Data Kependudukan Purwakarta

28
Data Kependudukan Kabupaten Purwakarta Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2009 Sumber : BPS Purwakarta, Tahun 2009. Jumlah penduduk berdasarkan sensus Tahun 2010 adalah 851.566 jiwa (dipublikasikan BPS Kabupaten Purwakarta pada 17 Agustus 2010)

description

jumlah penduduk

Transcript of Data Kependudukan Purwakarta

Data Kependudukan Kabupaten Purwakarta

Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten Purwakarta Tahun 2009

Sumber : BPS Purwakarta, Tahun 2009.Jumlah penduduk berdasarkan sensus Tahun 2010 adalah 851.566 jiwa (dipublikasikan BPS Kabupaten Purwakarta pada 17 Agustus 2010)

Komposisi Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009

Sumber: Badan Pusat Statistik Purwakarta, Tahun 2009.

Penduduk Bekerja Menurut Jenis Pekerjaan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2009

Sumber: BPS Kabupaten Purwakarta, Tahun 2009.

Kabupaten Purwakarta

Jumlah Penduduk (2013) : 898.300 JiwaLuas Kabupaten : 971,72 (km2)Kepadatan Penduduk : 924 Orang/km2Tabel Angka IPM Tahun 2009 2013

Variabel IPM20092010201120122013

(poin)KabJabarKabJabarKabJabarKabJabarKabJabar

IPM70,7971,6471,1772,2971,5972,7371,9073,1172,7073,40

Indeks Pendidikan79,5981,1480,5481,6780,6382,5581,2682,75N/A82,31

RLS7,247,727,428,027,448,067,578,087,678,09

AMH95,6595,9895,7196,1896,0796,2996,6596,3996,6896,49

Indeks Kesehatan69,6171,6770,1072,0070,5872,3471,0772,67N/A72,99

AHH66,7768,0067,0668,2067,3568,4067,6468,6068,0168,80

Indeks Daya Beli62,9062,1063,1262,5763,6063,5764,3164,17N/A64,89

PPP (Ribu Rupiah)632,20628,81633,15630,77635,21635,10638,10637,67640,22640,88

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat, BPS Kabupaten Purwakarta

Tabel Indikator Makro Ekonomi dan InfrastrukturIndikator20092010201120122013

Penduduk (Jiwa)819.005851.566867.828 884.916898.300

LPE (%)5,285,776,46,516,70

LPP (%)1,123,980,531,981,94

PDRB Harga Berlaku (Rp.)14.156.38515.957.02117.495.51619.229.19019.643.780

PDRB Harga Konstan (Rp.)6.849.5617.258.9817.708.471 8.194.7108.415.300

PDRB perkapita Harga Berlaku (Rp.)16.891.85118.717.45220.160.119 22.839.45323.685.378

PDRB perkapita Harga Konstan (Rp.)8.173.1158.514.7238.882.487N/AN/A

Investasi (Triliun Rupiah)7,032,381,2632,0333,64

Kemiskinan (%)10,4810,57N/AN/AN/A

Pengangguran Terbuka (%)14,579,547,54N/AN/A

Rasio Elektrifikasi (%)63,1366,16N/AN/AN/A

Kemantapan Jalan (km)56,76345,7156,31N/AN/A

Cakupan Air Bersih (%)N/AN/AN/AN/A63,86

Saluran Irigasi (% Rusak berat) (m)N/AN/AN/AN/AN/A

Sumber : Profil Jawa Barat Tahun 2012, BPS Kabupaten Purwakarta

Tabel Kondisi Infrastruktur Jalan

Status Jalan20092010201120122013

Jalan Kabupaten (km)403403738,05729,26725

Jalan Provinsi melewati Kabupaten (km)58,8158,8158,8159,3559,35

Jalan Nasional melewati Kabupaten (km)42,1942,1942,9142,9142,91

Sumber : Profil Jawa Barat Tahun 2012, Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten PurwakartaTabel Pendidikan (poin)IndikatorTahun Ajaran

