DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN...

42
LISTI PRIHANDINI DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014 DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI PECANDU NARKOBA DI RUMAH SINGGAH PEKA DAN YAKITA BOGOR

Transcript of DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN...

Page 1: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

LISTI PRIHANDINI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI

DAN STATUS GIZI PECANDU NARKOBA DI RUMAH

SINGGAH PEKA DAN YAKITA BOGOR

Page 2: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 3: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Daya Terima, Tingkat

Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi Pecandu Narkoba di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi

mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan

maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Februari 2014

Listi Prihandini

NIM I14114020

Page 4: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 5: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

ABSTRAK

Listi Prihandini. Daya Terima, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi

Pecandu Narkoba di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA Bogor. Dibimbing

oleh BUDI SETIAWAN dan KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima, tingkat

kecukupan zat gizi dan status gizi pecandu narkoba di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA Bogor. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study.

Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA Bogor. Cara pengambilan contoh secara purposive dan jumlah contoh

yang digunakan sebanyak 30 orang. Hasil analisis deskriptif menunjukkan tingkat

kecukupan energi dan protein sebagian besar residen di YAKITA berada pada

kategori normal (69.2%). Tingkat kecukupan energi (47.1%) dan protein (64.7%)

residen di Rumah Singgah PEKA berada pada kategori defisit tingkat sedang dan

defisit tingkat berat. Daya terima yang meliputi warna, aroma, tekstur, bentuk dan

rasa makanan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA sebagian besar residen

berada pada katagori suka. Status gizi residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA, sebagian besar berada pada kategori normal.

Kata kunci: narkoba, residen, status gizi, tingkat kecukupan

ABSTRACT

Listi Prihandini. Food acceptance, nutritional adequacy level and and nutritional

status of drug addicts at Rumah Singgah PEKA and YAKITA Bogor. Supervised

by BUDI SETIAWAN and KARINA RAHMADIA EKAWIDYANI

The objectives of this study were to determine the Food acceptance,

nutritional adequacy level and and nutritional status of drug addicts at Rumah

Singgah PEKA and YAKITA Bogor. This study used cross sectional design.

Subjects of this study was resident at Rumah Singgah PEKA and YAKITA Bogor.

Sampling method used was purposive sampling and the number of subjects was 30

people. Descriptive analysis nutritional adequacy level showed energy and

protein, most of the resident in YAKITA was on normal category (69.2%).

Nutritional adequacy level energy (29.3%) and protein (64.7%), are resident in

Rumah Singgah PEKA categorized as severe deficit. Food acceptance includes of

color, aroma, texture, shape and taste of food at Rumah Singgah PEKA and

YAKITA Bogor, most of the resident was on category of like. Nutrition status of

resident at Rumah Singgah PEKA and YAKITA, most of the resident was on

normal category.

Keywords: drugs, resident, nutritional status, nutritional adequacy level

Page 6: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 7: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Gizi

dari Program Studi Ilmu Gizi pada

Departemen Gizi Masyarakat

LISTI PRIHANDINI

DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT

FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI

DAN STATUS GIZI PECANDU NARKOBA DI RUMAH

SINGGAH PEKA DAN YAKITA BOGOR

Page 8: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 9: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Skripsi : Daya Terima, Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi

Pecandu Narkoba di Rumah Singgah Peka dan Yakita Bogor

Nama : Listi Prihandini

NIM : I14114020

Disetujui oleh

Dr. Ir. Budi Setiawan, MS

Pembimbing I

dr Karina R. Ekawidyani, M.Sc

Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Rimbawan

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 10: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 11: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

i

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala nikmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah yang berjudul Daya Terima,

Tingkat Kecukupan Zat Gizi dan Status Gizi Pecandu Narkoba di Rumah Singgah

Peka dan Yakita Bogor ini dapat diselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Budi Setiawan, MS dan dr.

Karina Rahmadia Ekawidyani, M.Sc selaku dosen pembimbing, Prof. Drh. M.

Rizal M. Damanik, MRepSc, PhD selaku dosen pemandu seminar dan penguji

yang telah banyak memberi saran. Disamping itu terima kasih kepada seluruh

staff di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA yang telah memberi izin penelitian

dan residen yang telah membantu selama penelitian. Ungkapan terima kasih

disampaikan kepada ayah, ibu yang telah memberikan segala fasilitas dan kasih

sayang serta doa yang selalu mengalir untuk anandamu.Terima kasih juga untuk

teteh litia dan adik lintang yang selalu penuh kasih sayang dan doanya. Tidak lupa

juga terima kasih banyak untuk teman - teman Alih Jenis Gizi 5 yang selalu

memberi tawa disela-sela kesibukan ini dan selalu penuh semangat setiap harinya

sehingga karya ilmiah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis mohon maaf atas segala kekurangan penyusunan karya

ilmiah. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Februari 2014

Listi Prihandini

Page 12: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

ii

DAFTAR ISI

PRAKATA i DAFTAR ISI ii DAFTAR TABEL iii DAFTAR LAMPIRAN iii PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1 Tujuan Penelitian 2 Kegunaan Hasil Penelitian 2

KERANGKA PEMIKIRAN 2 METODE 4

Desain, Waktu, dan Tempat 4 Jumlah dan Pengambilan Contoh 4 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 4 Pengolahan dan Analisis Data 5 Definisi Operasional 7

HASIL DAN PEMBAHASAN 8 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 8 Karakteristik Contoh 9 Penyelenggaraan Makanan 12 Menu Makanan 12

Daya Terima Residen 13 Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi 15 Status Gizi 18 Hubungan Antar Variable 19

SIMPULAN DAN SARAN 19 Simpulan 19 Saran 20

DAFTAR PUSTAKA 20 LAMPIRAN 24 RIWAYAT HIDUP 23

Page 13: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

iii

DAFTAR TABEL

1. Jenis dan cara pengumpulan data 4

2. Status gizi menurut WHO (2007) 6 3. Pengelompokan karakteristik contoh 6

4. Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh 10 5. Katagori daya terima residen di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA 14 6. Katagori tingkat kesukaan residen di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA 11 7. Sebaran tingkat kecukupan energi dan protein residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA 16

8. Sebaran tingkat kecukupan lemak dan karbohidrat residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA 17 9. Sebaran tingkat kecukupan vitamin B2 residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA 18 10. Status gizi residen 18 11. Hasil uji spearman 19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Menu makanan tiga hari di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA 24

2. Pola menu pasien napza di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor 25

3. Siklus menu 10 hari pasien psikiatri (I,II,II) dan napza (II) tahun 2004

di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor 26

Page 14: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA
Page 15: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Faktor penentu kualitas sumber daya manusia (SDM) adalah status

gizi. Rendahnya status gizi masyarakat mengakibatkan rendahnya

kemampuan untuk menguasai ilmu dan pengetahun (Iptek). Hal tersebut

berdampak pada rendahnya daya saing bangsa (Syarief 1997). Penyebab

rendahnya daya saing bangsa salah satunya adalah penyalahgunaan narkoba.

Perkembangan pecandu narkoba di Indonesia sekarang sudah sangat

mengkhawatirkan. Menurut Abimanyu BNN (2012), Indonesia masih

menjadi pasar terbuka bebas narkotika, sehingga sangat mudah

mendapatkan narkoba. Hal ini terbukti dari jumlah pecandu narkoba sudah

mencapai 3.8 juta orang atau 2.23% penduduk Indonesia pada tahun 2012.

Panti rehabilitasi di Indonesia belum cukup untuk menampung seluruh

pencandu yang sudah terdata, karena data pecandu narkoba itu seperti

fenomena gunung es. BNN hingga kini baru bisa merehabilitasi sebanyak 18

ribu pecandu, dengan dibantu beberapa lembaga. Hal ini mengindikasikan

begitu mudah seseorang mendapatkan narkoba, secara legal maupun ilegal,

yang pada akhirnya akan mengancam dan merusak generasi muda sebagai

penerus bangsa.

Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah dengan dibantu oleh

masyarakat untuk mengatasi masalah ini dengan pengobatan dan rehabilitasi

penyalahgunaan narkoba. Dalam Undang-Undang No.35 Tahun 2009

tentang narkotika dan psikotropika, rehabilitasi terhadap penyalahgunaan

narkoba dibagi menjadi dua jenis yaitu rehabilitasi medis dan rehabilitasi

sosial. Seseorang yang mengalami ketergantungan narkoba pada umumnya

rawan terhadap masalah gizi dan penyakit infeksi, seperti malnutrisi (kurang

gizi), Hepatitis B, Hepatitis C, HIV/AIDS, dan Tuberculosa (TBC). Tingkat

keparahan ketergantungan narkoba berhubungan erat dengan tingkat

keparahan malnutrisi.

Masalah gizi yang dialami pasien ketergantungan narkoba disebabkan

oleh penurunan nafsu makan selama masa pengaruh obat dan ketika

pecandu mengalami gejala putus obat (withdrawal symptoms) yang berupa

kecemasan, kegelisahan, depresi, dan gejala psikis lainnya (Alifia 2008).

Apabila asupan makanan rendah dan berlangsung dalam jangka waktu yang

relatif panjang, seseorang akan mengalami defisiensi zat gizi yang berakibat

pada penurunan status gizi.

