Dede Harjadisastra Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ... Timur. Penelitian ini bertujuan untuk...
Transcript of Dede Harjadisastra Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi ... Timur. Penelitian ini bertujuan untuk...
1
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
ANALISIS VERIFIKASI KREDIT USAHA MIKRO DI PT BANK
MANDIRI KCP WAY JEPARA LAMPUNG TIMUR
Dede Harjadisastra Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
Jln. Pramuka Way Jepara Lampung Timur
ABSTRAK
Bank Mandiri KCP Way Jepara merupakan salah satu bank yang
berlokasi di Way Jepara yang memberikan penyaluan kredit kepada usaha
mikro. Dalam proses pemberian kredit dipahami bahwa kualitas kredit
dipengaruhi oleh proses underwriting termasuk penilaian calon debitur,
kemampuan usaha dan monitoringnya. Salah satu alat/cara untuk melakukan
penilaian terhadap kualitas calon debitur adalah dengan melakukan
investigasi dan verifikasi secara meyeluruh.
Oleh karena itu penulis merumuskan masalah Bagaimana proses
Verifikasi Kredit Usaha Mikro di PT Bank Mandiri KCP Way Jepara
Lampung Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses sampai
dengan hasil Analisis Verifikasi Kredit Usaha Mikro di PT Bank Mandiri
KCP Way Jepara Lampung Timur Tahun 2016. Teknik pengumpulan data
dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan wawancara.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat peneliti
simpulkan bahwa analisis verifikasi kredit usaha mikro pada PT Bank
Mandiri KCP Way Jepara dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : 65 calon
debitur mengajukan permohonan kredit usaha mikro dengan memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan
diperiksa keabsahannya oleh pihak bank, sebanyak 84,62% atau 55 calon
debitur diterima dan 15,38% atau 10 calon debitur ditolak. Bagi 55 calon
debitur yang diterima, selanjutnya dilakukan proses penelitian dan lobi
berkas oleh bank. Dari hasil proses penelitian dan lobi berkas, selanjutnya
dilakukan kegiatan survey (investigasi dan pengecekan) tempat dan usaha
debitur, yang berkaitan dengan alamat rumah tinggal dan alamat kantor baik
dengan cara kunjungan langsung (on the spot) maupun melalui telepon. Dari
hasil survey, sebanyak 61,53% atau 40 calon debitur diterima dan 23,07%
atau 15 calon debitur ditolak pengajuan kreditnya. Bagi 40 debitur yang
pengajuan kredit mikronya diterima, selanjutnya dilakukan analisis verifikasi
oleh bank. Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk
memberikan kredit usaha mikro atau tidak kepada debitur, dan selanjutnya
adalah pencairan kredit.
Kata Kunci: Verifikasi
2
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha mikro merupakan salah satu bagian penting dari perekonomian
suatu negara ataupun daerah, tidak terkecuali diIndonesia.Namun kondisi
usaha mikro di Indonesia kurang berkembang dan kurang mendapat
perhatian dari pemerintah.Padahal usaha mikro mempunyai peran penting
dalam pembangunan ekonomi.Hal ini dapat dilihat dari tingkat penyerapan
tenaga kerjanya yang relatif tinggi dan kebutuhan modalinvestasinya yang
kecil, usaha mikrobisa dengan fleksibel menyesuaikan danmenjawab kondisi
pasar yang terus berubah.
Namun pada kenyataannya, usaha mikro masih belum dapat
mewujudkankemampuan dan perannya secara optimal dalam perekonomian
nasional.Hal inidisebabkan usaha mikro masih menghadapi berbagai
kendala.Kendala yang sering dihadapi masyarakat dalam menjalankan usaha
melalui usaha mikro adalah tidak memiliki modal sehingga pemberdayaan
usaha mikro kurang.
Salah satu upaya peningkatan dan pengembangan usaha mikro yang
dilakukan oleh pemerintah adalah dengan pemberian kredit modal kepada
usaha mikro melalui lembaga keuangan.Bagi sebagian besar kalangan unit
usaha mikro, perbankan dan lembaga pembiayaan lainnya masihdianggap
sulit diakses karena adanya persyaratan yang mengikat dan prosedur yang
tidak mudah untukmemperoleh kredit.Sementara pihak perbankan sangat
sulit untuk menjangkau kalangan unit usaha kecil dan mikro sebagai sasaran
kredit karena minimnya informasi mengenai kinerja dan kemampuan para
pelaku usaha mikro, sehingga penyaluran dana dalam bentuk kredit
mengandung resiko kredit macet.
Beberapa perbankan nasional melakukan perencanan yang baik
dalam menentukan strategi penyaluran kreditguna meningkatkan kinerja
3
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
yang baik. Strategi yang dilakukan mereka yaitu dengan menerapkan tata
kelola perusahaan yang baik, selain itu dengan melakukan analisis kredit
yang komprehensif dan pengawasan kredit yang melekat serta sikap kehati-
hatian.
Dalam proses pemberian kredit dipahami bahwa kualitas kredit
dipengaruhi oleh prosesunderwriting termasuk penilaian calon debitur,
kemampuan usaha dan monitoringnya.Apabila penilaian awal terhadap
aplikasi calon debitur tidak baik maka kualitas kredit berpotensi besar akan
menjadi tidak baik dan demikian juga sebaliknya semakin baikkualitas
penilaian awal terhadap aplikasi calon debitur maka kualitasnya berpotensi
besarakan menjadi baik.
Setelah calon debitur dinilai layak dan dan memenuhi kualifikasi
maka selanjutnya pihak bankakan melakukan verifikasi kepada debitur.
Verifikasi usaha kredit mikro adalah suatu kegiatan pengecekan dan
pemeriksaan dalam kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak
lain untuk usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesia.
Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan, proses verifikasi kredit
usaha mikro masih sering terkendala oleh beberapahal seperti :calon debitur
yang memalsukan dokumen dan petugas kurang teliti dalam menyeleksi
berkas dan memasukkan data-data calon debitur sehingga data tidak
valid.Pemberian kredit usaha mikro yang tidak memperhatikan
kebijaksanaan dan prosedur yang ada akan mengundang timbulnya
penyimpangan-penyimpangan yang lain, semakin jauh pemberian kredit dari
pedoman yang telah disusun maka akan semakin besar persentase terjadinya
kredit macet Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam
penelitian ini peneliti tertarik untuk mengambil judul :“Analisis Verifikasi
4
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Kredit Usaha Mikro di PT Bank Mandiri KCP Way Jepara Lampung
Timur Tahun 2016”.
2.Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimana proses
Verifikasi Kredit Usaha Mikro di PT Bank Mandiri KCP Way Jepara
Lampung Timur Tahun 2016?”.
3.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses sampai dengan hasil
Analisis Verifikasi Kredit Usaha Mikro di PT Bank Mandiri KCP Way
Jepara Lampung Timur Tahun 2016.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Verifikasi Kredit Usaha Mikro
Verifikasi adalah melakukan kegiatan pengecekan atau penelusuran
untuk menilai kewajaran atau kebenaran dari suatu objek atau data atau
kegiatan.
Sedangkan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
pengertian dari verifikasi adalah pemeriksaan tentang kebenaran laporan;
pernyataan; perhitungan uang dsb.(http://kbbi.web.id).
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa verifikasi
adalah suatu kegiatan penelusuran dan pemeriksaan untuk menilai kewajaran
tentang kebenaran laporan.
Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu credere yang berarti
kepercayaan (truth atau faith), oleh karena itu dasar dari kredit
adalahkepercayaan, seseorang atau suatu badan yang memberikan kredit
5
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
(kreditur)percaya bahwa penerima kredit (debitur) di masa mendatang akan
sanggupmemenuhi segala sesuatu yang telah dijanjikan.
Pengertian kredit menurut Undang-Undang perbankan Nomor
10tahun 1998 adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kredit
adalah kepercayaansuatu badan yang memberikankreditberdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu
tertentu dengan pemberian bunga.
Usaha Mikro sebagaimana dimaksud menurut Keputusan Menteri
Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003, yaitu usaha
produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara
Indonesiadanmemiliki hasil penjualan paling banyak Rp.100.000.000,00
(seratus jutarupiah) per tahun. Usaha Mikro dapat mengajukan kredit kepada
bank palingbanyak Rp.50.000.000,-.
Dilihat dari kepentingan perbankan, usaha mikro adalah suatu
segmenpasar yang cukup potensial untuk dilayani dalam upaya
meningkatkan fungsi intermediasi-nya karena usaha mikro mempunyai
karakteristik positif dan unik yang tidak selalu dimiliki oleh usaha non
mikro. Ciri-ciri pengusaha mikro antara lain sebagai berikut:
a. Jenis barang/komoditi usahanya tidak selalu tetap, sewaktu-waktu
dapat berganti.
b. Tempat usahanya tidak selalu menetap, sewaktu-waktu dapat pindah
tempat.
6
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c. Belum melakukan administrasi keuangan yang sederhana sekalipun,
dan tidak memisahkan keuangan keluarga dengan keuangan usaha.
d. Sumber daya manusianya (pengusahanya) belum memiliki jiwa
wirausaha yang memadai.
e. Tingkat pendidikan rata-rata relatif sangat rendah.
f. Umumnya belum akses kepada perbankan, namun sebagian dari
mereka sudah akses ke lembaga keuangan non bank.
g. Umumnya tidak memiliki izin usaha atau persyaratan legalitas
lainnya termasuk NPWP.
Kredit UMKM adalah semua penyediaan uang atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu dalam rupiah dan valuta asing, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank pelapor dengan
bank dan pihak ketiga bukan bank yang memenuhi kriteria usaha sesuai
undang-undang tentang UMKM yang berlaku
(http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Metadata/SEKDA/).
Kredit kepada usaha mikro adalah pemberian kredit kepada debitur
usaha mikro yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
UU No. 20 tahun 2008tentang UMKM.Kredit mikro merupakan kredit
dengan plafon Rp. 0 sampai dengan maksimum Rp. 50.000.000,00.
Berdasarkan undang-undang tersebut, usaha mikro adalah usaha
produktif milik perorangandan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi
kriteria usaha mikro, yaitu:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
7
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa verifikasi
usaha kredit mikro adalah suatu kegiatan pengecekan dan pemeriksaan
dalam kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain untuk
usaha produktif milik keluarga atau perorangan Warga Negara Indonesia.
2. Jenis-jenis Kredit
Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk
masyarakat terdiri dari berbagai jenis.Menurut Taswan (2013:163) jenis
kredit yang diberikan oleh banksangat bervariasi, misalnya kredit investasi,
konsumsi, kredit produktif, kredit perumahan(KPR), kredit sindikasi, kredit
kendaraan dan sebagainya. Namun demikian, secara umum jenispemberian
kredit terdiri dari beberapa jenis, antara lain:
A. Jenis kredit menurut bentuknya:
a) Kredit Rekening Koran
Dalam hal ini debitur diberi hak untuk menarik dana rekening
korannya sampai dengan sebesar plafon yang ditetapkan bank.
b) Instaallment Loan
Kredit ini adalah kredit yang angsuran pokok dan bunganya
dilakukan secara teratur menurut jadwal waktu yang telah disepakati
antara bank dengan debitur, dengan nilai konstan selama
berlangsungnya masa kredit tersebut.
B. Jenis kredit menurut jangka waktu:
1) Kredit jangka pendek, adalah kredit yang berjangka waktu
maksimum satu tahun, namun termasuk kredit tanaman musiman
yang berjangka waktu lebih dari satutahun.
2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang berjangka waktu antara
satu sampai dengan tiga tahun, kecuali kredit untuk tanaman
musiman.
8
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari
tiga tahun.
C. Jenis kredit menurut kegunaannya:
1) Kredit modal kerja, adalah kredit yang diberikan dengan tujuan untuk
membiayai modal kerja usaha.
2) Kredit investasi, adalah kredit yang diberikan untuk membiayai
investasi suatu usaha.
3. Kredit konsumsi, adalah kredit yang diberikan untuk keperluan konsumsi
Sedangkan menurut Widiani (2008:28) dalam Ameliana dan
Respuadi (2013),selain jenis kredit di atas juga terdapat jenis kredit
berdasarkan kredit menurut kolektibitasnya atau kualitasnya yaitu:
a. Lancar (L), apabila kemampuan membayar tepat waktu, perkembangan
rekening baik dan tidak ada tunggakan serta sesuai dengan persyaratan
kredit yang telah disepakati bersama.
b. Kredit dalam perhatian khusus (DPK), apabila terdapat tunggakan
pembayaran pokok dan atau bunga sampai dengan 90 hari.
c. Kredit kurang lancar (KL), apabila terdapat tunggakan pokok dan bunga
yang telah melampaui 90 hari sampai dengan 180 hari, serta terdapat
cerukan yang berulangkalikhususnya untuk menutupi kerugian
operasional dan kekurangan kas.
d. Kredit diragukan (D), apabila terdapat tunggakan dan/atau bunga yang
telah melampaui 180hari sampai dengan 270 hari, serta terjadi cerukan
yang bersifat permanen khususnya untuk menutupi kerugian operasional
dan kekurangan kas.
e. Kredit macet (M), apabila kredit dikatakan macet apabila terdapat
tunggakan pokok dan bunga yang melampaui 280 hari.
9
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Unsur-unsur Kredit
Kredit diberikan atas dasar kepercayaan sehingga pemberian kredit
berarti pemberiankepercayaan.Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan
benar-benar di yakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai
dengan waktu dan syarat-syarat yang telah disepakati bersama.Dengan
demikian, apabila unsur-unsur tersebut diatas dianalisis oleh pihak dengan
baik, diharapkan kredit yang diberikan kepada debitur dapat dikembalikan
tepat pada waktunya sesuai dengan parjanjian dan dengan tingkat risiko yang
sangat kecil.
Menurut Kasmir (2008:98), unsur-unsur dalam kredit adalah:
a. Kepercayaan, yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang
di berikan (berupa uang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali
di masa di masa datang.
b. Kesepakatan, selain unsur percaya di dalam kredit juga mengandung
unsur kesepakatan antara pemberi kredit dan penerima kredit.
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.
c. Jangka waktu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit
yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka
pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.
d. Risiko, adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan
menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit.
Semakin panjang suatu kredit semakin besarresikonya demikian pula
sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang
disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh risiko yang tidak
sengaja.
e. Balas jasa, merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau
jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam
10
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
bentuk bunga dan biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan
bank.
4. Kerangka Fikir
Untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti, sehingga akan dapat memperjelas dan memperluas jalannya
penelitian yang akan diteliti, diperlukan kerangka fikir. Adapun gambar
kerangka fikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Fikir
C.METODE PENELITIAN
Adapun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode deskriptif
kualitatif, karena sifatnya hanya menggambarkan tentang verifikasi kredit
mikro yaitu melakukan penelitian dilapangan yang didasarkan pada analisis
Pengajuan Kredit
Mikro
Ditolak Pengumpulan dan
seleksi berkas
Pengambilan
keputusan
Verifikasi
Penelitian dan lobi
berkas oleh bank
Survey (investigasi dan
pengecekan) tempat dan
usaha debitur
Berkas
dikembalikan
Diterima
Diterima Ditolak
Berkas
dikembalikan
11
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
untuk mengetahui verifikasi kredit mikro di PT Bank Mandiri KCP Way
Jepara.
1. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah merupakan petunjuk tentang
bagaimana suatu variabel ini untuk diukur dan diobservasi. Variabel dalam
penelitian ini adalah verifikasi usaha.
Verifikasi kredit usaha mikro adalah kegiatan
pengecekan/penelusuran untuk menilai kewajaran/ kebenaran dari suatu
objek/data/kegiatan yang dilakukan oleh sebuah bank yang berkaitan dengan
proses pengajuan suatu kredit mikro.
Adapun indikator yang diukur adalah sebagai berikut :
1. Aplikasi nasabah
2. Data pendukung aplikasi :
3. Data keuangan :
4. Lokasi tempat tinggal dan lokasi usaha
5. Lokasi agunan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah Dokumentasi Dan Wawancara.
3.Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan untuk menganalisis verifikasi kredit usaha
mikro kepada debitur, yaitu dengan menggunakan tolok ukur yang dipakai
dalam verifikasi kredit usaha mikro pada Bank Mandiri terhadap debitur
serta target dan rata-rata realisasi booking nasabah.
12
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan untuk mengetahui
bagaimana proses awal hingga akhir verifikasi kredit usaha mikro di PT
Bank Mandiri KCP Way Jepara, makahasilnya sebagai berikut:
Prosedur ataupun tahapan penyaluran atau pemberian kredit
merupakan langkah-langkah yang harus dilalui oleh seorang pemohon kredit
itu diajukan sampai kredit yang diberikan oleh bank lunas terbayar.
Nasabah yang datang ke Bank untuk memperoleh kredit, tentu bank
tidak langsung memberikan kreditnya begitu saja.Bank memerlukan
informasi tentang data-data yang dimiliki calon penerima kredit.Data-data
yang dimaksud penting bagi bank untuk menilai keadaan dan kemampuan
nasabah, sehingga menimbulkan kepercayaan bank dalam memberikan
kreditnya Adapun yang pertama dilakukan adalah menyampaikan surat
permohonan untuk mendapatkan kredit yang berisi antara lain :
1. Identitas nasabah
2. Bidang usaha nasabah
3. Jumlah kredit yang dimohon
4. Tujuan pemakaian kredit.
Disamping surat permohonan tersebut, data-data lain yang dapat
menunjang pemohon nasabah seperti berikut :
1. Susunan pengurus perusahaan nasabah
2. Laporan keuangan, neraca dan perhitungan laba rugi
3. Perencanaan proyek/usaha yang akan dibayar dengan kredit
4. Barang jaminan yang dapat digunakan.
Dengan adanya data-data penunjang, bank dapat menilai kemampuan
nasabah dalam mengelola usahanya.Bank juga dapat menilai kemampuan
nasabah terhadap kredit yang diminta. Dalam mengahadapi kredit dari calon
nasabah, bank biasanya melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kredit
13
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
yang diberikan akan aman, artinya baik kredit maupun bunganya dapat
dibayar oleh nasabah sesuai dengan waktu yang telah disepakati.
Untuk itu bank memperoleh beberapa kriteria penilaian yang
mencakup 6C penilaian yang disebut syarat teknis yaitu :
1. Character (Watak)
Tujuan bank melakukan penelitian terhadap watak debitur adalah untuk
mengetahui apakah pemohon kredit ada kemampuan membayar utang
apabila pemohon dikabulkan bank.Titik perhatian bank ditujukan pada
masalah kejujuran dengan iktikad baik debitur, untuk itu dari data-data
yang disampaikan nasabah dapat diketahui sejauh mana kebenaran yang
ditemukan di dalamnya.
2. Capacity (Kemampuan)
Sebelum bank melakukan permohonan kreditnya, bank menilai
kemampuan debitur untuk mengelola usaha yang dibiayai dengan kredit,
bank harus mengetahui apakah nasabah mempunyai pengetahuan yang
cukup di bidang usahanya tersebut.Terutama pimpinan perusahaan
nasabah, selain mempunyai kemampuan memimpin perusahaan juga
menguasai bidang usaha serta kesungguhan mengelola usaha dengan baik
dan menguntungkan.
3. Capital (Modal)
Pada umumnya komposisi modal untuk usaha nasabah sebagaian besar
modal dibiayai dengan kredit bank dan sebagian kecil dibiayai nasabah.
Jadi fungsi bank disini bukan hanya menyediakan tambahan dana saja,
tetapi untuk membiayai usaha nasabah untuk menilai sampai sejauh mana
kemampuan nasabah dapat menyediakan modal sendiri dilihat dari modal
sendiri.
14
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
4. Colleteral (Jaminan)
Untuk keamanan pelunasan kredit, nasabah diharuskan menyediakan harta
kekayaan untuk dijadikan jaminan.Jaminan kredit yang diperlukan agar
kredit bank diterima dan terjamin pengembaliannya baik dari usaha
maupun barang jaminan yang dicarikan, apabila nasabah tidak mampu
membayar kredit.
5. Condition of Economic (Kondisi Ekonomi)
Dalam hal ini kondisi maupun prospek secara umum, dan kondisi atau
prospek pada sektor usaha peminta kredit. Dengan demikian bank dapat
memperkecil resiko yang mungkin ditimbulkan oleh kondisi ekonomi.
Keadaan perdagangan serta persaingan di lingkungan usaha si pemohon
kredit perlu diketahui sehingga bantuan yang akan diberikan benar-benar
bermanfaat bagi perkembangan usahanya.
6. Compliance
Debitur tidak pernah memiliki catatan kriminal dalam kepolisian.Debitur
sangat baik perilakukanya di lingkungan manapun.Debitur dalam mentaati
perjanjian dengan bank juga cukup patuh, hal ini dikarenakan debitur
pernah telat dalam pembayaran cicilan pinjaman pada bank.
Berikut ini adalah jumlah nasabah yang mengajukan kredit usaha
mikro di PT Bank Mandiri KCP Way Jepara tahun 2015, yang disajikan pada
Tabel berikut ini.
15
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel.Jumlah Nasabah yang Mengajukan Kredit Usaha Mikro di PT Bank
Mandiri KCP Way Jepara tahun 2015.
N
o.
Identitas
nasabah
Bidang usaha
nasabah
Jumlah kredit
yang dimohon
(Rp)
Tujuan
pemakaian
kredit
Keterangan
1 KTP dan KK Warung
kelontong
5.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
2 KTP dan KK Mebel 150.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
3 KTP dan KK Warung
kelontong
7.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
4 KTP dan KK Warnet 70.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
5 KTP dan KK Bengkel 100.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
6 KTP dan KK Usaha dagang 15.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
7 KTP dan KK Warung
kelontong
12.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
8 KTP dan KK Counter HP 125.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
9 KTP dan KK Warung
kelontong
8.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
10 KTP dan KK Bengkel 160.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
11 KTP dan KK Bengkel 130.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
12 KTP dan KK Warnet 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
13 KTP dan KK Warnet 70.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
14 KTP dan KK Studio photo 80.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
15 KTP dan KK Usaha dagang 20.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
16 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
120.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
17 KTP dan KK Warung
kelontong
11.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
18 KTP dan KK Warung
kelontong
9.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
19 KTP dan KK Counter HP 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
20 KTP dan KK Warnet 90.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
21 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
150.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
22 KTP dan KK Bengkel 60.000.000 Penambahan Tidak sesuai
16
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
modal usaha
23 KTP dan KK Usaha dagang 30.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
24 KTP dan KK Warung
kelontong
10.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
25 KTP dan KK Counter HP 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
26 KTP dan KK Warung
kelontong
15.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
27 KTP dan KK Bengkel 60.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
28 KTP dan KK Bengkel 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
29 KTP dan KK Warnet 50.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
30 KTP dan KK Warnet 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
31 KTP dan KK Studio photo 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
32 KTP dan KK Usaha dagang 15.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
33 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
140.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
34 KTP dan KK Rumah makan 130.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
35 KTP dan KK Rumah makan 70.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
36 KTP dan KK Warung
kelontong
7.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
37 KTP dan KK Warung
kelontong
6.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
38 KTP dan KK Counter HP 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
39 KTP dan KK Warnet 50.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
40 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
41 KTP dan KK Bengkel 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
42 KTP dan KK Usaha dagang 60.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
43 KTP dan KK Warung
kelontong
5.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
45 KTP dan KK Counter HP 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
46 KTP dan KK Warung
kelontong
10.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
47 KTP dan KK Studio photo 70.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
17
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
48 KTP dan KK Usaha dagang 50.000.000 Penambahan
modal usaha
ID BI rusak
49 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
150.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
50 KTP dan KK Rumah makan 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
51 KTP dan KK Rumah makan 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
52 KTP dan KK Warung
kelontong
50.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
53 KTP dan KK Warung
kelontong
60.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
54 KTP dan KK Counter HP 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
55 KTP dan KK Warnet 15.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
56 KTP dan KK Usaha jasa
fotokopian
140.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
57 KTP dan KK Salon
kecantikan
7.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
58 KTP dan KK Warung
kelontong
7.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
59 KTP dan KK Usaha dagang 6.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
60 KTP dan KK Rumah makan 60.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
61 KTP dan KK Usaha dagang 50.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
62 KTP dan KK Usaha dagang 5.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
63 KTP dan KK Warung
kelontong
6.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
64 KTP dan KK Warung
kelontong
10.000.000 Penambahan
modal usaha
Sesuai
65 KTP dan KK Usaha jasa
potokopian
75.000.000 Penambahan
modal usaha
Tidak sesuai
Sumber : Data primer diolah, 2016.
Keterangan :
ID BI rusak : Kredit macet di bank lain danleasingbermasalah.
Tidak sesuai : Jaminan tidak sesuai dengan limit pinjaman, data identitas
fiktif, usaha fiktif/meminjam milik orang lain, AJB/SHM
milik orang lain
Sesuai : Semua data syarat pengajuan kredit mikro valid.
Berdasarkan Tabel 3 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah nasabah
yang mengajukan kredit usaha mikro pada tahun 2015di PT Bank Mandiri
18
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
KCP Way Jepara adalahsebanyak 65 calon debitur. Pada tahap
pengumpulan dan seleksi berkas, sebanyak 15,38% atau 10 calon debitur
ditolak pengajuan kreditnya, dengan keterangan IDI BI rusak, yakni calon
debitur terindikasi memiliki kredit macet di bank lain dan leasingyang
bermasalah. Sedangkan,50 calon debitur dinyatakan lolos pada tahap ini
dapat lanjut ke tahapan survey (investigasi dan pengecekan) tempat dan
usaha.
Pada tahap survey (investigasi dan pengecekan) tempat dan usaha ini,
sebanyak23,08% atau 15 calon debitur ditolak,dengan keterangan tidak
sesuai yaknijaminan yang diberikan oleh calon debitur tidak sesuai dengan
limit pinjaman, data identitas fiktif, usaha fiktif/meminjam milik orang lain,
AJB/SHM milik orang lain. Sedangkan 40 calon debitur atau 61,54% yang
dinyatakan lolos pada tahap ini dapat lanjut ke tahapan verifikasi atau tahap
keputusan pemberian kredit usaha mikro.calon debitur
Dari keterangan diatas dapat disimpulkan, bahwa dari 65 calon
debitur yang mengajukan kreditmikro, sebanyak 38,46% atau 25 calon
debitur dinyatakan gugur atau ditolak dan 61,54% atau 40 calon debitur
diterima pengajuan kredit usaha mikronya. Calon debitur yang gugur atau
ditolak sebanyak 38,46% atau 25 calon debitur yaitu 15,38% atau 10 calon
debitur ditolak pada tahap pengumpulan dan seleksi berkas karena
terindikasi memiliki kredit macet dan leasing yang bermasalah di bank lain
dan sebanyak23,08% atau 15 calon debitur yang ditolak pada tahap survey
(investigasi dan pengecekan) tempat dan usaha, karena jaminan yang
diberikan oleh calon debitur tidak sesuai dengan limit pinjaman yang sudah
ditentukan, data identitas yang digunakan dalam pengajuan berkas fiktif,
usaha yang dicantumkan pada berkas adalah usaha fiktif/meminjam milik
orang lain, dan AJB/SHM milik orang lain. Sedangkan calon debitur yang
diterima sebanyak 61,54% atau 40 calon debitur karena data atau berkas
19
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
yang diajukan sudah sesuai atau memenuhi dengan persyaratan pengajuan
kredit usaha mikro yakni semua data syarat pengajuan kredit mikro
dinyatakan valid oleh bank.
Peranan bank dalam perkreditan ini, bukan semata-mata memberikan
kredit.asal ada jaminan yang cukup, tetapi bank juga membina usaha
nasabah, agar kelancaran usaha nasabah kredit bank dapat berjalan dengan
lancar. Apabila seorang ingin mendapatkan bantuan kredit dari PT. Bank
Mandiri KCP Way Jepara, maka ada beberapa prosedur yang harus dipenuhi
oleh calon pemohon kredit/nasabah antara lain yaitu :
1. Tahapan Penerimaan Data Nasabah
a. Mandiri Kredit Sales (MKS) melakukan prakualifikasi terhadap calon
debitur dan usahanya berdasarkan persyaratan kredit segmen mikro.
Adapun persyaratan perorangan/badan usaha yang dapat memperoleh
kredit :
Warga Negara Indonesia
Usia antara 21 s/d 60 tahun atau sudah menikah
Melampirkan bukti diri berupa KTP, KK/KSK serta Surat Nikah
(bagi yang menikah)
Surat Keterangan Usaha dari Desa/Kelurahan (RT/RW), Dinas Pasar
atau otoritas setempat dimana yang bersangkutan berjualan/berusaha
b. Apabila calon debitur tidak memenuhi kualifikasi maka permohona kredit
dapat terus ditolak.
2. Tahapan Pengisian Form Aplikasi Kredit
a. Calon debitur mengisi lengkap formulir aplikasi kredit
b. MKS menerima aplikasi kredit yang telah diisi lengkap oleh debitur dan
memastikan/mengecek kelengkapan aplikasi kredit yang dimaksud
20
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c. MKS memeriksa kelengkapan data dan dokumen yang diperlukan, yang
terdiri dari :
Foto copy KTP/identitas pemohon dan suami istri
Foto copy surat nikah/cerai (apabila ada)
Foto copy Kartu Keluarga
Photo terakhir pemohon ukuran 4 x 6 cm
Akte pendirian dan perubahan perusahaan
Legalitas usaha (sesuai bidang usahanya)
Surat Keterangan Usaha dari Kelurahan/Desa
SIUP
TDP/TDR
SITU
NPWP
lain-lain
Copy rekening Koran
Bukti pembayaran PBB tahun terakhir/sewa/kontrak/pembayaran
rekening PLN rumah dan tempat usaha
Copy Ijazah Terakhir
Copy SKEP terakhir
Copy Surat Ijin Praktek
Copy TASPEN
Copy Jamsostek
Copy Sertifikat Tanah/Girik
Copy BPKB, Kuitansi, Faktur
Copy Bukti Penguasaan Kios Pasar
Copy Faktur dan Kuitansi Mesin
Surat Keterangan Bekerja
21
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Slip Gaji Terakhir
3. Tahapan Verifikasi, Appraisal, Scoring dan Analisa
a. Mikro Manager Sales (MKS) melakukan verifikasi untuk menyakini
akurasi dan kebenaran data serta dokumen yang disampaikan oleh calon
debitur
b. MKS menyakini bahwa calon debitur tidak mendapatkan fasilitas kredit
atas obyek kredit yang akan dibiayai
c. MKS menyakini bahwa calon debitur memiliki usaha untuk tujuan
produktif, layak untuk dibiayai, berjalan dengan baik minimal 2 tahun,
dan merupakan usaha yang tidak tergolong usaha yang dilarang sesuai
ketentuan Perkreditan Bank Mandiri
d. MKS melakukan penilaian atas agunan kredit
e. Mikro Kredit Analis (MKA) melakukan analisa kredit dan scoring
berdasarkan data dan kelengkapan dokumen sebagaimana yang
dipersyaratkan dan mengajukan nota analisa kepada Mikro Mandiri
Manager (MMM), meliputi antara lain persetujuan/penolakan, jenis fitur,
limit yang diberikan, jangka waktu dan sebagainya.
Analisa kredit dilakukan dengan mempertimbangkan hasil
rekomendasi Micro Banking Scoring System, yang dioperasionalkan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.Pola analisa kredit dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1. Data dan informasi identitas calon debitur didapat dari form aplikasi,
interview, dan kunjungan. Data dan informasi dimasukkan ke dalam satu
format standart yang berisi :
Data dan informasi identitas calon debitur :
a. KTP/Kartu Keluarga/Surat Keterangan Lainnya
b. Tempat Tinggal
22
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c. Pekerjaan/Usaha Pokok
Data dan informasi usaha
a. Legalitas usaha (usaha formal)
b. Tempat/lokasi/areal usaha
c. Penjualan
d. Pembelian bahan baku
e. Biaya operasional
f. Keuntungan
g. Asset usaha (tanah, bangunan dan mesin)
Data dan informasi keuangan
a. Kas dan tabungan
b. Asset likuid lainnya
c. Asset tetap (tanah dan rumah)
d. Hutang dan kewajiban
e. Permodalan
Data Informasi hubungan perbankan
a. Hubungan dengan Bank Mandiri
b. Hubungan dengan bank lain
c. Black list Bank Indonesia
2. Analisis kelayakan kredit dilakukan dengan Mikro Banking Scoring
System dengan menggunakan data dan informasi standard yang didapat.
Analisis kelayakan Kredit Mikro juga mempertimbangkan beberapa hal
berikut :
Keyakinan atas identitas dan domisili calon debitur yang dilakukan
dengan cara :
a. Melakukan verifikasi kebenaran KTP dan KK sebagai milik yang
bersangkutan
23
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
b. Melakukan verifikasi domisili dan status domisili (milik
sendiri/pihak III/sewa/lainnya)
c. Melakukan verifikasi fasilitas-fasilitas lain seperti telepon, listrik,
PBB dan lain-lain
d. Mengkonfirmasi keberadaan yang bersangkutan ke lingkungan
sekitarnya.
Kepastian adanya usaha dan kemungkinan berkembang yang dilakukan
dengan cara :
a. Memastikan kepemilikan usaha yang dimaksud
b. Memastikan usaha yang dilakukan sesuai dengan peruntukan
kredit yang dimohonkan
c. Menyakinkan usaha tersebut telah berjalan sesuai dengan
persyaratan
d. Menyakinkan bahwa usaha tersebut dapat berkembang dengan
fasilitas kredit jika nantinya disetujui.
Kepastian adanya kemampuan pembayaran kredit yang dilakukan dengan
cara:
a. Memastikan usaha tersebut mendatangkan keuntungan yang cukup
untuk pembayaran kembali kredit
b. Mempertimbangkan unsur-unsur yang membebani atau dapat
menjadi beban finansial usaha, misalnya jumlah
anak/tanggungan, hutang-hutang, dan pola konsumsi
c. Memperkirakan cash flow usaha dan rumah tangga, misalnya
dengan tabungan sebagai indikator
d. Menyakinkan bahwa yang bersangkutan mampu dan mau untuk
membayar kembali kredit
e. Menyakinkan kemampuan penyelesaian pelunasan kredit jika
terdapat kondisi wanprestasi.
24
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Teridentifikasinya risiko kredit yang mengakibatkan gagal bayar atau
pelunasan kredit, antara lain :
a. Risiko operasional dan pengelolan usaha/produksi
b. Risiko pemasaran usaha/produksi
c. Risiko keuangan.
d. Risiko lainnya.
4. Tahapan Persetujuan Kredit
a. Berdasarkan nota analisa Mikro Kredit Analis (MKA) dan hasil scoring
maka Mikro Mandiri Manager (MMM) akan mengambil keputusan
kredit.
b. Bila permohonan kredit yang akan diputus melebihi kewenangannya maka
MMM menerusan nota analisa kepada kewenangan yang lebih tinggi.
c.Jika permohonan ditolak, maka MMM menugaskan Mikro Manager Sales
(MKS) untuk membuat Surat Penolakan Kredit (SPK) yang
ditandatangani oleh MMM untuk disampaikan pemohon.
d. Jika permohonan disetujui, maka MMM menugaskan MKS untuk
membuat Surat Penawaran Pemberian Kredit (SPPK) yang ditandatangani
oleh MMM untuk disampaikan kepada calon debitur.
5. Administrasi Kredit
a. Mikro Mandiri Manager (MMM) mempersiapkan perjanjian kredit (PK)
dan pengikatannya (apabila dipersyaratkan)
b. Penandatanganan PK dilaksanakan antara MMM dengan calon debitur
c. Sebelum penandatanganan PK, calon debitur diminta untuk :
Menunjukkan dan menyerahkan dokumen asli sesuai persyaratan
yang diminta
25
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Membayar biaya-biaya yang dipersyaratkan, misalnya : provisi, biaya
administrasi, premi asuransi dan sebagainya.
6. Tahapan Pencairan Kredit dan Dokumentasi
a. SetelahPengajuan Kredit (PK) ditandatangani oleh Mikro Mandiri
Manager (MMM) dan calon debitur, selanjutnya MKA melakukan
compliance review kelengkapan dokumen kredit sebelum melakukan
input CIF
b. Mandiri Kredit Analis (MKA) melakukan input Aplikasi Kredit
c. MMM masuk ke menu pembentukan pinjaman, melakukan input nomor
aplikasi debitur, cek validitas dan melakukan approve aplikasi
d. MMM melakukan pembentukan rekening pinjaman
e. Cluster Managermelakukan aktivasi rekening pinjaman berdasarkan nota
MMM yang ditandatangani oleh MMM dan MKA
f. MMM membuat nota posting pemindahbukuan ke rekening pinjaman telah
di aktivasi oleh Cluster Managerdan proses posting dilakukan oleh
cabang
g. Debitur dapat melakukan penarikan dana dari rekening tabungannya
h. Dokumen kredit, anatara lain Nota Analisa (beserta dokumen pendukung),
copy SPKK dan PK disimpan dan dikelola oleh MMM di Mikro Banking
Unit (MBU)
i. Dokumen agunan dilakukan penyimpanan sebagai berikut :
Mikro Banking Unit (MBU) berada satu kota dengan Mikro Banking
Cluster (MBC), dokumen agunan di simpan di Mikro Banking
Cluster (MBC), dengan berita acara serah terima dokumen agunan
antara MMM dengan Cluster Manager.
Mikro Banking Unit tidak satu kota dengan mikro banking cluster
namun satu kota dengan Hub/Comunity Branch, penyimpanan
26
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
dokumen agunan secara dual control antara MMM denangan Unit
Credit operation atau Community Branch
Mikro Banking Unit tidak satu kota dengan mikro Banking
Clusterdan Hub atau Comunity, penyimpanan agunan dilakukan secara dual
control antara MKA dan MMM
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat penulissimpulkan
bahwa analisis verifikasi kredit usaha mikro pada PT Bank Mandiri KCP
Way Jepara dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu : 65 calon debitur
mengajukan permohonan kredit usaha mikro dengan memenuhi
persyaratan/berkas sebagai permohonan kredit, yang kemudian akan
diperiksa keabsahannya oleh pihak bank, sebanyak 84,62% atau 55 calon
debitur diterima dan 15,38% atau 10 calon debitur ditolak. Bagi 55 calon
debitur yang diterima, selanjutnya dilakukan proses penelitian dan lobi
berkas oleh bank.
Dari hasil proses penelitian dan lobi berkas, selanjutnya dilakukan
kegiatan survey (investigasi dan pengecekan) tempat dan usaha debitur, yang
berkaitan dengan alamat rumah tinggal dan alamat kantor baik dengan cara
kunjungan langsung (on the spot) maupun melalui telepon. Dari hasil
survey, sebanyak 61,53% atau 40 calon debitur diterima dan 23,07% atau 15
calon debitur ditolak pengajuan kreditnya.Bagi 40 debitur yang pengajuan
kredit mikronyaditerima, selanjutnya dilakukan analisis verifikasi oleh
bank.Kemudian barulah pihak bank mengambil keputusan untuk
memberikan kredit usaha mikro atau tidak kepada debitur, dan selanjutnya
adalah pencairan kredit.
27
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka
penulis mengajukan saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaanyaitu
:
1. Perlu adanya penambahan karyawan untuk posisi Mikro Kredit Analis
(MKA).Hal ini dikarenakan tingginya jumlah aplikasi permohonan kredit
mikro padaPT Bank Mandiri KCP Way Jepara, namun tidak diimbangi
denganjumlah analis yang memadai. Dengan demikian dikhawatirkan
akan terjadikelalaian yang mengakibatkan suatu kerugian.
2. Hendaknya untuk lebih meningkatkan lagi ketelitian petugas dalam
menganalisis kelayakan calon debitur dengan benar-benar
memperhatikan hasil wawancara serta mencocokan kelengkapan
dokumen calon debitur sehingga kredit usaha mikro tidak terjadi kredit
macet.
DAFTAR PUSTAKA
Keputusan Menteri Keuangan No.40/KMK.06/2003 tanggal 29 Januari 2003
Kasmir.2008. Bank danLembagaKeuanganLainnya.PT.
RajawaliGrafindoPersada. Jakarta.
Taswan, SE. 2013.AkuntansiPerbankan.AkademiManajemen Perusahaan
YKPN. Semarang.
(http://kbbi.web.id).
(http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Metadata/SEKDA/).
28
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
ANALISIS PENGARUH BUDAYA, SOSIAL, DAN PRIBADI
TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM
KEMASAN GLOZ PADA PT. XYZ BANDAR SRIBHAWONO
LAMPUNG TIMUR
SURYADI
Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No. 116, Iringmulya Kota Metro 34111
Telp: 0725-42445.
ABSTRAK
Pemahaman akan perilakukonsumen mutlak diperlukan apalagi pada
saatsekarang ini perkembangan dari dunia konsumsi air minum yang begitu
pesat dan cepat membuat internisitas persaingan yang semakin tinggi, dan ini
menjadi hal penting bagi para pemasar apabila ingin tetap diterima oleh
konsumennya.
Penelitian ini bertujuan 1) untuk mengetahui apakah budaya, sosial,
dan pribadi secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian air
minum kemasan Gloz. 2) untuk mengetahui variable mana yang dominan
berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum kemasan Gloz.
Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Sampel yang objek penelitian sebanyak 50 responden
pengguna air minum kemasan Gloz dan pengambilan data berupa observasi,
kuisioner. Sedangkan untuk pengolahan data dianalisis untuk uji validitas,
reliabilitas, ujinormalitas, uji linieritas memakai rumus Alpha Cronbach
dengan menggunakan SPSS 17.0 for windows
Teknik analisis yang digunakan adalahan alisis jalur dan pengujian
hipotesis. Dari hasil analisis didapatkan bahwa variable budaya, sosial dan
pribadi secara simultan atau bersama-sama mempunyai pengaruh signifikan
(bermakna) terhadap keputusan pembelian air minum dan variabel budaya
pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian produk air minum
kemasan Gloz.
Kata Kunci : Faktor Budaya, Faktor Sosial, Faktor Pribadidan
Keputusan Pembelian
29
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A.Pendahuluan
Perkembangan kegiatan usaha saat ini dihadapkan pada persaingan
yang semakin ketat, dengan banyaknya usaha-usaha yang sejenis.
Menghadapi hal ini, maka perusahaan dituntut harus mampu mengkoordinir
seluruh fungsi perusahaan pada pencapain tujuan perusahaan yaitu
menghasilkan laba yang maksimum.
Seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan kemajuan teknologi, dunia
usahapun mengalami pertumbuhan yang pesat dengan munculnya berbagai
perusahaan yang berusaha menciptakan produk dan jasa guna memenuhi
kebutuhan konsumen. Persaingan yang ketat akan mendominasi dunia usaha,
dimana perusahaan saling berlomba untuk menguasai pangsa pasar. Dilihat
dari kenyataan ini maka perusaahan dituntut untuk lebih mengadaptasikan
diri dengan berkerja lebih efisien dan efektif, mempunyai kemampuan yang
mengkombinasikan fungsi-fungsi organisasi lainya agar perusahaan berjalan
dengan lancar, karena segencar apapun persaingan yang ada di pasar,
konsumen tetaplah sebagai penentu dalam membuat keputusan pembelian.
Pilihan-pilihan produk yang di tawarkan tentunya secara tidak langsung
mempengaruhi pembelian keputusan membeli bagi konsumen. Pasar hanya
menyediakan berbagai pilihan produk dan merek yang bermacam-macam.
Namun pada akhirnya, konsumen yang memiliki hak untuk bebas apa dan
bagaimana produk apa yang nantinya akan mereka konsumsi.
Tekanan dari faktor-faktor internal dapat berupa sikap, inovasi-
inovasi dan keunggulan dalam bersaing melalui perbaikan produk, dan
perbaikan sumber daya manusia sedangkan faktor eksternal yaitu
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi. Faktor internal dan eksternal
merupakan pendorong yang mengharuskan setiap perusaahan untuk bisa
mengadaptasi dan beradaptasi terhadap setiap perubahan agar tetap eksis,
30
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
tetapi dapat menjadi peluang untuk mengembangkan usaha dan memperoleh
keuntungan yang besar.
Pemahaman akan perilaku konsumen mutlak diperlukan apalagi pada
saat sekarang ini. Perkembangan dan dunia pemasaran yang begitu pesat dan
cepat membuat intensitas persaingan yang semakin tinggi, dan ini menjadi
hal penting bagi para pemasar apabila ingin tetap di terima oleh
konsumennya.
PT. XYZ Bandar Sribhawono sebagai salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang bisnis air minum yang dalam melaksanakan kegiatannya
dihadapkan pada persaingan dengan perusahaan-perusahaan bisnis air
minum lainya. PT.Tirta Gemialng Rahayu dapat dilihat dari hasil penjualan
air minum kemasan galon dan kardus. Berikut ini adalah hasil penjualan air
minum kemasan galon dan kardus pada PT.XYZ tahun 2014.
Tabel 1. Jumlah Penjualan Air Minum Galon Pada periode November
2013 hingga Oktober 2014 Pada PT.XYZ.
No. Bulan Total Penjualan
(Galon)
Perkembangan
Penjualan
(%)
1 November 2013 2,200 -
2 Desember 2013 2,798 21,4
3 Januari 2014 2,408 (16,2)
4 Februari 2014 2,256 (6,7)
5 Maret 2014 2,370 4,8
6 April 2014 2,801 15,4
7 Mei 2014 2,878 2,7
8 Juni 2014 2,678 (7,5)
9 Juli 2014 2,110 (26,9)
10 Agustus 2014 2,913 27,6
11 September 2014 2,898 (0,5)
12 Oktober 2014 3,089 6,2
Total 31,399 20,2
Rata-Rata 2,617 1,680
Sumber : PT.XYZ 2014
31
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel 2 Jumlah Penjualan Air Minum Kardus Pada periode November
2013 hingga Oktober 2014 Pada PT.XYZ
No. Bulan Total Penjualan (Kardus)
Perkembangan
Penjualan
(%)
1 November 2013 1,564 -
2 Desember 2013 1,435 (9.0)
3 Januari 2014 1,909 24,8
4 Februari 2014 1,676 (13,9)
5 Maret 2014 1,908 12,2
6 April 2014 1,762 (8,3)
7 Mei 2014 2,664 33,9
8 Juni 2014 2,080 (28,1)
9 Juli 2014 1,096 (89,8)
10 Agustus 2014 4,306 74,5
11 September 2014 2,278 (89,0)
12 Oktober 2014 3,162 28,0
Total 25,840 (64,7)
Rata-Rata 2,153 (5,392)
Sumber : PT. XYZ 2014
Berdasarkan Tabel diatas terlihat bahwa jumlah penjualan bervariasi
tiap bulannya, pada tahun 2014 penjualan tertinggi untuk air minum Galon
terjadi pada bulan Oktober 2014 dengan tingkat perkembangan 6,2%.
Kemudian untuk penjualan tertinggi untuk air minum Kardus terjadi pada
bulan Agustus 2014 dengan tingkat perkembangan 74,5%, sedangkan untuk
tingkat perkembangan terendah pada penjualan Galon terjadi pada bulan Juli
2014 dengan penurunan (26,9)%, dan untuk terendah penjualan Kardus
terjadi pada bulan Juli 2014 dengan penurunan (89,8)%.
Berdasarkan uraian di atas maka permasalahan pokok yang perlu dikaji
adalah:
1. Apakah budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum
kemasan Gloz pada PT. XYZ?
32
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Apakah sosial berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum
kemasan Gloz pada PT. XYZ?
3. Apakah pribadi berpengaruh terhadap keputusan pembelian air minum
kemasan Gloz?
4. Sejauh mana pengaruh budaya, sosial, dan pribadi terhadap keputusan
pembelian air minum kemasan Gloz pada PT.XYZ?
5. Variabel mana yang lebih dominan berpengaruh terhadap keputusan
pembelian air minum kemasan Gloz pada PT. XYZ?
B. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012:1). Pemasaran
merupakan bagian yang sangat penting dari strategi perusahaan dalam
aktifitas perusahaan dan aktifitas penjualan produk atau jasa yang dihasilkan
kepada konsumen, keberhasilan suatu produk atau jasa yang diterima oleh
konsumen sangat dipengaruhi oleh sejauh mana perusahaan tersebut
menerapkan sistem pemasaran yang tepatuntuk pasar sasaran.
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:5) Mendefinisikan
pemasaran (marketing) sebuah kebutuhan manusia dan merupakan suatu
fungsi organisasi dari serangkaian dan proses untuk menciptakan,
mengominikasikan, serta memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk
mengelola hubungan pelanggan dengan ini yang mengutungkan organisasi
dan dan pemangku kepetinganya, menangani proses pertukaran ini
membutuhkan banyak kerja banyak kerja dan keteramplan.
Menurut (panji Anoraga, 1997:181) mendefinisikan pemasaran
merupakan kegiatan periklanan atau penjualan, semuanya itu sebenarnya
hanyalah merupakan sebagaian dari kegiatan pemasaran. Penjualan hanyalah
33
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
sebenernya hanyalah merupakan salah satu bagian kegiatan pemasaran yaitu
hanya menyangkut kegiatan transaksi yang sesungguhnya dilakukan.
Berdasarakan definisi di atas pemasaran menurut para ahli dapat ditarik
kesimpulan bahwa pemasaran merupakan bagian dari strategi untuk
melakukan kegiatan periklanan atau penjualan dalam menata kegiatan
pemasaran, serangkaian untuk meciptakan, mengkominiksasikan, serta
memberikan dalam menyangkut sebuah kegiatan transaksi yang
sesungguhnya untuk membentuk hasil dalam kegiatan transaksi dan
keinginan manusia, dalam melakukan pembelian perdagangan keputusan
pemasaran harus dibuat jauh dari produk yang dihasilkan.
1.Faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen
Menurut Philip Kotler: Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen adalah faktor budaya, sosial, pribadi, Sebagian faktor-faktor
tersebut tidak diperhatikan oleh pemasar tetapi sebenarnya harus
diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh faktor-faktor perilaku
kosumen tersebut mempengaruhi pembelian konsumen.
a. Faktor Budaya
Menurut Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:166) budaya sebuah
determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang, melalui dalam keluarga
dan institusi lainya, dalam sebuah hubungan dengan orang lain dan ritual,
seorang pemasar harus benar-benar memperhatikan nilai-nilai budaya setiap
negara, untuk memahami cara-cara memasarkan produk lama mereka dan
mencari peluang untuk produk baru, kemudian sesuatu yang terbentuk oleh
pengembangan dan transmisi dari kepercayaan manusia melalui simbol-
smbol tertentu, misalnya simbol bahasa sebagai rangkaian simbol yang
digunakan untuk mengalihkan keyakinan budaya diantara para anggota suatu
masyarakat, pesan-pesan tentang kebudayaan yang diharapkan dapat di
34
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
temukan didalam media, pemerintah, intitusi agama dalam sistem
pendidikan.
Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (20012:113), faktor budaya adalah
kebiasan suatu masyarakat dalam menanggapi sesuatu yang dianggap
memiliki nilai dan kebiasaan, yang bisa dimulai dari mereka menerima
informasi, posisi sosial mereka dalam masyarakat, dan pengetahuan mereka
tentang apa yang mereka rasakan. Budaya adalah penentu yang mendasar
dari keinginan dan perilaku seseorang. Kemudian sebagian perulangan
keseluruhan tindakan atau aktivitas manusia dan produk yang dihasilkan
manusia yang telah memasyarakat secara sosial dan bukan sekedar dialihkan
secara genetikal.
Menurut Philip Kotler (2002:178) budaya memiliki pengaruh yang luas
dan mendalam terhadap perlaku konsumen dalam pembelian. Peran budaya
(anak-anak mendapat kumpulan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari
keluarganya), sub budaya (misalnya agama, kelompok ras, daerah geografis),
dan kelas sosial konsumen (status sosial) sangatlah penting segala sesuatu
yang diperoleh individu dari masyarakat mencakup kepercayaan, adat
istiadat, morma-norma artistic, kebiasaan makan keahlian yang di peroleh
bukan dari kreatifitasnya sendiri melainkan merupakan warisan masa lampau
yang didapat melalui pendidikan formal atau informal, seluruh hasil usaha
manusia, baik berupa benda atau hanya berupa buah pikiran dan dalam
penghidupan.
Menurut Richard brisling (1990:11) kebudayaan sebagai mengacu pada
cita-cita bersama secara luas, nilai, pembentukan dan penggunaan katagori,
asumsi tentang kehidupan, dan kegiatan goal-directed yang menjadi sadar
tidak sadar diterima sebagai “benar” dan “benar” oleh orang-orang yang
mengidentifikasi diri mereka sebagai anggota masyarakat.
35
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Sedangkan menurut Purimahua (2005:45). faktor budaya memberikan
pengaruh paling luas dan mendalam pada tingkah laku konsumen. Pemasaran
harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, sub-budaya, dan kelas
sosial. Budaya mengacu pada gagasan, simbol-simbol yang memiliki makna
untuk berkomunikasi, nilai, melakukan penafsiran dan evaluasi sebagai
anggota masyarakat. Budaya dapat dilihat dari kepercayaan, pandangan dan
kebiasaan konsumen terhadap suatu produk. Semakin tinggi kepercayaan
terhadap produk, maka semakin tinggi keputusankonsumen untuk melakukan
pembelian.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disintesiskan bahwa faktor budaya
memberikan pengaruh terhadap tingkah laku konsumen, dimana pemasar
harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas
sosial. keseluruhan sistem, gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan cara
belajar
b. Faktor Sosial
Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012:115), faktor
sosiall merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan
secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan
komunitas yang secara terus-menerus bersosialisasi di antara mereka sendiri
baik secara formal dan informal.
Perilaku seorang konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor
sosial, seperti: kelompok referensi yaitu kelompok- kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan
perilaku seseorang. Keluarga dimana para anggota keluarga dapat
memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku membeli. peran dan
status, setiap peranan membawa satu status yang mencerminkan
36
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan itu oleh masyarakatnya
Menurut Philip Kotler (2002: 181)
Faktor sosial ini terdiri dari kelompok referensi, keluarga peranan dan
status.Yang dimaksud dengan kelompok referensi adalah kelompok yang
secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi sikap dan perilaku
seseorang. Para anggota keluarga juga dapat memberikan pengaruh yang
kuat terhadap perilaku pembeli. Ada dua macam keluarga dalam kehidupan
pembeli, yaitu keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua;
dan keluarga sebagai sumber keturunan, yaitu pasangan suami istri dan anak-
anaknya. Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan
dalam pengertian peranan dan status. Setiap peran akan mempengaruhi
perilaku pembelian seseorang Nugroho J.Setiadi (2010:11).
Menurut Purimahua (2005:546), faktor sosial adalah sekelompok
orang yang mampu mempengaruhi perilaku individu dalam melakukan suatu
tindakan berdasarkan kebiasaan. Faktor sosial ini terdiri dari kelompok
referensi, keluarga peranan dan status. Yang dimaksud dengan kelompok
referensi adalah kelompok yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Para anggota keluarga juga
dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembeli. Ada dua
macam keluarga dalam kehidupan pembeli, yaitu keluarga sebagai sumber
orientasi yang terdiri dari orang tua; dan keluarga sebagai sumber keturunan,
yaitu pasangan suami istri dan anak-anaknya. Kedudukan seseorang dalam
setiap kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan status.
Setiap peran akan mempengaruhi perilaku pembelian seseorang
Berdasarkan uraian diatas, dapat disintesiskan bahwa faktor sosiall
merupakan sekelompok orang yang sama-sama mempertimbangkan secara
dekat persamaan didalam status atau penghargaan, sekelompok kecil,
keluarga serta peran dan status sosial konsumen, yaitu didalamnya terdapat
37
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak
langsung.
c. Faktor Pribadi
Menurut Nugroho J. Setiadi (2010:12), faktor pribadi adalah pola
kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan terdekat dalam
menentukan pilihan, kemudian diekspresikan dalam suatu tindakan.
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi yang unik dari masing-masing individu, seperti jenis kelamin, usia
dan tahapan dalam siklus hidup, kepribadian, konsep diri dan gaya hidup.
Karakteristik individu umumnya stabil selama dalam satu siklus hidup
seseorang. Misalnya, kebanyakan orang tidak suka merubah jenis kelamin
dan tindakannya merubah kepribadian atau gaya hidup yang membutuhkan
orientasi kembali selama satu periode kehidupan. Pada kasus usia dan
tahapan siklus hidup, perubahan-perubahan ini terjadi secara berangsur-
angsur sepanjang waktu
Faktor pribadi merupakan suatu cara mengumpulkan dan
mengelompokkan kekonsistenan reaksi seorang individu terhadap situasi
yang sedang terjadi (Thamrin Abdullah dan Francis Tantri ,2012:118)
Sedangkan menurut Purimahua (2005:546), faktor pribadi adalah
pola kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan terdekat dalam
menentukan pilihan, kemudian diekspresikan dalam suatu tindakan.
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
pribadi yang unik dari masing-masing individu, seperti jenis kelamin, usia
dan tahapan dalam siklus hidup, kepribadian, konsep diri dan gaya hidup.
Karakteristik individu umumnya stabil selama dalam satu siklus hidup
seseorang. Misalnya, kebanyakan orang tidak suka merubah jenis kelamin
dan tindakannya merubah kepribadian atau gaya hidup yang membutuhkan
orientasi kembali selama satu periode kehidupan. Pada kasus usia dan
38
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
tahapan siklus hidup, perubahan-perubahan ini terjadi secara berangsur-
angsur sepanjang waktu
Bahwa dari uraian diatas dapat disintesiskan bahwa faktor pribadi
sebagai karakter seseorang yang berbeda dengan orang lain dalam hal
pemberian tanggapan terhadap kejadian dilingkungan terdekat dalam
menentukan pilihan, kemudian diekspresikan dalam suatu tindakan.
Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik
d. Keputusan Pembelian
Menurut Nugroho J. Setiadi (2010:14) definisi keputusan pembelian
adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan
untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
diantaranya.
Menurut Thamrin Abdullah dan Francis Tantri (2012:123) definisi
keputusan pembelian adalah mengidentidikasi semua pilihan yang mungkin
untuk memecahkan persoalan itu dan menilai pilhan-pilihan secara
sistematik dan obyektif serta sasaran-sasarannya yang menentukan
keuntungan serta kerugiannya masing-masing.
Sedangkan menurut Philip Kotler (2002:212) pengambilan keputusan
merupakan suatu kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam
mendapatkan dan mempergunakan barang yang ditawarkan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disintesiskan bahwa keputusan
pembelian merupakan suatu tindakan yang menentukan semua pilihan yang
ada untuk dipilih salah satu diantaranya, dengan melalui tahapan pengenalan,
pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan membeli, perilaku
setelah pembelian.
39
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2.Kerangka Pemikiran
1). Budaya (X1) dan Pribadi (X3)
Merupakan sekelompok orang yang mampu mempengaruhi perilaku
individu dalam melakukan suatu tindakan dengan cara bersosialisasi terus
menerus maupun melakukan tindakan berdasarkan kebiasaan dan merupakan
sebuah pola kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan yang
berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan relatif konsisten
dan bertahan lama terhadap lingkungan. Berdasarkan uraian tersebut, maka
dapat diduga bahwa budaya berpengaruh terhadap pribadi.
2). Sosial (X2) dan Pribadi (X3)
Merupakan sekelompok orang yang mampu mempengaruhi perilaku
individu dalam melakukan suatu tindakan dengan cara bersosialisasi terus
menerus maupun melakukan tindakan berdasarkan kebiasaan dan pola
kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan terdekat dalam
menentukan pilhan, kemudian diekspresikan dalam suatu tindakan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diduga bahwa sosial berpengaruh
terhadap pribadi.
3). Budaya (X1) dan Keputusan Pembelian (X4)
Merupakan sebuah pengaruh yang luas dan mendalam pada tingkah laku
konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh budaya,
subbudaya, kelas sosial dan sebuah proses pengintregasian yang
mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih
perilaku alternatif. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diduga bahwa
budaya berpengaruh terhadap keputusan pembelian.
4). Sosial (X2) dan Keputusan Pembelian (X4)
Merupakan perilaku seseorang yang dipengaruhi faktor sosial seperti
kelompok referensi yaitu kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap perilaku seseorang dan
40
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
mengidentifikasi semua pilihan yang mungkin untuk memecahkan persoalan
itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematik dan obyektif. Berdasarkan
uraian tersebut, maka dapat diduga bahwa sosial berpengaruh terhadap
keputusan pembelian.
5). Pribadi (X3) dan Keputusan Pembelian (X4)
Merupakan pola kebiasaan seseorang yang dipengaruhi oleh lingkungan
terdekat dalam menentukan pilihan, kemudian dekspresikan dalam suatu
tindakan. Keputusan seseorang untuk membeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang
menyebabkan tanggapan relatif konsisten dan bertahan lama terhadap
lingkungan dan pengambilan keputusan merupakan suatu kegiatan individu
yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan barang yang ditawarkan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat diduga bahwa pribadi berpengaruh
terhadap keputusan pembelian.
Atas dasar argumentasi diatas dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh langsung positif antara budaya, sosial, dan pribadi terhadap
keputusan pembelian. Berdasarkan kerangka pemikiran, maka dapat
digambarkan kerangka penelitian sebagai berikut
Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Keputusan
Pembelian Air
Minum
(X4)
Pribadi
(X3)
Sosial
(X2)
Budaya
(X1)
41
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah, rumusan masalah, dan
kerangka pemikiran yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat
merumuskan sebuah hipotesis penelitian sebagai berikut:
1. H1 : Terdapat pengaruh langsung positif antara Budaya (X1) terhadap
Pribadi (X3).
2. H2 : Terdapat pengaruh langsung positif antara Sosial (X2) terhadap
Pribadi (X3).
3. H3 : Terdapat pengaruh langsung positif antara Budaya (X1) terhadap
Keputusan Pembelian (X4)
4. H4 : Terdapat pengaruh langsung positif antara Sosial (X2) terhadap
keputusan pembelian (X4)
5. H5 : Terdapat pengaruh langsung positif antara Pribadi (X3) terhadap
keputusan pembelian (X4).
C.METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode survei, merupakan penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan
metode statistik.
Data yang disimpulkan harus dapat dibuktikan kebenarannya, tepat
waktu, sesuai dan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh. Maka
jenis penelitian yang digunakan adalah :
1. Data Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang dapat dihitung
dan diperoleh dari perhitungan kuisoner berhubungan dengan masalah
yang diteliti.
42
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Data Kualitatif, yaitu data yang bukan dalam bentuk angka, yang
diperoleh dari hasil wawancara dengan pelanggan yang berhubungan
dengan masalah yang diteliti.
Sedangkan sumber data yang digunakan yaitu :
1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh penulis langsung dari responden
masyarakat dalam bentuk wawancara serta tanggapan tertulis responden
terhadap sejumlah pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner penelitian.
2. Data Sekunder, yaitu data pendukung yang diperoleh penulis dari
beberapa sumber yang dinilai mempunyai relevansi dengan penelitian
ini
1. Objek dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Timur, tepatnya di
Kecamatan Bandar Sribhawono, dengan Objek konsumen adalah pengguna
air minum kemasan Gloz pada PT. XYZ, Lampung Timur.
2. Defenisi Operasional variabel
1) Variabel Budaya (X1)
Faktor Budaya merupakan kebiasaan suatu masyarakat dalam
menanggapi sesuatu yang dianggap memiliki nilai dan kebiasaan,
yang bias dimulai dari mereka menerima informasi, posisi social
mereka dalam masyarakat, dan pengetahuan mereka tentang apa
yang mereka rasakan, budaya adalah penentu yang mendasar dari
keinginan dan perilaku seseorang. (Thamrin Abdullah dan Francis
Tantri 2012:113). Selanjutnya variabel budaya diukur melalui
indikatornya (Philip Kotler 2002:179)
a. Budaya
b. Sub-budaya
c. Kelas sosial
43
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2) Variabel Sosial (X2)
Faktor sosial merupakan sekelompok kecil, keluarga serta peran dan
status sosial konsumen yang mampu mempengaruhi langsung dari
seseorang yang menjadi anggotanya dalam melakukan suatu tindakan
berdasarkan kebiasaan. Selanjutnya sosial diukur melalui
indikatornya (Thamrin Abdullah dan francis tantri 2012:113)
a. Kelompok referensi
b. Keluarga
c. Peran dan status
3) Variabel Pribadi (X3)
Faktor pribadi merupakan pola kebiasaan seseorang yang dipengaruhi
oleh lingkungan terdekat dalam menentukan pilihan, kemudian
diekspresikan dalam suatu tindakan keputusan seseorang untuk
membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang unik dari
masing-masing individu. (Nugroho J setiadi 2010:11). Selanjutnya
diukur melalui indikatornya (Purimahua:2005:546).
a. Usia dan tahap daur hidup
b. Perkerjaan
c. Keadaan ekonomi
d. Gaya hidup
e. Kepribadian dan konsep diri
4) Variabel Keputusan Pembelian (X4)
Keputusan pembelian merupakan suatu kegiatan individu yang secara
langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang
yang ditawarkan dengan cara menilai pilihan-pilihan secara
sistematik dan obyektif. Selanjutnya diukur melalui indikatornya
a. Pengenalan masalah
44
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
b. Pencarian informasi
c. Penilaian alternatife
d. Keputusan membeli
e. Perilaku setelah membeli
3. Populasi dan Sampel
Adapun populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang
melakukan pembelian produk air minum kemasan Gloz pada PT.XYZ
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian konsumen di desa Bandar
Sribhawono yang melakukan pembelian pada produk air minum kemasan
Gloz pada PT.XYZ. Dalam menetapkan besarnya sampel penelitian ini
didasarkan pada perhitungan yang dikemukakan oleh sugiyono (2013:324)
sebagai berikut:
η =
Dimana :
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan
sampel yang masih dapat ditolerir atau diinginkan sebanyak 10%.
η =
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel yang diambil
dalam penelitian ini adalah 50 responden. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik insidental Sampling.
Sedangkan insidental Sampling merupakan teknik pengambilan sampel
berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu
45
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
dengan peneliti bisa dijadikan sampel bila dipandang orang yang
kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data Sugiyono (2013:156).
Pelaksanaan insidental sampling dalam penelitian ini diberikan kepada
konsumen yang melakukan pembelian produk air minum kemasan Gloz
pada PT. XYZ.
4. Teknik Pengumpulan Data
Guna memperoleh data yang lengkap untuk menunjang penulisan ini,
maka diadakan pengumpulan data melalui :
a. Penelitian Kepustakaan (library research), penelitian yang dilakukan
dengan membaca literature, laporan-laporan tertulis, dan bahan-bahan
referensi lainya sebagai landasan teori dalam penelitian.
b. Penelitian Lapangan (field research ), penelitian dengan mengadakan
peninjauan langsung pada lokasi perusahaan dengan maksud
memperoleh data primer dan informasi penting melalui observasi dan
kuesioner.
1) Observasi, teknik pengumpulan data dengan cara mengamati dan
meninjau secara langsung ke perusahaan yang diteliti.
2) Wawancara, teknik pengumpulan data dengan melakukan dialog
secara langsung dengan konsumen.
3) Kuesioner, teknik pengumpulan data dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
atau konsumen.
5. Alat Analisis
Sehubungan dengan masalah yang dikemukakan sebelumnya, maka
akan dilakukan analisis berdasarkan data yang diperoleh dengan
menggunakan peralatan analisis sebagai berikut :
46
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
1. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
mengukur apa yang ingin diukur. Langkah-langkah untuk mengukur
validitas yaitu dengan mengidentifikasi secara operasional suatu konsep yang
akan diukur, melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden
menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing pertanyaan
dengan skor total memakai teknik korelasi product moment yang rumusnya
sebagai berikut :
r =
Dimana :
r : Kolerasi
n : Jumlah sampel
X : Skor pertanyaan Per Item
Y : Skor Total
Alat bantu perhtungan yaitu menggunakan program SPSS Versi 16.0.
kriteria melalui SPSS sebag berikut:
Valid = Sig ≤ 0,05
Tidak Vald = Sig > 0,05
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas adalah data untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan
reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Kehandalan yang menyangkut
kekonsistenan jawaban jika diujikan berulang pada sampel yang berbeda.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik.
Cronbach Alpha (ɑ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika
memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,60.
47
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan dengan teknik belah
dua dari Spearman Brown (Split Hall) dengan rumus dibawah ini (Sugiyono,
2013:13)
ri =
Di mana :
= Reabilitas internal seluruh instrumen
= Korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua.
3. Uji Normalitas
Alat uji ini digunakan untuk menggunakan apakah dalam sebuah model
regresi, nilai residu dari regresi mempunyai distribusi yang normal. Jika
distribusi dari nilai-nilai residual tersebut tidak dapat dianggap berdistribusi
normal, maka dikatakan ada masalah terhadap asumsi normalitas
a. Rumusan Hipotesis
Ho : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal.
b. Rumus Statistik yang digunakan :
X2 hit =
c. Kriteria Uji
Tolak Ho Jika X2
rat ≥ X2
of
Dimana X2 tab = X
2 (1 - ɑ ) . (k – 3)
4. Uji Linieritas
Untuk menguji linieritas hubungan antara variabel digunakan rumus
berikut:
F=
Dimana :
F : Bilangan untuk Linieritas
48
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
(Tc) : Rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok
(G) : Rata-rata jumlah kuadrat kekeliruan
5. Analisis Jalur (Path Analysis)
untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode
analisis jalur (path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan dari
analisis regresi berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis
regresi untuk menaksir hubungan kausalitas antar variabel yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Analisis jalur sendiri tidak
dapat menentukan hubungan sebab akibat dan juga tidak dapat
digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kaualitas antar variabel. Hubungan kasalitas antar variabel telah
dibentuk dengan model berdasarkan landasan teoritis.
Koefisien jalur adalah standardizes koefisien regresi, koefisien jalur
dihitung dengan membuat dua persamaan struktural yaitu persamaan
yang menunjukkan hubungan yang dihipoteseiskan. Dalam hal ini ada
sub persamaan tersebut yaitu: langkah pertama analisis jalur adalah
menterjemahkan hipotesis penelitian yang bentuknya proposisional
kedalam bentuk diagram yang disebut digram jalur. Pada saat
menggambarkan diagram jalur ada beberapa perjanjian :
1. Hubungan antar variabel digambarkan oleh anak panah yang bisa
berkepala tunggal ( ), dan berkepala dua ( ).
2. Panah berkepala satu menunjukkan pengaruh dari sebuah variabel
eksogen terhadap sebuah variabel endogen. Misalkan : X1
X2
3. Panah berkepala dua menggambarkan hubungan korelatif antar
variabel eksogen. Misalkan : X1 X2
49
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
4. Tidak pernah seseorang bisa mengisolasi hubungan pengaruh secara
murni artinya bahwa sesutu kejadian banyak sekali yang
mempengaruhinya, teapi pada conceptual framework hanya dapat
digambarkan beberapa pengaruh yang bisa diamati. Variabel lainnya
yang tidak bisa digambarkan (tidak bisa diukur) diperlihatkan oleh
suatu variabel tertentu yang disebut residu dan diberi simbol dengan
e.
Berdasarkan koefisiennya Penelitian ini menggunakan model persamaan
struktural sebagai berikut :
Sub struktur 1 Sub struktur 2
X4 = ρX4X1 + ρX4X2 + ρX4X3 + e2 X3 = ρX3X1 + ρX3X2 + e1
D. HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Gambaran Umum Responden
Bagian ini diuraikan dan di jelaskan mengenai hasil dari penelitian
yang telah dilakukan dan diolah untuk mengetahui pengaruh dan hubungan
faktor budaya, sosial,dan pribadi terhadap keputusan pembelian air minum
kemasan Gloz. Penulis menyebar kuisoner sebanyak 50, dimana responden
merupakan pengguna air minum kemasan Gloz. Profil responden yang
diambil berdasarkan Klasifikasi Usia, Jenis Kelamin, dan Pekerjaan. Adapun
klasifikasi tersebut tertera pada gambar sebagai berikut:
Gambar 4.1Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Data Kuisioner yang telah diolah
50
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Berdasakan gambar 4.1. diketahui dari 50 responden terlihat bahwa 10
responden berusia antara 17-20 tahun (20%). 13 responden berusia antara
21-25 tahun (26%) dan 10 responden berusia antara 25-30 (20%), kemudian
17 responden yang berusia 30 tahun keatas (34%). Berdasarkan data tersebut,
nampak bahwa usia konsumen air minum kemasan Gloz rata-rata dari usia
30 tahun keatas.
Gambar 4.2 Kasifikasi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber: Data kuisioner yang telah diolah
Berdasakan gambar 4.2 diketahui dari 50 responden terlihat bahwa 33
responden berjenis kelamin laki-laki (66%). Sedangkan 17 responden
berjenis kelamin perempuan (34%).
Dari data tersebut terlihat bahwa konsumen air minum kemasan Gloz
diminati baik laki-laki maupun perempuan bahwa terlebih pada laku-laki
Gambar 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Perkerjaan
Sumber: Data Kuisioner yang telah diolah
51
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Berdasarkan gambar 4.3. diketahui dari 50 responden terlihat bahwa 14
responden yang berstatus pelajar/mahasiswa (28%). 23 responden berstatus
wiraswata (46%) dan 13 responden berstatus lainya (26%).
Berdasarkan data tersebut, konsumen air minum kemasan Gloz
didominasi oleh wiraswata
2. Analisis Jalur (Path Analysis)
Pengujian hipotesis dilakukan terhadap masing-masing pengaruh langsung
positif budaya terhadap keputusan pembelian, sosial terhadap keputusan
pembelian, budaya terhadap pribadi dan social terhadap pribadi sebagai
berikut :
Tabel 3. Anova X1, X2, terhadap X3
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .123.149 .2 .615.074 .248.244 .000a
Residual .86.720 .35 .2.478
Total .1316.868 37
a. Predictors: (Constant), sosial, Budaya
b. Dependent Variable: pribadi
Sumber: hasil pengolahan data primer dengan software SPSS version 17.0
Tabel Anova diperoleh nilai F sebesar 248.244 dengan nilai
probabilitas sig= 0.000, karena nilai sig < 0,05, maka keputusan adalah Ho
ditolak Ha diterima, oleh sebab itu pengujian individual dapat dilakukan.
52
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel 4. Coefficientsa X1 dan X2 terhadap X3
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -4.630 .2,699 -1.715 .095
Budaya .480 .204 .438 .2.355 .024
Sosial .587 .204 .535 2.873 .007
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: hasil pengolahan data primer dengan software SPSS version 17.0
Tabel Coefficientsa dapat dilihat bahwa kolom sig (signifikans)
diperoleh nilai sig 0,024 lebih kecil dari nilai probabilitas 0,05, atau nilai
0,024 < 0,05, maka Ho ditolak Ha diterima artinya Coefficients analisis jalur
signifikan terhadap keputusan pembelian. Dan pada kolom signifikan, di
dapat nilai sig =0,077 < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima artinya
coefficients jalur signifikan. Jadi sosial berkontribusi secara signifikan
terhadap keputusan pembelian.
Tabel. 5. Model Summaryb X1 dan X2 terhadap X3
Model Summaryb
Model R
R
Squar
e
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .967a .934 .930 .1.574 .934 .248.244 2 35 .000
a. Predictors: (Constant), sosial, Budaya
b. Dependent Variable: pribadi
Sumber: hasil pengolahan data primer dengan software SPSS version 17.0
53
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel. 6. ANOVAb X3, X1 dan X2 terhadap X4
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression .932.363 .3 .310.788 .182.344 .000a
Residual .57.953 .34 1.704
Total .990.316 .37
a. Predictors: (Constant), pribadi, Budaya, social
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: hasil pengolahan data primer dengan software SPSS version 17.0
Tabel Anova. Diperoleh nilai F sebesar 182.344 dengan nilai
probabilitas sig= 0,000, karena nilai sig 0,000 < 0,05, maka keputusan adalah
Ho ditolak dan Ha diterima, oleh sebab itu pengujian secara individual dapat
dilakukan.
Tabel. 7. Coefficientsa
X3,X1 dan X2 terhadap X4
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 5.753 .2.331 2.468 .019
Budaya .516 .140 .595 3.680 .001
Social .050 .182 .053 .275 .785
Pribadi .316 .188 .332 .1.680 .102
a. Dependent Variable: keputusan pembelian
Sumber: hasil pengolahan data primer dengan software SPSS version 17.0
Tabel. 4.13 Coefficientsa
dapat dilihat bahwa pada kolom sig
(signifikan) diperoleh nilai sig 0,001 lebih kecil dari nilai probabilitasnya
0,05 atau nilai 0,001 < 0,05 maka Ho ditolak Ha diterima artinya
Coefficientsa
analisis jalur signifikan terhadap keputusan pembelian. Jadi
pribadi berkotribusi secara signifikan terhadap keputusan pembelian.
54
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel. 8. Model Summaryb X3, X1,dan X2 terhadap X4
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .970a .941 .936 1.306 .941 .182.334 3 34 .000
a. Predictors: (Constant), pribadi, Budaya, social
b. Dependent Variable: keputusan pembelian
Berdasarkan pengujian hipotesis koefisien jalur pada sub struktur 1
dan sub struktur 2 ini membuktikan bahwa seluruh variabel yang digunakan
dalam penelitian ini, yakni X3 terhadap X1, X3, terhadap X2,X4 terhadap X3,
X4 terhadap X1 dan X4 terhadap X2 tidak signifikan dan model fit
Gambar 2. Diagram Jalur Empiris Studi Keputusan Pembelian
ρ X3X1 = 0,438
r1 = 967 r2 = 970 ρ X4X3 =0,595
ρ X3X2 = 0,535
Hasil perhitungan Sub struktur 1 dan Sub struktur 2 adalah sebagai berikut:
Budaya X1
Sosial
X2
Pribadi X3
Keputusan
Pembelian
X4
ρ X4X1 = 0.053
ρ X4X2 = 0,332
55
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Sub struktural pertama yaitu X3 = ρ X3X1 + ρ X3X2 + e1
Atau X3 = 0,438 X1 + 0535 X2 + 0,164e1
Sub struktural kedua yaitu X4 = ρ X4X1 + ρ X4X2 + ρ X4X3 + e2
Atau = 0,053X1 + 0,332 X2 + 0,595 X3 +0,141e2
Tabel. 9. Rangkuman pengaruh langsung, tidak langsung dan total
variabel X1,X2,X3, dab X4
Variabel Pengaruh Langsung Tidak Langsung
Melalui Total
X1 X3 0,438 - 0,438
X2 X3 0,535 - 0,535
X3 X4 0,595 - 0,595
X1 X4 0,053 0,023 0,076
X2 X4 0,332 0,318 0,65
3.Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang sudah dilakukan, maka
secara empiris ke lima variabel yang diteliti ternyata tidak signifikan
terhadap keputusan pembelian.
1. Hasil penelitian menentukan bahwa menemukan bahwa budaya (X1)
berpengaruh langsung positif terhadap pribadi (X3). Setiap ada
kenaikan budaya, selalu diikuti kenaikan pribadi, pengaruh langsung
itu merupakan besarnya kontribusi budaya terhadap pribadi, yakni ρ
X3X1 = 0,4382 sebesar 0,191 atau dengan kata lain variasi naik
turunya pribadi sebesar 19,1% bisa dijelaskan oleh variasi perubahan
budaya.
2. Hasil penelitian menentukan bahwa menemukan sosial (X2)
berpengaruh langsung positif terhadap pribadi (X3). Setiap ada
kenaikan sosial, selalu diikuti kenaikan pribadi, pengaruh langsung
56
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
itu merupakan besarnya kontribusi budaya terhadap pribadi, yakni ρ
X3X2 = 0,5352 sebesar 0,286 atau dengan kata lain variasi naik
turunya pribadi sebesar 28,6% bisa dijelaskan oleh variasi perubahan
sosial.
3. Hasil penelitian menentukan bahwa menemukan pribadi (X3)
berpengaruh langsung positif terhadap keputusan pembelian (X4).
Setiap ada kenaikan sosial, selalu diikuti kenaikan pribadi ,pengaruh
langsung itu merupakan besarnya kontribusi pribadi terhadap
keputusan pembeliani, yakni ρ X4X3 = 0,5952 sebesar 0,354 atau
dengan kata lain variasi naik turunya pribadi sebesar 35,4% bisa
dijelaskan oleh variasi perubahan pribadi.
4. Hasil penelitian menentukan bahwa menemukan budaya (X1)
berpengaruh langsung positif terhadap keputusan pembelian (X4).
Setiap ada kenaikan budaya, selalu diikuti kenaikan keputusan
pembelian, pengaruh langsung itu merupakan besarnya kontribusi
pribadi terhadap keputusan pembeliani, yakni ρ X4X1 = 0,0532
sebesar 0,002 atau dengan kata lain variasi naik turunya pribadi
sebesar 2% bisa dijelaskan oleh variasi perubahan budaya.
5. Hasil penelitian menentukan bahwa menemukan sosial (X2)
berpengaruh langsung positif terhadap keputusan pembelian (X4).
Setiap ada kenaikan sosial, selalu diikuti kenaikan keputusan
pembelian, pengaruh langsung itu merupakan besarnya kontribusi
sosial terhadap keputusan pembeliani, yakni ρ X4X2 = 0,3322 sebesar
0,110 atau dengan kata lain variasi naik turunya pribadi sebesar
11,0% bisa dijelaskan oleh variasi perubahan sosial
57
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
E. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan empiric yang sudah diuraikan di atas, dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung positif budaya terhadap pribadi. Hal ini
menunjukan bahwa variasi perubahan yang terjadi pada budaya, akan
menyebabkan terhadap naik turunya pribadi..
2. Terdapat pengaruh langsung positif sosial terhadap pribadi. Hal ini
menunjukan bahwa variasi perubahan yang terjadi pada sosial, akan
menyebabkan terhadap naik turunya pribadi.
3. Terdapat pengaruh langsung positif budaya terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukan bahwa variasi perubahan yang terjadi
pada budaya, akan menyebabkan terhadap naik turunya keputusan
pembelian
4. Terdapat pengaruh langsung positif sosial terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukan bahwa variasi perubahan yang terjadi
pada budaya, akan menyebabkan terhadap naik turunya keputusan
pembelian.
5. Terdapat pengaruh langsung positif pribadi terhadap keputusan
pembelian. Hal ini menunjukan bahwa variasi perubahan yang terjadi
pada pribadi, akan menyebabkan terhadap naik turunya keputusan
pembelian
6. Variabel yang dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian
yaitu faktor budaya karena mempunyai t hitung tertinggidari fackor-
faktor yang lainya.
58
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Gary dan Philip Kotler 1997. Dasar-Dasar Pemasaran
Principles of Marketing 7e. Jakarta: Prenhallindo.
Anoraga, Panji 2011. “Pengantar Bisnis Dalam Era Global”. Jakarta:
Rineka Cipta
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Jakarta: Bumi Aksara.
Kotler, Philip.2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta:
Prenhallindo.
Minor Michael, John C. Mowen 2001. Perilaku Konsumen.Jakarta:
Erlangga.
Setiadi, Nugroho J 2010. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi.
Bandung:Kencana Prenada Group.
Siregar, Sofian 2012. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif.
Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Manajemen .Yogyakarta : Alfabeta
Tamalagi,Selva dan Hengki Latan 2012. Analisis Multivariate Teknis Dan
Aplikasi Menggunakan Program SPSS”. Bandung: Alfabeta.
Tantri, Francis dan Thamrin Abdullah 2012. Manajemen Pemasaran.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
59
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
PENGARUH BEBAN KERJA TERHADAP BURNOUT ( TINGKAT
KEJENUHAN ) KARYAWAN ALFAMART DI LABUHAN
MARINGGAI LAMPUNG TIMUR
M. Taufiq
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
Jln. Pramuka Way Jepara Lampung Timur
ABSTRAK Dalam bekerja hampir setiap orang akan mengalami tingkat
kejenuhan yang berkaitan dengan pekerjaan mereka. Banyak hal yang dapat
menyebabkan pegawai mengalami kejenuhan kerja, ada beberapa hal yang
dapat menyebabkan kejenuhan, salah satunya adalah beban kerja. Beban
kerja tersebut mencakup seperti kondisi fisik yang berbahaya, pembagian
waktu kerja, kemajuan teknologi , beban kerja yang kurang dan beban kerja
yang berlebihan. Seringkali beban kerja yang berlebihan diakibatkan oleh
pegawai sendiri yang selalu menunda dan tidak dapat mengatur jadwal dalam
menyelesaikan tugasnya, namun terkadang pegawai menunda mengerjakan
tugasnya diakibatkan karena pekerjaan yang terlalu mudah ataupun sedikit.
Pada umumnya pegawai yang memiliki beban kerja yang tinggi cenderung
menimbulkan kejenuhan.
Oleh karena itu penulis merumuskan masalah “Apakah ada Ada
Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan
Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur?. Tujuan
penelitian ini adalah mengetahui Apakah ada Ada Pengaruh Beban Kerja
terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan Alfamart di Kecamatan
Labuhan Maringgai Lampung Timur. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah teknik dokumentasi dan angket. Populasi penelitian ini
adalah karyawan Alfamart di Labuhan Maringgai yang berjumlah 28 orang,
sedangkan jumlah sampel yang digunakan sebagai responden dalam
penelitian ini sebanyak 28responden atau seluruh karyawan alfamart di
Labuhan Maringgai.
Berdasarkan perhitungan menggunakan regresi linear sederhana
diketahui bahwa Nilai signifikan beban kerja adalah 0.009 nilai tesebut lebih
kecil dari 0.05, hal ini berarti hipotesis yang penulis ajukan yaitu Ada
Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan
Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur Tahun 2016,
diterima. Sedangkan nilai R Square= 0,234 berarti bahwa pengaruh beban
kerja Terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) karyawan adalah 0,234 atau
23,4%.
Kata Kunci : Beban Kerja, Burnout ( Tingkat Kejenuhan )
60
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Semakin berkembangnya kemajuan di bidang industri sekarang ini,
menyebabkan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi oleh
perusahaan dan tuntutan pekerjaan pun semakin meningkat. Dunia
perusahaan sebagai sebuah organisasi harus mampu mencapai tujuan yang
direncanakan untuk dapat memenuhi tuntutan pembangunan dan kemajuan
teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah
organisasi harus benar-benar diperhatikan. Hal tersebut biasanya terwujud
dalam upaya peningkatan kualitas karyawan dan pengaturan manajemen
organisasi. Peningkatan kualitas karyawan itu penting karena kemajuan suatu
organisasi tidak hanya bergantung dari teknologi mesin tetapi faktor manusia
memegang peranan penting di dalamnya.
Penelitian ini dilakukan di seluruh Alfamart labuhan Maringgai, yaitu
sebanyak 4 toko alfamart. Alfamart merupakan usaha ritel yang dimiliki dan
dikelola oleh terwaralaba yang diatur dengan perjanjian waralaba dengan PT.
Sumber Alfaria TriJaya ( SAT ). Keempat tempat Alfamart yang diteliti
memiliki sistem kerjasama dengan sistem Gerai Baru yaitu Franchisee dapat
memilih tipe gerainya sesuai dengan luasan lahan yang dimiliki.
Karyawan Alfamart Labuhan Maringgai bekerja dengan kegiatan
yang cukup padat, monoton, tidak bervariasi dan hari libur yang dirasa
kurang, hal ini akan menimbulkan beban kerja bagi karyawan. Beban kerja
yang terlalu berlebihan akan menimbulkan kelelahan baik fisik maupun
mental dan reaksi-reaksi emosional seperti sakit kepala, gangguan
pencernaan, dan mudah marah. Sedangkan pada beban kerja yang terlalu
sedikit dimana pekerjaan yang terjadi karena pengurangan gerak akan
menimbulkan kebosanan dan rasa monoton. Kebosanan dalam kerja rutin
sehari-hari karena tugas atau pekerjaan yang terlalu sedikit mengakibatkan
61
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
kurangnya perhatian pada pekerjaan sehingga secara potensial
membahayakan pekerja (Manuaba, 2000, dalam Prihatini, 2007).
Beban kerja yang berlebihan maupun yang terlalu sedikit akan
menimbulkan tingkat kejenuhan atau ( burnout ). Burnout adalah kondisi
terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik. Biasanya hal itu
disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai dengan
kebutuhan dan harapan. Biasanya burnout dialami dalam bentuk kelelahan
fisik, mental, dan emosional yang intens. Karena bersifat psikobiologis
(beban psikologis berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah pusing, tidak
dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif, maka
kadang persoalan tidak demikian mudah diselesaikan.
Kekurangjelasan hak dan tanggung jawab kerja serta konflik peran (misalnya
tuntutan kerja tidak konsisten dengan nilai-nilai yang diyakini) dapat
berkontribusi. Terlebih bila ada beban berlebih, tuntutan kerja yang berat
tanpa ada penghargaan atau capaian yang dirasa memadai. Sedikitnya
dukungan sosial di dalam lembaga maupun dari luar lembaga serta kesulitan
untuk mengambil keputusan mandiri juga dapat menjadi penyebab
Indikasi yang menunjukkan bahwa burnout sering timbul diantara
karyawan Alfamart Labuhan Maringgai tampak dari karyawan sering
merasakan bahwa beban kerja yang harus diselesaikannya terkesan
berlebihan, hal ini berdampak pada timbulnya turn turnover ( perpindahan
karyawan ).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas , maka dalam penelitian ini
penulis tertarik untuk mengambil judul “ Pengaruh Beban Kerja terhadap
Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan Alfamart di Kecamatan
Labuhan Maringgai Lampung Timur.
62
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah Ada
Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan
Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur.?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Apakah ada Pengaruh Beban
Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) Karyawan pada Alfamart di
Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung Timur.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Beban Kerja
(Tarwaka 2011:106) Beban kerja merupakan suatu yang muncul dari
interaksi antara tuntutan tugas-tugas lingkungan kerja dimana digunakan
sebagai tempat kerja, keterampilan dan persepsi dari pekerja. Beban kerja
kadang-kadang didefinsikan secara operasional pada faktor-faktor seperti
tuntutan tugas atau upaya-upaya yang dilakukan untuk melakukan pekerjaan.
Menurut Munandar (2001: 383), memberikan pengertian mengenai
beban kerja seperti berikut :
Beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan dengan uraian
tugasnya yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu.
Beban kerja dapat dibedakan lebih lanjut ke dalam beban
kerja berlebihan/terlalu sedikit ’kuantitatif, yang timbul
sebagai akibat dari tugas-tugas yang terlalu banyak/sedikit
diberikan kepada tenaga kerja untuk diselesaikan dalam waktu
tertentu, dan beban kerja berlebihan/terlalu sedikit ’kualitatif’,
yaitu jika orang merasa tidak mampu untuk melakukan suatu
tugas, atau tugas tidak menggunakan ketrampilan dan/atau
potensi dari tenaga kerja.
63
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Menurut (Hasibuan 2005:116 ), Analisis beban kerja adalah
penentuan jumlah pekerja yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
pekerjaan dalam jangka waktu tertentu.
Dari berbagai definisi diatas, dapat diambil kesimpulan, beban kerja adalah
jumlah pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dalam jangka
waktu tertentu. Beban kerja dapat berupa beban fisik maupun mental dapat
dipandang dari sudut obyektif dan subyektif.
2. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Beban Kerja
Prihatini, 2007), menyatakan bahwa beban kerja dipengaruhi faktor-
faktor sebagai berikut :
1) Faktor eksternal yaitu beban yang berasal dari luar tubuh pekerja, seperti :
a. Tugas-tugas yang dilakukan yang bersifat fisik seperti stasiun kerja,
tata ruang, tempat kerja, alat dan sarana kerja, kondisi kerja, sikap
kerja, sedangkan tugas-tugas yang bersifat mental seperti
kompleksitas pekerjaan, tingkat kesulitan pekerjaan, pelatihan atau
pendidikan yang diperoleh, tanggung jawab pekerjaan.
b. Organisasi kerja seperti masa waktu kerja, waktu istirahat, kerja
bergilir, kerja malam, sistem pengupahan, model struktur organisasi,
pelimpahan tugas dan wewenang.
c. Lingkungan kerja adalah lingkungan kerja fisik, lingkungan kimiawi,
lingkungan kerja biologis, dan lingkungan kerja psikologis.
Ketiga aspek ini disebut wring stresor.
2) Faktor internal
Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam tubuh akibat
dari reaksi beban kerja eksternal. Reaksi tubuh disebut strain, berat
ringannya strain dapat dinilai baik secara objektif maupun subjektif. Faktor
internal meliputi faktor somatis (Jenis kelamin, umur, ukuran tubuh, status
64
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
gizi, kondisi kesehatan), faktor psikis (motivasi, persepsi, kepercayaan.
keinginan dan kepuasan).
3. Dampak Beban Kerja
Dampak negatif dari kelebihan beban kerja menurut Winaya
(2001:45) beban kerja yang tidak sesuai dengan kemampuan tenaga kerja
dapat menimbulkan dampak negatif bagi pegawai. Dampak negatif tersebut
adalah :
1. Kualitas kerja menurun
Beban kerja yang terlalu berat tidak diimbangi dengan kemampuan
tenaga kerja, kelebihan beban kerja akan mengakibatkan menurunnya
kualitas kerja karena akibat dari kelelahan fisik dan turunnya
konsentrasi, pengawasan diri, akurasi kerja sehingga hasil kerja tidak
sesuai dengan standar
2. Keluhan pelanggan
Keluhan pelanggan timbul karena hasil kerja yaitu karena pelayanan
yang diterima tidak sesuai dengan harapan. seperti harus menunggu
lama, hasil layanan yang tidak memuaskan.
3. Kenaikan tingkat absensi
Beban kerja yang terlalu banyak bisa juga mengakibatkan pegawai
terlalu lelah atau sakit. Hal ini akan berakibat buruk bagi kelancaran
kerja organisasi karena tingkat absensi terlalu tinggi, sehingga dapat
mempengaruhi terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan.
4. BurnOut
Menurut Dessler (2009) burnout adalah fenomena yang sangat
berkaitanmerat dengan stress kerja. Para ahli mendefinisikan bahwa burnout
adalah suatu fenomena menipisnya sumber daya fisik dan mental yang
disebabkan oleh usaha yang berlebihan untuk mencapai tujuan yang
65
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
berhubungan dengan pekerjaan. Hal tersebut menyebabkan mereka
merasakan adanya tekanan-tekanan untuk memberi lebih banyak.
Lewin & Sager (2008) mengemukakan bahwa burnout adalah respon
afektif terhadap stres kronis yang dialami oleh orang-orang yang bekerja di
profesi, seperti perawat, yang melibatkan kontak interpersonal yang luas.
Stress tidak sama dengan burnout, tetapi stress yang menumpuk akan
mengakibatan burnout.
Burnout merupakan sindrom psikologis yang terdiri atas tiga dimensi
yaitu kelelahan emosional, depersonalisasi, maupun low personal
accomplishment (Maslach, 2003:47).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
burnout adalah kondisi seseorang yang terkuras habis dan kehilangan energy
psikis maupun fisik.
5. .Dampak burnout
Adapun dampak dari burnout menurut Leiter & Maslach (2005)
adalah:
a. Burnout is Lost Energy
Pekerja yang mengalami burnout akan merasa stress, overwhelmed,
dan exhausted. Pekerja juga akan sulit untuk tidur, menjaga jarak
dengan lingkungan. Hal ini akan mempengaruhi keinerja performa
dari pekerja. Produktivitas dalam bekerja juga semakin menurun.
b. Burnout is Lost Enthusiasm
Keinginan dalam bekerja semakin menurun, semua hal yang
berhubungan dengan pekerjaan menjadi tidak menyenangkan.
Kreatifitas, ketertarikan terhadap pekerjaan semakin berkurang
sehingga hasil yang diberikan sangat minim.
66
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c. Burnout is Lost Confidence
Tanpa adanya energi dan keterlibatan aktif pada pekerjaan akan
membuat pekerja tidak maksimal dalam bekerja. Pekerja semakin
tidak efektif dalam bekerja yang semakin lama membuat pekerja itu
sendiri merasa ragu dengan kemampuannya. Hal ini akan
memberikan dampak bagi pekerjaan itu sendiri.
5.Faktor-Faktor Penyebab Burnout
Leiter & Maslach (2005) membagi beberapa faktor yang
mempengaruhi munculnya burnout, yaitu:
1) Work Overloaded
Work overload kemungkinan terjadi akibat ketidaksesuaian antara
pekerja dengan pekerjaannya. Pekerja terlalu banyak melakukan
pekerjaan dengan waktu yang sedikit. Overload terjadi karena
pekerjaan yang dikerjaan melebihi kapasitas kemampuan manusia yang
memiliki keterbatasan. Hal ini dapat menyebabkan menurunnya
kualitas pekerja, hubungan yang tidak sehat di lingkungan pekerjaan,
menurunkan kreativitas pekerja, dan menyebabkan burnout.
2) Lack of Work Control
Semua orang memiliki keinginan untuk memiliki kesempatan dalam
membuat pilihan, keputusan, menggunakan kemampuannya untuk
berfikir dan menyelesaikan masalah, dan meraih prestasi. Adanya
aturan terkadang membuat pekerja memiliki batasan dalam berinovasi,
merasa kurang memiliki tanggung jawab dengan hasil yang mereka
dapat karena adanya kontrol yang terlalu ketat dari atasan.
3) Rewarded for Work
Kurangnya apresiasi dari lingkungan kerja membuat pekerja merasa
tidak bernilai. Apresiasi bukan hanya dilihat dari pemberian bonus
67
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
(uang), tetapi hubungan yang terjalin baik antar pekerja, pekerja
dengan atasan turut memberikan dampak pada pekerja. Adanya
apresiasi yang diberikan akan meningkatkan afeksi positif dari pekerja
yang juga merupakan nilai penting dalam menunjukkan bahwa
seseorang sudah bekerja dengan baik.
4) Breakdown in Community
Pekerja yang kurang memiliki rasa belongingness terhadap lingkungan
kerjanya (komunitas) akan menyebabkan kurangnya rasa keterikatan
positif di tempat kerja. Seseorang akan bekerja dengan maksimal
ketika memiliki kenyamanan, kebahagiaan yang terjalin dengan rasa
saling menghargai, tetapi terkadang lingkungan kerja melakukan
sebaliknya. Ada kesenjangan baik antar pekerja maupun dengan
atasan, sibuk dengan diri sendiri, tidak memiliki quality time dengan
rekan kerja. Terkadang teknologi seperti handphone, computer
membuat seseorang cenderung menghilangkan social contact dengan
orang disekitar. Hubungan yang baik seperti sharing, bercanda
bersama perlu untuk dilakukan dalam menjalin ikatan yang kuat
dengan rekan kerja. Hubungan yang tidak baik membuat suasana di
lingkungan kerja tidak nyaman, full of anger, frustasi, cemas, merasa
tidak dihargai. Hal ini membuat dukungan sosial menjadi tidak baik,
kurang rasa saling membantu antar rekan kerja.
5) Treated Fairly
Perasaan tidak diperlakukan tidak adil juga merupakan faktor
terjadinya burnout. Adil berarti saling menghargai dan menerima
perbedaan. Adanya rasa saling menghargai akan menimbulkan rasa
keterikatan dengan komunitas (lingkungan kerja). Pekerja merasa tidak
percaya dengan lingkungan kerjanya ketika tidak ada keadilan. Rasa
68
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
ketidakadilan biasa dirasakan pada saat masa promosi kerja, atau
ketika pekerja disalahkan ketika mereka tidak melakukan kesalahan.
6) Dealing with Conflict Values
Pekerjaan dapat membuat pekerja melakukan sesuatu yang tidak sesuai
dengan nilai mereka. Misalnya seorang sales terkadang harus
berbohong agar produk yang ditawarkan bisa terjual. Namun hal ini
dapat menyebabkan seseorang menurunkan performa, kualitas kerjanya
karena tidak sesuai dengan nilai yang dimiliki. Seseorang akan
melakukan yang terbaik ketika melakukan apa yang sesuai dengan
nilai, belief, menjaga integritas dan self respect.
6.Kerangka fikir
Untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang akan diteliti,
sehingga akan dapat memperjelas dan memperluas jalannya penelitian yang
akan diteliti, diperlukan kerangka fikir. Adapun gambar kerangka fikir dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Fikir
variabel X
Beban kerja
Work Overloaded
Lack of Work
Control
Rewarded for
Work
variabel Y
Burnout
Eksternal
Internal
Breakdown in
Community
Treated Fairly
Dealing with
Conflict Values
69
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
7. HIPOTESIS
Adapun hipotesis yang penulis rumuskan dalam penelitian ini adalah :
” Ada Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan )
Karyawan Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung
Timur“.
C. METODE PENELITIAN
Metode dalam penelitian ini adalah explanatory atau penjelasan
sebagai landasan adanya variabel-variabel serta pengujian hipotesis.
Berdasarkan tujuan penelitian yang ditetapkan yaitu untuk
memberikan gambaran keadaan beban kerja dan burnout yang ada
serta untuk mengetahui pengaruhnya terhadap kinerja karyawan.
1. Batasan Konsep dan Definisi Operasional Variabel
a. Batasan Konsep
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu 1
variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada
variabel lainnya, serta satu variabel bebas (independent variable) yaitu
variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Variabel – variabel yang
digunakan pada penelitian ini adalah ;
1. Beban Kerja (independent variable / Variabel X )
2. Burnout (independent variable /Variabel Y )
70
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
b. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional merupakan penjabaran suatu variabel ke dalam
indikator-indikator. Dengan adanya definisi operasional pada variabel yang
dipilih dan digunakan dalam penelitian maka akan mudah diukur. Variabel
tersebut adalah sebagai berikut (Panudju, 2003) :
Beban kerja (independent variable / Variabel X )
Beban kerja adalah suatu kondisi dari pekerjaan dengan uraian tugasnya
yang harus diselesaikan pada batas waktu tertentu. Adapun indikator
yang diukur adalah :
1) Faktor eksternal.
2) Faktor internal
Burnout (independent variable /Variabel Y )
Burnout merupakan kondisi emosional di mana seseorang merasa lelah
dan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan
yang meningkat. Adapun indikator yang diukur adalah ;
1) Work Overloaded
2) Lack of Work Control
3) Rewarded for Work
4) Breakdown in Community
5) Treated Fairly
6) Dealing with Conflict Values
71
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
A. Validitas
Uji validitas menurut Simamora (2002 : 57) digunakan untuk
mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari yang diteliti secara
tepat. Syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah apabila r : 0,3. Jadi
apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Metode uji ke viliditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi product moment.
B. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketetapan alat ukur, dimana suatu alat ukur yang
dipergunakan pada waktu yang berbeda pada penelitian yang sama atau
sejenis akan menunjukkan hasil yang relatif sama. Rumus Pengujian
Reliabilitas Instrument Dengan Teknik Alpha Cronbach.
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004: 352) :
Hasil α 0,60 = reliabel, Hasil α < 0,60 = tidak reliabel
3. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kuesioner dan dokumentasi.
4. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a) Populasi
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk
peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa
yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti, karena itu dipandang
sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006:223).
72
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Alfamart
Labuhan Maringgai yang berjumlah 28 orang.
b). Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak
mungkin meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus
membentuk sebuah perwakilan populasi yang disebut sampel
(Ferdinand, 2006).
Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan Alfamart di Labuhan
Maringgai yang berjumlah 28 responden.
c. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
Sampel Jenuh.
Sesuai pendapat Sugiyono (2003 : 123) mengatakan bahwa :
“Sampling jenuh adalah teknik penentu sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel”.
5. Teknik analisa data
Analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Analis Kuantitatif .Metode
analisis ini merupakan metode analisis yang dilakukan terhadap data yang
diperoleh dari hasil jawaban kuesioner/digunakan untuk menganalisis data
yang berbentuk angka-angka, menggunakan rumus Regresi linear sederhana.
73
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrument
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas instrument variabel x dan y di uji dengan menggunakan
korelasi produk moment dengan bantuan SPSS.16.0, Berdasarkan hasil
penelitian ini angket instrumen yang digunakan valid karena r hitung lebih
dari 0,3.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah pengujian validitas dilakukan dan instrument penelitian
dinyatakan valid, maka selanjutnya harus dilakukan pengujian realibilitas
guna mengetahui ketetapan alat ukur yang digunakan, dalam hal ini
pengujian reliabilitas menggunakan teknik alpha crobach dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena
hasilnya lebih dari 0,6.
2.Hasil uji regresi linear sederhana
Tabel. Nilai Koefisien Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 12.317 3.996 3.082 .005
Beban kerja
.484 .172 .483 2.814 .009
a. Dependent Variable: Beban kerja
74
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pada tabel di atas dapat diketahui nilai constant 12.317 dan nilai
b=0.484, dapat dibuat persamaan regresi sebagai berikut :
Y = 12.317 + 0.484 X
Konstanta 12.317 memiliki arti, jika tidak ada beban kerja maka nilai
dari Burnout adalah 12.317. Koefisien regresi beban kerja (b=0.484)
menunjukkan bahwa kontribusi variabel beban kerja terhadap Burnout (
Tingkat kejenuhan ) Karyawan adalah sebesar 0.484, artinya jika beban kerja
menjadi sebesar 1 satuan skor maka akan meningkatkan Burnout ( Tingkat
kejenuhan ) sebanyak 0.484 satuan skor dan sebaliknya jika terjadi
penurunan satu satuan skor beban kerja maka akan menurunkan Burnout (
Tingkat kejenuhan ) Karyawan sebesar 0.484 satuan skor.
Pada tabel di atas diketahui nilai signifikan beban kerja adalah 0.009
nilai tesebut lebih kecil dari 0.05, hal ini berarti hipotesis yang penulis
ajukan yaitu Ada Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat
kejenuhan ) Karyawan Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai
Lampung Timur, diterima.
Tabel. Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .483a .234 .204 5.48387
a. Predictors: (Constant), VAR00012
Pada tabel di atas diketahui bahwa nilai R=0,483, yang artinya tingkat
hubungan antara beban kerja dengan Burnout ( Tingkat kejenuhan ) adalah
48,3%. Sedangkan nilai R Square= 0,234 berarti bahwa pengaruh beban
kerja Terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan ) karyawan adalah 0,234 atau
75
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
23,4% dan selebihnya sebesar 76,4 % dipengaruhi faktor yang lain, yang
tidak dibahas dalam penelitian ini.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang penulis lakukan menggukan regresi
linear sederhana disimpulkan bahwa :
1. Ada Pengaruh Beban Kerja terhadap Burnout ( Tingkat kejenuhan )
Karyawan Alfamart di Kecamatan Labuhan Maringgai Lampung
Timur.
2. Besarnya pengaruh beban kerja Terhadap Burnout ( Tingkat
kejenuhan ) Karyawan adalah 0,234 atau 23,4% dan selebihnya
sebesar 76,4 % dipengaruhi faktor yang lain, yang tidak dibahas
dalam penelitian ini.
2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka
penulis mengajukan saran yaitu :
1. Hendaknya perusahaan memberikan pelatihan tentang tugas dan
tanggung jawab kepada karyawan dengan tujuan mengembangkan
kemampuan dan keahlian, sehingga karyawan dapat menyesuaikan
diri dengan oprasionalnya dan memahami tuntutan perusahaan.
2. Perusahaan harus memperhatikan faktor – faktor yang dapat
menjadi pemicu terjadinya burnout pada karyawan karena dengan
terjadinya burnout maka akan semakin menurunkan kinerja
karyawan
3. Karyawan hendaknya selalu berpikir positif dalam pekerjaan dan
mencoba lebih menikmati pekerjaannya, agar lebih berhati-hati dan
bersabar dalam mengerjakan pekerjaannya. `
76
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
DAFTAR PUSTAKA
Dessler 2009 . Human Resource Management 8th Edition. New Jersey:
Prentice-Hall. Inc.
Gehmeyr. 2000. The Word Wide Web http:/www.fmi.uni passu.de/worter
klaerungen/burnout.html. Worterklaerungen-Burnout.
Greenberg. 2002. Comprehensive Stress Management (7th
.ed). New York .
America.
Hasibuan. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi Revisi. Bumi
Aksara. Jakarta.
Imam, Ghozali. 2009. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan
Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Leiter & Maslach. 2005. Banishing burnout six strategies for improving your
relationship with work. Jossey Bass. USA.
Lewin & Sager. 2008. Job Burnout Symptoms and remedies. http://
www.CareerBuilder.com.
Maslach. 2003. Understanding Burnout: Definitional Issues in Analyzing a
Complex Phenomenon. In W. S. Paine (Ed), Job Stress and Burnout.
Beverly Hills Sage Publications.
Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Penerbit Universitas
Indonesia. Depok.
Prihatini. 2007. Analisis Hubungan Beban kerja dengan Stres Kerja
Perawat.
Poerwandari. 2010. Pendekatan Kualitatif Dalam penelitian Psikologi.
Gramedia Pustaka. Jakarta.
Sugiyono. 2002. Statistika untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung.
Tarwaka. 2011. Dasar-dasar pengetahuan Ergonom dan Aplikasi ditempat
kerja. Harapan Press Solo. Solo.
77
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Utomo. 2008. Administrasi public Baru di Indonesia. Pustaka Pelajar.
Yogyakarta.
Winaya. 2001. Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya alam dan
peningkatan kualitas sumberdaya manusia. EGC. Jakarta.
78
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN
KONSUMEN PADA SPBU 24.341.128 SRI MENANTI KECAMATAN
BANDAR SRIBHAWONO KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
Aliminuddin
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
Jln. Pramuka Way Jepara Lampung Timur
ABSTRAK
SPBU 24.341.128 merupakan salah satu mitra penjualan resmi yang
ditunjuk oleh Pertamina untuk mendistribusikan BBM di Sri Menanti Bandar
Sribhawono. Semakin ketatnya persaingan mengharuskan SPBU 24.341.128
Sri Menanti selaku salah satu penyedia jasa pelayanan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah
diberikan kepada konsumen selama ini telah sesuai dengan harapan
konsumen atau belum.
Oleh karena itu peneliti merumuskan masalah Apakah ada Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen Pada SPBU 24.341.128
Sri Menanti di Kecamatan Bandar Sribhawono”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menanti di Kecamatan Bandar
Sribhawono. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik
kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah
masyarakat/konsumen di Bandar Sribhawono yang membeli BBM atau
menggunakan jasa SPBU 24.341.128 Sri Menanti yang berjumlah tidak
terbatas (unrestricted). Besarnya unit sampel untuk penelitian ini adalah 100
sampel dengan anggapan bahwa 100 sampel tersebut telah dapat mewakili
keseluruhan populasi.
Berdasarkan analisis data yang peneliti lakukan menggunakan regresi linear
sederhana diperoleh nilai R Square atau koefisien = 0.552 yang berarti
pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen adalah 0.552 atau
55,2%, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam
penelitian ini. Sedangkan, nilai signifikan kepuasan konsumen adalah 0,000,
nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 atau 0,000<0,05 yang juga berarti bahwa
hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ”Ada Pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menanti di
Kecamatan Bandar Sribhawono”, dapat diterima.
Kata Kunci: Kualitas Pelayanan, Kepuasan Konsumen.
79
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A. PENDAHULUAN
1.Latar Belakang Masalah
Stasiun pengisian bahan bakar adalah tempat dimana kendaraan
bermotor bisa memperoleh bahan bakar. Di Indonesia, stasiun pengisian
bahan bakar dikenal dengan nama SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar
Umum). Stasiun Pengisian Bahan BakarUmum(SPBU), umumnya
menyediakan beberapa jenis bahan bakar minyak, sepertipremium atau
bensin, pertamax, solar dan gas LPG.
SPBU 24.341.128 merupakan salah satu mitra penjualan resmi yang
ditunjuk oleh Pertaminauntuk mendistribusikan BBM di Sri Menanti Bandar
Sribhawono.Semakin ketatnya persaingan mengharuskan SPBU 24.341.128
Sri Menanti selaku salah satu penyedia jasa pelayanan untuk selalu
meningkatkan kualitas pelayanannya. Untuk dapat meningkatkan kualitas
pelayanan, terlebih dahulu harus diketahui apakah pelayanan yang telah
diberikan kepada konsumen selama ini telah sesuai dengan harapan
konsumen atau belum.
Salah satu kunci sukses agar dapat bersaing di pasar global adalah
kemampuan untuk memenuhi atau melampaui standar-standar yang
berlaku.SPBU 24.341.128 Sri Menanti merupakan SPBU yang mempunyai
jaminan pelayanan Pasti Pas dan 3 S (senyum, sapa,salam). SPBU
Pertamina Pasti Pas adalah SPBU yang telah tersertifikati dapat memberikan
pelayanan terbaik memenuhi standar kelas dunia.Konsumen dapat
mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang
ramah serta fasilitas nyaman.Selain itu, tersedia juga layanan tambahan,
misalnya mushola, pompa angin, toilet dan sebagainya.
Peranan kualitas pelayanan terhadap pelanggan dalam suatu
kegiatanbisnissangatpentingdanberpengaruh
80
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
terhadapkepuasanpembelian.Menurut Tjiptono (2008:59), definisi kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginanpelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan.
Kepuasan yang dirasakan konsumen sangat mendukung pencapaian
tujuan perusahaan.SPBUdituntutuntukbersaing,tidakhanyadalam aspek
produk tetapi banyak hal yang perlu diperhatikan, diantaranya kualitas yang
baik terhadap kepuasan konsumen.
Konsumen saat ini memegang kendali yang kuat karena memiliki variasi
dalam memutuskan SPBU mana yang akan mereka kunjungi dalam
melakukan pembelian bahan bakar. Tentunya mereka akan memilih SPBU
yang memiliki fasilitas dan pelayanan terbaik. Masyarakat Indonesia pada
umumnya memilikisifat ingin dilayani secara penuh (full service), maka
pelayanan yang menyentuhbagi konsumen akan memberikan kesan positif di
benak konsumen.Kondisi seperti ini menyebabkan kepuasan konsumen
menjadi tolak ukur dalam menilai kualitas pelayanan yang diberikan oleh
perusahaan.
Adanya keluhan yang dirasakan oleh konsumen akan membuat
konsumen merasa tidak puas secara psikologis. Ketidakpuasan ini akan
menyebabkan timbulnya emosi negatif seperti kemarahan dan kekecewaan
yang nantinya akan berdampak pada pembelian selanjutnya. Semakin tinggi
keterlibatan emosi konsumen dan resiko yang diterimanya, maka semakin
besar tingkat sensitifitas konsumen tersebut terhadap kepuasan dan
ketidakpuasan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti
tertarik untuk mengambil judul: “Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap
Kepuasan Konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menanti Kecamatan
Bandar Sribhawono.
81
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah Ada Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen Pada SPBU 24.341.128
Sri Menantidi Kecamatan Bandar Sribhawono.
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ApakahAda Pengaruh
Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen padaSPBU 24.341.128 Sri
Menantidi Kecamatan Bandar Sribhawono.
B.TINJAUAN PUSTAKA
1. Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan sangat dipengaruhi oleh harapan
konsumen.Harapan konsumen dapat bervariasi dari konsumen satu
dengan konsumen lain walaupun pelayanan yang diberikan
konsisten.Kualitas mungkin dapat dilihat sebagai suatu kelemahan
kalau konsumen mempunyai harapan yang terlalu tinggi, walaupun
dengan suatu pelayanan yang baik.
Rangkuti (2007:45) menyatakan bahwa salah satu cara agar penjualan
jasa suatu perusahaan lebih unggul dibandingkan para pesaingnya
adalah dengan memberikan pelayanan yang berkualitas dan bermutu,
yang memenuhi tingkat kepentingan konsumen. Tingkat kualitas
pelayanan harus dipandang melalui sudut pandang penilaian
pelanggan, karena itu dalam merumuskan strategi dan program
pelayanan perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan
dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
Menurut Lovelock dan Wright (2008:122),kualitas pelayanan
merupakan perspektif pelanggan dalam jangka panjang dan
merupakanevaluasi kognitif dari jasa transfer. Perusahaan yang
memberikan komitmen padakualitas dan secara konsisten
memberikan kualitas pelayanan akan menikmatikeunggulan
persaingan sehingga perusahaan dapat dengan mudah
82
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
membinaloyalitas pelanggan dan membina hubungan pelanggan
dengan sukses. Ini berartikualitas pelayanan (service quality)
merupakan salah satu aspek yang memberikankontribusi pada
keberhasilan suatu organisasi.
Sedangkan Tjiptono (2008:59) berpendapat bahwa definisi kualitas
pelayanan berpusat pada upaya pemenuhan kebutuhan dan
keinginanpelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi
harapan pelanggan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
pelayanan adalah kegiatan atau manfaat yang dapatdiberikan oleh suatu
pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak terwujud dan tidakpula
berakibat pemilihan sesuatu.
2. Indikator Kualitas Pelayanan
Tujuan pelayanan adalah memberikan pelayanan yang dapat
memenuhi dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan
fokus pelayanan kepada pelanggan.Barata (2010:211) berpendapat bahwa
indikator kualitas pelayanan meliputi :
1. Kemampuan
Merupakan pengetahuan dan keterampilan tertentu yang mutlak
diperlukan untuk menunjang kualitas pelayanan yang dapat meliputi
kemampuan dalam bidang kerja yang ditekuni untuk melaksanakan
komunikasi yang efektif, mengembangkan motivasi dan menggunakan
public relation.
2. Sikap
Merupakan perilaku yang harus ditonjolkan ketika menghadapi
konsumen yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan kemauan
konsumen.
83
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Penampilan
Merupakan kemampuan karyawan baik yang bersifat fisik maupun non
fisik yang mampu merefleksikan kepercayaan deviden kredibilitas dari
pihak lain.
4. Perhatian
Merupakan kepedulian penuh terhadap konsumen baik yang berkaitan
dengan perhatian kebutuhan dan keinginan konsumen maupun
keramahan atas saran dan kritikan seorang konsumen.
5. Tindakan
Merupakan suatu perbuatan dalam berbagai kegiatan yang nyata yang
harus dilakukan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen.
6. Tanggungjawab
Merupakan sikap keberpihakan kepada konsumen sebagai wujud
kepedulian menghindarkan atau meminimalkan kerugian atau
ketidakpuasan konsumen.
Kebutuhan konsumen akan sangat menentukan kualitas yang akan
diberikan oleh perusahaan sehingga kualitas yang tinggi bukan berdasar
pada persepsi perusahaan melainkan berdasar pada persepsi konsumen.
Seperti yang dikemukakan oleh Zeithaml dan Bitner (2007:78) bahwa
perusahaan harus menetapkan customer defined standards yang
merupakan pelaksanaan standar layanan berdasarkan kebutuhan
konsumen.
3. Kepuasan Konsumen
Kotler (2009:61) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang
atau kecewa seseorangyang dialami setelah membandingkan antara
persepsi kinerja atau hasil suatuproduk dengan harapan-harapannya.
84
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Sedangkan Engel, et al dalamTjiptono(2008:97) mendefinisikan
bahwa kepuasan pelanggan merupakanevaluasi purnabeli di mana
alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya samaatau melebihi
harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabilahasil
(outcome) tidak memenuhi harapan.
Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwakepuasan
konsumen adalah suatu perasaan yang dirasakan oleh pelanggansetelah
membandingkan kinerja layanan perusahaan terhadap harapan
yangdiinginkan akan layanan tersebut.
4. MengukurKepuasan Konsumen
Menurut Kotler (2009:189), jasa didefinisikan sebagai setiap
tindakan/kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak penyedia
jasa kepada pihak konsumen, yang pada dasarnya tidak berwujud dan
tidak mengakibatkan apapun. Produksinya dapat dikaitkan atau tidak
dikaitkan dengan suatu produk fisik.
Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan
untuk mengukur dan memantau kepuasan pelanggan yaitu(Kotler, 2009:191)
:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap organisasi yang berorientasi pada pelanggan perlu menyediakan
kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya
guna menyampaikan kritik dan saran, pendapat serta keluhan mereka.
Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang diletakkan di
tempat- tempat strategis,menyediakan kartu komentar, menyediakan
saluran telepon khusus dan lain- lain mengingat zaman sekarang teknologi
sudah maju sekarang perusahaan- perusahaan dapat membuat account di
jejaring sosial dan megirimkan keluhan atau dapat melalui e-mail.
85
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Ghost Shopping (Mystery Shopping)
Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang
(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan/pembeli
potensial produk perusahaan dan pesaing. Kemudian Ghost shopper
menyampaikan temuan- temuan mengenai kekuatan dan kelemahan produk
perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian
produk- produk tersebut.
3. Lost Customer Analysis
Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggannya yang telah
berhenti membeli atau telah beralih pemasok dan diharapkan diperoleh
informasi penyebab terjadinya hal tersebut.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan dilakukan dengan metode survei, baik melalui pos,
telepon, maupun wawancara pribadi. Dengan melalui survei, perusahaan
akanmemperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari
pelanggan sekaligus juga memberikan tanda positif bahwa perusahaan
menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Salah satu cara mengukur kepuasan konsumen dengan metode survei
kepuasan konsumen dapat menggunakan pengukuran SERVQUAL
(servicequality) yang dibangun atas adanya perbandingan dua faktor utama
yaitu persepsi konsumen atas layanan yang nyata mereka terima (perceived
service) dengan layanan yang diharapkan (expected service).
5. Indikator Kepuasan Konsumen
Pada industri jasa, kepuasan pemakai jasa selalu dipengaruhi oleh
interaksi antara konsumen dan karyawan yang melakukan kontak layanan
(service encounter) yang terjadi pada saat konsumen berinteraksi dengan
organisasi untuk memperoleh jasa yang dibelinya.Indikator penelitian
86
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
kepuasan pemakai jasa diambil dari Spreng, Mackenzie dan Olshavsky yang
dikutip Tjiptono (2011:299) adalah sebagai berikut :
1.Kesesuaian harapanjasa
2.Persepsi kinerja jasa
3.Penilaian konsumen
6.Kerangka Fikir
Untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti, sehingga akan dapat memperjelas dan memperluas jalannya
penelitian yang akan diteliti, diperlukan kerangka fikir. Adapun gambar
kerangka fikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Fikir
(Tjiptono, 2011:299)
( Barata, 2010:211)
Kemampuan
Sikap
Variabel X
Kualitas
Pelayanan
Tindakan
Penampilan
Perhatian
Penilaian
konsumen
Persepsi kinerja
jasa
Kesesuian
harapan jasa
Variabel Y
Kepuasan
Konsumen
Tanggungjawab
87
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
7.Hipotesis
Adapun hipotesis yang peneliti rumuskan dalam penelitian ini adalah
:
”AdaPengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada
SPBU 24.341.128 Sri Menantidi Kecamatan Bandar Sribhawono”.
C. METODE PENELITIAN
Pada penelitian ini, penelitimenggunakan analisis kuantitatif yaitu dengan
menyebarkan kuesioner untuk mendapatkan angka-angka penelitian, yang
kemudian dianalisis menggunakan metode regresi linear sederhana.
1.Batasan Konsep dan Definisi Operasional Variabel
Variabel penelitian ini terdiri dari dua macam variabel, yaitu satu
variabel terikat (dependent variable) atau variabel yang tergantung pada
variabel lainnya, serta satu variabel bebas (independent variable) yaitu
variabel yang tidak tergantung pada variabel lain. Variabel-variabel yang
digunakan pada penelitian ini adalah :
3. Kualitas pelayanan (independent variable/ Variabel X )
Adapun indikator yang diukur adalah:
a) Kemampuan
b) Sikap
c) Penampilan
d) Perhatian
e) Tindakan
f) Tanggungjawab
4. Kepuasan konsumen (dependent variable/ Variabel Y)
Adapun indikator yang diukur adalah :
1)Kesesuaian harapanjasa
88
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2)Persepsi kinerja jasa
3)Penilaian konsumen
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Validitas
Uji validitas menurut Simamora (2002 : 57) digunakan untuk
mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari yang diteliti secara
tepat. Syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah apabila r : 0,3. Jadi
apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Metode uji ke viliditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi product moment.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketetapan alat ukur, dimana suatu alat ukur yang
dipergunakan pada waktu yang berbeda pada penelitian yang sama atau
sejenis akan menunjukkan hasil yang relatif sama. Rumus Pengujian
Reliabilitas Instrument Dengan Teknik Alpha Cronbach.
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004: 352) :
Hasil α 0,60 = reliabel, Hasil α < 0,60 = tidak reliabel
3.Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Dokumentasi Dan Kuesioner.
4.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas;
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
89
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat atau
konsumendi Bandar Sribhawono yang membeli BBM atau menggunakan
jasa SPBU 24.341.128 Sri Menantiyang berjumlah tidak terbatas
(unrestricted).
b. Sampel
Sampel adalah subset dari populasi, terdiri dari beberapa anggota
populasi. Subset ini diambil karena dalam banyak kasus tidak mungkin
meneliti seluruh anggota populasi, oleh karena itu harus membentuk sebuah
perwakilan populasi yang disebut sampel ( Ferdinand, 2008:187).
Besaran sampel yang akan dijadikan responden dalam suatu
penelitian agar didapatkan data yang representative harus dapat mewakili
populasi yang akan diteliti, maka peneliti menetapkan besaran sampel adalah
100 responden yang dianggap bahwa 100-150 responden telah mewakili
populasi yang ada.
Penentuan jumlah sampel ini berdasarkan pada pendapat Gay dan
Diehl (2010:168) yang menyatakan bahwa besaran sampel minimum untuk
sebuah penelitian adalah sebanyak 100 responden karena jumlah minimal
tersebut sudah mendekati sempurna atau batas sampel minimum.Berdasarkan
pertimbangan tersebut maka peneliti menetapkan besarnya unit sampel untuk
penelitian ini adalah 100 sampel dengan anggapan bahwa 100 sampel
tersebut telah dapat mewakili keseluruhan populasi.
c. Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik accidental sampling,
yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang
kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
90
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data (Sugiyono, 2010:226).
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat/konsumen di Bandar
Sribhawono yang membeli BBM atau menggunakan jasa SPBU 24.341.128
Sri Menanti.
5.TeknikAnalisis Data
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model Regresi
linear sederhana. Regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui
Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada SPBU
24.341.128 Sri Menantidi Kecamatan Bandar Sribhawono
Secara umum rumus dasar regresi sederhana yang digunakan adalah
sebagai berikut(Supranto, 2009:241):
Y = a + bX
Keterangan :
Y = Variabel dependen (Kepuasan konsumen)
X = Variabel independent (Kualitas pelayanan)
a = Konstanta
b = Koefisien-koefisien regresi
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrument
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas instrument variabel x dan y di uji dengan menggunakan
korelasi produk moment dengan bantuan SPSS.16.0, Berdasarkan hasil
penelitian ini angket instrumen yang digunakan valid karena r hitung lebih
dari 0,3.
91
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah pengujian validitas dilakukan dan instrument penelitian
dinyatakan valid, maka selanjutnya harus dilakukan pengujian realibilitas
guna mengetahui ketetapan alat ukur yang digunakan, dalam hal ini
pengujian reliabilitas menggunakan teknik alpha crobach dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena
hasilnya lebih dari 0,6.
2.Hasil Regresi
Berdasarkan hasil penelitian yang peneliti lakukan terhadap
responden untuk menentukan pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menanti di Kecamatan
Bandar Sribhawono tahun 2016, maka peneliti menggunakan rumus regresi
linear sederhana dengan bantuan program SPSS 18.0 yang hasilnya sebagai
berikut:
Tabel.Nilai Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .743a .552 .547 4.241
a. Predictors: (Constant), Kualitas pelayanan
b. Dependent Variable: Kepuasan konsumen
Sumber : Output SPSS 18.0 .
Pada Tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai R=0.743 yang artinya
adalah tingkat hubungan kualitas pelayanan dengan kepuasan konsumen
92
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
adalah 0.743 atau 74,3%. Sedangkan nilai R square atau koefisien
determinasi = 0.552 yang berarti pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan konsumen adalah 0.552atau 55,2%, dan selebihnya dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Tabel.Nilai Koefisien Regresi Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Konsumen
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 6.559 2.564 2.558 .012
Kualitas pelayanan
.869 .079 .743 10.984 .000
a. Dependent Variable: Kepuasan konsumen
Sumber : Output SPSS 18.0 .
Pada Tabel 12di atas, diketahui nilai signifikan kepuasankonsumen
adalah 0,000, nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 atau 0,000<0,05 yang juga
berarti bahwa hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ”AdaPengaruh Kualitas
Pelayanan terhadap Kepuasan Konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri
Menantidi Kecamatan Bandar Sribhawono tahun 2016”, dapat diterima.
Selain nilai signifikan dari Tabel 12di atas diketahui bahwa nilai a
adalah sebesar 6.559dan nilai b adalah 0,869.Jadi persamaan regresinya
adalah sebagai berikut Y = 6.559+ 0,869X
- Konstanta (a) sebesar 6.559menyatakan bahwa jika tidak ada
kualitas pelayananmaka kepuasan konsumen adalah sebesar 6.559.
- Koefisien regresi (b) sebesar0,869X menyatakan bahwa kualitas
pelayananmempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan
konsumen. Besarnya nilai koefisien regresi tersebut juga
memberikan makna bahwa jika terjadi penambahan rata-rata skor
variabel kualitas pelayanansebanyak satu satuan, maka variabel
93
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
kepuasan konsumen akan meningkat sebesar 0,869satuan dan
sebaliknya, jika terjadi pengurangan rata-rata skor variabel kualitas
pelayanansebanyak satu satuan, maka variabel kepuasan konsumen
akan menurun sebesar 0,869satuan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
Berdasarkan analisis data yang peneliti lakukan menggunakan regresi
linear sederhana diperoleh nilai R square atau koefisien determinasi = 0.552
yang berarti pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan konsumen
adalah 0.552atau 55,2%, dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti dalam penelitian ini.
Sedangkan nilai signifikan kepuasankonsumen adalah 0,000, nilai
tersebut lebih kecil dari 0,05 atau 0,000<0,05 yang juga berarti bahwa
hipotesis yang diajukan peneliti yaitu ”Ada Pengaruh Kualitas Pelayanan
terhadap Kepuasan Konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menantidi
Kecamatan Bandar Sribhawono tahun 2016”, dapat diterima.
2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka
peneliti mengajukan saran yang dapat dipertimbangkan oleh perusahaan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan sehingga dapat menimbulkan
kepuasan konsumen pada SPBU 24.341.128 Sri Menanti:
1. Perlu adanya penilaian kualitas pelayanan konsumen olehpemimpin baik
supervisor maupunpemilik SPBU kepada karyawanSPBU.
2. SPBU 24.341.128 Sri Menantiperlu mempercepat proses pelayanan
pengisian BBM yang yang dibutuhkan konsumen sehingga konsumen
tidak harus menunggu lama.
94
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Karyawan SPBU hendaknya meningkatkan jaminan pelayanan Pasti Pas
dan 3 S (senyum, sapa,salam)kepada konsumen untukmeningkatkan
kepuasan konsumen SPBU 24.341.128Sri Menanti.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010.Penelitian suatu pendekatan Praktek. Penerbit
Bina .Aksara.Jakarta.
Barata, AtepAdya. 2010. Dasar-dasarPelayanan Prima,
CetakanKetiga.Elex Media Komputindo. Jakarta.
Ferdinand, A. 2008. MetodePenelitianManajemenEdisi 2. BP
UniversitasDiponegoro.Semarang.
Gay, L.R. dan Diehl, P.L. 2010. Research Methods for Bussiness and
Management. Macmillan. https//:etd.repository.ugm.ac.id.
Ghozali, Imam. 2010.Analisis Multivariate dengan Program
SPSS.BadanPenerbitUniversitasDiponegoro. Semarang.
Kotler, Philip.2009.ManajemenPemasaranbuku 1 dan 2.Prenhallindo.
Jakarta.
Lovelock, Christopher H dan Lauren K Wright. 2008.
ManajemenPemasaranJasa. PenerbitIndeks. Jakarta.
Rangkuti, Freddy. 2007.RisetPemasaran.PT GramediaPustakaUtama.
Jakarta.
Simamora, B. 2009. RisetPemasaran: Falsafah, Teori, danAplikasi.
GramediaPustakaUtama.Jakarta.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Administrasi.Alfabeta. Bandung.
Supranto, J. 2009. StatistikTeoridanAplikasi, Edisiketujuh.Erlangga.
Jakarta.
Tjiptono, Fandy. 2011. Total Quality Service. Andi Offset. Yogyakarta.
95
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
.2008. ManajemenJasaEdisike 2. Andi Offset. Yogyakarta.
Zeithaml, Valarie A.,A. Parasuramandan Leonard L. Berry. 2007.
Delivering Quality Service. The Free Press. New York.
Ziethaml, Valerie.A.danBitner, Mary Jo. 2007.Service Marketing. McGraw
Hill.Boston.
96
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN INSENTIF TERHADAP
KINERJA PEGAWAI DINAS PU ( BINA MARGA ) KABUPATEN
LAMPUNG TIMUR
SUSI SULASTRI
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
Jln. Pramuka Way Jepara Lampung Timur
ABSTRAK Motivasi dan insentif memegang peranan penting didalam
keberhasilan suatu organisasi dalam pencapai tujuannya. Keterlibatan
individu didalam suatu organisasi tidak terlepas dari motivasi individu
tersebut dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik kebutuhan primer yang
berupa pangan, sandang, dan papan, maupun kebutuhan sekundernya yang
berupa kebutuhan social. Oleh sebab itu, kinerja seseorang didalam suatu
organisasi akan sangat dipengaruhi oleh seberapa besar organisasi tersebut
mampu memberikan motivasi yang baik kepada anggotanya, baik motivasi
berupa materi ( kebutuhan Primer ) maupun motivasi berupa kebutuhan akan
aktualisasi diri. Motivasi kerja terhadap anggota dalam suatu organisasi
merupakan komponen penting yang mutlak harus dilakukan sehingga akan
mendorong anggota organisasi tersebut untuk meningkatkan kinerjanya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan 1)
Pengaruh Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga
Lampung Timur “. 2) Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas
PU Bina Marga Lampung Timur “. 3) Pengaruh Motivasi Kerja dan Insentif
secara bersama – sama terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga
Lampung Timur. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data
dalam penelitian ini menggunakan analisis kualitatif dilakukan dengan
menggunakan analisis tabel sedangkan analisis kuantitatif dilakukan
berdasarkan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada
responden, kemudian hasil jawaban responden dihitung dengan rumus
regresi linear berganda.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat diketahui bahwa 1).Motivasi
Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU (Bina Marga)
Kabupaten Lampung Timur. 2) Insentif berpengaruh terhadap kinerja
pegawai Di Dinas PU (Bina Marga) Kabupaten Lampung Timur. 3).Motivasi
Kerja dan Insentif secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
pegawai Di Dinas PU (Bina Marga) Kabupaten Lampung Timur.
Kata Kunci: Motivasi, Insentif dan Kinerja pegawai.
97
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A.PENDAHULUAN
I.Latar Belakang
Pelaksanaan tugas dan pekerjaan merupakan suatu kewajiban bagi
para anggota dalam suatu organisasi, baik dalam organisasi pemerintahan
maupun non pemerintah. Dalam pelaksanaan tugas dan kewajiban tersebut
terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu hasil yang baik
serta memuaskan sesuatu dengan apa yang telah ditentukan sebelumnya.
Untuk mendapatkan suatu hasil kerja yang baik sesuai dengan tujuan , maka
setiap organisasi mempunyai suatu aturan yang dituangkan dalam bentuk
kebijakan. Kebijakan ini dibuat dengan maksud agar tiap komponen
organisasi melaksanakan tugas sesuai dengan tujuan yang ditetapkan.
Hakekat pemerintahan adalah pelayanan kepada masyarakat. Ia tidaklah
diadakan untuk melayani dirinya sendiri, melainkan untuk melayani rakyat,
dengan kata lain pemerintah adalah pelayan masyarakat. Pelayan publik oleh
birokrasi merupakan salah satu perwujudan dari fungsi aparatur Negara
sebagai abdi masyarakat disamping sebagai abdi Negara (kurniawan, 2005;4)
Pegawai negeri sipil merupakan sumber daya aparatur Negara yang
bertugas memberikan pelayanan kepada masyarakat secara professional,
jujur , adil dan merata dalam penyelenggaraan tugas Negara, pemerintah dan
pembangunan dengan dilandasi kesetiaan dan ketaatan kepada pancasila dan
Undang –Undang dasar 1945. Kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil
di Indonesia dirasakan semakin penting untuk menyelenggarakan
pemerintahan dan pembangunan dalam usaha mencapai tujuan nasional yaitu
mewujudkan masyarakat madani yang taat hukum, berperadapan modern ,
demokratis, makmur, adil dan bermoral tinggi. Dalam organisasi
pemerintahan , kinerja pegawai dalam melakukan tugasnya sering tidak
sesuai dengan yang diharapkan masyarakat. Mereka sering melakukan
kesalahan yang tidak seharusnyaterjadi misalnya sering tidak masuk kerja
98
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
tanpa alasan yang jelas, tidak sungguh – sungguh mematuhi peraturan jam
kerja.
Hal ini akan berakibat tidak baik bagi organisasi , karena pekerjaan
menjadi sering tidak dapat selesai pada waktunya yang ditentukan, banyak
waktu yang tidak perlu bekerja maksimal karena gaji telah ditetapkan
jumlahnya, dan tunjangan juga diberikan.
Dalam mencapai kinerja pegawai , yaitu demi tercapainya tujuan
organisasi , dibutuhkan motivasi kerja dikalangan pegawai. Motivasi juga
disebut sebagai pendorong, keinginan atau kebutuhan. Menurut winardi
(dalam Abdurrahmat, 2006 : 81 ) , motivasi dalam sebuah konteks organisasi
merupakan suatu kekuatan potensial yang ada pada diri seorang manusia,
yang dapat dikembangkannya sendiri atau dikembangkan oleh sejumlah
kekuatan luar yang pada intinya bekisar sekitar imbalan moneter dan imbalan
non moneter, yang dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau
secara negatif , dimana hal ini tergantung pada situasi dan kondisi yang
dihadapi orang yang bersangkutan. Dapat dilihat dengan jelas bahwa
organisasi hanya akan berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila
semua komponen organisasi tersebut berupaya menampilkan kinerja yang
optimal dengan member motivasi dan insentif yang baik.
Penelitian ini dilaksanakan di DINAS PU BINA MARGA
KABUPATEN LAMPUNG TIMUR yang merupakan salah satu instansi
pemerintah daerah yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan
kegiatan pengelolaan infrastruktur diwilayahnya yang beralamat di Jl.
BUAY ANAK TUHA Komplek Perkantoran Pemda Lampung Timur. Maka
untuk menjamin terlaksananya seluruh tugas –tugas sesuai dengan apa yang
telah direncanakan oleh organisasi tersebut diperlukan kinerja pegawai yang
optimal dengan memberikan motivasi kerja kepada para pegawai.
99
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Para pegawai pada DINAS PU BINA MARGA merupakan bagian
integral dan memegang peranan penting dalam setiap tugas yang berkenan
dengan bina marga kabupatean lampung timur. Tanpa adanya sumber daya (
pegawai) yang berkualitas maka Dinas PU Bina Marga kabupaten lampung
timur tidak dapat menjalankan kegiatannya dengan baik.
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas , penulis mengambil judul :
“ Pengaruh Motivasi Kerja dan Insentif terhadap Kinerja Pegawai
Dinas PU Bina Marga kabupaten Lampung Timur”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas dirumuskan permasalahan
sebagai berikut :
1. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap Kinerja pegawai
Di Dinas PU Bina Marga Lampung Timur ?
2. Apakah Insentif berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas
PU Bina Marga Lampung Timur?
3. Apakah Motivasi Kerja dan Insentif secara bersama - sama
berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga
Lampung Timur?
3 .Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina
Marga Lampung Timur.
2. Pengaruh Insentif terhadap Kinerja Pegawai Di Dinas PU Bina
Marga Lampung Timur.
100
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Pengaruh Motivasi Kerja dan Insentif secara bersama – sama
terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga Lampung Timur.
B. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Motivasi Kerja
Motivasi berasal dari kata latin “ Movere” yang berarti dorongan atau
daya penggerak. Motivasi berasal dari kata dasar motif yang berarti
dorongan pada sifat manusia untuk bertindak atau bergerak dan secara
langsung melalui saluran perilaku mengarah pada tujuan. Tingkah laku
seseorang dipengaruhi serta dirangsang oleh keinginan , kebutuhan, tujuan,
dan kepuasannya . rangsangan tersebut dapat berupa materil dan non materil,
yang akan menciptakan “motif dan motivasi” yang mendorong orang
bekerja” ( beraktivitas) untuk memperoleh kebutuhan dan kepuasan hasil
kerja. Dengan demikian, ada faktor – faktor yang mendorong seseorang
tersebut untuk berbuat atau bertindak. Dari pengertian diatas , motivasi
adalah suatu pendorong bagi seseorang untuk mencapai tujuan.
Denim ( 2004 : 15) mengatakan bahwa pada hakikatnya motivasi
adalah perasaan atau keinginan seseorang yang berada dan bekerja pada
kondisi tertentu untuk melaksanakan tindakan – tindakan yang
menguntungkan di lingkungan organisasi.
Menurut siagian ( 2002 : 102 ) motivasi adalah daya pendorong yang
mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
mengerahkan kemampuan dalam bentuk keahlian dan keterampilan, tenaga
dan waktunya untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan yang menjadi
tanggung jawabnya dan menunaikan kewajibannya, dalam rangka
pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang telah ditentukan
sebelumnya.
101
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Dari keseluruhan dapat dinyatakan bahwa motivasi adalah
merupakan suatu factor pendorong atau penggerak seseorang untuk mau
bertindak dan bekerja dengan giat sesuai dengan tugas dan kewajibannya
untuk mencapai suatu tujuan. Maka diharapkan pegawai yang termotivasi
sangat mengerti tujuanh dan tindakan mereka dan meyakini juga bahwa
tujuan tersebut akan tercapai
2. Tipe – tipe Motivasi
Motivasi merupakan fenomena hidup yang banyak corak dan
ragamnya.secara umum menurut Danim ( 2004 :17 ), menglasifikasikan
motivasi ke dalam 4 jenis yaitu :
a. Motivasi positif
Motivasi positif didasari atas keinginan manusia untuk mencari keuntungan
– keuntungan tertentu. Manusia bekerja disuatu organisasi jija merasa bahwa
upaya yang telah dilakukannya akan memberikan keuntungan tertentu,
apakah besar atau kecil. Motivasi positif merupakan pemberian motivasi atau
usaha membangkitkan motif, dimana hal ini diarahkan pada usaha untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja secara baik dan antusias dengan cara
memberikan keuntungan tertentu kepadanya. Yang termasuk kedalam
motivasi positif ini berupa imbalan yang menarik, informasi tentang
pekerjaan, kedudukan atau jabatan , perhatian atasan terhadap bawahan,
kondisi kerja, rasa partisipasi, dianggap penting, pemberian tugas dan
tanggung jawab, dan pemberian kesempatan untuk tumbuh dan berkembang.
b. Motivasi negatif
Motivasi negatif sering dikatakan sebagai motivasi yang bersumber dari rasa
takut, sebagai contoh jika seseorang tidak mau bekerja maka akan muncul
rasa takut dikeluarkan dan takut tidak diberi gaji. Motivasi yang negatif
yang berlebihan sering membuat organisasi tidak mampu memcapai tujuan.
102
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c. Motivasi dari dalam
Motivasi dari dalam timbul dari diri pegawai pada waktu ia menjalankan
tugas dan kewajiban dan bersumber dari dalam diri pekerja itu sendiri. Hal
ini berarti kesenangan pegawai muncul ketika ia bekerja dan ia sendiri
menyenangi pekerjaannya.
d. Motivasi dari luar
Motivasi dari luar adalah motivasi yang muncul sebagai akibat
adanya pengaruh yang ada diluar pekerjaan dan dari luar diri pekerja itu
sendiri. Motivasi dari luar biasanya dikaitkan dengan imbalan, kesempatan
cuti, rekreasi dan lain – lain. Dan sering juga seseorang itu mau bekerja
karena semata –mata didorong oleh adanya sesuatu yang ingin dicapai.
Dalam penelitian ini indikator pengukuran motivasi kerja yang akan
dipakai adalah menurut hasibuan (2006 : 86),motivasi adalah “ dorongan
atau daya penggerak”, motivasi ini hanya diberikan kepada Manusia khusus
nya kepada para bawahan atau pengikut, yang menyatakan bahwa standar
dasar mengenai pengukuran motivasi kerja pegawai adalah sebagai berikut :
1. Kegairahan kerja.
2. Kepatuhan terhadap aturan.
3. Kesungguhan dalam tugas.
4. Motif / dorongan kerja.
5. Kepuasan dalam bekerja.
3.Insentif
Insentif menurut Moekijat ( 2005 : 77 ), sering dipergunakan untuk
menunjukkan pembayaran jasa yang baik pada pekerja kasar atau
administratif yang memadukan pengawasan upah yang dirumuskan termasuk
gaji, tradisi makan minimum dan perumahan dalam arti input ,insentif,
merupakan balas jasa, yang dibayar atas kesatuan hasil.
103
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Insentif merupakan sarana motivasi, dapat berupa perangsang atau
dorongan yang diberikan dengan sengaja kepada para pekerja agar dalam diri
mereka timbul semangat yang lebih besar untuk berprestasi dalam
berorganisasi Sujatmoko ( 2007: 60 ).
Jadi menurut pendapat – pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa
insentif adalah dorongan pada seseorang agar mau bekerja dengan baik agar
lebih dapat mencapai tingkat kinerja sehingga dapat meningkatkan gairah
kerja dan motivasi seorang karyawan.jadi seorang mau bekerja dengan baik
apabila terdapat motivasi dalam diri.yang menjadi masalah bagaimana
menciptakan gairah kerja dan motivasinya.sebab waaupun motivasi sudah
terbentuk apabila tidak disertai gairah kerjanya maka tetap saja karyawan
tidak bias bekerja sesuai yang diharapkan.
Menurut Hasibuan ( 2008 : 94 ) insentif adalah tambahan balas jasa
yang diberikan kepada karyawan tertentu yang prestasinya di atas prestasi
standar.Insentif ini merupakan alat yang di pergunakan pendukung prinsip
adil dalam pemberian kompensasi. Indikator – indikator insentif dapat diukur
seperti berikut :
1. Kinerja
2. Lama bekerja
3. Senioritas
4. Kebutuhan
5. Keadilan dan kelayakan
6. Evaluasi jabatan
4. Kinerja
Menurut Basri dan Rivai (2005 : 94) : Kinerja adalah kesedian
seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan
104
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
menyempurnakan sesuai dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang
diharapkan.
Menurut widodo ( 2005 : 78 ) kinerja adalah melakukan suatu
kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan
hasil seperti yang diharapkan, atau suatu hasil karya yang dapat dicapai oleh
seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing – masing dalam rangka mencapai
tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum, dan
sesuai dengan moral dan etika.
Mahsun (2006:25) mendefinisikan kinerja adalah gambaran
mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan
dalam mewujudkan sasaran,tujuan,misi, dan visi organisasi yang tertuang
dalam strategic planning suatu organisasi.
5.Pengukuran Kinerja
Dharma dalam bukunya Manajemen Supervisi (2003 :355)
mengatakan hampir semua cara pengukuran kinerja mempertimbangkan hal
– hal sebagai berikut :
a. Kuantitas , yaitu jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.
b. Kualitas , yaitu mutu yang harus dihasikan ( baik tidaknya).
c. Ketepatan waktu, yaitu sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.
Adapun aspek – aspek standar kinerja menurut Mangkunegara (2009:18)
terdiri dari aspek kuantitatif dan aspek kualitatif. Aspek kuantitatif meliputi :
1. Proses kerja dan kondisi pekerjaan.
2. Waktu yang dipergunakan atau amanya melaksanakan pekerjaan
3. Jumlah kesalahan dalam melaksanakan pekerjaan
4. Jumlah dan jenis pemberian pelayanan dalam bekerja
Sedangkan aspek kualitatif meliputi :
1. Ketepatan kerja dan kualitas pekerjaan
105
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2. Tingkat kemampuan dalam bekerja
3. Kemampuan menganalisis data / informasi dan kemampuan
menggunakan mesin/peralatan
4. Kemampuan mengevaluasi.
6.Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara sebelum melakukan penelitian.
Hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut :
1. Motivasi Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina
Marga Lampung Timur.
2. Insentif berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga
Lampung Timur.
3. Motivasi Kerja dan Insentif secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Di Dinas PU Bina Marga Lampung Timur.
C. METODELOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel dari populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. Melalui jenis
penelitian ini dapat menunjukkan apakah ada pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai pada Dinas PU Bina Marga Lampung Timur.
1. Definisi Operasional dan Indikator Variabel
Definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada
variabel-variabel yang digunakan atau yang akan diukur dalam penelitian ini.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel X (variabel
bebas/independent) dan variabel Y (variabel terikat/dependen). Variabel X
merupakan variabel bebas, yaitu motivasi kerja. Sedangkan variabel Y
merupakan variabel terikat, yaitu kinerja pegawai.
106
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
1. Indikator Insentif (X1) :
Insentif menurut Moekijat ( 2005 : 77 ), sering dipergunakan untuk
menunjukkan pembayaran jasa yang baik pada pekerja kasar atau
administratif yang memadukan pengawasan upah yang dirumuskan termasuk
gaji, tradisi makan minimum dan perumahan dalam arti input ,insentif,
merupakan balas jasa, yang dibayar atas kesatuan hasil.
Menurut Hasibuan ( 2008 : 94 ) Indikator – indikator insentif dapat diukur
seperti berikut :
1. Kinerja
2. Lama bekerja
3. Senioritas
4. Kebutuhan
5. Keadilan dan kelayakan
6. Evaluasi jabatan
2. Indikator Motivasi Kerja Yang (X2) :
Motivasi kerja adalah suatu kekuatan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar diri yang mendorong untuk mencapai tujuan yang telah
diterapkan sebelumnya, yang meliputi: kegairahan kerja, kepatuhan terhadap
aturan, kesungguhan dalam tugas, dorongan kuat bekerja dan kepuasan
dalam bekerja.
Indikator motivasi kerja menurut ( Hasibuan, 2006:86) adalah :
a. Kegairahan kerja
b. Kepatuhan terhadap aturan
c. Kesungguhan dalam tugas
d. Dorongan kuat bekerja
e. Kepuasan dalam bekerja
107
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Indikator Kinerja (Y) :
1) Quantity of work: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
yang ditentukan
2) Quality of work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya.
3) Job knowledge: luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilannya
4) Creativeness: keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan
tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang
timbul.
5) Cooperation: kesediaan untuk bekerjasamadengan orang lain atau
sesama anggota organisasi
6) Dependability: kesadaran untuk dapat dipercaya dalam hal kehadiran
dan penyelesaian kerja.
7) Initiative: semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
8) Personal qualities: menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan danintegritas pribadi.
2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
a. Validitas
Uji validitas menurut Simamora (2002 : 57) digunakan untuk
mengukur sejauh mana alat ukur yang digunakan dapat mengukur apa yang
diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa
yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari yang diteliti secara
tepat. Syarat minimum dianggap memenuhi syarat adalah apabila r : 0,3. Jadi
apabila korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir
108
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Metode uji ke viliditas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasi product moment.
b. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah ketetapan alat ukur, dimana suatu alat ukur yang
dipergunakan pada waktu yang berbeda pada penelitian yang sama atau
sejenis akan menunjukkan hasil yang relatif sama. Rumus Pengujian
Reliabilitas Instrument Dengan Teknik Alpha Cronbach.
Suatu variabel dikatakan reliabel, apabila (Nurgiyantoro, 2004: 352) :
Hasil α 0,60 = reliabel, Hasil α < 0,60 = tidak reliabel
3.Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah Dokumentasi Dan Kuesioner.
4.Populasi dan Sampel
a.Populasi
Menurut Nazir (2005: 271), populasi adalah kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pegawai Dinas PU Bina Marga Lampung Timur
yang berjumlah 156 orang.
b. Sampel
Penentuan besarnya sampel dalam penelitian ini didasarkan pada
pendapat Arikunto berikut: “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila
subyeknya kurang dari 100, lebih baik semua sehingga penelitiannya adalah
penelitian populasi. Selanjutnya apabila subyeknya besar dapat diambil
antara 10 - 15% atau 20-25% atau lebih.
Besarnya sampel yang diambil adalah 25% dari 156 orang pegawai pada
Dinas Bina Marga Lampung Timur yaitu sebanyak 39 orang.
109
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
5.Alat Analisis
Alat Analisis yang digunakan yaitu Regresi Linier Berganda
Secara umum bentuk persamaan regresi linear berganda adalah sebagai
berikut:
(Sugiono, 2002: 251)
Y = a+b1X1 + b2X2 + et
Keterangan :
Y = Kinerja pegawai
a = Konstanta
X1 = Variabel bebas ( motivasi )
X2 = Variabel bebas ( Insentif )
Asumsi yang digunakan dalam analisis linear berganda adalah variabel di
luar X1, X2 dan Y dianggap tetap
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Uji Validitas dan Realibilitas Instrument
a. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Uji validitas instrument variabel X1,X2 dan y di uji dengan
menggunakan korelasi produk moment dengan bantuan SPSS.16.0,
Berdasarkan hasil penelitian ini angket instrumen yang digunakan valid
karena r hitung lebih dari 0,3.
b. Uji Reliabilitas Instrumen
Setelah pengujian validitas dilakukan dan instrument penelitian
dinyatakan valid, maka selanjutnya harus dilakukan pengujian realibilitas
guna mengetahui ketetapan alat ukur yang digunakan, dalam hal ini
pengujian reliabilitas menggunakan teknik alpha crobach dengan
menggunakan program SPSS 16.0.
110
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Berdasarkan hasil perhitungan maka dapat disimpulkan bahwa
instrument yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel karena
hasilnya lebih dari 0,6.
2.Hasil regresi sederhana
Untuk mengetahui seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) yaitu
kinerja pegawai berubah jika variabel bebas (X) yaitu motivasi dan insentif
diubah maka digunakan analisis regresi. Persamaan regresi diperoleh dengan
menggunakan komputerisasi Program SPSS, dengan hasil sebagai berikut :
Untuk mengetahui seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) yaitu
kinerja pegawai berubah jika veriabel bebas (X1) yaitu motivasi diubah
maka digunakan analisis regresi. persamaan regresi diperoleh dengan
menggunakan komputerisasi Program SPSS, sbb:
Tabel 1. Nilai Koefisien Regresi Motivasi terhadap Kinerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 36.910 7.325 5.039 .000
Motivasi .376 .131 .405 2.867 .006
a. Dependent Variable: Kinerja
Y = 36.910 + 0. 376X
Koefisien regresi Motivasi (b=0,376) menunjukkan bahwa
kontribusi variabel motivasi terhadap kinerja pegawai adalah positif artinya
jika faktor motivasi ditingkatkan menjadi semakin baik sebesar 1 satuan skor
maka akan meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0, 376 satuan skor dan
sebaliknya jika terjadi penurunan satu satuan skor motivasi maka akan
menurunkan kinerja sebesar 0, 376 satuan skor. Ini juga berarti jika pegawai
kurang termotivasi dalam bekerja maka kinerja pegawai akan mengalami
penurunan.
111
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pada tabel di atas juga diketahui bahwa nilai nilai signifikan
motivasi adalah 0,006 yang lebih kecil dari 0,05, hal berarti hipotesis H1
yaitu Motivasi berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Dinas PU (Bina
Marga) Kabupaten Lampung Timur dapat diterima (benar ).
Koefisien determinasi (KD) digunakan untuk mengetahui besarnya
prosentase pengaruh antara variabel motivasi dengan kinerja pegawai. Hasil
analisis dengan menggunakan Program SPSS, sbb:
Tabel 2. Tabel Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .405a .164 .144 8.77467
a. Predictors: (Constant), Motivasi
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai R= 0,405 yang artinya
hubungan antara motivasi dengan kinerja pegawai adalah 40,5%. Kemudian
nilai R Square= 0,164 mempunyai arti bahwa kinerja pegawai dipengaruhi
16,4 % oleh faktor motivasi dan selebihnya dipengaruhi faktor yang lain.
Untuk mengetahui seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) yaitu
kinerja pegawai berubah jika variabel bebas (X2) yaitu Insentif diubah maka
digunakan analisis regresi. persamaan regresi diperoleh dengan
menggunakan komputerisasi Program SPSS, dengan hasil pada tabel
dibawah ini.
112
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel 3. Nilai Koefisien Regresi Insentif terhadap Kinerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31.039 7.063 4.394 .000
Insentif .488 .128 .507 3.816 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Y = 31.039+ 0.488X
Koefisien regresi Insentif (b=0,488) menunjukkan bahwa kontribusi
variabel Insentif terhadap kinerja pegawai adalah positif artinya jika faktor
Insentif ditingkatkan menjadi semakin baik sebesar 1 satuan skor maka akan
meningkatkan kinerja pegawai sebanyak 0,488 satuan skor dan sebaliknya
jika terjadi penurunan satu satuan skor Insentif maka akan menurunkan
kinerja sebesar 0,488 satuan skor. Ini juga berarti jika insentif yang diberikan
semakin besar maka kinerja pegawai akan semakin meningkat.
Pada tabel di atas juga diketahui bahwa nilai signifikan Insentif
adalah 0,000 yang lebih kecil dari 0,05, hal berarti hipotesis H2 yaitu Insentif
berpengaruh Terhadap Kinerja Pegawai Dinas PU Kabupaten Lampung
Timur dapat diterima (benar ).
Koefisien determinasi (KD) digunakan untuk mengetahui besarnya
prosentase pengaruh antara variabel Insentif dengan kinerja pegawai. Hasil
analisis dengan menggunakan Program SPSS, sbb:
Tabel 4. Tabel Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate
1 .507a .257 .240 8.26831
a. Predictors: (Constant), Insentif
113
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai R= 0,507 yang artinya
hubungan antara insentif dengan kinerja pegawai adalah 50,7%. Kemudian
nilai R Square= 0,257 mempunyai arti bahwa kinerja pegawai dipengaruhi
25,7 % oleh faktor insentif dan selebihnya dipengaruhi faktor yang lain.
Untuk mengetahui seberapa jauh nilai variabel terikat (Y) yaitu
kinerja pegawai berubah jika variabel bebas (X) yaitu motivasi dan insentif
diubah maka digunakan analisis regresi. persamaan regresi diperoleh dengan
menggunakan komputerisasi Program SPSS, dengan hasil pada tabel berikut:
Tabel 5. Nilai Koefisien Regresi Motivasi dan Insentif terhadap Kinerja
pegawai
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 10.542 8.750 1.205 .235
Motivasi .375 .111 .403 3.386 .002
Insentif .487 .114 .506 4.253 .000
a. Dependent Variable: Kinerja
Y = 10.542+ 0,375 X1 + 0,487 X2
Koefisien regresi Motivasi (b1=0,375) dan (b2=0,487) menunjukkan
bahwa kontribusi variabel motivasi dan insentif terhadap kinerja pegawai
adalah positif artinya jika faktor motivasi dan insentif ditingkatkan menjadi
semakin baik maka akan meningkatkan kinerja pegawai dan sebaliknya jika
terjadi penurunan faktor motivasi dan insentif maka akan terjadi penurunan
kinerja pegawai.
Kemudian Koefisien determinasi (KD) digunakan untuk mengetahui
besarnya prosentase pengaruh antara variabel motivasi dan insentif secara
bersama-sama dengan kinerja pegawai. Hasil analisis dengan menggunakan
Program SPSS pada tabel berikut :
114
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Tabel 6. Tabel Nilai Koefisien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .648a .420 .391 7.39766
a. Predictors: (Constant), Insentif, Motivasi
Nilai R adalah 0,648, nilai ini menunjukan bahwa tingkat hubungan
motivasi dan insentif dengan kinerja pegawai sangat kuat yaitu sebesar
64,8%.
Pengaruh motivasi dan insentif terhadap kinerja pegawai R Square=
0,420 mempunyai arti bahwa kinerja pegawai dipengaruhi 42,0% oleh faktor
motivasi dan Insentif, selebihnya dipengaruhi faktor yang lain.
Tabel 7. Anova
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1623.058 2 811.529 14.829 .000a
Residual 2243.738 41 54.725
Total 3866.795 43
a. Predictors: (Constant), Insentif, Motivasi
b. Dependent Variable: Kinerja
Nilai uji F atau uji bersama-sama adalah 14.829 sedangkan Sig.
Regression=0,006 yang<alpha 0,05. Berarti Hipotesis Motivasi dan Insentif
berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai adalah benar dan ”dapat
diterima”.Artinya jika motivasi kerja pegawai dan Insentif berpengaruh
positif jika kedua variabel ditingkatkan menjadi semakin baik maka akan
115
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
meningkatkan kinerja pegawai dan sebaliknya jika terjadi penurunan faktor
motivasi dan Insentif maka akan terjadi penurunan kinerja pegawai.
E. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
1.Kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang motivasi,
insentif dan kinerja pegawai Dinas PU (Bina Marga) Kabupaten
Lampung Timur maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Motivasi Kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU
(Bina Marga) Kabupaten Lampung Timur, hal ini didukung data table
16 hal. 53, Model Summari menunjukkan bahwa r square o,164 atau
16,4%.
2. Insentif berpengaruh terhadap kinerja pegawai Di Dinas PU (Bina
Marga) Kabupaten Lampung Timur, hal ini didukung data table 18 hal.
54 menunjukkan r square o,257 atau 25,7%.
3. Motivasi Kerja dan Insentif secara bersama-sama berpengaruh terhadap
kinerja pegawai Di Dinas PU (Bina Marga) Kabupaten Lampung Timur
tab, hal ini didukung data tabel 20 hal. 56 model r square 0,20 atau 24%.
2. Implikasi.
Berdasarkan analisis dan pembahasan terdapat beberapa hal yang
kondisinya belum baik atau belum optimal sehingga perlu
direkomendasikan kepada Dinas PU (Bina Marga) Kabupaten Lampung
Timur dalam upaya peningkatan Kinerja sebagai berikut :
1. Rekomendasi terhadap pimpinan:
- Pimpinan hendaknya memotivasi pegawai agar bekerja lebih
baik.
116
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
- Pimpinan hendaknya memberikan insentif kepada pegawai sesuai
dengan kinerja pegawai.
- Pimpinan hendaknya memberikan arahan pada pegawai agar
kinerja pegawai semakin baik.
2. Rekomendasi terhadap pegawai :
- Hendaknya lebih meningkatkan motivasi kerjanya agar
memperoleh hasil yang maksimal
- Hendaknya pekerjaan diselesaikan sesuai tepat waktu serta sesuai
dengan target yang ditetapkan.
- Pegawai hendaknya meningkatkan kinerjanya dengan
bertanggung jawab dalam bekerja serta menjalankan tugas yang
diberikan oleh atasan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahmat Fathoni, 2006, Manajemen Sumber Daya Manusia, Bandung :
Rineka Cipta.
Ambar, Teguh, Sulistiyani, Rosidah, 2009, Manajamen Sumber Daya
Manusia,, Yogyakarta : Graha Ilmu.
Arikunto, Suharsimi, 2004, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Bandung : Rineka Cipta.
Beti Nasution, 2010, Perilaku Organisasi Kontemporer, Medan : FISIP USU
PRESS.
Danim, Sudarman. 2004. Motivasi kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.
Rineka Cipta. Jakarta.
Hadari Nawari, 2003, Metode Peneltian Bidang Sosial,Yogyakarta: UGM
Press.
Hanafi, Mamduh M., Manajemen. Yogyakarta, Penerbit Akademi
Manajemen Perusahaan YKPN, 2003.
117
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Hasibuan, Melayu S.P, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Bumi Aksara.
Hasibuan, Melayu S.P, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi, Cetakan Kesembilan, Jakarta : Bumi Aksara.
Handoko, T. Hani, 2003, Manajemen Personalia dan Sumber Daya
Manusia, Yogyakarta : BPFE-UGM.Universitas Sumatera Utara
118
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN PADA BANK SYARIAH
MANDIRI KANTOR KAS SRIBHAWONO KECAMATAN BANDAR
SRIBHAWONO LAMPUNG TIMUR
Ahmad Mustofa
Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Lampung Timur
ABSTRAK
Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh kembali
cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau investasi
yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko pembiayaan
adalah terlalu mudahnya bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman
atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk memanfaatkan
kelebihan likuiditas, sehingga penilaian pembiayaan kurang cermat dalam
mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang dibiayainya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk 1). Menjelaskan proses
pelaksanaan produk pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Kas
Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur
tahun 2015. 2). Untuk mengetahui penyebab timbulnya risiko pada produk
pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan
Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015. 3) Untuk
mengetahui cara mengelola risiko pada produk pembiayaan di Bank Syariah
Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten
Lampung Timur tahun 2015. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
adalah Wawancara, Observasi , studi pustaka .
Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa 1. Prosedur
pelaksanaan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri melalui beberapa tahapan,
yaitu 1). Tahap Solitasi, 2) Tahap Permohonan, 3). Tahap Investigasi dan
4).Tahap Analisa Pembiayaan. 2. Penyebab timbulnya risiko berasal dari 1).
Kesalahan nasabah yaitu adanya unsur kesengajaan dan ketidaksengajaan,
2). Adanya perubahan-perubahan baik politik maupun ekonomi,kemudian
adanya juga penyebab lainnya sepeti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
terhadap usaha nasabah seperti terjadinya bencana alam maupun
kebakaran.3). Selain itu risiko pembiayaan juga dapat terjadi karena
kesalahan yang tidak disengaja dalam melakukan analisis pembiayaan dan
kurang teliti dalam melakukan perhitungan atau adanya unsur kesengajaan
yang dilakukan oleh account manager.3. Proses Pengelolaan risiko
dilakukan dengan mekakukan penagihan secara intensif, memberi teguran
pada nasabah, melakukan proses revitalisasi, dan penyelesaian dengan
jaminan.
Kata Kunci : Resiko,Pembiayaan
119
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kemunculan perbankan syariah ini merupakan sebuah alternatif
dalam sistem keuangan dengan karakter bebas bunga. Perbankan Syariah
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka
meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.
Maka perbankan syariah menerapkan sistem bagi hasil yang dinilai mampu
meningkatkan keadilan dalam masyarakat.
Bank syari’ah sebagaimana bank konvensional pada dasarnya
merupakan lembaga intermediasi yang memberikan fasilitas bagi pihak-
pihak yang kelebihan dana (kreditur) dengan pihak lain yang kekurangan
dana (debitur). Dalam fungsinya sebagai lembaga intermediasi tersebut, bank
syari’ah memiliki pilihan kontrak atau akad yang lebih beragam
dibandingkan dengan bank konvensional. Hal ini karena dalam ekonomi
islam, antara satu akad dengan akad lainnya dibedakan secara lebih spesifik,
dan disesuaikan dengan karakteristik dari pembiayaan yang diajukan oleh
mitar (nasabah). Oleh karena itu bank syari’ah harus selektif dalam
menentukan akad yang akan diterapkan pada satu pembiayaan dengan
pembiayaan lainnya, tergantung lebih tepat mana akad yang akan dipakai.
Sistem pembiayaan Bank Syariah Mandiri diantaranya adalah
pembiayaan komsumtif, produktif dan multiguna. Penerapan sistem bagi
hasil merupakan penerapan sistem yang memiliki risiko tinggi. Bagi hasil
didapatkan melalui pengelolaan dana yang digunakan untuk aktivitas usaha
yang produktif. Tingginya resiko yang dihadapi Bank Syariah Mandiri dalam
memberikan pembiayaan, merupakan hal yang harus diperhatikan dengan
cermat . Risiko pembiayaan muncul jika bank tidak bisa memperoleh
kembali cicilan pokok atau bunga dari pinjaman yang diberikannya atau
120
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
investasi yang sedang dilakukannya. Penyebab utama terjadinya risiko
pembiayaan adalah terlalu mudahnya bank atau lembaga keuangan
memberikan pinjaman atau melakukan investasi karena terlalu dituntut untuk
memanfaatkan kelebihan likuiditas, sehingga penilaian pembiayaan kurang
cermat dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan risiko usaha yang
dibiayainya.
Penelitian ini dilakukan pada Bank Syariah Mandiri Kantor Kas
Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur,
Penelitian yang akan dilakukan penulis adalah untuk menganalisa
manajemen risiko pembiayaan dan menganalisa kemungkinan risiko yang
akan ditimbulkan serta pengelolaan yang dapat dilakukan terhadap risiko-
risiko yang mungkin akan terjadi pada pembiayaan.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini
penulis tertarik untuk mengambil judul : “ Analisis Risiko Pembiayaan
pada Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan
Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015”.
2. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses pelaksanaan produk pembiayaan di Bank Syariah
Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar Sribhawono
Kabupaten Lampung Timur tahun 2015 ?
2. Apa sajakah penyebab timbulnya risiko pada pembiayaan di Bank
Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar
Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015 ?
3. Bagaimanakah cara pengelolaan risiko yang terjadi pada pembiayaan
di Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar
Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015 ?
121
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Untuk menjelaskan proses pelaksanaan produk pembiayaan di Bank
Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar
Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015.
2. Untuk mengetahui penyebab timbulnya risiko pada produk
pembiayaan di Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono
Kecamatan Bandar Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun
2015
3. Untuk mengetahui cara mengelola risiko pada produk pembiayaan di
Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono Kecamatan Bandar
Sribhawono Kabupaten Lampung Timur tahun 2015.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Risiko
a. Risiko adalah kemungkinan kejadian hasil yang menyimpang dari
harapan yang bersifat merugikan (Sulhan dan Siawanto,
2008:105). Risiko muncul akibat adanya ketidakpastian hasil
yang dicapai dari suatu usaha. Ketidakpastian ini meliputi
ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty), yaitu
ketidakpastian yang diakibatkan oleh perubahan pasar, selera
konsumen, kebijakan ekonomi pemerintah yang mengakibatkan
terjadinya potensi kerugian. Ketidakpastian alam (uncertainty of
nature), yaitu ketidakpastian yang diakibatkan oleh perubahan
kondisi alam seperti gempa bumi, musim yang tidak menentu
yang dapat menyebabkan kerugian. Dan ketidakpastian manusia,
yaitu ketidakpastian akibat perbedaan karakter, keteledoran dan
122
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
sifat-sifat lain manusia yang meningkatkan potensi terjadinya
kerugian (Sulhan dan Siswanto, 2008, 107).
b. Menurut Keown (2000), risiko adalah prospek suatu hasil yang
tidak disukai (operasional sebagai deviasi standar).
c. Definisi risiko menurut Hanafi (2006) risiko merupakan besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return –ER) dengan tingkat pengembalian aktual
(actual return).
d. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan
bahwa definisi risiko adalah suatu kondisi yang timbul karena
ketidakpastian dengan seluruh konsekuensi tidak menguntungkan
yang mungkin terjadi.
2. Jenis – Jenis Risiko
Berdasarkan peratuan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011 tentang
Penerapan Manajemen Risiko untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah, terdapat 10 macam jenis risiko, yaitu:
1) Risiko Kredit, adalah risiko akibat kegagalan nasabah atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada bank sesuai dengan perjanjian yang
disepakati. teknik-teknik pengukuran risiko dapat dilakukan dengan dua
cara (Hanafi, 2006), yaitu:
a) Penilaian Kualitatif, dalam penilaian kualitatif analisis
pembiayaan sering menggunakan kerangka 3R dan 5C, kerangka
tersebut digunakan untuk menganalisis kemampuan melunasi
kewajiban dari calon nasabah. Penilaian 3R tersebut adalah
return yaitu berkaitan dengan hasil yang diperoleh dari
penggunaan pembiayaan, repayment capacity yaitu berkaitan
dengan kemampuan mengembalikan pembiayaan, dan risk-
bearing ability yaitu berkaitan dengan kemampuan menanggung
risiko kegagalan. Sedangkan penilaian 5C yang digunakan
123
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
adalah character, capacity, capital, collateral, condition of
economy.
b) Penilaian kuantitatif, dalam melakukan penilaian kuantitatif
dapat dilakukan dengan melakukan rating perusahaan, model
scoring kredit, risk adjusted return on capital (RAROC),
mortality rate, term structure, credit metrics, dan pendekatan
kerangka teori opsi.
2) Risiko Pasar, adalah risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif akibat perubahan harga pasar, antara lain risiko berupa
perubahan nilai dari aset yang dapat diperdagangkan atau disewakan.
Teknik pengukuran risiko pasar dapat dilakukan dengan (Hanafi, 2006)
a) Deviasi Standar, digunakan untuk menghitung probabilitas nilai
tertentu.
b) VAR (Value At Risk), digunakan untuk menghitung besarnya
nilai kerugian dan besarnya kemungkinan terjadinya kerugian
tersebut.
c) Stress Testing, digunakan untuk menilai bagaimana pengaruh
kejaian ekstrim terhadap perusahaan tersebut.
3) Risiko Likuiditas, adalah risiko akibat ketidakmampuan bank untuk
memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas
dan/atau aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa
menggangu aktivitas dan kondisi keuangan bank. Risiko likuiditas
muncul manakala bank mengalami ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan dana (cash flow) dengan segera, dan dengan biaya yang
sesuai, besar kecilnya risiko ini banyak ditentukan oleh (Muhammad,
2002):
a) Kecermatan perencanaan arus kas (cash flow) atau arus dana
(fund flow) berdasarkan prediksi pembiayaan dan prediksi
pertumbuhan dan-dana, termasuk mencermati tingkat fluktuasi
dana-dana (volatility of fund)
124
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
b) Ketepatan dalam mengatur struktur dana-dana termasuk
kecukupan dana-dana non bagi hasil
c) Ketersediaan aset yang siap dikonversikan menjadi kas
d) Kemampuan menciptakan akses ke pasar antar bank atau
sumber dana lainnya.
4) Risiko Operasional, adalah risiko kerugian yang diakibatkan oleh
proses internal yang kurang memadai, kegagalan proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan system dan/atau adanya kejadian-kejadian
eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Risiko operasional
berkaitan dengan kesalahan manusiawi (human error), kegagalan
sistem, dan ketidakcukupan prosedur dan kontrol.
5) Risiko Hukum, adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau
kelemahan aspek yuridis.
6) Risiko Reputasi, adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan
stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap bank.
7) Risiko Stratejik, adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam
pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta
kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
8) Risiko Kepatuhan, adalah risiko akibat bank tidak mematuhi dan/atau
tidak melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang
berlaku serta prinsip syariah.
9) Risiko imbal hasil (Rate of Return Risk), adalah risiko akibat
perubahan tingkat imbal hasil yang dibayarkan bank kepada nasabah,
karena terjadi perubahan tingkat imbal hasil yang diterima bank dari
penyaluran dana, yang dapat mempengaruhi prilaku nasabah dana pihak
ketiga bank.
10) Risiko investasi (Equity Investment Risk), adalah risiko akibat ikut
menanggung kerugian usaha nasabah yang dibiayai dalam pembiayaan
bagi hasil berbasis profit and loss sharing
125
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
3.Pengertian pembiayaan
Dalam Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang perbankan
syariah pengertian pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank syariah dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai
untuk mengembalikan dana atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Menurut Kasmir ( 2000 : 92 ), Pembiayaan adalah penyediaan uang
atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
4.Prinsip-Prinsip Pembiayaan
Untuk melaksanakan kegiatan pembiayaan secara sehat telah dikenal
dengan adanya prinsip 5C (Mulyono, 2001), kelima prinsip yang klasik ini
meliputi:
1) Character
Manfaat dari penilaian karakter untuk mengetahui sampai sejauh
mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik untuk
memenuhi kewajiban. Alat untuk memperoleh gambar tentang
karakter dari calon nasabah dapat ditempuh melalui upaya sebagai
berikut:
a) Meneliti daftar riwayat hidup calon nasabah
a) Meneliti reputasi calon nasabah tersebut dilingkungan usahanya.
b) Meminta bank to bank information ke bank lain sebanyak-
banyaknya.
126
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
c) Meminta informasi kepada asosiasi-asosiasi usaha di mana calon
nasabah tersebut bergabung.
a) Meneliti apakah calon nasabah sering datang ke tempat perjudian
b) Mengamati ketekunan kerja dan hoby calon nasabah
2) Capacity
Yang dimaksud capacity disini yaitu suatu penilaian kepada calon
nasabah mengenai kemampuan melunasi kewajiban dari usaha yang
dilakukannya. Pengukuran capacity dari calon nasabah dapat
dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain:
a) Pendekatan historis,
b) Pendekatan finansial,
a) Pendekatan educational,
b) Pendekatan yuridis
d) Pendekatan manajerial
e) Pendekatan teknis
3) Capital
Yang dimaksud capital disini adalah jumlah dana atau modal sendiri
yang dimiliki oleh calon nasabah. Kemampuan capital ini dapat
dimanifestasikan dalam bentuk kewajiban untuk menyediakan self
financing dengan jumlah tertentu dan diharapkan besarnya self
financing ini lebih besar dari pinjaman yang akan dimintakan dari
perbankan.
4) Collateral
Yang dimaksud dengan collateral adalah barang-barang jaminan
yang diserahkan oleh calon nasabah sebagai jaminan dari pinjaman
yang diterimanya. Manfaat dari collateral yaitu sebagai alat
pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan pinjaman tersebut
127
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
gagal atau sebab-sebab lain di mana nasabah tidak mampu melunasi
pinjamannya dari hasil usahanya yang normal.
5) Condition of Economy
Yang dimaksud dengan condition of economy yaitu situasi dan
kondisi politik, social, ekonomi, budaya dan lain-lain yang
memperngaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun
untuk kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan
mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh
pinjaman. Penilaian terhadap condition of economy dimaksudkan
untuk mengetahui sejauh mana kondisi yang mempengaruhi
perekonomian suatu negara memberikan dampak positif maupun
negatif usaha calon nasabah tersebut.
Selain prinsip 5C, penilaian pembiayaan juga dilakukan dengan
prinsip 7P (Kasmir, 2004), yaitu:
1) Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadian atau tingkah lakunya
sehari-hari maupun masa lalunya.
1) Party
Yaitu, mengklasifikasikan nasabah kedalam klasifikasi tertentu atau
golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya.
2) Perpose
Yaitu, mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil pembiayaan,
termasuk jenis pembiayaan yang diinginkan nasabah
3) Prospect
Yaitu, untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah
menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek
atau sebaliknya.
128
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
6) Payment
Yaitu, merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan
pembiayaan yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana
untuk pengembalian pembiayaan yang diperolehnya.
7) Profitabilitas Yaitu, untuk menganalisis bagaimana kemampuan
nasabah dalam mencari laba.
8) Protection Yaitu, untuk menjaga pembiayaan yang dicairkan oleh
bank melalui perlindungan berupa jaminan atau asuransi
4.Kerangka fikir
Untuk memberikan jawaban sementara terhadap masalah yang akan
diteliti, sehingga akan dapat memperjelas dan memperluas jalannya
penelitian yang akan diteliti, diperlukan kerangka fikir. Adapun gambar
kerangka fikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Proses Pelaksanaan
Pembiayaan
Upaya untuk mengelola
dan mengendalikan
resiko
Prosedur penanganan
pembiayaan bermasalah
Risiko
pembiayaan
Penyebab Timbulnya
resiko
129
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
C.METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif ialah prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-
orang dan perilaku yang diamati (Bodgan dan Taylor dalam Barowi dan
Suwandi, 2009: 21),
2. Definisi Operasional Variabel
Berikut adalah definisi variabel dan indikatornya :
Risiko pembiayaan adalah risiko yang timbul dikarenakan kualitas
pembiayaan semakin menurun. Indikator yang diukur adalah :
1) Proses pelaksanaan pembiayaan
2) Penyebab Timbulnya resiko
3) Upaya untuk mengelola dan mengendalikan resiko
4) Prosedur penanganan pembiayaan bermasalah
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan yang penting bagi kegiatan
penelitian, karena pengumpulan data tersebut akan menentukan berhasil
tidaknya suatu penelitian. Sehingga dalam pemilihan teknik pengumpulan
data harus cermat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
1) Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden, dan
jawaban-jawaban responden dicatat atau direkam (Hasan, 2002:
85).
130
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2) Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan langsung pada objek kajian. Menurut Hasan (2002:
86) Observasi ialah pemilihan, pengubahan, pencatatan, dan
pengodean serangkaian perilaku dan suasana yang berkenaan
dengan organisasi, sesuai dengan tujuan-tujuan empiris. Observasi
yang di maksud dalam teknik pengumpulan data ini ialah
observasi pra-penelitian, saat penelitian dan pasca-penelitian yang
digunakan sebagai metode pembantu, dengan tujuan untuk
mengamati bagaimana risiko pembiayaan pada Bank Syariah
Mandiri.
3) Studi Pustaka
Menurut Martono (2011: 97) studi pustaka dilakukan untuk
memperkaya pengetahuan mengenai berbagai konsep yang akan
digunakan sebagai dasar atau pedoman dalam proses penelitian.
Peneliti juga menggunakan studi pustaka dalam teknik
pengumpulan data. Studi pustaka dalam teknik pengumpulan data
ini merupakan jenis data sekunder yang digunakan untuk
membantu proses penelitian, yaitu dengan mengumpulkan
informasi yang terdapat dalam artikel surat kabar, buku-buku,
maupun karya ilmiah pada penelitian sebelumnya. Tujuan dari
studi pustaka ini adalah untuk mencari fakta dan mengetahui
konsep metode yang digunakan.
4. Teknik analisis data
Analisis data menurut Bogdan dalam Sugiyono (2009: 244) adalah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
131
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat
mudah dipahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Sedangkan menurut Hasan (2002: 98) analisis kualitatif ialah analisis
yang tidak menggunakan model matematika, model statistik dan model-
model tertentu lainnya. Proses analisis yang digunakan dalam penelitian ini
ialah dengan menggunakan model Miles dan Huberman dalam Prastowo
(2012: 242) yaitu melalui proses reduksi data, penyajian data, penarikan
simpulan serta triangulasi. Adapun penjabaran analisis data dalam penelitian
ini dilakukan dengan teknik sebagai berikut:
1) Data Reduction (Reduksi data)
Reduksi data merupakan suatu proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
awal yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi
data ini berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif
berlangsung. Selama proses reduksi data berlangsung, tahapan
selanjutnya ialah:
a. Mengkategorikan data (Coding) ialah upaya memilah-milah
setiap satuan data ke dalam bagian-bagian yang memiliki
kesamaan (Moleong, 2011: 288).
b. Interpretasi data ialah pencarian pengertian yang lebih luas
tentang data yang telah dianalisis atau dengan kata lain,
interpretasi merupakan penjelasan yang terinci tentang arti
yang sebenarnya dari data penelitian (Hasan, 2002: 137).
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pemilihan data yang
diperoleh pada saat penelitian mengenai risiko pembiayaan,
kemudian data tersebut diklasifikasikan dan dipilih secara sederhana.
132
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
2) Data Display (Penyajian data)
Pada tahap ini, peneliti mengembangkan sebuah deskripsi informasi
tersusun untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan.
Penyajian data yang lazim digunakan dalam penelitian ini adalah
bentuk teks naratif. Maksud dari teks naratif ialah peneliti
mendeskripsikan informasi yang telah diklasifikasikan sebelumnya
mengenai risiko pembiayaan yang kemudian dibentuk simpulan dan
selanjutnya simpulan tersebut disajikan dalam bentuk teks naratif.
3) Conclusion/Verying (Penarikan simpulan)
Peneliti berusaha menarik simpulan dan melakukan verifikasi dengan
mencari makna setiap gejala yang diperolehnya dari lapangan,
mencatat keteraturan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur
kausalitas dari fenomena dan proporsi. Pada tahap ini, penulis
menarik simpulan dari data yang telah disimpulkan sebelumnya,
kemudian mencocokkan catatan dan pengamatan yang dilakukan
penulis pada saat penelitian.
4) Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah
diperoleh.
Terdapat tiga macam teknik triangulasi antara lain:
a. Triangulasi dengan sumber yaitu teknik pengecekan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh
melalui beberapa sumber.
Dalam penelitian ini, agar sesuai dengan tujuan penelitian
mengenai risiko pembiayaan, maka pengumpulan dan
pengujian data yang telah diperoleh dilakukan ke pemustaka
sebagai objek penelitian yang terdiri dari pimpinan dan
133
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
karyawan Bank Syariah Mandiri. Data yang telah diperoleh
dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang
sama, yang berbeda, dan mana spesifik dari data tiga sumber
data tersebut. Data yang telah dianalisis tersebut akan
menghasilkan suatu kesimpulan dan selanjutnya dimintakan
kesepakatan dari sumber data yang diperoleh.
b. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik ialah teknik pengecekan data yang
dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang
sama dengan teknik yang berbeda. Dalam penelitian ini,
peneliti memperoleh data dengan wawancara, kemudian dicek
dengan observasi, dokumentasi.
c. Triangulasi Waktu
Triangulasi waktu merupakan teknik pengecekan data yang
dilakukan dengan cara melakukan pengecekan melalui
wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau
situasi yang berbeda. Dalam penelitian ini, pengumpulan data
dilakukan pada waktu pagi dan siang hari. Dengan begitu
maka dapat diketahui apakah nara sumber memberikan data
yang sama atau tidak.
D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Berikut adalah hasil analisis yang telah penulis lakukan :
1) Proses Pelaksanaan Pembiayaan
1) Tahap Solitasi
2) Tahap Permohonan
3) Tahap Investigasi
4) Tahap Analisa Pembiayaan
134
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Dari proses pelaksanaan pembiayaan di atas seharusnya tidak terjadi
pembiayaan macet dan sebagainya jika prosesnya dilakukan sesuai aturan
yang ada. Akan tetapi pada kenyataannya masih saja terjadi kemacaten
pengembalian pembiayaan. Kredit atau pembiayaan merupakan pos harta
(asset) terbesar sekaligus sumber penghasilan terbesar bagi perbankan.
Sementara itu, rapuhnya dunia perbankan antara lain diakibatkan oleh
proporsi kredit / pembiayaan bermasalah (non performing loan/non
performing financing) yang besar. Non performing finance adalah tingkat
pengembalian kredit yang diberikan deposan kepada bank dengan kata lain
NPF dapat disebut denga kredit bermasalah. Risiko kerugian bank akibat
pembayaran kembali pembiayaan yang tidak lancar akan berpengaruh
terhadap pendapatan dan profit yang diterima oleh bank. Pada prisnsipnya
non performing finance adalah suatu kredit yang pembayarannya dilakukan
tersendat-sendat dan tidak mencukupi kewajiban minimum yang ditetapkan
sampai dengan kredit yang sulit untuk memperoleh atau bahkan tidak dapat
ditagih lagi.
Berikut adalah data Pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah
Mandiri Kantor Kas Sribhawono :
Tabel 1. Data Pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah Mandiri Kantor
Kas Sribhawono
No Tahun Total NoA
(Jumlah Nasabah )
Total OS
( Rupiah)
OS NPF
( Rupiah)
% NPF
1 2012 92 3.536.200.000 41.223.937 1.17
2 2013 187 6.445.987.000 23.834.636 0.37
3 2014 244 7.186.690.000 162.665.707 2.26
4 2015 251 11.501.000.000 198.000.000 1.73
Sumber : Bank Syariah Mandiri Kantor Kas Sribhawono
Ket :
NOA = Number Of Account
OS/Outstanding = Pokok ( Pembiayaan )
NPF = No Perfomance Found ( Macet )
135
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pada tabel di atas diketahui bahwa jumlah pembiayaan selama tahun
2012-2014 mengalami peningkatan terus menerus, akan tetapi hal tersebut
juga diiringi dengan peningkatan jumlah pembiayaan yang bermasalah (
macet ), pada tahun 2012 jumlah pembiayaan yang macet sebanyak 1.17 %,
kemudian tahun 2013 turun menjadi 0,37% dan mengalami peningkatan lagi
pada tahun 2014 yaitu sebanyak 2,26%, kemudian mengalami penurununan
jumlah macet yaitu sebesar 1.73% pada tahun 2015.
Pada penelitian ini diketahui pada tahun 2012 jumlah pembiayaan
yang macet sebanyak 1.17 %, hal ini mengindikasikan bahwa terjadi
kemacetan nasabah dalam mengembalikan kreditnya. Kemacetan
ditimbulkan karena berbagai sebab yaitu: Kelalaian nasabah yang sengaja
tidak membayar angsuran/cicilan, dijualnya barang ketika kontrak sudah
ditandatangani oleh nasabah sehingga resiko bank akan semakin besar,
fluktuasi harga komparatif yaitu kenaikan harga dipasar setelah bank
membelikannya untuk nasabah, bank tidak bisa mengubah harga jual, dan
penolakan barang oleh nasabah karena berbagai sebab. Terjadinya
pembiayaan bermasalah dimana nasabah tidak memenuhi kewajibannya
untuk mengembalikan pembiayaan yang telah diperoleh di Bank Syariah
Mandiri. Risiko pembiayaan yang berasal dari nasabah ini dapat terjadi
karena adanya unsur kesengajaan, dimana nasabah sengaja tidak
mengembalikan pembiayaan yang telah diperoleh dari bank, walaupun
mereka mampu untuk mengembalikannya. Kemudian adanya unsur
ketidaksengajaan, dimana nasabah punya keinginan untuk mengembalikan
pembiayaan, tetapi tidak mampu untuk membayar karena kesulitan dalam
usaha.
Untuk penyebab lainnya dapat berasal dari adanya perubahan-
perubahan baik politik maupun ekonomi, sehingga perubahan tersebut
merupakan tantangan terus-menerus yang dihadapi oleh pemilik dan
136
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
pengelola usaha, kemudian adanya juga penyebab lainnya sepeti terjadi
sesuatu yang tidak diinginkan terhadap usaha nasabah seperti terjadinya
bencana alam maupun kebakaran.
Selain itu risiko pembiayaan juga dapat terjadi karena kesalahan yang
tidak disengaja dalam melakukan analisis pembiayaan dan kurang teliti
dalam melakukan perhitungan atau adanya unsur kesengajaan yang
dilakukan oleh account manager selaku analisis pembiayaan untuk
menguntungkan diri sendiri yang dapat merugikan pihak bank. Account
manager sebagai analisis pembiayaan akan sangat mempengaruhi risiko
pembiayaan karena mengetahui semua informasi calon nasabah serta
melakukan analisis kelayakan pembiayaan untuk calon nasabah tersebut.
Kemudian tahun 2013 turun menjadi 0,37% , Hal ini kemungkinan
disebabkan oleh faktor internal dan eksternal yaitu kinerja perusahaan dalam
pengelolaan laporan keuangan pada saat itu sedang mengalami kemajuan dan
perkembangan yang cukup baik, kondisi perekonomian ketika itu sedang
membaik dan kondisi pasar yang sangat mendukung usaha nasabah.
Sedangkan tahun 2014 mengalami peningkatan lagi yaitu sebanyak
2,26%, Ketika non performing finance pembiayaan mengalami kenaikan itu
disebabkan oleh karena kurang selektifnya pihak bank dalam memilih
debitur-debitur untuk menyalurkan pembiayaan, nasabah menggunakan dana
itu bukan yang disebutkan dalam kontrak, penyembunyian keuntungan oleh
nasabah yang tidak jujur sehingga akan menimbulkan kemacetan dalam hal
pembayaran bagi hasil dengan bank
Kemudian mengalami penurununan jumlah macet yaitu sebesar
1.73% pada tahun 2015. Ketika terjadi penurunan NPF maka hal ini berarti
dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang mungkin sudah stabil.
Akibat dari timbulnya kredit bermasalah (NPF) dapat berupa 1. Bank
akan kehilangan kesempatan untuk memperoleh pendapatan dari kredit yang
137
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
diberikannya, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh buruk
bagi profitabilitas atau rentabilitas bank. 2. Return On Assets (ROA)
mengalami penurunan. (Ronie:2008).
2) Upaya Untuk Mengelola dan Mengendalikan Risiko Pembiayaan
Bank Syariah Mandiri
Manajemen risiko bank Bank Syariah Mandiri adalah proses
membangun sistem kontrol untuk meminimalisir kemungkinan terjadinya
kerugian, atau dapat juga didefinisikan sebagai serangkaian prosedur dan
metodologi yang sistematis yang digunakan untuk mengidentifikasi
(identification), mengukur (measure), memantau (monitor), dan (control),
risiko yang timbul dari kegiatan usaha di Bank Syariah Mandiri . Peranan
manajemen risiko semakin penting karena bank dan pengawas bank di
seluruh dunia semakin menyadari bahwa praktek manajemen risiko yang
baik memegang peranan penting bagi keberhasilan bank dan juga sistem
perbankan secara keseluruhan. Untuk itu Bank Syariah Mandiri menerapkan
manajemen risiko untuk mengelola berbagai jenis risiko melalui
identifikasi,pengukuran, pemantauan, dan pengendalian terhadap risiko-
risiko tersebut.
Penerapan manajemen risiko di Bank Syariah Mandiri mengacu pada
peraturan Bank Indonesia nomor 13/23/PBI/2011 tentang penerapan
manajemen risiko untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah,
dimana bank syariah di Indonesia melakukan proses manajemen risiko. Bank
Syariah Mandiri secara berkelanjutan terus mengembangkan dan
meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko sehingga dapat
memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan
selanjutnya mengambil langkah yang memadai untuk meminimalisir dampak
risiko.
138
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Pembiayaan merupakan bisnis bank yang mengandung risiko
pembiayaan, oleh karena itu setiap pengajuan pembiayaan oleh unit bisnis,
akan dilakukan financing risk assessment oleh Financing Risk Management
Departement yang independent terhadap unit bisnis.
Tujuan dilakukannya financing risk assessment adalah (Bank Syariah
Mandiri, 2016) :
1) Meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan risiko pembiayaan.
2) Meningkatkan risk awareness unit bisnis untuk menerapkan azas
pembiayaan yang sehat dengan prisip kehati-hatian, serta memastikan
bahwa setiap pengajuan pembiayaan dari cabang telah dilakukan risk
assessment secara independen oleh Finansing Risk Officer/Staff
(FRO/FRS) sebelum diputuskan oleh komite pembiayaan.
3) Memenuhi kebutuhan pembiayaan sesuai syariah
4) Selain melakukan Financing Risk Assessment, Risk Management
Division memiliki fungsi sebagai business enable atau mendukung
pelaksanaan bisnis bank khususnya pada kegiatan pembiayaan yang
dilaksanakan oleh Policy dan Portofolio Management Departement,
antara lain dengan :
a. Melakukan analisis dan melaporkan hasil analsisis portofolio
pembiayaan Bank Syariah Mandiri kepada manajemen secara
berkala sehingga menjadi masukan bagi manajemen dalam
menetapkan strategi pembiayaan bank.
b. Memberikan opini terkait risiko pembiayaan dalam pengembangan
produk atau kegiatan pembiayaan bank serta transaksi pembiayaan
kepada nasabah bank.
c. Malakukan review dan mengusulkan Financing Allocation Limit
(FAL) sebagai parameter untuk mengevaluasi, mengatur, dan
mengendalikan portofolio pembiayaan agar tumbuh sehat dan
139
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
berkelanjutan serta menghindari terjadinya risiko konsentrasi
dalam pembiayaan. FAL direview secara berkala untuk
menyesuaikan dengan kondisi bisnis dan risk appetite bank.
d. Melakukan review secara berkala limit kewenangan pemutusan
pembiayaan yang ditetapkan berjenjang kepada individu sesuai
dengan pengalaman dan kompetensinya masing-masing serta
mempertimbangkan risk appetite manajemen bank.
e. Menyususn dan melakukan review ketentuan implementasi risk
tools seperti Muamalat Early Warning System (MEWS) yang
digunakan untuk memantau secara aktif kinerja nasabah
pembiayaan dalam memenuhi kewajiban sesuai dengan akad
pembiayaan yang disepakati dengan Bank Syariah Mandiri.
Kinerja yang diukur dalam MEWS meliputi informasi kuantitatif
nasabah (kondisi keuangan), dan informasi kualitatif nasabah
(manajemen, regulasi, dan kondisi makro ekonomi terhadap usaha
nasabah dan aktivitas keuangan nasabah di Bank Syariah Mandiri)
yang dilakukan secara berkala 3 (tiga) bulanan. Dengan adanya
MEWS permasalahan nasabah karena kondisi internal dan
eksternal yang dapat memperngaruhi kemampuannya untuk
memenuhi kewajiban ke bank dapat diantisispasi dan
ditindaklanjuti secara dini.
f. Sistem internal customer rating untuk melakukan screening atas
nasabah pembiayaan segmen Corporate yang dikembangkan
sesuai internationally best practice.
g. Sistem scoring untuk melakukan screening atas nasabah
pembiayaan segmen Retail, Micro, dan Consumer yang
dikembangkan secara internal sesuai kondisi nasabah bank.
140
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Prosedur Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Jika terjadi pembiayaan bermasalah, maka Bank akan melakukan
Penanganan tehadap nasabah dengan melakukan beberapa tahapan, yaitu :
1) Penagihan intensif
Penagihan secara intensif dilakukan dengan cara para account
manager akan memantau saldo di rekening tabungan nasabahnya dan
melakukan potongan sejumlah angsuran saat jatuh tempo.
2) Memberikan Teguran
Jika nasabah tidak memenuhi kewajibannya untuk membayar
angsuran, maka account manager akan menegur nasabah dengan
menelpon nasabah tersebut agar segera malakukan pembayaran
angsuran, namun jika nasabah masih belum membayar maka account
manager akan menegur nasabah dengan datang ke rumah nasabah
untuk melakukan peneguran.
3) Proses Revitalisasi
Jika account manager memandang usaha nasabah masih dapat
beralan, maka bank akan melakukan proses revitalisasi dengan
melakukan beberapa cara yaitu, :
a. Rescheduling
Bank akan melakukan perubahan ketentuan pembiayaan yang
hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktunya,
sehingga nasabah yang terlambat membayar pembiayaannya
diberi jangka waktu tertentu untuk membayar dengan ketentuan
yang telah ditetapkan.
b. Reconditioning
Bank akan melakukan perubahan sebagian atau seluruh
ketentuan pembiayaan termasuk perubahan jangka waktu
141
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo
pembiayaan.
c. Restructuring
Bank akan melakukan Perubahan sebagian atau seluruh
ketentuan pembiayaan termasuk perubahan jangka waktu dan
perubahan maksimum saldo pembiayaan.
4) Penyelesaian dengan jaminan
Jika account manager memandang usaha dari nasabah tidak berjalan
lancar dan tidak dapat diselamatkan maka bank akan melakukan
penyelesaian pembiayaan bermasalah dengan jaminan melalui jalur
litigasi yaitu bank akan melalukan eksekusi sertifikat hak tanggungan
dan melakukan pelelangan jaminan via lelang eksekusi melalui
penetapan pengadilan.
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1.Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh penulis
adalah :
1) Prosedur pelaksanaan pembiayaan di Bank Syariah Mandiri melalui
beberapa tahapan, yaitu 1). Tahap Solitasi, 2) Tahap Permohonan, 3).
Tahap Investigasi dan 4).Tahap Analisa Pembiayaan.
2) Penyebab timbulnya risiko berasal dari 1). Kesalahan nasabah yaitu
adanya unsur kesengajaan dan ketidaksengajaan, 2). Adanya
perubahan-perubahan baik politik maupun ekonomi,kemudian adanya
juga penyebab lainnya sepeti terjadi sesuatu yang tidak diinginkan
terhadap usaha nasabah seperti terjadinya bencana alam maupun
kebakaran.3). Selain itu risiko pembiayaan juga dapat terjadi karena
kesalahan yang tidak disengaja dalam melakukan analisis
142
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
pembiayaan dan kurang teliti dalam melakukan perhitungan atau
adanya unsur kesengajaan yang dilakukan oleh account manager.
3) Proses Pengelolaan risiko dilakukan dengan mekakukan penagihan
secara intensif, memberi teguran pada nasabah, melakukan proses
revitalisasi, dan penyelesaian dengan jaminan.
2.Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas maka
penulis mengajukan saran yaitu :
1. Bank Syariah Mandiri harus tetap meningkatkan jumlah pembiayaan
yang disalurkan kepada masyarakat guna kelangsungan operasional
bank.
2. Bank Syariah Mandiri harus terus menekan tingkat risiko pembiayaan
bermasalah agar tidak menjadi kerugian yang besar bagi bank
DAFTAR PUSTAKA
Bank Indonesia. 2008. Undang-Undang No. 21 Tahun 2008: tentang
Perbankan Syariah. Jakarta.
…………. 2011. Peraturan No.13/23/PBI/2011: tentang Penerapan
Manajemen Risiko Untuk BUS Dan UUS. Jakarta.
Barowi dan Suwandi, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D, Alfabeta, Bandung.
Hadi, 2003, Metode Penelitian Pendidikan,Pustaka Cipta, Bandung.
Hanafi Mamduh M. 2006. Manajemen Risiko. UPP STIM YKPN:
Yogyakarta. peratuan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011.
Hasan, 2002, Pokok-pokok Materi Metodelogi Penelitian dan Aplikasinya,
Ghalia, Jakarta.
Kasmir 2000 Manajemen Perbankan. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
143
Jurnal DINAMIKA Vol. 2 No. 2. Desember 2016 ISSN: 2460-3643
Martono, 2011, Manajemen Keuangan, Rajawali Pers, Jakarta.
Moleong, Lexi J. 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Rosdakarya
Muhammad, 2002, Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN:
Yogyakarta.
Muhamad , 2005 Manajemen Pembiayaan Mudharabah di Bank
Syariah:,Strategi Memaksimalkan Return dan Meminimalkan Risiko
Pembiayaan di Bank Syariah sebagai Akibat Masalah Agency.
Jakarta: Rajawali.
Mulyono, Teguh. P. 2001. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil.
BPFE Yogyakarta.
Peratuan Bank Indonesia No.13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen
Risiko untuk Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Prastowo, 2012, Metode Penelitian Kualitatif, Diva Press, Yogyakarta.
Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: CV Alfabeta.
Sulhan dan Siawanto, 2008, Manajemen Bank : Konvensional dan Syariah.
UIN Malang Press: Malang.