De Stijl Towards A Universal Art

48
DE STIJL “Towards A Universal Art” Ruwaida Fajriasanti 15204071

Transcript of De Stijl Towards A Universal Art

Page 1: De Stijl Towards A Universal Art

DE STIJL“Towards A Universal Art”

Ruwaida Fajriasanti15204071

Page 2: De Stijl Towards A Universal Art

DE STIJLPergerakan seni yang berkembang di

Belanda pada tahun 1917-1931(pasca-PD I).

Persatuan kerja seniman Belanda yang didirikan oleh pelukis Theo van Doesburg dan beranggotakan Piet Mondrian, Bart van der Leck, Georges Vontangerloo, Vilmos Huszar, J.J.P. Oud, Robert

van t’Hoff, Gerrit Rietveld, Jan Wils, dan Anthony Kok.

Nama sebuah majalah yang didirikan oleh Theo van Doesburg untuk mempropagandakan teori-teori sekelompok seniman

tersebut.

Page 3: De Stijl Towards A Universal Art

situasi dunia sebelum lahirnya De Stijl

• Perang Dunia I (1914 – 1918)

PD I memicu terjadinya perubahan besar-besaran dalam segala bidang kehidupan. Masyarakat yang tidak siap menghadapi perubahan ini terjebak dalam kebimbangan dan ketidakpastian. Masyarakat mencoba mengatasi kebimbangan itu dengan berusaha memahami konsep-konsep mengenai realitas universal, akan tetapi realitas terlanjur dipandang sebagai hal yang rumit, abstrak, sulit didefinisikan.

tantangan bagi seniman; mendorong perkembangan seni modern yang berlandaskan pada ide-ide tentang abstraksi, seperti Kubisme.

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DE STIJL

Page 4: De Stijl Towards A Universal Art

A New Consciousness of Age:“Replacing the individual with the

universal”

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DE STIJL

Perang telah memupuskan tradisi-tradisi lama beserta segala kecenderungannya terhadap nilai-nilai individual. Dunia memasuki sebuah era baru di mana nilai-nilai universal menjadi lebih penting dibandingkan individual.

Page 5: De Stijl Towards A Universal Art

The First Manifesto of De Stijl (1918)

1. There is an old and new consciousness of the age. The old one is directed towards the individual. The new one is directed towards the universal. The conflict of the individual and the universal is reflected in the World War as well as in art today.

2. The war is destroying the old world with all that it contains the pre-eminence of the individual in every field.

3. The new art has revealed the substance of the new consciousness of the age: an equal balance between the universal and the individual.

4. The new consciousness is ready to be realized in everything, including the everyday things of life.

5. Traditions, dogmas, and the pre-eminence of the individual (the natural) stand in the way of this realization.

6. Therefore the founders of Neoplasticism call on those who believe in the reform of art and culture to destroy those things which prevent further development, just as in the new plastic art, by removing the restriction of natural forms, they have eliminated what stands in the way of the expression of pure art, the extreme consequence of every concept of art.

Sumber:Programs and Manifestoes on the 20th Century Architecture

Sikap dan tanggapan para pendiri De Stijl terhadap kecenderungan baru zaman dituangkan dalam sebuah manifesto yang dimuat dalam Jurnal De Stijl tahun 1918:

Page 6: De Stijl Towards A Universal Art

KONSEP PEMIKIRAN YANG MENDASARI PRINSIP-PRINSIP SENI DE STIJL:

Baruch Spinoza (1632 – 1677)Dasar dari seluruh materi adalah kualitas abstraknya, bukan kualitas nyata yang dapat didefinisikan secara visual.“The conception of substance, is not that of a material reality but rather of a metaphysical entity, the comprehensive and self-sufficient basis for all reality.”

M.H.J. SchoenmaekersNeoplatonism: the ultimate reality of the universe is held to be an infinite, unknowable, perfect One.(sumber: Microsoft Encarta 2006)

Page 7: De Stijl Towards A Universal Art

NEOPLASTISISME

Piet Mondrian (1917):“Art should not concern itself with reproducing images of

real objects, but should express only the universal absolutes that underlie reality.”