2009/20102010/20112011/20122012/20132013/2014

APK SD106,99112,67117,78N/AN/A

APM SD94,7795,6998,2198,2298,35

APK SLTP82,5567,9298,34N/AN/A

APM SLTP76,5858,4996,2996,7196,63

APK SLTA42,8241,4963,27N/AN/A

APM SLTA43,8829,9375,9477,5479,62

Sumber : Kementerian Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan dan Olahraga Kabupaten PurwakartaEkonomi Unggulan Kabupaten Industri keramik hias dan bahan bangunan (genteng, bata dan roster) Peternakan: sapi potong, domba, anak ayam, Budidaya ikan karamba jarring Pariwisata Danau Jatiluhur dan Cirata, Situ Buleud, Situ WanayasaSumber : Kompilasi PusdalisbangTabel Luas Lahan Pertanian

Kondisi Sektor Pertanian20092010201120122013

Luas Sawah (ha)43.15244.05439.24216.57317.653

Luas Perkebunan (ha)11.45012.67612.7429.56110.691

Luas Kehutanan [*kesesuaian landcover terhadap rencana KL Hutan] (ha)N/A3.011N/AN/AN/A

Sumber : Profil Jawa Barat Tahun 2012, , Website Dinas Perkebunan, Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Purwakarta

Tabel Keuangan DaerahIndikator20092010201120122013

PAD Murni67.084.000.00070.095.482.73891.736.553.000N/AN/A

DAU 454.475 457.288 517.617 635.154N/A

DAK 45.455 50.559 10.008 44.084N/A

Bantuan Provinsi13.500.000.00020.578.750.00049.123.472.500N/AN/A

Volume APBD (juta Rp) 776.963 995.346 1.081.475 1.096.027N/A

Sumber : Kementerian Keuangan RI, Biro Keuangan Provinsi Jawa BaratTabel Kiriman Uang TKI dari Luar Negri (Miliar Rupiah)

Tahun20092010201120122013

Kiriman Uang TKI dari luar Negeri (Rp)72,0621,42159,06172,94189,88

Sumber : Jawa Barat Dalam Angka 2013, PT.Pos IndonesiaPENDUDUK KABUPATEN PURWAKARTA TAHUN 2010

Hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) mencatat bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 adalah sebanyak 237.641.326 jiwa, yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 118.320.256 jiwa (49,79 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 119.321.070 jiwa (50,21 persen).

Penduduk laki-laki Indonesia sebanyak 119.630.913 jiwa dan perempuan sebanyak 118.010.413 jiwa. Seks Rasio adalah 101, berarti terdapat 101 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen).Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan.

Jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta sebanyak 852.521 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 458.599 jiwa atau 53,79 persen dan di daerah perdesaan sebanyak 393.922 jiwa atau 46,21 persen.Penduduk laki-laki Kabupaten Purwakarta sebanyak 436.082 jiwa dan perempuan sebanyak 416.439 jiwa. Seks rasio penduduk Kabupaten Purwakarta adalah 105, berarti terdapat 105 laki-laki untuk setiap 100 perempuan, dimana 51,15 persen penduduk laki-laki dan 48,85 persen penduduk perempuan.

Jumlah penduduk yang aktif secara ekonomi (angkatan kerja) di Kabupaten Purwakarta berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 (SP2010) adalah 351.864 orang, yang terdiri dari 245.163 laki-laki dan 106.701 perempuan. Dari jumlah tersebut, jumlah yang bekerja adalah 335.802 orang dan penganggur sebesar 16.062 orang. Dengan jumlah penduduk 15 tahun ke atas sebanyak 593.547 jiwa, tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) di Kabupaten Purwakarta adalah 59,41 persen, dimana TPAK laki-laki adalah 81,11 persen dan TPAK perempuan sebesar 36,79 persen.

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang menggambarkan persentase penganggur terhadap total angkatan kerja adalah 4,56 persen, dimana TPT laki-laki adalah 3,7 persen, sedangkan TPT perempuan adalah 6,5 persen.

Jumlah Penduduk per Kecamatan:

Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur:

Piramida Penduduk Kabupaten Purwakarta:

......

