Dasar-dasar Kependidikan
-
Upload
sheila-ramadani -
Category
Education
-
view
309 -
download
0
Transcript of Dasar-dasar Kependidikan
Sejarah bangsa Indonesia dalam dunia pendidikan, yaitu seperti
berikut:
Pada permulaan tahun 1949 terbentuklah Negara Republik Indonesia
Serikat
Pada tanggal 17 Agustus 1950, landasan ideal pendidikan ialah UUD
Sementara Republik Indonesia.
Pada tahun 1959 Presiden mendekritkan RI kembali ke UUD 1945, di
bidang pendidikan ditetapkan Sapta Usaha Tama dan Panca Wardhana
Pada tahun 1965, sesudah peristiwa G-30S/PKI kita kembali lagi
melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekwen.
Undang-undang, Ketetapan MPR, Peraturan danKebijaksanaan dalam Pendidikan.
Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr.
Suwandi tanggal 1 Maret 1946 nomor 104
Tujuan pendidikan pada saat ini ialah untuk menanamkan jiwa
patriotisme. Dengan semangat patriotisme diharapkan kemerdekaan dapat
dipertahankan dan diisi.
Aturan Umum
Pasal 1 :
Undang-undang ini berlaku untuk pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Yang dimaksud dengan pendidikan dan pengajaran yang diberikan
bersama-sama kepada murid-murid yang berjumlah sepuluh orang atau
lebih.
Pasal 2 :
Undang-undang ini tidak berlaku untuk pendidikan dan pengajaran di
sekolah-sekolah agama dan pendidikan masyarakat.
Tentang Tujuan Pendidikan dan
Pengajaran
Pasal 3:
Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia
susila yang cakap dan warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah
air.
Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran
Pasal 4:
Pendidikan pengajaran berdasar atas asas-asas yang termaktub dalam
“Pancasila”, Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia, dan atas
kebudayaan kebangsaan Indonesia.
Pasal 7:
1. Pendidikan dan pengajaran taman Kanak-Kanak bermaksud menuntun
tumbuhnya rohani dan jasmani kanak-kanak sebelum ia masuk sekolah
rendah.
2. Pendidikan dan pengajaran rendah bermaksud menuntun tumbuhnya
rohani dan jasmani kanak-kanak, memberikan kesempatan kepadanya
guna menyumbangkan bakat dan kesukaannya masing-masing, dan
memberikan dasar-dasar pengetahuan, kecakapan, dan ketangkasan, baik
lahir maupun batin.
Tentang Dasar-dasar Pendidikan dan Pengajaran
3. Pendidikan dan pengajaran menengah (umum dan kejujuran) bermaksud
melanjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengajaran yang diberikan di
sekolah rendah untuk mengembangkan cita-cita hidup serta membimbing
kesanggupan murid sebagai anggota masyarakat, mendidik tenaga-tenaga ahli
dalam berbagai lapangan khusus, sesuai dengan bakat masing-masing dan
kebutuhan masyarakat dan/atau mempersiapkannya bagi pendidikan dan
pengajaran tinggi.
4. Pendidikan dan pengajaran tinggi bermaksud member kesempatan kepada
pelajar untuk menjadi orang yang dapat memberi pimpinan di dalam
masyarakat dan yang dapat memelihara kemajuan ilmu dan kemajuan hidup
kemasyarakatan.
5. Pendidikan pengajaran luar biasa bermaksud memberikan pendidikan dan
pengajaran kepada orang-orang yang dalam keadaan kekurangan, baik jasmani
maupun rohaninya, supaya mereka dapat memiliki kehidupan lahir batin yang
layak.
Tentang Kewajiban Belajar
Pasal 10
1. Semua anak-anak yang sudah berumur 3 tahun berhak dan
yang sudah berumur 8 tahun diwajibkan belajar di
sekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya.
2. Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan
dari Menteri Agama dianggap telah memenuhi kewajiban
belajar.
3. Kewajiban belajar itu diatur dalam undang-undang yang
tersendiri.
Tentang Pengajaran Agama di
Sekolah Negeri
Pasal 20:
1. Dalam sekolah-sekolah negeri diadakan pelajaran agama;
orang tua murid menetapkan apakah anaknya akan mengikuti
pelajaran tersebut.
2. Cara menyelenggarakan pengajaran agama di sekolah-sekolah
negeri diatur dalam pengaturan yang ditetapkan oleh Menteri
Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan bersama-sama
dengan Menteri Agama.
Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran, dan
Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959.
Sapta Utama :
Penerbitan aparatur dan usaha-usaha Kementrian Pendidikan,
Pengajaran, dan Kebudayaan.
Menggiatkan kesenian dan olah raga.
Mengharuskan “Usaha halaman”.
Mengharuskan penabungan.
Mewajibkan usaha-usaha koperasi.
Mengadakan “klas masyarakat”.
Membentuk “Regu Kerja” di kalangan SLTA dan Universitas.
Instruksi Menteri Muda Pendidikan Pengajaran, dan
Kebudayaan No. 1 tanggal 17 Agustus 1959.
Pasca Wardhana berisikan segi-segi sebagai berikut :
Perkembangan cinta bangsa dan tanah air, moral
nasional/internasional/keagamaan.
Perkembangan Intelegasi.
Perkembangan emosional, artistik atau rasa keharuan dan
keindahan lahir batin.
Perkembangan keprigelan (kerajiana) tangan.
Perkembangan jasmani.
Ketetapan MPRS No. XXVII/MPRS/1966 Tentang
Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan.
Bab II: Tentang Pendidikan
Pasal 3:
Tujuan Pendidikan:
Membentuk manusia Pancasilais sejati berdasarkan ketentuan-ketentuan
seperti yang dikehendaki Pembukaan UUD 1945 dan isi UUD 1945.
Pasal 4:
Isi Pendidikan:
•Mempertinggi mental, moral, budi pekerti dan memperkuat keyakinan
beragama.
•Mempertinggi kecerdasan dan keterampilan.
•Membina/memperkembangkan fisik yang kuat dan sehat
KESIMPULAN
Sejak Indonesia merdeka seluruh rakyat Indonesia berhak mendapatkan
kesempatan belajar dan memperoleh pendidikan, sebagaimana telah tercantum
dalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 yang berbunyi: “tiap-tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran.” Dengan demikian pembatasan
pemberian pendidikan disebabkan perbedaan agama, sosial-ekonomi dan
golongan yang ada di masyarakat, tidak dikenal lagi sehingga setiap anak
Indonesia dapat memilih kemana dia akan belajar sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya. Semua peraturan, kebijaksanaan, dasar-
dasar pendidikan dan kewajiban belajar telah diatur dan tercantum dalam
Undang-undang Dasar 1945 Republik Indonesia.