(Piet Mondrian in the first edition of De Stijl Magazine. Sumber: Microsoft Encarta 2006)

Seni tidak berhubungan dengan penciptaan real image dari sebuah objek. Seni semestinya hanya mengekspresikan nilai-nilai universal yang mendasari

bentuk suatu objek.

PRINSIP SENI DE STIJL:

(Nieuwe Beelding; New Plastic Art)

Page 8: De Stijl Towards A Universal Art

NEOPLASTISISMEPrinsip-prinsip Neoplastisisme:

•Pure abstractionSeni abstrak dianggap dapat merepresentasikan prinsip-prinsip dasar

(pure reality) alam semesta serta menjembatani konflik individual-universal.

•Primary colors•Straight lines, right angles

•Geometric shapes

Page 9: De Stijl Towards A Universal Art

Theo van Doesburg (1883 – 1931)30 Agt 1883 Lahir di Utrecht, Belanda dengan nama

Christiaan Emil Marie Kopper1915 Bertemu dengan Piet Mondrian, dan mulai

tertarik dengan ide-ide tentang seni abstrak1917 Mendirikan De Stijl1920 Memulai perjalanan keliling Eropa untuk

menyebarkan ide-idenya1920 Berkunjung ke Bauhaus di Weimar, Jerman1922 – 1924 Mengajar di Bauhaus

Mulai menggunakan komposisi diagonal dalam karya-karyanya. Mengembangkan teori baru, Elementarisme

1921 – 1925 Menjalin kontak dengan El Lissitzky, tokoh Suprematisme Rusia

1923 Mengadakan pameran “L’Effort Moderne” di Paris bersama Van Eesteren

1924 Berbeda pendapat dengan Piet Mondrian1924 Mempublikasikan esai “ Vers une construction

Collective” (Towards A Collective Construstion)1929 Pindah ke Paris dan mendirikan studio di sana7 Maret 1931 Wafat di Davos, Switzerland

TOKOH-TOKOH DE STIJL

Page 10: De Stijl Towards A Universal Art

Piet Mondrian (1872 – 1944)7 Maret 1872 Lahir di Amersfoort, Belanda dengan nama

Pieter Cornelis Mondriaan1892 – 1894 Belajar seni di Rijksacademie, Amsterdam1900 – 1908 Mulai produktif melukis sebagai seorang

Ekspresionis, konsentrasi pada objek landscape1908 – 1911 Mendapat pengaruh Jan Toorop,

bereksperimen dengan warna-warna yanglebih cerah

1911 Pindah ke Paris, mendapat pengaruh Kubisme1914 Kembali ke Belanda, bertemu Bart van der Leck

dan M.H.J. Schoenmaekers1915 Bertemu Theo van Doesburg1917-1924 Bergabung dalam De Stijl1917 Mencetuskan teori De Nieuwe Beelding in de

Schilderkunst (Neo-Plasticism in Painting)1925 Berbeda pendapat dengan van Doesburg,

meninggalkan De Stijl1940 Pindah ke New York1942 Menyelesaikan masterpiece Composition with

Red, Yellow, and Blue1 Feb 1944 Wafat di New York

TOKOH-TOKOH DE STIJL

Page 11: De Stijl Towards A Universal Art

Gerrit Rietveld (1888 – 1964)24 Juni 1888 Lahir di Utrecht, dengan nama Gerrit Thomas

Rietveld1911 Memulai perusahaan mebelnya sendiri; mulai

mempelajari arsitektur1917 Mendesain Red Blue Chair1918 Bergabung dalam De Stijl1919 Memulai karier sebagai arsitek1923 – 1924 Schroeder House1928 Meninggalkan De Stijl, bergabung dalam

pergerakan arsitektur modern dan turut mendirikan CIAM (Congres Internationaux d’Architecture Moderne)

