Dasar Perpindahan Panas

download Dasar Perpindahan Panas

of 27

Transcript of Dasar Perpindahan Panas

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    1/27

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Konsep Dasar Perpindahan Kalor

    Perpindahan panas mencakup mengenai perpindahan energi karena perbedaan

    temperatur diantara dua benda atau material. Disamping itu perpindahan panas juga

    meramalkan laju perpindahan panas pada kondisi tertentu.

    Persamaan fundamental didalam perpindahan panas merupakan persamaan

    kecepatan yang menghubungkan kecepatan perpindahan panas sebagai diantara dua

    sistem dengan sifat termodinamis dalamsistem tersebut. Gabungan persamaan

    kecepatan, kesetimbangan energi, dan persamaan keadaan termodinamis

    menghasilkan persamaan yang dapat memberikan distribusi temperatur dan kecepatan

    perpindahan panas. Jadi, pada dasarnya teori perpindahan panas adalah

    termodinamika dengan persamaan kecepatan yang ditambahkan.

    Berbagai konsep, model, dan hukum Thermodinamika dan perpindahan kalor

    dikembangkan dari serangkaian konsep yang di kembangkan dari dunia fisika, model

    khusus, dan juga hukum yang digunakan untuk memecah masalah dari system

    rancangan.

    Oleh karena termodinamika berkisar pada energi maka seluruh sifat-sifat

    termodinamika berkaitan dengan energi. Keadaan atau kondisi termodinamika suatu

    system didefenisikan berdasarkan sifat-sifatnya.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    2/27

    2.1.1 Suhu (t )

    Suhu dari suatu bahan menyatakan keadaan termalnya dan kemampuannya

    untuk bertukar energi dengan bahan lain yang bersentuhan dengannya. Jadi suatu

    bahan yang bersuhu lebih tinggi akan memberikan energi kepada bahan lain yang

    suhunya lebih rendah . Titik acuan bagi skala celcius adalah titik beku air ( 0 C) dan

    titik didih air 100 C .

    Suhu absolute ( T ) adalah derajat diatas suhu nol absolute yang dinyatakan

    dengan dengan Kelvin : ( K ) ; yaitu T= t C + 273. oleh karena itu interval antar

    suhu pada kedua skala suhu tersebut identik maka beda suhu pada suhu Celcius

    dinyatakan dengan Kelvin (K).

    2.1.2 Tekanan (p )

    Tekanan adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida

    per-satuan luas benda yang terkena gaya tersebut.tekanan absolute adalah tekanan

    diatas nol (tekanan yang sebenarnya yang berada diatas nol ): tekanan pengukuran

    ( gauge pressure) diukur atas tekanan atmosfer suatu tempat ( nol tekanan pengukuran

    = tekanan atmosfer ditempat atmosfer ditempat tersebut ).

    Satuan yang dipakai untuk tekanan adalah newton per-meter kuadrat ( N/m ), juga

    disebut pascal (Pa).newton adalah satuan gaya.

    2

    Tekanan atmosfer standart adalah 101.325 Pa = 101,3 kPa.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    3/27

    Tekanan dapat diukur dengan instrument seperti tera-ukur tekanan ( pressure

    gauges) atau manometer yang diperlihatkan secara skematik, dipasang pada suatu

    saluran udara.oleh karena salah satu ujung manometer terbuka ke atmosfer maka

    pergeseran muka air dalam manometer hanya menunjukkan tekanan pengukuran.

    2.1.3 Kalor Spesifik

    Kalor spesifik dari suatu alat bahan adalah jumlah energi yang diperlukan

    untuk menaikkan suhu satu-satuan massa bahan tersebut sebesar 1 K. Oleh karena

    besaran ini dipengaruhi oleh cara proses berlangsung, maka cara kalor ditambahkan

    atau dilepaskan harus disebutkan. Dua besaran yang umum adalah kalor spesifik pada

    tekanan tetap (cp). Besaran yang kedua lebih banyak berguna bagi kita karena banyak

    dipakai pada proses pemanasan dan pendinginan dalam teknik refrigerant dan

    pengkondisian udara.

    Nilai pendekatan untuk kalor spesifik dari beberapa bahan yang penting

    adalah sebagai berikut:

    Udara kering

    Air

    Uap airCp =

    ./88,1

    ./19,4

    ./0,1

    kgkJ

    kgkJ

    kgkJ

    Dengan J melambangkan satuan energi, joule.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    4/27

    2.1.4 Perubahan Temperature.

    Apabila proses dengan tekanan tetap diatas ditambahkan batasan dengan

    meniadakan kerja yang dilakukan terhadap bahan, misalnya pada sebuah compressor

    maka jumlah kalor yang diberikan atau dilepaskan per-satuan massa adalah

    perubahan entalpi dari bahan itu. Tabel dan grafik untuk berbagai bahan sudah

    tersedia. Nilai entalpi ini didasarkan pada sejumlah bidang datar data yang dipilih

    secara bebas. Sebagai contoh, bidang datar data untuk air dan uap air (steam) adalah

    suatu nilai entalpi bagi air pada suhu 0 C . berlandaskan pada bidang datar tersebut

    entalpi air pada suhu 100 C adalah 419,06 kJ/kg dan uap air pada (steam) pada 100

    C adalah 2676 kJ/kg.

    Sifat entalpi dapat juga menyatakan laju pemindahan kalor untuk proses yang

    pada umumnya terjadi penguapan atau pengembunan, misalnya proses didalam ketel

    air atau koil pendingin udara dimana uap air mengembun.

    Entalpi, MJ/kg

    Gambar 2.1 Diagram Rangka Hubungan Tekanan- Entalpi Air

    Sumber: Lit. 7. Halaman, 16

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    5/27

    2.2 Sifat Sifat Cairan Uap

    Umumnya sistem pemanasan atau pendingin menggunakan aliran substansi-

    substansi yang berupa cairan atau uap yang berubah-ubah keadaannya saat menjalani

    pendauran. Contoh dari substansi ini adalah uap air dan refrigran. Oleh karena

    tekanan, suhu, dan entalpi adalah sifat penentu selama perubahan, hubungan antara

    sifat-sifat ini dimuat dalam table atau digambarkan pada grafik misalnya diagram

    hubungan entalpi yang ditunjukkan pada diagram diatas.

    Tiga daerah utama dalam diagram ini adalah (1) daerah cairan bawah dingin

    (subcooled-liquid) pada bagian kiri, (2) daerah cairan uap dibagian tengah, dan (3)

    daerah uap panas-lanjut (superheated-steam) pada bagian kanan. Dalam daerah 1

    hanya terdapat cairan , dalam daerah 3 hanya terdapat uap, dan dalam daerah 2

    terdapat cairan dan uap bersama-sama. Daerah 2 dan 3 dipisahkan oleh garis uap

    jenuh. Bila bergeser dari kiri ke kanan sepanjang garis mendatar dengan tekanan

    konstan, yaitu dari garis cair-jenuh, campuran cairan dan uap berubah dari 100 persen

    cairan ke 100 persen uap.

    Tiga garis suhu konstan yang diperlihatkan pada grafik diatas , untuk t= 50

    C, t= 100 C, dan t= 150 C . air mendidih pada suhu yang lebih tinggi bila tekanan

    lebih tinggi. Untuk tekanan pada 12,3 kPa, air mendidih pada suhu 50 C, tapi pada

    tekanan atmosfer standar yaitu 101 kPa, air mendidih pada suhu 100 C.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    6/27

    Gambar 2.2 Konduktifitas Termal Beberapa Zat Cair

    Sumber: Lit. 3. Halaman, 9

    2.3 Pemanasan Dan Pendinginan

    Pada kebanyakan proses pemanasan dan pendinginan, misalnya pada pemanas

    air dan pada ketel., perubahan beberapa bagian energi diabaikan. Sering kali

    perubahan energi kinetik sebesar 2 /2 dan energi potensial dari titik yang lain

    sebesar 9,81z dapat diabaikan jika terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya

    perubahan entalpi, kerja yang dilakukan atau perpindahan kalor. Apabila dalam

    proses tidak ada kerja yang dilakukan oleh pompa, Kompresor atau mesin,

    maka W = 0. karena itu persamaan energi disederhanakan menjadi:

    q + mh1 = mh2 atau q =m( h2 - h1 )

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    7/27

    artinya, laju perpindahan kalor sama dengan dengan laju aliran massa

    dikalikan dengan perubahan entalpy.

    2.4 Beda Termodinamika Dengan Perpindahan Kalor

    Analisis termodinamika difokuskan pada kondisi kesetimbangan( meramalkan energi yang diperlukan untuk mengubah keseimbangan

    yang satu menjadi sistem keseimbangan yang lain).

    Analisis perpindahan panas difokuskan pada laju perpindahan panas.

    Konsep temperature

    Untuk aliran fluida yang tidak terdapat aliran massa atau aliran arus. Disini

    perpindahan panas terjadi karena adanya perbedaan temperature atau adanya gradien

    panas.

    Konsep tegangan

    Perpindahan panas dapat terjadi tanpa adanya perbedaan temperature.Tetapi

    dengan perbedaan tegangan dapat terjadi perpindahan panas. Contohnya efek yang

    terjadi pada termolistrik.

    Sifat perpindahan panas

    Jika suatu benda yang mengalami kontak termal, maka panas akan mengalir

    dari benda yang temperaturnya lebih tinggi ketemperatur yang lebih rendah.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    8/27

    2.5Mekanisme Perpindahan KalorMekanisme Perpindahan Kalor dibagi menjadi tiga , yaitu :

    Perpindahan Kalor Konduksi

    Perpindahan Kalor KonveksiPerpindahan Kalor Radiasi

    2.5.1 Perpindahan Kalor KonduksiAdanya gradient temperature akan terjadi perpindahan panas. Dalam benda

    padat perpindahan panas timbul karena gerakan antar atom pada temperature yang

    tinggi, sehingga atom-atom tersebut dapat memindahkan panas. Didalam cairan atau

    gas, panas dihantar oleh tumbukan antar molekul.

    Gambar 2.3 Diagram Tempertur Vs Posisi

    Persamaan Dasar Konduksi :

    - q = -kAdX

    dT= T

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    9/27

    Keterangan :

    q = Laju Perpindahan Panas (kj / det)

    k = Konduktifitas Termal (W / cm K atau j / cm sK)

    A = Luas Penampang )( 2cm

    dT = Perbedaan Temperatur ),( 00 FC

    dX = Perbedaan Jarak (m / det)

    T = Perubahan Suhu ),( 00 FC

    Hukum Umum Konduks.Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah perbandingan antara

    laju aliran panas yang melintas permukaan isothermal dan gradient yang terdapat

    pada permukaan tersebut berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik

    dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan hukum fourier, yaitu :

    dA

    dq= - k

    n

    T

    Keterangan :

    A = luas permukaan isothermal )( 2cm n = jarak, diukur normal (tegak lurus) terhadap permukaan (cm, m) q = lajualiran panas yang melintasi permukaan pada arah normal (kj/det) T = temperatur ),( 00 FC K = konduktifitas termal (W / cm K atau j / cm sK)

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    10/27

    Konduktivitas TermalTetapan kesebandingan (k) adalah sifat fisik bahan atau material yang disebut

    konduktivitas termal. Satuan yang digunakan dalam konduktivitas termal adalah

    kal/cm Sk. Untuk mengubah satuan ini ke Btu/ft jam R dikalikan dengan 242,9 dan

    untuk mengubah menjadi W / cm K atau J / cm Sk dikalikan dengan 4,1866.

    Berdasarkan rumusan itu maka dapatlah dilaksanakan pengukuran dalam percobaan

    untuk menentukan konduktifitas termal berbagai bahan. Pada umumnya

    konduktivitas termal itu sangat tergantung pada suhu.

    Daftar Tabel 2.1 Konduktivitas Termal Berbagai Bahan pada C00

    Konduktivitas termal

    Bahan CmW 0./ Btu/h . ft . F

    logam

    perak ( murni )

    tembaga ( murni )

    aluminium ( murni )

    nikel ( murni )

    besi ( murni )

    Baja karbon, 1% C

    Timbal (murni)

    baja karbon-nikel

    ( 18% cr, 8% ni )

    410

    385

    202

    93

    73

    43

    35

    16,5

    237

    223

    117

    54

    42

    25

    20,3

    9,4

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    11/27

    bukan logam

    kuarsa ( sejajar sumbu )

    magnesit

    marmar

    batu pasir

    Kaca, jendela

    Kayu maple atau ek

    Serbuk gergaji

    Wol kaca

    Zat cair

    Air-raksa

    Air

    Amonia

    Minyak lumas, SAE 50

    Freon 12, 22FCCI

    Gas

    Hidrogen

    Helium

    Udara

    Uap air ( jenuh )

    Karbon dioksida

    41,6

    4,15

    2,08-2,94

    1,83

    0,78

    0,17

    0,059

    0,038

    8,21

    0,556

    0,540

    0,147

    0,073

    0,175

    0,141

    0,024

    0,0206

    0,0146

    24

    2,4

    1,2-1,7

    1,06

    0,45

    0,096

    0,034

    0,022

    4,74

    0,327

    0,312

    0,085

    0,042

    0,101

    0,081

    0,0139

    0,0119

    0,00844

    Sumber: Lit. 3. halaman, 7

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    12/27

    2.5.2 Perpindahan Kalor KonveksiPerpindahan panas terjadi secara konveksi dari pelat ke sekeliling atau

    sebaliknya. Perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua yaitu konveksi bebas

    dan konveksi paksa.

    Gambar 2.4 Perpindahan Panas Konveksi

    Konveksi PelatPada konveksi pelat akan mendingin lebih cepat dapat dilihat pada gambar

    berikut:

    Gambar 2.5 Konveksi Paksa

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    13/27

    Keterangan:

    Flow = Aliran (m/detik) U = Koefisien Perpindahan Panas ),/(

    02

    CmW

    U = Koefisien Perpindahan Panas Menyeluruh ),/( 02 CmW q = Laju Perpindahan Panas (kj/det atau W) Tw = Temperatur Dinding ),(0 FC o T = Temperatur Sekeliling ),(0 FC o

    Persamaan Dasar KonveksiTW > T

    q = h A (Tw T )

    Keterangan :

    q = laju perpindahan panas (kj/det atau W) h = koefisien perpindahan panas konveksi ),/( 02 CmW A = luas permukaan )( 22 matauft Tw = temperature dinding ),,(0 KFC o T = temperature sekeliling ),,(0 KFC o

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    14/27

    Prinsip Perpindahan kalor Secara KonveksiPanas yang dipindahkan pada peristiwa konveksi dapat berupa panas laten dan

    panas sensible. Panas laten adalah panas yang menyertai proses perubahan fasa,

    sedang panas sensible adalah panas yang berkaitan dengan kenaikan atau penurunan

    temperature tanpa perubahan fasa.

    Jenis Konveksi Menurut Proses Aliran FluidaJika proses aliran fluida diinduksi oleh pompa atau sistem sirkulasi yang lain,

    maka peristiwa konveksi paksa. Jika aliran fluida yang disebabkan oleh pemanasan,

    maka proses tersebut disebut peristiwa alamiah.

    Laju Perpindahan kalorUntuk menyatakan laju perpindahan panas dinyatakan sebagai fluks kalor

    perhitungannya Didasarkan atas luas perpindahan panas sehingga fluks kalor

    didefenisikan sebagai laju perpindahan panas persatuan luas dengan satuan Btu / jam

    s atau Watt / m 2 atas dasar luas bidang tempat berlangsung-nya aliran kalor.2

    Selanjutnya, fluks kalor dihubungkan dengan perbedaan temperature yang ditentukan

    melalui koefisien perpindahan panas konveksi (konduktans konveksi) h yang

    didefenisikan sebagai berikut :

    A

    q= h T

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    15/27

    Keterangan :

    A

    q= fluks kalor

    h = koefisien perpindahan panas konveksi

    T = perbedaan temperatur

    jika h dan t diketahui , makaA

    qdapat dihitung. Untuk sebuah tahanan

    termal dalam peristiwa konveksi didefinisikan sebagai berikut :

    R = h

    1

    Dimana : R = tahanan termal konvektif

    h = konduktan konvektif

    Daftar Tabel 2.2 Nilai Kira - Kira Koefisien Perpindahan Kalor Konveksi

    h

    Modus CmW 02 ./ FftBtu 02 ..

