Dasar-dasar Kependidikan

14
BAB III PENDIDIKAN PADA ZAMAN INDONESIA MERDEKA

Transcript of Dasar-dasar Kependidikan

BAB III

PENDIDIKAN PADA ZAMAN INDONESIA MERDEKA

Sejarah bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan, yaitu seperti

berikut:

Pada permulaan tahun 1949 terbentuklah Negara Republik Indonesia

Serikat

Pada tanggal 17 Agustus 1950, landasan ideal pendidikan ialah UUD

Sementara Republik Indonesia.

Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945, di

bidang pendidikan ditetapkan Sapta Usaha Tama dan Panca Wardhana

Pada tahun 1965, sesudah peristiwa G-30S/PKI kita kembali lagi

melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.

Undang-undang, Ketetapan MPR, Peraturan danKebijaksanaan dalam Pendidikan.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr.

Suwandi tanggal 1 Maret 1946 nomor 104

Tujuan pendidikan pada saat ini ialah untuk menanamkan jiwa

patriotisme. Dengan semangat patriotisme diharapkan kemerdekaan dapat

dipertahankan dan diisi.

Aturan Umum

Pasal 1 :

Undang-undang ini berlaku untuk pendidikan dan pengajaran di sekolah.

Yang dimaksud dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan

bersama-sama kepada murid-murid yang berjumlah sepuluh orang atau

lebih.

Pasal 2 :

Undang-undang ini tidak berlaku untuk pendidikan dan pengajaran di

sekolah-sekolah agama dan pendidikan masyarakat.

Tentang Tujuan Pendidikan dan

Pengajaran

Pasal 3:

Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia

susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah

air.

Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran

Pasal 4:

Pendidikan pengajaran berdasar atas asas-asas yang termaktub dalam

“Pancasila”, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan atas

kebudayaan kebangsaan Indonesia.

Pasal 7:

1. Pendidikan dan pengajaran taman Kanak-Kanak bermaksud menuntun

tumbuhnya rohani dan jasmani kanak-kanak sebelum ia masuk sekolah

rendah.

2. Pendidikan dan pengajaran rendah bermaksud menuntun tumbuhnya

rohani dan jasmani kanak-kanak, memberikan kesempatan kepadanya

guna menyumbangkan bakat dan kesukaannya masing-masing, dan

memberikan dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan, baik

lahir maupun batin.

Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran

3. Pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan kejujuran) bermaksud

melanjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di

sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing

kesanggupan murid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli

dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan

kebutuhan masyarakat dan/atau mempersiapkannya bagi pendidikan dan

pengajaran tinggi.

4. Pendidikan dan pengajaran tinggi bermaksud member kesempatan kepada

pelajar untuk menjadi orang yang dapat memberi pimpinan di dalam

masyarakat dan yang dapat memelihara kemajuan ilmu dan kemajuan hidup

kemasyarakatan.

5. Pendidikan pengajaran luar biasa bermaksud memberikan pendidikan dan

pengajaran kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan, baik jasmani

maupun rohaninya, supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang

layak.

Tentang Kewajiban Belajar

Pasal 10

1. Semua anak-anak yang sudah berumur 3 tahun berhak dan

yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di

sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.

2. Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan

dari Menteri Agama dianggap telah memenuhi kewajiban

belajar.

3. Kewajiban belajar itu diatur dalam undang-undang yang

tersendiri.

Tentang Pengajaran Agama di

Sekolah Negeri

Pasal 20:

1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama;

orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti

pelajaran tersebut.

2. Cara menyelenggarakan pengajaran agama di sekolah-sekolah

negeri diatur dalam pengaturan yang ditetapkan oleh Menteri

Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan bersama-sama

dengan Menteri Agama.

Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran, dan

Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959.

Sapta Utama :

Penerbitan aparatur dan usaha-usaha Kementrian Pendidikan,

Pengajaran, dan Kebudayaan.

Menggiatkan kesenian dan olah raga.

Mengharuskan “Usaha halaman”.

Mengharuskan penabungan.

Mewajibkan usaha-usaha koperasi.

Mengadakan “klas masyarakat”.

Membentuk “Regu Kerja” di kalangan SLTA dan Universitas.

Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran, dan

Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959.

Pasca Wardhana berisikan segi-segi sebagai berikut :

Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral

nasional/internasional/keagamaan.

Perkembangan Intelegasi.

Perkembangan emosional, artistik atau rasa keharuan dan

keindahan lahir batin.

Perkembangan keprigelan (kerajiana) tangan.

Perkembangan jasmani.

Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966 Tentang

Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan.

Bab II: Tentang Pendidikan

Pasal 3:

Tujuan Pendidikan:

Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan

seperti yang dikehendaki Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.

Pasal 4:

Isi Pendidikan:

•Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan

beragama.

•Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.

•Membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat

KESIMPULAN

Sejak Indonesia merdeka seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan

kesempatan belajar dan memperoleh pendidikan, sebagaimana telah tercantum

dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi: “tiap-tiap

warga negara berhak mendapat pengajaran.” Dengan demikian pembatasan

pemberian pendidikan disebabkan perbedaan agama, sosial-ekonomi dan

golongan yang ada di masyarakat, tidak dikenal lagi sehingga setiap anak

Indonesia dapat memilih kemana dia akan belajar sesuai dengan

kemampuan, bakat, dan minatnya. Semua peraturan, kebijaksanaan, dasar-

dasar pendidikan dan kewajiban belajar telah diatur dan tercantum dalam

Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia.