Dasar Pendidikan Islam

12
A . PENDAHULUAN 1. Latar belakang masalah Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia begitupun pendidikan islam tentu tidak dapat dipisahkan dari keseharian umat islam. Seperti yang kita ketahui, surat al-alaq ayat 1-5 yang di wahyukan Allah S.W.T pada nabi Muhammad S.A.W melalui malaikat jibril pertama kali mengandung unsur mendidik dan pendidikan, hal tersebut menunjukan bagaimana pendidikan berperan dalam diri manusia yang diciptakan Allah berbeda dengan makhluk lain karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang juga berfungsi untuk belajar atau mengolah pendidikan. Berdasarkan proses penciptaan manusia, manusia merupakan rangkaian utuh antara komponen materi dan immateri ( QS Al Hijr [15]: 26-29). Materi berasal dari tanah ( QS Al mu’minun [23] : 12-14) dan mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya gerak. Sementara unsur immateri yaitu ruh yang ditiupkan oleh Allah mempunyai dua daya yaitu daya piker yang disebut akal dan daya rasa yang berpusat di hati. Untuk membangun daya fisik perlu dibina melaui latihan latihan ketrampilan dan panca indra. Untuk mengembangkan daya akal dapat dipertajam mealui penalaran dan berpikir. Sedang untukmengembangkan daya rasa, dapatdipertajam melalui ibadah. Konsep ini membawa konsekuensi bahwa secara filosofis pendidikan seyogyanya merupakan kesatuan pendidikan yang memfokuskan pada pengembangan kecerdasan piker (rasio, kognitif ) dzikir ( afektif, emosi, hati, spiritual ) dan ketrampilan fisik ( psikomotorik ) 1 Pentingnya pendidikan islam bagi umat muslim, tentu mengharuskan adanya dasar-dasar dalam pendidikan islam yang berstandar dan teratur sehingga dapat menopang tumbuh berkembanya pendidikan islam agar tujuan pendidikan tersebut 1 Wiyani, novan ardi & barnawi, Ilmu Pendidikan Islam ( Jogjakarta, Ar ruzz Media, 2012 ) hlm. 53

description

makalah ilmu pendidikan Islam dasar-dasar pendidikan Islam

Transcript of Dasar Pendidikan Islam

A . PENDAHULUAN

1. Latar belakang masalah

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia begitupun pendidikan islam tentu tidak dapat dipisahkan dari keseharian umat islam. Seperti yang kita ketahui, surat al-alaq ayat 1-5 yang di wahyukan Allah S.W.T pada nabi Muhammad S.A.W melalui malaikat jibril pertama kali mengandung unsur mendidik dan pendidikan, hal tersebut menunjukan bagaimana pendidikan berperan dalam diri manusia yang diciptakan Allah berbeda dengan makhluk lain karena manusia mempunyai akal dan pikiran yang juga berfungsi untuk belajar atau mengolah pendidikan.

Berdasarkan proses penciptaan manusia, manusia merupakan rangkaian utuh antara komponen materi dan immateri ( QS Al Hijr [15]: 26-29). Materi berasal dari tanah ( QS Al muminun [23] : 12-14) dan mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya gerak. Sementara unsur immateri yaitu ruh yang ditiupkan oleh Allah mempunyai dua daya yaitu daya piker yang disebut akal dan daya rasa yang berpusat di hati. Untuk membangun daya fisik perlu dibina melaui latihan latihan ketrampilan dan panca indra. Untuk mengembangkan daya akal dapat dipertajam mealui penalaran dan berpikir. Sedang untukmengembangkan daya rasa, dapatdipertajam melalui ibadah. Konsep ini membawa konsekuensi bahwa secara filosofis pendidikan seyogyanya merupakan kesatuan pendidikan yang memfokuskan pada pengembangan kecerdasan piker (rasio, kognitif ) dzikir ( afektif, emosi, hati, spiritual ) dan ketrampilan fisik ( psikomotorik )[footnoteRef:2] [2: Wiyani, novan ardi & barnawi, Ilmu Pendidikan Islam ( Jogjakarta, Ar ruzz Media, 2012 ) hlm. 53]

Pentingnya pendidikan islam bagi umat muslim, tentu mengharuskan adanya dasar-dasar dalam pendidikan islam yang berstandar dan teratur sehingga dapat menopang tumbuh berkembanya pendidikan islam agar tujuan pendidikan tersebut dapat berjalan dan tercapai sesuai dengan keadaan atau kondisi saat itu serta dengan kaidah islam.