Penyelenggaraan makanan di Rehabilitasi bertujuan untuk memenuhi

kebutuhan para pecandu sehingga dibutuhkan penyusunan menu makanan

yang dapat meningkatkan selera makan residen untuk meningkatkan

kebutuhan fisiologisnya. Pentingnya penyelenggaraan makanan untuk

memenuhi kebutuhan pangan para pecandu. Daya terima menu makanan

dan tingkat kecukupan zat gizi menjadi hal yang penting untuk diperhatikan

sebagai upaya untuk memulihkan pecandu. Agar para pecandu cepat pulih

dan dapat kembali hidup normal. Tidak hanya psikologi mereka yang

menjadi lebih baik saat di Rehabilitasi tetapi fisik mereka pun bisa menjadi

Page 16: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

2

lebih baik dan sehat. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang daya terima dan tingkat konsumsi pecandu narkoba.

Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya terima,

tingkat kecukupan zat gizi dan status gizi pecandu narkoba di Rumah

Singgah PEKA dan YAKITA Bogor.

Tujuan Khusus

1. Mempelajari karakteristik contoh (umur, tingkat pendidikan, jenis

narkoba yang dipakai, lama pemakaian narkoba, alasan penggunaan

narkoba, dan riwayat penyakit).

2. Mempelajari daya terima contoh terhadap makanan yang disajikan di

Rumah Singgah PEKA dan YAKITA meliputi warna, aroma, rasa,

tekstur, bentuk.

3. Mempelajari tingkat kecukupan zat gizi dan status gizi

4. Menganalisis hubungan antara daya terima contoh terhadap tingkat

kecukupan zat gizi makanan di PEKA dan YAKITA

Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi lebih untuk

penyelenggaraan makanan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA serta

panti rehabilitasi lainnya agar dapat memperhatikan asupan makanan kepada

para pencandu, tidak hanya memperhatikan psikologisnya.

KERANGKA PEMIKIRAN

Makanan residen yang tinggal di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA berasal dari makanan yang disediakan oleh rehabilitasi melalui

penyelenggaraan makanan dan makanan yang didapat dari luar rehabilitasi.

Pihak rehabilitasi harus menyediakan makanan yang dapat memenuhi

kebutuhan energi dan zat gizi residen melalui penyelenggaraan makanan.

Hal ini bertujuan untuk mendukung pemulihan residen dari ketergantungan

terhadap narkoba. Penyelenggaraan makanan yang baik dalam segi kualitas

dan kuantitas akan menghasilkan makanan yang berkualitas dan dapat

memenuhi kebutuhan gizi masing-masing residen di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA.

Menu adalah susunan hidangan yang terdiri dari satu atau beberapa

macam hidangan yang disajikan untuk seseorang atau kelompok orang pada

Page 17: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

3

waktu makan pagi, siang, atau malam serta makanan selingan (Uripi 2010).

Daya terima terhadap menu makanan dapat dipengaruhi oleh usia, jenis

narkoba, alasan pemakaian narkoba, lama pemakaian narkoba dan riwayat

penyakit. Daya terima terhadap makanan juga dapat mempengaruhi

konsumsi pangan residen. Konsumsi pangan residen selama di rumah

singgah PEKA dan YAKITA di bagi menjadi dua yaitu, konsumsi dari

dalam rumah singgah PEKA dan YAKITA atau yang disediakan oleh rumah

singgah PEKA dan YAKITA dan konsumsi dari luar rumah singgah PEKA

dan YAKITA.

Konsumsi berkaitan erat dengan asupan energi dan zat gizi yang

dibutuhkan oleh residen. Tingkat kecukupan energi dan zat gizi makan

sehari dapat berhubungan dengan status gizi residen. Tingkat kecukupan

makanan residen bisa diketahui dengan menghitung menggunakan rumus

yang ada.

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan pangan di dalam tubuh (Riyadi 2006).

Konsumsi pangan dapat mempengaruhi status gizi seseorang. Konsumsi zat

gizi yang cukup sesuai dengan angka kecukupan gizi yang dianjurkan akan

mengakibatkan status gizi yang baik pada seseorang.

Keterangan :

Variable yang di teliti

Hubungan yang di teliti

Konsumsi makanan

Data karakteristik :

umur,

pendidikan,

jenis narkoba,

alasan pemakaian

narkoba,

lama pemakaian

narkoba

Tingkat kecukupan

Daya terima makanan

Status gizi

Konsumsi makanan dari luar rehabilitasi

Konsumsi makanan dari dalam rehabilitasi

Penyelenggaraan makanan

Menu makanan

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Page 18: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

4

METODE PENELITIAN

Desain,Waktu dan Tempat Pengamatan

Penelitian ini merupakan studi cross sectional. Penelitian dilakukan

di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA Bogor. Pengumpulan data

dilakukan selama satu bulan, pada bulan Oktober 2013. Pemilihan lokasi

dilakukan secara purposive, dengan pertimbangan bahwa Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA Bogor adalah tempat rehabilitasi swasta yang

memberikan kemudahan akses untuk melakukan penelitian, serta lokasi

yang mudah dijangkau.

Jumlah dan Pengambilan Contoh

Populasi adalah pecandu narkoba di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA Bogor. Jumlah contoh sebanyak 30 pecandu, terdiri dari 17 orang

di Rumah Singgah PEKA dan 13 orang di YAKITA. Semua contoh berjenis

kelamin laki-laki yang sudah tinggal minimal seminggu, dalam keadaan

sadar, serta sehat dan bersedia diwawancarai untuk dijadikan contoh.

Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder.

Jenis dan cara pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel 1. Data primer

meliputi karakteristik contoh, daya terima, konsumsi pangan (pengamatan

langsung pada setiap waktu makan dan food recall), dan data antropometri.

Data sekunder yang dikumpulkan meliputi keadaan umum tempat penelitian

serta menu makanan yang disediakan rehabilitasi.

Berat badan adalah massa tubuh dalam satuan kilogram yang

ditimbang menggunakan timbangan bathroom scale dengan kapasitas 130

kg dan ketelitian 1 kg. Kemudian pengukuran tinggi badan (cm) dilakukan

dengan menggunakan microtoise dengan ketelitian 0.1 cm.

Data konsumsi pangan diketahui dengan melalui metode pengamatan

langsung dan food recall. Metode pengamatan langsung digunakan untuk

mengetahui data konsumsi pangan residen di dalam rehabilitasi dan metode

food recall dipilih untuk mengetahui data konsumsi pangan residen di luar

rehabilitasi.

Page 19: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

5

Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data

No. Jenis Data Variable Instrumen

1. Karakteristik

Contoh

Umur, pendidikan, jenis

narkoba, alasan penggunaan

narkoba, lama pemakaian

narkoba, riwayat penyakit

Memberikan kuisioner

2. Menu Makanan Jenis bahan pangan Wawancara

3. Daya Terima Kesukaan terhadap

makanan yang disediakan

didalam rehabilitasi

Memberikan kuisioner dan

wawancara

4. Konsumsi

Pangan

Jumlah (porsi awal dan sisa

makanan), jenis makanan.

Pengamatan langsung pada

setiap waktu makan (untuk

konsumsi didalam

rehabilitasi) dan food recall

(untuk konsumsi dari luar

rehabilitasi)

5. Data

Antropometri

Berat badan (BB) dan

Tinggi badan (TB)

Penimbangan berat badan

menggunakan timbangan

bathroom scale dan

pengukuran tinggi badan

menggunakan microtoise.

Pengolahan dan Analisis Data

Tahapan pengolahan data dimulai dari entry, coding, editing,

cleaning dan analisis. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

Microsoft Excel 2010 dan dianalisis dengan menggunakan SPSS version

16.0 for windows.

Data karakteristik contoh yang meliputi usia, pendidikan, jenis

narkoba yang digunakan, alasan menggunakan narkoba, lama pemakaian

narkoba dan riwayat penyakit diolah secara deskriptif. Penilaian daya terima

terhadap makanan yang disediakan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA

di uji dengan uji hedonik skala verbal dengan menyanyakan penilaian

indrawi terhadap atribut makanan. Atribut makanan yaitu warna, aroma,

tekstur, bentuk dan rasa. Penilaian tingkat kesukaan masing-masing atribut

makanan diukur dengan tiga skala, yaitu suka, biasa, dan tidak suka. Setiap

jawaban pertanyaan jika menjawab tidak suka mendapatkan skor 1, jika

menjawab biasa mendapatkan skor 2, jika menjawab suka mendapat skor 3

(Hardinsyah et al. 1989).

Data konsumsi pangan dihitung dengan menggunakan metode

pengamatan langsung terhadap porsi awal, jumlah makanan sisa dan jumlah

yang dikonsumsi. Data konsumsi pangan dikonversikan menjadi energi,

protein, lemak, karbohidrat menggunakan DKBM dan vitamin B2

menggunakan nutrisurvey. Tingkat kecukupan zat gizi diperoleh dengan

rumus (Hardinsyah & Briawan 2002) :

TKGi =Ki

TKGi x 100 %

Page 20: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

6

TKGi = Tingkat Kecukupan energi dan zat gizi i

Ki = Konsumsi sumber energi dan zat gizi i

AKGi = Angka kecukupan zat gizi I yang dianjurkan

Tingkat kecukupan sumber energi dan protein dikategorikan menjadi

lima yaitu :

1. Defisit tingkat berat (<70%)

2. Defisit tingkat sedang (70-79%)

3. Defisit tingkat ringan (80-89%)

4. Normal (90-119%)

5. Kelebihan (>120%) (Depkes 1996)

Tingkat kecukupan lemak dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1. Kurang (<20 %)

2. Baik (20-30 %)

3. Lebih (>30 %) (IOM 2005)

Tingkat kecukupan karbohidrat dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1. Kurang (<45 %)

2. Baik (45-65 %)

3. Lebih (>65 %) (IOM 2005)

Sedangkan untuk tingkat kecukupan vitamin B2 dikategorikan

menjadi dua yaitu :

1. Kurang (<77%)

2. Cukup (> 77%) (Gibson 2005)

Data status gizi diperoleh dengan melakukan penimbangan berat

badan (kg) menggunakan timbangan bathroom scale. Kemudian

pengukuran tinggi badan (cm) dilakukan dengan menggunakan microtoise

dengan ketelitian 0.1 cm. Menurut Almatsier (2006), Pengukuran status gizi

pecandu menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) sebagai berikut:

Keterangan

BB : Berat Badan (Kg)

TB : Tinggi Badan (cm)

Penentuan status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) dapat

dilihat pada Tabel 2

Tabel 2 Status gizi menurut WHO (2007)

Nilai IMT (kg/m2) Status Gizi

< 18,5 Kurus

18,5-24,9 Normal

25,0-29,9 Gizi Lebih

30,0-39,9 Obese

> 40 Sangat Obese

Analisis data yang digunakan pada penelitian ini uji Spearman. Uji

Spearman digunakan untuk menghubungkan daya terima dan tingkat

kecukupan energi dan zat gizi.

