DATA TEKNIS-5 Pendekatan Metodologi FAIS KARYA.pdf
Embed Size (px)
Transcript of DATA TEKNIS-5 Pendekatan Metodologi FAIS KARYA.pdf
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 1
E.1 PENDEKATAN TEKNIS
A. Umum
Kualitas air adalah sifat-sifat yang ditunjukkan dengan nilai dan atau
kadar makhluk hidup, zat energy, termasuk bahan pencemaran dan atau
komponen lain yang ada dan atau terkandung didalam air.
Pemantauan kualitas air adalah pemeriksaan kualitas air yang dilakukan
secara periodic pada lokasi tertentu.
Contoh uji adalah contoh air untuk keperluan pemeriksaan kualitas air,
contoh sesaat (grap sample) adalah contoh air yang diambil sesaat pada suatu
lokasi tertentu, contoh gabungan waktu (composite samples) adalah campuran
contoh-contoh sesaat yang diambil dari suatu lokasi pada waktu yang berbeda,
contoh gabungan tempat (integrated sample) adalah campuran contoh-contoh
sesaat yang diambil dari lokasi/tempat yang berbeda pada waktu yang sama.
Sungai sebagai sumber air, sangat penting fungsinya dalam pemenuhan
kebutuhan masyarakat, sebagai sarana penunjang utama dalam meningkatkan
pembangunan nasional dan sebagai sarana transportasi yang relatif aman untuk
menghubungkan wilayah satu dengan lainnya. Sungai sebagai sumber air
merupakan salah satu sumber daya alam berfungsi serbaguna bagi kehidupan
dan penghidupan makhluk hidup. Air merupakan segalanya dalam kehidupan ini
yang fungsinya tidak dapat digantikan dengan zat atau benda lainnya, namun
dapat pula sebaliknya, apabila air tidak dijaga nilainya akan sangat
membahayakan dalam kehidupan ini. Maka sungai sebagaimana dimaksudkan
harus selalu berada pada kondisinya dengan cara :
1. Dilindungi dan dijaga kelestariannya.
2. Ditingkatkan fungsi dan kemanfaatannya.
3. Dikendalikan daya rusaknya terhadap lingkungan.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang sangat pesat sekitar 3% tiap tahun ini
menyebabkan kebutuhan akan air baku/air bersih semakin meningkat. Namun
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 2
untuk memperoleh air bersih bukan lagi permasalahan kecil. Hal ini tentu saja
dikarenakan limbah rumah tangga, limbah industri, dan kotoran-kotoran lainnya
akibat aktivitas manusia yang juga semakin meningkat.
B. Daerah Aliran Sungai (DAS)
Daerah Aliran Sungai adalah seluruh daerah yang airnya dialirkan oleh
sebuah sungai dan anaknya. Batas daerah aliran sungai diukur dengan
menghubungkan titik-titik tertinggi dimana wilayah aliran sungai yang satu
dengan yang lain memiliki peranan yang sangat penting dalam irigasi. Kegiatan
manusia dalam suatu daerah aliran sungai berpengaruh pada kondisi
keseimbangan hidrologi. Oleh karena itu, pelestarian daerah aliran sungai perlu
diupayakan dengan cara menjaga keseimbangan kemampuan lahan, kesuburan
lahan, kesesuaian lahan, mengurangi dan mencegah pencemaran, dan mencegah
penurunan kualitas daerah aliran sungai. Penurunan kualitas daerah aliran
sungai karena penggunaan lahan yang melebihi kemampuan, teknik pengolahan,
dan pemilihan jenis tanaman yang tidak sesuai, penebangan hutan secara liar,
perubahan tata guna lahan, dan pencemaran. Daerah aliran sungai di bagian
hulu merupakan daerah penyangga, sehingga harusnya kawasan ini tertutup
vegetasi atau hutan sehingga air sungai pada musim penghujan dan kemarau
seimbang. Pada musim hujan, air hujan meresap ke tanah dan tersimpan.
Sedangkan pada musim kemarau masih terdapat mata air yang mengeluarkan
air.
Penurunan kualitas dan kerusakan daerah aliran sungai dapat dilihat dari:
a. air sungai keruh dan berlumpur
b. perubahan keseimbangan debit air sungai pada musim penghujan dan
kemarau yang menyusut drastis
c. banjir bagian bawah, akibat perubahan tata guna lahan dan penebangan
hutan
d. organisme dan ikan di sungai banyak yang mati
e. sampah padat dari rumah tangga yang ada di sungai.
Daerah aliran sungai dipengaruhi oleh iklim, jenis batuan yang dilalui dan
banyak sedikitnya air yang jatuh ke alur pada waktu hujan. Daerah aliran sungai
di bagian tengah sungai relatif landai, sehingga jalur transportasi dan
komunikasi relatif mudah. Daerah ini merupakan pusat aktivitas penduduk dan
pemukiman penduduk. Daerah aliran sungai bagian hilir sungai merupakan
daerah yang landai dan subur. Oleh karena itu, banyak digunakan untuk areal
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 3
pertanian dan pemukiman. Upaya untuk pemeliharaan dan pengelolaan daerah
aliran sungai agar terhindar dari kerusakan atau penurunan kualitasnya disebut
konservasi.
