Dasar Teori P

download Dasar Teori P

of 13

Transcript of Dasar Teori P

Fahrudin Safi (201010340311066)Rezki Amalia (201010340311079)

BAB I PENDAHULUANA. Pengertian Jalan RayaJalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ketempat lainya. Arti lintasan menyangkut jalur tanah yang diperkuat dan jalur tanah tanpa perkerasan. Arti lalu lintas menyangkut semua benda dan mahluk yang melewati jalan tersebut, baik kendaraan bermotor, tak bermotor, manusia dan hewan.Jalan raya sebagai sarana pembangunan dan membantu perkembangan wilayah adalah penting sekali. Maka dar itu lalu lintas diatas jalan raya harus terselenggara secara lancar, tepat , efisien, dan ekonomis. Untuk itu jalan raya harus memenuhi syarat-syarat teknis dan ekonomis, menurut volume dan fungsinya serta sifat lalu lintas.B. Pengertian JalanB. 1 UmumSejarah jalan bermula sejalan dengan sejarah manusia, saat manusia mendiami bumi untuk pertama kali. Usaha pertama mereka adalah mencari jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Karena pada waktu itu mereka masih merupakan pengembara, maka didapat jalan yang berupa jejak saja. Dan karena mereka mempunyai kepentingan yang sama yaitu minum, makan , maka jejak-jejak itu menuju danau- danau.Berdasarkan sejarah jalan raya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:a. sesuai pelayanannya didasarkan atas prasarana sosial dan ekonomi prasarana politik dan militerb. jalan pengawasannya jalan desa jalan kabupaten jalan propinsi jalan negaraBerdasarkan Peraturan Perencanaan Geometrik Jalan Raya no. 13 / 1070 dari Direktorat Jenderal Bina Marga , maka jalan pada umumnya diklasifikasikan menurut fungsinya:1. Jalan utama, jalan yang melayani lalu lintas yang tinggi antara kota-kota penting atau antar pusat-pusat produksi dan pusat eksport, jalan golongan ini hams direncanakan untuk dapat melayani lalu lintas yang cepat dan berat. 2. Jalan Sekunder, jalan yang melayani lalu lintas yang cukup tinggi antara kota-kota penting ke kota-kota yang lebih kecil serta melayani daerah sekitarnya 3. Jalan penghubung, jalan raya yang digunakan untuk menghubungkan jalan dengan jalan dari golongan sama atau berlainan, jalan ini digunakan untuk aktifitas daerah Dalam hubungannya dengan perencanaan geometriknya golongan jalan tersebut itbagi dalam kelas-kelas yang penempatannya sangat ditentukan oleh besarnya perkiraan lift lintas yang diharapkan akan ada pada jalan tersebut.

Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi jalan urbana. Jalan exspress, yait jalan yang berkecepatan tinggi, volume lalu litas tinggi, menghubungkan antar kota besar dengan menghindari daerah urban. \b. Jalan arteri, jalan yang berkecepatan tinggi, menghubungkan satu daerah dengan daerah yang lainnya dan mempunyai jalan masuk yang dikontrolc. Jalan kolektor, jalan yang manghubungkan jalan arteri dengan jalan lokald. Jalan lokal, yaitu jalan-jalan setempat pada suatu daerah

2. Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi jalan rural.a. Jalan utama, yaitu jalan yang menghubungkan antar kota-kota besar, berkecepatan tinggi dan melayani lalu lintas beratb. Jalan primer, yaitu jalan yang menghubungkan antar kota besar dengan kotakecil atau antar kota-kota kevilc. Jalan sekunder, yaitu jalan yang menghubungkan antara kota-kota kecil dengan desad. Jalan tersier, yaitu jalan yang menghubungkan daerah produksi dengan pasar

3. Klasifikasi jalan berdasarakan volume dan sifat lalu lintasa. Jalan kelas I, jalan yang mencakup semua jalan utama yang melayani lalu lintas cepat dan berat. Terlarang bagi kendaraan lambat dan kendaraan tak bermotor. Konstruksi perkerasannya dari jenis yang terbaik. LHR > 20.000smpb. Jalan kelas II, Jalan yang mencakup semua jalan sekunder dan terbuka bagi lalu lintas lambat. Berdasar komposisi dan sifat lalu lintasnya dibagi dalam 3 sub kelas, yaitu:

KELASLHR (SMP)KOMPOSISI

I A6000-20000ada kendaraan lambat, tanpa kendaraan tak bermotor

II B1500-8000ada kendaraan lambat, tanpa kendaraan tak bermotor

IIC2000ada kendaraan lambat, ada kendaraan tak bermotor

c. Jalan kelas III, jalan yang mencakup semua jalan penghubung.B. 2. Lalu LintasPada umumnya lalu lintas jalan raya terdiri dari campuran kendaraan berat, kendaraan cepat, kendaraan lambat, kendaraan ringan , dan kendaraan tak bermotor.Dalam hubungannya dengan kapasitas jalan, pengaruh dari setiap jenis kendaraan tersebut terhadap keseluruhan arus lalu lintas, diperhitungkan dengan membandingkan terhadap lalu lintas dari suatu mobil penumpang.Pengaruh mobil penumpang dalam hal ini dipakai sebagi satuan dan disebut satuan mobil penumpamg (smp).Untuk menilai setiap kendaraan kedalam satuan mobil penumpang (smp) bagi jalan didaerah datar dipakai koefisien sebagai berikut:sepeda0,5

mobil penumpang/ sepeda motor1

truk ringan berat kotor 5 ton2

truk sedang berat kotor > 5 ton2,5

bus2,5

truk berat berat kotor 10 ton3

kendaraan tak bermotor7

Didaerah perbukitan dan pegunungan, koefisien untuk kendaraan diatas dapat dinaikkan, sedang untuk kendaraan tak bermotor tak perlu dihitung.C. Keadaan TofografiUntuk memperkecil biaya pembangunan, suatu standart perlu disesuaikan dengan keadaan tofografi. Dalam hal ini jenis medan dibagi dalam 3 golongan umum yang dibedakan menurut besarnya lereng melintang dalam arah kurang lebih tegak lurus sumbu jalan.Klasifikasi medan besarnya lereng melintang yang bersangkutan adalah sebagai berikut:Golongan medanlereng melintang

Datar (D)0 - 9,9%

Perbukitan (B)10-24,9%

Pegunungan (G)> 25 %

D. Standart Perencanaan D. 1 Ketentuan DasarKetentuan dasar perencanaan geometrik seperti tercantun dalam daftar 1, adalah merupakan syarat batas. Dalam penggunaannya sedikit mungkin, agar dapat menghasilkan jalan-jalan yang memuaskan.D.2 Jarak PandangSyarat jarak pandang yang diperlukan dalam perencanaan jalan raya untuk mendapatkan keamanan yang setinggi-tingginya bagi lalu lintas adalah seperti dijelaskan dalam pasal-pasal berikut:DJ.l Jarak Pandang HentiJarak pandang henti adalah jarak minimum yang diperlukan pengemudi untuk menghentikan kendaraan segera setelah melihat rintangan. Jarak ini merupakan penjumlahan 2 jarak :a. Jarak yang ditempuh kendaraan mulai dari pengemudi melihat rintangan sampai pengemudi menginjak remb. Jarak yang ditempuh dari mulai menginjak rem sampai kendaraan berhentiD. 2. 2 Jarak Pandang MenyiapJarak pandang ini diperlukan untuk jalan raya dua jalur. Karena beratnya syarat untuk dapat memenuhi jarak pandang minimum, maka pertimbangan biaya memaksa,syarat ini dapat digunakan hanya untuk dapat menetapkan bagian jalan yang memerlukan larangan bagi lalu lintas untuk menyiap.D. 2. 3 Ketentuan Untuk Mengukur Jarak PandangJarak pandangan dari ketinggian mata pengemudi ke puncak penghalang. Untuk jarak pandangan ketinggian mata pengemudi adalah 125 cm dan untuk ketinggian penghalang adalah 10 cm. sedang untuk jarak pandang menyiap ketinggian mata pengemudi adalah 125 cm dan ketinggian panghalang 125 cm.D. 3 Penampang Melintang D. 3 . 1 UmumPenampang melintang yang digunakan harus sesuai dengan klasifikasi jalan dan kebutuhan lalu lintas yang bersangkutan serta harus memperhatikan lebar badan jalan yang ada.D. 3. 2 Lebar PerkerasanLebar perkerasan pada umumnya ditentukan berdasarkan lebar jalan lalu lintas normal 3,50 m, kecuali jalan penghubung dan II c yang cukup menggunakan lebar jalan lalu lintas sebesar 3,00 m, dan jalan ray utama yang memerlukan lebar jalur yang harus esuai untuk lalu lintas yang sangat cepat dan sesuai dengan standart internasional yaitu selebar 3,75 m.D. 3. 3 Lebar BahuLebar bahu minimum yang diperkeras berkisar antara 1 m untuk jalan II c di daerah pegunungan, sampai 3, 00 m untuk jalan kelas I di daerah pegunungan.D. 3. 4 DrainasePerlengkapan drainase, karena merupakan bagian yang sangat penting dari suatu jalan seperti saluran tepi, saluran melintang dan lainnya harus direncanakn berdasarkan data-data hidrologis seperti intensitas hujan, lam dan frekuensi dari hujan, besar dan sifat daerah aliran dan lainnya. Drainase dapat mengurangi pebgaruh terhadap konstruksi perkerasa.E. ALINYEMEN HORIZONTAL E.l Pengertian UmumPengertian horizontal harus ditetapkan sebaik-baiknya kecuali untuk memenuhi syarat dasar teknik lalu lintas. Sebagaimana tercantum, juga harus mempertimbangkan I penyediaan drainase yang cukup baik dan memperkecil pekerjaan tanah yang diperlukan, iemungkinan akan dilakukan pembangunan secara bertahap, maka harus dipertimbangkan hal-hal seperti ini : peningkatan perkerasan perbaikan alinyemen, baik horizontal atau vertikalE.2 Jari-Jari Lengkung MinimumJari-jari lengkung untuk setiap kecepatan rencana sebagaiman tercantum, iitentukan berdasarkan kemiringan tikungan maksimal dan koefisien gesekan melintang meksimum dengan rumus :V 2R =127 (e + fin ) Dimana: R = jari-jari lengkung minimum, m V = kecepatan rencana, km/jam e = miring tikungan, %fm = koef. Gesekan melintangE. 3 Pelebaran Perkerasan Pada TikunganKegunaan pelebaran perkerasan pada tikungan adalah membuat pelayanan pada setiap jalan selalu tetap sama, baik dibagian lurus maupun tikungan. Besarnya nilai pelebaran perkerasan dapat dicari dengan menggunakan grafik.E. 4 Pandangan Bebas Pada TikunganHal ini dimaksudkan untuk memenuhi kebebasan pandangan pada tikungan yang sesuai dengan syarat panjang jarak pandang. Jika pada setiap tikungan diusahakan agar setiap pandang, baik pandangan muka atau belakang harus diperhitungkan. Besamya kebebas samping dapat ditentukan dengan menggunakan grafik IITPGJR.F. ALINYEMEN VERTIKAL F.l Pengertian UmumAlinyemen vertikal sangat erat hubungannya dengan besarnya biaya penggunaan jalan raya itu. Biaya penggunaan jalan raya serta jumlah kecelakaan lalu lintas mempengaruhi dalam menentukan alinyemen vertikal.Dimana dalam menentukan besarnya landai jalan harus selalu diingat bahwa sekali suatu landai digunakan, maka jalan sukar di upgrade dengan landai yang lebih kecil tanpa perubahan yang mahal. Hal-hal yang harus dihindarkan dalam menentukan landai jalan adalah digunakannya landai maksimum. F. 2 Landai MaksimumAdalah keadaan terpaksa harus digunakan apabila pertimbangan biaya pembangunan adalah sangat memaksa atau minim. Penggunaan landai maksimum dibatasi pada jarak yang pendek. Dalam perencanaan landai yang masih dapat diterima tanpa mengakibatkan gangguan jalanya lalu lintas yang berarti atau biasa disebut dengan istilah panjang kritis landai adalah panjang yang mengakibatkan pengurangan kecepatan maksimum sebesar 25 km/jam. Panjang kritis tersebut adalah sebagai berikut :

