DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS...
Transcript of DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS...
DAYA DUKUNG LINGKUNGAN BERBASIS LAHAN
KAWASAN JABODETABEKJUR Tim Studi Jabodetabek
Pendahuluan
Konsep dan Metode Analisis
Status DDL-Lahan Jabodetabekjur
Aplikasi DDL terhadap PL dan RTR
Pendahuluan
• Lahan merupakan sumberdaya tempat manusia beraktivitas, memiliki daya dukung terbatas
• Pemanfaatan lahan harus sesuai dengan daya dukungnya -----> terhindar dari degradasi
• Pertumbuhan penduduk meningkatkan kebutuhan akan lahan
• Perlu perencanaan penggunaan lahan yang berkelanjutan ------> sesuai dengan kemampuan lahan
KONSEP DDL-LAHAN
Pengertian Daya Dukung (carrying capacity)
• Dalam perspektif biofisik wilayah, daya dukung dapat didefinisikan sebagai jumlah maksimum populasi yang dapat didukung oleh suatu wilayah, sesuai dengan kemampuan teknologi yang ada (Binder and Lopez, 2000).
Wildlife carrying capacity
Konsep-konsep Daya Dukung
• daya dukung fisik (physical),
• daya dukung lingkungan/ekologis (ecological),
• daya dukung sosial (social),
• daya dukung ekonomi (economic).
Urgensi Daya Dukung Lingkungan
• Terkait dengan kemampuan alam/lingkungan dalam mendukung aktivitas manusia.
• Terutama Ketersediaan alam menyediakan tanah dan air menghidupi penduduk
• Termasuk batas alamiah agar terhindar dari resiko bencana (resiko banjir, longsor, dll); contohya adalah dengan berdasarkan evaluasi kemampuan lahan
Dampak terlampauinya Daya Dukung (overshoot)
• Shortage/scarcity (kelangkaan) sumberdaya
Kekeringan, kekurangan pangan, dll
• Bencana Lingkungan
- Bencana alam
- Bencana antropogenik (anthropogenic disaster)
2 Komponen Daya Dukung Lingkungan
(carrying capacity)
(1) kapasitas penyediaan
(supportive capacity) = daya dukung
(2) kapasitas tampung
(assimilative capacity).
Definisi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup
(UU 32 Tahun 2009)
• Daya Dukung LH:
kemampuan LH untuk mendukung perikehidupan manusia, makhluk hidup lain, dan keseimbangan antar keduanya.
• Daya Tampung LH:
kemampuan LH untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang masuk atau dimasukkan ke dalamnya.
• Daya dukung lingkungan dapat dihitung berdasarkan kemampuan lahan
• Metode Evaluasi Kemampuan Lahan yang sering digunakan menurut USDA, 1970 yang dikuantifikasi oleh Arsyad, 2006 dan diadaptasi oleh Permen LH 17 tahun 2009
2 Pendekatan Evaluasi Kemampuan Lahan
Permen LH 17/2009
Fokus Pertanian
Hukum Minimum
Permen PU 20/2007
Fokus Permukiman
Weight
Skema Hubungan Antara Kelas Kemampuan Lahan Dengan Intensitas Dan Macam Penggunaan Lahan
(Permen LH No. 17 tahun2009)
Faktor Pembatas Penilaian Kemampuan Lahan
Faktor Penghambat/
Pembatas
Kelas Kemampuan Lahan
I II III VI V VI VII VIII
1. Lereng Permukaan A B C D E F G G
2. Kepekaan Erosi KE1,K
E2 KE3 KE4,KE5 KE6 (*) (*) (*) (*)
3. Tingkat Erosi eo e1 e2 e3 (**) e4 e5 (*)
4. Kedalaman tanah K0 K1 (*) K3 (*) (*)
5. Tekstur Lapisan Atas t1,t2,t3 t1,t2,t3 t1,t2,t3,t4 t1,t2,t3,t4 (*) t1,t2,t3,t4 t1,t2,t3,t4 t5
6. Tekstur lapisan bawah sda sda sda sda (*) sda sda t5
7. Permabilitas P2,P3 P2,P3 P2,P3,P4 P2,P3,P4 P1 (*) (*) P5
8. Drainase d1 d2 d3 d4 d5 (**) (**) do