SEKILAS INFORMASI:PENDUDUK PROVINSI JAWA BARAT HASIL SENSUS PENDUDUK 2010

Jumlah dan Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Provinsi Jawa Barat sebanyak 43.053.732 jiwa yang mencakup mereka yang bertempat tinggal di daerah perkotaan sebanyak 28.282.915 jiwa (65,69 persen) dan di daerah perdesaan sebanyak 14.770.817 jiwa (34,31 persen). Persentase distribusi penduduk menurut kabupaten/kota bervariasi dari yang terendah sebesar 0,41 persen di Kota Banjar hingga yang tertinggi sebesar 11,08 persen di Kabupaten Bogor.

Jenis Kelamin Penduduk

Penduduk laki-laki Provinsi Jawa Barat sebanyak 21.907.040 jiwa dan perempuan sebanyak 21.146.692 jiwa. Seks Rasio adalah 104, berarti terdapat 104 laki-laki untuk setiap 100 perempuan. Seks Rasio menurut kabupaten/kota yang terendah adalah Kabupaten Ciamis sebesar 98 dan tertinggi adalah Kabupaten Cianjur sebesar 107. Seks Rasio pada kelompok umur 0-4 sebesar 106, kelompok umur 5-9 sebesar 106, kelompok umur lima tahunan dari 10 sampai 64 berkisar antara 97 sampai dengan 113, dan dan kelompok umur 65-69 sebesar 96.

Umur Penduduk

Median umur penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 adalah 26,86 tahun. Angka ini menunjukkan bahwa penduduk Provinsi Jawa Barat termasuk kategori menengah. Penduduk suatu wilayah dikategorikan penduduk muda bila median umur < 20, penduduk menengah jika median umur 20-30, dan penduduk tua jika median umur > 30 tahun. Rasio ketergantungan penduduk Provinsi Jawa Barat adalah 51,20. Angka ini menunjukkan bahwa setiap 100 orang usia produktif (15-64 tahun) terdapat sekitar 51 orang usia tidak produkif (0-14 dan 65+), yang menunjukkan banyaknya beban tanggungan penduduk suatu wilayah. Rasio ketergantungan di daerah perkotaan adalah 48,84 sementara di daerah perdesaan 55,92 . Perkiraan rata-rata umur kawin pertama penduduk laki-laki sebesar 25,9 tahun dan perempuan 22,2 tahun (perhitunganSingulate Mean Age at Marriage/SMAM).

Kelahiran

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate- CBR) adalah jumlah kelahiran per 1000 penduduk. CBR Provinsi Jawa Barat adalah 17,40, yang artinya terdapat sekitar 17 sampai dengan 18 kelahiran hidup untuk setiap 1000 penduduk. Angka CBR provinsi bervariasi antara 17,8 di daerah perkotaan dan 16,6 di daerah perdesaan. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate- TFR) adalah rata-rata jumlah anak yang dipunyai seorang wanita selama masa reproduksinya, yang juga sebagai ukuran fertilitas suatu kohor perempuan. TFR Provinsi Jawa Barat hasil SP2010 yang merujuk pada keadaan (2006-2009) adalah 2,43, yang artinya rata-rata hitung jumlah anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan sampai dengan akhir masa reproduksinya adalah 2 sampai dengan 3 orang.

Kematian

Angka Kematian Bayi (Infant Mortality Rate- IMR) didefinisikan sebagai banyaknya kematian bayi usia dibawah satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu. IMR hasil SP2010 yang merujuk pada keadaan tahun 2006 untuk Provinsi Jawa Barat adalah 25,54, artinya setiap 1000 kelahiran hidup terdapat 25,54 bayi berumur kurang dari satu tahun yang meninggal. IMR untuk laki-laki (30) adalah lebih besar dari perempuan (22). Angka Harapan Hidup (AHH atau e0) Provinsi Jawa Barat hasil SP2010 yang merujuk pada keadaan 2006 sebesar 70,90 tahun, yang artinya secara rata-rata penduduk yang lahir pada periode rujukan akan bertahan hidup sampai umur 70,90 tahun. Secara umum, perempuan mempunyai AHH yang lebih tinggi dibanding laki-laki. Angka e0 laki-laki sebesar 68,9 tahun sementara perempuan sebesar 72,8 tahun.