IMT =BB

TB2

Page 21: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

7

Tabel 3 Pengelompokan karakteristik contoh

No Variable Indikator

1. Karakteristik

Umur a. Remaja (<20 tahun)

b. Dewasa muda (20-40 tahun)

c. Dewasa madya (41-60 tahun)

Jenis kelamin a. Laki-laki

pendidikan a. a. Tidak Sekolah/ Tidak Tamat Sekolah

b. b. Sd d. Sma

c. c. Smp e. Perguruan Tinggi

2. Jenis narkoba yang

digunakan

a. a. Ganja f. Putaw

b. b. Inhalants g. Cocain

c. c. Shabu-Shabu h. Alkohol

d. d. Extacy i . H5

e. e. Depressant

3. Alasan penggunaan

narkoba

a. a. Coba-coba d. Stress dan ada masalah

b. b. Pengaruh teman e. Nikmat, kebutuhan

c. c. Penyemangat kerja

4. Lama pemakaian

narkoba

a. a. 3-6 bulan c. 1- 3 tahun

b. b. 6- 12 bulan d. Diatas 3 tahun

5. Riwayat penyakit a. Hiv/Aids g. Asam Urat

b. Hepatitis C h. Alergi

c. Asma i. Hernia

d. Pneumonia j. Lebih dari 1

e. Diabetes k. Sehat

f. Hipertensi

Definisi Operasional

Residen adalah pecandu narkoba yang sedang menjalani masa pemulihan di

Rumah Singgah PEKA dan YAKITA.

Riwayat penyakit adalah penyakit yang sedang atau pernah diderita oleh

residen

Penyelenggaraan makanan adalah proses meliputi perencanaan menu,

persiapan, pengolahan, penyajian dan distribusi makanan untuk

mengetahui menu makanan, waktu makan, jenis makanan dan

jumlah makanan.

Menu makanan adalah hidangan makanan yang disajikan atau dihidangkan

oleh pihak rehabilitasi.

Daya terima adalah penilaian inderawi residen terhadap atribut makanan.

Atribut makanan tersebut meliputi warna, aroma, tekstur, bentuk

dan rasa.

Konsumsi adalah jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi oleh residen

yang berasal dari dalam maupun dari luar Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA yang diperoleh dari pengamatan langsung

dan merecall selama 3x24jam.

Makanan dari dalam rehabilitasi adalah makanan dan minuman yang

disediakan oleh rehabilitasi.

Page 22: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

8

Makanan dari luar rehabilitasi adalah makanan dan minuman selain yang

disediakan oleh rehabilitasi, bisa berasal dari pemberian

keluarga atau jajan sendiri.

Angka kecukupan energi dan zat gizi lain ( protein, lemak, kharbohidrat,

dan vitamin B2) adalah jumlah energi dan zat gizi lain ( protein,

lemak, kharbohidrat, dan vitamin B2) rata-rata yang dianjurkan

untuk dikonsumsi agar hidup sehat setiap hari bagi semua

populasi menurut kelompok umur, jenis kelamin, dan kondisi

fisiologis agar tercegah dari kekurangan atau defisiensi dan

kelebihan zat gizi.

Tingkat kecukupan adalah total konsumsi makanan yang berasal dari

dalam dan luar Rumah Singgah PEKA dan YAKITA dibagi

dengan kebutuhan gizi dikali dengan 100%.

Energi dan Zat Gizi adalah energi dan zat gizi yang terkandung dalam

makanan yang sangat penting bagi kehidupan, dalam penelitian

ini zat gizi yang dimaksud adalah protein,lemak, karbohidrat,

dan vitamin B2.

Status gizi adalah keadaan fisik residen yang diakibatkan oleh konsumsi,

penyerapan dan penggunaan zat gizi oleh tubuh dengan

pengukuran antropometri dan ditentukan dengan indeks massa

tubuh berdasarkan klasifikasi WHO 2007. Indeks Massa Tubuh

(IMT) adalah rasio berat badan (kg) dengan kuadrat tinggi badan

(m) residen.

Narkoba adalah zat kimia yang dikonsumsi oleh residen yang dapat

mengubah keadaan psikologi residen seperti perasaan, pikiran,

suasana hati serta perilaku.

Rehabilitasi adalah tempat untuk kegiatan pemulihan dan pengembangan

fisik, mental, sosial dan agama.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Rumah Singgah PEKA

Perkumpulan Komunitas Pemulihan Adiksi atau Rumah Singgah

PEKA adalah organisasi non-profit yang didirikan pada tahun 2010 yang

beralamat di jalan Cifor no 50, Sindang Barang Jero – Kampung Pilar 1

Bogor 16117. Visi dan Misi Rumah Singgah PEKA, Visi : Layanan

komprehensif yang sesuai bagi komunitas pengguna NAPZA dan

berlandaskan Hak Asasi Manusia. Misi : 1. Membangun kualitas layanan

bagi komunitas pengguna NAPZA, 2. Memperjuangkan terpenuhinya hak

asasi manusia pada komunitas pengguna NAPZA, 3. Meningkatkan taraf

hidup anggota perkumpulan dan komunitas pengguna NAPZA.

Page 23: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

9

Wadah ini berawal dari orang-orang yang memiliki latar belakang

ketergantungan NAPZA sebelumnya dan telah lepas ketergantungan yang

kemudian akan berfokus untuk melakukan kegiatan kegiatan pencegahan,

pendidikan, pengembangan, pemulihan dan paska perawatan adiksi dengan

memberikan layanan yang tepat sasaran dan layak sesuai kebutuhan dari

fakta yang ada. Seluruh staff Rumah Singgah PEKA memiliki latar

belakang ketergantungan NAPZA yang serupa dan dibantu oleh psikolog

professional dalam memberikan layanan kepada kelompok sasaran yaitu

populasi marginal komunitas ketergantungan NAPZA, warga binaan

Lembaga Permasyarakatan, orang yang terinfeksi HIV, Hepatitis C dan

Tuberculosis.

Program layanan yang dimiliki Rumah Singgah PEKA: A.

Konseling : Setiap residen mendapatkan layanan konseling individual baik

dengan konselor adiksi maupun dengan psikolog yanga ada di Rumah

Singgah PEKA. B. Pemeriksaaan psikologis : Setiap residen yang datang ke

Rumah Singgah PEKA akan ditest psikologis untuk mengetahui minat,

bakat dan program yang sesuai dengan kebutuhannya. C. Pembekalan

keterampilan hidup : Penyelesaian masalah, menentukan tujuan, dan

mempertahankan pemulihan. D. Kegiatan sosial atau relawan : Kegiatan

sosial dengan mengunjungi panti jompo dan lembaga permasyarakatan

didaerah Bogor, kegiatan ini menjadi kegiatan rutin di Rumah Singgah

PEKA setiap hari kamis disetiap minggnya. E. Kegiatan vocational :

Kegiatan vocational yang dibentuk berdasarkan minat dari residen. Di

Rumah Singgah PEKA memiliki kegiatan vocational seperti, laundry,

bengkel, warnet dan warung ayam bakar. Bertujuan untuk membangun

mental dalam melakukan pekerjaan.

Yayasan Harapan Permata Hati Kita (YAKITA)

Yayasan Harapan Permata Hati Kita, sebuah pusat pemulihan dan

komunitas, dikenal sebagai Yayasan Kita, atau YAKITA adalah organisasi

nirlaba berbasis komunitas yang didirikan pada bulan Mei 1999 oleh

keluarga dan pecandu dalam pemulihan sebagai respons terhadap epidemi

penggunaan, penyalahgunaan dan adiksi narkoba di Indonesia dan masalah

terkait seperti HIV dan AIDS. Visi dan Misi YAKITA, Visi : YAKITA

menjadi pusat layanan rujukan terbaik, mengembangkan standar program

terkait masalah penanggulangan narkoba dan isu terkait lainnya dengan

basis komunitas yang komprehensif. Misi : Meningkatkan kualitas

kehidupan dengan dan bekerja menanggulangi penggunaan,

penyalahgunaaan dan adiksi narkoba serta masalah terkait melalui

penyediaan layanan, penguatan masyarakat dan peningkatan kapasitas

lembaga-lembaga terkait.

