DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE...

12
1

Transcript of DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE...

Page 1: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

1

Page 2: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

2

DEFINE: MODEL PEMBELAJARAN “WISATA LOKAL” BERBASIS POTENSI DAERAHOleh: Eny Winaryati, Sri Haryani, Akhmad Fathurohman, & Setia Iriyanto,Staf pengajar Universitas Muhammadiyah Semarang (UNIMUS) & UNNES

Email: [email protected]

AbstrakPotensi daerah, merupakan lingkungan yang sangat dekat siswa, sehingga banyak

pengalaman yang telah direkam oleh siswa. Terkait dengan hal ini, pemerintah telahmenyusun peraturan, agar pemerintah daerah menfasilitasi terimplementasikannya suatupembelajaran yang mendekatkan siswa dengan lingkungannya, dan diperkuat dengankurikulum yang akan dilaksanakan oleh guru. Berbagai informasi potensi daerah yang adaperlu diketahui, didayagunakan, dimanfaatkan dan dikembangkan manfaat dan fungsinyauntuk kepentingan siswa di masa depan. Ada beberapa teori belajar yang dijadikan rujukanmodel pembelajaran berbasis potensi daerah ini, yaitu: teori Behavioristik, Kognitif,Humanistik dan Kontrukstivistik.

Landasan teori di atas, digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan modelpembelajaran melalui berbagai teknik/metode pendekatan pembelajaran dan strategipenilaian, guna memberi kemudahan user dalam menggunakan model. Selain itu landasanpaedagogik perlu diperhatikan, agar model memberikan dampak nilai karakter bagi siswa.Sebagai model baru, maka berbagai persiapan pengembangan model seperti: pengujiankeberhasilan model, evaluasi model dilakukan, agar dihasilkan produk model yang dapatdiperanggungjawabkan. Persiapan pengembangan lebih menitikberatkan pada kebutuhan,konsep, dan strategi penilaian, untuk memberi kemudahan pelaksanaan pengembangan modelpembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah.

Kata kunci: Difine, Wisata Lokal, Potensi Daerah

AbstractPotential of the region, an environment which is very close to the students, of course,

a lot of experience that has been recorded by the students. In this regard, the government hasdrawn up regulations, in order to facilitate local governments closer terimplementasikannya astudent with a learning environment, and reinforced with a curriculum that will beimplemented by the teacher. Various potential areas of existing information needs to beknown, utilized, exploited and developed the benefits and functions for the benefit of studentsin the future. There are several theories of learning which is used as reference models basedlearning potential of this region, namely: Behavioristik theory, Cognitive, Humanistic andKontrukstivistik.

The above theoretical basis, used as a reference for developing learning modelsthrough a variety of techniques / methods of learning approaches and assessment strategies,to provide user convenience in using the model. Besides runway paedagogik to note, that theimpact on the value of the character models for the students. As a new model, the model ofdevelopment of the various preparations such as: testing the success of the model, the modelevaluation is done, in order to produce a product that can diperanggungjawabkan models.Preparation of development is more focused on the needs, concepts, and assessmentstrategies, to provide ease of implementation of the development model of learning "LocalAttractions" based on local potential.

Keywords: difine, Local Attractions, Local Potential

Page 3: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

3

PENDAHULUANUndang-Undang no 20 tahun 2003, menyampaikan bahwa kurikulum pada semua

jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuanpendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Permen 22 tahun 2006, mempertegas agarpotensi daerah, dapat didayagnkan dengan cara memanfaatkan lingkungan sekitar sebagaisumber belajar dan laboratorium pembelajaran. Harapannya akan diperoleh suatu hasil belajaryang bermakna bagi siswa, (Winaryati, E. 2009, 2010).

Potensi daerah merupakan lingkungan yang dekat dengan siswa. Banyak pengalaman,dan pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. Pengalaman ini sangat berarti bagi siswa,karena siswa telah memiliki gambaran awal tentang konsep kognitif yang telah dimiliki. Melaluisuatu proses pembelajaran, dengan guru sebagai fasilitator, dan informasi tentang lingkungansebagai medianya, akan membentuk konstruksi kognitif, sikap dan perilaku siswa.

