan menjadi penghalang dari kemajuan bagi

perusahaan.

d. Apabila persediaan bahan baku yang disimpan di dalam perusahaan yang bersangkutan mengalami

kerusakan atau mempunyai perubahan-peruabahan kimiawi sehingga tidak dapat dipergunakan,

maka kerugian perusahaan akan menjadi semakin besar dengan semakin besarnya jumlah unit

bahan baku yang disimpan dalam perusahaan.

e. Apabila perusahaan mempunyai persediaan bahan baku yang sangat besar, maka terjadinya

penurunan harga pasar akan merupakan suatu kerugian yang tidak sedikit di dalam perusahaan.

Walaupun di dalam hal ini dapat saja terjadi kenaikan harga pasar dari bahan tersebut, dimana hal

ini dapat menguntungkan bagi perusahaan.

C. Beberapa Kelemahan apabila Perusahaan Menyelengarakan Persediaan Bahan Baku dalam Jumlah

Unit yang Sedikit atau Kecil antara lain:

a. Persediaan bahan baku dalam jumlah yang kecil kadang-kadang tidak dapat memenuhi kebutuhan

perusahaan untuk pelaksanaan proses produksi. Untuk menjaga kelangsungan palaksanaan proses

produksi maka pada umumnya manajemen perusahaan akan mengadakan pembelian dalam jumlah

yang mendadak, sehingga harga beli dari bahan baku terebut menjadi lebih tinggi apabila

dibandingkan dengan pembelian normal. Apabila hal ini terus berlangsung dalam jangka lama maka

kemungkinan akan sangat merugikan perusahaan.

Page 22: DEFINISI

b. Apabila perusahaan seringkali kehabisan bahan baku untuk pelaksanaan proses produksinya, maka

pelaksanaan proses prosuksi dalam perusahaan tidak dapat berjalan lancar. Sebagai akibatnya

adalah kualitas dan kuantitaas dari produk akhir yang dihasilkan perusahaan menjadi sering berubah

pula. Demikian pula dengan mesin dan peralatan produksi yang dipergunakan pada tahap pertama

proses dimana bahan baku tersebut masuk proses akan mengalami penggunaan yang tidak teratur,

karena sering terjadinya ketiasaan bahan baku dalam perusahaan. sebagai akibat penggunaan mesin

dan peralatan proses produksi yang tidak teratur maka umur ekonomis dari mesin dan peralatan

peroduksi tersebut akan menjadi berkurang, sedangkan produktivitas mesin dan perlatan prosuksi

ini menjadi semakin rendah.

c. Persediaan bahan baku dalam perusahaan rata-rata jumlah unitnya relative kecil akan

mengakibatkan frekuensi pembelian bahan baku akan menjadi semakin besar. Seiring dengan

bertambahnya besar frekuensi pembelian bahan baku dalam perusahaan tersebut, maka biaya

pemesanan bahan baku untuk perusahaan menjadi semakin tinggi pula.

Dengan melihat beberapa kelemahan di atas, maka kiranya cukup jelas bahwa semua jenis

bahan baku dipergunakan untuk pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan haruslah

diselenggarakan persediaannya sehingga, proses produksi tidak akan terganggu karena kehabisan

bahan baku.

Page 23: DEFINISI

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa penyelenggaraan

persediaan bahan baku dalam hal ini pengendalian bahan baku sangatlah penting demi kelancaran

proses produksi. Dikarenakan bahan baku merupakan unsur produksi yang sangat penting maka

keberadaan persediaaan bahan baku termasuk pengendalinnya harus diperhatikan. Tidak boleh

berlebih dan berkurang. Sebab, dengan persediaan bahan baku yang berlebih menimbulkan biaya

yang besar yang dalam hal ini akan mengurangi laba perusahaan. Begitu juga dengan persediaan

bahan baku yang kurang selain akan menghambat proses produksi juga kemungkinan akan

menimbulkan biaya pembelian bahan akan membesar. Dikarenakan pembelian tidak dilakukan

secara normal yaitu lebih mahal dari harga normalnya. Sehingga, hal ini juga akan menimbulkan

biaya yang lebih besar dan mengurangi laba perusahaan.

B. Saran

Sehubungan dengan penyelenggaraan persediaan bahan baku hendaknya tiap manajemen

perusahaan baik perusahaan besar maupun kecil kiranya mempertimbangkan beberapa hal di bawah

ini agar proses produksi dapat berjalan lancar dan pencapaian tujuan perusahaan khususnya laba

bisa tercapai. Yaitu:

a. Berapa besarnya jumlah unit persediaan bahan baku yang akan diselenggarakan dalam

perusahaan.

b. Kapan dan berapa jumlah unit bahan baku akan dibeli oleh perusahaan.

c. Kapan perusahaan yang bersangkutan tersebut akan mengadakan pembelian kembali, apabila

persediaan bahan baku dalam perusahaan dirasakan sudah habis.