Migran Masuk Risen

Jumlah penduduk yang merupakan migran risen terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 1.818.053 penduduk atau 4,7 persen penduduk merupakan migran masuk risen antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk risen di daerah perkotaan 6,6 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 6,6 dan 1,0 persen. Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 926.836 berbanding 891.217 orang. Seks rasio migran risen adalah 104. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar.

Migran Masuk Seumur Hidup

Jumlah penduduk yang merupakan migran seumur hidup terus meningkat dari waktu ke waktu. Hasil SP2010 mencatat 8.150.103 penduduk atau 18,9 persen penduduk merupakan migran masuk seumur hidup antar kabupaten/kota. Persentase migran masuk seumur hidup di daerah perkotaan 16,2 kali lipat lebih besar daripada di daerah perdesaan, masing-masing sebesar 27,1 dan 3,2 persen. Menurut gender, jumlah migran laki-laki lebih banyak daripada migran perempuan, 4.242.651 berbanding 3.907.452 orang. Seks rasio migran risen adalah 109. Data-data tersebut menunjang teori, bahwa migran lebih banyak di daerah perkotaan dan laki-laki lebih banyak yang melakukan perpindahan. Persentase migran terbesar di Kota Bekasi dan terkecil di Kota Banjar.

Pendidikan

Setiap warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti pendidikan dasar (Pasal 6, UU No. 20 Tahun 2003). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak sekolah sebesar 2,08 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,44 persen. Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM) terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 39,39 persen, dan AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen yang berarti dari setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 96 orang yang melek huruf. Penduduk dikatakan melek huruf jika dapat membaca dan menulis huruf latin atau huruf lainnya.

Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah yang sedang bersekolah. APS merupakan ukuran daya serap, pemerataan dan akses terhadap pendidikan khususnya penduduk usia sekolah. APS 13-15 tahun sebesar 80,80 persen. Ini menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar 19,20 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 44,65 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 11,54. APS di perdesaan lebih rendah dibandingkan perkotaan. Semakin tinggi kelompok umur semakin besar perbedaannya (gap). Di perdesaan APS 7-12 tahun sebesar 94,29 persen, APS 13-15 tahun 74,83 persen, APS 16-18 tahun 33,95 persen, APS 19-24 tahun sebesar 5,41 persen. Di perkotaan APS 7-12 tahun sebesar 95,68 persen, APS 13-15 tahun 84,17 persen, APS 16-18 tahun 49,95 persen dan APS 19-24 tahun sebesar 14,20 persen.

Pendidikan yang Ditamatkan

Kualitas SDM dapat dilihat dari pendidikan yang ditamatkan. Gerakan wajib belajar 9 tahun (1994) mentargetkan pendidikan yang ditamatkan minimal tamat SMP. Persentase penduduk usia 5 tahun ke atas yang tidak/belum pernah sekolah sebesar 7,22 persen, tidak/belum tamat SD 17,87 persen, tamat SD/MI/sederajat 35,51 persen dan tamat SMP/MTs/sederajat sebesar 16,29 persen. Kualitas SDM daerah perdesaan lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan. Persentase penduduk uisa 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat di perdesaan 21,02 persen lebih rendah dibandingkan perkotaan 49,03 persen. Pendidikan perempuan lebih rendah dibandingkan laki-laki. Persentase penduduk perempuan usia 5 tahun ke atas berpendidikan minimum tamat SMP/MTs/sederajat 36,86 persen lebih rendah dibandingkan laki-laki 41,84 persen.

Pendidikan yang Ditamatkan

Pendidikan yang tinggi merupakan salah satu tuntutan era globalisasi. Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar, merupakan modal dasar pembangunan bangsa. Modal dasar yang berkualitas merupakan tujuan utama pembangunan manusia Indonesia seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas serta berpendidikan tinggi adalah upaya mempersiapkan SDM yang kompeten agar mampu bersaing dalam pasar kerja global. Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Jawa Barat usia 5 tahun ke atas yang tamat SM/sederajat sebesar 17,93 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar 2,02 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,88 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,27 persen.

