Analisis Data Kependudukan Kabupaten Pasaman

39
19 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah Negara yang kaya akan kuantitas SDM (Sumber Daya Manusia) tetapi SDM yang kaya tersebut memicu permasalah dari segi kualitas. Permasalahan di Indonesia hingga saat ini semakin kompleks.Negara Indonesia sebagai negara berkembang, tergolong sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar.Sumber daya manusia yang melimpah dapat menjadi aset negara yang cukup penting bila dimanfaatkan dengan baik dan terarah untuk kemajuan pembangunan nasional. Hal ini terlihat ketika beberapa waktu yang lalu marak dibahas mengenai kasus TKI, busung lapar, kemiskinan, pengangguran bahkan permasalahan yang berkonotasi politik seperti halnya hasil pemilu yang dianggap tidak valid dan penuh kecurangan.Berbagai

description

data

Transcript of Analisis Data Kependudukan Kabupaten Pasaman

BAB IPENDAHULUANA. Latar BelakangIndonesia adalah Negara yang kaya akan kuantitas SDM (Sumber Daya Manusia) tetapi SDM yang kaya tersebut memicu permasalah dari segi kualitas. Permasalahan di Indonesia hingga saat ini semakin kompleks.Negara Indonesia sebagai negara berkembang, tergolong sebagai negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar.Sumber daya manusia yang melimpah dapat menjadi aset negara yang cukup penting bila dimanfaatkan dengan baik dan terarah untuk kemajuan pembangunan nasional.Hal ini terlihat ketika beberapa waktu yang lalu marak dibahas mengenai kasus TKI, busung lapar, kemiskinan, pengangguran bahkan permasalahan yang berkonotasi politik seperti halnya hasil pemilu yang dianggap tidak valid dan penuh kecurangan.Berbagai kalangan masyarakat maupun elit pemerintah memiliki sudut pandang yang berbeda-beda dalam menyikapi persoalan ini.Solusi yang dianggap sebagai jalan keluar untuk mengatasi persoalan ini pun bermacam-macam.Kekuatan kekuasaan serta kekuatan politik menjadi dominator dalam setiap keputusan yang tertuang dalam kebijakan-kebijakan yang diwujudkan sebagai langkah dalam menyelesaikan persoalan berskala nasional ini.Namun bila kita melihat fenomena tersebut dari sudut pandang demografi, terdapat titik-titik yang dapat menjadi acuan untuk menemukan sumber permasalahan.Perbedaan keadaan tanah dan lingkungan menjadi salah satu faktor yang menyebabkan masyarakat bermigrasi ke tempat yang memiliki potensi ekonomi untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Keadaan tanah yang kurang baik menjadi salah satu penyebab minimnya peluang peningkatan ekonomi yang memicu menyebarnya penduduk dari daerah satu ke daerah lain. Dari persoalan lingkungan dapat berimplikasi pada persoalan demografi yang mengakibatkan ketidakmerataan penduduk antar daerah yang berdampak pula pada perbedaan kepadatan penduduk yang pada akhirnya juga akan berakibat pada masalah pangan. Dari satu masalah menimbulkan permasalahan yang lain.Oleh karena itu, berbagai pihak yang berkepentingan dengan proses pembangunan perlu melihat persoalan-persoalan