1934 Mendesain Zig-Zag Chair1934 Memulai desain Museum Van Gogh di

Amsterdam1942 – 1948 Menjadi pengajar beberapa universitas di

Belanda1963 Menjadi anggota kehormatan Bond van

Nederlandse Architecten1964 Menerima gelar kehormatan dari Technische

Hochschule in Delft25 Juli 1964 Wafat di Uthrecht

TOKOH-TOKOH DE STIJL

Page 12: De Stijl Towards A Universal Art

1916 Huis ter Heide, Van t’Hoff 1917 Red Blue Chair, Gerrit Rietveld1918 Rhythm of Russian Dance,

van Doesburg1918 Composition with Color

Planes and Gray Lines, Mondrian

1920 Composition with Blue,Black, Yellow, an Red, Mondrian

1914 Mondrian kembali ke Belanda, 1917 De Stijl didirikanmenetap di Laren, menjalin kontak 1918 Gerrit Rietveld bergabung dengan De Stijldengan Van der Leck & M.H. 1918 Manifesto I De Stijl Schoenmaeker 1918 Mondrian memperkenalkan konsep Neoplastisisme

Agustus 1914 Perang Dunia I dalam edisi perdana De Stijl1915 Van Doesburg bertemu dengan 1920 Van Doesburg berkunjung ke Bauhaus

Mondrian 1920 Mondrian menerbitkan buku Le Neo-Plasticisme

TIMELINE

1914 1917 1921Immature Period

Page 13: De Stijl Towards A Universal Art

TIMELINE

1921 Composition with Large Blue Plane, Red, 1928 Café L’Aubette, van DoesburgBlack, Yellow, and Gray, Mondrian 1930 Arithmetic Composition, van Doesburg

1924 Schroeder House, Gerrit Rietveld1924 – 1925 Café De Unie, J.J.P. Oud1924 Counter Composition, van Doesburg

1921 Membuka hubungan dengan Bauhaus 1925 Perbedaan pendapat antara van Doesburg 1921 Van der Leck, Vontangerloo, Van t’Hoff, dengan Mondrian, Mondrian meninggalkan De

dan A. Kok memisahkan diri dari De Stijl Stijl1922 Mendapat pengaruh Suprematisme Rusia 1928 Gerrit Rietveld meninggalkan De Stijl1922 El Lissitzky bergabung dengan De Stijl 1931 Theo van Doesburg wafat

Van Doesburg mengembangkan teoriElementarisme

1923 Pameran L’Effort Moderne di Paris1924 16 Points of A Plastic Architecture, van

Doesburg

1921 1925 1931Mature Period Period of Deteorientation

Page 14: De Stijl Towards A Universal Art

SENI DAN ARSITEKTUR DE STIJL

Seni dan arsitektur De Stijl merupakan representasi dari Neoplastisisme.

Hasil karyanya berpusat pada karya-karya Theo van Doesburg, Piet Mondrian, dan Gerrit Rietveld; dan sebagian besar berupa lukisan.

Page 15: De Stijl Towards A Universal Art

SENI dalam DE STIJLMerupakan kritik terhadap seni Kubisme.

Piet Mondrian:“Cubism did not accept the logical consequences

of its own discoveries; it was not developing abstraction towards its ultimate goal, the

expression of pure reality.”Sumber: Art Through the Ages, hal.704

Page 16: De Stijl Towards A Universal Art

Perbedaan mendasar De Stijl dan Kubisme terletak pada cara pandang terhadap objek. Lukisan-lukisan De Stijl sama sekali bukan bentuk representasi dari objek duniawi yang dapat dilihat secara visual. Lukisan-lukisannya berupa komposisi geometris yang merepresentasikan ide-ide tentang pure reality yang ada di alam semesta. Sebaliknya, objek Kubisme justru berpusat pada objek duniawi yang ditolak oleh De Stijl. Dalam Kubisme, objek-objek tersebut didekonstruksikan ke dalam bentuk-bentuk dua dimensi. De Stijl menolak bentuk-bentuk selain bentuk geometris, linier, dan rektangular; sedangkan Kubisme lebih bebas dalam mengolah bentuk dan warna.