Angka Melek Huruf (AMH)

Angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas sebesar 95,74 persen. AMH penduduk usia 15 tahun ke atas perempuan (94,10 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (97,33 persen). AMH penduduk usia 15 tahun ke atas di daerah perdesaan (92,75 persen) lebih rendah dibandingkan daerah perkotaan (97,28 persen). Rendahnya AMH penduduk usia 15 tahun ke atas disebabkan oleh rendahnya AMH penduduk usia 45 tahun ke atas. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas sebesar 88,09 persen. AMH penduduk usia 45 tahun ke atas perempuan (83,46 persen) lebih rendah dibandingkan laki-laki (92,67 persen).

Penduduk Usia Sekolah

Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 5.124.462 jiwa, 13-15 tahun 2.494.902 jiwa, 16-18 tahun 2.276.128 jiwa dan 19-24 tahun 4.364.757 jiwa. Di perkotaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 3.279.271 jiwa, 13-15 tahun 1.596.749 jiwa, 16-18 tahun 1.523.622 jiwa dan 19-24 tahun 3.047.276 jiwa. Di perdesaan jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebanyak 1.845.191 jiwa, 13-15 tahun 898.153 jiwa, 16-18 tahun 752.506 jiwa dan 19-24 tahun 1.317.481 jiwa. Jumlah penduduk perempuan usia 7-12 tahun sebanyak 2.489.291 jiwa, 13-15 tahun 1.218.448 jiwa, 16-18 tahun 1.111.166 jiwa dan 19-24 tahun 2.158.820 jiwa. Jumlah penduduk laki-laki usia 7-12 tahun sebanyak 2.635.171 jiwa, 13-15 tahun 1.276.454 jiwa, 16-18 tahun 1.164.962 jiwa dan 19-24 tahun 2.205.937 jiwa.

Ketenagakerjaan

Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Jawa Barat sebesar 17.783.677 orang, di mana sejumlah 17.094.003 orang diantaranya bekerja, sedangkan 689.674 orang merupakan pengangguran. Dari hasil SP 2010, Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Jawa Barat sebesar 58,49 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan, yaitu masing-masing sebesar 80,59 persen dan 35,82 persen. Sementara itu, bila dibandingkan menurut perbedaan wilayah, TPAK di perkotaan lebih rendah daripada perdesaan, masing-masing sebesar 57,37 persen dan 60,65 persen. Tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat dengan TPAK tertinggi berturut-turut adalah Kabupaten Majalengka (66,41), Kabupaten Ciamis (65,65), dan Kabupaten Tasikmalaya (64,90). Dengan jumlah pengangguran sejumlah 689.674 orang, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di provinsi ini mencapai 3,88 persen.

Perumahan

Peningkatan jumlah penduduk Indonesia yang pesat menjadikan kebutuhan tempat tinggal semakin meningkat pula. Program pemerintah yang menyangkut perumahan terus ditingkatkan, baik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Status kepemilikan/penguasaan bangunan tempat tinggal di Provinsi Provinsi Jawa Barat paling banyak adalah milik sendiri. Rumah tangga yang menghuni rumah dengan luas lantai kurang dari 20 m2 paling banyak dijumpai di Kota Bandung (175.703 rumah tangga), sementara yang paling sedikit terdapat di Kota Banjar (1.879 rumah tangga).

Kesulitan Fungsional

Hasil SP 2010 tidak dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penyandang disabilitas karena perbedaan konsep dan definisi antara SP 2010 dan Kementerian Sosial. Pendekatan tingkat kesulitan yang dialami oleh penduduk digunakan sebagai proksi mendapatkan informasi penyandang disabilitas. Seseorang dapat memiliki satu atau lebih jenis kesulitan dengan derajat kesulitan ringan atau parah. Persentase penduduk usia 10 tahun ke atas di Provinsi Jawa Barat yang memiliki kesulitan, baik ringan maupun parah, dengan jenis kesulitan penglihatan sebesar 3,06 persen, kesulitan pendengaran sebesar 1,47 persen, kesulitan berjalan atau naik tangga sebesar 1,50 persen, kesulitan mengingat/berkonsentrasi atau berkomunikasi dengan orang lain sebesar 1,24 persen, dan yang memiliki kesulitan mengurus diri sendiri sebesar 0,92 persen.