C. Kualitas air sungai
Kualitas air sungai ditentukan oleh konsentrasi bahan kimia yang terdapat
dalam air sungai. Air berkualitas rendah apabila tercemar limbah industri,
limbah rumah tangga, pestisida, dan lain sebagainya. Penurunan kualitas air
sungai ditunjukkan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu,
misalnya kadar pH, kebutuhan oksigen biologi, dan kebutuhan oksigen kimiawi.
Menjaga kelestarian sungai merupakan hal yang harus dilakukan karena
kebutuhan air di kota-kota besar mengandalkan dari hasil pengolahan air sungai.
Beberapa cara untuk mempertahankan kelestarian sungai adalah menjaga
kelestarian hutan, serta pembatasan pembuangan limbah.
Peranan sungai bagi kehidupan manusia adalah sebagai berikut:
a. Sumber kebutuhan air bagi masyarakat kota dan desa
b. Mengandung bahan-bahan bangunan (pasir, kerikil, batu)
c. Sumber mata pencaharian penduduk
d. Air terjun sungai dapat digunakan sebagai PLTA
e. Menambah kesuburan tanah
f. Endapan sungai dapat menghasilkan dataran aluvial yang subur
g. Untuk irigasi atau pengairan
h. Sebagai sarana transportasi dan olahraga.
D. Parameter Wajib Air Baku
Telah Anda ketahui bahwa sumber air dikatakan tercemar
apabila mengandung bahan pencemar yang dapat mengganggu
kesejahteraan makhluk hidup (hewan, manusia, tumbuh-tumbuhan) dan
lingkungan.
Akan tetapi air yang mengandung bahan pencemar tertentu
dikatakan tercemar untuk keperluan tertentu, misalnya untuk keperluan
rumah tangga belum tentu dapat dikatakan tercemar untuk keperluan
lain. Dengan demikian standar kualitas air untuk setiap keperluan akan berbeda,
bergantung pada penggunaan air tersebut, untuk keperluan rumah tangga
berbeda dengan standar kualitas air untuk keperluan lain seperti untuk
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 4
keperluan pertanian, irigasi, pembangkit tenaga listrik dan keperluan industri.
Dengan demikian tentunya parameter yang digunakan pun akan berbeda pula.
Sesuai dengan bahan pencemar yang terdapat dalam sumber air, maka
parameter yang biasa digunakan untuk mengetahui standar kualitas air pun
berdasarkan pada bahan pencemar yang mungkin ada,
antara lain dapat dilihat dari:
a) warna, bau, dan/atau rasa dari air.
b) Sifat-sifat senyawa anorganik (pH, daya hantar spesifik, daya
larut oksigen, daya larut garam-garam dan adanya logam-logam berat).
c) Adanya senyawa-senyawa organik yang terdapat dalam sumber air
(misal CHCl3, fenol, pestisida, hidrokarbon).
d) Keradioaktifan misal sinar .
e) Sifat bakteriologi (misal bakteri coli, kolera, disentri, typhus dan masih
banyak lagi).
E. Parameter Fisik Kualitas Air
1. Rasa
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berasa. Timbulnya rasa yang
menyimpang biasanya disebabkan adanya gas terlarut misalnya H2S, Organisme
hidup misalnya ganggang, adanya limbah padat dan limbah cair misalnya hasil
buangan dari rumah tangga, adanya organisme pembusuk limbah, dan
kemungkinan adanya sisa-sisa bahan yang digunakan untuk disinfeksi misalnya
Chlor yang masuk ke badan air.
2. Bau
Kualitas air bersih yang baik adalah tidak berbau. Bau ini dapat
ditimbulkan oleh benda asing yang masuk ke dalam air, seperti bangkai
binatang, bahan buangan, maupun disebabkan oleh proses penguraian senyawa
organik dan bakteri. Pada peristiwa penguraian senyawa organik yang dilakukan
oleh bakteri tersebut dihasilkan gas-gas berbau menyengat bahkan ada yang
beracun seperti H2S, NH3, dan gas-gas lainnya. Pada peristiwa penguraian zat
organik berakibat meningkatnya penggunaan oksigen terlarut di air (Biological
Oxygen Demand) oleh bakteri, dan mengurangi kandungan kualitas oksigen
terlarut (Disvolved Oxygen) dalam air, sehingga di dalam air minum tidak ada bau
yang merugikan penggunaan air.
3. Warna
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 5
Warna perairan ditimbulkan oleh adanya bahan organik, dan anorganik
karena keberadaan plankton, humus, dan ion-ion logam (misalnya besi, dan
mangan), serta bahan-bahan lain. Adanya oksida besi menyebabkan air berwarna
kemerahan, sedangkan oksida mangan menyebakan air berwarna kecokelatan
atau kehitaman. Kalsium Karbonat yang berasal dari daerah berkapur
menimbulkan warna hijau pada perairan. Bahan organik misalnya tangin, lignin,
dan hasam humus yang berasal dari dekomposisi tumbuhan yang telah mati,
sehingga menimbulkan warna kecokelatan.
Warna dapat diamati secara visual (langsung) ataupun diukur berdasarkan
skala Platinum Kobalt (PtCo), dengan membandingkan warna air sampel dan
standar warna yang ditetapkan pemerintah. Standar air yang memiliki kekeruhan
rendah biasanya memiliki warna tampak dan warna sesungguhnya yang sama
dengan standar. Ditetapkannya standar warna sebagai salah satu persyaratan
kualitas, diharapkan bahwa semua air minum yang akan diberikan kepada
masyarakat akan dapat langsung diterima oleh masyarakat.
4. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor fisik lingkungan yang paling jelas,
mudah diukur dan sangat beragam. Temperatur atau suhu dari air akan
menentukan penerimaan (Acceptance) masyarakat akan air tersebut dan dapat
mempengaruhi pula reaksi kimia dalam pengelolaan, terutama apabila
temperatur air sangat tinggi. Selain itu, temperatur dalam air mempengaruhi
langsung toksisitas banyak bahan kimia pencemar pertumbuhan mikroorganisme
dan virus.
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktivitas secara alamiah biasanya disebabkan oleh aktivitas penebangan vegetasi
disekitar sumber air tersebut, sehingga menyebabkan banyaknya cahaya
matahari yang masuk tersebut mempengaruhi akuifer yang ada secara langsung
atau tidak langsung.
5. Kekeruhan
Kekeruhan air dapat ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan
anorganik. Kekeruhan juga dapat mewakili warna. Air yang keruh, apabila air
tersebut mengandung begitu banyak partikel bahan yang tersuspensi, sehingga
memberikan warna atau rupa yang berlumpur dan kotor. bahan-bahan organik
yang tersebar secara merata dan partikel-partikel yang tersuspensi lainnya.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 6
Tingkat kekeruhan dipengaruhi oleh pH air. Kekeruhan pada air minum
umumnya telah diupayakan sedemikian rupa sehingga air menjadi jernih.
Air yang keruh merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan
dalam penyediaan air minum, mengingat bahwa kekeruhan tersebut mengurangi
estetika, karena dari segi estetika kekeruhan air dihubungkan dengan
kemungkinan hadirnya pencemaran melalui buangan dan warna air tergantung
pada warna buangan yang memasuki badan air.
6. Total Dissolved Solid (TDS)
Nilai TDS perairan sangat dipengaruhi oleh pelapukan batuan, limpasan
dari tanah dan pengaruh antropogenik (berupa limbah domestik dan industri).
Bahan-bahan terlarut dalam perairan alami tidak bersifat toksin, akan tetapi jika
berlebihan akan meningkatkan nilai kekeruhan yang selanjutnya akan
menghambat penetrasi cahaya matahari ke kolam air dan akhirnya berpengaruh
pada proses fotosintesis
E. Parameter Kimia Kualitas Air
1. Raksa
Raksa merupakan senyawa yang sangat berbahaya, karena sangat mudah
diserap oleh darah dalam tubuh. Raksa yang dapat menyebabkan kerusakan
saraf, dengan gejala seperti kegugupan, kemampuan penglihatan dan
pendengaran berkurang drastis, dan kesulitan dalam mengingat. Pada anak-
anak, raksa mudah diserap oleh sistem saraf yang kemudian dapat menghambat
perkembangan otak, bahkan menyebabkna kerusakan otak, terutama pada janin
Penentuan kadar raksa lebih disarankan dengan menggunakan AAS. Metode
alternatif yang mungkin dapat digunakan adalah metode spektrofotometri. Kadar
maksimum air raksa yang diizinkan untuk air adalah 0,01 Mg/L.
2. Alumunium
Batas maksimal yang terkandung dalam air menurut peraturan menteri
kesehatan No.82/2001 yaitu 0,2 Mg/L. Air yang mengandung banyak
alumunium menyebabkan rasa yang tidak enak bila dikonsumsi.
3. Arsen ( As )
Kehadiran arsenik dalam air ini tidak berwarna dan tidak berasa. Dalam
jangka pendek, komsumsi arsen berlebih dalam tubuh dapat menyebabkan
gangguan percernaan, mati rasa pada tangan dan kaki, kelumpuhan parsial, dan
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 7
kebutaan. Dalam jangka panjang, kadar arsen yang terlalu tinggi dapat
menyebabkan kanker paru-paru, kandung kemih, dan ginjal. Keracunan akut
menimbulkan gejala muntaber disertai darah, koma, meninggal. Secara kronis
menimbulkan anorexia, kolik mual, diare, icterus, perdarahan pada ginjal, dan
kanker kulit, dapat juga berupa iritasi, alergi dan cacat bawaan. Kadar
maksimum arsenik yang dibolehkan dalam air adalah 0,05 Mg/L.
4. Barium ( Ba )
Barium tidak lepas dari parameter kualitas air, sebab kadar barium
berlebihan dapat mengganggu saluran pencernaan, menimbulkan rasa mual,
diare, gangguan pada sistem syaraf pusat. Kadar maksimum Barium yang
diperbolehkan dalam air adalah 1,0 Mg/L.
5. Besi (Fe)
Adanya kandungan besi (Fe) dalam air menyebabkan warna air tersebut
berubah menjadi kuning-cokelat setelah beberapa saat kontak dengan udara.
Besi dalam air biasanya terlarut dalam bentuk senyawa atau garam Karbonat,
garam sulfat, hidroksida dalam bentuk koloid atau dalam keadaan bergabung
dengan senyawa organik. Selain dapat mengganggu kesehatan juga dapat
menimbulkan bau yang kurang enak serta menyebabkan warna kuning pada
dinding bak serta bercak-bercak kuning pada pakaian.
Kadar besi dalam tubuh yang berlebihan dapat menimbulkan penyakit
hemakromatosis, yaitu tubuh menyerap dan menyimpan terlalu banyak besi yang
dapat menyebabkan gagal jantung, hati, dan pankreas. Selain itu, besi dapat
memicu pertumbuhan bakteri yang dapat menyebabkan lendir pada sistem
perpipaan, sehingga menyumbat sistem perpipaan. Selain itu, kadar besi yang
berlebihan menimbulkan bau pada air minum dan memberikan warna kekuning-
kuningan sehingga membuat penampilan air menjadi kurang baik. Kadar besi
yang diperbolehkan menurut Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/ 2002 adalah
0,3 Mg/L.
6. Flourida
Fluorida hadir secara alami dalam air dan tanah. Hampir semua air
mengandung beberapa jumlah Fluorida. Flouridasi air adalah suatu proses
penambahan flourida untuk pasokan air, sehingga mencapai tingkat sekitar 1
flouride per sejuta bagian air (ppm). Fluorida yang berlebihan dalam tubuh dapat
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 8
merusak jaringan tulang, sehingga tulang mudah keropos, patah, bahkan
hancur. Menurut Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 kadar maksimum
Flourida dalam air minum setelah melalui pengolahan yang diperbolehkan adalah
1,5 Mg/L.
7. Kadmium
Dalam jangka pendek, komsumsi kadmium berlebihan dapat
menyebabkan mual, muntah, diare, produksi air liur yang berlebihan, kejang-
kejang, dan gagal ginjal. Untuk jangka panjang, kadmium menimbulkan
kerusakan fatal pada dara, ginjal, hati, dan tulang. Kadar maksimum kadmium
dalam air yang diperbolehkan adalah 0,005 Mg/L.
8. Kesadahan (CaCO3)
Air sadah atau air keras adalah air yang memiliki kadar mineral yang tinggi,
sedangkan air lunak adalah air dengan kadar mineral yang rendah. Air sadah
tidak berbahaya untuk diminum, namun dapat menyebabkan beberapa masalah,
ini terjadi karena kandungan ionnya yang tinggi. Kandungan mineral-mineral
tertentu di dalam air, umumnya ion kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) dalam
bentuk garam Karbonat. Selain ion kalsium dan magnesium, penyebab
kesadahan bisa juga merupakan ion logam lain maupun garam-garam bikarbonat
dan sulfat. Air yang sadah dapat menyebabkan pemborosan sabun di rumah
tangga karena jika kesadahan air tinggi maka akan sulit sekali berbusa sehingga
diperlukan sabun yang banyak untuk mendapatkan busa sesuai keinginan.
Menurut Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 kesadahan yang
diperbolehkan dalam air minum adalah 500 Mg/L.
9. Klorida
Klorida ini adalah senyawa halogen klor. Tingkat toksisitasnya tergantung
pada gugus senyawanya. Seperti NaCl tidak beracun, berbeda dengan karboksil
klorida sangat beracun. Di Indonesia, klor digunakan sebagai disinfektan dalam
penyediaan air minum. Dalam jumlah banyak, klor dapat menyebabkan korosi
pada sistem perpipaan penyediaan air panas.
Sebagai disinfektan, sisa klor dalam penyediaan air sengaja dipertahankan
pada konsentrasi 1 mg/L untuk mencegah terjadinya rekontaminasi oleh
mikroorganisme, tetapi klor ini dapat terikat dengan senyawa organik yang
bersifat karsinogenik, sehingga akan lebih baik jika penggunaan klor sebagai
disinfektan dihindari. Menurut Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002
klorida yang diperbolehkan dalam air minum adalah 250 Mg/L.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 9
10. Krom Heksavalen
Kandungan krom heksavalen yang berlebihan dalam air minum dapat
menyebabkan gangguan hati, ginjal, peredaran darah, dan jaringan saraf. Selain
itu kromium kemungkinan juga dapat menyebabkan kanker pada kulit dan alat-
alat pernapasan. Kadar kromium heksavalen maksimum yang diperbolehkan
dalam air adalah 0,05 Mg/L.
11. Mangan
Mangan bersifat racun yang dapat menyerang saraf sehingga
menyebabkan sindrom parkinson pada orang lanjut usia. Mangan yang berlebih
memberikan warna kehitaman pada air minum. Sedangkan, sama halnya dengan
besi, mangan juga dapat memacu pertumbuhan bakteri yang menimbulkan
lendir pada perpipaan. Menurut Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002
mangan yang diperbolehkan dalam air adalah 0,1 Mg/L.
12. Nitrat (NO3)
Senyawa Nitrat memiliki efek yang sama terhadap ternak walaupun
memiliki konsentrasi yang berbeda. Sebenarnya nitrat tidak bersifat toksin
terhadap hewan. Namun, konsumsi dalam jumlah yang berlebihan dan
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan keracunan karena dengan bantuan
bakteri rumen, nitrat akan direduksi menjadi nitrit yang 10 kali lebih toksin dari
nitrat. Sumber air yang sering tercemar nitrat adalah sumber air yang tidak
terpelihara (tidak pernah digunakan) dengan kedalaman yang cukup dangkal, air
danau, serta sumber air yang berdekatan dengan lahan pertanian yang
menggunakan pupuk Nitrogen dengan takaran tinggi. Ambang batas Nitrat pada
air yang layak konsumsi menurut Kepmenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990
adalah 10 Mg/ L.
13. Nitrit (NO2-)
Nitrit dihasilkan dari perubahan nitrat yang mengkontaminasi air minum
oleh mikroorgnisme pada saluran pencernaan manusia. Keracunan nitrat atau
nitrit dapat menyebabkan muka biru dan juga kematian. Ambang batas Nitrit
pada air minum yang layak konsumsi sebagai konsentarasi maksimal yang
diperbolehkan oleh pemerintah melalui Kepmenkes NO.
416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 1 Mg/L.
14. pH Air
pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena mengontrol tipe
dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan di dalam air. Selain itu mahluk-
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 10
mahluk akuatik lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan
diketahuinya nilai pH maka akan diketahui apakah air tersebut sesuai atau tidak
untuk menunjang kehidupan. pH air standar adalah 6,5 sampai dengan 8,5
disebut basa. Namun, yang ideal adalah pH 7 yang disebut netral. Untuk air
minum jika pH terlalu rendah maka akan berasa pahit atau asam, sementara jika
pH terlalu tinggi maka air akan berasa tidak enak (kental, atau licin). Menurut
Kepmenkes No. 907/Menkes/SK/VII/2002 kadar maksimum pH yang yang
diperbolehkan pada kualitas air adalah 6,5 - 8,5.
15. Selenium
Dalam jangka pendek, kelebihan selenium dalam tubuh menyebabkan
kerontokan rambut, kehilangan kuku, kelelahan dan emosi labil. Dalam jangka
panjang, penumpukan selenium dapat menyebabkan kerusakan, ginjal, hati,
saraf, dan peredaran darah. Ambang batas selenium pada air yang layak
konsumsi menurut Kepmenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 0,01 Mg/
L.
16. Seng (Zn)
Kadar seng yang berlebihan dapat menyebabkan keracunan dengan gejala
demam, pusing, mual, diare dan kelelahan. Ambang batas seng pada air yang
layak konsumsi menurut Kepmenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 5
Mg/L.
17. Sianida (HCN)
Dalam jangka pendek, komsumsi sianida berlebihan dapat menyebabkan
napas cepat dan tremor (gemetar parah). Untuk jangka panjang. Kadar sianida
yang berlebihan dapat menyebabkan kehilangan berat badan, kerusakan tiroid,
dan kerusakan saraf. Ambang batas sianida pada air yang layak konsumsi
menurut Kepmenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 0,1 Mg/L.
18. Sulfat (SO4)
Sulfat terjadi secara alami pada sebagian besar di tanah. Pada tingkat
tinggi, sulfat dapat memberikan zat rasa. Ketika air bergerak melalui tanah dan
formasi batuan yang mengandung mineral sulfat, beberapa sulfat yang larut ke
dalam tanah tersebut. Orang-orang yang tidak terbiasa untuk minum air dengan
kadar sulfat dapat mengalami diare dan dehidrasi. Bayi paling peka terhadap
sulfat dibandingkan orang dewasa. Menurut Kepmenkes No.
907/Menkes/SK/VII/2002 kadar sulfat yang diperbolehkan untuk air minum
adalah 250 Mg/L.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 11
19. Sulfida ( H2S )
H2S bersifat racun dan berbau busuk. Dalam jumlah besar dapat
memperbesar keasaman air sehinga dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-
pipa logam. Menimbulkan rasa, bau korosih dan iritans. Ambang batas sulfida
pada air yang layak konsumsi menurut Kepmenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 0,05 Mg/L.
20. Tembaga (Cu)
Untuk jangka pendek, kadar tembaga yang berlebihan menyebabkan
gangguan percernaan seperti mual dan muntah. Untuk jangka panjang, kadar
tembaga yang berlebihan dapat menyebabkan kerusakan hati dan ginjal.
menurut Kepmenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 0,05 Mg/L kadar
maksimum yang diperbolehkan 1 Mg/L.
21. Timbal (Pb)
Apabila timbal terhirup atau tertelan oleh manusia di dalam tubuh, ia
akan beredar mengikuti aliran darah, diserap kembali di dalam ginjal dan otak,
dan disimpan dalam tulang dan gigi. Timbal yang terserap oleh anak, walaupun
dalam jumlah kecil, dapat menyebabkan gangguan pada fase pertumbuhan fisik
dan mental yang kemudian berakibat pada fungsi kecerdasan dan kemampuan
akademik. Dalam jumlah banyak, anak akan berperilaku semakin agresif, kurang
konsentrasi, bahkan menyebabkan kanker. Menurut Kepmenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990 adalah 0,05 Mg/L kadar maksimum yang
diperbolehkan untuk Timbal dalam air 0,05 Mg/L.
22. Zat organik (Zo)
Tanaman yang sudah tua akan mati dan lama kelamaan akan membusuk
yang akan menyebabkan peningkatan kadar bahan organik dalam tanah.
Penggunaan pupuk kandang dalam perkebunan juga akan menghasilkan bahan-
bahan organik yang menjadi sumber polutan bagi air disekitarnya. Sampah dan
bahan organik yang terdapat pada pupuk kandang dan akhirnya akan
mencemari dan menurunkan kualitas air itu sendiri. Air yang telah tercemar zat
organik (alkohol, aseton, selulosa, dan anti biotik), apabila masuk ke dalam
tubuh manusia akan mempengaruhi organ-organ tubuh vital dan darah. Ini
diakibatkan akumulasi zat-zat yang tidak terpakai menjadi salah satu penyebab
timbulnya penyakit.
F. Parameter Biologi Kualitas Air
1. Bakteri Colli
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 12
Air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (pathogen)
sama sekalitidak bole mengandung bakteri coli melebihi batas-batas yang telah
ditentukan yaitu 1 coli/100 Ml air (sutrisno, 1991 : 23)
2. COD (Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan
oleh bahan oksidan misalnya kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan
organic yang terdapat dalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam
air bersih berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/1990 mengenai
baku mutu air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 12 Mg/L.
Apabila nilai COD melebihi batas yang dianjurkan, maka kualitas air tersebut
buruk.
3.BOD (Biochemical Oxygen Demand)
BOD adalah jumah zat terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup
untuk memecah bahan-bahan buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai
BOD tidak menunjukkan jumlah bahan organik yang sebenarnya tetapi hanya
mengukur secara relatif jumlah oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen
yang rendah menunjukkan kemungkinan air jernih, mikroorganisme tidak
tertarik menggunakan bahan organic. Makin rendah BOD maka kualitas air
minum tersebut makin baik. Kandungan BOD dalam air bersih menurut
Peraturan Menteri Kesehatan RI No 416/1990 mengenai baku mutu air dann air
minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 Mg/L.
E.2 METODOLOGI
1. Pendahuluan
Kualitas air sungai dipengaruhi oleh kualitas pasokan air yang berasal dari
daerah tangkapan yang berkaitan dengan aktivitas manusia yang ada di
dalamnya (Wiwoho, 2005) Perubahan kondisi kualitas air disebabkan oleh
penggunaan lahan, litologi, waktu, curah hujan dan aktivitas manusia yang
mengakibatkan pencemaran air sungai, baik fisik, kimia, maupun biologik
(Martopo, 1988 dalam Kusuma, 2005). Untuk pengukuran yang lebih kompleks
membutuhkan sample air yang kemudian dijaga kondisinya, dipindahkan, dan
dianalisis di laboratorium. Pengukuran seperti ini memiliki dua masalah yaitu
karakteristik air pada sampel mungkin tidak sama dengan sumbernya karena
terjadi perubahan secara kimiawi dan biologis seiring waktu. Bahkan kualitas air
dapat bervariasi antara siang dan malam dan dipengaruhi keberadaan organisme
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 13
air. Dan air yang telah terpisah dari lingkungannya akan menyesuaikan diri
dengan lingkungan yang baru, yaitu botol atau kemasan yang digunakan dalam
pengambilan sampel. Sehingga bahan yang digunakan untuk pengambilan
sampel harus bersifat inert atau memiliki tingkat reaktivitas yang minimum
sehingga tidak mempengaruhi kualitas air yang diuji. Perubahan kondisi fisik
dan kimiawi juga terjadi ketika air sampel dipompa atau diaduk, menyebabkan
terbentuknya endapan. Ruang udara yang berada di dalam kemasan sampel juga
dapat mempengaruhi karena ada risiko udara larut ke dalam sampel air.
Menjaga kualitas sampel dapat dilakukan dengan mendinginkan sampel
sehingga mengurangi laju reaksi kimia dan perubahan fase. Cara terbaik untuk
mengetahui tingkat perubahan selama pengumpulan sampel hingga analisis
adalah dengan menggunakan dua jenis air yang digunakan bersamaan dengan
pengumpulan sampel. Air jenis pertama, disebut dengan air "kosong" (tidak selalu
air hasil destilasi) adalah air dengan kondisi kimiawi dan biologis yang sangat
kecil sehingga tidak ada karakteristik yang bisa dideteksi. Dan air jenis kedua
merupakan air dengan kondisi yang "dimaksimalkan" sesuai dengan perkiraan
kondisi air sampel. Kedua jenis air ini dipaparkan ke atmosfer sekitar selama
pengambilan sampel, sehingga ilmuwan membawa tiga jenis air dari lokasi
pengambilan sampel dan ketiganya dianalisis untuk mengetahui apa yang
berkurang dan bertambah seiring waktu sejak pengambilan sampel hingga
analisis di laboratorium.
Salah satu upaya pengelolaan kualitas air yang penting dilakukan adalah
pelaksanaan pemantauan kualitas air. Permantauan kualitas air berfungsi untuk
memberikan informasi faktual tentang kondisi kualitas air masa sekarang,
kecenderungan masa lalu dan prediksi perubahan lingkungan masa depan.
Informasi dasar yang dihasilkan dari kegiatan pemantauan dapat dijadikan
acuan untuk menyusun perencanaan, evaluasi, pengendalian dan pengawasan
lingkungan, rencana tata ruang, ijin lokal untuk usaha atau kegiatan, serta
penentuan baku mutu air dan air limbah. Data hasil pemantauan dapat
digunakan sebagai dasar pertimbangan, penyusunan kebijakan ataupun
pengambilan keputusan dan evaluasi kebijakan pengelolaan lingkungan dalam
peraturan lingkungan hidup di daerah.
2. Kelas air
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 14
Kelas air adalah peringkat kualitas air yang dinilai masih layak untuk
dimanfaatkan bagi peruntukan tertentu. Kriteria mutu air, adalah tolok ukur
mutu air untuk setiap kelas ; Klasifikasi mutu air sesuai PP RI No. 82 Tahun
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
ditetapkan AIR menjadi 4 (empat) kelas :
Kelas I, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku
air minum, dan atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas II, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
sarana/prasarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar dan air payau,
peternakan, air untuk mengairi pertamanan, dan/ atau peruntukan lain yang
mensyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas III, yaitu air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
pembudidayaan ikan air tawar dan air payau, peternakan, air untuk
mengairi pertamanan, dan/atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu
air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Kelas IV, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertamanan dan/atau peruntukan lain yang mensyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
3. Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel
Sebelum melakukan pengambilan sampel air sebaiknya dilakukan:
a. Persiapan , terdiri dari :
1. Studi literatur
2. Interpretasi titik-titik pengambilan sampel air sungai , persiapan
administrasi dan perlengkapan lapangan.
b. Pengamatan Lapangan, terdiri dari :
1. Pendataan lokasi sekitar pengambilan sampel air sungai.
2. Wawancara dengan masyarakat di sekitar lokasi untuk mengetahui
keadaan sungai yang dipantau
4. Cara Pengambilan Sampel air sungai terdiri dari
a. Pengambilan sampel air sungai di masing-masing titik yang telah
ditentukan.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 15
b. Pengambilan sampel air diambil menggunakan metode grab(sesaat) dengan
menggunakan gelas ukur 1 liter.
c. Pengukuran parameter lapangan dilakukan pada saat pengambilan sampel
disetiap titik koordinat yang telah ditentukan dengan menggunakan
peralatan parameter lapangan, adapun parameter yang langsung diukur di
lapangan adalah Suhu Air, Koordinat lokasi dengan alat GPS, pH, lebar
sungai, kedalaman sungai dan debit air sungai.
d. Penyimpanan sampel air sungai, dilakukan untuk mempertahankan kondisi
sampel agar tidak mengalami perubahan selama transportasi menuju
laboratorium. Sampel tersebut ditempatkan dalam botol khusus yang
dikemas dalam box khusus dengan tujuan agar tidak terjadi perubahan
kondisi air antara kondisi air sungai sebenarnya dengan pada saat
pengukuan atau penganalisaan di laboratorium.
e. Menyusun dan melakukan kegiatan dokumentasi berupa foto kegiatan di
lapangan pada saat melakukan pengambilan sampel air serta pengamatan
kondisi sungai yang dijadikan lokasi pemantauan kualitas air.
Pelaksanaan pengambilan contoh kualitas air adalah sebagai berikut :
a. Membuat perencanaan pengambilan contoh uji.
b. Menentukan lokasi pengambilan contoh uji
c. Menentukan titik pengambilan contoh uji
d. Melakukan pengambilan contoh uji
e. Melakukan Pengukuran suhu air dilapangan
f. Melakukan pengujian pH air sesaat.
g. Melakukan pencatatan titik koordinat lokasi uji dengan alat GPS.
h. Melakukan pengambilan dokumentasi semua kegiatan yang berlangsung
dilapangan yang berkenaan dengan pemantauan kualitas air
i. Pengepakan contoh dan pengangkutan ke laboratorium
Hal yang perlu diperhatikan
a. Contoh air sungai sebaiknya diambil dari bagian yang mengalir dan dekat
dengan permukaan
b. Bagian sungai yang lebar dan lurus, contoh diambil dari tepi tetapi pada
jarak paling sedikit 1 m dari tepi sungai.
c. Pengambilan contoh air sungai yang tidak terjangkau tangan, contoh air
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 16
dapat diambil dengan botol pemberat.
5. Prosedur pengambilan contoh uji
Proses pengambilan sampel air/contoh uji di lapangan dalam rangka
pemantauan kualitas air di harapkan membuat tahapan-tahapan pelaksanaan
mulai dari menyususn program dan usulan petugas pelaksananya termasuk
penetuan laboratorium penguji, pengusulan program rencana pengambilan
contoh uji, persiapan sarana, prasarana, peralatan yang akan digunakan di
lapangan sampai dengan pengesahan hasil pengambilan contoh uji.
Tahapan-tahapan pelaksanan yang dimaksudkan tersebut dapat dilihat
pada bagan alir pengambilan contoh uji dalam rangka pemantauan kualitas air.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 17
Gambar 1. Bagan alir pengambilan contoh uji dalam rangka pemantauan kualitas air Jenis Sample : Badan Air
Kode Sample : -
Lokasi Pengambilan : -
Tgl. Pengambilan sample : - (Jam: - / Cuaca: -)
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 18
ParameterParameterParameterParameter SATUANSATUANSATUANSATUAN HASILHASILHASILHASIL
ANALANALANALANALISAISAISAISA
Maksimum diperbolehkan
sesuai standar kualitas
air kelas II, SK Gubernur
Sul-Sel No : 69/2010
A.FISIKA.FISIKA.FISIKA.FISIK
1. Suhu oC Suhu Udara 30o C
2. Total Disolved Solid (TDS) mg/l 1000
3. Total Suspended Solid (TSS) mg/l 50
4. Daya Hantar Listrik (DHL) Micro
mho/Cm -
B. KIMIAB. KIMIAB. KIMIAB. KIMIA
1. pH - 6 - 8,5
2. DO mg/l 4
3. Total Phospor (TP) mg/l 0,2
4. NO3 N mg/l 0,06
5. NH3 N mg/l -
6. Besi mg/l -
7. Krom VI (Cr VI) mg/l 0,05
8. Khlorin Bebas mg/l 0,03
9. Timbal mg/l 0,03
10. Air Raksa mg/l 0,002
11. Flourida mg/l 1,5
12. Minyak & Lemak ug/l 800
13. Klorida (Cl) mg/l -
C. MIKROORGANISMEC. MIKROORGANISMEC. MIKROORGANISMEC. MIKROORGANISME
1. Faecal Coliform Jml/100ml 1000
2. Total Coliform Jml/100ml 5000 Catatan : Memenuhi Syarat Standar Kualitas Air Klas ., Berdasarkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan No.69 Tahun 2010
- Ttd = Tidak Terdeteksi (-) = Tidak Dipersyaratkan
Gambar 2. Contoh table hasil pengujian kualitas air yang dikeluarkan oleh
Departemen Kesehatan.
E.3 PROGRAM KERJA
Rencana kerja yang akan dilakukan konsultan dalam rangka pekerjaan
Penyusunan ini disusun secara skematis.
Secara umum pekerjaan ini dibagi atas 4 tahapan utama sebagai berikut:
1) Tahap Pendahuluan/Persiapan
2) Tahap Penyelidikan Lapangan
3) Tahap Analisis Data
4) Perencanaan Teknis
5) Pelaporan
6) Diskusi/Presentasi
Bab ini akan menguraikan rencana tahapan kerja tersebut sesuai dengan
kronologis waktu.
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 19
A. Tahap Pendahuluan
1. Penyelesaian Administrasi
Masalah administrasi yang harus diselesaikan terutama meliputi
administrasi kontrak dan legalitas personil yang akan ditugaskan untuk
melaksanakan pekerjaan ini, baik legalitas di lingkungan intern Konsultan
maupun legalitas yang diperlukan untuk berhubungan dengan pihak lain,
seperti keperluan untuk memperoleh akses pengumpulan data.
2. Mobilisasi Personil dan Peralatan
Konsultan akan melakukan mobilisasi personil dan peralatan yang
diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini. Kemudian melakukan rapat
koordinasi untuk menentukan langkah-langkah guna penyelesaian pekerjaan
ini agar didapatkan hasil kerja yang maksimal. Peralatan, baik untuk
keperluan kantor maupun lapangan disiapkan supaya dapat segera
digunakan apabila diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3. Kunjungan Lapangan
Kunjungan lapangan dilakukan bertujuan untuk melihat secara langsung
kondisi fisik lokasi yang akan distudi dan didetail desain. Dengan demikian
perencanaan detail dari prasarana dan sarana di lokasi tersebut dapat
dilakukan berdasarkan informasi yang lengkap dan akurat.
4. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan dalam pekerjaan ini antara lain:
Data pemantauan kualitas air tahun sebelumnya
Data hidrologi berupa data curah hujan harian minimal untuk 10
(sepuluh) tahun terakhir.
Peta Daerah Aliran Sungai.
Laporan studi terdahulu yang terkait dengan lokasi pekerjaan.
Data lainnya yang dapat menunjang pekerjaan ini.
B. Tahap Penyelidikan Lapangan dan Analisa Data
1. Kegiatan Survey
Kegiatan survey yang dilakukan meliputi :
a. Survey Topografi
-
CV. FAIS KARYA
Engineering Consultant Jl. A. P. Pettarani Blok GA. 9/3 Telp. (0411) 458643 Makassar 90231
A - 20
- Pengukuran penampang sungai di lokasi pekerjaan yang telah
ditetapkan
- Pengukuran kecepatan arus
- Pengikatan dan Pemasangan BM
b. Survey Lingkungan
2. Kegiatan Pengolahan dan Analisis Data
Sedangkan kegiatan pengolahan dan analisis data yang dilakukan
berdasarkan data sekunder dan data primer yang terkumpul meliputi :
1) Penggambaran Geometrik sungai
2) Analisa Hidrologi
3) Analisis Data sosek dan Lingkungan
4) Analisis-analisis penunjang lainnya
C. Tahap Perencanaan Teknis
Dalam perencanaan teknis ini, kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Penyusunan Kriteria Desain
2) Perencanaan dan Perhitungan
3) Penyusunan BOQ dan RAB dan Dokumen Lelang/Spektek
4) Menyusun Manual Operasi dan pemeliharaan (O & P).
D. Pelaporan
Dalam melaksanakan pekerjaan ini, laporan-laporan yang akan disusun adalah
sebagai berikut :
1) Laporan Pendahuluan/Inception Report
2) Laporan Pertengahan/Interim Report
3) Konsep Laporan Akhir
4) Laporan Akhir / Final Report