Jika hal di atas telah dipertimbangkan maka kemungkinan risiko yang muncul akan

berkurang bahkan bisa hilang termasuk proses produksi bisa berjalan lancar dan perolehan laba yang

maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: DEFINISI

Ahyari, Agus. (1986). Manajamen Produksi Pengendalian Produksi. Yogyakarta:BPFE

Handoko. (2000). Pengendalian Produksi. Jakarta: Alpabetha

Heizer,Jay. (2006). Operations Manajemen. Jakarta: Salemba Empat

Rangkuti, Freddy. (1996). Manajemen Persediaan. Jakarta: Rajawali Pers

Schoeder, Roger. (1997). Manajemen Operasi. Jakarta: Erlangga

BAB 10 PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

BAB 10

PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS

v  Pengertian

Produksi adalah pengubahan bahan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen, hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa. Dalam artian tersebut, produksi

merupakan konsep yang lebih luas daripada pengolahan karena pengolahan ini hanyalah sebagai bentuk khusus dari produksi. dengan demikian perusahaan bisnis diartikan sebagai sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa

untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.

Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas”. Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil dengan sumber yang dipakai

untuk menghasilkan hasil tersebut.

v  Produksi

Tanggungjawab manajer produksi adalah membuat keputusan-keputusan penting untuk mengubah sumber menjadi hasil yang dapat dijual. 2 macam keputusan yang diperlukan

menjadi topic pada pembahasan selanjutnya. Keputusan tersebut adalah:

Keputusan yang berhubungan dengan disain dari system produksi manufaktur. Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian system tersebut baik

dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

v  System Produksi Manufaktur

Page 25: DEFINISI

Beberapa keputusan untuk jangka panjang yang menentukan disain system produksi adalah tentang:

1. Disain produksi dari barang yang diproses2. Pemilihan atau penentuan peralatan dan prosesnya

3. Disain tugas4. Lokasi dan fasilitas produksi5. Layout dari fasilitas tersebut

Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara:

1. Sifat Proses Produksi

Proses produksi dapat dibedakan menjadi 4 macam yakni:

1. Proses ekstraktif

Adalah suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam.

1. Proses analitik

Adalah suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.

1. Proses fabrikasi

Adalah suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.

1. Proses sintetik

Proses sintetik menunjukkan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk

2. Jangka Waktu Produksi

Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Proses produksi digolongkan menjadi 2 macam, yakni:

1. Proses terus-menerus

Digunakan untuk menunjukkan suatu keadaan manufaktur dimana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai, dan waktu tidak

terbatas.

1. Proses terputus-putus

Terdapat dalam keadaan manufaktur dimana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda.

Page 26: DEFINISI

3. Sifat Produk

Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya. Jadi, melibatkanada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat

dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

1. Produksi standard

Produksi standard sering dihasilkan sejumlah barang untuk persediaan di samping yang dikirimkan kepada pembeli dan

1. Produksi pesanan

Produksi pesanan ini muncul atau digunakan bilamana para pembeli menghendaki adanya spesifikasi tertentu dari produk yang diinginkan, sedangkan kemampuan produksinya sangat

terbatas.

KEGIATAN PRODUKSI

v  Gambaran Sekilas

Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian system produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan system tersebut. Masalah-masalah yang dihadapi

oleh manajer produksi adalah: perencanaan produksi, organisasi produksi, pengendalian produksi, pemeliharaan peralatan, pengawasan dan pemeriksaan kualitas.

v  Perencanaan Produksi

Fungsi produksi adalah menciptakan barang atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah pokok yang meliputi: jenis barang yang akan

dibuat, jumlah barang yang akan dibuat, cara pembuatan.

Keputusan tentang jenis dan jumlah yang akan dibuat sangat dipengaruhi oleh data tentang kebutuhan pasar dari bagian pemasaran. Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri

atas 4 tahap, yaitu:

Penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.

Penentuan disain barang yang tepat. Penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat

kerja, dan peralatan yang dipakai. Pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan

layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.

v  Organisasi Produksi

Dalam perusahaan manufaktur, tanggngjawab untuk memproduksi barang berada pada Barang Produksi. di dalam bagian tersebut terdapat para spesialis yang ahli dalam

Page 27: DEFINISI

perencanaan, upervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi. Besarnya organisasi produksi yang diperlukan dalam kegiatan ini tergantung pada besarnya perusahaan

dan kompleknyaproses pengolahan yang diinginkan.

v  Pengendalian Produksi

Merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat. Pembahasan

masalah pengendalian produksiini akan dibatasi pada:

1. Jenis-jenis Pengendalian Produksi

Ada 2 macam pengendalian produksi:

1.o Order control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya

pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.o Flow control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari

tempat persediaan begitu pesanan pembeli diterima.2. Tahap-tahapdalam Pengendalian Produksi

Tahap-tahap dalam pengendalian produksi ada 4, yaitu:

Perencanaan Rounting

1. Scheduling

Merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.