Sumber:Data Sensus Penduduk 2010, Badan Pusat Statistik Republik Indonesia

Gambaran umum demografis wilayahKabupaten Purwakarta, tercermin dari jumlah pendudukPurwakarta, pada tahun 2010 berdasarkan data hasil Sensus Penduduk tahun 2010 dari Badan Pusat Statistik (BPS) adalah sebanyak 852.521 jiwa.Dikarenakan Sensus Penduduk dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali (tahun berakhiran 0), maka untuk tahun 2013 jumlah penduduk Kabupaten Purwakarta menggunakan data proyeksi.Data penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2013 diprediksikan mencapai898.300 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,94% (data proyeksi kinerja daerah RPJMD Tahun 2013-2018).Hal ini disebabkan selain akibat faktor pertumbuhan penduduk alami, juga dipengaruhi oleh faktor migrasi, baik migrasi masuk maupun migrasi keluar.Penyebaran penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2010 dan 2013, dapat dilihat pada tabel berikut ini:Tabel : Penyebaran Penduduk Berdasarkan Kecamatan di Kabupaten Purwakarta Tahun 2010 dan 2013

Sumber:Badan Pusat Statistik Kabupaten PurwakartaKeterangan:*)Tahun 2010 (Sensus Penduduk)**)Tahun 2013 (Data proyeksi)Dari tabel di atas terlihat bahwa penyebaran penduduk Kabupaten Purwakarta tahun 2013 tidak merata di semua kecamatan.Penduduk masih banyak bermukim di Kecamatan Purwakarta yaitu sebanyak 174.366 jiwa atau 19,41%, hal ini dikarenakan aktivitas perokonomian masih bertumpu di Kecamatan Purwakarta sebagai Ibu Kota Kabupaten.Kondisi Ekonomi DaerahSabtu, 13 Agustus 2011 22:40Pertumbuhan Ekonomi Laju Pertumbuhan EkonomiLaju Pertumbuhan Ekonomi menggambarkan besarnya peningkatan produksi yang terjadi dibandingkan tahun sebelumnya. Indikator ini dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan pembangunan yang telah berlangsung di Kabupaten Purwakarta dalam periode waktu tertentu. Sebagaimana diketahui, perkembangan perekonomian Kabupaten Purwakarta tidak lepas dari pengaruh perkembangan ekonomi nasional secara umum. Perekonomian nasional yang terus menunjukkan pertumbuhannya baik dari segi investasi maupun sektor perdagangan memberikan imbas pada nilai investasi di Kabupaten Purwakarta yang semakin meningkat, begitupun pada sektor perdagangan memperlihatkan pertumbuhan positif dari tahun ke tahunnya.Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakartatahun 2013 ditargetkan sebesar 6,70% atau menguat 0,39% dibandingkan tahun 2012.Peningkatan angka Laju Pertumbuhan Ekonomi tersebut dipicu oleh tiga sektor dominan sebagai penggerak roda perekonomian di Kabupaten Purwakarta, yakni: Sektor Industri Pengolahan, Sektor Perdagangan dan Sektor Pertanian.Grafik : Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta*) Data Target Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)Perkembangan produksi barang dan jasa Kabupaten Purwakarta direfleksikan dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). PDRB merupakan dasar pengukuran atas nilai tambah yang mampu diciptakan akibat timbulnya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan daerah dalam mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusia yang dimiliki.Kinerja pembangunan ekonomi daerah Kabupaten Purwakarta dapat diamati dari berbagai indikator seperti pertumbuhan ekonomi makro, struktur perekonomian, pendapatan per kapita dan indikator ekonomi lainnya. PDRB Kabupaten Purwakarta sebagai salah satu komponen indikator kinerja pembangunan ekonomi makro menunjukkan pertumbuhan yang positif dari tahun ke tahunnya. Hal ini dapat dilihat dari grafik di bawah ini:Grafik : Perkembangan PDRB Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta*) Data TargetData PDRB Kabupaten Purwakarta tahunAtas Dasar Harga Berlaku menurut data target sebesar Rp19.643,78 milyar, terjadi peningkatan sebesar Rp414,61 milyar bila dibandingkan dengan tahun 2012.Sedangkan pertumbuhan PDRB Kabupaten