di atas dari sudut pandang demografis. Karena obyek dari pembangunan sendiri adalah penduduk yang berdiam dalam suatu negara.Terkait dengan kependudukan, perhitungan kependudukan melalui sensus merupakan hal yang cukup penting, baik sebagai data akurat kependudukan maupun sebagai data pendukung untuk menentukan kebijakan pembangunan dari segi politik, sosial maupun ekonomi.Terkait dengan politik, data kependudukan merupakan modal yang cukup penting untuk melaksanakan pemilihan umum.Dengan adanya data penduduk yang memenuhi standar untuk mengikuti pemilihan umum dapat dijadikan acuan perhitungan hasil pemilu yang valid atau sah.Dari sisi permasalahan pangan, realitas masyarakat yang kekurangan pangan tergambar dari adanya masalah busung lapar beberapa waktu lalu, hal ini menunjukkan bahwa persoalan pangan disebabkan oleh kondisi sumber daya lahan yang kurang produktif untuk memenuhi kegiatan pertanian. Banyaknya daerah yang memiliki lahan kurang potensial menyebabkan penduduk yang tinggal di daerah tersebut berpindah ke daerah lain yang memiliki lahan subur. Dengan semakin banyaknya penduduk yang melakukan migrasi ke daerah yang produktif akan menimbulkan permasalahan baru yakni ketidakmerataan penduduk antara daerah satu dengan daerah lainnya. Daerah yang produktif dan memiliki nilai ekonomis secara bertahap mengalami peningkatan jumlah penduduk, sementara penduduk di daerah yang kurang potensial akan kekurangan penduduk.Oleh karena itu, analisis mengenai kependudukan ini dapat digunakan untuk melihat realitas dalam masyarakat, baik kepadatan penduduk, persebaran penduduk, registrasi penduduk serta struktur penduduk.B. Rumusan MasalahBerdasarakan pemikiran diatas, kajian ini berupaya untuk mempelajari permasalahan yang muncul dari analisis kependudukan di Dramaga, Kabupaten Bogor. Secara khusus hal-hal yang akan dikaji yaitu:1. Bagaimana perkembangan penduduk di Kabupaten Pasaman ?2. Bagaimana persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman?3. Bagaimana struktur penduduk di Kabupaten Pasaman?4. Apakah terdapat bonus demografi di Kabupaten Pasaman?C. Tujuan Berdasarkan perumusan masalah tersebut, adapun tujuan analisis kependudukan ini adalah:1. Mengetahui perkembangan penduduk yang terjadi di Kabupaten Pasaman.2. Mengetahui persebaran dan kepadatan penduduk di Kabupaten Pasaman.3. Mengetahui struktur penduduk di Kabupaten Pasaman.4. Mengetahui terdapat atau tidaknya bonus demografi dan permasalahan yang terjadi di Kabupaten Pasaman.D. Manfaat Melalui kajian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang nantinya memiliki kepentingan terhadap kajian demografi, baik bagi civitas akademika maupun masyarakat. Adapun manfaat yang diharapkan adalah:1. Dapat menjadi referensi bagi kajian yang akan melakukan pengamatan sejenis.2. Memberikan informasi dan pemahaman kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang kependudukan di Kabupaten Pasaman.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Penduduk