Composition with Large Blue Plane, Red, Black, Yellow, and Gray,

Piet Mondrian, 1920

Les Demoiseles d’Avignon, Pablo Picasso, 1907

The Three Musicians , Pablo Picasso, 1921

Page 17: De Stijl Towards A Universal Art

Piet Mondrian:“Art is only a subtitute while the beauty of life

is still deficient. It will disappear in proportion, as life gains in equilibrium.”

Piet Mondrian dalam Plastic and Pure Art (1937)Sumber: Modern Architecture: A Critical History

Page 18: De Stijl Towards A Universal Art

Periode ini merupakan periode awal De Stijl (1917-1921) yang ditandai oleh lahirnya gagasan Neoplatonisme, yang

kemudian menjadi landasan bagi semua seni De Stijl.

Lukisan merupakan hasil karya utama dari periode immature De Stijl, dengan pelukis-pelukis Bart van der

Leck, Piet Mondrian, dan Theo van Doesburg.

Lukisan-lukisan dari periode ini merupakan eksperimen awal Neoplastisisme. Lukisannya bersifat abstrak,

terbentuk dari komposisi garis-garis linier, bentuk-bentuk geometris dan warna-warna primer.

PERIODE IMMATURE DE STIJL

Page 19: De Stijl Towards A Universal Art

• “The three principal colours are essentially yellow, blue, and red. They are only colours existing... Yellow is the movement of ray (vertical)... Blue is the contrasting colour to yellow (horizontal firmament)... Red is the mating of yellow and blue.”

• “The two fundamental, complete contraries which shape our earth and all that is of the earth are: the horizontal line of power, that is the course of the earth around the sun, and the vertical, profoundly spatial movement of rays that originate in the centre of the sun.”

(M.H.J. Schoenmaeker, Het Nieuwe Werelbeeld.Sumber: Frampton, Kenneth. Modern Architecture: A Critical History.)

PERIODE IMMATURE DE STIJL

Dasar penggunaan warna primer dan garis-garis linier dalam komposisi lukisan De Stijl adalah sebagai berikut:

Page 20: De Stijl Towards A Universal Art

Rhytm of Russian DanceTheo van Doesburg, 1918

Kesan bidang dua dimensi lukisan sangat mendominasi. Bidang datar lukisan menjadi latar belakang bagi struktur garis-garis linear berwarna.

Prinsip-prinsip Neoplastisisme diterapkan melalui penggunaan bentuk geometris segiempat dan warna-warna primer merah, biru, kuning. Bentuk-bentuk geometris berwarna tersebut diposisikan secara vertikal dan horizontal di atas permukaan putih yang kontras.

PERIODE IMMATURE DE STIJL

Page 21: De Stijl Towards A Universal Art

Composition with Color Planes andGray LinesPiet Mondrian, 1918

Lukisan didominasi oleh bentuk-bentuk segi empat berwarna, sedangkan garis-garis vertikal dan horizontal dipersempit, diberi warna kontras.Penyusunan bidang-bidang dilakukan dengan membuat grid yang kemudian diisi dengan berbagai warna secara acak.

Lukisan ini dianggap sebagai hasil karyayang radikal, dan didiskusikan secaraserius dalam majalah De Stijl.

PERIODE IMMATURE DE STIJL

Page 22: De Stijl Towards A Universal Art

Periode tahun 1921-1925 ditandai dengan berbagai perubahan secara radikal. Sementara Piet Mondrian sangat konsisten menerapkan prinsip-prinsip Neoplastisisme dalam karya lukisannya, Theo van Doesburg berusaha memperluas pergerakan ini hingga ke bidang

arsitektur. Van Doesburg juga berusaha memperkenalkan De Stijl ke luar Belanda dengan berkunjung ke Rusia dan Bauhaus di Jerman.

Kunjungan tersebut mengubah pandangan Theo van Doesburg tentang seni. Tahun 1922, van Doesburg mengembangkan teori

Elementarisme, yang dipengaruhi oleh pergerakan Suprematisme di Rusia.