Purwakarta Atas Dasar Harga Konstan 2000 pada tahun 2013 mencapai Rp8.415,30 milyar, terjadi peningkatan positif dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp256,60 milyar.PDRB Kabupaten Purwakarta selain menunjukkan pertumbuhan ekonomi, juga dapat menggambarkan struktur ekonomi.Struktur ekonomi tersebut dapat dilihat dari peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB total, dimana dari tahun 2012-2013 peranan terbesar didukung oleh kegiatan ekonomi yang tergabung dalam kelompok Sektor Industri Pengolahan, berikutnya Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kemudian Sektor Pertanian. Pendapatan Per Kapita PendudukUkuran lain yang digunakan untuk melihat tingkat kemakmuran penduduk suatu daerah atau potensi ekonomi suatu daerah adalah besaran PDRB Per-Kapita Atas Dasar Harga Berlaku.PDRB per-kapita merupakan gambaran nilai tambah yang dapat diciptakan oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi, dapat pula dijadikan gambaran kasar dari rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah.Gambaran kemakmuran tersebut dikatakan kasar karena pada kenyataannya produk yang dihasilkan oleh suatu wilayah belum tentu seluruhnya dinikmati oleh penduduk wilayah yang bersangkutan.Data Pendapatan Per-Kapita Penduduk Kabupaten Purwakarta menunjukkan pertumbuhan yang positif.PDRB Per-Kapita Kabupaten Purwakarta tahun 2013 ditargetkan sebesar Rp23.685.379,00, terjadi peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2012 sebesar Rp1.903.331,32.Grafik : Pendapatan Per Kapita Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta*) Data Target Kemampuan Daya Beli MasyarakatPengeluaran rumah tangga merupakan salah satu indikator yang dapat memberikan gambaran kesejahteraan penduduk di suatu daerah.Kemampuan daya beli masyarakat ditentukan oleh beberapa faktor, seperti faktor pendapatan, inflasi dan pola konsumsi masyarakat.Kemampuan Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun 2008-2013, dapat dilihat pada tabel berikut ini:Berdasarkan dataBadan Pusat StatistikKabupaten Purwakarta, Pertumbuhan Kemampuan Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta dari tahun ke tahun terus meningkat, dengan menghitung tingkat daya beli masyarakat berdasarkanpengeluaran konsumsi per-kapita riil ditargetkankan tahun 2013 sebesar 638,61 point atau mengalami peningkatan sebesar 1,61 point bila dibanding tahun 2012.Salah satu alasan peningkatanini adalah pembangunan ekonomi Kabupaten Purwakarta yang mengalami pertumbuhan positif yang berpengaruh pada kenaikan pendapatan per-kapita masyarakat pada periode yang sama.Sehingga hal ini akan mempengaruhi tingkat kemampuan daya beli masyarakat secara umum.Grafik : Kemampuan Daya Beli Masyarakat Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta*) Data Target Laju InflasiInflasi merupakan gejala kenaikan harga umum yang terjadi pada suatu wilayah, hal ini dipengaruhi oleh harga barang dan jasa serta kebijakan pemerintah. Pengukuran inflasi bisa dilakukan dengan menggunakan Indeks Harga Konsumen atau dengan menggunakan deflator PDRB.Perkembangan inflasi sebagaimana yang tercermin pada nilai PDRB atas dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan, menunjukkan adanya bentuk keseimbangan antara permintaan(demand)dengan penyediaan(supply).Grafik : Laju Inflasi Kabupaten Purwakarta Tahun 2008-2013

Sumber : BPS Kabupaten Purwakarta*) Data TargetBerdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Purwakarta inflasi tahun 2013 mencapai angka 9,32%.Hal ini disebabkanKenaikan harga BBM bersubsidi yang naik pada awal paruh kedua tahun 2013 menyebabkan capaian inflasi tahun 2013 cukup tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya.Karena BBM bersubsidi memiliki efek yang sangat dominan terhadap perubahan harga dari berbagai komoditas yang diteliti baik ketika pada tahap produksi maupun dalam hal distribusi komoditas tersebut.