Berdasarkan uraian di atas, kami membuat makalah yang membahas mengenai dasar-dasar pendidikan islam.

2. Rumusan masalah

1.Apa pengertian pendidikan islam ?

2.Apa pengertian dasar pendidikan islam ?

3.Apakah dasar-dasar pendidikan islam ?

3. Tujuan

1.mengetahui pengertian pendidikan islam

2. mengetahui pengertian dasar pendidikan islam

3. mengetahui dasar-dasar pendidikan islam

A. pengertian pendidikan islam

a) . pengertian pendidikan

Menurut kamus Bahasa Indonesia kata pendidikan berasal dari kata didik kemudian mendapat imbuhan pe dan akhiran an maka kata ini mempunyai arti proses atau cara atau perbuatan mendidik. Secara bahasa pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseoran atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaca pengajaran dan pelatihan.

Dalam islam, istilah yang umum digunakan untuk pendidikan yaitu al-tarbiyah, al-talim, dan al, tadib yang mempunyai arti berbeda satu sama lain tetapi akan mempunyai makna sama jika disebut slah satunya karena antar istilah tersebut mewakili istilah lainnya.

Jika merujuk pada kamus bahasa Arab akan ditemukan tiga akar kata untuk istilah tarbiyah. Pertama, rabba-yarbu yang artinya bertambah dan berkembang. Kedua rabiya-yarba yang artinya tumbuh dan berkembang. Ketiga, rabba-yarubbu yang berarti memperbaiki, mengurusi kepentingan, mengatur, menjaga, dan memperhatikan. Apabila al-tarbiyah diidentikkan dengan ar-rabb dan istilah rabbaniyyin disebutkan dalam Al-quran surah Ali Imran [3] ayat 79.

Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.

Dengan mencermati ayat diatas, bisa dipahami bahwa arti al-tarbiyah (sebagai padanan ar-rabbani ) adalah proses transformasi ilmu pengetahuan. Proses rabbani bermula dari proses pengenalan, hafalan, dan ingatan yang belum menjangkau proses pemahaman dan penalaran.[footnoteRef:3] [3: Salim Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam ( Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA, 2012 ) hlm. 31 ]

Dalam buku Ilmu Pendidikan Islam (2004) halaman 4-5 oleh Munardji yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam (2011:3) Istilah tadib berasal dari kata addaba yuaddibu tadiiban yang mempunyai arti antara lain membuatkan makanan, melatih akhlak yang baik, sopan santun, dan tata cara pelaksanaan sesuatu yang baik Kata addaba yang berasal dari kata tadib juga merupakan persamaan kata allama yuallimu taliman. Muaddib yaitu sesorang yang melaksanakan kerja tadib disebut juga muallim, yang merupakan sebutan orang yang mendidik dan mengajar anakyang sedang tumbuh dan berkembang.

Menurut Naquib dalam buku Abd. Halim soebahar, Wawasan Baru Pendidikan Islam (2006:20) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam (2011:4) bahwa kata yang diterjemahkan mendidik adalah addaba masdar (kata benda buatan) nya tadiiban berarti pendidikan.

Istilah talim berasal dari kata dasar aalama yang berarti mengajar dan menjadikan yakin dan mengetahui. Penggunaannya dalam pengajaran, si pengajar berusaha untuk memindahkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya kepada orang yang menerima atau belajar dengan jalan membentangkan, memaparkan dan menjelaskan isi pengetahuan atau ilmu yang diajarkan itu yang dinamakan pengertian.

b) . pengertian islam

menurut agama yang dibawa nabi Muhammad S.A.W untuk menyembah tuhan yang maha esa yakni Allah S.W.T pemakaian bahasa, islam berarti berserah diri kepada Allah.

sesungguhnya agama yang diridhai disisi Allah hanyalah islam. (ali imran:19)

{11} {12}

katakanlah : sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan padanya dalam (menjalankan) agama. Dan aku diperintahkan supaya menjadi orang yang pertama-tama menyerahkan diri. (az-zumar:11-12)

Dengan demikian, islam merupakan sistem ilahi dan dengan sistem itulah Allah menentukan berbagai syariat. Allah menjadikan islam sebagai sistem yang sempurna dan mencakup seluruh sistem kehidupan. Hanya islamlah yang mendapat keridhaan Allah dalam hubungan manusia dengan penciptanya, dengan semesta, makhluk-makhluk lain, dunia-akhirat, masyarakat, istri, suami, dan lain-lain sehingga seluruh ikatan yang dibutuhkan akan teratur. Islam merupakan sistem yang didasarkan atas ketundukan dan penghambaan kepada Allah serta memegang teguh segala hal yang datang dari Rasulullah S.A.W.[footnoteRef:4] [4: An-nahlawi abdurrahman, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat (jakarta, gema insani, 2004) hlm. 24-25]

c) . pengertian pendidikan islam

berdasarkan atas pengertian al-tarbiyah, al-talim, dan al-tadib diatas, para ahli pendidikan islam juga mencoba memformulasikan hakikat pendidikan islam, dan seperti pemaknaan istilah pendidikan, formulasi hakikat pedidikan islam ini juga berbeda satu sama lain.beberapa diantara formulasi tersebut ialah :

1. Muhammad fadlil al-jamaly (1986:3) memberikan arti pendidikan islam dengan upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia sehingga teerbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan dengan akal, perasaan, maupun perbuatan.

2. Muhammad munir mursyi (1977:25) mengatakan bahwa pendidikan islam adalah pendidikan fitrah manusia. Disebabkan islam adalah fitrah maka segala perintah, larangan, dan kepatuhannya dapat mengantarkan mengetahui fitrah ini.

Maka, pendidikan islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, baik individu maupun sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar yang sesuai fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai islamuntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.[footnoteRef:5] [5: Salim Moh. Haitami & Syamsul Kurniawan, op. Cit . hlm. 32-33]

B . Pengertian dasar pendidikan islam

Allah berfirman dalam Al-qur'an surat AR-rum ayat 30 yang mengandung perintah agar manusia dalam mempergunakan fikirannya selalu dilandaskan pada iman yang terarah lurus pada agama Allah S.W.T.

Dalam buku Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (2008:121) yang dikutip mohammad haitami salim dan syamsul kurniawan dalam buku studi ilmu pendidikan islam (2012:35) menuliskan bahwa setiap aktivitas yang disengaja untuk mempunyai tujuan harus mempunyai dasar atau landasantempat berpijak yang kukuh dan kuat. Dasar adalah pangkal tolak suatu aktivitas. Didalam menetapkan dasar suatu aktivitas manusia selalu berpedoman kepada pandangan hidup dan hukum-hukum dasar yang dianutnya karena hal ini yang akan menjadi pegangan dasar didalam kehidupannya.apabila pandangan hidup dan hukum dasar yang dianut manusia berbeda, berbeda pulalah dasar dan tujuan aktivitasnya.

Dasar pendidikan adalah meletakkan pondasi yang kokoh bagi setiap masyarakat untuk dapat melakukan perubahan sikap dan tata laku dengan cara berlatih dan belajar sehingga meski sudah selesai sekolah akan tetap belajar.[footnoteRef:6] [6: https://no3vie.wordpress.com/dasar-pendidikan-pendidikan-dasar/ diakses pada 6 maret 2015]

Pendidikan islam merupakan pengembangan pikiran, penataan perilaku, pengaturan emosional, hubungan peranan manusia dengan dunia ini, sera bagaimana manusia mampu memanfaatkan dunia sehingga mampu meraih tujuan kehidupan sekaligus mengupayakan perwujudannya. Seluruh ide tersebut telah tergambar secara integratif (utuh) dalam sebuah konsep dasar yang kokoh. Islam pun telah menawarkan konsep akidah yang wajib diimani agar dalam diri manusia tertanam perasaan yang mendorongnya pada perilaku normative yang mengacu pada syariat islam. Perilaku yang dimaksud adalah penghambaan manusia berdasarkan pemahaman atas tujuan penciptaan manusia itu sendiri, baik dilkukan secara individual maupun kolektif.[footnoteRef:7] [7: An-nahlawi Abdurrahman, op. Cit. hlm. 34]

C . dasar-dasar pendidikan islam

Jalaludin, dan said usman dalam bukunya, filsafat pendidikan islam;konsep dan perkembangan pemikirannya ( 1999:37) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya ilmu pendidikan islam (2011:36-37) menyebutkan Dasar pendidikan islam identik dengan dasar ajaran islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu Al-quran dan hadits. Kemudian dasar tersebut dikembangkan dalam pemahaman para ulama dan lain sebagainya.

1.Al-quran

Al-quran dijadikan sumber pertama dan utama dalam pendidika islam, karena nilai absolute yang terkandung dari Tuhan. Umat islam sebagai umat yang dianugerahkan tuhan satu kitab al-quran yang lengkap dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal.[footnoteRef:8] [8: Nafis, Muhammad muntahibun, ilmu pendidikan islam (Yogyakarta, teras, 2011) hlm. 37]

Dalam buku abdul mujib dan jusuf mudzakkir, ilmu pendidikan islam (2006:33-38) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya ilmu pendidikan islam (2011:38) Nilai esensi dalam al-quran selamanya abadi dan selalu relevan pada setiap waktu dan zaman, yang terjaga dari perubahan apapun. Perubahan dimungkinkan hanya menyangkut masalah interpretasi mengenai nilai-nilai instrumental dan menyangkut masalah teknik operasional. Sehingga pendidikan islam yang ideal sepenuhnya mengacu pada nilai-nilai dasar al-quran tanpa sedikitpun menyimpang darinya. Hal ini diperlukan karena ada dua isi penting yan diperlukandalam sebuah pendidikan, yaitu mencakup sejarah pendidikan islam dan nilai-nilai normative pendidikan islam.

Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya ilmu pendidikan islam mengutip dari buku ramayulis, ilmu pendidikan islam (1998:14) menyebutkan dalam Al-quran terdapat banyak ajaran yang berisi prinsip-prinsip yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Misalnya saja kisah luqman dalam mengajari anaknya (QS. Lukman:12-19). Cerita ini menggariskan prinsip dalam materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak, ibadah, social, dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tentang tujuan hidup dan dan tentang nilai sutu kegiatan dan amal sholeh. Hal ini mengindikasikan bahwa tujuan hidup harus match dengan tujuan hidup itu sendiri.

2.As-sunnah

Dasar kedua dalam pendidikan islam adalah as-sunnah. Menurut bahasa, sunnah adalah tradisi yang biasa dilakukan atau jalan yang dilalui (al-thariqoh al-maslukah) baik yang terpuji maupun yang tercela. As-sunnah merpakan sesuatu yang dinukilkan kepada nabi S.A.W, berupa perkataan, perbuatan, tqrir atau ketetapannya dan yang lain itu. Amalan yang dikerjakan rosul dalam proses perubahan sikap sehari-hari menjadi sumber pendidikan islam, karena Allah telah menjadikan beliau sebagai teladan umatnya.[footnoteRef:9] [9: Ibid., hlm. 39 ]

Robert l. Gullick mengungkapkan dalam bukunya , Muhammad the educator yang disampaikan dalam buku ilmu pendidikan islam (2006:39) oleh abdul mujib dan jusuf mudzakkir dan dikutip oleh Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya , ilmu penidikan islam (2011:40) menyatakan : Muhammad betul-betul seorang pendidik yang membimbing manusia menuju kemerdekaan dan kebahagiaan yang lebih besar, serta melahirkan ketertiban dan stabilitas yang mendorong perkembangan budaya islam, serta revolusi sesuatu yang mempunyai tempo yang tak tertandingi dan gairah yang menantang. Dari sudut pragmatis, seseorang yang mengangkat perilaku manusia adalah seorang pangeran diantara para pendidik.

3). Kata-kata sahabat (madzhab sahabi)

Sahabat adalah orang yang pernah berjumpa dengan nabi S.A.W dalam keadaan beriman dan mati dalam keadaan beriman juga.