PERIODE MATURE DE STIJL

Gambar kiri: Lukisan-lukisan Suprematisme Kasimir Malevich (1878-1935). Suprematisme Rusia pada prinsipnya hampir sama dengan De Stijl. Namun, komposisi Suprematisme melibatkan bentuk dasar geometris yang lebih beragam seperti lingkaran, segitiga, dan bentuk-bentuk diagonal.

Page 23: De Stijl Towards A Universal Art

Composition with Blue, Black, Yellow, and RedPiet Mondrian, 1920

Lukisan ini menunjukkan penerapan Neoplastisisme secara matang oleh

Mondrian. Komposisi warna primer dan garis hitam menciptakan sebuah kesatuan yang sifatnya lebih intuitif ketimbang acak atausistematis. Keseimbangan dalam lukisan

dicapai dengan memadukan bidang-bidang besar tak-berwarna dengan bidang-bidang

kecil berwarna sebagai aksen.

“Feeling the lack of unity, I brought the rectangles together: space became white,

black or gray; form became red, blue or yellow.”Piet Mondrian. (Sumber: www.artmuseums.harvard.edu)

PERIODE MATURE DE STIJL

Page 24: De Stijl Towards A Universal Art

Counter CompositionTheo van Doesburg, 1924

Lukisan ini menunjukkan pengaruh Suprematisme Rusia. Van Doesburg mengkomposisikan empat bujur sangkar berwarna hitam secara diagonal di atas bidang dasar putih. Peletakan keempat bujur sangkar yang tidak sama ukurannya tersebut mengingatkan kita akan teknik lukisan dengan perspektif. Lukisan ini kemungkinan terinspirasi oleh lukisan Kasimir Malevich White on White (1918).

PERIODE MATURE DE STIJL

Page 25: De Stijl Towards A Universal Art

PERIOD OF DETEORIENTATION DE STIJL

Arithmetic CompositionTheo van Doesburg, 1930

Periode tahun 1925-1931 ditandai dengan perbedaan pendapat antara Theo van Doesburg dan Piet Mondrian. Piet Mondrian yang tetap konsisten pada prinsip Neoplastisisme meninggalkan De Stijl pada tahun 1925.

Karya-karya seni yang dihasilkan tidak terlalu banyak dan berpusat pada lukisan-lukisan Theo van Doesburg. Van Doesburg mencoba mengkombinasikan warna-warna primer yang menjadi ciri khas De Stijl dengan komposisi diagonal ala Suprematisme. Keseimbangan serta kedinamisan dalam lukisan van Doesburg tidak diperoleh dengan komposisi garis linier dengan bidang-bidang persegi seperti Mondrian, tetapi diperoleh melalui komposisi diagonal bentuk-bentuk rektangular. Salah satu karya terakhir van Doesburg yang dibuat berdasarkan prinsip tersebut adalah Arithmetic Composition (1930).

Page 26: De Stijl Towards A Universal Art

ARSITEKTUR DE STIJL

Page 27: De Stijl Towards A Universal Art

Selama periode immature De Stijl (1917-1921), sedikit sekali karya arsitektur yang dihasilkan. Arsitek-arsitek De Stijl masih mereka-reka bentuk arsitektur yang tepat. Karya-karya pada masa ini banyak dipengaruhi oleh arsitektur Frank Lloyd Wright dan H.P. Berlage.

PERIODE IMMATURE DE STIJL

FRANK LLOYD WRIGHT(1867-1959)

- straight lines- rectangular forms- organik, menyatu dengan alam- consistency in beauty and aesthetic- proporsi ruang manusiawi- antiklasik

Hills/DeCaro house in Oak Park, west of Chicago

Robie house in Chicago, Illinois

Page 28: De Stijl Towards A Universal Art

H.P. BERLAGEAmsterdam Stock Exchange (1905)

- Dinding sebagai pencipta bentuk (spatial envelope)- Primacy of space (creation of space)- Kesederhanaan- Kejujuran- Unity- Proposi sistematik, geometris

Page 29: De Stijl Towards A Universal Art

HUIS TER HEIDE

Arsitek : Robert van t’HoffTahun : 1916Letak : Utrecht, BelandaFungsi : Rumah tinggal

Merupakan karya arsitektur pertama yang diasosiasikan dengan De Stijl.

Page 30: De Stijl Towards A Universal Art

HUIS TER HEIDEVan t’Hoff terinspirasi oleh sebuah villa bergaya Wrightian yang dijumpainya ketika berkunjung ke Amerika.Penerapan gaya FLW dilakukan nyaris tanpa perubahan.

- Garis-garis linear, menekankan pada horizontalitas

- Bentuk rektangular- Atap overhang- Bukaan kaca lebar pada interior untuk

menciptakan kesatuan dengan alam (organik)

- Kesatuan konsep interior-eksterior- Repetisi bentuk terutama pada

pengaturan bukaan

Page 31: De Stijl Towards A Universal Art

Arsitektur De Stijl pada periode ini (1921-1925) dapat dikatakan telah menemukan ‘jati dirinya’. Arsitektur merupakan representasi tiga dimensi dari prinsip-prinsip Neoplastisisme. Pengaruh FLW tetap ada, namun sebatas pada pembentukan ruang dan massa yang dinamis dengan bentuk-bentuk linier dan rektangular.

PERIODE MATURE DE STIJL

J.J.P. Oud:“Wright created the bases for a new plasticity in

architecture. Masses shoot in all directions.... In this way, modern architecture will increasingly develop into a

process of reduction to positive proportions, comparable to modern painting.”

Periode ini ditandai oleh karya-karya dari arsitek Gerrit Rietveld dan J.J.P. Oud. Di sisi lain, Theo van Doesburg merumuskan teori yang berisi syarat-syarat arsitektur Neoplastisisme:

Page 32: De Stijl Towards A Universal Art

Theo van Doesburg:16 Points of A Plastic Architecture

(Tot een beeldende architectur), 1924

Being elementaryEconomicFunctional

UnmonumentalDynamic

Rejection of simmetry and repetitionOpen planAnti-cubic

Anti-decorative

Page 33: De Stijl Towards A Universal Art

Arsitek : Gerrit RietveldTahun : 1923 – 1924Letak : Uthrect, BelandaTipe : Rumah tinggalKlien : Ny. Schroder-Schrader

SCHROEDER HOUSE

Page 34: De Stijl Towards A Universal Art

SCHROEDER HOUSEMerupakan karya arsitektur yang paling merepresentasikan Neoplastisisme De Stijl.

Eksterior dan interiornya merupakan sebuah kesatuan (unity) yang merealisasikan 16 Points of A Plastic Architecture van Doesburg.

Eksterior dibentuk oleh bidang-bidang geometris dan garis-garis vertikal-horizontal.Elemen-elemen eksterior bersifat fungsionaldan antidekorasi. Prinsip antidekorasi juga tampak dari pemilihan warna. Dinding yang berwarna putih dan abu-abu dianalogikan sebagai kanvas, sedangkan warna hitam, merah, biru, dan kuning digunakan pada kusen-kusen jendela dan pintu.

Massa bangunan diatur sedemikian rupa untuk menghindari simetri dan repetisi, serta memperoleh kesan dinamis.

Page 35: De Stijl Towards A Universal Art

SCHROEDER HOUSESchroeder House menunjukkan prinsip Plastic Architecture yang anti-Kubisme. Bentuk dasar kubus pada bangunan ini didekonstruksi dengan membuat panel-panel segi empat dan atap overhang(seperti pada bangunan FLW) yang berkesan ringan dan melayang.

Rietveld berusaha untuk tidak membatasi ruang-ruang interiornya dalam satu massa kubus tertutup. Oleh karena itu, ia menambahkan ruang-ruang fungsional seperti balkon dan atap overhang di setiap sudut (core) kubus. Melalui cara ini, unsur tinggi, lebar, volume, dan waktu (sebagai elemen imajiner dari bentuk empat dimensional) dapat dikondisikan untuk meraih ekspresi total dari seni plastis.