Bermula dari tempat rehabilitasi narkoba YAKITA di Ciawi, Bogor,

YAKITA terus berkembang. Kini YAKITA ada di 8 propinsi di Indonesia,

dari Aceh hingga Papua, ditambah dengan panti pemulihan/rehabilitasi di

Medan dimana YAKITA bekerjasama dengan komunitas lokal. YAKITA

mempunyai banyak program yang dilakukan : 1. Program Detoxifikasi, 2.

Page 24: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

10

Program Dasar Pemulihan, 3. Program Tranning Peer Counseling, 4.

Program Intervensi Relapse, 5. Konsultasi, 6. Aftercare, 7. Program 12

langkah, 8. Group Dukungan HIV AIDS.

YAKITA mempunyai lima bangunan utama, yang pertama diberi

nama Yudistira yang digunakan sebagai tempat detoxsifikasi para residen

yang baru masuk YAKITA. Bangunan kedua Arjuna yang digunakan untuk

proses pemulihan setelah detoxsifikasi, bangunan ketiga Bima yang

digunakan untuk staff in training dan peer training. Bangunan keempat

Bhisma yang biasa digunakan sebagai aula untuk berbagai macam acara.

Bangunan terakhir yaitu kantor administrasi. YAKITA memiliki berbagai

fasilitas, misalnya fitness center, lapangan basket, lapangan sepakbola dan

mushola.

Karakteristik Contoh

Contoh dalam penelitian ini adalah laki-laki yang sedang menjalani

rehabilitasi ketergantungan narkoba di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA

yang disebut dengan residen. Residen yang menjadi sampel di penelitian ini

sebanyak 30 orang dari dua tempat yang berbeda di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA.

Usia residen yang menjalani rehabilitasi di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA terdiri dari remaja, dewasa muda, dan dewasa madya.

Menurut Hurlock (2001), dewasa muda dimulai pada usia 20-40 tahun,

dewasa madya dimulai pada usia 41-60 tahun, dan dewasa lanjut dimulai

pada usia 61 tahun hingga kematian. Sebagian besar residen berusia 20-40

tahun yang tergolong dewasa muda. Tingkat pendidikan residen di

YAKITA sebagaian besar sudah tamat perguruan tinggi (53.8%), dan

(36,2%) tersebar di tamatan SMP dan SMA. Tingkat pendidikan residen di

PEKA sebagian besar sudah tamat SMA (52.9 %). Jenis narkoba yang pernah digunakan residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA sebagian besar menggunakan putaw dengan presentase

94.1% di PEKA dan 30.8 % di YAKITA. Alasan penggunaaan narkoba

yang diungkapkan residen di YAKITA sebagian besar pada awalnya coba-

coba (69.2%) dan juga nikmat atau kebutuhan (30.8%). Sedangkan di

Rumah Singgah PEKA sebagian besar residen mengungkapkan alasan

memakai narkoba karena nikmat atau kebutuhan dengan presentase 52.9%.

Hal ini sesuai dengan Buntje dalam Yurliani (2007) yang menyebutkan

adanya faktor individu (kepribadian, rasa ingin tahu, usia, dorongan

kenikmatan) dan faktor lingkungan (ketidakharmonisan keluarga,

pekerjaaan, social ekonomi, dan pengaruh teman) yang menyebabkan

seseorang mengkonsumsi narkoba.

Lama pemakaian narkoba para residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA rata-rata di atas tiga tahun dengan persentase (76.5%) dan (61.5%).

Residen yang memiliki riwayat penyakit di Rumah Singgah PEKA residen

yang memiliki riwayat penyakit sebesar (88.2%) dan yang tidak memiliki

riwayatnya penyakit (11.8%), sedangkan di YAKITA sebanyak (61,5%) dan

yang tidak memiliki riwayat penyakit sebanyak (38.5%).

Page 25: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

11

Dilihat dari riwayat penyakit yang diderita para residen sebagian

besar menderita HIV/AIDS dan hepatitis c, hal ini bisa disebabkan karena

para residen pernah menggunakan narkoba jenis putaw yang cara

penggunaannya menggunakan jarum suntik. Seluruh data karakteristik

residen dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Sebaran contoh berdasarkan karakteristik contoh

Karakteristik Residen YAKITA PEKA

n % n %

Usia

Remaja (<20) 0 0 1 5.9

Dewasa muda (20-40) 12 92.3 13 76.5

Dewasa Madya (41-60) 1 7.7 3 17.6

Total 13 100 17 100

Pendidikan

Tidak Sekolah 0 0 1 5.9

SD 0 0 0 0

SMP 2 15.4 2 11.8

SMA 4 30.8 9 52.9

PT 7 53.8 5 29.4

Total 13 100 17 100

Jenis Narkoba

Ganja 4 30.8 6 35.3

Shabu-shabu 3 23.1 5 29.4

Extacy 1 7.7 3 17.6

Depressant 2 15.4 1 5.9

Putaw 4 30.8 16 94.1

Alkohol 1 7.7 0 0

H5 1 7.7 0 0

Alasan Pemakaian

Coba-coba 9 69.2 8 47.1

Pengaruh teman 3 23.1 7 41.2

Penyemangat Kerja 2 15.4 3 17.6

Stress dan ada masalah 0 0 2 11.8

Nikmat, kebutuhan 4 30.8 9 52.9

Lama Pemakaian

3-6 bulan 3 23.1 0 0

6-12 bulan 1 7.7 2 11.8

1-3 tahun 1 7.7 2 11.8

diatas 3 tahun 8 61.5 13 76.5

Total 13 100 17 100

Riwayat Penyakit

HIV/AIDS 0 0 8 47.1

Hepatitis C 3 23.1 7 41.2

Asma 1 7.7 3 17.6

Diabetes 1 7.7 0 0

Hipertensi 1 7.7 0 0

Asma Urat 1 7.7 1 5.9

Alergi 4 30.8 2 11.8

Hernia 0 0 1 5.9

Sehat 5 38.5 2 11.8

Page 26: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

12

Penyelenggaraan Makanan

Penyelenggaraan makan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA

memiliki penyelenggaraan makanan yang berbeda. Rumah Singgah PEKA

dikelola oleh pihak rumah singgah sendiri, sedangkan YAKITA diserahkan

kepada pihak katering. Menurut Del Rosso (1999) berdasarkan cara

persiapan dan pengolahan makanan, pola penyelenggaraan makanan

disekolah terdiri dari lima pola yaitu (a) pola on-site meal preparation-

donated food yaitu pola penyelenggaraan makanan di sekolah yang

persiapan dan pengolahan menunya dilakukan di dapur sekolah dengan

bahan baku yang berasal dari sponsor, (b) pola on-site meal preparation-

local food yaitu pola penyelenggaraan makan di sekolah yang persiapan dan

pengolahan menunya dilakukan di dapur sekolah dengan bahan baku pangan

local, (c) pola off-site prepared meal/snack-private sector participation

yaitu pola penyelenggaraan makan di sekolah yang bekerjasama dengan

swasta/katering dalam penyedian makanannya, (d) pola on-site prepared

meal/ snack-local food vendors yaitu pola penyelenggaraan makan di

sekolah yang bekerjasama dengan usaha jasa boga lokal/ pedagang mkanan,

dan (e) pola take-home coupons or cash or food in bulk yaitu pola

penyelenggaraan makan di sekolah yang menggunakan kupon atau

diberikan uang tunai atau bahan baku.

Rumah Singgah PEKA dan YAKITA mengunakan pola on-site meal

preparation-local food. Menurut Del Rosso (1999) pola on-site meal

preparation-local food memerlukan jumlah dan kualifikasi sarana dan

prasarana serta tenaga kerja yang tidak terlalu besar dan spesifik. Waktu

yang dibutuhkan untuk pengolahan sampai disajikan cukup singkat karena

tidak ada proses pengiriman. Bahan baku yang digunakan berasal dari

pangan lokal sehingga variasi menu sangat tergantung dengan ketersedian

bahan pangan tersebut. Kelemahan pola ini adalah pengontrolan kualitas

menu masih lemah dan tidak adanya ahli gizi.

Rumah Singgah PEKA, seluruh tahapan penyelenggaraan makanan

diakukan di dalam lingkungan rumah singgah. Rumah Singgah PEKA

memiliki dapur yang berada di dalam rumah singgah. Proses perencanaan

menu, persiapan dan pengolahan serta penyajian makanan dilakukan di

dapur. Proses penyajian makanan, setiap residen mengambil makanan di

tempat yang sudah disediakan. Namun, tidak terdapat ruang khusus untuk

makan. Setiap residen setelah selesai makan mencuci alat makan masing-

masing di tempat pencucian peralatan yang berbarengan dengan tempat cuci

tangan.

Pengolahan makanan di Rumah Singgah PEKA dilakukan oleh

seorang residen yang setiap harinya bertugas memasak. Setiap pagi hari

residen tersebut selalu berbelanja ke pasar. Menu yang disajikan selalu

melihat bahan makanan yang ada dipasar. Persiapan bahan makanan

dilakukan sekali pada pagi hari, mulai dari dibersihkan serta dipotong-

potong semua bahan makanan. Dilakukan untuk mempermudah pada saat

pengolahan makan siang dan makan malam.

Rumah Singgah PEKA menyediakan makan tiga kali sehari, makan

pagi, makan siang dan makan malam. Proses makan pagi dilakukan pukul

Page 27: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

13

08.30-09.30, makan siang dilakukan pada pukul 12.30-13.30, dan makan

malam pada pukul 18.00-19.00.