Agar suatu proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, maka perlu dimilikiberbagai kesiapan mendasar seperti: gambaran model yang akan dikembangkan, landasanteori yang melatarbelakangi perlunya model pembelajaran dikembangkan, dan bagaimanamodel dilaksanakan. Berbagai bentuk persiapan inilah yang perlu untuk disusun, dilaksanakan,dan dievaluasi. Semua kegiatan di atas, terangkum dalam suatu tahap penelitian yang disebutdengan DEFINE (pendifinisian).

Define merupakan salah satu tahap pengembangan model, yang dilakukan setelahkegiatan analisis, dan sebelum tahap desain. Rangkaian tahap Define adalah: informasi teoriatau aliran yang menjadi landasan model, cara agar model mudah digunakan, kebutuhan nilaipaedagogik dalam suatu pembelajaran bila model dilaksanakan, pengukuran keberhasilanmodel, dan evaluasi. Harapannya agar dihasilkan model yang dapat aplikatif, bermanfaat,menjawab kebutuhan user, dan mudah untuk dilaksanakan, (Winaryati, E. 2012a, 2012b).

METODE.Metode yang digunaan untuk mendapatkan berbagai informasi, dan kebutuhan penelitianpada tahap define adalah:

a. Kajian kebutuhan potensi daerah bagi proses pembelajaran.b. Pengumpulan data hasil dari tahap analisis, sebagai bahan kajian.c. Kajian literatur terkait dengan teori-teori belajar dari berbagai sumber.d. Penyiapan berabagai instrumen melalui metode Dhelpi baik pada ahli dan praktisi.

HASIL DAN PEMBAHASANCakupan tahapan kegiatan define didasarkan pada model R&D yang dikembangkan

oleh Cernamo dan Kalk, yang terdiri dari: mengumpulkan informasi, mengkomunikasikandengan beberapa pihak terkait, termasuk Request for Program, mensintesis informasi,menghasilkan solusi tentatif program, memeriksa keabsahan solusi yang diusulkan. Beberapatahapan rinci define adalah sebagai berikut:

1. Informasi mengenai perencanaan model yang perlu dsusun.2. Cara penyampaian produk model kepada pengguna.3. Ketersiapan segi pedagogis, yang perlu diperhatikan.4. Menetapkan tolok ukur potensi keberhasilan (penilaian);

Page 4: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

4

5. Merencanakan strategi untuk menentukan efektivitas model (evaluasi).6. Menentukan produk;

Skema yang dilaksanakan pada tahap define dalam penelitian ini, tergambarkan pada gambarsbb:

1. Informasi mengenai perencanaan model yang perlu disusun.Penyusunan Model pembelajaran “Wisata Lokal” disusun dengan tujuan agar guru

mengkreasi pembelajarannya dengan selalu mengkaitkannya dengan potensi lokal yang ada di

Informasiperencanaan model

Carapenyampaian model

SegiPaedagogis

Tolok ukurkeberhasilan

Evaluasimodel

Menentukanproduk

Sumberbelajar

Teori Behavioristik

Teori Humanistik

Teori Kognitif

Teori Konstrukstivistik

Laboratorium

TeoriBelajar

PotensiDaerah

Sintak pembelajaran

Strategi penilaian

ZPD (The zone ofproximal development)

Ketrampilan proses

Teori Gestalt Perilaku adalahjumlah total faktapsikologis

Perencanaan model

Kepraktisannya

Validitasnya

Keefektifannya

Perubahanperilaku

Karakteristik Pengguna

Layak disebarluaskan

Wawancara

Observasi

AnalisisDokumen

Melalui

Siklus 4 tahap

MetodeProblem Solving

Lingkungandekat siswa

Gambar1. Rincian Tahap Define

Psikologis

Sikap Ilmiah Pemecahanmasalah

ModelPembelajaran“WisataLokkal”

Page 5: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

5

daerahnya. Berbagai informasi potensi daerah yang ada perlu diketahui, didayagunakan,dimanfaatkan dan dikembangkan manfaat dan fungsinya untuk kepentingan siswa di masadepan. Ada beberapa teori belajar yang dijadikan rujukan model pembelajaran berbasispotensi lokal/daerah ini. Beberapa teori yang menjadi rujukan adalah: aliran/teoriBehaviorisme, Kognitif, Humanistik dan Kontrukstivistik. Secara lebih rinci landasan teoribelajar yang digunakan adalah:

a. Teori Beharvioristik.Aliran ini menjadi spirit model pembelajaran “Wisata lokal” berbasis potensi daerah,adalah teori yang mendasarkan hubungan stimulus dan respon (S-R), yang munculsebagai reaksi terhadap lingkungan. Hasil belajar dari aliran ini adalah terjadinyaperubahan perilaku, yang dapat diukur, diamati dan dihasilkan respon siswa terhadaprangsangan yang ada. Guru memberikan stimulus dan siswa menanggapi denganberbagai bentuk respon, seperti: bertanya, menjawab, mendiskusikan, menyelesaikanmasalah, dan berbagai bentuk aktivitas lainnya. Harapannya terbentuk partisipasi aktifsebagai dampak dari stimulus positif oleh guru dan siswa merespon secara aktif positif.Guru perlu menciptakan suasana pembelajaran dengan memberikan berbagai bentukapresiasi sebagai rangsangan seperti hadiah, motivasi, dll (reinforcement/penguatan).Teori ini sangat tergantung dengan perangsangan-perangsangan yang diberikan olehguru, yang memperkuat perilaku siswa.Potensi daerah merupakan lingkungan yang digunakan sebagai suatu stimulus bagi gurudan siswa. Langkah-langkah secara sistematis disusun untuk memberikan kemudahanbagi user dalam menggunakan model. Hal inilah yang menjadi alasan perlunyamodifikasi teori ini dengan aliran lainnya, seperti aliran Behavioristik, Kognitif danKontrukstivistik. Tujuannya agar diperoleh suatu model pembelajaran yang lebihaplikatif, bermanfaat, sesuai kebutuhan, dan menjawab persoalan untuk antisipasi masadepan.

b. Teori Kognitif.Teori belajar kognitif lebih menitik beratkan proses belajar individu, sesuai dengantingkat-tingkat perkembangan dan pemahaman dirinya sendiri. Teori ini lebihmenekankan bahwa belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis dalam interaksinyasecara aktif dengan lingkungan, dan menghasilkan perubahan pengetahuan,pemahaman, tingkahlaku, keterampilan dan sikap. Menurut teori Gesalt sebagai bagiandari aliran kognitif, bahwasanya belajar merupakan aktivitas siswa yang melibatkanproses berfikir yang komplek, yang menekankan insight. Insight adalah pemahamanterhadap proses hubungan antar bagian dalam suatu permasalahan.Konstruksi kognitif yang dimiliki oleh siswa, berdasarkan pengalaman lama yangdimilikinya. Potensi daerah merupakan lingkungan yang sangat dekat dengan siswa.Didukung dengan teori/konsep yang diberikan oleh guru, siswa akan merngkontruksipengetahuan baru, melalui suatu proses menghubungkan relasi-relasi lama dan barumenjadi suatu koneksi, siswa memiliki kontruksi konsep bermakna bagi kehidupannya.

c. Teori Humanistik.Landasan teori yang dibutuhkan untuk membangun konstruksi konsep model

pembelajaran berbasis potensi daerah, adalah bagaimana agar siswa memahami

Page 6: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

6

lingkungan dan posisi dirinya sendiri. Aliran yang sesuai dengan hal di atas adalah teoriHumanistik. Teori ini mendasarkan bahwa belajar adalah suatu proses baik berhulu danbermuara pada manusia. Berarti terjadi interaksi antar individu dan dengan lingkunganmenjadi bagian yang sangat penting. Pemahaman di atas sesuai dengan yangdisampaikan oleh Habermas (1989). Beliau menyampaikan bahwa belajar baru akanterjadi jika ada interaksi antara individu dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yangdimaksud adalah lingkungan alam maupun lingkungan sosial, sebab antara keduanyatidak dapat dipisahkan. Dalam proses pembelajaran seorang guru perlu menggunakanberbagai teknik pendekatan pembelajaran, agar siswa dapat mengkreasi lingkunganfisik dan sosialnya, agar dihasilkan “belajar bermakna”.

Aplikasi teori humanistik lebih mengarahkan adanya spirit selama prosespembelajaran, yang diwarnai dengan berbagai penerapan metode-metodepembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitatorbagi para siswa. Guru memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalamkehidupan siswa, dan memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa sertamendampingi siswa untuk memperoleh tujuan pembelajaran. Hasil pembelajaranbukanlah prduk instan. Namun merupakan proses yang berkelanjutan. Hasilpembelajaran merupakan kumpulan proses dari yang sebelumnya.

d. Teori KontruktivistikModel pembelajaran berbasis potensi daerah mendasarkan teori

konstrukstifisme. Hasil belajar menurut teori ini adalah suatu proses mengkontruksipengetahuan oleh siswa sendiri. Landasan teori konruktifisme ini merupakan hasil akhirsetelah model diterapkan di kelas oleh guru sebagai fasilitator. Reorganisasi terhadappemahaman-pemahaman baru selalu terjadi pada siswa secara terus-menerus ketikamenghadapi suatu objek baru dalam suatu lingkungan.

