Data Pengamatan Jamur
-
Upload
desibentang -
Category
Documents
-
view
15 -
download
9
description
Transcript of Data Pengamatan Jamur
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Bakteri
Kurva Pertumbuhan Bakteri
Absorbansi pada 620 nm Berat Sel Kering (mg/mL)0,04 0,440,12 1,140,26 1,870,35 2,460,54 3,810,81 5,330,89 5,791,08 6,881,17 7,791,31 8,52
0 1 2 3 4 5 6 7 8 90
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
1.4
f(x) = 0.15905560687115 x − 0.0433218370536727R² = 0.998539668087537
Kurva Pertumbuhan Bakteri
Berat Sel Kering (mg/mL)
Abso
rban
si
Hasil Pengamatan
Waktu (menit) Absorbansi
Berat Sel KeringX (mg/mL) ln X
30 0,210 1,34 0,2960 0,213 1,38 0,3290 0,233 1,44 0,37120 0,267 1,78 0,58150 0,295 1,89 0,64180 0,317 2,04 0,71240 0,336 2,14 0,76330 0,222 1,04 0,04370 0,236 1,48 0,39480 0,356 2,17 0,77
0 100 200 300 400 500 6000
0.5
1
1.5
2
2.5
f(x) = 0.000713225888974162 x + 1.5237886927603R² = 0.0738002441530569
Metoda Counting Chamber
Waktu (menit)
X (m
g/m
L)
0 100 200 300 400 500 6000
0.10.20.30.40.50.60.70.80.9
f(x) = 0.000336403172166795 x + 0.418037349705807R² = 0.0420495970988513
Kurva Laju Pertumbuhan Spesifik Bakteri
Waktu (menit)
ln X
Jamur
Waktu (menit) Berat kering (gram) ln X0 0,28 -1,21
200 0,31 -1,17390 0,33 -1,111580 0,38 -0,971760 0,42 -0,762005 0,49 -0,713040 0,55 -0,603280 0,61 -0,493640 0,65 -0,43
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 35000
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
f(x) = 8.56755289773594E-05 x + 0.284437446775457R² = 0.944990636385033
Metoda Counting Chamber
Waktu (menit)
X (g
ram
)
0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000
-1.4
-1.2
-1
-0.8
-0.6
-0.4
-0.2
0
f(x) = 0.000213601729322472 x − 1.20502216528674R² = 0.968646413917831
Kurva Laju Pertumbuhan Spesifik Jamur
Waktu (menit)
ln X
Pada praktikum ini dilakukan percobaan kinetika pertumbuhan bakteri dan jamur. Bakteri dan
jamur yang digunakan adalah Lactobacillus Bulgaricus dan A. Niger. Tujuan dari praktikum
ini adalah dapat mengetahui tahapan-tahapan pengembangbiakan batkteri dan jamur dan
dapat mengetahui laju pertumbuhan spesifik (µ) dari bakteri dan jamur.
Kinetika pertumbuhan bakteri dan jamur sangat dipengaruhi jenis nutrisi yang
digunakan, umur dari kultur murni saat penanaman mikroorganisme dalam inoculum, juga
dipengaruhi oleh ada tidaknya kontaminan yang dapat menggagnggu proses pertumbuhan
mikroorgaineisme yang diinginkan. Laju pertumbuhan spesifik diperoleh dari pertumbuhan
mikroorganisme pada fasa ekpsonensial. Pada fasa eksponensial mikroorganisme tumbuh
dengan cepat, sehingga massa sel dan jumlah sel akan bertambah secara eksponensial
terhadap waktu. Pemberian nutrisi yang tepat pada bakteri dan jamur akan menghasilkan fasa
lag (adaptasi) yang minimum. Selama masa pertumbuhan nutrisi yang diperlukan oleh
mikroba diantaranya unsur karbon dari sukrosa atau glukosa, unsur nitrogen dimana bakteri
Lactobacillus Bulgaricus mendapatkannya dari beef ekstrak dan yeast ekstrak sedangkan
jamur Aspergillus Niger mendapatkan unsur N dari NH4CO3, sumber fosfor dari KH2PO4
serta trace element seperti MgSO4.7H2O dan FeCl3. Kekurangan trace element akan
memperpanjang fase lag (adaptasi mikroba) dan dapat menurunkan laju spesifik pertumbuhan
dan yield.
Pada percobaan kinetika pertumbuhan mikroorganisme untuk mengetahui fasa-fasa
pertumbuhan bakteri dan jamur yang diteliti menggunakan beberapa metode. Pada
pengukuran kinetika pertumbuhan jamur terdapat beberapa metode yang dapat digunakan
untuk menentukan kuantitas dari biomassa, misalnya metode gravimetri, counting chamber,
plating koloni, spektrofotometri, dan sebagainya, namun metode yang digunakan kali ini
adalah gravimetri, yaitu dengan menyaring media berisi biakan dengan menggunakan kertas
saring, lalu dikeringkan di oven, kemudian ditimbang beratnya. Berat biomassa adalah berat
kertas saring setelah penyaringan dikurangi berat kertas saring kosong.Metoda ini dilakukan
karena sifat jamur yang multi seluler memiliki hifa dan miselium sehingga akan membentuk
bola pipih dalam ukuran antara 1 – 10 mm. Sedangkan untuk perumbuhan bakteri
Lactobacillus Sp diamati dengan metode spektrofotometri yaitu metoda yang didasarkan pada
kekeruhan dari sampel yang diambil pada interval waktu tertentu. Untuk mengetahui berat sel
sampel, dibuat kurva standar antara berat sel terhadap absorbansi, dari nilai absorbansi yang
terukur maka akan didapatkan berat sel nya. Bakteri dan jamur yang ditumbuhkan selama
waktu tertentu disimpan dalam incubator shaker agar bekteri tumbuh pada suhu optimum dan
dilakukan pengadukan agar homogen. Karena bakteri Lactobaciluus Bulgaricus ini tergolong
kedalam bakteri mesofilik ,yaitu bakteri yang tidak tahan terhadap temperatur terlalu panas
diatas 40˚C dan terlalu dingin atau dibawah 20˚C sehingga proses pertumbuhan dijaga pada
suhu 37oC.
Untuk percobaan kinetika pertumbuhan bakteri awalnya dibuat kurva kalibrasi antara
berat sel kering (mg/mL) VS absorbansi (A), kemudian setiap 30 menit sampel bakteri diukur
absorbansinya pada panjang gelombang 620 nm diplotkan dalam kurva tersebut sehingga
didapatkan konsentrasi biomassa dari setiap sampel. Lalu, dibuat kurva antara konsentrasi
biomassa terhadap waktu.Setelah itu dibuat kurva ln X terhadap waktu, sehingga didapatkan
persamaan y = 0,0003x – 0,418. Dari persamaan ini, dapat diketahui nilai (slope) laju
pertumbuhan spesifik bakteri (µ), yaitu 0,0003/menit atau 0,018/jam. Dalam proses
pertumbuhan, faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan adalah jenis nutrisi,
temperatur, pengadukan, pH, kadar air, dan ketersediaan oksigen. Dari kurva konsentrasi
(mg/mL) terhadap waktu (menit) pun kita dapat mengetahui fasa-fasa pertumbuhan bakteri,
namun pada percobaan pertumbuhan baketri Lactobacillus Bulgaruicus hanya didapatkan
hingga fasa eksponensial tidak mendapatkan fasa stasioner maupun fasa kematian hal
tersebut dikarenakan keterbatasan waktu praktikum.
Sedangkan pada pertumbuhan jamur, didapatkan kurva antara berat sel kering
terhadap waktu. Berat jamur yang didapat (gram) dikurangi dengan berat kertas saring. Pada
pertumbuhan jamur dilakukan sampling setiap 3 jam Selama 3 hari. Dari kurva berat sel
kering terhadap waktu (menit) pun kita dapat mengetahui fasa-fasa pertumbuhan bakteri,
namun pada percobaan hanya didapatkan hingga fasa eksponensial tidak mendapatkan fasa
stasioner maupun fasa kematian hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu praktikum
karena pertumbuhan jamur cenderung lambat. Lalu dibuat kurva ln X(berat sel) terhadap
waktu(menit), didapatkan persamaan y = 0,0002x – 1,205. Sehingga diketahui bahwa nilai
laju pertumbuhan spesifik jamur adalah 0,0002/menit atau 0,012/jam. Dapat dilihat, bahwa
laju pertumbuhan jamur lebih kecil daripada laju pertumbuhan bakteri. Dalam proses
pertumbuhannya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu jenis nutrisi, temperatur,
pengadukan, pH, kadar air, oksigen, tekanan osmosis, dan cahaya.