9. Kerikil/batuan b0 b0 b1 b2 b3 (*) (*) b4
10. Ancaman Banjir O0 O1 O2 O3 O4 (**) (**) (*)
11. Salinitas (***) G0 g1 g2 g3 (**) g3 (*) (*)
Arahan Penggunaan lahan (Widiatmaka, 2016)
ANALISIS MULTIKRITERIA UNTUK KEMAMPUAN LAHAN (Permen PU No. 20/PRT/M/2007)
• SKL MORFOLOGI • SKL KEMUDAHAN DIKERJAKAN • SKL KESTABILAN LERENG • SKL KESTABILAN PONDASI • SKL KETERSEDIAAN AIR • SKL UNTUK DRAINASE • SKL TERHADAP EROSI • SKL PEMBUANGAN LIMBAH • SKL TERHADAP BENCANA ALAM
TUJUAN :Untuk memperoleh gambaran tingkat kemampuan lahan untuk Dikembangkan, sebagai acuan bagi arahan-arahan kesesuaian lahan pada tahap analisis berikutnya. KELUARAN :Peta Klasifikasi kemampuan lahan untuk pengembangan kawasan; Kelas kemampuan lahan untuk dikembangkan sesuai fungsi kawasan; Potensi dan kendala fisik pengembangan lahan
SKL Komposit
Arahan Pemanfaatan
STATUS DDL KAWASAN JABODETABEKJUR
Peta Kemampuan Lahan (Permen LH 17/2009)
Peta Kemampuan Lahan (Permen LH 17/2009)
Kelas Kode Kriteria Penggunaan
IV IV (p2) IV (p3)
IV (p4)
Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari klas III, dan pilihan
tanaman juga terbatas. Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim,
tindakan konservasi lebih sulit diterapkan
dan dipelihara, seperti teras bangku, saluran bervegetasi, dam penghambat,
disamping tindakan untuk menjaga kesuburan dan kondisi fisik tanah.
- Tanaman semusim dan tanaman peratnian pada
umumnya, tanaman rumput, hutan produksi,
penggembalaan, hutan
lindung dan suaka alam. - Seluruh Tipe penggunaan
lahan
V V (p1) Lahan klas ini tidak terancam erosi tetapi
mempunyai hambatan lain yang tidak mudah untuk dihilangkan, sehingga
membatasi pilihan penggunaannya. Tanah ini juga mempunyai hambatan
yang membatasi pilihan macam
penggunaan dan tanaman, dan menghambat pengolahan tanah bagi
tanaman semusim. Tanah ini biasanya terletak pada topografi datar-hampir
datar tetapi sering terlanda banjir, berbatu atau iklim yang kurang sesuai.
- Tanaman rumput padang
penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung
dan suaka alam. - Tidak cocok untuk
permukiman, pertanian
lahan kering, sawah irigasi dan ladang, perkebunan,
kebun campuran
VI VI (I4) Lahan ini mempunyai hambatan berat
yang menyebabkan tanah-tanah ini tidak sesuai untuk penggunaan pertanian,
penggunaan sangat terbatas karena mempuanyai hambatan atau ancaman
kerusakan yang tidak dapat dihilangkan.
Umumnya terletak pada lereng curam, sehingga jika dipergunakan untuk
penggembalaan dan hutan produksi harus dikelola dengan baik untuk
menghindari erosi. Beberapa lahan ini
mempunyai perakaran dalam, tetapi karena lerengnya berat perlu konservasi
yang berat untuk tanaman semusim.
- Tanaman rumput, padang
penggembalaan, hutan produksi, hutan lindung
dan cagar alam - Tidak cocok untuk
permukiman, pertanian
lahan kering, sawah irigasi dan ladang, perkebunan,
kebun campuran
VII VII (I5)
VII (t5p5)
Lahan ini tidak sesuai untuk pertanian.
Jika untuk padang rumput atau hutan
produksi harus dilakukan pencegahan erosi yang berat. Perlu dibuat teras
bangku yang ditunjang dengan cara vegetasi untuk konservasi tanah,
disamping pemupukan. Lahan ini
mempunyai hambatan dan ancaman berat dan tidak dapat dihilangkan.
- Padang rumput dan hutan
produksi dengan konservasi
berat - Tidak cocok untuk
permukiman, pertanian lahan kering, sawah irigasi
dan ladang, perkebunan,
kebun campuran
VIII VIII (t5) VIII (t5p5)
Lahan ini tidak sesuai untuk pertanian, tetapi sebaiknya dibiarkan secara lami.
Pembatas dan ancaman sangat berat dan
tidak mungkin dilakukan tindakan konservasi, sehingga perlu dilindungi.
- Hutan Lindung, rekreasi alam dan cagar alam
- Tidak cocok untuk
permukiman, pertanian lahan kering, sawah irigasi
PertanianTerbatas,semua jenis
penggembalaan, semua jenis hutan
semua jenis penggembalaan,
semua jenis hutan
Penggembalaan sedang, terbatas, semua jenis hutan
Penggembalaan terbatas, semua jenis
hutan
Cagar Alam, Hutan Lindung
Non-weighted-Jenk weighted-Equal Interval
Peta Kemampuan Lahan (Weighted-Equal Interval) (Permen PU No. 20/PRT/M/2007)
Peta Kemampuan Lahan (Non Weight-Jenk) (Permen PU No. 20/PRT/M/2007)
Kriteria Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
No Kriteria
Kesesuaian
Sesuai Sesuai Bersyarat Tidak Sesuai
1 Ketersediaan air bersih (Tidak Dimasukkan)
Hujan, sungai, atau sumur 10 m
Sumur 10-30 m Sumur >30 m
2 Kualitas air tanah Tawar Payau Asin
3 Resiko banjir dan genangan Tanpa Musiman Permanen
4 Kemiringan lahan <8% 8-15% >15%
5 Drainase tanah Agak terhambat Terhambat/baik Sangat cepat/sangat
terhambat
6 Erodibilitas tanah (Tidak Dimasukkan)
Rendah Sedang Tinggi
7 Tekstur tanah Halus-sedang Agak kasar Kasar
Sumber: Maberry, 1972
Kualitas Air (Matahelumual,
2010)
Banjir (Podes,2014)
Kemiringan Lereng (RBI,BIG) Drainase (RePPProtT) Tekstur (RePPProtT)
Kesesuaian Lahan (Aktual)
Permukiman Tingkat
“Kelas”
Kriteria: Maberry, 1972
Keterangan:
Sesuai
Sesuai Bersyarat
Tidak Sesuai
Keterangan :
Batas_Kab_Jabodetabekjur
Kesesuaian Lahan Permukiman
S
SB.a
SB.a.b
SB.b
SB.d
SB.d.a
SB.d.a.b
SB.d.b
SB.d.l
SB.d.l.b
SB.l
SB.l.b
TS.a
TS.d
TS.d.a
TS.d.l
TS.d.t
TS.d.t.l
TS.l
TS.t
Kelas Kesesuaian: S=Sesuai SB= Sesuai Bersyarat TS=Tidak Sesuai Pembatas: a=kualitas air b=banjir d=drainase t= Tekstur l= Lereng
Kriteria: Maberry, 1972
Kesesuaian Lahan (Aktual) Permukiman Tingkat
“Sub-Kelas”
Keterangan:
Sesuai
Sesuai Bersyarat
Tidak Sesuai
Permen LH 17/2009 Permen PU 20/2007
Mabery,1972
Kriteria u Pertanian Kriteria u Permukiman
Kriteria u Permukiman
K EMAMPUAN L AHAN
K E S E S UA I AN L AHAN
EVALUASI DDL TERHADAP PENGGUNAAN LAHAN DAN POLA RUANG
Tutupan Lahan tahun 2015
Evaluasi Daya Dukung Lingkungan (Permen LH No. 17 tahun2009)
terhadap Tutupan Lahan tahun 2015 Jabodetabekpunjur
KONSEP/Draft RENCANA POLA RUANG (Kemen ATR, 2016)
Evaluasi Daya Dukung Lingkungan (Permen LH No. 17 tahun2009)
terhadap Pola Ruang RTR Jabodetabekpunjur
Deskripsi
Tingkat tekanan terhadap potensi longsor terdiri dari : • Kelas tekanan tinggi adalah lahan-lahan yang
berada pada kelas kemampuan lahan VI-VIII yang direncanakan untuk dimanfaatkan/pola ruang sebagai area terbangun dan atau pada kondisi kelas kemiringan lahan >30%
• Kelas tekanan sedang adalah lahan-lahan yang berada pada kelas kemampuan lahan VI-VIII yang direncanakan untuk dimanfaatkan/pola ruang sebagai area terbangun dan atau pada kondisi kelas kemiringan lahan 15%- 30%
• Kelas tekanan rendah adalah lahan-lahan yang berada pada kelas kemampuan lahan selain VI-VIII yang direncanakan untuk dimanfaatkan/pola ruang selain sebagai area terbangun dan atau pada kondisi kelas kemiringan lahan < 15 %
Tingkat tekanan terhadap potensi banjir terdiri dari: • Kelas tekanan tinggi adalah
lahan-lahan yang berada pada kelas kemampuan lahan V yang direncanakan untuk dimanfaatkan/pola ruang sebagai area terbangun selain Bn/HP
• Kelas tekanan rendah adalah lahan-lahan yang berada pada kelas kemampuan lahan selain V yang direncanakan untuk dimanfaatkan/pola ruang sebagai area terbangun tipe Bn/HP
Sebaran Penggunaan
Lahan Permukiman
Tahun 2015 di Kawasan
Jabodetabekjur
Sumber: Interpretasi Citra, SPOT, 2015
PROYEKSI PENGGUNAAN LAHAN PERMUKIMAN 2036 (SKENARIO KESESUAIAN LAHAN)
STATUS DDL PERMUKIMAN 2015
Status Daya Dukung Lahan 2015
No Pressure
NPe
S
Low Pressure
LPe
1 Pembatas
Med Pressure
MPe
> 1 Pembatas
High Pressure
HPe
TS
STATUS DDL PERMUKIMAN 2036
Status Daya Dukung Lahan 2036
NPp
S
LPp
1 Pembatas
MPp
> 1 Pembatas
HPp
TS
DDL LC 2015 DDL LC 2036 Luas (Ha)
High Pressure High Pressure 83,975
Low Pressure Low Pressure 21,783
Medium Pressure Medium Pressure 17,183
Not Pressure Not Pressure 17,898
Jumlah 140,838
Kriteria
- Not Pressure = S
- Low Pressure = SB dg 1 pembatas
- Medium Pressure = SB dg >1 pembatas
- High Pressure = TS
Keterangan:
High Pressure
Medium Pressure
Low Pressure
No Pressure
STATUS DDL PERMUKIMAN 2015 VS 2036
STATUS DDL PERMUKIMAN 2015 VS 2036
DDL_PMK_15_36 POLA RUANG
Jumlah B1 B2 B3 B4 B5
High Pressure_High Pressure 49,695 15,590 3,170 9,841 4,371 82,666
Low Pressure_Low Pressure 11,504 5,214 988 1,973 1,373 21,054
Medium Pressure_Medium Pressure 7,086 4,688 1,742 1,501 1,238 16,255
Not Pressure_Not Pressure 10,152 3,528 453 1,702 1,555 17,390
Jumlah 78,437 29,020 6,353 15,017 8,537 137,365
POLA RUANG VS STATUS DDL PERMUKIMAN 2015 VS 2036
DDL_PMK_
15_36
Danau/Situ/
Telaga Waduk L1 L2 L3 L5 Jumlah High Pressure_High Pressure
35
2
39
49
6
1
132
Low Pressure_Low Pressure
7
0
40
5
0
0
52
Medium Pressure_Medium Pressure
26
3
178
9
1
-
218
Not Pressure_Not Pressure
14
1
31
17
0
-
64
Jumlah
83
6
288
81
7
1
466
POLA RUANG VS STATUS DDL PERMUKIMAN 2015 VS 2036
UJI KONSISTENSI
POLA RUANG VS STATUS DDL PERMUKIMAN 2015 VS 2036
UJI KONSISTENSI
Status DDL 2015-2036
Pola Ruang
B1 B2 B3 B4 B5 L1 L2 L3 L5
Danau/ Situ/
Telaga Waduk
High Pressure_High Pressure P P P P P U U U U
Medium Pressure_Medium Pressure U U U U
Low Pressure_Low Pressure
Not Pressure_High Pressure
Rekomendasi: P=Pengendalian; U=Update/Alternative
Terima Kasih