Dasar Teori Prak 5
description
Transcript of Dasar Teori Prak 5
APLIKASI FILTER AKTIF
Filter daya aktif merupakan suatu teknologi yang mengadopsi
topologi konverter MLP (Modulasi Lebar Pulsa) yang difungsikan sebagai
sumber arus/tegangan terkendali. Dengan filter daya aktif ini komponen
harmonisa pada sistem akan direduksi melalui injeksi komponen harmonisa
dengan fasa berlawanan dan amplitudo sama. Ada banyak metode yang
dikembangkan untuk merancang filter daya aktif paralel. Salah satu metode untuk
merancang filter daya aktif paralel yaitu dengan metode PWM ( Pulse Width
Modulation). Metode ini sudah terbukti dapat mereduksi harmonisa, tetapi
membutuhkan frekuesi tinggi untuk pengaturan switching. Untuk mengatasi
masalah tersebut digunakan metode cascade multilevel inverter , karena
metode ini tidak membutuhkan frekuensi tinggi untuk switching. Metode ini
juga dapat menurunkan nilai THD (Total Harmonic Distortion) sistem
sehingga memperbaiki kualitas daya sistem.
(dikutip dari Penggunaan Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter oleh Renny Rakhmawati)
Listrik untuk saat ini sangat diperhatikan. Salah satu yang mempengaruhi
efisiensi adalah kualitas daya. Permasalahan utama dalam kualitas daya adalah
munculnya harmonisa yang ditimbulkan oleh bebanbeban non linier. Munculnya
kandungan harmonisa tersebut dapat menyebabkan dampak negatif terhadap
peralatan-peralatan lain yang terpasang pada sistem. Kondisi tersebut harus segera
diatasi agar tidak menjadi masalah serius. Usaha-usaha untuk mengurangi
harmonisa dampak pemakaian beban non linier telah banyak dilakukan.Dewasa
ini, usaha perbaikan kualitas daya lebih banyak dikembangkan dengan
implementasi filter daya aktif seiring dengan kemajuan dalam teknologi bahan
semikonduktor. Filter daya aktif merupakan suatu teknologi yang mengadopsi
topologi konverter MLP (Modulasi Lebar Pulsa) yang difungsikan sebagai
sumber arus/tegangan terkendali. Dengan filter daya aktif ini komponen
harmonisa pada sistem akan direduksi melalui injeksi komponen harmonisa
Aplikasi Filter Aktif P2 – 1 Andi Handoko
dengan fasa berlawanan dan amplitudo sama. Ada banyak metode yang
dikembangkan untukmerancang filter daya aktif paralel. Salah satu metode untuk
merancang filter daya aktif paralel yaitu dengan metode PWM (Pulse Width
Modulation). Metode ini sudah terbukti dapat mereduksi harmonisa, tetap
membutuhkan frekuesi tinggi untuk pengaturan switching. Untuk mengatasi
masalah tersebut digunakan metode cascade multilevel inverter, karena metode
ini tidak membutuhkan frekuensi tinggi untuk switching. Metode ini juga dapat
menurunkan nilai THD (Total Harmonic Distortion) sistem sehingga
memperbaiki kualitas daya sistem.
Filter daya aktif parallel terdiri dari sumber tegangan atau arus
terkontrol. VSI (Voltage Source Inverter) filter daya aktif parallel merupakan
tipe yang paling banyak digunakan karena merupakan topologi yang terkenal
dan memiliki prosedur instalasi yang tidak sulit. Gambar berikut ini
menunjukkan prinsip konfigurasi dari filter daya aktif parallel dengan VSI,
terdiri dari Kapasitor sebagai terminal DC (Cf), switch elektronika daya, dan
inductor (Lf) sebagai komponen interfacing sama dengan arus terdistorsi atau
arus harmonisa, sehingga arus yang asli terdistorsi dapat dieliminasi.
(dikutip dari Aplikasi Filter Aktif pada Beban Inverter Tiga Fase Berbeban
oleh Ferry Nugroho)
Dengan Penggunaan peralatan atau beban elektronikdalam jumlah besar
selama dua dekade terakhir ini telahmenimbulkan masalah serius yang
sebelumnya tidakdiperkirakan oleh ahli kelistrikan. Sebagian besarperalatan atau
beban listrik tersebut menarik arus dalambentuk non sinusoidal, walaupun sumber
tegangansupply berbentuk sinusoidal. Peralatan atau beban yang memiliki sifat ini
disebut sebagai beban nonlinier.Penggunaan beban nonlinier akan
menginjeksikan arusatau tegangan frekuensi tinggi ke jala-jala yangmenyebabkan
terjadinya harmonisa.Harmonisa adalah gejala pembentukan
gelombanggelombangsinus dengan frekuensi kelipatan ( integer)dari frekuensi
sumber, gelombang sinus ini apabiladigabung dengan frekuensi sumber akan
menghasilkan gelombang yang terdistorsi ( non sinus ).
