Dasar Teori Laporan PKL - Teknologi GSM - Imam Sibro Muhlisi
-
Upload
imam-sibro-muhlisi -
Category
Documents
-
view
22 -
download
4
description
Transcript of Dasar Teori Laporan PKL - Teknologi GSM - Imam Sibro Muhlisi
Praktik Kerja Lapangan
BAB II
BAB II
DASAR TEORI
A. PERKEMBANGAN TEKNOLOGI SELULER
Teknologi seluler diawali dengan berkembangnya teknologi analog.
Amerika mengembangkan teknologi AMPS (Advanced Mobile Phone
Service) pada tahun 1980-an. Kemudian teknologi-teknologi berbasis analog
bermunculan seperti NMT (Nordic Mobile Telephone), TACS (Total Access
Communication Service) yang kemudian teknologi ini dikenal dengan First
Generation (1G).
Teknologi telekomunikasi seluler generasi pertama disebut juga sebagai
sistem analog. Teknologi AMPS menggunakan modulasi frekuensi sebagai
mekanisme transmisi dan beroperasi pada pita frekuensi 800 MHz. AMPS
kemudian menjadi standar komunikasi di seluruh dunia. Beberapa sistem
analog lainnya adalah ETACS (Extended Total Access Telecommunication
Service) dan NMT (Nordic Mobile telecommunication) yang keduanya
banyak digunakan di Eropa.
Sistem telekomunikasi seluler pada generasi kedua menggunakan
teknologi digital. Sistem telekomunikasi seluler pada generasi kedua
menggunakan basis teknologi TDMA dan CDMA. Sistem yang
menggunakan TDMA adalah IS-136 dan GSM. Rancangan utama dari sistem
ini adalah untuk mendukung aliran suara berbentuk circuit-switched, pada
perkembangannya sistem ini mampu pula mendukung paket data circuit-
switched dan layanan pesan dengan menggunakan Short Message Service
(SMS). Teknologi lainnya pada 2G adalah IS-95 atau Narrowband CDMA
dan CDMA.
AKATEL SP Purwokerto 6D309028
Praktik Kerja Lapangan
7
Beberapa teknologi data yang berada pada posisi transisi telah
dikembangkan dalam rangka mendapatkan kecepatan transfer data yang lebih
tinggi sesegera mungkin dengan biaya implementasi yang lebih murah. Hal
ini karena implementasi teknologi 3G memerlukan waktu yang cukup lama
dan biaya yang sangat besar. Teknologi-teknologi ini pada umumnya
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan dari sistem standar pada 2G
dimana implementasinya diperlakukan sebagai proses upgrade terhadap
jaringan 2G. Hal ini menyebabkan teknologi-teknologi ini dikelompokkan
sebagai teknologi 2,5G. Sistem berbasis teknologi TDMA pada generasi 2,5G
meliputi teknologi IS-96 yang telah memberikan kecepatan lebih tinggi.
Sistem berteknologi TDMA pada generasi 2G meliputi High Speed Circuit
Swithed Digital (HSCSD), lxEV dan General Packet Radio Service (GPRS).
Teknologi-teknologi tersebut awalnya dikembangkan untuk GSM, tetapi
kemudian diadopsi juga oleh badan standarisasi IS-136. Selain GPRS,
teknologi lainnya adalah IS-95B dan 1S-95C yang merupakan pengembangan
dari CDMA.
Pada tahun 1985, International Telecommunication Union (ITU)
menentukan versi untuk suatu sistem seluler generasi ketiga (3G), pada saat
pertama disebut Future Public Land Mobile Telecommunication System
(FPLMTS) dan kemudian diberi nama Internasional Mobile
Telecommunication-2000 (IMT-2000). ITU menyusun tujuan dari proyek
IMT-2000 dan mengalokasikan rentang frekuensi global.
Untuk meningkatkan kecepatan akses data yang tinggi dan full mobile
maka standar IMT-2000 di tingkatkan lagi menjadi 10 Mbps, 30 Mbps dan
100 Mbps yang semula hanya 2 Mbps pada layanan 3G. Kecepatan akses
tersebut didapat dengan menggunakan teknologi OFDM (Orthogonal
Frequency Division Multiplexing) dan Multi Carrier.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
8
B. GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM)
Penggunaan alokasi frekuensi 900 MHz oleh GSM ini diambil
berdasarkan rekomendasi GSM (Group Special Mobile) yang merupakan
salah satu grup kerja pada Confe'rence Europe'ene Postes des
Telecommunication (CEPT). Namun pada akhirnya untuk alasan marketing
GSM berubah namanya menjadi The Global System for Mobile
Communication, sedangkan standar teknisnya diambil dari European
Technical Standards Institute (ETSI).
GSM pertama kali diperkenalakan di Eropa pada tahun 1991 kemudian
pada akhir 1993 , beberapa negara non Amerika seperti Amerika Selatan ,
Asia dan Australia mulai mengadopsi GSM yang akhirnya menghasilkan
standar baru yang mirip yaitu DCS 1800, yang mendukung Personal
Communiction Service (PCS) pada frekuensi 1,8 Ghz sampai 2 Ghz.
Global System for Mobile atau GSM adalah generasi kedua dari standar
sistem sistem seluler yang tengah dikembangkan untuk mengatasi masalah
fragmentasi yang terjadi pada standar pertama di negara Eropa. GSM adalah
sistem standar selular pertama di dunia yang menspesifikasikan digital
modulation dan network level architectures and service. Sebelum muncul
standar GSM ini, negara-negara di Eropa menggunakan standar yang
berbeda-beda, sehingga pada saat itu tidak memungkinkan seorang pelanggan
menggunakan single subscriber unit untuk menjangkau seluruh benua
Eropa.
Pada awalnya sistem GSM ini dikembangkan untuk melayani sistem
seluler di Eropa dan menjanjikan jangkauan network yang lebih luas seperti
halnya penggunaan ISDN. Pada perkembangaannya sistem GSM ini
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
9
mengalami kemajuan pesat dan menjadi standar yang paling populer di
seluruh dunia untuk sistem seluler.
C. ARSITEKTUR JARINGAN GSM
Jaringan GSM secara garis besarnya dibagi menjadi Mobile Station
(MS), Base Station Sub-system (BSS), Network Sub-system (NSS), dan
Operation and Maintenance Subsystem (OMS).
Gambar 2.1 Arsitektur Jaringan GSM
1. Mobile Station (MS)
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
10
MS merupakan alat komunikasi yang dibutuhkan pelanggan untuk dapat
mengakses layanan yang telah disediakan oleh operator GSM. Mobile Station
terdiri dari :
a. Mobile Equipment (ME) atau Handset
Mobile Equipment (ME) atau handset adalah perangkat GSM
yang berada di sisi pelanggan yang berfungsi sebagai terminal
transceiver (pengirim dan penerima sinyal) untuk berkomunikasi dengan
perangkat GSM lainnya. Secara internasional, ME diidentifikasi dengan
IMEI (International Mobile Equipment Identity) dan data IMEI ini
disimpan oleh EIR untuk keperluan authentikasi, apakah mobile
equipment yang bersangkutan diijinkan untuk melakukan hubungan atau
tidak.
b. Subscriber Identity Module (SIM)
Subscriber Identity Module (SIM) adalah sebuah smart
card yang berisi seluruh informasi pelanggan dan beberapa informasi
layanan yang dimilikinya. Mobile Equipment (ME) tidak dapat digunakan
tanpa ada SIM card di dalamnya, kecuali untuk panggilan emergency
(SOS) dapat dilakukan tanpa menggunakan SIM card. Secara umum,
informasi yang tersimpan di dalam SIM card yaitu :
1) IMSI (International Mobile Subscriber Identity) adalah penomoran
pelanggan yang akan selalu unik di seluruh dunia.
2) MSISDN (Mobile Subscriber ISDN) adalah nomor yang merupakan
nomor panggil pelanggan.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
11
3) Authentication Key (Ki), algoritma authentikasi A3 dan A8, PIN dan
PUK (PIN Unblocking Key).
4) Data network yang bersifat temporer, seperti TMSI (Temporary
Mobile Subscriber Identity), LAI (Location Area Identity), Kc,
Forbidden PLMN.
5) Data yang terkait dengan service, seperti : SMS, setelan bahasa, dan
lain-lain.
Secara functionality, sebuah MS mempunyai fungsi sebagai Radio
Resource Management, Mobility Management, dan juga sebagai
Communication Management.
2. Base Station Subsystem (BSS)
Base Station Subsystem (BSS), atau yang biasa dikenal dengan radio
subsystem adalah penyedia dan pengatur transmisi radio dari sistem selular.
Fungsi utama dari BSS adalah menghubungkan antara MS dengan NSS.
Interface antara MS dengan subsistem lain dari GSM juga diatur melalui
BSS. BSS terdiridari 3 bagian utama, yaitu:
a. Base Transceiver Station (BTS)
BTS berfungsi untuk mengkoneksikan Mobile Station (MS)
dengan Base Station Controller (BSC). Sebuah BTS terdiri dari pemancar
dan penerima radio serta antena. BTS adalah perangkat GSM yang
berhubungan langsung dengan MS. BTS berhubungan dengan MS melalui
air interface atau disebut juga Um Inteface. BTS berfungsi sebagai
pengirim dan penerima (transceiver) sinyal komunikasi dari atau ke MS
yang menyediakan radio interface antara MS dan jaringan GSM. Karena
fungsinya sebagai transceiver, maka bentuk fisik sebuah BTS adalah tower
dengan dilengkapi antena sebagai transceiver. Sebuah BTS dapat meng-
cover area sejauh 35 km. Area cakupan BTS ini disebut juga dengan cell.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
12
Sebuah cell dapat dibentuk oleh sebuah BTS atau lebih, tergantung dari
bentuk cell yang diinginkan. Fungsi dasar BTS adalah sebagai Radio
Resource Management, yaitu melakukan fungsi-fungsi yang terkait
dengan:
1) Menentukan channel ke MS pada saat MS akan melakukan
pembangunan hubungan.
2) Menerima dan mengirimkan sinyal dari dan ke MS, juga mengirimkan
dan menerima sinyal dengan frekuensi yang berbeda-beda dengan
hanya menggunkan satu antena yang sama.
3) Mengontrol power yang ditransmisikan ke MS.
4) Mengontrol proses handover.
5) Frequency Hoping.
b. Base Station Controller (BSC)
BSC merupakan bagian inti dari subsistem BSS. Suatu BSC dapat
dihubungkan ke beberapa BTS, dan dapat mengendalikan sampai dengan
60 kanal pembawa. BSC mempunyai fungsi utama sebagai berikut :
1) Pengaturan pengukuran radio dan parameternya.
2) Pemrosesan informasi pensinyalan.
3) Penanganan perawatan dan perbaikan.
4) Pengwasan alarm.
5) Penyambungan kanal trafik.
Ada tiga buah Network Interface Element (NIE) di dalam BSC, yaitu :
1) Terminal Controller Unit (TCU), yang menyediakan antar muka
dengan BTS. Banyaknya TCU tergantung dari jumlah frekuensi
pembawa di BTS yang dikendalikannya.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
13
2) Digital Trunk Controller (DTC), merupakan terminal dari link 2
MBps ke MSC. Banyaknya DTC tergantung pada besarnya trafik di
dalam BSC tersebut.
3) Central Processor (CPR), merupakan tempat menyimpan program
dan data, mengerjakan berbagai tugas yang menyangkut sistem,
menyediakan fasilitas pemindahan data ke BTS, dan mendukung antar
muka X25 dan RS 232.
Komunikasi antara NIE dengan NIE lainnya dikerjakan melalui
switching matrix, yang mempunyai keistimewaan antara lain pemilihan
jalur secara individu dan pembuatan jalur singkat.
c. Transcoder Rate Adaption Unit (TRAU)
Merupakan antar muka antara BSC dan MSC, yang menangani lalu
lintas percakapan pelanggan dari MSC serta menyediakan fungsi-fungsi
transcoding voice dan adaptasi data yang akan menyesuaikan kecepatan
transmisi pada sisi BSC ke standar kecepetan transmisi pada sisi MSC.
TRAU secara logika merupakan bagian dari BSS, tetapi biasanya
diletakkan di dekat MSC. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas
transmisinya, karena TRAU dapat membagi satu jalur transmisi 64 KBps
menjadi empat jalur transmisi 16 KBps.
3. Network and Switching Subsystem (NSS)
Fungsi utama dari NSS adalah untuk mengatur komunikasi dalam Public
Land Mobile Network (PLMN) dan dengan jaringan telepon eksternal (PSTN
dan PLMN lainnya). NSS mengatur administrasi basis data pelanggan, yang
meliputi :
a. Mobile Switching Center (MSC)
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
14
MSC berfungsi untuk menyediakan dan mengontrol berbagai sistem
yang berhubungan dengan pelanggan selular seperti registration,
authentication, location updating, handovers, call routing dan roaming.
MSC merupakan penghubung (switching) untuk membangun hubungan
panggilan antara satu MS dengan MS yang lainnya baik berada dalam
Public Land Mobile Network (PLMN) sendiri maupun dengan PLMN lain
dan jaringan GSM lainnya. Dalam NSS fungsi pensinyalan untuk MS
dalam suatu area juga dilakukan oleh MSC, sehingga MSC yang bertindak
sebagai titik akses bagi MS melaksanakan call routing panggilan masuk
dan keluar, mengontrol panggilan serta melakukan fungsi pembebanan
biaya (charging). MSC juga berfungsi untuk memproses permintaan
handover antar MSC. Gateway MSC (GMSC) digunakan khusus untuk
interkoneksi dengan jaringan lainnya seperti PSTN, ISDN, dan PLMN
lain.
b. Visitor Location Register (VLR)
Visitor Location Register (VLR) berisi informasi dinamis tentang data
pelanggan dari HLR yang diperlukan untuk pengontrolan panggilan
termasuk lokasi pelanggan yang berada dalam area VLR tersebut. Dalam
penerapannya VLR biasanya terintegrasi dengan MSC. Database VLR ini
hanya akan dipergunakan selama suatu MS terdaftar dalam area VLR
tersebut.
Fungsi kontrol yang dilakukan oleh VLR meliputi pengambilan data
layanan pelanggan dari HLR ketika suatu MS terdaftar dalam VLR dan
menghapus data ketika MS tersebut meninggalkan area VLR.
c. Home Location Register (HLR)
Home Location Register (HLR) merupakan elemen jaringan yang
berisi data utama setiap pelanggan. HLR mengatur informasi lokasi
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
15
pelanggan dalam jaringan, sehingga HLR akan memberitahukan
MSC/VLR untuk menghapus lokasi data pelanggan ketika pelanggan
tersebut telah berpindah area dan terdaftar pada MSC/VLR yang baru.
Secara umum HLR mempunyai tugas utama untuk menyediakan data yang
berhubungan dengan pelanggan dalam penanganan panggilan dan
memberikan informasi call routing kepada GMSC.
Data yang disimpan oleh HLR dapat dikelompokkan menjadi dua
bagian yaitu data permanen (permanent data) dan data sementara
(temporary data).
1) Data permanen (permanen data)
Digunakan untuk tujuan administrasi pelanggan, data permanen
diantaranya adalah International Mobile Subscriber Identity (IMSI),
Mobile Subscriber International ISDN (MSISDN), MS Category,
Supplementary Service (SS), Bearer Capability (BC), Roaming
Restriction.
2) Data sementara (temporary data)
Digunakan untuk penanganan mobilitas pelanggan selama interval
waktu tertentu, data sementara diantaranya adalah Mobile Subscriber
Roaming Number (MSRN), Local MS Identity (LMSI), VLR address,
parameter autentikasi (RAND, SRES dan Kc) dan Message Waiting
Data (MWD) untuk sms.
d. Aunthentication Center (AuC)
Aunthentication Center (AuC) melayani HLR dengan menyampaikan
parameter autentikasi dan pengkodean serta kunci-kunci pengkodean
berdasarkan nomor-nomor yang diberikan, untuk menjamin kerahasiaan
setiap panggilan dan menaikkan tingkat keamanannya.
e. Equipment Identity Register (EIR)
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
16
Equipment Identity Register (EIR) digunakan untuk menyimpan data
peralatan MS berupa International Mobile Equipment Identity (IMEI).
Dengan informasi tersebut MSC dapat memeriksa apakah peralatan yang
digunakan dari pelanggan yang diperbolehkan, sedang diawasi, atau tidak
berhak karena kasus pencurian. Dalam EIR keadaan dan status MS
disimmpan dalam tiga kondisi :
1) Daftar putih (white list) untuk pelanggan yang diperbolehkan.
2) Daftar abu-abu (gray list) untuk pelanggan yang sedang diawasi.
3) Daftar hitam (black list) untuk pelanggan yang tidak diperbolehkan.
4. Operation and Maintenance Subsystem (OMS)
Bagian ini bertangung jawab terhadap operation and maintenance
system GSM. OMS adalah unit fungsi yang bertanggung jawab untuk
memonitor dan mengontrol sistem (totalitas semua elemen jaringan) dan
mengkombinasikan semua fungsi yang diperlukan untuk menjaga konsistensi
fungsional sistem secara global. Yang termasuk fungsi ini adalah :
a. Fungsi yang berhubungan dengan administrasi pelanggan :
1) Administrasi pelanggan dan hubungan.
2) Registrasi pembayaran.
3) Registrasi data untuk kepentingan statistik.
b. Fungsi yang berhubungan dengan security :
1) Memeriksa identitas pelanggan dalam AuC.
2) Melakukan pengkodean data.
3) Memeriksa identitas pesawat dalam EIR.
c. Fungsi Operasi
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
17
Berupa semua aktivitas teknis dan administritif yang diperlukan
karena kondisi eksternal yang dimodifikasi misalnya pengenalan layanan-
layanan baru sebagai reaksi kebutuhan baru.
d. Fungsi pemeliharaan
Berupa semua aktifitas teknis atau administratif yang diperlukan untuk
menjalankan fungsi sistem atau mengembalikan dan memperbaikinya
secepat mungkin setelah terjadi kegagalan.
D. INTERFACE DALAM GSM
Interface (antar muka) dibutuhkan untuk mengenali suatu sistem dengan
sistem yang lainnya. Jika interface tidak bisa dikenali maka komunikasi yang
diinginkan tidak mungkin terjadi. Dalam GSM/DCS terdapat 4 BSS Interface
yaitu Air Interface (Um), A-Bis Interface, A-Ter Interface dan A Interface.
1. Air Interface
Air Interface merupakan interface antara MS (Mobile Station) dan BTS
(Base Transceiver Station). Interface ini digunakan untuk melayani
pertukaran pesan antara BTS dan pengguna melalui frekuensi radio dan
menentukan pesan yang tepat untuk pengguna.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
18
2. A-bis Interface
A-bis Interface adalah interface antara BTS dan BSC. A-bis Interface
adalah sebuah interface PCM 32, sama seperti interface terestrial lainnya di
GSM. Kecepatan transmisi pada A-bis Interface adalah 2,048 Mbps, yang
dibagi dalam 32 kanal dengan kecepatan masing-masing kanal sebesar 64
Kbps. Protokol-protokol di A-bis Interface sangat bersifat vendor spesifik,
konsequensinya sebuah BTS dari pabrikan vendor A tidak bisa dihubungkan
dengan BSC dari pabrikan vendor B. Gambar dibawah ini menunjukkan stack
protokol OSI pada A-bis Interface.
Gambar 2.2 Stack protokol OSI pada A-bis Interface
3. A-ter Interface
A-ter interface adalah jalur antara TRC dan BSC. Pada TRC jalur bicara
ditranskodekan dari 64 Kbps menjadi 16 Kbps. 13 Kbps untuk jalur informasi
dan 3 Kbps untuk in band signalling information.
4. A Interface
A interface adalah interface antara BSC dan MSC. Secara fisik, A
interface terdiri dari satu atau lebih link PCM antara MSC dan BSC, dimana
tiap-tiap link-nya berkapasitas 2 Mbps. A interface dapat dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
19
a. Bagian antara BTS dan TRAU, dimana data yang ditransmisikan masih
dalam bentuk yang dikompres.
b. Bagian antara TRAU dan MSC, dimana data yang ditransmisikan tidak
dalam bentuk yang dikompres.
A interface menggunakan SS7 dengan SCCP sebagai user part-nya.
GSM menggunakan signalling standart yang sudah ada (SS7 plus SCCP)
pada A interface dan sebuah aplikasi baru, yaitu BSSAP (Base Station
Subsystem Application Part). BSSAP dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
Base Station Subsystem Management Aplication Part (BSSMAP) dan Direct
Transfer Application Part (DTAP). Gambar di bawah ini menunjukkan
diagram A interface dalam stack OSI layer.
Gambar 2.3 Diagram A interface dalam stack OSI layer
BSSMAP terdiri dari informasi yang ditransmisikan antara BSC dan
MSC, dimana informasi tersebut diproses oleh BSC. Seperti PAGING,
HND_CMD, dan informasi RESET. Secara umum, BSSMAP mengandung
semua informasi yang dipertukarkan sebagai Radio Resource Management
antara BSC dan MSC, dan juga message yang digunakan sebagai control task
antara BSC dan MSC. DTAP mengandung semua informasi yang
dipertukarkan antara sebuah subsystem NSS dan MS. Pesan-pesan ini
transparan untuk BTS dan meliputi semua informasi yang digunakan untuk
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
20
Mobility Management, kecuali LOC_UPD_REQ, IMSI_DET_IND, dan
CM_SERV_REQ.
E. ALOKASI FREKUENSI GSM
Alokasi frekuensi GSM yang dipakai di sebagian besar dunia yaitu pada
pita 900 MHz, yang dikenal sebagai GSM900, dan pada pita 1800 MHz, yang
dikenal sebagai GSM1800 atau DCS (Digital Communication System),
seperti yang ditunjukkan pada gambar berikut :
Gambar 2.4 Alokasi frekuensi GSM yang sebagian besar digunakan
Frekuensi downlink adalah frekuensi yang dipancarkan oleh BTS-BTS
untuk berkomunikasi dengan MS dan juga menghasilkan apa yang disebut
sebagai coverage footprint operator. Sedangkan frekuensi uplink adalah
frekuensi yang digunakan oleh MS agar bisa terhubung ke jaringan.
Untuk akses uplink, alokasi frekuensi GSM900 yaitu dari 890 MHz
sampai dengan 915 MHz, sedangkan untuk downlink dari 935 MHz sampai
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
21
dengan 960 MHz. Dalam frekuensi GSM900, baik uplink maupun downlink
memiliki alokasi frekuensi yang berbeda, namun dengan penomoran kanal
ARFCN keduanya sama, karena kedua-duanya adalah pasangan kanal duplex
yang dipisahkan selebar 45 MHz.
Lebar pita spektrum GSM900 adalah sebesar 25 MHz dan penomoran
kanal ARFCN-nya dimulai dari 0 dan seterusnya, dengan lebar pita per kanal
GSM adalah 200 KHz (0.2 MHz). Maka, jumlah total kanal untuk GSM900
adalah 25/0.2 = 125 kanal. Namun tidak semua kanal ini dapat dipakai, ada
dua kanal yang harus dikorbankan sebagai system guard band pada kedua
ujung batas spektrum masing-masing yaitu ARFCN 0 di batas bawah dan
ARFCN 125 untuk batas atas. Jadi, ARFCN efektif yang dipakai untuk
GSM900 adalah ARFCN 1 sampai 124.
Pada GSM1800 (DCS) alokasi frekuensi uplink-nya yaitu dari 1710 MHz
- 1785 MHz sedangkan downlink-nya dari 1805 MHz - 1880 MHz dimana
alokasi frekuensi antara uplink dan downlink terpisah selebar 95 MHz.
Dengan demikian, berbeda dengan GSM900, GSM1800 memiliki lebar pita
kurang lebih 3 kali lebih lebar dibanding GSM900. Pada GSM1800
penomoran kanal ARFCN-nya dimulai dari 511 dan berakhir 886 (375 kanal
total, 3 kali lebih banyak dari GSM900) dimana 511 dikorbankan sebagai
system guard band pada ujung bawah dan 886 dipakai sebagai system guard
band pada ujung atas.
F. KOMPONEN UTAMA BTS
1. Power Suply
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
22
Sumber tegangan utama pada sebuah BTS tersebut adalah sumber
tegangan AC. Dimana sumber tegangan ini akan diubah menjadi sumber
tegangan DC menggunakan sebuah alat yang disebut dengan Rectifier. Pada
rectifier ini terdapat sebuah layar untuk mengetahui berbagai hal yang
berhubungan dengan catu daya BTS. Pada umumnya lebih banyak digunakan
untuk melihat arus dan tegangan sumber yang mensupply BTS tersebut pada
saat maintenance dilakukan.
Pada komponen BTS terdapat sebuah cadangan catu daya DC yang dapat
dipakai sebagai power untuk jam kerja BTS tersebut, ketika catu daya dari
sumber AC mati. Dengan adanya cadangan catu daya pada BTS tentu saja
ketika catu daya sumber AC mati, maka catu daya baterai ini akan
memberikan tegangan yang dibutuhkan untuk dapat membuat sebuah BTS
berjalan.
Seperti yang kita ketahui bahwa baterai adalah sebuah penyimpan
tegangan, maka dalam prakteknya baterai tersebut tidak akan bertahan lama
ketika bertugas untuk menggantikan sumber tegangan AC yang mati. Dapat
diperkirakan kekuatan baterai itu sendiri dalam kemampuannya memberikan
tegangan kepada BTS. Baterai yang masih dalam keadaan normal, dapat
memberikan tegangan secara penuh sampai 6 jam lamanya.
Ketika sumber tegangan AC sudah aktif kembali, maka sumber tegangan
AC ini akan mengambil kembali perannya sebagai sumber tegangan utama
BTS. Dan ketika itu pula, tegangan AC ini akan mengisi tegangan baterai
yang telah digunakan sebagai sumber tegangan ketika tegangan AC tersebut
mati.
2. Core atau Inti (COBA / COSA)
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
23
COBA merupakan prosesor yang bekerja dimana dikendalikan oleh
software. Modul atau perangkat Core pada BTS Siemens digunakan sebagai
tempat penyimpanan software dan database, pembangkit waktu (Clock
Generator), Alarm Handling, jalur antarmuka (link Interace) serta menangani
dan megolah pesan.
Jika dalam prakteknya COBA mengalami kerusakan atau error, maka
dalam kasus ini COBA harus diganti dengan yang baru. Dalam proses
pergantian ini harus dilakukan commissioning yang bertujuan untuk meng-
install ulang database pada COBA yang baru. Sedangkan COSA berfungsi
untuk menambah kapasitas koneksi COBA ke CU menjadi maksimal 16 CU
dimana 1 interface PCM30 mampu dibebani 16 TRX ( 1 CU mampu
melayani 1 TRX ).
3. Carrier Unit (CU)
Carrier Unit berfungsi untuk pemrosesan seluruh sinyal analog dan sinyal
digital termasuk pengaturan RF pada suatu Carrier, sedangkan daya yang
dipancarkan tergantung tipe band frekuensi operasi yang digunakan.
Gambar 2.5 Carrier Unit
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
24
Range Frekuensi Daya Output
GSM 900 50
GSM 1800 35
GSM 1900 35
Tabel 2.1 Tipe Band Frekuensi
4. SRAL XD (Siemens Radio Access Low Capacity)
Perangkat ini berfungsi sebagai link radio untuk menyalurkan gelombang
mikro dengan jangkauan pancar tidak lebih dari 50 km.
SRAL XD ini terdiri dari atas 2 bagian :
a. ODU (Outdoor Unit)
ODU adalah sebuah perangkat yang berperan dalam hal propagasi
gelombang radio yang ditransmisikan. ODU terdiri dari antena minilink
yang merupakan perangkat yang berada pada posisi akhir untuk
memancarkan gelombang mikro ke ruang bebas (mengubah gelombang
terbimbing menjadi gelombang ruang bebas). Antena SRAL XD terdiri
atas 2 ukuran yaitu dengan diameter 1,2 m; 1,8 m; 2,4 m serta diameter 3,0
m.
Gambar 2.6 ODU
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
25
b. IDU (Indoor Unit)
Base Band terdiri dari modulator dan demodulator merupakan
interface yang menghubungkan antara IDU dan ODU. Bagian indoor dan
outdoor dihubungkan dengan kabel coaxial.
Gambar 2.7 IDU
5. Duplexer Amplifier Multi Coupler (DUAMCO)
DUAMCO memiliki jenis x : y, yakni 2 : 2, 4 : 2, 8 : 2, dalam sistem
pemancaran yang dihubungkan dengan CU, dengan y = 2 dihubungkan
dengan antena. DUAMCO terdiri dari duplexer yang berfungsi sebagai
pemancar dan penerima antena yang sama. Sebagai tambahan dapat juga
sebagai penyaring untuk sinyal pemancar dan penerima.
DUAMCO beroperasi pada frekuensi yang sama. Bagian penerima terdiri
dari LNA ( Low Noise Amplifier ) dan Power Splitter. LNA meyediakan
sistem suara yang relatif rendah dan terdiri dari dua cabang (untuk
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
26
redundancy). Dalam hal ini sistem penerimaan DUAMCO menurun sekitar 6
dB pada satu amplifier. Power spliter menyalurkan sinyal penerima ke CU.
Bagian pemancar terdiri dari Isolator, Hybrid coupler (dengan head sink)
dan Antenna Supervision Unit (ASU), untuk mendapatkan tegangan
maksimal Voltage Standing Wave Ratio (VSWR). Isolator berfungsi untuk
melindungi bagian dalam dari Power Amplifier (PA) di dalam CU dari
peralatan lainnya, isolator menyediakan required inter-modulation
suppression. Dua perbedaannya yaitu 2:1 dan 4:1 digabungkan hingga
mencapai 4 carrier dalam satu antena.
Tiga peralihan pada Voltage Standing Wave Ratio (VSWR):
a. VSWR<2 : Pengoperasian normal
b. 2<VSWR<3 : peringatan “antenna tidak berfungsi”
c. 3<VSWR :Alarm” antenna salah”
Pada saat “antena salah”, maka lampu LED berwarna merah akan hidup
dan semua modul yang tersambung pada CU secara otomatis akan mati.
Operation & Maintanace (O&M), terdiri dari:
a. Antenna Supervision DUVSWR,
b. Low Noise Amplifier DULNA, dan
c. TMA remote Power Suplay DUDCTMA.
AKATEL SP PurwokertoD309028
Praktik Kerja Lapangan
27
Gambar 2.8 DUAMCO
6. Antena Sektoral
Antena sektoral merupakan antena yang berfungsi untuk menghubungkan
antara MS dengan BTS melalui air interface. Antena sektoral ini mengarah
pada daerah tertentu di sekitar BTS, biasanya terdiri dari 3 buah antena yang
mengarah ke arah yang berbeda satu sama lain.
Gambar 2.9 Antena Sektoral
AKATEL SP PurwokertoD309028