    Konveksi bebas,T = o30

    Plat vertical, tinggi 0,3 m

    (1 ft) di udara

    Silinder horizontal, diameter 5 cm

    di udara

    Silinder horizontal, diameter 2 cm

    4,5

    6,5

    0,79

    1,14

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    16/27

    dalam air

    Konveksi paksa

    Aliran udara 2 m/s di atas plat

    bujur sangkar 0,2 m

    Aliran udara 35 m/s di atas plat

    bujur sangkar 0,75 m

    Udara 2 atm mengalir di dalam

    tabung diameter 2,5 cm,

    kecepatan 10 m/s

    Air 0,5 kg/s mengalir di dalam

    tabung 2,5 cm

    Air udara melintas silinder

    Diameter 5 cm, kecepatan

    50 m/s

    Air mendidih

    Dalam kolam atau bejana

    Mengalir dalam pipa

    Pengembunan uap air, 1 atm

    Muka vertical

    Di luar tabung horizontal

    890

    12

    75

    26

    3500

    180

    2500-35.000

    5000-100.000

    4000-11.300

    9500-25.000

    157

    2,1

    13,2

    11,4

    616

    32

    440-6200

    880-17.600

    700-2000

    1700-4400

    Sumber: Lit. 3. Halaman, 12

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    17/27

    2.5.3 Perpindahan Kalor RadiasiPerpindahan panas oleh perjalanan foton yang tak terorganisasi. Setiap benda-

    benda terus-menerus memancarkan foton secara serampangan didalam arah,waktu,

    dan energi netto yang dipindahkan oleh foton tersebut, diperhitungkan sebagai panas.

    Persamaan Dasar Radiasi :

    q = A (T1 - T2 )4 4

    Keterangan :

    q = laju perpindahan panas (Kj / menit)

    A = luas permukaan ( )2cm

    = ketetapan Stefan boltzman )/( 2srad

    T1,T2 = temperature permukaan )( 00 FC

    2.5.4 Gabungan Konduksi, Konveksi & RadiasiApabila perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi

    digabungkan maka akan terjadi seperti pada gambar berikut:

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    18/27

    Gambar 2.6 Gabungan Konveksi, Konduksi, Dan Radiasi

    Hubungan PersamaanKalor Yang Dikonduksi = Kalor Radiasi + Kalor Konveksi

    - k AdX

    dT= FE FGA (TW 4 -TS 4 ) + h A (TW-T )

    Keterangan :

    TW = temperatur dinding TS = temperatur sekitar T = temperatur fluida FE = faktor emisivitas FG = faktor bentuk

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    19/27

    2.6Analogi Aliran Panas Dan Aliran ListrikAnalogi aliran panas dan aliran listrik adalah sumber penyebab-penyebab

    terjadinya perindahaan kalor.

    Rumus aliran panas dan aliran listrik:

    Listrik Panas

    i =Re

    V

    A

    q=

    Rth

    T

    Keterangan :

    i = Arus Listrik (Ampere)

    q/A = Arus panas )( 00 FC

    V = Beda Potensial (Volt)

    T = Beda Temperatur )( 00 FC

    Re = Tahanan Listrik ( ohm atau V/A)

    R = Tahanan Panas (ohm)

    2.7Prinsip Dasar Mesin PendinginPada dasarnya tiap-tiap mesin pendingin terdiri atas:

    Motor penggerak Kompresor Saringan

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    20/27

    Pipa kapiler/keran expansi Pipa penguapan (evaporator) dan Refrigerant

    2.7.1Motor pengerak (motorlistrik)

    Dalam sitim kerja mesin pendingin motor listrik sebagai penggerak pada

    kompresor, sedangkan kompresor bertugas untuk menghisap dan menekan refrigerant

    sehingga refrigerant beredardalam unit mesin pendingin. Di sini kompresor dan

    motor listrik benar-benar menjadi satu unit yang tertutup rapat.

    Prinsip kerja mesin pendingin ialah jika motor penggerak berputar maka akan

    memutar kompresornya. Dengan berputarnya kompresor maka refrigerant (yang

    dalam wujud gas) akan naik suhu maupun tekanannya. Hal ini disebabkan molekul-

    molekul dari refrigerant bergerak lebih cepat dan saling bertabrakan akibat adanya

    kompresi.

    Disini berlaku hukum Boyle, pada saat terjadinya kompresi (volume gas diperkecil).

    Gas dimampatkan, maka tekanan gas akan naik. Volume gas berbanding terbalik

    terhadap tekanannya (pada temperatur konstan).

    tan)(tan2211 konsTkonsVPVP

    Dapat disimpulkan bahwa dengan kompresor, suhu dan tekanan gas refrigeran akan

    naik.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    21/27

    2.7.2Saringan

    Biasanya saringan terdiri atas silica gel dan screen. Silica gel fungsinya untuk

    menyerap kotoran, air, sedangkan screen yang terdiri dari kawat kasa yang halus

    gunanya untuk menyaring kotoran dalam sistim, umpamanya potongan timah, karat

    dan lain sebagainya. Jadi dalam sistim tidak ikut mengalir: air, asam, serbuk-serbuk

    atau kotoran-kotoran. Pada kompresor apa bila motornya terbakar, saringan harus

    diganti yang baru. Apabila kotoran-kotoran akibat kawat yang terbakar tersebut

    melewati pipa kapiler atau keran expansi, akan mengakibatkan saluran

    buntu/tersumbat.

    Apabila pipa kapiler/keran expansi (refrigerant control) buntu maka tidak akan

    terjadi proses pendinginan. Waktu menyambung saringan dengan pipa kapiler/keran

    expansi, bagian saringan yang disambung dengan refrigerant control letaknya

    sebaiknya lebih rendah dibandingkan dengan bagian saringan yang disambung

    dengan kondensor agar hanya refrigerant cair saja yang mengalir masuk ke refrigerant

    control.

    2.7.3Pipa Kapiler (keran expansi)

    Pipa kapiler ini gunanya untuk menurunkan tekanan dan mengatur jumlah

    cairan refrigerant yang mengalir, diameter dari pipa kapiler tergantung pada kapasitas

    mesin pendinginnya. Penggunaan pipa kapiler pada mesin pendingin akan

    mempermudah pada waktu startkarna dengan menggunakan pipa kapiler pada saat

    mesin tidak bekerja tekanan pada kondensator dan evaporator cenderung sama. Hal

    ini berarti meringankan tugas kompresor pada waktu start.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    22/27

    Pada waktu keluar dari pipa kapiler (sebelum masuk ke evaporator) suhu dan tekanan

    dari refrigerant menjadi lebih rendah dari semula. Untuk lebih menurunkan suhu

    cairan refrigerant maka dipergunakan sistim penukar panas (Heat Exchanger).

    2.7.4 Katup Ekspansi (Thermostatic Expansion Valve)Thermostatic expansion valve terdiri dari bagian-bagian yang hampir sama

    dengan automatic expansion valve. Tambahannya adalah jarum yang dihubungkan

    dengan flexible metal (bellow/diafragma) kedudukannya diatur oleh sensing bulb

    yang peka terhadap pengaruh panas (secara otomatis).

    Sensing bulb tersebut dipasang pada suction line dihubungkan dengan expansion

    valvenya dengan perantaraan pipa kapiler, jika sensing bulb dingin maka tekanannya

    rendah karena zat yang ada didalamnya sebagian berubah menjadi cair. Akibatnya

    diafragma, jarum bergerak keatas menutup aliran cairan refrigerant. Sebaliknya

    apabila sensing bulb panas, sebagian dari control fluid menguap sehingga tekanannya

    naik, akibatnya diafragma jarum bergerak kebawah membuka aliran cairan

    refrigerant.

    2.7.5 Refrigeran (bahan pendingin)Bahan pendingin adalah suatu zat yang mudah dirubah bentuknya dari gas

    menjadi cair atau sebaliknya, dipakai untuk mengambil panas dari evaporator dan

    membuangnya di kondensor.

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    23/27

    Syarat-syarat untuk bahan pendingin adalah:

    Tidak beracun Tidak dapat terbakar atau meledak sendiri atau bila bercampur dengan udara,

    pelumas dan lain sebagainya.

    Tidak menyebabkan korosi terhadap logam yang dipakai pada sistimpendingin.

    Bila terjadi kebocoran mudah dicari. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah. Mempunyai susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali dimampatkan,

    diembunkan dan diuapkan.

    Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembusan (kondensasi)harus sekecil mungkin.

    Mempunyai panas latent penguapan yang besar agar panas yang diserapevaporator besar jumlahnya, sebaliknya bahan pendingin sedikit.

    Tabel. 2.3 Bahan pendingin didefinisikan dengan angka-angka tersebut dibelakang

    huruf R (refrigerant)

    Nomor

    Refrigerant

    Kode warna

    Cylinder

    Nama dan rumus kimia

    R-11

    R-12

    R-22

    Orange

    Putih

    Biru pucat

    Trichloromonofluoromethane FCCI3

    Dichlorodifluoromethane 22FCCI

    Monochlorodifluoromethane 2CHCIF

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    24/27

    R-500

    R-502

    R-503

    R-504

    R-717

    Kuning

    Ungu muda

    Aqua marine

    Tan

    Perak

    Azeotropic mixture

    Azeotropic mixture

    Azeotropic mixture

    Azeotropic mixture

    Ammonia 3NH

    Sumber: Lit. 4. Halaman

    Untuk setiap mesin pendingin refrigerant yang digunakan berbeda-beda tergantung

    penggunaanya / kapasitas, jenis kompresor dan lain-lainnya. Kadang satu type

    refrigerant cocok untuk penggunaan beberapa penggunaan.

    Domistic refrigerator R-12, R-22 Domistic food freezers R-12, R-22, R-502 Automobile air conditioning R-12 Home air conditioning R-22, R-500

    Publik building air conditioning

    Low capasity R-12, R-22 Medium capasity R-11, R-12, R-22 High capasity R-11, R-12

    Ship board air conditioning R-11, R-12, R-22 Frozen food delivery service R-22 Metal srinking Nitrogen Industral proces R-11

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    25/27

    Pemilihan type dari refigerant yang digunakan pada mesin pendingin sudah

    ditentukan oleh pabrik dengan beberapa pertimbangan. Selain pertimbangan

    mengenai penggunaan / kapasitas seperti telah dijelaskan diatas bahwa juga harus

    dipertimbangkan jenis kompresor yang dipakai.

    2.8 Proses Pendinginan

    Proses mesin pendingin melalui beberapa tahap sebagai berikut:

    2.8.1Kerja Kompresi

    Kerja kompresi (Btu/lb) merupakan perubahan entalpy pada proses dibawah

    ini:

    Gambar.2.7 Daur kompresi uap ideal dalam diagram

    tekanan-enthalpy

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    26/27

    Skema proses pendinginan dapat dilihat pada diagram aliran sebagai berikut:

    Gambar.2.8 Diagram aliran

    Hubungan ini diturunkan dari persamaan aliran energi tetap (steady flow of

    energy):

    det)/(32

    32

    Lhhw

    whqh

    Keterangan:

    h = Entalpi (W/ ),02 Cm q = Perpidahan kalor (Kj/det) w = Kapasitas (L/det)

    2.8.2 Laju pengeluran KalorPelepasan kalor dalam Btu/lb adalah perpindahan kalor dari refrigeran pada

    proses kerja pendinginan. Pengetahuan ini juga berasal dari persamaan aliran energi

    yangsteady, dimana energi kinetik, energi potensial, dan kerja dikeluarkan.

    det)/(34 Kjhhq

    Universitas Sumatera Utara

  • 7/31/2019 Dasar Perpindahan Panas

    27/27

    2.8.3 Dampak Refrigerasi (Re)Dampak refrigerasi dalam Btu/lb adalah kalor yang dipindahkan pada proses

    . Besarnya harga bagian ini adalah sangat penting diketahui karna proses ini

    merupakan tujuan utama dari seluruh sistim.

    21 hh

    12Re hh

    Keterangan:

    - Re = Efek Refrigerasi (Refrigration Effect)

    2.8.4 Koefisien Perstasi (COP)Koefisien prestasi dari dayr kompresi uap ideal adalah dampak refrigerasi

    dibagi dengan kerja kompresi.

    43

    12

    hh

    hhCOP

    Keteranagan :

    - COP = (Coefifisien Of Performance)