Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas...

6
ETIKA POLITIK (A-POL-6) Dasar-dasar Etika dan Kepentingan Bagi Ahli Politik: Studi Aplikasi di Jajaran Elit Kekuasaan Dosen Pengampu: Amin Heri Susanto, LC, MA, Ph.D. Disusun oleh: Kelompok 3 Alvian Dwiguntara Putra (125120502111001) Febin Ramadhan (125120500111007 ) Mediyan Maisur Leo FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

description

dasar - dasar etika

Transcript of Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas...

Page 1: Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas Makalah_Etika Politik_Semester 6)

ETIKA POLITIK (A-POL-6)

Dasar-dasar Etika dan Kepentingan Bagi Ahli Politik: Studi Aplikasi

di Jajaran Elit Kekuasaan

Dosen Pengampu:

Amin Heri Susanto, LC, MA, Ph.D.

Disusun oleh:

Kelompok 3

Alvian Dwiguntara Putra (125120502111001)

Febin Ramadhan (125120500111007 )

Mediyan

Maisur

Leo

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2015

Page 2: Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas Makalah_Etika Politik_Semester 6)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perpolitikan di Indonesia sudah di mulai sejak sebelum Indonesia merdeka dimana

perpolitikan tersebut dimulai ketika zaman pra kemerdekaan (pergerakan nasional) hingga

sekarang (reformasi). Di mana dinamika politik di Indonesia terjadi pasang surut seiring

dengan perubahan rezim yang berjalan di Indonesia. Di mana jika kita lihat sejarah, tidak

sedikit orang berpolitik dengan menghalalkan segala cara. Hal ini di buktikan pada zaman

Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto, di mana dalam berpolitik beliau dapat

mempertahankan kekuasaannya selama tiga puluh dua tahun dimana dalam setiap

pemilihan umum, partai yang mendukungnya yaitu partai Golkar selalu memenangkan

pemilihan umum tersebut.

Sehingga, bisa kita lihat bahwa perpolitikan di Indonesia ini, sarat akan adanya

kepentingan-kepentingan yang ada pada setiap oknum partai yang ada didalamnya dan juga

etika para pejabat yang ada juga tidak mencerminkan perilaku politik yang sebagaimana

mestinya. Hal ini juga terjadi di masa sekarang dimana banyak sekali terjadi tindak pidana

korupsi yang menjerat para pemimpin-pemimpin kita. Maka pada saat ini, banyak

masyarakat yang menstigmakan politik, penuh dengan intrik, perilaku kotor dan tak terpuji,

kebohongan dan bahkan kekerasan.

Kesan negatif diatas senada dengan pendapat dari Boni Hargens, yang mengatakan

bahwa dewasa ini praktik politik di Indonesia dijalankan tanpa mengindahkan kaidah moral,

sehingga kekuasaan berjalan di luar koridor etika.1 Akibatnya, politik menjadi ranah yang

penuh dengan prakti-praktik kotor seperti korupsi, kolusi, nepotisme, janji-janji kosong,

hingga tindakan saling sikut dan intimidasi. Kesan ini juga dikuatkan oleh hasil dari berbagai

lembaga survei yang mengatahan bahwa institusi-institusi politik sebagai salah satu tempat

terkorup di negara ini.

Namun, kesan negatif yang timbul terhadap perpolitikan di Indonesia tidak lantas bahwa

politik menjadi wilayah yang bisa dihapuskan sama sekali dari kehidupan bermasyarakat di

negeri ini. Politik tetap menjadi wilayah yang dibutuhkan dan tidak sepenuhnya bisa

1 Boni Hargens, “Mengapa Politik Tidak Etis?”, dalam Harian Seputar Indonesia, www.seputar-indonesia.com/edisicetak/opini-sore/mengapa-politik-tidak-etis, diakses tanggal 13 Maret 2015

Page 3: Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas Makalah_Etika Politik_Semester 6)

ditinggalkan. Hal ini ditegaskan oleh Aristoteles bahwa manusia menurut kodratnya

merupakan zoon politicon, yaitu makhluk yang hidup dalam polis.2 Polis ini adalah sebuah

relasi-relasi sosial dan politik yang berlangsung di antara masyarakat. Jadi bisa dikatakan

bahwa politik merupakan keniscayaan yang takterelakkan bagi manusia yang hidup sebagai

makhluk sosial. Sehingga ketika seseorang berhadapan dengan sekelompok manusia yang

hidup bersama dalam sebuah kelompok maka di saat itulah ia berhadapan dengan politik

dan pada saat yang sama pula ia bisa menemukan hubungan khusus antara antara manusia,

seperti aturan, kewenangan atau kekuasaan.3

Dengan demikian, politik yang muncul di dalam kehidupan masyarakat dapat dilihat dari

dua sisi, di mana dari segi positif politik dianggap penting guna menopangkehidupan

manusia dalam bermasyarakat, disisi negatif, politik penuh dengan berbagai praktek kotor

dan amoral. Maka, agar kedepannya politik dapat diterima oleh masyarakat, kemudian

dicarikanlah sebuah solusi bagaimana sisi negatif tersebut dapat berubah menjadi sisi

positif. Dengan kata lain, perubahan yang perlu diupayakan adalah perubahan menuju

tatanan politik yang berkeadaban,4 sehingga politik bisa menopang kehidupan

bermasyarakat, khususnya di Indonesia.

Solusi yang dapat diwujudkan agar tatanan politik di Indonesia ialah dengan

menempatkan dimensi moral dan etika sebagai dasar rasionalitas kegiatan politik. Etika

politik menjadi penting karena pada dasarnya dunia perpolitikan bukanlah dunia yang kotor,

melainkan dunia yang luhur, dikarenakan subyek yang mengurus dan obyek yang diurus di

dalamnya adalah manusia, sehingga norma-norma moral dan prinsip-prinsip etika

hendaknya menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari perpolitikan itu sendiri. Kemudian

juga masyarakat selaku sebagai pengawas berjalannya perpolitikan juga harus mengerti

tentang berbagai macam kepentingan-kepentingan yang ada dalam tatanan politik yang ada

di Indonesia. Namun dalam mempelajari etika tersebut sebelumnya pasti ada dasar-dasar

awal yang menjadi pondasi dari etika tersebut. Maka dalam makalah ini, penulis akan

membahas tentang dasar-dasar etika dan kepentingan yang keudian juga akan membahas

sebuah studi kasus terkait dengan etika dan kepentingan tersebut.

2 Kees Bartens, 1975, Sejarah Filsafat Yunani: Dari Thales ke Aristoteles. Yogyakarta: Kanisius, hlm 1663 Stephen K. Bailey, 1973, American Politics And Goverment, Washington DC: Voice of America Forum Lectures, hlm 64 Nurcholish Madjid, 1999, Cita-cita Politik Islam di Era Reformasi, Jakarta: Paramadina, hlm 26

Page 4: Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas Makalah_Etika Politik_Semester 6)

1.2 Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas maka penulis dapat merumuskan suatu masalah

sebagai berikut :

- Apakah yang dimaksud dengan dasar-dasar etika?

- Apakah yang dimaksud dengan kepentingan politik?

1.3 Tujuan

- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan dasar-dasar etika

- Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan kepentingan politik

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: Dasar-dasar Etika Dan Kepentingan Bagi Ahli Politik_Studi Aplikasi Di Jajaran Elit Kekuasaan (Tugas Makalah_Etika Politik_Semester 6)

2.1 Dasar-Dasar Etika