Kata demografi berasal dari bahasa Yunani yang berarti Demos adalah rakyat atau penduduk, dan Grafein adalah menulis.Jadi demografi adalah tulisan tulisan atau karangan karangan mengenai rakyat atau penduduk.Menurut Donald J Bogue ( dasar dasar demografi, 1981 ), demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang besar, komposisi, dan distribusi penduduk serta perubahan perubahannya sepanjang masa melalui bekerjanya 5 komponen demografi, yaitu kelahiran, kematian, perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial. Penduduk adalah orang atau individu yang tinggal atau menetap pada suatu daerah tertentu dalam jangka panjang, sedangkan pertumbuhan penduduk adalah keadaan yang dinamis antara jumlah penduduk yang bertambah dan jumlah penduduk yang berkurang.Pertumbuhan penduduk di suatu wilayah dipengaruhi oleh empat faktor, yaitu kelahiran, kematian, migrasi masuk dan migrasi keluar.Faktor dominan yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Indonesia adalah kelahiran dan kematian, karena migrasi masuk dan migrasi keluar sangat rendah.Pengertian penduduk menurut Irma (2009)adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus atau kontinu. Dalam sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Penduduk suatu negara atau daerah bisa didefinisikan menjadi dua: Orang yang tinggal di daerah tersebut. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ.Studi yang membahas mengenai penduduk yaitu ilmu kependudukan dan demografi. Ilmu kependudukan mempersoalkan hubungan-hubungan antara variabel demografi dan variabel dari sistem lain atau non-demografi (Hauser, 1959 dalan Rusli, 1995).Menurut Malthus (1830) dalam Rusli (1995)merumuskan dua postulat tentang kependudukan, yaitu:1. Bahwa pangan dibutuhkan untuk hidup manusia.2. Bahwa kebutuhan nafsu seksual antar jenis kelamin akan tetap sifatnya sepanjang masa.Sedangkan demografi adalah suatu studi mengenai jumlah, distribusi teritorial, dan komposisi penduduk, peubahan-perubahan yang bertalian dengannya serta komponen yang menyebabkan perubahan yang bersangkutan yang dapat diidentifikasi sebagai natalitas, mortalitas, gerak penduduk teritorial, dan mobilitas sosial atau perubahan status (Rusli, 1995).Sensus dalam faham modern mengandung makna perhitungan penduduk yang mencakup wilayah suatu Negara. (Barclay,1958 dalam Rusli,1995). Sensus dilakukan dengan pencacahan langsung tiap orang atau rumah tangga.Dengan demikian suatu sensus penduduk merupakan suatu usaha besar yang memerlukan banyak biaya dan tenaga.Perhitungan penduduk dalam suatu sensus dapat dilakukan dengan system de jure atau de facto.Sistem de jure berarti mencacah penduduk menurut tempat tinggal tetap.Sedangkan dengan system de facto dilakukan dimana seseorang ditemukan pada saat sensus (Rusli, 1995). Sensus dilaksanakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) tahun sekali yang meliputi:1. Sensus Penduduk, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 0 (nol);2. Sensus Pertanian, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 3 (tiga);3. Sensus Ekonomi, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 6 (enam).Sensus penduduk pertama diadakan pada tahun 1961, kedua tahun 1971, ketiga tahun 1980, keempat 1990, kelima 2000 dan yang terakhir diadakan pada tahun 2010.Ada tiga sumber pokok data demografia. Sensus pendudukb. Survai sampel demografic. Sistem registrasi: registrasi vital (catatan peristiwa-peristiwa penting seperti kelahiran, kematian, dan perkawinan), registrasi penduduk, dan statistic migrasi internasional.Survey sampel lebih murah karena hanya meliputi penduduk yang dipilih sebagai wakil penduduk. Namun demikian proses pemilihan ini dapat menimbulkan kesalahan sampel (sampling error) yang tidak akan terjadi jika seluruh penduduk dicacah. Dari suatu sampel dapat diperoleh keterangan-keterangan yang lebih terperinci dan berkualitas lebih baik daripada suatu sensus, karena lebih banyak waktu dan tenaga dapat dicurahkan untuk setiap wawancara.2. Registrasi vital Sensus dan survey menggambarkan keadaan penduduk pada suatu waktu tertentu.Statistik vital merupakan sumber utama untuk mengetahui perubahan penduduk karena statistik ini dikumpulkan secara kontinu dalam berbagai buku registrasi yang biasanya meliputi kematian, kelahiran dan perkawinan.3. Buku Registrasi PendudukDengan suatu sistem registrasi vital yang mencatat secara terpisah setiap peristiwa yang dialami seseorang, sulit diperoleh suatu gambaran lengkap tentang setiap individu.Jika buku registrasi penduduk mencatat setiap individu menurut semua peristiwa (kelahiran, kematian, perkawinan dan migrasi) yang dialami, gambaran tersebut menjadi lebih mudah. Menurut PBB, catatan penduduk yang baik pada saat ini seharusnya secara kontinu mencatat cirri-ciri setiap individu maupun keterangan tentang semua peristiwa penting yang dialaminya.Menurut Rusli (1995), secara umum ada 3 variabel demografi yang sering dikaji dalam studi ilmu kependudukan yaitu kelahiran, kematian dan migrasi atau gerak penduduk. Mengenai kelahiran, dikenal istilah ferilitas yaitu performan reproduksi aktual dari seorang wanita atau sekelompok individu, yang pada umumnya dikenakan pada seorang wanita atau sekelompok wanita. Menurut WHO dalam buku Pengantar Kependudukan yang diterjemahkan oleh Sumanto dan Saladi (1984), lahir hidup didefinisikan sebagai berikut:Kelahiran hidup adalah peristiwa keluarnya atau terpisahnya suatu hasil konsepsi dari rahim ibunya, tanpa mempedulikan lama kehamilan, dan setelah itu bayi bernapas atau menunjukkan tanda-tanda kehidupan yang lain seperti detak jantung, denyut nadi tali pusat, atau gerakan yang nyata disengaja, baik bila tali pusat dipotong atau masih melekat dengan plasenta; oleh karena itu suatu kematian harus didahului suatu kelahiran hidup. Ada beberapa ukuran-ukuran fertilitas dan reproduksi seperti yang dijelaskan oleh Said Rusli (1995)dalam bukunya yang berjudul Pengantar Ilmu Kependudukan, antara lain:a. Reit Kelahiran Kasar (CBR) yang digunakan untuk menghitung jumlah kelahiran per 1.000 penduduk per tahun. CBR dihitung dengan menggunakan rumus:CBR = kelahiran tahun X x 1000 penduduk tengah tahun Xb. Rasio Anak Wanita (RAW) yang digunakan untuk menghitung berapa jumlah anak usia 0-4 tahun per 1.000 wanita usia reproduksi. RAW dihitung dengan menggunakan rumus:RAW = penduduk umur 0-4 tahun x 100 penduduk perempuan umur reproduktifSetelah peristiwa kelahiran hidup, setiap manusia pasti akan mengalami peristiwa demografi lainnya yaitu kematian. Dalam bukunya berjudul Kepadatan Penduduk dan Peledakannya, Said Rusli menyatakan bahwa, Kematian dapat terjadi pada masa bayi, anak balita, remaja, pemuda, dewasa, atau pada umur tua. Lebih lanjut Rusli mengungkapkan tentang konsep Reit Kematian Kasar (CDR) dalam studi kematian. CDR biasanyadinyatakan dalam jumlah kematian per 1.000 penduduk per tahun, yang dirumuskan:CDR = kematian penduduk tahun X x 1000 penduduk tengah tahun XDiantara kelahiran dan kematian tersebut, manusia tak jarang melakukan gerak penduduk atau yang lebih dikenal dengan migrasi penduduk. Dalam Analisa Kependudukan Berdasarkan Data Sensus Pendduduk 1980, dinyatakan bahwa ada tiga dimensi pokok yang terkandung dalam pengertian migrasi yaitu dimensi manusia, dimensi letak demografis yang dilibatkan dan referensi waktu. Sementara itu migrasi sendiri merupakan perpindahan penduduk dari suatu propinsi ke propinsi lainnya untuk maksud menetap paling tidak selama enam bulan.Dalam studi ilmu kependudukan, terdapat pula beberapa ukuran dasar teknik analisa kependudukan yang penting untuk diketahui selain dari yang sudah disebutkan di atas, antara lain (seperti yang disadur dalam Pengantar Ilmu Kependudukan karya Said Rusli):1. Rasio Beban Tanggungan (RBT) yaitu ukuran yang digunakan untuk mengetahui jumlah tanggungan beban penduduk usia produktif, yang dinyatakan dengan rumus:RBT = penduduk umur 0-14 tahun dan 65 tahun ke atas x 100 penduduk umur 15-64 tahun2. Rasio Jenis Kelamin (RJK) yaitu ukuran yang digunakan untuk mengetahui rasio dari jumlah laki-laki dan jumlah perempuan, yang dinyatakan dengan rumus:RJKa-b = Laki-laki a-b tahun x 100 perempuana-b tahunKeterangan:Um : Umur medianBUm: Batas bawah umur dari kelompok umur yang terdapat umur medianP : Jumlah pendudukf xm : Jumlah kumulatif penduduk hingga kelomopok umur yang diperkirakan terdapat umur medianf Um : jumlah penduduk kelompok umur yang diperkirakan terdapat umur mediank: interval kelompok umur

3. Umur Median (UM) yang biasa dipakai sebagai salah satu petunjuk untuk melihat struktur umur penduduk suatu negara atau wilayah tertentu dalam suatu negara, yang dinyatakan dengan rumus:UM = BUm + P/2 fxm x kfmKeterangan:Po: Jumlah penduduk pada awal periode waktu tPt : Jumlah penduduk pada akhir periode waktu t,R : Reit perkembanngan penduduk per tahun

4. Reit perkembangan penduduk dengan persamaan eksponensial yang digunakan untuk memperkirakan perkembangan penduduk, yang dihitung dengan rumus:Pt= Po (1+r)t

BAB IIIPEMBAHASAN

Kabupaten Pasaman adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Sumatera barat dengan luas wilayah 3.947,63 km2 dan dihuni oleh 260.391 jiwa dihitung pada sensus penduduk tahun 2010 dengan kepadatan penduduk 15, 16 jiwa/km2.Dengan batas batas wilayah sebagai berikut:1. Sebelah Utara berbatasan dengan Sumatera Utara2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Agam3. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Pasaman Barat4. Sebelah Timur berbatasan dengan Provinsi Riau dan Kabupaten Lima Puluh KotaKabupaten Pasaman berada pada kaki pegunungan Bukit Barisan dengan ketinggian bervariasi 50-2.912 meter diatas permukaan laut (DPL). Terdiri dari daerah rawa, dataran rendah, perbukitan bergelombang, perbukitan terjal dan puncak kerucut Gunung Api Talamau.Disamping itu terdapat pula daerah graben antara pegunungan seperti dataran Lubuk Sikaping, talu, Rao, Cubadak, dan Simpang Dingin. Kabupaten Pasaman beriklim Tropis basah, dengan suhu berkisar 20C-31C dan rata-rata curah hujan sebesar 3.102 mm/tahun. Kabupaten pasaman terdiri dari 12 kecamatan dengan 32 nagari dan 209 jorong yaitu:Tabel 1. Jumlah Kecamatan yang ada di Kabupaten Pasaman Tahun 2010No.KecamatanIbu KotaJumlah NagariJumlah Jorong

(1)(2)(3)(4)(5)

1BonjolBonjol430

2Tigo NagariLadang Panjang313

3Simpang Alahan MatiAlahan Mati29

4Lubuk SikapingLubung Sikaping632

5Dua KotoSimpang III Andilan221

6PantiPanti19

7Padang GelugurTapus14

8RaoRao218

9Mapat TunggulLubuk Gadang315

10Mapat Tunggul SelatanSilayang211

11Rao SelatanLansek Kadok323

12Rao UtaraKoto Rajo324

Total32209

Sumber: BPS Sumbar.go.idData yang diperoleh dari Kab.Pasaman adalah data kependudukan berdasarkan jumlah kelahiran, jumlah kemtian, jumlah migrasi, golongan umur dengan jenis kelamin dan agama di Kabupaten pasaman pada sensus tahun 2000, dan 2010. Kelengkapan data-data tersebut telah kami lampirkan pada akhir bab laporan ini.Dari data yang diperoleh dapat dilihat bahwa pada sensus tahun 1971 ke 1980 terdapat pertambahan penduduk sebanyak 85.893 jiwa atau 23,85% kemudian pada sensus 1990 juga meningkat sebanyak 91.002 jiwa atau 20, 17% namun pada sensus tahun 2000 penduduk kabupaten pasaman menurun 227.051 jiwa atau 50,33% kemudian pada sensus 2010 kembali meningkat 29.199 jiwa atau 11,53%. 2000. Pertumbuhan penduduk relatif meningkat dari sensus 1971 hingga 1990 dan menurun drastis pada sensus 2000 dan mengalami kenaikan kembali pada sensus 2010. Berikut tabel perhitungan data kependudukan di Kabupaten Pasaman:Tabel 2.Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman MenurutJenis Kelamin berdasarkan Sensus