Page 36: De Stijl Towards A Universal Art

Ruang-ruang di dalamnya dibaurkan, dibuat seolah abstrak dengan penggunaan dinding-dinding geser.

Dinding geser memungkinkan terciptanya ruangan yang tak terbatas, seperti halnya ruang universal (alam semesta) yang tidak terbatas.

First floor plan

Second floor plan, closed

Second floor plan, open

SCHROEDER HOUSE

Page 37: De Stijl Towards A Universal Art

SCHROEDER HOUSE

Interior terbuka dan mengalir. Bukaan kaca yang lebar menciptakan open space, ruang dalam yang menyatu dengan ruang luar. Pemilihan furnitur konsisten dengan konsep bangunannya, didesain sendiri oleh Gerrit Rietveld.

Page 38: De Stijl Towards A Universal Art

SCHROEDER HOUSEFURNITUR

Red Blue Chair, Gerrit Rietveld, 1917

Hanging Lighting, Gerrit Rietveld, 1920

Page 39: De Stijl Towards A Universal Art

SCHROEDER HOUSE: A SUMMARY"Gerrit Rietveld worked closely in collaboration with the client for this house. More than any other, this is either ‘a cardboard Mondrian’ or an enormous

piece of furniture masquerading as a house. All windows could only be opened up completely, at right angles to frames, repeating the devices by which the upper floor could be transformed from one single space into a

series of smaller ones—the point being that in either positioning of windows or moveable walls, the house retained its neoplastic hypothesis.“

David Dunster. Key Buildings of the Twentieth Century Volume 1: Houses 1900-1944. hal24. (Great Buildings Online)

Page 40: De Stijl Towards A Universal Art

CAFÉ DE UNIE

Arsitek : J.J.P. OudTahun : 1924 – 1925

Lokasi : Rotterdam, BelandaFungsi : Restoran

Page 41: De Stijl Towards A Universal Art

CAFÉ DE UNIEFaçade bangunan sangat kontras di antara duabangunan yang mengapitnya. Neoplastisisme De Stijl masih diterapkan meskipun tidak sesempurna Schroeder House. Façade terdiri daripermukaan datar putih, garis-garis linear biru dan kuning, serta bidang segi empat besar berwarnamerah.Atap datar, yang merupakan ciri arsitektur De Stijl yang diadopsi dari gaya FLW, tetap dipertahankan.

Page 42: De Stijl Towards A Universal Art

RED BLUE CHAIRGerrit Rietveld, 1917

Red Blue Chair merupakan karya pertama yang berhasil memproyeksikan konsep-konsepNeoplastisisme ke dalam karya tiga dimensi. Kursi ini menjadi terkenal karena komposisi eksklusif antara warna-warna primer dan hitam sebagai bingkai – sebuah kombinasi warna yang apabila ditambahkan putih dan abu-abu, akan membentuk skema warna standar De Stijl.

Dalam mendesain Red Blue Chair, Rietveld mengandalkan struktur-struktur (kayu) yang diekspos, yang merupakan sebuah manifestasi bebas akan pengaruh karya Frank Lloyd Wright.

FURNITUR

Page 43: De Stijl Towards A Universal Art

FURNITUR

RED BLUE CHAIR“Desain Red Blue Chair mengingatkan kita akan relasi antara ruang, warna, dan bentuk. Ketika duduk di atas kursi ini, seseorang akan menyandarkan tubuhnya pada persegi berwarna merah dan biru. Kaki dan lengan kursi yang berwarna hitam secara visual akan tersamarkan dalam background yang gelap, sehingga persegi tempat kita bersandar seolah-olah mengapung di udara.

Meskipun tanpa bantalan, kursi ini sangat nyaman diduduki. Desainnya bertujuan untuk membuat orang merasa nyaman sekaligus ‘waspada’ di saat bersamaan. Warna kuning terang menyebabkan orang ‘waspada’ akan kestabilan strukturnya.”

Anthony C. Romeo, AIASumber: terraingallery.com

Page 44: De Stijl Towards A Universal Art

Pada periode terakhir (1925-1931) ini, De Stijl mulai ditinggalkan para pengikutnya. Gerrit Rietveld memisahkan diri dari De Stijl tahun 1928 dan bergabung dalam gerakan Modern di Perancis. J.J.P. Oud lebih condong kepada International Style yang sedang berkembang di Eropa pada saat yang sama.

Karya arsitektur terakhir dari periode De Stijl adalah Café L’Aubette (1928-1929) di Strasbourg, dibangun oleh Theo van Doesburg. Interior kafe ini merupakan representasi dari lukisan van Doesburg Counter Composition (1924), terdiri dari bidang-bidang diagonal yang merupakan pengaruh konsep Elementarisme.

Tahun 1931 Theo van Doesburg wafat, dan dengan ini berakhir pula 14 tahun periode pergerakan seni De Stijl.

PERIOD OF DETEORIENTATION DE STIJL

Page 45: De Stijl Towards A Universal Art

KESIMPULANNeoplastisisme De Stijl merupakan respon

terhadap lahirnya sebuah kesadaran baru (a new consciousness of age) untuk

menggantikan ciri individual dengan ciri universal. Dalam seni lukis, hal ini berarti penolakan terhadap teknik-teknik melukis

representatif. Seni universal hanya mengizinkan komposisi abstrak sebagai

sebuah cara untuk mencapai keseimbangan dalam posisi dan warna-warna. Ciri universal

dalam lukisan diterjemahkan melalui penggunaan garis-garis linear dan bentuk rektangular yang dikomposisikan bersama warna-warna primer (merah, kuning, biru),

hitam, putih, dan abu-abu.

Arsitektur, termasuk di dalamnya furnitur dan interior, merupakan perwujudan seni tiga

dimensi dari lukisan-lukisannya. Para arsitek De Stijl berkonsentrasi pada pembentukan massa bangunan yang tidak biasa, dalam

konsep yang anti-kubisme .

Page 46: De Stijl Towards A Universal Art

Keindahan dalam seni dan arsitektur De Stijl diperoleh dari komposisi linier dan

geometris yang dinamis. Setiap unsurnya merupakan representasi dari alam semesta. Seni dan arsitektur De Stijl tak hanya bermain dalam konsep

bentuk dan warna, tetapi juga ruang dan waktu. Lukisan dan bangunan De Stijl

dibuat untuk menunjukkan bahwa keseimbangan universal diperoleh melalui kesatuan dan harmoni dari

berbagai unsur yang berbeda. Keindahan seni, sebagaimana

keindahan dan keluasan alam universal, tidak dibatasi oleh pemahaman dan nilai-

nilai individual.

KESIMPULAN

Page 47: De Stijl Towards A Universal Art

Sekian,terima kasih...

Page 48: De Stijl Towards A Universal Art

DAFTAR PUSTAKA• Conrads, Ulrich.1987.Programs and Manifestoes on the 20th Century Architecture.Cambridge,

Massachusetts: MIT Press• Curl, James Steven.1999.Dictionary of Architecture.Oxford: Oxford University Press• De la Croix, Tansey.1970.Art Through the Ages.New York: Harcourt, Brace, & World Inc.• Frampton, Kenneth.1980.Modern Architecture: A Critical History.London:Thames and Hudson Ltd.• Gossel, Peter dan Gabriele Leuthauser.2005.Architecture in the 20th Century.Koln: Taschen• Hanan, Himasari. Hand-Out Kuliah Arsitektur Modern. • Hollingsworth, Mary.1995.Architecture of the 20th Century.New Jersey: Crescent Books• http://berlage-lyceum.xs4all.nl• www.alva.uwa.edu.au• www.architectureweek.com• www.artchive.com• www.artcyclopedia.com• www.artlex.com• www.artmuseums.harvard.edu• www.artsmia.org• www.cultuurnetwerk.com• www.greatbuildings.com• www.ifa.de• www.riverman.fsbusiness.co.uk• www.terraingallery.com• www.theo.tu-cottbus.de• Microsoft Encarta 2006