Penyelenggaraan makanan di YAKITA berbeda dengan di Rumah

Singgah PEKA. Pada YAKITA proses perencanaan menu, persiapan dan

pengolahan serta penyajian dan distribusi makanan dilakukan oleh pihak

katering. Proses penyajian dan distribusi dilakukan dengan metode

sentralisasi oleh pihak katering, kemudian diantarkan langsung ke ruang

makan, sehingga para residen dapat langsung menyantap makanan. Sama

halnya dengan para residen di rumah singgah PEKA, residen di YAKITA

pun mencuci peralatan makan mereka sendiri di tempat pencucian peralatan

yang bersamaan dengan tempat cuci tangan.

Pengolahan makanan di YAKITA dilakukan oleh katering. Setiap

harinya petugas katering selalu berbelanja ke pasar. Menu yang disajikan

biasanya sudah direncanakan semalam sebelumnya tetapi bisa juga melihat

bahan makanan yang ada dipasar. Persiapan bahan makanan dilakukan

sekali pada pagi hari, mulai dari dibersihkan serta dipotong-potong semua

bahan makanan. Dilakukan untuk mempermudah pada saat pengolahan

makan siang, selingan dan makan malam.

Terdapat empat kali waktu makan di YAKITA dalam sehari, makan

pagi, makan siang, selingan dan makan malam. Distribusi makan pagi

dilakukan pada pukul 07.00 dan waktu makan pagi dilakukan pada pukul

08.00-09.00. proses distribusi makan siang dilakukan pada pukul 11.30 dan

residen mulai makan siang pada pukul 12.00-13.00. Selingan didistribusikan

pada pukul 15.00. dan makan malam didistribusikan pada pukul 17.00 dan

residen mulai makan malam pukul 18.00-19.00.

Berdasarkan hasil pengamatan langsung, pelaksanaan pola

penyelenggaraan makanan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA masih

ditemukan kekurangan. Hal tersebut antara lain tidak adanya pengawasan

secara langsung terhadap sanitasi dan hygiene proses pengolahan makanan.

Kualitas Menu Makanan

Menu adalah susunan hidangan yang terdiri dari satu atau beberapa

macam hidangan yang disajikan untuk seseorang atau kelompok orang pada

waktu makan pagi, siang, atau malam serta makanan selingan (Uripi, 2010).

Menurut Uripi (2010), menu terbagi dua jenis yaitu menu pilihan dan

menu non pilihan. Menu pilihan merupakan menu yang dinginkan atau

ditentukan oleh konsumen, dengan cara: pilihan jenis makanan, dan

konsumen dapat memilih hidangan makanan. Menu non pilihan adalah

menu yang tidak bisa dirancang atau ditentukan oleh konsumen. Dalam hal

ini, konsumen tidak mempunyai kesempatan untuk memilih menu hidangan

yang akan disajikan karena sudah ditentukan oleh institusi yang

bersangkutan.

Pedoman gizi seimbang merupakan pengganti dari 4 sehat 5 sempurna,

yang sudah dianggap tak lagi sesuai dengan perkembangan iptek gizi.

Tumpeng gizi seimbang (TGS) merupakan bagian dari pedoman gizi

seimbang. Tumpeng gizi seimbang terdiri dari potongan-potongan yang

Page 28: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

14

dialasi oleh air putih, kebutuhan air putih untuk tubuh minimal 2 liter (8

gelas) sehari. Golongan diatasnya adalah golongan makanan pokok

(karbohidrat), golongan ini dianjurkan sehari dikonsumsi 3-8 porsi.

Kemudian terdapat golongan sayur dan buah, setiap harinya sayur baik

dikonsumsi 3-5 porsi dan buah sebanyak 2-3 porsi. Selanjutnya ada

golongan protein dan kacang-kacangan serta hasil olahannya, keduanya baik

dikonsumsi 2-3 porsi sehari. Terakhir pada puncak tumpeng terdapat

gula,garam dan minyak dianjurkan dikonsumsi seperlunya (Kurniasih, et al

2010)

Menu makanan yang disajikan rumah singgah PEKA selama tiga hari

penelitian belum sesuai dengan tumpeng gizi seimbang. Hal ini dikarenakan

menu diketiga harinya tidak terdapat buah sama sekali, untuk porsi sayur

pun masih kurang karena ada pada satu hari menu makannya tanpa sayur.

Dan untuk protein seperti daging, telur dan ikan pun masih sangat kurang,

begitu pula pada kacang-kacangan dan hasil olahannya. Hal ini mungkin

disebabkan oleh keterbatasan dana untuk pembelian bahan makanan.

Menu makanan yang disajikan di YAKITA selama tiga hari

penelitian sudah sesuai dengan tumpeng gizi seimbang. Menu yang

disediakan memenuhi kebutuhan yang dianjurkan seperti setiap harinya ada

dua porsi buah yang disediakan, serta protein hewani sebanyak dua porsi

dan protein nabati pun dua porsi. Untuk sayuran sudah disediakan dua porsi

biasanya pada makan siang dan makan malam. Para residen pun harus

memiliki pola hidup sehat dengan olahraga yang teratur, menjaga

kebersihan dan selalu pantau berat badan. Agar proses pemulihan dapat

berjalan dengan cepat. Menu makanan di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA dapat dilihat pada Lampiran 1.

Referensi menu makanan untuk pecandu narkoba didapatkan dari

Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor (RSMM). Pada rumah sakit

tersebut terdapat siklus menu 10 hari yang diberikan kepada pecandu yang

menjalani rehabilitasi. Para pecandu di RSMM biasanya diberi diet tinggi

kalori dan tinggi protein (TKTP), bila ada pecandu yang memiliki

komplikasi dengan penyakit maka makanan yang diberikan disesuaikan

dengan diet yang dianjurkan oleh dokter. Dilihat dari pola menu yang

diberikan oleh RSMM sudah sangat sesuai dengan tumpeng gizi seimbang.

Terdapat perbedaan menu yang diberikan oleh Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA dengan menu yang terdapat di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki

Mahdi Bogor. Salah satunya adalah di Rumah Singgah PEKA tidak terdapat

selingan dan buah disetiap harinya, sedangkan di RSMM terdapat dua kali

selingan dan dua kali buah setiap harinya. YAKITA sudah cukup baik

dengan memberikan satu kali selingan dan buah pada setiap harinya. Pola

menu dan siklus menu di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

terdapat pada Lampiran 2 dan 3.

Daya Terima Residen

Daya terima residen terhadap makanan di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA adalah tingkat atau derajat kesukaan residen terhadap

Page 29: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

15

makanan yang disajikan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA. Daya

terima residen terhadap makanan merupakan gambaran penilaian residen

terhadap lima atribut makanan. Atribut makanan yang dinilai meliputi warna,

aroma, tekstur, bentuk dan rasa. Penilaian daya terima dilakukan selama tiga

hari. Sebaran katagori daya terima residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA ditampilkan dalam Tabel 5.

Tabel 5 Katagori Daya Terima Residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA

Kategori

PEKA YAKITA

Makan

pagi

Makan

siang

Makan

malam

Makan

Pagi

Selingan Makan

Siang

Makan

Malam

n % n % n % n % n % n % n %

Rendah 1 5.9 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Sedang 5 29.4 6 35.3 6 17.6 7 53.8 1 7.7 4 35.3 2 15.4

Tinggi 11 64.7 11 64.7 11 82.4 6 46.2 12 92.3 9 64.7 11 84.6

Jumlah 17 100 17 100 17 100 13 100 13 100 13 100 13 100

Sebagian besar residen di Rumah Singgah PEKA memiliki daya

terima yang tinggi sebesar 82.4% , untuk makan siang dan makan pagi

sebesar 64.7% . Begitu pula dengan residen YAKITA, hampir seluruh

residen memiliki daya terima yang tinggi untuk selingan sebesar (92.3%).

Pada makan pagi lebih dari separuh (53.8%) memiliki daya terima sedang,

untuk makan siang dan makan malam residen memiliki daya terima yang

tinggi.

Tabel 6 Katagori Tingkat Kesukaan Residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA

Tingkat

Kesukaan

Warna Aroma Tekstur Bentuk Rasa

n % n % n % n % n %

PEKA

Tidak suka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biasa 5 29.4 5 29.4 5 29.4 5 29.4 6 35.3

Suka 12 70.6 12 70.6 12 70.6 12 70.6 11 64.7

Total 17 100 17 100 17 100 17 100 17 100

YAKITA

Tidak suka 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Biasa 7 53.8 7 53.8 5 38.5 6 46.2 5 38.5

Suka 6 46.2 6 46.2 8 61.5 7 53.8 8 61.3

Total 13 100 13 100 13 100 13 100 13 100

Bahan pangan yang enak, bergizi dan memiliki tekstur yang baik

tidak akan dikonsumsi jika memiliki warna yang tidak menarik atau

memberikan kesan telah menyimpang dari warna yang seharusnya (Winarno

1994). Berdasarkan tabel dapat dilihat di Rumah Singgah PEKA sebagian

besar residen (70.6%) menyatakan suka terhadap warna dari makanan yang

disajikan. Begitu pula pada residen di YAKITA lebih dari separuh (53.8%)

menyatakan suka terhadap makanan yang disajikan. Hal ini diduga karena

sebagian besar makanan menggunakan teknik frying, sehingga makanan

yang disajikan memiliki warna yang dapat membuat daya tarik residen

untuk mengkonsumsinya. Menurut Winarno (1994), warna makanan

memegang peranan utama dalam penampilan makanan karena merupakan

rangsangan pertama pada indra penglihatan. Warna makanan yang menarik

Page 30: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

16

dan tampak alamiah dapat meningkatkan cita rasa dan keinginan seseorang

untuk mengonsumsinya.