Tahun SensusLaki-lakiPerempuan Total

(1)(2)(3)(4)

1971136. 537137. 719274. 256

1980179. 596180. 553360. 149

1990223. 510227. 641451. 151

2000110. 359113. 741224. 100

2010125. 249128. 050253. 299

Sumber : BPS Sumbar 2010

Gambar 1.Grafik Jumlah Penduduk Kabupaten Pasaman MenurutJenis Kelamin berdasarkan Sensus

Berdasarkan hasil sensus penduduk dari tahun 1971-1980 laju pertumbuhannya 0,02%, dari 1980 ke 1990 laju pertumbuhannya meningkat 2,13% dan laju pertumbuhannya menurun drastis pada sensus 1990-2000 yaitu -0,07% dan kembali meningkat pada sensus 2000 ke tahun 2010 dapat diketahui laju pertumbuhan penduduk kabupaten pasaman 0,01%.Table 3.Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman menurut umur Tahun 2010Kelompok UmurJumlah

(1)(2)

0-430. 688

5-932. 308

10-1429. 270

15-1924. 611

20-2416. 914

25-2921. 775

30-3420. 661

35-3918. 838

40-4414. 888

45-4913. 166

50-5411. 242

55-599. 318

60-645. 874

>6510. 837

Total 260. 391

Sumber : BPS Sumbar 2010

Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk di Kabupaten Pasaman menurut umur Tahun 2010Dilihat dari komposisi penduduk Kabupaten Pasaman dapat dihitung Depedency rationya (Angka Beban Ketergantungan) sebagai berikut:Dependency Ratio = usia belum produktif+usia non produktif x 100 usia produktif =

=

=

Ket: Usia belum produktif 0-14 tahunUsia produktif 15-64 tahunUsia non produktif>65 tahun

Berdasarkan data yang diperoleh maka keadaaan demografi kabupaten pasaman jika dilihat dari sex ratio pada tahun 2010:Sex Ratio= jumlah penduduk laki-laki x 100 jumlah penduduk perempuan

= 100= 100= 97,81 jiwaSex ratio penduduk Kabupaten pasaman adalah 97, 81 jiwa maksudnya 100 orang perempuan terdapat 97,81 laki-laki.Table 4.Perhitungan data kependudukan di Kabupaten Pasaman tahun 2010No.Perhitungan data kependudukan Tahun 2000Tahun 2010

(1)(2)(3)(4)

1CDR 0,28 jiwa0,24 jiwa

2CBR0,015 jiwa0,094 jiwa

3Depedency ratio65,13 jiwa65,55 jiwa

4Sex Ratio97,03 jiwa97,81 jiwa

Sumber :olahan primer dari BPS Sumbar 2010Dilihat dari data laju pertumbuhan penduduk kabupaten pasaman masih tergolong rendah yakni Menurut hasil olahan data sekunder diatas pada sensus tahun 2000 hingga 2010 dapat dilihat pertumbuhan penduduk relatif tetap atau kurang signifikan karena jumlah kelahiran hampir sama dengan jumlah kematian.Menurut olahan data sensus 2000 hingga 2010 Angka kematian lebih tinggi dibandingkan dengan angka kelahiran, kemudian angka ketergantungan penduduk kabupaten pasaman masih dalam kategori rendah dibawah 100 jiwa yaitu 65 jiwa dengan perbandingan sex rationya 97 jiwa.Berdasarkan hasil perhitungan data di atas maka rasio jenis kelamin keseluruhan menunjukkan bahwa pada tahun 2010 jumlah laki-laki lebih kecil dibandingkan jumlah perempuan di Kabupaten Pasaman. Hal ini ditunjukan dari setiap 100 orang perempuan terdapat 97 orang laki-laki, dengan komposisi terbesar terdapat pada golongan umur 5-9, yaitu sebesar 32.308 Sedangkan golongan yang terkecil terdapat pada golongan umur60-64, yaitu sebesar 5.874. Selain golongan umur, persebaran dan kepadatan penduduk di kabupaten Pasaman dilihat dari perpindahan penduduk (migrasi), berikut ini tabel yang menunjukkan migrasi yang terjadi di Kabupaten Pasaman tersebut.Tabel 5.Migrasi Penduduk Kabupaten Pasaman tahun 2000-2010No.TahunDatangJumlahPergi (Mutasi)Jumlah

Laki-lakiWanitaLaki-lakiWanita

1.200024.00922.353258.299240245485

2.20109.2779.11018.38730.89131.00661.897

Jumlah33.28631.463276.686269.912275.054544.966

Sumber :olahan primer dari BPS Sumbar 2010Analisis migrasi penduduk Kabupaten Pasaman pada tahun 2000 dapat dilihat pada data yang diatas bahwa jumlah migran yang datang berjumlah 258.299 orang sementara migran keluar berjumlah 483.069 orang. Jumlah migran yang pindah ke kabupaten Pasaman mengalami penurunan pada tahun 2010 menjadi hanya 18.387 orang sementara migran yang keluar dari Kabupaten pasaman meningkat 61.897orang. sehingga kami dapat menyimpulkan bahwa migrasi di Kabupaten Pasaman lebih didomonasi dengan penduduk yang mengalami mutasi (pergi).Tabel 6.Struktur Penduduk Kabupaten PasamanNo.Kelompok UmurLaki-lakiPerempuanJumlah

(1)(2)(3)(4)

10-416,40714,28030,687

25_916,50915,80032,309

310_1415,29313,97729,270

415-1912,05212,55924,611

520-247,7999,11516,914

625-2910,02711,74821,775

730-3411,0409,62220,662

835-399,6229,26118,883

940-448,2046,68414,888

1045-496,5836,58313,166

1150-544,7606,48211,242

1255-594,6594,6599,318

1360-642,6333,2415,874

14>654,8617,19112,052

Total 130,449129,942260,391

Sumber :olahan primer dari Redatam 2010

Gambar 3. Piramida Penduduk Kabupaten Pasaman Tahun 2010

Data yang kami peroleh tentang persebaran penduduk berdasarkan jenis kelamin hanya pada tahun 2010 sehingga kami menganalisis persebaran penduduk tanpa membandingkan dengan tahun- tahun yang sebelumnya. Jika dilihat dari struktur piramida diatas maka dapat kita lihat bahwa penduduk kabupaten Pasaman pada tahun 2010, yaitu piramida penduduk yang menunjukkan perkembangan baru penduduk dengan jatuhnya reit kelahiran dengan cepat di samping itu mengalami reit kematian yang rendah Akan tetapi reit kematiannya lebih tinggi dari pada reit kelahiran. Selain faktor kelahiran dan kematian, stuktur penduduk dipengaruhi pula oleh gerak penduduk, seperti migrasi (imigrasi dan emigrasi). Menurut data yang kami dapatkan, penduduk kabupaten pasamanlebih banyak yang keluar (emigrasi) dibanding yang masuk (imigrasi) sehingga reit perkembangan penduduknya negatif.Analisis Bonus Demografi di Kabupaten Pasaman Seperti kita ketahui bonus demografi adalah keuntungan ekonomis yang disebabkan penurunan proporsi penduduk muda yang mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga sumberdaya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan. Berdasarkan data yang diperoleh dari kabupaten Pasaman pada tahun 2000, dan 2010. Rasio ketergantungan kabupaten pada tahun 2000 samadengan tahun 2010 yakni 65per 100.Rasio ketergantungan terkait erat dengan bonus demografi. Seperti pendapat Sri Moertiningsih Adioetomo dalam tulisannya Bonus Demografi Menjelaskan Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi bahwa bonus demografi di Indonesia akan terjadi pada tahun 2020-2030. Pada saat itu rasio ketergantungan berada pada titik terendah yaitu 44 per 100 penduduk.Ini sangat ideal untuk melakukan pembangunan manusia dimana pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan penduduk muda sangat minimal. Tetapi harus didukung dengan kesempatan kerja yang banyak bagi para usia produktif dan mempunyai modal untuk diinvestasikan serta modal manusia untuk memanfaatkan windows of opportunity.Terkait dengan pendapat diatas kabupaten pasaman apabila dilihat dari rasio ketergantungan desa tersebut yang relatif masih tinggi pada tahun 2010 ini nampaknya belum ada istilah yang dinamakan bonus demografi, namun secara keseluruhan apabila dilihat dari penurunan rasio ketergantungan dari tahun ke tahun, sepertinya bonus demografi akan tercapai pada tahun-tahun selanjutnya dengan syarat rasio ketergantungan Kabupaten pasaman ini relatif terus menurun.Tabel 7.Penduduk Kabupaten Pasaman Menurut Agama pada Tahun 2010No. AgamaJumlah

