Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

13
DATA, VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ir. Rahayu Astuti, Mkes Disiplin Ilmu: Biostatistik Kelompok 4 : 1. Juhendra Fathoni H2A010027 2. Maria Ulfah H2A010032 3. Nuzulia Ni’matina H2A010037 4. R. Prindjati Prakasa H2A010042 5. Shofia Rachmawati H2A010047 FAKULTAS KEDOKTERAN

Transcript of Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

Page 1: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

DATA, VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN

Tulisan ini dibuat untuk memenuhi tugas dari Ir. Rahayu Astuti, Mkes

Disiplin Ilmu: Biostatistik

Kelompok 4 :

1. Juhendra Fathoni H2A010027

2. Maria Ulfah H2A010032

3. Nuzulia Ni’matina H2A010037

4. R. Prindjati Prakasa H2A010042

5. Shofia Rachmawati H2A010047

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2013

Page 2: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

DATA, VARIABEL DAN SKALA PENGUKURAN

DATA

A. Pengertian Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik

atau dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian dimaksud.1

B. Jenis Data

Berdasarkan macam atau jenis variabelnya:

1. Data Diskrit, yaitu data dari variabel diskrit, data yang ada berupa

frekuensi.

2. Data Kontinum, yaitu data dari variabel kontinum, data yang ada berupa

tingkatan angka berjarak atau ukuran. 2

Berdasarkan perolehannya:

1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat

baik yang dilakukan melalui wawancara, observasi dan alat lainnya.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari meminjam dokumen suatu

instansi malalui petugas atau mencari sendiri file yang diperlukan sebagai

sumber data. 2

Berdasarkan wujudnya:

1. Data kualitatif, yaitu data yang bersifat menerangkan dalam bentuk

uraian maka data tersebut tidak dapat diwujudkan dalam bentuk angka-

angka melainkan berbentuk suatu penjelasan yang menggambarkan

keadaan, proses, peristiwa tertentu.1 Contohnya bagaimana kondisi pasien

pasca operasi ginjal di RS Budi Asih: sangat bagus, sangat jelek, jelek

sekali.2

1

Page 3: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

2. Data Kuantitatif, yaitu data yang penyajiannya dalam bentuk angka yang

secara sepintas lebih mudah untuk diketahui maupun untuk

membandingkan satu sama lain. Pengumpulan data kuantitatif pada

umumnya menggunakan instrumen penelitian. Contohnya berapa jumlah

pasien infeksi luka operasi di RS Budi Asih: 3 pasien. 2

VARIABEL

A. Pengertian variabel

Sutrisno Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya

jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki –

perempuan; berat badan, karena ada berat badan 40 kg, dan sebagainya. Gejala

adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang

bervariasi. 2

Variabel adalah karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu subyek

ke subyek lain. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu

subyek bukan subyek atau bendanya sendiri. Misalnya badan, kelamin, darah

atau hemoglobin bukan merupakan variabel; yang merupakan variabel adalah

tinggi atau berat badan, jenis kelamin, tekanan darah, atau kadar hemoglobin. 3

B. Jenis variabel

Variabel dapat dibedakan atas yang kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel

kuantitatif misalnya luas kota, umur, banyaknya jam dalam sehari, dan

sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran kepandaian. 2

Variabel kuantitatif diklasifikasikan menjadi dua kelompok:

1. Variabel diskrit (discrete quantitative variables): disebut juga variabel

nominal atau variabel kategorik karena hanya dapat dikategorikan atas 2

kutub yang berlawanan yakni “ya” dan “tidak”.

Misalnya: “wanita – pria”, “hadir – tidak hadir”, “atas – bawah”.

Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung,

yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka

dinyatakan dalam frekuensi. 2

2

Page 4: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

Variabel diskrit bukan hanya hasil hitungan, tetapi juga penomoran,

misalnya nomor telepon. Tinjauannya karena nomor telepon tidak

menunjukkan “lebih-kurang”, “jarak”, atau “sekian kali”. 2

2. Variabel kontinum (continous quantitative variables quantitative variables

quantitative variables), dibagi menjadi: 2

a. Variabel ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkatan-tingkatan

misalnya panjang, kurang panjang, pendek.

Disebut juga variabel “lebih kurang” karena yang satu mempunyai

kelebihan dibandingkan yang lain.

Contoh: Ani terpandai, Siti pandai, Nono tidak pandai.

b. Variabel interval, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibanding

dengan variabel lain, sedangkan jarak itu sendiri dapat diketahui

dengan pasti.

Misalnya:

Suhu udara diluar 310C. Suhu tubuh kita 370C. Maka selisih suhu

adalah 60C.

Jarak Semarang – Magelang 70 km, sedangkan Magelang – Yogya 101

km. Maka selisih jarak Magelang – Yogya, yaitu 31 km.

c. Variabel ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam

hubungan antar-sesamanya merupakan “sekian kali”.

Misalnya:

Berat Pak Karto 70 kg, sedangkan anaknya 35 kg. Maka Pak Karto

beratnya dua kali berat anaknya.

Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat diubah menjadi variabel

diskrit dengan cara mengklasifikasikannya menjadi “ya” dan “tidak”.

Cara:

a) Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka diatas rata-rata

diberi “ya” dan rata-rata kebawah diberi “tidak”.

3

Page 5: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

Komitmen Kerja(Variabel Independen)

Produktivitas Kerja(Variabel Dependen)

Contoh hubungan variabel independen-dependen

b) Mengambil satu nilai diberi “ya”, dan selain nilai itu diberi “tidak”.

Contoh:

Nilai Bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel interval),

variabel ini dapat diubah diskrit dengan mengambil nilai 7 sebagai

“ya” dan selain nilai itu (diatas atau dibawahnya) diberi “tidak”. 2

Berdasarkan hubungan antara satu variabel dan variabel lain:

1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut variabel stimulus,

predictor, antecedent, risiko, determinan, kausa atau variabel bebas.

Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). 4

2. Variabel Dependen: sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen,

efek, hasil, outcome, respon atau event. Dalam bahasa Indonesia disebut

sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Contohnya

komitmen kerja sebagai variabel independen dan produktivitas kerja

sebagai variabel terikat. 4

3. Variabel Moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat

atau memperlemah) hubungan variabel bebas dan variebel terikat atau

disebut juga variabel independen dua. Contohnya hubungan motivasi dan

produktivitas kerja akan semakin kuat bila peranan pemimpin dalam

menciptakan iklim kerja sangat baik, dan hubungan semakin rendah bila

peranan pemimpin kurang baik dalam menciptakan iklim kerja. 4

4

Page 6: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

Motivasi Kerja(Variabel Independen)

Produktivitas Kerja(Variabel Dependen)

Kepemimpinan(Variabel Moderator)

Contoh hubungan variabel independen-moderator, dependen4

Budaya LingkunganTempat Tinggal

(variabel moderator)

Penghasilan(variabel independen)

Harapan Hidup(variabel dependen)

Gaya Hidup(variabel intervening)

Contoh hubungan variabel independen-moderator-intervening, dependen4

4. Variabel Intervening adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi

hubungan antara variabel independen dan dependen menjadi hubungan

tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan

variabel penyela/ antara yang terletak di antara variabel independen dan

dependen, sehingga variabel tidak langsung mempengaruhi berubahnya

atau timbulnya variabel dependen. Contohnya: tinggi rendahnya

penghasilan akan mempengaruhi seecara tidak langsung terhadap usia

harapan hidup. Variabel antaranya yaitu gaya hidup seseorang antara

variabel penghasilan dengan gaya hidup, terdapat variabel moderator,

yaitu budaya lingkungan tempat tinggal. 4

5. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan

sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen terhadap

dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti variabel

kontrol sering digunakan bila akan melakukan penelitian yang bersifat

membandingkan. 4

5

Page 7: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

Pendidikan SMA & SMK(variabel independen)

Keterampilan Mengetik(variabel dependen)

Naskah, tempat, mesin tik sama (variabel kontrol)

Contoh hubungan variabel independen-kontrol, dependen4

SKALA PENGUKURAN

Skala pengukuran dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu skala kategorikal dan

skala numerik. Skala kategorikal dapat dibagi lagi menjadi skala nominal dan

ordinal, sedangkan skala numerik dibagi menjadi skala interval dan rasio.3

1. Skala nominal hanya merupakan nama atau label variabel, dan tidak

mengandung informasi peringkat. Contoh: golongan darah (A, B, AB, O),

suku bangsa (Jawa, Dayak, Bugis). Skala nominal yang mempunyai 2 nilai

disebut dikotom atau binominal, sedangkan yang mempunyai lebih dari 2

nilai disebut politikom. Skala nominal ini ridak dapat dimanipulasi secara

matematis, misalnya dihitung nilai mean-nya, tetapi dapat dihitung proporsi,

persentase, risiko absolut atau resiko relatif. Uji hipotesis yang sering

digunakan untuk variabel nominal adalah uji x2; selain itu untuk desain

tertentu dapat dihitung risiko relatif (pada studi kohort) atau reasio odds (pada

studi kasus-kontrol) yakni untuk variabel berskala binominal. Pada uji

diagnostik, baik uji yang diteliti maupun baku emas selalu berskala

binominal.3

2. Skala ordinal terdapat informasi peringkat, tetapi jarak antara dua

peringkatnya tidak dapat dikuantifikasi. Contohnya adalah derajat penyakit,

tingkat sosial ekonomi, status gizi. Meskipun mempunyai informasi peringkat,

nilai variabel ordinal tidak dapat dimanipulasi secara matematis. Misalnya

pasien yang menderita penyakit tertenttu derajat II bukan berarti 2 kali lebih

6

Page 8: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

parah daripada penderita derajat I. Statistika yang digunakan, selain yang

berlaku untuk skala nominal, juga termasuk median, korelasi peringkat

(Spearman), dan banyak uji non-parametrik.3

3. Skala numerik terdapat informasi peringkat kuantitatif yang lengkap dan

dapat diukur. Contoh: berat badab, penghasilan, kadar ureum, berat lahir. Nilai

skala numerik dapat dimanipulasi secara matematika. Skala numerik dapat

dibedakan lagi menjadi: 3

a. skala interval, yakni skala numerik yang tidak mempunyai nilai 0 alami

(misalnya suhu 0o Celcius tidak sama dengan suhu 0o Farenheit, oleh

karena nilai tersebut adalah arbitrer, ditentukan oleh manusia, bukan nilai

alami).

b. skala rasio, yang mempunyai nilai alami 0 alami (misalnya berat badan,

kadar kolestrol).

Skala numerik dapat pula dibagi menjadi: 3

a. skala kontinu (mempunyai nilai desimal, misalnya kadar ureum, berat

badan)

b. skala diskrit (tidak ada desimal, misalnya jumlah anak)

7

Page 9: Data Variabel Skala Pengukuran (Kelompok 4)

DAFTAR PUSTAKA

1. P Joko Subagyo. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta.

Jakarta. 2006.

2. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik edisi IV.

Rineka Cipta. Jakarta. 2006.

3. Sudigdo Sastroasmoro, Sofyan Ismael. Dasar-dasar Metodologi Penelitian

Klinis edisi ke-4. CV Sagung Seto. Jakarta. 2011.

4. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit

Alfabeta. Bandung. 2007.

8