Dispatching

Merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatan produksi . surat perintah ini juga dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet. Dispatch

sheet tersebut memuat beberapa hal tentang pembuatan barang, seperti:

o Barang apa yang harus dibuat dan jumlahnyao Disain, ukuran, dan bahan yang akan dipakai

o Mesin dan peralatan yang harus dipakaio Petugas yang harus mengerjakano Kapan harus dimulai dan selesai

o Kepada siapa barang tersebut dijual

Analisis Jaringan Kerja: Metode Jalur Kritis dan PERT

Page 28: DEFINISI

Merupakan tehnik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah. Dalam PERT khususnya, mempunyai anggapan bahwa waktu untuk melaksanakan

suatu kegiatan tidak menentu, sehingga digunakan 3 perkiraan waktu, yaitu optimis, pesimis, normal. Konsep dasar itu, adalah sebagai berikut:

1. Jaringan Kerja (Network)

Merupakan satu seri aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan. Dua hal yang penting untuk diketahui

dalam jaringan ini adalah aktivitas dan kejadian.

2. Jalur Kritis (Critical Path)

Adalah jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai. Jalur kritis ini perlu mendapatkan perhatian serius mengingat beberapa hal berikut:

1. Jalur kritis menyoroti aktivitas yang harus dilakukan dengan cepat, bilamana diinginkan waktu penyelesaian yang lebih pendek.

2. Setiap penundaan pada setiap aktivitas yang masuk dalam jalur kritis akan menyebabkan penundaan penyelesaian seluruh rangkaian pekerjaan.

3. Setiap perencanaan pendahuluan dan perbaikan sepanjang jalur kritis mungkin akan menyebabkan jalur lain menjadi kritis.

Aktivitas Semu (Dummy)

Adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu.

Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)

Factor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis:

1. MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu.

2. MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistic dalam menentukan perkiraan waktu.3. MJK merupakan model perencanaan static dan bukannya alat control yang dinamik.

Program Evaluation and Review Technique (PERT)

Di dalam PERT ini digunakan 3 macam perkiraan waktu yaitu:

Waktu yang paling Optimis (Wo), merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling pendek, jikalau semua pkerjaan berjala dengan lancar.

Waktu yang paling pesimis (Wp), merupakan kemungkinan waktu penyelesaian yang paling panjang, dengan memperhitungkan kemungkinan-kemungkinan penundaan.

Waktu normal (Wn), merupakan kemungkinan waktu penyelesaian sebagaimana biasa terjadi.

v  Pengendalian Persediaan Bahan Baku

Page 29: DEFINISI

Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu dan persediaan bahan tidak harus dalam jumlah besar. Persediaan dalam jumlah

yang besar dapat mengandung banyak resiko. Jumlah persediaan yang tepat dapat ditentukan dengan jalan menghitung jumlah persediaan yang paling ekonomis. Jumlah yang ekonomis itu dipengaruhi oleh besar kecilnya jumlah pemesanan untuk mencapai biaya yang optimal.

Kalau jumlah persediaan sudah dapat ditetapkan dengan mendasarkan diri pada jumlah pemesanan yang paling ekonomis, masalah lain yang masih harus ditentukan adalah kapan pemesanan harus dilakukan. Waktu pemesanan tersebut ditentukan oleh jumlah pemesanan

yang paling ekonomis dan tenggang waktu penyediaan.

v  Pemeliharaan Peralatan

Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan. Bilamana hal ini diabaikan, maka akibatnya peerusahaan akan menderita rugi yang

tidak kecil.

Organisasi Pemeliharaan Peralatan

Terdapat 2 sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu:

1. Di desentralisasi menurut pusaat biaya atau departemen. Masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri.

2. Sentralisasi. Dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan.

v  Pengawasan Kualitas dan Inspeksi

Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas, yaitu:

1. Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar2. Tahap penentuan disain tehnis untuk mencapai target tuntutan pasar.

3. Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan 2.

4. Tahap pengunaan di lapangan, dimana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.

Bagian Pengawasan (Control Chart)

Pada dasarnya, penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri dibagi menjadi 2 kategori:

1. Penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan2. Penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan

LOKASI DAN LAYOUT PABRIK

v  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik

Dekat dengan pasar                                                                            Dekat dengan bahan baku

Page 30: DEFINISI

Ongkos transport Penyediaan tenaga kerja

Penyediaan sumber tenaga kerja Ingkungan sekitar

Iklim

v  Cara Penentuan Lokasi Pabrik

1. a. Cara Kualitatif

Cara ini merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap factor-faktor yang dianggap memgang peranan pada setiap alternative lokasi.

1. b. Cara Kuantitatif

Terdapat 2 macam cara kuantitatif yaitu:

1. 1. cara yang sederhana: usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan SCORE pada masing-masing criteria.

2. 2. cara yang komplek: cara ini menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION

RESEARCH.

v  Layout Fasilitas Produksi

Adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi.

Adapun tujuan pokok dari layout pabrik ini adalah:

Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan

Untuk mendapatkan penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanann

Untuk melakukan pekerjaan yang efisien Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor

Layout dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

1. 1. Process Layout

Merupakan penyusunan fasilitas produksi di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu.

1. 2. Product Layout

Merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya.