Data Link Control 1
-
Upload
lim-cia-chien -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
Transcript of Data Link Control 1
Layer Data Link
• Fungsi utama: pengiriman asinkron atau
sinkron, pendeteksian dan pengkoreksian
kesalahan pengiriman (error control),
pengendalian pengiriman data (flow
control), dan multiplexing
– Unit data = frame
Timing Control di Komunikasi Data
Digital • Timing control dibutuhkan untuk
mengidentifikasikan data rate pengiriman data antara pengirim dan penerima – Mengetahui durasi waktu pengiriman sebuah bit,
sehingga setiap bit di data yang dikirimkan dapat diidentifikasikan dengan benar oleh penerima
• Metode yang digunakan tergantung pada sumber informasi dari timing control tersebut – Asinkron: jika informasinya digenerate oleh penerima,
terpisah dari pengiriman.
– Sinkron: jika informasinya digenerate (secara langsung atau tidak langsung) oleh pengirim, terpisah atau disertakan di pengiriman.
Pengiriman Asinkron
• Efektif untuk pengiriman data dengan data rate
yang rendah (≤ 20 Kbps)
• Data dikirimkan karakter per karakter (8 bit -
ASCII); sinkronisasi dilakukan disetiap karakter
• Urutan pengiriman: idle start bit 8 bit
karakter parity bit (optional) stop bit
• Penerima melakukan timing control dengan
mengatur “clock” (periode pengambilan sampel
sinyal) beberapa kali lebih cepat dari data rate
Format Frame dari Pengiriman
Asinkron
Start bit
8 bit data (1 karakter)
Parity bit (untuk
mendeteksi kesalahan
pengiriman) - optional
Stop bit
Contoh (1)
• Data yang dikirimkan: A (bilangan ASCII = 65), dalam biner menjadi 01000001
• Sinyal NRZ-L digunakan
Bit 0 (+)
Bit 1 (-)
0
Idle state
Idle state = keadaan dimana tidak ada pengiriman data; ditandai dengan
pengiriman bit 1 secara terus menerus
Start bit
1 0 0 0 0 0 1 0
Stop bit
Idle state
Contoh (2)
• Data yang dikirimkan: A (bilangan ASCII = 65 dalam biner menjadi 01000001) dan B (bilangan ASCII = 66 dalam biner menjadi 01000010)
• Sinyal NRZ-L digunakan
Idle state
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Idle state
Start bit Stop bit Stop element
Start bit Stop bit
Pengiriman Sinkron (1)
• Efektif untuk pengiriman dengan data rate yang tinggi (> 20 Kbps)
• Data yang dikirimkan dalam bentuk blok-blok bit (satu blok terdiri dari sejumlah bit yang menyusun lebih dari satu karakter)
• Untuk menentukan awal dan akhir pengiriman, setiap blok diawali dengan pola preamble bit dan diakhiri dengan pola postamble bit. – Control information ditambahkan untuk digunakan di prosedur
data link control
– Gabungan antara blok data, control information, preamble dan postamble bit disebut frame
– Format pasti dari frame tersebut tergantung pada prosedur data link control yang digunakan
– Bit Stuffing untuk menghindari pola preamble dan postamble bit terulang di bagian blok data
Pengiriman Sinkron (2)
• Pada umumnya timing control yang
digunakan adalah menggunakan salah
satu teknik pengkodean sinyal digital yang
memastikan adanya transisi di sinyal yang
merepresentasikan bit 1 dan 0, misalnya
adalah Biphase (manchester encoding
atau differential manchester encoding)
Format Frame dari Pengiriman
Sinkron
Preamble bit Blok Data Postamble bit
Control information:
alamat (MAC address),
tipe frame, dll
Control information:
pendeteksian
kesalahan pengiriman –
FCS (dengan CRC)
Ilustrasi Pengiriman Sinkron • Data yang dikirimkan: A (bilangan ASCII = 65 dalam biner menjadi
01000001) dan B (bilangan ASCII = 66 dalam biner menjadi 01000010)
• Sinyal Manchester encoding digunakan
1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
Preamble Bit
+ Control Info Postamble Bit
+ Control Info
Pola dari preamble dan postamble bit tergantung pada protokol data link
yang digunakan. Contoh: HDLC (High-level Data Link Control, salah satu
protokol data link yang diimplementasikan oleh CISCO) menggunakan
01111110 untuk preamble dan postamble bit-nya.