Aplikasi Filter Aktif P2 – 1 Andi Handoko
(dikutip dari Simulasi Pengendali Filter aktif Sebagai Upaya Memperbaiki
Kualitas Daya Listrik di Laboratorium Teknik Listrik Politeknik Negeri
Pontianak oleh Irawan Suharto)
Ada beberapa pendekatan untuk mendesain filter daya aktif menggunakan
teknik artificial intellegence (AI) seperti Adaptive Tabu Search (ATS) [5],
particle swarm optimization (PSO) [6], and algoritma genetika (AG) [7]. Dalam
makalah ini, Algoritma Genetika digunakan untuk mencari parameter filter daya
aktif (APG) untuk meminimalkan prosentase THD dari Arus sumber (Is) setelah
kompensasi. Sesuai parameter filter daya aktif untuk pencarian algoritma genetika
adalah tegangan DC bus (Vdc), induktansi filter (Lf), dan pita histerisis (Hb).
Hasil desain APF menggunakan Algoritma genetika dalam makalah ini
dibandingkan dengan pendekatan teknik Ingram dan Round .
Filter daya aktif dikontrol menggunakan metode histerisis. Dalam makalah
ini, AG diaplikasikan untuk menghitung nilai parameter filter daya aktif yang
tepat. Parameter yang dicari antara lain tegangan DC bus (Vdc), filter induktor
(Lf) dan pita histerisis (HB).
Blok diagram di atas menjelaskan bagaimana mencari parameter-parameter filter
aktif dengan menggunakan algoritma genetik dapat digambarkan pada gambar 4.
Pada gambar, algoritma mencari parameter filter aktif dengan prosentase THD
dari arus kompensasipada sisi sumber didefinisikan sebagai harga nilai untuk
tuning algoritma genetika. Nilai ini dapat dihitung dari fungsi obyektif seperti
gambar 4. Algoritma genetika akan mencoba mencari parameter filter aktif terbaik
untuk mencapai nilai % THD minimum sesuai dengan standar IEEE std. 519-
1992.
(dikutip dari Aplikasi Filter Pasif pada beban Inverter Tiga Fase Berbeban
oleh Wahri Sunanda)
Sistem pada gambar dioperasikan dengan kontrol Filter daya aktif dengan
metode histerisis. Parameter filter aktif didesain dengan algoritma genetika. Nilai
obyektif dengan metode algoritma genetika meminimalkan % kompensasi arus
Aplikasi Filter Aktif P2 – 1 Andi Handoko
THD dan nilai yang sesuai IEEE std 519-1992. Algoritma dapat mencari nilai
parameter filter aktif mencapai % THD lebih kecil untuk tiap putaran generasi
seperti gambar 5. Dalam paper ini, nilai maksimum generasi diset hingga 1000
dengan AG dapat mencapai % THD sebesar 0,9885 %. Pada gambar 5, dapat
disimpulkan bahwa % THD sama dengan 0.9940% sepanjang generasi adalah
=438-519. Hal ini adalah khusus penyelesaian untuk masalah ini. Namun ,
Algoritma Genetika adalah solusi untuk mencapai % THD yang lebih baik yakni
(0.9885%). Kemudian hasil dari AG ini dibandingkan dengan metode Ingram dan
Round yang ditampilkan pada tabel 1. Sebagai tambahan, hasil dari gambar 5 juga
menunjukkan konvergensi AG untuk masalah ini.
Hasil simulasi sistem pada suatu dengan parameter filter dari pencarian
AG yang ditunjukkan pada gambar 6. Hal ini dapat dilihat bahwa sumber arus
setelah kompensasi (isa) mendekati gelombang sinusoida. %THD dari arus ini
sama dengan 0.9885% yang sesuai dengan standar IEEE 519-1992, sementara
sebelum kompensasi % adalah 25.45%. Hasil simulasi dengan metode Ingram dan
Round dapat dilihat pada gambar 7. Dimana, arus setelah kompensasi mendekati
gelombang sinusoida seperti pada gambar 6. Bagaimanapun, %THD untuk
metode ini adalah 1.5019% dimana lebih besar dari metode algoritma genetika
yakni sebesar 0.9885%. Karena, metode AG dapat menghasilkan %THD yang
dibandingkan dengan metode Ingram dan Round. Hasil yang ditunjukkan
menunjukkan bahwa AG dapat menghasilkan desain filter yang lebih baik.
(dikutip dari Karakteristik Filter Aktif dengan Pendekatan Algoritma
Genentika oleh Zainal Abidin)
Aplikasi Filter Aktif P2 – 1 Andi Handoko