Upaya saabat dalam pendidikan islam sangat menentukan bagi perkembangan pemikiran dewasa ini. Para sahabat memiliki karakteristik yang unik dari kebanyakan orang. Fazlur rahman berpendapat dalam buku ilmu pendidikan islam oleh abdul mujib dan jusuf mudzakir (2006:40) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya ilmu penidikan islam bahwa karakteristik sahabat antara lain : (1) tradisi yang dilakukan para sahabat secara konsepsional tidak terpisah dengan sunnah nabi, (2) kandungan yang khusus dan actual traisi sahabat sebagian besar produk sendiri., (3) unsure kreatif dari kandungan merupakan ijtihad personalyang telah mengalami kristalisasi dalam ijma, yang disebut denan madzhab sahabi (pendapat para sahabat). Ijtihad ini tidak terpisah dari petunjuk nabiterhadap sesuatu yang bersifat spesifik, dan (4) praktik amaliah sahaba identik dengan ijma (konsensus umum)

4). Kemaslahatan umat / sosial (mashlahah al-mursalah)

Dalam buku ilmu pendidikan islam oleh abdul mujib dan jusuf mudzakkir (2006:41) yang dikutip muhammad muntahibun nafis dalam buku ilmu pendidikan islam (2011:43) mashlahah al-mursalah adalah menetapkan undang-undang peraturan dan hukum tentang pendidikan dalam hal-hal yang sama sekali tidak diebutkan dalm nash dengan pertimbangan kemaslahatan hidup bersama, dengan bersendikan asas menarik kemaslahatan atau menolak mudharat melalui penyeldikan terlebih dahulu. Ketetapannya bersifat umum, bukan untuk kepentingan perseorangan serta tidak bertentangan dengan nash dan Ketentuan yang dicetuskan berdasarkan mashlahah al-mursalah dengan memiliki tiga kriteria berikut : (1) apa yang dicetuskan benar-benar membawa membawa kemashlahatan dan menolak kerusakan setelah melalui tahapan observasi dan analisi, misalnya pembuatan tanda tamat (ijasah) dengan foto pemiliknya, (2) kemaslahatan yang diambil merupakan kemaslahatan yag bersifat universal, yang mencakup seluruh lapisan masyarakat, tanpa adanya diskriminasi, misalnya perumusa undang-undang sistem pendidikan nasional dinegara islam atau dineara yang mayoritas penduduknya muslim, (3) keputusan yang diambil tidak bertentangan dengan nilai dasar Al-quran dan as-sunnah. Misalnya, perumusan tujuan pendidikan tidak menyalahi fungsi kehambaan dan kekhalifahan manusia dimuka bumi ini.

5). Tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (urf)

Berdasarkan kutipan Muhammad muntahibun nafis dalam buku ilmu pendidikan islam (2011:44) dari buku ilmu pendidikan islam oleh abdul mujib dan jusuf mudzakkir (2006:42) Tradisi, (urf/adat) adalah kebiasaan masyarakat, baik berupa perkataan, maupun perbuatan yang dilakukan secara kontinu dan seakan-akan merupakan hokum tersendiri, sehingga jiwa tenang dalam melakukannya karena sejalan dengan akal dan iterima oleh tabiat yang sejahtera.dalam konteks tradisi ini, masing-masing tradisi masyarakat muslim memiliki corak tradisi yang unik, yang berbeda antara masyarakat satu dengan masyarakat lain. Sekalipun mereka mempunyai kesamaan agama, tetapi dalam hidup berbangsa dan bernegara akan membentuk cirri unik. Dengan asumsi seperti ini, maka ada penyebutan islam universal dan islam local.[footnoteRef:10] Kesepakatan bersama dalam tradisi apat dijadikan acuan dalam pelaksanaan pendidikan islam. Penerimaan tradisi inimiliki beberapa syarat yaitu : (1) tidak bertentangan dengan ketentuan nash pokok baik Al-quran dan As-sunnah, (2) tradisi yang berlaku tidak bertentangan dengan akal sehat dan tabiat yang sejahtera, serta tidak mengakibatkan kedurhakaan, kerusakan , dan kemunduran. [10: Islam universal adalah islam yang diajarkan Allah dan Rasulnya sebagaimana adanya, yang memiliki nilai esensial dan diberlakukan untuk semua lapisan, misalnya menutup aurat bagi muslim dan muslimah. Sedangkan islam local adalah islam adaptif terhadap tradisis dan budaya masyarakat setempat sebagai hasil interpretasi terhadap islam universal seperti bagaimana bentuk menutup aurat itu, apa memakai celana, sarung, kebaya, atau yang lain. ibid]

6). Hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad)

Ijtihad adalah istilah para ahli fiqih (fuqoha) yang berakar dari kata jahada yang berarti al-masyaqqah (yang sulit) dan badzl al-wusi wal thaqati (pengarahan kesanggupan dan kekuatan). Istilah lain menyebutkan bahwa ijtihad adalah berfikir dengn menggunakan seluruh ilmu yang dimiliki ahli syariat islam untuk menetapkan/menentukan suatu hokum syariat islam dan hal-hal yang ternyata belum ditegaskan hukumnya dalam Al-quran seperti yang dijelaskan zakiyah darojat, dkk, dalam buku ilmu pendidikan islam (2006:21) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya ilmu pendidikan islam (2011:46).

Beberapa imam fiqh yang tergolong mujtahid seperti al-auzai, abu hanifah dan imam malik, dalam buku ramayulis, ilmu pendidikan islam (1998:17) yang dikutip Muhammad muntahibun nafis dalam bukunya, ilmu pendidikan islam (2011:46) pada waktu itu merasa perlu untuk memecahkan permasalahan yang timbul sebagai akibat terjadinya interaksi nilai-nilai budaya adat-istiadat yang berbeda dengan menggunakan ijtihad. Dengan demikian, ijtihad dapat digunakan sebagai sumber pendidikan karena sesuai dengan hikmah islam. Hal ini disebabkan karena AL-quran dan sunnah masih banyak mengandung arti yang umum, sehingga para ahli hkum menggunakan ijtihad untuk menetapkan hukum tersebut.

Berdasarkan proses penciptaan manusia, manusia merupakan rangkaian utuh antara komponen materi dan immateri ( QS Al Hijr [15]: 26-29). Materi berasal dari tanah ( QS Al muminun [23] : 12-14) dan mempunyai daya fisik seperti mendengar, melihat, merasa, meraba, mencium dan daya gerak. Sementara unsur immateri yaitu ruh yang ditiupkan oleh Allah mempunyai dua daya yaitu daya piker yang disebut akal dan daya rasa yang berpusat di hati. Untuk membangun daya fisik perlu dibina melaui latihan latihan ketrampilan dan panca indra. Untuk mengembangkan daya akal dapat dipertajam mealui penalaran dan berpikir. Sedang untukmengembangkan daya rasa, dapatdipertajam melalui ibadah. Konsep ini membawa konsekuensi bahwa secara filosofis pendidikan seyogyanya merupakan kesatuan pendidikan yang memfokuskan pada pengembangan kecerdasan piker (rasio, kognitif ) dzikir ( afektif, emosi, hati, spiritual ) dan ketrampilan fisik ( psikomotorik )[footnoteRef:11] [11: Wiyani, novan ardi & barnawi, Ilmu Pendidikan Islam ( Jogjakarta, Ar ruzz Media, 2012 ) hlm. 53]

A. Kesimpulan

1) pendidikan islam adalah segala upaya atau proses pendidikan yang dilakukan untuk membimbing tingkah laku manusia, baik individu maupun sosial untuk mengarahkan potensi, baik potensi dasar (fitrah), maupun ajar yang sesuai fitrahnya melalui proses intelektual dan spiritual berlandaskan nilai islamuntuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.

2) Aturan atau hukum-hukum islam yang menjadi pijakan pendidikan islam

3) Dasar pendidikan islam ada 6 yakni al-quran sebagai sumber pertama dan utama kemudian as-sunnah dan Kata-kata sahabat (madzhab sahabi), Kemaslahatan umat / sosial (mashlahah al-mursalah), Tradisi atau adat kebiasaan masyarakat (urf) juga Hasil pemikiran para ahli dalam islam (ijtihad).

B. Saran

Sebagai umat muslim yang tentunya mengkaji ilmu pendidikan islam dalam kehidupan sehari-hari, akan mempermudah tercapainya tujuan dari ilmu pendidikan islam, bila kita lebih mendalami apa yang menjadi dasar ilmu pendidikan islam.