Prinsip kontruktivisme adalah menghendaki agar melibatkan siswa dalampemecahan masalah, mendekatkan siswa pada realita pengalaman, serta mendorongsiswa untuk menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi dan kreativias siswa. Potensidaerah belum banyak digali dan dimanfaat dalam proses pembelajaran. Melalui prinsipkontruktivisme ini, sangat memungkinkan siswa untuk terlibat secara aktif dalampembelajaran.

Teori belajar konstruktivis menjadi landasan dari model pembelajaran “WisataLokal”. Teori belajar ini lebih menekankan bahwa belajar adalah proses aktifmembangun makna dan bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer sebagai kumpulanlengkap dari satu individu ke lainnya. Teori ini menuntut agar siswa telah memilikipemahaman tentang pengetahuan sebelumnya yang digunakan sebagai pijakan untukmembangun pengetahuan baru. Konstruktivis memberi rujukan dan dihimbau untukmemberikan peluang yang menantang bagi siswa agar mengembangkan pengetahuantentang dunia sekitar mereka.

Berdasarkan landasan beberapa teori di atas, diperoleh beberapa rumusansebagai berikut:

1) Perlunya disusun suatu model pembelajaran yang mengoptimalkan fungsi danperan lingkungan yang dekat dengan siswa.

Page 7: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

7

2) Pengalaman masa lalu sangat berarti, untuk memperkuat konstruksi kognitifsiswa.

3) Dibutuhkannya teori/materi/konsep pendukung untuk menggali potensilingkungan sekitar siswa.

4) Perlunya stimulus/rangsangan yang menarik bagi siswa untuk belajar. Hal inimemberikan pamahaman bahwa perlunya disusun suatu model pembelajaranyang menyenangkan dan menarik keingintahuan siswa.

5) Perlunya media/sarana agar siswa dengan cepat dapat mengakses, untukmemberi kemudahan bagi siswa mengkonstruksi konsep baru, dari pengalaman,pengetahuan yang dimiliki, pengetahuan baru, dan persoalan yang terjadi untukdikonstruksi menjadi suatu konsep kognitif, sikap dan perilaku yang baru.

6) Dari berbagai analisis maka model pembelajaran baik nama dan penggunaannyalebih fleksibel, bermakna, menarik, dan mudah digunakan. Pemilihan modelpembejarannya adalah “Wisata Lokal”.

2. Cara penyampaian produk model kepada pengguna.Implementasi beberapa teori belajar di atas menuntut pelaksaan penggunaan

teknik/metode pembelajaran. Masing-masing teori belajar memiliki kelebihan dan kekuranganyang tidak sama. Kombinasi antar teori belajar menjadi suatu kebutuhan, karena akan salingmelangkapi. Berdasarkan kelebihan yang dimiliki masing-masing teori belajar, dapatlah kiranyadipetik teknik/metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaplikasikan modelpembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah.

a. Perlu adanya SINTAK untuk mengimplementasikan model pembelajaran.Teori yang mendasarkan pada aliran Behaviorisme lebih menuntut guru yang aktifuntuk memberikan rangsangan/stimulus kepada siswa. Siswa sangat tergantung padaguru. Untuk model pembelajaran “Berbasis Potensi Daerah”, penggunaan suatuteknik pembejaran yang berlandaskan Behavioristik, menghasilkan suatu konseppendekatan yang sistematis, seperti kebutuhan adanya SINTAK (urutan penerapanmodel pembelajaran).

b. Guru sebagai Fasilitator.Beberapa teori diatas memberi penguatan bagi pembelajaran, agar guru perlumemberikan motivasi bagi siswa, serta menciptakan lingkungan pembelajaran yangmenyenangkan baik fisik maupun sosial. Peran guru sebagai fasilitator menjadi suatukeharusan. Harapannya siswa diberi kesempatan dan peluang untuk mengkonstruksikonsep yang hendak dibangun dengan selalu melakukan interaksi denganlingkungannya, sehingga tersusun konstruksi kognitif yang didasarkan daripengalaman masa lalu, pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan dikombinasikandengan pengetahuan baru yang diperolehnya. Guru dipandang sebagai fasilitatorpengetahuan dan bukan sebagai seseorang yang mentransfer pengetahuan kepadasiswanya.

c. Strategi Penilaian.Guru menggunakan strategi penilaian pada awal pelajaran untuk menentukan apayang sudah siswa ketahui tentang subyek baru atau apa yang mereka ingat, melalui

Page 8: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

8

berbagai pertanyaan baik lisan atau tulisan. Menggunakan berbagai strategi penilaianuntuk menentukan akhir pencapaian pemahaman siswa. Menggunakan peta konsepuntuk mencari tahu apa yang siswa telah ketahui. Memberi pertanyaan sebelumpembelajran dimulai untuk merefleksikan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa.Penilaian pemahaman didasarkan bagaimana siswa dalam menggunakan konsep-konsep untuk menganalisis situasi yang berbeda (Gibson; John Wallace 2006).

d. Mendekatkan siswa pada realita pengalaman. .Potensi daerah sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai sumber belajar danlaboratorium pembelajaran (Winaryati, E. 2009, 2010, 2012a, 2012b). NationalScience Teachers Association (NSTA) menyatakan bahwa pendidik pembelajarankimia, fisika, biologi, dan ilmu bumi untuk selalu berkomitmen melaksanakan danberperan di laboratorium. The American Chemical Society ( ACS) merekomendasikanbahwa sekitar 30% waktu instruksional harus dikhususkan untuk pekerjaanlaboratorium. The American Association for the Advancement of Science (AAAS)menyatakan "Belajar ilmu pengetahuan secara efektif memerlukan langsungketerlibatan dengan fenomena dan banyak diskusi tentang bagaimana menafsirkanpengamatan”. Baik NSTA dan The National Research Council’sNRC percaya bahwalaboratorium yang berkualitas adalah yang menyediakan bagi siswanya pengalamandengan kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan fenomena alam dan dengandata yang dikumpulkan oleh orang lain (Froschauer, 2007, hal 2).Melalui pegalaman penyelidikan memungkinkan siswa untuk "menggambarkanobjek dan peristiwa, mengajukan pertanyaan, membangun penjelasan, mengujipenjelasan terhadap pengetahuan ilmiah saat ini, serta mengkomunikasikan ide-idemereka untuk orang lain. Dewan Riset Nasional (2005) menyampaikan bahwa daripengalaman di laboratorium siswa banyak mendapatkan temuan-temuan yangmuncul dan ini sangat menyenangkan.

e. Kualitas lingkungan kelas siswa.Potensi daerah, merupakan lingkungan yang sangat dekat dengan siswa. Hasil studiyang dilakukan selama 30 tahun terakhir telah memberikan bukti yang meyakinkanbahwa kualitas lingkungan kelas di sekolah memiliki pengaruh signifikan terhadapbelajar siswa (Fraser, 1986, 1998). Artinya, siswa belajar lebih baik ketika merekamerasakan lingkungan kelas lebih positif. Lingkungan akan membentuk psikososialsiswa. Lingkungan kelas sangat penting untuk menjadikan pembelajaran sains,sebagai wujud pembelajaran koopertif. Diantaranya adalah: kekompakan siswa,dukungan guru, keterlibatan, tugas orientasi, investigasi, kerjasama, dan ekuitas,(Dorman, J. Aldridge,j. Fraser, B. 2006). Lingkungan siswa meliputi lingkungan fisikmaupun sosial. Potensi daerah merupakan lingkungan yang dekat dengan kehidupansiswa.

f. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran.Keterampilan proses merupakan keterampilan berfikir rasional dan logis yangdigunakan dalam ilmu pengetahauan. Kompetensi dalam keterampilan prosesmemungkinkan siswa untuk bertindak berdasarkan informasi guna menghasilkansolusi suatu masalah. Dalam cara yang sama, Ostlund (1992) mendifinsikan science

Page 9: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

9

process skills (SPS) sebagai taktik dan strategi ilmuwan untuk menggunakan, ketikamereka terlibat dalam penyelidikan untuk mendapatkan pengethuan tentangfenomena alam. Demikian pula Lind (1998) menyatakan bahwa: keterampilan prosesadalah keterampilan berfikir yang kita gunakan untuk memproses informasi, berfikirmelalui masalah dan merumuskan kesimpulan. Keterampilan berfikir seperti inilahyang digunakan oleh para ilmuwan saat mereka bekerja. Dengan mengajari siswaketeramilan penting ini, memungkinkan mereka untuk belajar tentang dunia mereka(Temiz1, B. Taşar, M.F., Tan, M. 2006).keterampilan proses siswa terbentuk,manakala sering terlibat dalam suatu aktivitas proses pembelajaran.