Blok Data
Jenis-Jenis Kesalahan Pengiriman
• Kesalahan satu bit – Kesalahan terjadi hanya disebuah bit dan tidak mempengaruhi
bit lainnya
• Bit 1 dikirim, bit 0 diterima; atau sebaliknya
– Adanya white noise, saat rasio sinyal terhadap noise mengecil sehingga membingungkan penerima apakah sinyal yang diterima menandakan bit 1 atau 0
• Kesalahan beruntun – Kesalahan beruntun untuk deretan B bits terjadi jika bit pertama
dan terakhir dan sejumlah bit berikutnya diterima dengan kesalahan
– Lebih sering terjadi dan sulit untuk diatasi
– Terjadi karena adanya impulse noise atau penurunan kekuatan sinyal di lingkungan pengiriman secara wireless
– Efek dari kesalahan beruntun bertambah besar sejalan dengan bertambah tingginya rate pengiriman data
Teknik Pendeteksian Kesalahan
Pengiriman • Parity Check
– Skema pendetekian kesalahan pengiriman yang paling sederhana
– Menambahkan sebuah parity bit diakhir blok data
– Parity Genap: nilai parity bit adalah 1 jika jumlah bit 1 berjumlah genap
• Untuk pengiriman sinkron
– Parity Ganjil: nilai parity bit adalah 1 jika jumlah bit 1 berjumlah ganjil
• Untuk pengiriman asinkron
– Kurang ampuh, terutama untuk blok data yang panjang, kemungkinan satu blok bit terubah cukup besar
• Cyclic Redundancy Check (CRC)
Cyclic Redundancy Check (CRC)
• Teknik pendeteksian yang banyak digunakan dan sangat powerful
• Cara kerja: – Untuk sebuah blok data dengan panjang k bits, si
pengirim men-generate deretan bit dengan panjang (n-k) yang disebut Frame Check Sequence (FCS)
– Frame yang dihasilkan terdiri dari deretan n bits (blok data dan FCS) yang dapat dibagi oleh sejumlah angka yang ditentukan sebelumnya
– Si penerima kemudian membagi frame dengan salah satu angka tersebut, jika tidak ada sisa bagi, maka tidak ada kesalahan
• Tiga prosedur: aritmetika modulus 2
• Melakukan operasi penjumlahan dengan menggunakan operasi XOR
• Contoh operasi XOR:
1111
1010
-------
0101
• Langkah-langkah pembuatan pesan dengan kode CRC:
– Ditentukan
• T = Pesan yang akan dikirimkan dengan ukuran n-bit
• D = Blok data atau pesan asli dalam bentuk bilangan biner yang merupakan k-bit pertama dari T
• R = (n-k)-bit FCS, (n-k)-bit terakhir dari T
• P = pola berukuran n-k+1 bit; ini adalah angka yang ditentukan sebelumnya
– Hitung:
– Hitung T = 2(n-k)D+R
CRC
Aritmetika Modulus 2
P
RQ
P
Dkn
)(2
CRC
Aritmetika Modulus 2 – Contoh Pengiriman
• Diketahui:
– Pesan D = 1010001101 (10 bit)
– Pola P = 110101 (6 bit)
– Untuk n = 15, k = 10, maka (n-k) = 5
• 25D = 100000×1010001101=101000110100000 • (25D)/P:
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 (Q)
110101 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0
1 1 0 1 0 1 : : : : : : : : :
1 1 1 0 1 1 : : : : : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : : : : : :
1 1 1 0 1 0 : : : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : : : :
1 1 1 1 1 0 : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : :
1 0 1 1 0 0 : :
1 1 0 1 0 1 : :
1 1 0 0 1 0 :
1 1 0 1 0 1 :
0 1 1 1 0 (R)
• T = 25D+R = 101000110101110 (pesan yang dikirimkan)
CRC
Aritmetika Modulus 2 – Contoh Penerimaan
• Pesan T diterima
• T/P:
1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 (Q)
110101 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
1 1 0 1 0 1 : : : : : : : : :
1 1 1 0 1 1 : : : : : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : : : : : :
1 1 1 0 1 0 : : : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : : : :
1 1 1 1 1 0 : : : :
1 1 0 1 0 1 : : : :
1 0 1 1 1 1 : :
1 1 0 1 0 1 : :
1 1 0 1 0 1 :
1 1 0 1 0 1 :
0 (R)
• Karena R = 0, maka tidak ada error terjadi pada pesan yang diterima
Prinsip Kode Blok untuk Perbaikan
Kesalahan Pengiriman
• Menggunakan hamming codes untuk mengidentifikasikan dan memperbaiki kesalahan sebuah bit dalam sebuah blok data
• Digunakan dua variabel k dan n, dimana k adalah ukuran blok data asli dan n adalah ukuran codeword hamming (n,k) code
• Aritmetika modulus 2 dengan menggunakan operator XOR
Contoh Hamming Code
• (11,7) code digunakan – 7 bit untuk data
– 4 bit untuk bit pemeriksaan di setiap posisi bit yang merupakan pangkat dari 2
Pengirim
• Data: 1001100
Posisi bit: 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit: 1 0 0 _ 1 1 0 _ 0 _ _
• Setiap posisi bit dengan nilai bit 1 dijumlahkan: 11: 1011
7: 0111
6: 0110
------------
1010
• Codeword yang dikirimkan adalah: 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
Contoh Hamming Code (…)
Penerima
• Data yang diterima: 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 (mengandung kesalahan)
Posisi bit: 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit: 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0
• Setiap posisi bit dengan nilai bit 1 dijumlahkan: 11: 1011
8: 1000
7: 0111
6: 0110
-----------
0010
Contoh Hamming Code (…)
Penerima
• Data yang diterima: 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 (tidak mengandung kesalahan)
Posisi bit: 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Nilai bit: 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0
• Setiap posisi bit dengan nilai bit 1 dijumlahkan: 11: 1011
8: 1000
7: 0111
6: 0110
2: 0010
------------
0000
Teknik perbaikan kesalahan
lainnya
• Bose-Chaudhuri-Hocquenghem (BCH)
codes
• Reed-Solomon (RS) codes
• Turbo codes
• Quantum codes
Untuk detailnya dapat dilihat di
http://www.eccpage.com
Latihan
• Diketahui pesan yang akan dikirimkan yaitu “UAS”, dimana nilai ASCII U=85(01010101), A=65(01000001), dan S=83(01010011). Diasumsikan pesan akan dikirimkan dalam bentuk sinyal digital yang dikodekan dengan NRZ-L – Gunakan hamming code (17,12) untuk membentuk
codeword dari 12-bit blok data tersebut!
– Ilustrasikan pengiriman data secara asinkron dan tambahkan odd parity bit disetiap pengiriman!
– Ilustrasikan pengiriman data secara sinkron, dimana setiap blok terdiri dari 12 bit data!