DEDUKTIF
description
Transcript of DEDUKTIF
11
DEDUKTIFDEDUKTIF
• Metode berpikir deduktif adalah metode penarikan kesimpulan dari masalah umum ke masalah khusus.
• Hukum deduktif bahwa segala yang dipandang benar pada semua peristiwa dalam suatu golongan/katagori/klasifikasi, berlaku pula sebagai hal yang benar pada peristiwa khusus (partikular), jika hal yang khusus itu sebenar-benarnya merupakan bagian/jenis/kelas dari yang umum.
• Tujuan deduktif ialah untuk menemukan penjelasan sebab akibat mengapa suatu fenomena terjadi atau fenomena apa yang akan terjadi.
22
• Prinsip kerja deduktif menggunakan silogisme logika yaitu suatu proses logis (argumentasi) yang terdiri dari tiga bagian: premis maior, premis minor, dan konklusi.
• Premis Maior ialah tahap conceptioning yaitu meletakkan landasan teoretis yang menunjukkan proposisi-proposisi general berupa teori-teori dan atau hukum-hukum yang telah dianggap benar dan relevan dengan fenomena yang dipikirkan.
• Premis Minor merupakan tahap judgement yaitu sebagai tahap pertimbangan dalam mendudukperkarakan fenomena khusus yang yang dipikirkan pada konsep umum, bahwa fenomena khusus itu merupakan bagian/jenis/ kelas dari yang umum.
• Konklusi merupakan tahap reasoning yaitu tahap menarik kesimpulan bahwa segala unsur, sifat, ciri yang ada pada premis maior berlaku pula pada premis minor.
LanjutanLanjutan
33
LanjutanLanjutan
A Judul Penelitian• Hubungan antara Frekuensi membaca
Surat Kabar dengan Tingkat Pengetahuan Umum Pelajar SMAN di Kota Bandung.
B Teori yang digunakan• Uses and Gratification Theory/Model
yang menyatakan bahwa pemanfaatan media massa oleh khalayak adalah untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi.
Susun silogisme logika dari peneltian tsb.Premis Maior:Premis Minor:Konklusi:
44
LanjutanLanjutan
• Problema deduktifa Kesalahan Material (materi) yaitu
kesalahan materi baik pada premis maior maupun minor; jika salah satu (apalagi jika keduanya) salah, maka takan diperoleh kesimpulan (konklusi).
ContohPmr.: Media massa berpengaruh terhadap sikap khlayak.Pmn.: Telepon adalah media massa (?)Ksp.: ?????
Pmr.: Media massa tidak berpengaruh terhadap sikap khalayak (?).Pmn.: Koran adalah jenis media massa.Ksp.: ?????
55
LanjutanLanjutan
b Kesalahan Formal (Bentuk) yaitu kesalahan bentuk silogisme di mana premis maior tidak merupakan sesuatu yang general dari premis minornya, maka meskipun pernyataan-pernyataan (proposisi) nya benar, kesimpulannya akan salah.
ContohPmr.: Media massa berpengaruh terhadap sikap khalayak.Pmn.: Media massa adalah alat untuk berkomunikasi.Ksp.: ???
Pmr.: Koran adalah jenis media massaPmn.: Televisi adalah jenis media massaKsp.: ???
66
LanjutanLanjutan
• Jenis SilogismeA Silogisme KategorikSilogisme kategorik adalah struktur deduksi
berupa suatu proses logis yang terdiri atas tiga bagian yang masing-masing bagiannya berupa pernyataan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
Bentuk silogisme kategorika. Pmr.: Mencuri (M) itu haram (P)
Pmn.:Korupsi (S) itu mencuri (M)Ksp.: Maka korupsi (S) itu haram (P)
Aturannya: premis minor harus berupa penegasan (afirmatif), sedangkan premis maior bersifat umum (universal).
77
LanjutanLanjutan
b. Pmr.: Tidak halal (P) mencuri itu (M)Pmn.: Korupsi (S) itu mencuri (M)Ksp.: Korupsi (S) itu tidak halal (P)
Aturannya: salah sebuah premis harus negatif, dan premis maior bersifat umum/universal.
c. Pmr.: Mencuri (M) itu haram (P)Pmn.: Salah satu perbuatan mencuri
(M) adalah korupsi (S)Ksp.: Korupsi (S) itu haram (P)
S = Subjek. P = PredikatM = term penengah yang menunjukkan
alasan kenapa S dan P dipersatukan atau dipisahkan dalam kesimpulan.
88
LanjutanLanjutan
• Silogisme Majemuk Pada prinsip silogisme yaitu S dan P
dipersatukan atas daasar M. Pada silogisme majemuk menggunakan lebih dari satu M. Dengan kata lain, silogisme diperluas menjadi suatu rangkaian dengan memakai lebih dari satu M.
Contoh• Orang yang tidak mengendalikan keinginan2
nya, akan menginginkan seribu satu barang.• Orang yang menginginkan seribu satu barang itu
kebutuhannya banyak sekali.• Orang yang banyak sekali kebutuhannya itu
tidak tentram hatinya.• Jadi, orang yg tidak mengendalikan
keinginginannya itu hatinya tidak akan tentram.
99
LanjutanLanjutan
• Silogisme Hipotetika. Silogisme Kondisional (bersyarat) yaitu
silogisme yang premis maiornya berupa keputusan kondisional.
Keputusan kondisional = keputusan yang mengandung suatu syarat yaitu terdiri atas dua bagian, yang satu dinyatakan benar jika syarat yang dinyatakan dalam bagian lain dipenuhi.
ContohJika Samsudin rajin belajar, maka ia akan lulus ujian
dengan nilai sangat baik.Putusan kondisional itu benar jika hubungan bersyarat
yang dinyatakan di dalamnya itu benar, dan putusan akan salah jika hubungan bersyarat itu tidak benar.
ContohJika Samsudin lulus ujian, maka dia harus
mengulangnya.
1010
LanjutanLanjutan
• Pada silogisme hipotetik (juga pada proposisi hipotetik) terdapat dua proposisi kategorik. Proposisi (pernyataan) pertama disebut antesedens dan proposisi (pernyataan) kedua disebut konsekuen. Sedangkan kata ‘jika’ dan ‘maka’ merupakan kopula.
• Jika Samsudin rajin belajar (antesedens)• Maka Samsudin akan lulus ujian dengan nilai
sangat baik (konsekuen).b. Silogisme Disjungtif yaitu silogisme yg premis
minornya terdiri atas keputusan disjungtif. Premis minor ini dapat afirmatif (menegaskan), atau negatif (memungkiri) salah satu dari kemungkinan yang disebutkan dalam premis maior.
Keputusan disjungtif adalah keputusan yg di dalamnya terkandung suatu pilihan antara dua atau lebih kemungkinan yang dinyatakan dalam kalimat …. atau ….
1111
LanjutanLanjutan
• Jenis silogisme disjungtif1). Silogisme disjungtif dalam arti luas adalah di
mana premis maiornya memiliki alternatif, bukan kontradiktif.
ContohAndi membaca koran atau membaca bukuTernyata Andi tidak membaca koranJadi, Andi membaca buku
2). Silogisme disjungtif dalam arti sempit di mana premis maiornya alternatif kontradiktif.
ContohAndi membaca koran atau tidak membaca
koranTernyata Andi membaca koranJadi, Andi bukan tidak membaca koran