g. Pemecahan masalah.Belajar sangat menguntungkan untuk kegiatan memecahakan masalah. Hal ininampaknya juga relevan dengan konsep teori belajar yang diawali dengan suatupengamatan. Belajar memecahkan masalah diperlukan suatu pengamatan secaracermat dan lengkap. Wynne Harlen (1987:14) dalam Theaching and LearningPremary Science menjelaskan Sembilan sikap ilmiah yang harus dikembangkan sejakdini pada siswa sekolah dasar. Pengembangan sikap ilmiah ini bukan melalui ceramahmelainkan memunculkannya ketika siswa terlibat dalam kegiatan pemecahanmasalah. Kesembilan sikap tersebut adalah: Sikap ingin tahu (curiousity), Sikap inginmendapatkan sesuatu yang baru (originality), Sikap kerja sama (cooperation), Sikaptidak putus asa (perseverance), Sikap terbuka untuk menerima (open-mindedness),Sikap mawas diri (self critism), Sikap bertanggung jawab (responsibility), Sikapberpikir bebas (independence in thingking), Sikap kedisiplinan diri (self discipline).

h. Mendekatkan proses pembelajaran dengan lingkungan siswaMelibatkan siswa dengan berbagai potensi daerah, berarti mendekatkan siswadengan persoalan lingkungan sekitar siswa. Hal ini selaras dengn teori sosial budaya,yang tergambarkan dalam karya Vygotsky (1896-1934). Teori ini didasarkan padapremis bahwa pembelajaran harus dipelajari dalam konteks sosial dan budayatertentu, memandang pendidikan sebagai proses yang berkelanjutan, bukan produk.Teori ini, mengacu pada tingkat perkembangan dicapai ketika peserta didik terlibatdalam perilaku social. Teori ini mendefinisikan zona pembangunan proksimal sebagaijarak antara tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial. Thezone of proximal development (ZPD) menyampaikan bahwa, peserta didik harus aktifberinteraksi sosial dengan orang dewasa/rekan lebih mampu. Peran guru menjadisalah satu tujuan instruksi, mediator kegiatan dan pengalaman substansial yangmemungkinkan peserta didik untuk mencapainya atau zona perkembanganproksimal-nya (Pearl Subban, 2006). Melalui diskusi maka akan terjadi upayakeselarasan pemahaman antara siswa - guru, siswa – siswa.Lingkungan dapat memberi kemanfaatan bagi peserta didik, baik sebagai sumberbelajar maupun sebagai laboratorium.

3. Model Pembelajarn.Bertolak dari penjabaran di atas, bahwa karakterisik model pembelajaran “Wisata

Lokal” mengacu pada empat ciri khas model pembelajaran yang dikemukakan oleh Arends(1979), yaitu 1) rasional teoritis yang bersifat logis yang bersumber dari perencangan, 2) dasar

Page 10: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

10

pemikiran tentang tugas pembelajaran dan bagaimana siswa belajar untuk mencapai tujuan; 3)aktivitas mengajar guru, yang diperlukan agar model pembelajaran “Wisata Lokal” dapatdilaksanakan secara efektif; 4) lingkungan belajar, yang diperlukan untuk mencapai tujuan.

Komponen Model pembelajaran “Wisata Lokal” yang digunakan adalah mengacu padakomponen model pembelajaran yang dikemukakan oleh Joyce et.al (2004). Komponen-komponennya adalah: 1) sintaks, adalah merupakan urutan kegiatan atau disebut fase; 2)system social, yaitu suatu system dimana guru dan siswa dapat berperan sesuai dengan aturanyang diperlukan; 3) prinsip-prinsip reaksi, yaitu suatu reaksi antara guru dengan siwa, memberigambaran kepada guru tentang cara memandang atau merespon pertanyaan-pertanyaansiswa; 4) system pendukung, yaitu kondisi yang diperlukan oleh model tersebut; 5) dampakinstruksional dan dampak pengiring yaitu hasil yang akan dicapai siswa setelah mengikutipembelajaran.