Landai (%)3456781012

Panjang Kritis (m)480330250200170150135120

Apabila pertimbangan biaya pembangunan memaksa panjang kritis tersebut tidak dapat dilalui / dilampaui dengan ketentuan pada bagian jalan diatas bagian landai kritis disampingnya harus ditambahkan satu jalur pandang khusus kendaraan yang berat.F. 3 Lengkung VertikalPada setiap penggantian landai hams dibuat lengkung vertikal yang memenuhi syarat-syarat keamanan, kenyaman, dan drainase yang baik. Lengkung vertikal yang iigunakan adalah lengkung parabola sederhana. Panjang lengkung minimum vertikal cembung ditentukan berdasarkan syarat-syarat pandang henti dan drainase.G. PERENCANAAN PERKERASAN J ALAN RAYAPada penentuan tebal perkerasan hanya berlaku untuk konstruksi perkerasan yang menggunakan material berbutir, granular material, batu pecah dan tidak berlaku pada I konstruksi perkerasan yang menggunakan batu-batu besar (cara Terford atau Parlaag).Bagian perkerasan jalan umumnya meliputi : lapis pondasi bawah (sub base | course), lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).D1, lapisan permukaanD2, lapisan pondasiD3, lapisan pondasi bawahKekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan jalan tergantung dari sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Umumnya persoalan yang menyangkut tanah dasar adalah sebagai berikut:i perubahan bentuk tetap (deformasi permanen) DARI MACAM-macam tanah tertentu akibat beban lalu lintas daya dukng tanah yang tidak merata dan sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat perubahan kedap air lendutan dan lendutan balik selam dan sesudah pembebanan lalu lintasG.1 LAPIS PONDASI BA WAHFungsi lapisan pondasi bawah : sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan menyebarkan beban roda mencegah tanah dasar agar tidak masuk dalam pondasi lapisan pertama dalam pelaksanaan agar berjalan dengan lancar G.2 LAPISAN PONDASI Fungsi lapisan pondasu : sebagai perletakan terhadap lapisan permukaan sebagai bagian perkerasan yang menahan beban rodaG.3 LAPIS PERMUKAANFungsi lapisan permukaan :sebagai bahan perkerasan untuk menahan beban rodasebagai lapisan rapat air untuk melindungi badan jalan dari kerusakan akibat cuaca sebagai lapisan aus / wearing courseG.4 KONSTRUKSIBERTAHAPPada konstruksi bertahap digunakan untuk keadaan tertentu :keterbatasan biaya intuk pembuatan tebal perkerasan sesuai rencana (misal 20 tahun) perkerasan dapat direncanakan dalam dua tahap berikutnya untuk 15 tahun kerusakan setempat (weak spots) selama tahap pertama dapat diperbaiki dan direncanakan kembali sesuai dengan data lalu lintas yang adaG. 5 ANALISA KOMPONEN PERKERASANPerhitungan perencanaan ini didasarkan pada kekuatan relatif masing-masing lapisan perkerasan jangka panjang, diman ketentuan tebal perkerasan dinyatakan oleh ITP (indeks tebal perkerasan), dengan rumus sebagai berikut: ITP = al D1, + a 2 x D2, + a3 x D3Dimana : a1, a2, a3 = koef. Kekuatan relatif bahan perkerasan. D1, D2, D3= tebal masing-masing perkerasanH. DEFINISI ISTILAH1 Jalur RencanaAdalah salah satu jalur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya yang menampung lalu lintas terbesar. Umumnya jalur rencana adalah satu jalur dari jalan raya dua jalur atau jalur tepi luar dari jalan raya berjalur banyak2. Umur RencanaAdalah jumlah waktu dalam tahun hitung dari mulai dibukanya jalan raya tersebut sampai saat diperlukan perbaikan berat atau telah dianggap perlu untuk memberikan lapis permukaan yang baru agar jalan tersebut tetap berfungsi dengan baik sebagaimana direncanakan.

3. Indeks Permukaan (IP)Adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan / kehalusan serta kekokohan permukaan jalan raya yang bertahan dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.IPketerangan

1,50menyatakan bahwa permukaan jalan dalam keadaan rusak sehingga sangat menganggu lalu lintas kendaraan

2,00menyatakan bahwa permukaan masih cukup baik, tetapi perlu segera diberi lapisan pennukaan baru agar kecepatan kendaraan tetap dapat dipertahankan secara aman

2,50menyatakan bahwa permukaan masih cukup stabil dan baik

Lalu Lintas Harian Rata-rata/Adalah jumlah rata-rata dari lalu lintas berjenis-jenis kendaraan bermotor dari yang beroda empat sampai dengan jenis kendaraan berat yang dicatat selam 24 jam sehari untuk kedua jurusan

| 5. Angka EkuivalenAngka ekuivalen dari suatu beban as adalah angka yang menyatakan jumlah lintasan as tunggal seberat 8,2 ton, yang akan menyebabkan derajat kerusakan lewat satu kali