(1)(2)(3)

1Islam 252.055

2Kristen1.041

3Katholik65

4Hindu1

5Budha2

6Kong Huchu1

7Lainnya -

Total253.165

Sumber : BPS Sumbar 2010Sesuai dengan data tersebut, dapat digambarkan persebaran penduduk Kabupaten Pasaman berdasarkan agama pada tahun 2010 mayoritas beragama islam dapat dilihat melalui diagram batang, sebagai berikut:

Gambar 4. GrafikPenduduk Kabupaten Pasaman Menurut Agama pada Tahun 2010Berdasarkan data diatas dapat dilihat penduduk Kabupaten Pasaman mayoritas beragama Islam.

BAB IVPENUTUPA. KesimpulanPertumbuhan penduduk Kabupaten Pasaman dari tahun 2000 hingga 2010 relatif tetap atau kurang signifikan karena jumlah kelahiran hampir sama dengan jumlah kematian dimana dalam perkembangan penduduk tersebut juga terjadi penurunan angka jumlah penduduk usia non produktif. Pada tahun 2010 jumlah perempuan lebih besar dibandingkan jumlah laki-laki di kabupaten pasaman.Sementara, jumlah migran yang keluar lebih banyak dibandingkan migran yang datang ke desa Dramaga selama kurun waktu 2000-2010.Pada struktur piramida yang didapat.Kabupaten pasaman memiliki reit kelahiran menurun dengan cepat dan reit kematian pun rendah. Walaupun memang kematin lebih tinggi sedikit dengan reit kelahiran. Bonus demografi untuk kabupaten pasamanakan tercapai pada tahun-tahun selanjutnya dengan syarat rasio ketergantungan kabupaten pasaman ini relatif terus menurun.B. SaranDalam analisis ilmu kependudukan diperlukan data yang lengkap dan akurat sehingga dapat dilakukan perhitungan secara terperinci.Oleh karena itu peran petugas setempat dalam melakukan pendataan terhadap penduduknya sangat penting. Data yang sudah ada juga sebaiknya dijaga untuk keperluan penelitian yang akan datangDAFTAR PUSTAKA

Adioetomo, Moertiningsih Sri. 2005. Bonus Demografi Menjelaskan Hubungan Antara Pertumbuhan Penduduk dengan Pertumbuhan Ekonomi. Dalam: Warta Demografi Tahun 25 No.2.Anonim. 2010. Artikel2 (terhubung berkala)http://file.upi.edu/Direktori/B%20 % 20 FPIPS / JUR. % 20 PEND. % 20 GEOGRAFI /196006151988031%20-%20JUPRI/artikel2.pdf (diakses Sabtu 29 Mei 2010).BPS sumbar.go.id (sensus penduudk kabupaten Pasaman 2010).http://selvias08.student.ipb.ac.id/ diunggah rabu 29 oktober 2014.Irma. 2010. Pengertian Penduduk( terhubung berkala) http://irma5.blogdetik.com /files/2009/10/pkn11.pdf (diakses rabu 29 oktober 2014).Sensus Penduduk. 2010. Data Sensus Penduduk (terhubung berkala) http://sensuspenduduk.blogspot.com/ (diakses rabu 29 Oktober 2014).

19