Model pembelajaran “Wisata Lokal” yang diujicobakan di SD ini adalah suaturancangan atau pola pembelajaran berbasis potensi daerah yang dipergunakan sebagaipedoman dalam mernecanakan dan mewujudkan proses/kegiatan pembelajaran pada matapelajaran IPA SD, yang mengarahkan guru untuk mendesain pembelajaran, sehingga tujuanpembelajaran yang ditetapkan dapat tercapai.

4. Ketersiapan segi pedagogisPeran guru tidak hanya sebagai penyampai materi saja, tapi sebagai pembelajaran.

Dalam makna pembelajaran ini terselip fungsi guru sebagai pendidik (paedagogis).Implementasi ini menempatkan kondisi psikologis siswa. Ada beberapa teori psikologis yangdapat dijadikan sebagai landasan model pembelajaran, agar dapat diaplikasikan secara tepat dilapangan.

Psikologi Gestalt ini terkenal juga sebagai teori medan (field) atau lazim disebutcognitive field theory. Kelompok pemikiran ini sependapat pada suatu hal yakni suatu prinsipdasar bahwa pengalaman manusia memiliki kekayaan medan yang memuat fenomenakeseluruhan lebih dari pada bagian-bagiannya. Sehingga penekanannya adalah selalu padatotalitas atau keseluruhan, bukan pada bagian-bagian. Kurt Lewin, sebagai satu di antara tokohpsikologi gestalt, mengatakan bahwa perilaku manusia pada waktu tertentu ditentukan olehjumlah total dari fakta psikologis pada waktu tertentu. Jumlah total atau keseluruhan inimemberikan beberapa prinsip belajar yang penting, antara lain:

1. Manusia bereaksi dengan lingkunganya secara keseluruhan, tidak hanya secaraintelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.

2. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.3. Manusia berkembang sebagai keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa, lengkap

dengan segala aspek-aspeknya.4. Belajar adalah perkembangan kearah diferensiasi ynag lebih luas.5. Belajar hanya berhasil, apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.6. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu bejana

yang diisi.Dengan kata lain toeri medan ini melihat makna dari suatu fenomena yang relatif

terhadap lingkungannya. Belajar melibatkan proses mengorganisasikan pengalaman-

Page 11: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

11

pengalaman kedalam pola-pola yang sistematis dan bermakna. Dengan memahamibagian/detail, maka persepsi awal akan keseluruhan objek yang semula masih agak kaburmenjadi semakin jelas. Proses belajar dimulai dari penyajian informasi (melalui web poster)atau disebut tahap pre lest untuk diingat. Lalu masuk tahap pembentukan danpenyatuan/penambahan informasi (tahap formation/acquisition) pada tahap diskusi. Lalumasuk tahap penyimpanan informasi (tahap retention), yakni tahap penguatan oleh guru.Sampai memanggil kembali informasi yang telah disimpan (tahap retrieval) melalui kegiatanpenilaian (post test), dan pemanfaatan informasi yang telah disimpan (tahap utilization)melalui kegiatan eksperimen, uji coba di lapangan.

5. Menetapkan tolok ukur potensi keberhasilan Modela) Menentukan produk

Produk model pembelajaran “Wisata Lokal” ini menggunakan metode koopertaif.Dengan mendasarkan hasil penelitian dari Kolb dalam Mike Savoie, (2010:4-10) pada LearningStyles and Disciplinary Differences, ia berfokus pada dimensi pembelajaran dan bagaimanamembedakan gaya berkaitan dengan spesifik program akademik. Temuannya mencerminkansiklus empat tahap terdiri dari: 1) pengalaman konkret; 2) observasi dan refleksi, 3)pembentukan konsep-konsep abstrak dan generalisasi, dan 4) pengujian implikasi dari konsep-konsep dalam situasi baru.