Aroma yang disebarkan oleh makanan merupakan daya tarik yang

sangat kuat dan mampu merangsang indra penciuman, sehingga

membangkitkan selera (Winarno 1994). Sama halnya dengan warna, aroma

pada makanan juga disukai sebagian besar residen (70.6%) di Rumah

Singgah PEKA. Pada residen YAKITA lebih dari separuh (53.8%)

menyukai aroma makanan yang disediakan. Selain komponen warna, aroma

juga merupakan komponen yang berpengaruh untuk meningkatkan daya

tarik seseorang untuk mengkonsumsi makanan tersebut.

Konsistensi atau tekstur makanan juga merupakan komponen yang

turut menentukan cita rasa makanan karena sensitifitas indera dipengaruhi

oleh konsistensi makanan (Winarno 1994). Para residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA sebagian besar (70.6%) dan (61.5%) menyatakan suka

terhadap tekstur makanan yang disajikan. Hal ini dikarenakan pada makanan

yang disajikan memiliki tingkat kematangan yang pas sehingga

menghasilkan tekstur yang pas bagi para residen. Bentuk merupakan

komponen yang penting dalam penyajian makanan. Para residen di Rumah

Singgah PEKA dan YAKITA menyatakan suka terhadap bentuk makanan

yang disajikan dengan presentase sebesar 70.6% dan 53.8%.

Rasa suatu makanan merupakan faktor yang turut menentukan daya

terima residen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti suhu maupun

interaksi dengan komponen rasa yang lain (Winarno 1994). Rasa makanan

merupakan faktor kedua yang menentukan cita rasa makanan setelah

penampilan makanan itu sendiri. Pada tabel 6 menunjukan, para residen di

Rumah Singgah PEKA dan YAKITA sebagian besar menyatakan suka

terhadap rasa yang makanan disajikan. Hal ini d pengaruhi dari sensitifitas

indra pengecap masing-masing residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA.

Penilaian residen terhadap makanan yang disediakan sangat terkait

dengan penerimaan residen terhadap makanan yang selanjutnya dapat

berpengaruh terhadap kemampuan mengkonsumsinya. Warna yang menarik,

aroma dan tekstur yang baik serta porsi yang tepat dapat meningkatkan

penilaian terhadap makanna, sehingga dapat membangkitkan selera. Selera

makan seseorang juga dapat ditingkatkan dengan mengupayakan rasa yang

enak pada setiap makanan yang disajikan. Namun, kondisi fisik yang lemah

juga dapat mempengaruhi kondisi psikis seseorang sehingga selera makan

berkurang. Kondisi fisik yang tidak selalu dalam keadaan sehat serta

pengaruh obat yang dikonsumsi, merupakan faktor yang dapat

mempengaruhi selera makan (Hartono 2006).

Tingkat Kecukupan Energi dan Zat Gizi

Konsumsi pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang

diperlukan tubuh setiap hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energi

dan zat gizi. Konsumsi pangan meliputi informasi mengenai jenis pangan

dan jumlah pangan yang dimakan seseorang atau kelompok orang

Page 31: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

17

(sekeluarga atau rumah tangga) pada waktu tertentu (Hardinsyah &

Martianto 1992). Rata-rata konsumsi residen menggambarkan konsumsi

harian, sedangkan menurut Hardinsyah dan Martianto (1992) untuk

mengetahui sejauh mana masalah konsumsi gizi, indikator yang dapat

digunakan adalah tingkat konsumsi gizi.

Tingkat Kecukupan Energi dan Protein

Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup,

menunjang pertumbuhan dan melalukan aktifitas fisik. Energi diperoleh dari

karbohidrat, lemak, dan protein yang ada didalam bahan makanan.

Kandungan karbohidrat, lemak, dan protein suatu bahan makanan

menentukan nilai energinya. Menurut Hardinsyah dan Tambunan (2004)

Angka Kecukupan Energi (AKE) adalah rata-rata tingkat konsumsi energi

dari pangan yang seimbang dengan pengeluaran energi pada kelompok

umur, jenis kelamin, ukuran tubuh (berat badan) dan tingkat kegiatan fisik

agar hidup sehat dan dapat melakukan kegiatan ekonomi dan sosial yang

diharapkan. Protein adalah zat gizi utama untuk mempertahankan

pertumbuhan dan struktur tubuh, tetapi protein adalah sumber yang miskin

untuk penyediaan energi dalam periode yang cepat untuk orang yang aktif

fisiknya (Depkes 2003).

Tingkat kecukupan energi didapat dari perbandingan total konsumsi

energi dan protein sehari dengan kebutuhan energi dan protein. Tabel 7

menunjukan tingkat kecukupan energi dan protein residen di YAKITA

berada pada kategori normal (69.2%) dan sisanya pada defisit tingkat ringan

(30.8%). Hal ini disebabkan oleh jumlah makanan yang dikonsumsinya

sudah baik dengan frekuensi makan tiga kali sehari dengan sekali selingan

di sore hari setiap harinya. Pada Rumah Singgah PEKA tingkat kecukupan

energi para residennya sebagian besar berada pada kategori defisit tingkat

sedang (47.1%), untuk tingkat kecukupan proteinnya sebagian besar berada

pada kategori defisit tingkat berat (64.7%). Hal ini dikarenakan jumlah

ketersediaan makanan yang disediakan tidak sesuai dengan kebutuhan para

residen. Frekuensi makan dan ketersediaan inilah yang membedakan dari

Rumah Singgah PEKA dan YAKITA. Pada penelitian Putri (2012) tingkat

kecukupan energi para residen di Badan Narkotika Nasional (BNN)

termasuk pada kategori normal dengan presentase (56.4%), tingkat

kecukupan protein di BNN para residen termasuk dalam katagori normal

(54.5 %) dengan jumlah residen sebanyak 54 orang. Hasil ini sama dengan

tingkat kecukupan residen di YAKITA.

Page 32: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

18

Tabel 7 Sebaran Tingkat Kecukupan Energi dan Protein Residen di

RumahSinggah PEKA danYAKITA

Tingkat Kecukupan YAKITA PEKA

Energi Protein Energi Protein

n % n % n % n %

Defisit tingkat berat 0 0 0 0 3 17.6 11 64.7

Defisit tingkat sedang 0 0 0 0 8 47.1 4 23.5

Defisit tingkat ringan 4 30.8 4 30.8 5 29.4 2 11.8

Normal 9 69.2 9 69.2 1 5.9 0 0

Total 13 100 13 100 17 100 17 100

Tingkat Kecukupan Lemak dan Karbohidrat

Lemak sebagai sumber asam lemak esensial yang diperlukan oleh

pertumbuhan, sebagai sumber suplai energi yang berkadar tinggi, dan

sebagai pengangkut vitamin yan larut dalam lemak (Suandi 2004). Nilai

energi lemak adalah 9 kkal (Almatsier 2003). Karbohidrat memegang

peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi

manusia dan hewan dan harganya relative murah. Produk yang dihasilkan

terutama gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke

seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Nilai energi karbohidrat adalah 4

kkal (Almatsier 2003).

Tabel 8 Sebaran Tingkat Kecukupan Lemak dan Karbohidrat Residen

di Rumah Singgah PEKA danYAKITA

Tingkat Kecukupan YAKITA PEKA

Lemak Karbohidrat Lemak Karbohidrat

n % n % n % n %

Kurang 1 7.7 0 0 17 100 1 5.9

Baik 12 92.3 9 69.2 0 0 15 88.2

Lebih 0 0 4 30.8 0 0 1 5.9

Total 13 100 13 100 17 100 17 100

Tingkat kecukupan lemak dan karbohidrat didapat dari lemak dan

karbohidrat yang dikonsumsi dikali empat untuk karbohidrat atau dikali

sembilan untuk lemak lalu dibagi kecukupan energi dan dikali 100%. Tabel

8 menunjukan tingkat kecukupan lemak dan karbohidrat residen di

YAKITA sudah baik dengan presentase (92.3%) untuk tingkat kecukupan

lemak yang dikonsumsi oleh residen dan untuk tingkat kecukupan

karbohidrat sebesar 62.9%. Hal ini disebabkan oleh makanan yang

dikonsumsi para residen di YAKITA sudah beragam. Pada resdien di

Rumah Singgah PEKA tingkat kecukupan lemak berada pada kategori

kurang (100%), hal ini dikarenakan tidak adanya makanan dengan

kandungan lemak tinggi. Tingkat kecukupan karbohidrat para residen

berada pada kategori baik (88.2%).

Page 33: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

19

Tingkat Kecukupan Vitamin B2

Vitamin B2 merupakan salah satu bagian dari vitamin B kompleks,

vitamin B2 ini banyak terkandung pada susu, gandum, daging sapi, telur,

salmon, daging ayam, keju, roti dan bayam. Vitamin B2 bermanfaat sebagai

antioksidan, antioksidan untuk melindungi dari radikal bebas. Akibat radikal

bebas segala macam senyawa gas tersebut masuk ke dalam tubuh dan

merusak pelan-pelan sel dan jaringan dalam tubuh. Akibatnya seperti otak

yang butuh banyak asupan oksigen, malah terasup banyak udara tidak bersih.

Sehingga stress pun timbul. Vitamin B2 juga memproduksi antibodi sebagai

mekanisme pertahanan tubuh melawan berbagai benda asing yang masuk ke

dalam tubuh.

Tabel 9 Sebaran Tingkat Kecukupan Vitamin B2 Residen di Rumah

Singgah PEKA danYAKITA

Tingkat Kecukupan YAKITA PEKA

Riboflavin Riboflavin

n % n %

Kurang 13 100 17 100

Cukup 0 0 0 0

Total 13 100 17 100

Tingkat kecukupan vitamin B2 para residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA berada pada kategori kurang (100%), hal ini

dikarenakan makanan yang disajikan masih kurang kandungan vitamin B2.

Dan sebagian besar residen di Rumah Singgah PEKA mempunyai riwayat

penyakit HIV/AIDS, ini yang harusnya diperhatikan karena vitamin B2

memproduksi antibodi yang dapat membantu untuk mempertahankan

kekebalan tuhuh para residennya.

STATUS GIZI

Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi,

penyerapan, dan penggunaan pangan di dalam tubuh (Riyadi 2006).

Menurut Supriasa (2001) beberapa cara pengukuran status gizi yaitu

pengukuran antropometri, klinik, dan biokimia dan biofisik. Pengukuran

klinik dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut dan

mukosa oral. Penilaian status gizi secara biokimia adalah pemeriksaan

specimen yang diuji secara laborik yang dilakukan pada darah, urine, tinja

dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Pemeriksaan biofisik

dilakukan dengan memperhatikan rambut, mata, lidah, tegangan otot dan

bagian tubuh lainnya.

Status gizi residen pada penelitian ini di Rumah Singgah PEKA

sebagian besar status gizi normal (64.7%), ada empat orang yang mengalami

gizi lebih (23.5%) dan dua orang dengan status gizi kurus (11.8%). Residen

di YAKITA memiliki status gizi normal dengan presentase 46.2%, residen

dengan status gizi lebih sebanyak empat orang (30.8%) dan yang berstatus

obese ada tiga orang (23.0%). Para residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA sudah memiliki status gizi yang baik, hal ini dikarenakan pada

Page 34: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

20

saat penelitian dilakukan para residen sudah tinggal di rehabilitasi selama

hampir 1 bulan, sehingga metabolism tubuh residen sudah kembali normal

tidak seperti saat menggunakan narkoba atau pada saat putus obat yang

menyebabkan menurnnya nafsu makan. Menurut hasil penelitian Putri

(2012) menunjukan status gizi para residen di BNN meningkat dari awal

residen masuk sampai waktu penelitian. Status gizi residen dalam keadaan

gizi baik dengan persentase (56.4%). Hasil ini menunjukan kesamaan status

gizi residen di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA dengan residen di BNN.

Tabel 10 Status gizi residen

Kategori Status Gizi YAKITA PEKA

n % n %

Kurus 0 0 2 11.8

Normal 6 46.2 11 64.7

Gizi Lebih 4 30.8 4 23.5

Obese 3 23.0 0 0

Sangat Obese 0 0 0 0

Total 13 100 17 100

Hubungan Antar Variable

Hubungan Daya Terima Dengan Tingkat Kecukupan Energi dan Zat

Gizi

Hubungan daya terima dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi

dilakukan dengan uji statistik spearman. Seluruh variable yang ada diuji

normalitas terlebih dahulu, setelah mendapatkan hasil uji normalitas

variable daya terima dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi diuji

dengan uji spearman. Hasil uji menunjukan tidak ada hubungan yang nyata

antara daya terima dengan tingkat kecukupan energi dan zat gizi (p<0.05).

dikarenakan di Rumah Singgah banyak residen yang mengalami defisit

tingkat berat.

Tabel 11 Hasil uji spearman

Variable Daya terima r p

Energi 0.36 0.850

Protein -0.16 0.933

Lemak -0.52 0.785

Karbohidrat 0.216 0.252

Vitamin B2 -0.145 0.443

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA dengan jumlah 30 orang. Residen di Rumah Singgah PEKA

dan YAKITA termasuk dalam kategori usia dewasa muda yaitu 20-40 tahun

Page 35: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

21

dan dewasa madya 41-60 tahun. Sebagian besar residen di YAKITA

menempuh pendidikan di perguruan tinggi (53.8%), lebih dari setengah

(52.9%) residen di Rumah Singgah PEKA menempuh pendidikan di SMA.

Narkoba yang paling banyak digunakan oleh residen di Rumah Singgah

PEKA dan YAKITA adalah putaw. Alasan penggunaan narkoba yang

diungkapkan oleh residen di YAKITA sebagian besar awalnya coba-coba

(69.2%), sebagian besar residen di Rumah Singgah PEKA mengungkapkan

alasan penggunan narkoba adalah nikmat dan kebutuhan (52.9%). Sebagian

besar residen di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA sudah mengunakan

narkoba diatas tiga tahun. Sebanyak 47.1% residen di Rumah Singgah

PEKA memiliki riwayat penyakit HIV/AIDS, sedangkan sebanyak 38.5%

residen di YAKITA memiliki kondisi yang sehat.

Daya terima makanan para residen di Rumah Singgah PEKA dan

YAKITA berada pada katagori tinggi untuk disetiap waktu makan. Katagori

tingkat kesukaan yang meliputi warna, aroma, tekstur, bentuk dan rasa

makanan di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA sebagian besar residen

berada pada katagori suka.

Tingkat kecukupan energi dan protein para residen di YAKITA

berada pada katagori normal, sedangkan tingkat kecukupan energi para

residen di Rumah Singgah PEKA berada pada katagori defisit tingkat

sedang dan untuk tingkat kecukupan protein residen di Rumah Singgah

PEKA berada pada katagori defisit tingkat berat. Tingkat kecukupan lemak

dan karbohidrat para residen di YAKITA berada pada kategori baik,

sedangkan tingkat kecukupan lemak residen di Rumah Singgah PEKA

seluruhnya berada pada katagori kurang dan tingkat kecukupan karbohidrat

para residen di Rumah Singgah PEKA berada pada katagori baik. Tingkat

kecukupan vitamin B2 di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA masih

sangat kurang dengan presentase 100%.

Status gizi residen di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA, sebagian

besar berada pada kategori normal. Hasil dari analisis uji spearman antara

daya terima dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi menunjukan tidak

adanya hubungan antara keduanya (p<0.05).

Saran

Penggunaan narkoba memiliki efek yang berbahaya bagi

penggunanya. Hal ini karena narkoba dapat merusak sistem dalam tubuh

salah satunya menurunkan imunitas dalam tubuh. Perlunya makanan yang

banyak mengandung vitamin B2 untuk para residen, jika masih belum

cukup diperlukan suplemen untuk para residen agar dapat menjaga imunitas

tubuh mereka khususnya suplemen vitamin B2. Petugas yang memasak di

rehabilitasi sebaiknya yang sudah memiliki pengalaman dalam bidang

memasak dan ahli gizi dibutuhkan untuk mengatur dan mengontrol

kebutuhan gizi para residen. Siklus menu sebaiknya dibuat agar dapat

menentukan menu apa yang akan disajikan dan juga dapat memenuhi

kebutuhan zat gizi para residen. Menu yang disajikan pun diharapkan lebih

Page 36: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

22

bervariasi untuk pemenuhan kebutuhan gizi para residen, agar tidak

menimbulkan kebosanan.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu B. 2012. Pecandu Narkoba.http://nasional.kompas.com. [8

November 2012]

Alifia U. 2008. Apa Itu Narkotika dan Napza. PT Bengawan Ilmu.

Semarang.

Almatsier. 2004. Penuntun Diet. Gramedia. Jakarta.

Almatsier. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama.

Jakarta.

Del Rosso JM. 1999. School feeding Programs: Improving Effectiveness

and Increasing The Benefit to Education. Oxford: University of

Oxford.

[Depkes] Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2003. Pedoman

Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Direktorat Bina Kesehatan

Masyarakat. Jakarta.

Hardinsyah & D. Martianto. 1992. Menaksir kecukupan Energi dan Protein

Serta Penilaian Menu Gizi Konsumsi Pangan. Wisari. Jakarta

_________ & Tambunan V. 2004. Kecukupan Energi, Protein, Lemak, dan

Serat Makanan. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VIII.

Jakarta.

_________ & D. Briawan. 2002. Penilaian dan Perencanaan Konsumsi

Pangan. Jurusan Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

_________ et al. 1989. Aspek Gizi dan Daya Terima Menu Makanan Pokok

Beragam Dalam Upaya Penyelenggaraan Konsumsi Pangan.

Laboratorium Gizi Masyarakat, Pusat Antar Universitas Pangan dan

Gizi,Institut Pertanian Gizi, Bogor.

Hurlock EB. 2001. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang

Rentang Kehidupan. Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga

[IOM] Institute of Medicine. 2005. Dietary Reference Intake for Energy,

Carbohydrate, Fiber, Fat, Fatty Acids, Cholesterol, Protein, and

Amino Acids. A Report of the Panel on Macronutrients,

Subcommittees on Upper Reference Levels of Nutrients and

Interpretation and Uses of Dietary Reference Intakes, and the

Standing Committee on the Scientific

Kurniasih Dedeh et al. 2010. Sehat & Bugar Berkat Gizi Seimbang,

Gramedia, Jakarta.

Kurniawan J. 2008. Arti Definisi & Pengertian Narkoba dan Golongan/Jenis

Narkoba Sebagai Zat Terlarang. http://juliuskurnia.wordpress.com/..

[8 November 2012].

Martono, dkk. 2006. Pencegahan dan Penanggulangan Penyalahgunaan

Narkoba Berbasis Sekolah. Balai Pustaka, Jakarta.

Page 37: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

23

Moehyi S. 1997. Pengaturan Makanan dan Diit untuk Penyembuhan

Penyakit. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama

Putri ANH. 2012. Penyelenggaraan makanan, konsumsi pangan, dan status

gizi residen di unit pelaksana teknis terapi dan rehabilitasi badan

narkotika nasional. [Skripsi]. Bogor (ID): IPB.

Riyadi H. 2006. Materi Pokok Gizi dan Kesehatan Keluarga. Jakarta :

Universitas Terbuka.

Setyaningsih D, Apriyanto A, Sari MP. 2001. Analisis Sensori untuk

Industri Pangan dan Agro, Bogor : IPB PRESS

Suandi, KG. 2004. Obesitas Pada Remaja. CV Sagung Seto. Jakarta

Suhardjo, Hardinsyah, Riyadi H. 1988. Survei Konsumsi Pangan, Bogor :

Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor

Supariasa I D N, Bakri B & Fajar I. 2001. Penilaian Status Gizi. Penerbit

Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.

Syarief.1997. Membangun Sumberdaya Manusia Berkualitas : Orasi Ilmiah

Guru Besar Ilmu Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga.

Bogor. IPB

Uripi, V dan Dianah, R. 2010. Manajemen Produksi Makanan. Diktat yang

tidak dipublikasikan. Program Keahlian Manajemen Industri Jasa

Makanan dan Gizi, Direktorat Program Diploma. Institut Pertanian

Bogor.

Winarno FG, TS Rahayu. 1994. Bahan Tambahan untuk Makanan dan

Kontaminan. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

[WKNPG] Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi. 2004. Angka

Kecukupan Gizi. Lembaga Penelitian Indonesia.

Yurliani R. 2007. Gambaran Sosial Support Pecandu Narkoba [Skripsi].

Medan : Program Studi Psikologi, Fakultas Kedokteran, Universitas

Sumatra Utara

Page 38: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

24

LAMPIRAN

Lampiran 1 Menu makanan tiga hari di Rumah Singgah PEKA dan YAKITA

Rumah Singgah PEKA

Waktu makan 1 2 3

Makan Pagi Nasi kuning Bubur ayam Nasi kuning

Makan Siang Nasi putih Nasi putih Nasi putih

pecel sayuran Soto kikil Teri sambel

Tempe mendoan Tahu goreng

Sayur asem

Makan Malam Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Sayur lodeh Ayam kecap Perkedel

Tempe mendoan Sayur sop

YAKITA

Makan Pagi Spaggeti Nasi goreng Mie goreng

Jus jambu Jus sirsak Jus jambu

Makan Siang Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Ayam kecap Bakwan jagung Ikan mujaer

Tempe goreng Ayam balado Tahu balado

Bihun Sayur capcay Sayur kangkung

Jeruk Pisang Pisang

Selingan pastel Kacang hijau+roti Brownies

Makan Malam Nasi putih Nasi putih Nasi putih

Rendang Sambel goreng ati Soto santan

Sayur sawi Sayur sop Tempe orek

Kerupuk kerupuk

24

Page 39: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

25

Lampiran 2 Pola Menu Pasien Napza di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Waktu

makan

Rehabilitasi

Rama/ Shinta Jatayu Detox Keterangan

Pagi

Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur Untuk pasien baru

Lauk Hewani Lauk Hewani Lauk Hewani disiapkan :

Lauk Nabati Lauk Nabati Lauk Nabati Proten 1 bks

Sayur Sayur Sayur

Air Mineral Galon Air Mineral Gelas (240ml) Air Mineral Gelas (240ml)

Snack (pk 10.00) Snack (1) Snack (1) Snack (1)

Siang

Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur TKTP diberikan

Lauk Hewani Lauk Hewani Lauk Hewani Pagi : susu

Lauk Nabati Lauk Nabati Lauk Nabati Siang : telur

Sayur Sayur Sayur

Buah Buah Buah

Air Mineral Galon Air Mineral Gelas (240ml) Air Mineral Gelas (240ml)

Snack (pk 16.00) Snack (1) Snack (1) Snack (1)

Susu Protein (1) Susu Protein (1)

Malam

Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur Nasi/Tim/Bubur

Lauk Hewani Lauk Hewani Lauk Hewani

Lauk Nabati Lauk Nabati Lauk Nabati

Sayur Sayur Sayur

Buah Buah Buah

Air Mineral Galon Air Mineral Gelas (240ml) Air Mineral Gelas (240ml)

25

Page 40: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

26

Lampiran 3 Siklus Menu 10 Hari Pasien Psikiatri (I,II,III) dan Napza (II) TAHUN 2014 di Rumah Sakit Dr.H.Marzoeki Mahdi

Bogor

Waktu

Makan

Menu I Kls Menu II Kls Menu III Kls Menu IV Kls Menu V Kls

Nasi goreng coklat 1,2 Nasi putih Umum Nasi putih Umum Nasi uduk 1,2 Nasi putih Umum

Nasi putih 3 Ayam gr.bb.kelapa 1 Dadar telur 1,2,sbd Nasi putih 3 Balado ceplok telur 1,2,RG

Pagi Abon sapi Umum Gulai telur 2,3 Tahu balado 1,2 Sosis goreng 1,2 Tm sosis asam mns 3

Balado tahu Umum Orak-arik telur Sbd,srs Telur asin 3 Tahu goreng 1,2 Tahu bb acar Umum

Lalap timun 1,2 Tempe goring 2,3 Gulai tempe 3 Abon sapi 3 Capcay 1,2

Tumis sawi+wortel 3 Tahu cabe ijo 1,sbd Bobor bayam 1 Dadar telur RG Tm sawi pth, wrtl 3

Tm buncis,semi,sosis 1,2 Tumis bayam 2,4 Tahu bb rujak 3

Tm sawi hijau,wrtl 3 Timun+ tomat 1,2

Tm.tahu + toge 3

Snack Bubur kc hijau umum Brownis kukus umum Pisang grng 1,2 Donat salju umum Susu cair umum

Pisang rbs 3

Nasi putih Umum Nasi putih umum Nasi putih Umum Nasi putih Umum Nasi putih Umum

Lapis daging 1,2 Tahu isi 1,2 Soto ayam 1,2 Gurame fillet 1,2 Ayam tepung 1

Telur bb cabe 3 Bstk daging,kcpolong 1,2 Mustofa 1,2 Tempe bacem Umum Bistik ayam 2,3

Tempe bacem Umum Semur daging 3 Ceplok tlr balado 3 Telur bb bali 3 Tahu isi 1,2

Ceplok tlr saus tmt Sbd,srs Bola-bola daging Sbd,srs Tahu goring 3 Fuyunghai Sbd,srs Tempe goring 3

Tm.pokcay,tahu,jmr 1,2 SG kentang 3 Acar putih 1,2 SG kc pj, labu siam 1 Pecel Umum

Tm.labu siam,soun 3 Sop sosis,wrtl,kol 1,2 Sop kc hijau 3 Urap sayuran 2,3 Apel merah 1

Pisang ambon Umum Sop macaroni 3 Jeruk Umum Pisang ambon Umum Pisaang raja bulu 2,3

Jeruk 1,2

pepaya 3

Snack Dorayaki 1,2 Risoles 1,2 Dadar pandan 1,2 Long sus eclair 1,2 Mini cake marmer 1,2

26

Page 41: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

27

Waktu

Makan

Menu I Kls Menu II Kls Menu III Kls Menu IV Kls Menu V Kls

Nasi putih Umum Nasi putih Umum Nasi putih Umum Nasi putih Umum Nasi putih Umum

Ayam suwir kc plng 1,2,sbd Tm.ikan asin gabus Umum SG hati+kentang Umum Ayam gr.bb laos 1,2 Empal daging 1,2

Malam Ayam goreng 3 Abon sapi Sbd,srs Sop bola2 daging Sbd,srs Kering tempe kcng 1,2 SG.kc. jogo kentang 1,2

Tempe tepung 1,2 Tempe cabe ijo 1,2 Oseng2 tempe 1,2 Tm.teri medan 3 Telur balado 3

Sop oyong,wtrl,baso 1,2 SG kc pj, labu siam Umum Kimlo kuah 1,2 Tm.daun singkong 1 Bola2 daging saus tmt Sbd,srs

Sayur asem 3 Semangka 1,2 Tm.kol+wrtl+soun 3 Sayur lodeh 2,3 Sop jamur kembang 1

Papaya 1,2 Melon 1,2 Semangka 1,2 Sayur asem 2,3

Papaya 1,2

27

Page 42: DAYA TERIMA, TINGKAT KECUKUPAN ZAT GIZI DAN …repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/68888/I14lpr.pdf · Contoh dalam penelitian ini adalah residen di Rumah Singgah PEKA

28

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 5 Juli 1990. Penulis

merupakan putri kedua dari pasangan H.Lilik Guntur Sudarminto dan Hj.Ika

Setiatika. Pendidikan penulis diawali pada tahun 1996-2002 di Sekolah

Dasar Negeri Polisi 1 Bogor dan melanjutkan masa pendidikannya di SMP

Negeri 6 Bogor tahun 2002-2005 serta SMA Negeri 9 Bogor tahun 2005-

2008. Pada tahun yang sama penulis lulus ujian masuk Diploma III IPB

jurusan Menejemen Industri Jasa Makanan dan Gizi. Tahun 2011 penulis

lulus Diploma III dan penulis lulus seleksi masuk kelas ekstensi menjadi

mahasiswi mayor Ilmu Gizi, Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas

Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor. Pada bulan Juli-Agustus 2013

penulis melaksanakan Kuliah Kerja Profesi di Desa Widasari, Kecamatan

Widasari Kabupaten Indramayu.

27 28