Metode yang digunakan pada model pembelajaran “Wisata Lokal” ini adalahmendekatkan siswa untuk menyelesaikan alternatif penyelesaian dari berbagai persoalan yangada terkait dengan potensi daerah. Harapannya siswa memiliki kepekaan untuk pedulidengan berbagai hal terkait potensi daerahnya. Metode pembelajaran “Wisata Lokal”menggunakan Problem Solving. Problem Solving adalah pembelajaran yang berintikan padamasalah kehidupan yang bermakna bagi siswa. Peran guru menyajikanmasalah/kasus/informasi actual/pertanyaan dan memfasilitasi penelusuraninformasi/penyelidikan/dialog. Problem solving adalah kegiatan pembelajaran dengan jalanmelatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu masalah/kasus pribadi atau peroranganmaupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri atau secara bersama-sama (EnyWinaryati, Erma Handarsari, & A Faturrohman, 2012).

b) Merencanakan strategi untuk menentukan efektivitas model (evaluasi).Model pembelajaran “Wisata Lokal” yang dirancang dikatakan berhasil bila telah

mengikuti kaidah perencanaan model, dan sesuai dengan kebutuhan serta karaktersitikpengguna. Untuk mendapatkan data ini maka harus disiapkan piranti pendukung untukmendapatkan penilaian terhadap model, bahwa model layak untuk disebarluaskan. Teknikpenilaian melalui instrument, wawancara, observasi, atau analisis dokumen. Instrumen dapatdilakukan dengan teknik Delphi dengan skala penilaian dapat menggunakan skala likert.Wawancara kepada stakeholder, dan praktisi (guru dan kepala sekolah), observasi terhadapguru dalam melaksanakan pembelajaran “wisata Lokal”, dengan metode problem solving.Analsisi dokumen dilakukan untuk menganalsis dokumen pembelajaran seperti kurikulum,silabus, RPP.

Page 12: DEFINE - doc.kimia.unimus.ac.iddoc.kimia.unimus.ac.id/sites/default/files/doc/DEFINE MODEL...pembelajaran “Wisata Lokal” berbasis potensi daerah. Kata kunci: Difine, Wisata Lokal,

12

KESIMPULAN DAN SARANSimpulan1. Tahap define terdiri dari: a) Informasi mengenai perencanaan model yang perlu dsusun; b)

Cara penyampaian produk model kepada pengguna; c) Ketersiapan segi pedagogis, yangperlu diperhatikan; d) Menetapkan tolok ukur potensi keberhasilan (penilaian); e)Merencanakan strategi untuk menentukan efektivitas model (evaluasi); f) Menentukanproduk;

2. Landasan teori yang menjadi rujukan model pembelajaran berbasis potensi lokal/daerah iniini adalah: aliran/teori Behaviorisme, Kognitif, Humanistik dan Kontrukstivistik. Landasanteori ini juga digunakan sebagai acuan teknik/metode pendekatan yang digunakan dalampembelajaran, dan strategi penilaian.

3. Pada tahap define telah disiapkan berbagai instrumen untuk peniaian, pengujiankeberhasilan model baik validitas, reliabilitas, dan pengujian keefektivan model. Instrumenini sebelum digunakan dilakukan pengujian kevalidan melalui tahap dengan metode Dhelpipada ahli dan praktisi.

Saran1. Rujukan teori yang digunakan dapat dimanfaatkan untuk menyusun konsep model

pembelajaran lainnya.2. Peneliti sangat mengharapkan kritikan dan masukan dari berbagai kalangan demi

kesempurnaan model.

DAFTAR PUSTAKACennamo Katerine & Kalk, D (2005). Real World Instructional Design. Canada: Thomson

Learning, Inc.

Habermas, J., (1989). The Structural Transformation of the Public Sphere, Cambridge, Polity

Joyce, B., & Weil, M., (1992). Models of teaching. Fourth Edition. Englewood Cliffs, NJ:Prentice-Hall.

Winaryati, Eny. (2009). Sinergitas Pemberdayaan Rembang. Wacana Lokal. Suara Merdeka.Rabu, 2 Desember 2009.

…………….(2010). Model Pembelajaran Sains Berbasis Poteni Daerah: Upaya Penguatan ”NILAI –NILAI LUHUR BANGSA” Pada Sekolah Dasar dan Menengah. Makalah SeminarNasional Sains. UNY.

……………. (2011). dengan judul Pelatihan Pengembangan Media Pembelajaran Sains, melaluiAnalisis CIRCULAR MODEL Seminar Nasional Sains di Univ. Negeri Yogyakarta (UNY)

……………(2012b). Model Pembelajaran “Wisata Lokal” Pada Mata Pelajaran Sains: SuatuPendekatan R&D. Prosding UNS.

Winaryati, E., Handarsari, E & Faturrohman, A. (2012). ANALYSIS pengembangan modelpembelajaran ”WISATA LOKAL” pada pembelajaran sains. Prosding Univ.Muhammadiyah Semarang (UNIMUS). ISBN : 978-602-18809-0-6.7 Juli 2012.